Anda di halaman 1dari 41

AKUNTANSI

PERSEDIAAN
KOMPETENSI DASAR

3.8. Menerapkan pencatatan persediaan


4.8. Melakukan pencatatan persediaan
A. Pengertian Persediaan
Persediaan (inventory) dalam akuntansi
merupakan barang-barang yang disimpan
sementara untuk dijual kembali atau
digunakan untuk memproduksi barang-
barang yang akan dijual dalam suatu usaha
B. Metode Pencatatan Persediaan
1. Metode Fisik/berkala (phisical method/periodic method)
Dalam metode fisik penetapan persediaan dilakukan pada
akhir periode akuntansi dengan cara mengukur, menimbang,
dan menghitung barang tersebut untuk ditetapkan harga
pokoknya

2. Metode perpetual/terus menerus


Dalam metode perpetual persediaan dilakukan untuk setiap
jenis barang yang ada sehingga setiap saat dapat diketahui
kuantitas dan harga pokok persediaan tiap jenis barang
tersebut
Contoh 1
Jawab:
C. Metode Penilaian Persediaan

1. Penilaian persediaan dengan metode fisik meliputi:


a) Tanda pengenal Khusus/Identifikasi khusus
b) Metode rata-rata (Average method)
c) Metode FIFO/MPKP (First In First Out/ Masuk Pertama Keluar Pertama)
d) Metode LIFO/MTKP (Last In First Out/Masuk Terakhir Keluar Pertama)
e) Persediaan Dasar/Basic Stock
2. Penilaian Dasar (Basic Stock)
a) Metode rata-rata bergerak
b) Metode FIFO/MPKP
c) Metode LIFO/MTKP
3. Penilaian persediaan dengan metode taksiran meliputi:
a) Metode laba bruto (Gross profit method)
b) Metode harga eceran (Retail inventory method)
4. Penilaian persediaan dengan metode nilai pengganti yaitu:
Nilai terendah antara harga pokok dan harga pasar
Penilaian Persediaan Dengan Metode Fisik

1.a.Dalam
Metodemetode
identifikasi khusus
identifikasi khusus
setiap pembelian barang diberi
tanda pengenal khusus untuk
memudahkan penentuan harga
pokoknya
Contoh 2:

Data persediaan perusahaan “Sukses”per 31 Maret 2008:


Maret 1 : Persediaan 250 unit @Rp. 600,00
Maret 4 : Pembelian 100 unit @Rp. 650,00
Maret 8 : Pembelian 450 unit @Rp. 550,00
Maret 19 : Pembelian 300 unit @Rp. 675,00
Maret 25 : Pembelian 120 unit @Rp. 625,00
Jumlah : 1.220 unit
Dijual : 920 unit
Persediaan 31 Maret 300 unit

Apabila dari tanda pengenal khusus yang terdapat dalam persediaan 31 Maret 2008
terdiri atas:
100 unit dari pembelian tanggal 8 Maret 2008
150 unit dari pembelian tanggal 19 Maret 2008
50 unit dari pembelian tanggal 25 Maret 2008

Diminta:
a. Hitunglah harga pokok persediaan menurut metode identifikasi khusus per 31 Maret
2008
b. Hitunglah harga pokok penjualan menurut metode identifikasi khusus
Jawab:
a. Harga pokok persediaan per 31 Maret 2008
100 unit @ Rp. 550,00 = Rp. 55.000,00
150 unit @ Rp. 675,00 = Rp. 101.250,00
50 unit @ Rp. 625,00 = Rp. 31.250,00
Jumlah = Rp. 187.500,00

b. Harga pokok penjualan


Maret 1 : persediaan 250 unit @Rp. 600,00 = Rp. 150.000,00
Pembelian selama bulan Maret 2008
Maret 4 : 100 unit @Rp. 650,00 = Rp. 65.000,00
Maret 8 : 450 unit @Rp. 550,00 = Rp. 247.500,00
Maret 19 : 300 unit @Rp. 675,00 = Rp. 202.500,00
Maret 25 : 120 unit @Rp. 625,00 = Rp. 75.000,00
Jumlah pembelian Rp. 590.000,00
Barang yang tersedia untuk dijual Rp. 740.000,00
Harga pokok persediaan 31 Maret 2008 Rp. 187.500,00
Harga pokok penjualan Rp. 552.500,00
1.b. Metode rata-rata (Average
Penentuan harga pokok rata-rata dapat
method)
dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu:
Metode rata-rata sederhana
Harga rata-rata per unit:

Rp. 600,00 + Rp. 650,00 + Rp. 550,00 – Rp. 675,00 Rp. 3.100,00
= = Rp. 620,00
5 5

a. Harga pokok persediaan per 31 Maret 2008 = 300 x Rp. 620,00 = Rp. 186.000,00

b. Harga pokok penjualan = Rp. 740.000,00 – Rp. 186.00,00 = Rp. 554.000,00


Metode rata-rata tertimbang
(weighted average method)
1.c. Metode FIFO/MPKP
(Masuk
Metode Pertama
FIFO adalahKeluar
metodePertama)
penentuan
persediaan yang didasarkan pada
asumsi/anggapan bahwa barang yang
pertama masuk ke dalam gudang yang
dikeluarkan pertama dari gudang untuk
dijual

contoh: penentuan harga pokok


persediaan dengan menggunakan
metode FIFO sistem fisik
Contoh 3:

Data persediaan “Perusahaan Mekar”per 30 Juni 2008


Persediaan 1 Juni 2008 = 200 unit @Rp. 1.000,00
Pembelian selama bulan Juni 2008
Juni 3 : 800 unit @Rp. 1.200,00
Juni 9 : 900 unit @Rp. 950,00
Juni 15 : 1.000 unit @Rp. 1.050,00
Juni 29 : 650 unit @Rp. 1.250,00

Penjualan selama bulan Juni 2008:


Juni 4 : 550 unit
Juni 12 : 350 unit
Juni 20 : 1.650 unit

Diminta:
Hitunglah harga pokok persediaan 30 Juni 2008 dengan menggunakan metode FIFO
Persediaan 1 Juni 2008 200 unit @Rp. 1.000,00 = Rp. 200.000,00
Pembelian bulan Juni 2008 3.350 unit = Rp. 3.677.500,00
Barang siap dijual 3.550 unit = Rp. 3.877.500,00
Penjualan 2.550 unit
Persediaan 30 Juni 2008 1.000 unit

Harga pokok persediaan 30 Juni 2008


Pembelian 29 Juni = 650 unit @Rp. 1.250,00 = Rp. 812.500,00
Pembelian 15 Juni = 350 unit @Rp. 1.050,00 = Rp. 367.500,00
1.000 unit Rp. 1.180.000,00
1.d. Metode LIFO/MTKP
Metode LIFO adalah metode penentuan
(Masuk Terakhir Keluar Pertama)
persediaan yang didasarkan pada
asumsi/anggapan bahwa barang yang
terakhir masuk ke gudang yang
dikeluarkan pertama dari gudang untuk
dijual

contoh: penentuan harga pokok


persediaan dengan menggunakan
metode LIFO fisik
Soal Contoh 3:
Hitunglah harga pokok persediaan 30 Juni 2008 dengan menggunakan metode LIFO
fisik

Jawab:
Persediaan 30 Juni 2008 = 1.000 unit
Harga pokok persediaan 30 Juni 2008
Persediaan 1 Juni 2008 100 unit @Rp. 1.000,00 = Rp. 200.000,00
Pembelian 3 Juni 2008 800 unit @Rp. 1.200,00 = Rp. 960.000,00
1.000 unit Rp. 1.160.000,00
Persediaan Dasar (Basic Stock) adalah
1.e. Persediaan Dasar (Basic Stock)
Metode Persediaan Besi (Basic Stock
Method) adalah metode yang berasumsi
bahwa perusahaan memerlukan suatu jumlah
persediaan minimum untuk menjaga
kontinuitas usahanya.

Jumlah persediaan dasar/besi dinilai dengan


harga pokok yang tetap sedangkan selisih
antara jumlah barang yang ada dengan
jumlah persediaan besi dinilai dengan harga
pada saat tertentu
Contoh 4:

PT. Bima menetapkan persediaan dasar atau persediaan besi sebesar 1.500 unit dengan
harga pokok Rp. 500,00 per unit. Pada tanggal 31 Desember 2008 berdasarkan
perhitungan fisik jumlah persediaan sebanyak 2.000 unit, harga pokok Rp. 750,00 per
unit.

