Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

ADMINISTRASI BIAYA

NAMA : ACHMAD EPRELIAN GILANG PRAJA


NIM : 043007895
JURUSAN : ILMU ADMINISTRASI BISNIS
1. Sebutkan perbedaan pokok dalam penentuan nilai persediaan bahan baku yang dipakai dan
persediaan bahan baku di akhir periode dengan metode FIFO, LIFO, dan rata-rata
tertimbang.
2. PT Inti Jaya melakukan pembelian dan pemakaian bahan baku seperti data di bawah ini
selama bulan Juni 2018

Persediaan 1 Juni 800 kg@ Rp.8.500.000

Pembelian 9 Juni 300 kg@ Rp.8.750.000

12 Juni 550 kg@ Rp.9.000.000

25 Juni 600 kg@ Rp.8.850.000

Pemakaian 14 Juni 900 kg

27 Juni 600 kg

Hitunglah:

Nilai persediaan biaya bahan baku yang dipakai dan saldo persediaan bahan baku di akhir bulan
dengan menggunakan:

a. metode FIFO

b. metode LIFO

c. metode rata-rata tertimbang

3. Berikut ini adalah informasi mengenai persediaan sebuah perusahaan pada akhir bulan Juli
2010:

1 Juli , Saldo awal 1.300 unit @ Rpl00.000

8 Juli, Pembelian 700 unit @ Rpl 15.000

12 Juli, Pembelian 600 unit @Rpl 10.000

17 Juli, Pemakaian 1.500 unit

22 Juli, Pembelian 800 unit @ Rp.118.500

28 Juli, Pemakaian 1.100 unit

Hitunglah :

Nilai persediaan biaya bahan baku yang dipakai dan saldo persediaan bahan baku aktif di akhir bulan
dengan menggunakan

a. metode FIFO

b. metode LIFO

c. metode rata-rata tertimbang


JAWABAN :

1. Perbedaan pokok dalam menentukan nilai persediaan bahan baku yang dipakai dan
persediaan bahan baku di akhir periode dengan metode FIFO, LIFO, dan rata – rata ialah
sebagai berikut:
a. FIFO (first-in, first-out method)

Penentuan biaya bahan bauku dengan metode FIFO ini menggunakan anggapan bahwa harga pokok
per satuan bahan yang pertama masuk ke gudang dipakai untuk menentukan harga bahan baku yang
pertama kali dipakai. Dalam perhitungan persediaan yang ada pada akhir periode , digunakan harga
perolehan per satuan bahan yang terakhir masuk dan apabila jumlah persediaan lebih besar dari
pembelian yang terakhir masuk, maka sisanya akan dipakai dengan harga perolehan per satuan dari
pembelian sebelumnya dan seterusnya.

b. LIFO (last in first out method)

Metode LIFO ini menentukan harga pokok bahan baku yang dipakai dengan menggunakan anggapan
bahwa yang pertama kali dipakai dibebani dengan harga perolehan per satuan bahan dari yang
terakhir masuk, disusul dengan harga perolehan bahan per satuan yang masuk sebelumnya dan
seterusnya.

c. Metode biaya standar

Dengan metode ini, bahan baku yang dibeli dicatat sebesar harga standar, yaitu harga menurut
taksiran yang mencerminkan harga yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang.

2. PT Inti Jaya melakukan pembelian dan pemakaian bahan baku seperti data di bawah ini
selama bulan Juni 2018

Persediaan 1 Juni 800 kg@ Rp.8.500.000

Pembelian 9 Juni 300 kg@ Rp.8.750.000

12 Juni 550 kg@ Rp.9.000.000

25 Juni 600 kg@ Rp.8.850.000

Pemakaian 14 Juni 900 kg

27 Juni 600 kg

Hitunglah:

Nilai persediaan biaya bahan baku yang dipakai dan saldo persediaan bahan baku di akhir bulan
dengan menggunakan:
a. Metode FIFO

Kuantitas Harga Satuan Nilai Persediaan

Persediaan, 1 Juni 2018 800 Kg R8.500.000 Rp6.800.000.000

Pembelian

9 Juni 2018 300 Kg Rp8.750.000 Rp2.625.000.000

12 Juni 2018 550 Kg Rp.9.000.000 Rp4.950.000.000

25 Juni 2018 600 Kg Rp8.850.000 Rp5.310.000.000

Pemakaian

14 Juni 2018 900 Kg

27 Juni 2018 600 Kg

Harga perolehan bahan yang dipakai:

14 Juni 2018 800 R8.500.000 Rp6.800.000.000

100 Rp8.750.000 Rp875.000.000

Total Rp7.675.000.000

27 Juni 2018 200 Kg Rp8.750.000 Rp1.750.000.000

400 Kg Rp.9.000.000 Rp3.600.000.000

Total Rp5.350.000.000

Persediaan, 31 Juni 2018 750 Kg Rp8.850.000 Rp6.375.000.000

b. Metode LIFO

KUANTITAS HARGA SATUAN NILAI PERSEDIAAN

Persediaan, 1 Juni 800 Kg R8.500.000 Rp6.800.000.000

Pembelian

9 Juni 300 Kg Rp8.750.000 Rp2.625.000.000

12 Juni 550 Kg Rp.9.000.000 Rp4.950.000.000

25 Juni 600 Kg Rp8.850.000 Rp5.310.000.000

Pemakaian

14 Juni 900 Kg

27 Juni 600 Kg

Harga perolehan bahan yang dipakai:

