Anda di halaman 1dari 5

Nama : HARDIANSYAH

NIM : 041474885

Tugas tutorial 1 merupakan tugas yang wajib dikerjakan oleh para peserta tuton pada
batas waktu yang ditetapkan. Nilai tugas berkostribusi sebesar 50% terhadap Total Nilai
Tuton.

Silakan kerjakan dengan baik dan dibuat dalam format file PDF.

1. Peta Kognisi merupakan metode atau teknik yang diterapkan di berbagai bidang
ilmu, termasuk Riset Operasi, dalam upaya memecahkan suatu permasalahan.

a. Jelaskan model logika atau urutan proses pemikiran dalam Peta Kognisi!

b. Berikan contoh pemanfaatan Peta Kognisi di bidang Riset Operasi! Jelaskan secara
singkat!

2. Seorang penjual bakso ingin mendapatkan masukan dari Anda berapa jumlah
paket/mangkok bakso yang sebaiknya disediakan agar memberikan keuntungan yang
maksimal. Mengingat, jika tidak terjual habis baksonya tentu akan mengurangi jumlah
keuntungan. Diasumsikan biaya produksi per mangkok bakso adalah Rp15,000,- yang
dijual dengan harga Rp. 30.000. Berdasarkan selama tiga bulan terakhir, diperoleh
catatan penjualan sebagai berikut.

Penjualan (mangkok) Probabilitas


50 0,20
60 0,30
70 0,40
80 0,10
1,00

Hitunglah jumlah paket/mangkok bakso yang sebaiknya disediakan untuk dijual dan
berapa perkiraan keuntungan yang akan diperolehnya?

Selamat mengerjakan tugas!


Nama : HARDIANSYAH
NIM : 041474885

Jawaban No 1
A.
1. Pemetaan ke depan (forward mapping)
Pemetaan ke depan dipopulerkan oleh Richard Elmore (1982). Pemetaan ke depan adalah proses
berpikir yang diawali oleh pernyataan matang strategi (the statement of strategic’s intect).
Rumusan ini kemudian dilanjutkan dengan serangkaian langkah ke depan menuju implementasi.
Tahapan terakhir dari proses tersebut adalah suatu hasil implementasi (outcome) yang
diharapkan. Hasil implementasi tersebut diukur tingkat kesuksesannya berdasarkan rumusan
strategik yang telah dirumuskan di awal. Dalam proses ini, pengambil keputusan diasumsikan
memiliki kemampuan mengendalikan proses agar mencapai tujuan yang diharapkan.

2. Pemetaan ke belakang (backward mapping)


Berbeda dengan pemetaan ke depan, pemetaan ke belakang tidak dimulai dengan rumusan niatan
strategik, tetapi rumusan situasi permasalahan (problematic situation statement). Proses
selanjutnya adalah mencari faktor yang memiliki keterkaitan penyebab (causal relationship).
Pemetaan backward dilakukan untuk mencari segala hal (sumber daya atau aturan yang bisa
mempengaruhi situasi permasalahan). Pemetaan faktor penyebab dilakukan untuk mencari
faktor-faktor yang mungkin bisa mempengaruhi perilaku atau meminimasi permasalahan.

Kedua pemetaan tersebut di atas disebut sebagai model logika (logic model). Jika kedua
pemetaan ini digabung maka akan menjadi sebuah pemetaan yang menggambarkan relasi sebab
akibat. Model logika menjelaskan keterkaitan antara masukan (input), proses dan keluaran
(output). Model ini memungkinkan adanya pemahaman, bahwa jika suatu sasaran (output) tidak
tercapai maka kemudian diprediksi perlu tidaknya melakukan manipulasi masukan.

B.
1. Berpikir tentang Berpikir (Thinking about Thinking)
Peta kognisi menyediakan gambaran proses berpikir manusia. Dengan mengetahui gambaran
jalannya proses berpikir seseorang, kita bisa membuat kesepakatan atau perubahan terhadap
proses berpikir yang sudah ada.

2. Penyelesaian Masalah dan Sistem Pemikiran (Problem Solving and System Thinking)
Suatu permasalahan dapat lebih mudah diselesaikan jika kita memiliki gambaran lengkap
permasalahan tersebut. Gambaran lengkap permasalahan berisikan berikut ini.
Nama : HARDIANSYAH
NIM : 041474885

A. Keterkaitan permasalahan dengan nilai (values), tujuan (goals), pilihan (options), dan
premis dasar (underlying premises) permasalahan tersebut.
B. Kemungkinan-kemungkinan pilihan alternatif solusi.
C. Urut-urutan penyelesaian masalah berdasarkan rumusan strategi yang ditetapkan.
D. Pemilihan permasalahan berdasarkan bisa tidaknya diselesaikan (solvability) dan bernilai
tidaknya jika diselesaikan (worth solving).

