AKUNTANSI KEUANGAN
XI AKUNTANSI
OLEH :
KURNIYANTI PUJI HANDINI, S.E., M.Pd
KOMPETENSI DASAR:
Pengetahuan :
3.3 Menganalisis metode langsung dan metode cadangan untuk piutang tidak tertagih
Keterampilan :
4.3 Melakukan pencatatan metode langsung dan metode cadangan untuk piutang tidak
tertagih
INDIKATOR PEMBELAJARAN :
Pengetahuan :
1. Menjelaskan metode langsung dan metode cadangan untuk piutang tidak tertagih
2. Menghitung metode langsung dan metode cadangan untuk piutang tidak tertagih
Keterampilan :
1. Menyusun laporan neraca untuk perusahaan manufaktur
TUJUAN PEMBELAJARAN :
a. Pengetahuan
Setelah menggali informasi dan berdiskusi, peserta didik dapat:
1. Menjelaskan metode langsung dan metode cadangan untuk piutang tidak
tertagih dengan benar.
2. Menghitung metode langsung dan metode cadangan untuk piutang tidak
tertagih dengan tepat dan benar.
b. Keterampilan
Setelah mempelajari materi persamaan dasar akuntansi, peserta didik dapat :
1. Mengaplikasikan pencatatan metode langsung dan metode cadangan untuk
piutang tidak tertagih dengan tepat dan benar.
Materi Pokok :
1. Ruang Lingkup Piutang Tak Tertagih
Dalam praktik akuntansi terutama untuk basis akrual, timbulnya utang dan piutang
merupakan hal yang wajar dan biasa terjadi. Untuk piutang, biasanya timbul karena
kebijakan kredit dari perusahaan dalam penjualan barang atau jasa perusahaan kepada
pihak lain. Namun, terkadang terjadi suatu keadaan tidak tertagihnya sebagian piutang
oleh perusahaan, hal ini merupakan konsekuensi dari kebijakan kredit yang biasanya
dilakukan oleh perusahaan yang bertujuan meningkatkan penjualan barang atau jasa
perusahaan, Hendriksen dan Breda dalam Sugiri dan Sumiyana (2005) mengungkapkan
tidak tertagihnya piutang mencerminkan aliran keluar (outflow) aktiva atau aset sebagai
upaya untuk memperoleh pendapatan (revenue).
Oleh karena itu, piutang tak tertagih dikategori sebagai biaya (expense). Meskipun
begitu, terdapat pandangan teoretis bahwa piutang tak tertagih (bad debt) diakui sebagai
pengurang penjualan, serupa dengan perlakuan potongan penjualan dan retur penjualan.
Untuk penaksiran kerugian dari piutang tak tertagih biasanya digunakan dua metode
yaitu:
a. Metode langsung, atau metode penghapusan langsung yang mengakui rugi pada
saat telah terjadi penghapusan piutang dengan mendebit Biaya Piutang tidak
tertagih dan mengkredit Piutang Usaha, namun metode ini hanya diperbolehkan
apabila jumlahnya tidak material.
b. Metode cadangan, yang mengakui rugi piutang tak tertagih pada periode
penjualan kredit yang sedang berjalan dengan cara menaksir dan bukan pada saat
periode dihapusnya piutang.
1. Metode Langsung
Metode ini kerap digunakan terutama oleh perusahaan yang memiliki
bidang usaha seperti restoran, hotel, rumah sakit, kantor pengacara, kantor
akuntan publik dan toko eceran dengan skala bisnis yang relatif kecil.
Faktor- faktor atau perihal yang membuat metode hapus langsung ini
dipakai adalah :
Terdapatnya sebuah situasi yang dimana memang sangat tidak
memungkinkan bagi perusahaan untuk mengestimasi besarnya piutang
usaha yang tidak dapat ditagih sampai dengan akhir periode
Khusus bagi perusahaan yang menjual sebagian besar barang atau
jasanya secara tunai, sehingga jumlah beban atas piutang usaha yang tidak
dapat ditagih boleh dibilang sangat tidak material.