14 Juni 600 Kg Rp8.850.000 Rp5.310.000.000


300 Kg Rp.9.000.000 Rp2.700.000.000

Total Rp8.010.000.000

27 Juni 250 Kg Rp9.000.000 Rp2.250.000.000

300 Kg Rp8.750.000 Rp2.625.000.000

50 Kg R8.500.000 Rp425.000.000

Total Rp5.300.000.000

Persediaan, 31 Juni 750 Kg R8.500.000 Rp6.375.000.000

c. Metode rata-rata tertimbang

Pembelian Awal 800 Rp8.500.000

9 Juni 300 Rp8.750.000

12 Juni 550 Rp.9.000.000

25 Juni 600 Rp8.850.000

Total 2.250 Kg Rp.35.100.000

Harga perolehan bahan rata – rata: Rata – rata (Total 4) Rp8.775.000

Harga perolehan bahan yang dipakai: Kuantitas Harga Satuan Kuantitas x Harga Satuan

14 Juni 900 Rp8.775.000 Rp7.897.500.000

27 Juni 600 Rp8.775.000 Rp5.265.000.000

Persediaan 31 Juni 750 Rp8.775.000 Rp6.581.250.000

3. Berikut ini adalah contoh informasi mengenai persediaan sebuah perusahaan pada akhir
bulan Juli 2010:

1 Juli, Saldo awal 1.300 unit @ Rpl00.000

8 Juli, Pembelian 700 unit @ Rpl 15.000

12 Juli, Pembelian 600 unit @Rpl 10.000

17 Juli, Pemakaian 1.500 unit

22 Juli, Pembelian 800 unit @ Rp.118.500

28 Juli, Pemakaian 1.100 unit

Hitunglah :

Nilai persediaan biaya bahan baku yang dipakai dan saldo persediaan bahan baku aktif di akhir bulan
dengan menggunakan
a. Metode FIFO

Kuantitas Harga Satuan Nilai Persediaan

Saldo awal 1 Juli 2010 1.300 Rp100.000 Rp130.000.000

Pembelian

8 Juli 2010 700 Rp15.000 Rp 10.500.000

12 Juli 2010 600 Rp 10.000 Rp 6.000.000

22 Juli 2010 800 Rp 118.500 Rp 94.800.000

Pemakaian

17 Juli 2010 1.500

28 Juli 2010 1.100

Harga perolehan bahan yang dipakai:

17 Juli 2010 1.300 Rp 100.000 Rp 150.000.000

200 Rp 15.000 Rp 3.000.000

Total Rp 153.000.000

28 Juli 2010 500 Rp 15.000 Rp 7.500.000

600 Rp 10.000 Rp 6.000.000

Total Rp 13.500.000

Persediaan, 30 Juli 2010800 Rp 118.500 Rp 94.800.000

b. Metode LIFO

Kuantitas Harga Satuan Nilai Persediaan

Saldo awal 1 Juli 2010 1.300 Rp 100.000 Rp 130.000.000

Pembelian

8 Juli 2010 700 Rp 15.000 Rp 10.500.000

12 Juli 2010 600 Rp 10.000 Rp 6.000.000

22 Juli 2010 800 Rp 118.500 Rp 94.800.000

Pemakaian

17 Juli 2010 1.500

28 Juli 2010 1.100

Harga perolehan bahan yang dipakai:

17 Juli 2010 600 Rp 10.000 Rp 6.000.000

700 Rp 15.000 Rp 1.050.000


200 Rp 100.000 Rp 20.000.000

Total Rp 27.050.000

28 Juli 2010 800 Rp 118.500 Rp 94.800.000

300 Rp 100.000 Rp 30.000.000

Total Rp 124.800.000

Persediaan, 30 Juli 2010800 Rp 100.000 Rp 80.000.000

c. Metode rata-rata tertimbang.

Pembelian Awal 1 Juli 2010 1.300 Rp 100.000

8 Juli 2010 700 Rp 15.000

12 Juli 2010 600 Rp 10.000

22 Juli 2010 800 Rp 118.500

Total 3.400 Rp 243.500

Harga perolehan bahan rata – rata: Rata – rata (total 4) Rp 60.800

Harga perolehan bahan yang dipakai: Kuantitas Harga satuan Kuantitas x harga satuan

17 Juli 2010 1.500 Rp 60.800 Rp 91.200.000

28 Juli 2010 1.100 Rp60.800 Rp66.880.000

Persediaan 30 Juli 2010 800 Rp60.800 Rp48.640.000

Anda mungkin juga menyukai