Anda di halaman 1dari 8

PERTEMUAN KE-13

PENGENDALIAN BIAYA BAHAN BAKU

A. TUJUAN PEMBELAJARAN:
1.1 Memahami tentang pengertian bahan baku.
1.2 Memahami tentang metode administrasi bahan baku.
1.3 Dapat menentukan pembelian bahan, menghitung pemakaian bahan dan menentukan
nilai persediaan bahan.

B. URAIAN MATERI:
Dalam perusahaan manufaktur, bahan (material) dibedakan menjadi bahan baku dan bahan
penolong. Bahan baku (direct material) menurut Sofia dkk (2014), merupakan bahan yang
membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku ini dapat diidentifikasikan
dengan produk atau pesanan tertentu dengan nilainyayang relatif besar. Misalnya dalam
perusahaan mebel, bahan baku adalah kayu atau rotan. biaya yang timbul akibat pemakaian
bahan baku disebut biaya bahan baku. Sedangkan bahan penolong (indirect material)
merupakan bahan yang dipakai dalam proses produksi yang tidak dapat diidrntifikasikan
dengan produk jadi dan nilainya relatif kecil. misalnya dalam perusahaan mebel, bahan
penolong minyak pelitur, dan biaya penolong ini bagian dari unsur biaya overhead pabrik
(biaya produksi tidak langsung).

Pengendalian biaya material (bahan baku/bahan langsung) adalah merupakan manajemen


persediaan yang baik yang meliputi antara lain:
a) Pengendalian investasi dalam persediaan
b) Pembelian bahan yang terencana
c) Pelaksanaan produksi yang efisian
d) Penyimpanan bahan maupun produk secara baik
e) Perencanaan penjualan yang baik
f) Pelayanan pelanggan yang baik

Tujuan pembahasan:
a) Menentukan nilai persediaan akhir bahan baku
b) Menentukan nilai pemakaian bahan bahan baku

Metode yang digunakan:


a) Metode Fisik (Physical Method) atau Metode Periodik
Dalam metode persediaan fisik menurut V. Wiratna (2015), hanya tambahan persediaan
bahan baku dari pembelian saja yang dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya bahan
baku karena pemakaian tidak di catat dalam kartu persediaan. Perhitungannya dengan
cara melihat secara langsung wujud/fisik barang yang dimiliki saat itu (stock opname).
Cara perhitungan metode fisik antara lain, yaitu:
1) Pendekatan Identifikasi Khusus (Special Identification Method)
2) Pendekatan Rata-rata Sederhana (Simple Average Method)
3) Pendekatan Rata-rata Tertimbang (Weight Average Method)
4) Pendekatan Masuk Pertama Keluar Pertama/MPKP (First In First Out/FIFO)
5) Pendekatan Masuk Terakhir Keluar Pertama/MTKP (Last In Firs Out/LIFO)

b) Metode Perpetual (Perpetual Method)


Metode ini umumnya digunakan oleh perusahaan perusahaan berskala besar, dalam
metode mutasi perpetual setiap ada mutasi atau perpindahan bahan baku harus di catat
dalam kartu persediaan, jadi sewaktu waktu bisa diketahui berapa total persediaan bahan
baku. Perhitungan dengan melakukan pencatatan yang tertib dan teratur setiap ada
perubahan persediaan. persediaan bahan baku digunakan untuk mencatat persediaan
awal dan mutasi bahan baku selama satu periode waktu. (V. Wiratna, 2015).
1) Pendekatan Rata-rata Tertimbang (Weight Average Method)
2) Pendekatan Masuk Pertama Keluar Pertama/MPKP (First In First Out/FIFO)
3) Pendekatan Masuk Terakhir Keluar Pertama/MTKP (Last In Firs Out/LIFO)

C. LATIHAN SOAL:
1. PT. Sabar memiliki data yang terkait dengan material bulan Juli 2016 sebagai berikut:
Tanggal Volume Pembelian Harga Rp./Unit Volume Pemakaian (unit)
(unit)
1 800 (saldo awal) 500 -
1 1.200 500 -
9 -- - 380
12 5.250 475 2.200
16 1.800 480 -
17 2.150 500 -
20 -- - 5.900
25 1.700 450 -
27 1400
31 800
Total 12.900 10.680