Ketika metode hapus langsung digunakan, beban kredit macet atau beban
piutang yang tidak dapat ditagih hanya akan dicatat atau diakui apabila benar-
benar telah terjadi pelanggan tertentu yang menyatakan tidak bisa membayar
bukan berdasarkan pada kerugian estimasi. Jadi pada saat perusahaan
mendapati bahwa pelanggan tertentunya tidak bisa membayar maka pada saat
itulah perusahaan akan menghapus langsung piutang usahanya atas pelanggan
tertentu disebelah kredit (tanpa melakukan pencadangan terlebih dahulu) dan
membebankannya di sebelah debet sebagai beban kredit macet atau beban
piutang yang tidak dapat ditagih.
2. Metode Cadangan
Untuk metode cadangan penaksiran jumlah piutang yang tidak dapat ditagih
dilakukan pada akhir periode ketika perusahaan akan menyusun laporan keuangan
untuk digunakan pada periode tersebut.
Metode ini digunakan apabila kerugian piutang cukup besar jumlahnya. Tiga hal
yang penting berkaitan dengan metode cadangan yaitu: 1) Piutang yang tidak tertagih
ditaksir jumlahnya terlebih dahulu dan diakui sebagai biaya pada periode penjualan,
bila piutang tak tertagih berasal dari tahun 2010 maka kerugian piutang diakui pada
tahun 2010 juga. 2) Taksiran kerugian piutang dicatat dengan mendebet kerugian
piutang dan mengkredit cadangan kerugian piutang melalui jurnal penyesuaian. 3)
Piutang yang benar-benar tidak dapat ditagih dicatat dengan mendebet rekening
cadangan kerugian piutang dan mengkredit rekening piutang usaha pada saat suatu
piutang itu dihapus dari pembukuan.
Ada dua dasar yang biasa digunakan untuk menentukan jumlah kerugian piutang
tak tertagih, yaitu:
a. Pendekatan Laporan Laba
Pada pendekatan ini, perhitungan taksiran piutang tak tertagih
mendasarkan pada penjualan selama satu periode pelaporan. Untuk memperoleh
jumlah taksiran biasanya dilakukan dengan cara mengalikan prosentase tertentu,
dengan jumlah penjualan pada periode tersebut.
Untuk memperoleh prosentase piutang tak tertagih dengan menggunakan
cara menghitung perbandingan piutang yang tak tertagih atau yang dihapus
dengan jumlah penjualan tahun lalu kemudian tinggal disesuaikan dengan periode
yang berjalan. Secara logika piutang tak tertagihmuncul karena penjualan kredit,
oleh karena itu akan lebih baik jika piutang tak tertagih dihitung dengan
menggunakan dasar penjualan kredit. Namun pada praktiknya pemisahan antara
penjualan kredit dan debit dapat menimbulkan pekerjaan tersendiri, maka untuk
praktisnya prosentase piutang tak tertagih bisa menggunakan dasar jumlah
penjualan periode berjalan.
Contoh: Penjualan kredit tahun 2013 adalah Rp 20juta. Berdasarkan pada
pengalaman tahun-tahun sebelumnya manajemen menaksir risiko piutang tak
tertagih adalah 5% dari jumlah penjualan kredit, sehingga biaya piutang tak
tertagih untuk tahun 2013 adalah Rp 1 juta (5% x 20 juta). Jurnal penyesuaian
untuk mencatat taksiran tersebut pada akhir tahun 2013 adalah:
Jumlah taksiran piutang tak tertagih dinaikan sampai prosentase tertentu dari
saldo piutang akhir periode. Untuk memperoleh cadangan piutang tak tertagih
yaitu dengan mengalikan prosentase tertentu terhadap saldo piutang akhir
periode, setelah itu hasil perhitungan tadi dikurangi atau ditambah dengan
saldo rekening piutang tak tertagih. Misalkan pada 31 Des 2013 rekening
piutang sebesar 20 juta dan rekening cadangan piutang tak tertagih
menunjukkan saldo kredit sebesar 250.000.