3. Pengorganisasian Abstraksi
Suatu data (abstraksi) hanya bisa dipahami jika dikaitkan dengan data lain atau konteksnya
sehingga memunculkan suatu makna. Dengan melihat dan memahami pola relasi (pattern of
connects) yang ada maka kita bisa:
A. memiliki perangkat (know how) untuk membangun dan menganalisis keberkaitan antar-
abstraksi;
B. memahami bagaimana suatu relasi dapat menghasilkan suatu pengertian (knowledge)
yang terdefinisikan (know what);
C. melakukan evaluasi pola keterkaitan yang ada (know why).

4. Penempatan Informasi di Luar


Pikiran pada mulanya berada dalam benak seseorang. Adanya peta kognisi memberi arti bahwa
pikiran yang semula bersifat implisit berubah menjadi eksplisit. Pikiran tidak lagi berada di
dalam benak manusia, tetapi dipindahkan ke luar (peta kognisi). Akibatnya pihak lain dapat
membaca lebih jelas, mendokumentasi pikiran di luar yang memungkinkan pengorganisasiannya
lebih stabil daripada terus dalam benak manusia yang bersifat labil. Penempatan pikiran di luar
benak manusia disebut sebagai “eksternal memory”.

5. Pembelajaran Kelompok
Peta kognisi sebagai suatu gambaran pemikiran yang tereksplisitkan, memungkinkan adanya
pembelajaran bersama (knowledge sharing). Dalam tindak berbagi pemikiran dan pengetahuan
ini terjadi proses pembelajaran yang bersifat berbalasan (reciprocal learning). Pembelajaran
bersama memberi dampak positif dalam peningkatan kapasitas pembelajaran individual
(individual learning).

6. Kreativitas
Pemetaan cenderung meningkatkan kreativitas pengambil keputusan. Pada saat pembuatan peta
kognisi, terdapat beberapa eksternalitas yang bermanfaat. Pembuatan peta berarti juga
perwujudan pengetahuan intangible yang ada dalam diri seseorang,
Nama : HARDIANSYAH
NIM : 041474885

7. Belajar dari Pengalaman


Ungkapan yang terdapat pada peta kognisi, sesungguhnya adalah ekspresi dari akumulasi
pengalaman yang dimiliki para pembuat peta. Jadi ketika menyusun peta kognisi, para pembuat
peta tidak akan membuat berdasarkan pengalaman buruk. Pengalaman buruk menjadi sarana
pembelajaran untuk berbuat lebih baik.

8. Tanggapan terhadap Perubahan


Gambaran yang terdapat pada peta kognisi merupakan dokumen eksplisit. Adanya dokumen
eksplisit tersebut memungkinkan kita untuk menjaga jarak dan merenungkan peta kognisi
dengan lebih objektif. .

9. Mudah Dipelajari
Peta kognisi mudah sekali untuk dibaca dan dipelajari. Oleh karena kemudahannya tersebut
dapat membantu mengarahkan praksis pencapaian tujuan.

Jawaban No 2
Diketahui Diasumsikan biaya produksi per mangkok bakso adalah Rp15.000 yang dijual dengan
harga Rp. 30.000
Jadi keuntungan permangkok adalah Rp15.000
Jika Probabilitas keuntungan 1 maka Probabilitas kerugian 1 - 1

15.000 15.000
p* = = = = 0,50
+ 15.000 +15.000 30.000

Penjualan 50
p(MP) = 50 (15.000) = 750.000
(1-p)(ML) = 0,80 (15.000) = 12.000

Penjualan 60
p(MP) = 60 (15.000) = 900.000
(1-p)(ML) = 0,70 (15.000) = 10.500
Nama : HARDIANSYAH
NIM : 041474885

Penjualan 70
p(MP) = 70 (15.000) = 1.050.000
(1-p)(ML) = 0,60 (15.000) = 9.000

Penjualan 80
p(MP) = 80 (15.000) = 1.200.000
(1-p)(ML) = 0,90 (15.000) = 13.500

Jadi jumlah paket/mangkok bakso yang sebaiknya disediakan untuk dijual adalah 70

Penjualan Mangkok Keuntungan Probabilitas Perkiraan


Keuntungan
50 15.000 x 0,20 150.000

60 15.000 x 0,30 270.000

70 15.000 x 0,40 420.000

80 15.000 x 0,10 120.000

1.00 960.000

Anda mungkin juga menyukai