Pertanyaan:
1) Jika perusahaan menggunakan metode periodik, hitunglah volume persediaan akhir,
nilai persediaan akhir dan pemakaian material bulan Juli 2016 dengan menggunakan
pendekatan:
a) Pendekatan Identifikasi Khusus (Special Identification Method)
b) Pendekatan Rata-rata Sederhana (Simple Average Method)
c) Pendekatan Rata-rata Tertimbang (Weight Average Method)
d) Pendekatan Masuk Pertama Keluar Pertama/MPKP (First In First Out/FIFO)
e) Pendekatan Masuk Terakhir Keluar Pertama/MTKP (Last In Firs Out/LIFO)
2) Jika perusahaan menggenakan metode perpetual, hitunglah volume persediaan akhir,
nilai persediaan akhir dan pemakaian material bulan Juli 2016 menggunakan
pendekatan:
a) Pendekatan Rata-rata Tertimbang (Weight Average Method)
b) Pendekatan Masuk Pertama Keluar Pertama/MPKP (First In First Out/FIFO)
c) Pendekatan Masuk Terakhir Keluar Pertama/MTKP (Last In Firs Out/LIFO
Catatan: Hasil stock opname metode Identifikasi khusus 31 Juli 2016, persediaan
terdiri dari sisa pembelian
tgl. 12/7 = 350 unit
tgl. 16/7 = 240 unit
tgl. 17/7 = 540 unit
tgl. 25/7 = 1.090 unit

Penyelesaian:
1.a. Pendekatan Identifikasi Khusus:
Langkah 1: Menghitung pembelian bahan:
Tgl. 01/07 1.200 unit @ Rp. 500 Rp. 600.000
Tgl. 12/07 5.250 unit @ Rp. 475 Rp. 2.493.750
Tgl 16/07 1.800 unit @ Rp. 480 Rp. 864.000
Tgl. 17/07 2.150 unit @ Rp. 500 Rp. 1.075.000
Tgl. 25/07 1.700 unit @ Rp. 450 Rp. 765.000
Jumlah 12.100 unit Rp. 5.797.750

Langkah 2: Menghitung volume persediaan akhir:


Persediaan awal = 800 unit
Pembelian = 12.100 unit
Bahan baku tersedia = 12.900 unit
Pemakaian bahan baku = 10.680 unit
Persediaan akhir bahan baku = 2.220 unit

Langkah 3: Menghitung nilai persediaan akhir:


Sisa pembelian tgl. 12/7 = 350 unit @Rp. 475 = Rp. 166.250
Sisa pembelian tgl. 16/7 = 240 unit @Rp. 480 = Rp. 115.200
Sisa pembelian tgl. 17/7 = 540 unit @Rp. 500 = Rp. 270.000
Sisa pembelian tgl. 25/7 = 1.090 unit @Rp. 450 = Rp. 490.500
Jumlah = 2.220 unit = Rp. 1.041.950

Langkah 4: Menghitung pemakaian bahan:


Persediaan awal = 800 unit =Rp. 400.000
Pembelian = 12.100 unit =Rp. 5.797.750
Bahan baku tersedia = 12.900 unit =Rp. 6.197.750
Persediaan akhir = 2.220 unit =Rp. 1.041.950
Pemakaian bahan baku = 10.680 unit =Rp. 5.155.800
b. Pendekatan Rata-rata Sederhana:
Langkah 1: Menghitung pembelian bahan:
Tgl. 01/07 1.200 unit @ Rp. 500 Rp. 600.000
Tgl. 12/07 5.250 unit @ Rp. 475 Rp. 2.493.750
Tgl 16/07 1.800 unit @ Rp. 480 Rp. 864.000
Tgl. 17/07 2.150 unit @ Rp. 500 Rp. 1.075.000
Tgl. 25/07 1.700 unit @ Rp. 450 Rp. 765.000
Jumlah 12.100 unit Rp. 5.797.750

Langkah 2: Menghitung volume persediaan akhir:


Persediaan awal = 800 unit
Pembelian = 12.100 unit
Bahan baku tersedia = 12.900 unit
Pemakaian bahan baku = 10.680 unit
Persediaan akhir bahan baku = 2.220 unit