Diminta:
Hitunglah nilai persediaan barang pada tanggal 31 Desember 2008

Jawab:
Persediaan daar = 1.500 unit @Rp. 500,00 = Rp. 750.000,00
Kelebihan di atas persediaan dasar = 500 unit @Rp. 750,00 = Rp. 375.000,00
Nilai persediaan per 31 Des’ 2008 = 2.000 unit = Rp. 1.125.000,00
Soal contoh 4:

apabila persediaan 31 Desember 2008 sebanyak 1.300 unit dengan harga pasar pada
saat itu sebesar Rp. 750,00 per unit.

Jawab:
Persediaan dasar = 1.500 unit @Rp. 500,00 = Rp. 750.000,00
Kekurangan di bawah
persediaan dasar = 200 unit @Rp. 750,00 = Rp. 150.000,00
Nilai persediaan per 31 Des’ 2008 = 1.300 unit = Rp. 600.000,00

Hitunglah harga pokok per 30 Juni 2008 dan harga pokok penjualan dengan
menggunakan metode rata-rata bergerak.
2. Penilaian Persediaan dengan metode
pencatatan permanen/perpetual

2.1 Metode rata-rata bergerak


2.2 Metode FIFO/MPKP
2.3 Metode LIFO/MTKP
2.1 Metode rata-rata bergerak (moving
average method)
Jika perusahaan menggunakan metode
pencatatan secara perpetual maka setiap
terjadi pembelian segera dihitung harga
rata-rata tertimbang. Setiap macam
barang dibuatkan kartu persediaan yang
mencatat secara terus menerus
perubahan-perubahan dalam persediaan
dari barang yang bersangkutan
Soal melihat contoh 3:
Hitunglah harga pokok per 30 Juni 2008 dan harga pokok penjualan dengan
menggunakan metode rata-rata bergerak.

Pembelian Penjualan Saldo


Tanggal
Unit Harga/unit Jumlah Unit Harga/unit Jumlah Unit Harga/unit Jumlah
2008
Juni 1 200 1.000 200.000
3 800 1.200 960.000 1.000 1.160 1.160.000
4 550 1.160 638.000 450 1.160 522.000
9 900 950 855.000 1.350 1.020 1.377.000
12 350 1.020 357.000 1.000 1.020 1.020.000
15 1.000 1.050 1.050.000 2.000 1.035 2.070.000
20 1.650 1.035 1.707.750 350 1.035 362.250
29 650 1.250 812.500 1.000 1.174,75 1.174.750
2.2 Metode FIFO/MPKP
Pencatatannya Secara Perpetual
2.3 Metode LIFO/MTKP
Pencatatannya Secara Perpetual
3. Metode Penilaian Berdasarkan Taksiran

Metode penilaian berdasarkan taksiran ada 2 (dua) cara yaitu:


a. Metode harga eceran (retailinventory method)
b. Metode laba bruto (gross profit method)
3.a. Metode
Penentuan harga eceran
taksiran persediaan akhir dengan
menggunakan metode harga eceran, biasa
digunakan oleh penjual seperti toko-toko
pengecer, pedagang-pedagang eceran yang
menjual kepada konsumen, dengan cara
menentukan ratio antara harga pokok
dengan harga eceran setelah itu dikalikan
dengan persediaan akhir harga eceran
Contoh 5:

Harga pokok Harga eceran


Persediaan awal Rp. 10.000.000,00 Rp. 13.000.000,00
Pembelian bersih Rp. 75.000.000,00 Rp. 87.000.000,00
Barang yang tersedia untuk dijual Rp. 85.000.000,00 Rp. 100.000.000,00
Penjualan selama periode tersebut Rp. 80.000.000,00
Persediaan akhir berdasarkan harga eceran Rp. 20.000.000,00

85.000.000
Ratio harga pokok dengan harga eceran = X 100% = 85%
100.000.000

Taksiran harga pokok persediaan akhir = 85% x Rp. 20.000.000,00 = Rp. 17.000.000,00
3.b. Metode laba bruto
Metode laba bruto digunakan dengan
asumsi ratio laba kotor relatif stabil
dari tahun ke tahun. Jika dalam
catatan/pembukuan tidak tersedia
harga eceran untuk persediaan awal
dan pembelian, maka metode yang
tepat digunakan adalah metode laba
bruto
Contoh 6:

Persediaan 1 Januari 2008 Rp. 10.000.000,00 pembelian barang selama tahun 2008
sebesar Rp. 75.000.000,00 laba ditaksir 15% dari harga jual, jika penjualan selama
tahun 2008 sebesar Rp. 80.000.000,00.

Diminta;
Hitunglah persediaan 31 Desember 2008 menggunakan metode laba bruto.

Jawab:
Persediaan 1 Januari 2008 Rp. 10.000.000,00
Pembelian selama tahun 2008 Rp. 75.000.000,00
Barang yang tersedia untuk dijual Rp. 85.000.000,00
Harga pokok penjualan:
Penjualan selama tahuun 2008 Rp. 80.000.000,00
Laba kotor 15% x Rp. 80.000.000,00 Rp. 12.000.000,00
Harga pokok penjualan Rp. 68.000.000,00
Taksiran harga pokok persediaan 31/12’08 Rp. 17.000.000,00
4. Metode harga pokok atau harga pasar
yang lebih rendah
a. Metode harga pokok atau harga pasar yang
lebih rendah ada beberapa metode dalam
pemakaiannya:

Metode penilaian setiap jenis persediaan


Metode penilaian setiap kelompok
persediaan
Metode penilaian seluruh persediaan
Contoh 7:

Keterangan Kuantitas Harga pokok per unit Harga pasar per unit
Kelompok I
Barang A 500 Rp. 400,00 Rp. 450,00
Barang B 350 Rp. 600,00 Rp. 550,00
Barang C 200 Rp. 800,00 Rp. 950,00
Kelompok II
Barang D 600 Rp. 1.200,00 Rp. 1.000,00
Barang E 400 Rp. 675,00 Rp. 800,00

Diminta:
Hitunglah harga persediaan terendah diantara harga pokok dan harga pasar dengan
menggunakan:
a. Metode penilaian setiap jenis persediaan
b. Metode penilaian setiap kelompok persediaan
c. Metode penilaian seluruh persediaan
Jawab:

Harga pokok/harga pasar terendah


Jenis brg. Harga Pokok Harga pasar Kelompok Seluruh
Setiap jenis
persediaan persediaan
Kelompok I
Barang A Rp. 200.000 Rp. 225.000 Rp. 200.000 - -
Barang B Rp. 110.000 Rp. 192.500 Rp. 110.000 - -
Barang C Rp. 180.000 Rp. 190.000 Rp. 160.000 - -
Rp. 570.000 Rp. 607.500 - Rp. 570.000 -
Kelompok II
Barang D Rp. 720.000 Rp. 600.000 Rp. 600.000 - -
Barang E Rp. 270.000 Rp. 320.000 Rp. 270.000 - -
Rp. 990.000 Rp. 920.000 - Rp. 920.000 -
Rp. 1.560.000 Rp.1.527.500 - - Rp.1.527.500
Nilai
Rp.1.340.000 Rp.1.490.000 Rp.1.527.500
persediaan

Jadi harga persediaan terendah antara harga pokok dengan harga pasar dengan
menggunakan:
a. Metode penilaian setiap jenis persediaan = Rp. 1.340.000,00
b. Metode penilaian setiap kelompok persediaan = Rp. 1.490.000,00
c. Metode penilaian seluruh persediaan = Rp. 1.527.500,00
SOAL PERSEDIAAN

1) Persediaan 31 Desember 2008 = 3.000 unit Rp. 30.000.000,00


Pembelian selama bulan Januari 2009 = 7.000 unit Rp. 75.000.000,00
Penjualan selama bulan Januari 2009 = 6.500 unit
Persediaan 31 Desember 2009 Rp. 35.000.000,00
Harga jual Rp. 80.000.000,00

Diminta:
Buat jurnal pencatatan persediaan apabila menggunakan
a. Metode fisik
b. Metode perpetual
MATERI MINGGU DEPAN

METODE PENCATATAN PERSEDIAAN

SEE YOU….

Anda mungkin juga menyukai