Langkah 3: Menghitung nilai persediaan akhir:


Harga persediaan akhir per-unit = Total harga beli per-unit : Frekuensi
pembelian
= (500 + 500 + 475 + 480 + 500 + 450) : 6 = RP. 484,17
Note: persediaan awal dianggap sebagai pembelian
Nilai persediaan akhir = 2.220 unit x Rp. 484,17 = Rp. 1.074.857,-

Langkah 4: Menghitung pemakaian bahan:


Persediaan awal = 800 unit =Rp. 400.000
Pembelian = 12.100 unit =Rp. 5.797.750
Bahan baku tersedia = 12.900 unit =Rp. 6.197.750
Persediaan akhir = 2.220 unit =Rp. 1.074.857,-
Pemakaian bahan baku = 10.680 unit =Rp. 5.122.893

c. Pendekatan Rata-rata Tertimbang:


Langkah 1: Menghitung pembelian bahan:
Tgl. 01/07 1.200 unit @ Rp. 500 Rp. 600.000
Tgl. 12/07 5.250 unit @ Rp. 475 Rp. 2.493.750
Tgl 16/07 1.800 unit @ Rp. 480 Rp. 864.000
Tgl. 17/07 2.150 unit @ Rp. 500 Rp. 1.075.000
Tgl. 25/07 1.700 unit @ Rp. 450 Rp. 765.000
Jumlah 12.100 unit Rp. 5.797.750

Langkah 2: Menghitung volume persediaan akhir:


Persediaan awal = 800 unit
Pembelian = 12.100 unit
Bahan baku tersedia = 12.900 unit
Pemakaian bahan baku = 10.680 unit
Persediaan akhir bahan baku = 2.220 unit

Langkah 3: Menghitung nilai persediaan akhir:


Persediaan awal = 800 unit =Rp. 400.000
Pembelian = 12.100 unit =Rp. 5.797.750
Bahan baku tersedia = 12.900 unit =Rp. 6.197.750
Harga bahan baku per-unit = Rp. 6.197.750 : 12.900 = Rp. 480,45
Nilai persediaan akhir = 2.220 unit x Rp. 480,45 = Rp. 1.066.590

Langkah 4: Menghitung pemakaian bahan:


Persediaan awal = 800 unit =Rp. 400.000
Pembelian = 12.100 unit =Rp. 5.797.750
Bahan baku tersedia = 12.900 unit =Rp. 6.197.750
Persediaan akhir = 2.220 unit =Rp. 1.066.950
Pemakaian bahan baku = 10.680 unit =Rp. 5.130.800

d. Pendekatan MPKP:
Langkah 1: Menghitung pembelian bahan:
Tgl. 01/07 1.200 unit @ Rp. 500 Rp. 600.000
Tgl. 12/07 5.250 unit @ Rp. 475 Rp. 2.493.750
Tgl 16/07 1.800 unit @ Rp. 480 Rp. 864.000
Tgl. 17/07 2.150 unit @ Rp. 500 Rp. 1.075.000
Tgl. 25/07 1.700 unit @ Rp. 450 Rp. 765.000
Jumlah 12.100 unit Rp. 5.797.750

Langkah 2: Menghitung volume persediaan akhir:


Persediaan awal = 800 unit
Pembelian = 12.100 unit
Bahan baku tersedia = 12.900 unit
Pemakaian bahan baku = 10.680 unit
Persediaan akhir bahan baku = 2.220 unit

Langkah 3: Menghitung nilai persediaan akhir:


Sisa pembelian tgl. 25/7 = 1.700 unit @Rp. 450 = Rp. 765.000
Sisa pembelian tgl. 17/7 = 520 unit @Rp. 500 = Rp. 260.000
Jumlah = 2.220 unit = Rp. 1.025.000

Langkah 4: Menghitung pemakaian bahan:


Persediaan awal = 800 unit =Rp. 400.000
Pembelian = 12.100 unit =Rp. 5.797.750
Bahan baku tersedia = 12.900 unit =Rp. 6.197.750
Persediaan akhir = 2.220 unit =Rp. 1.025.000
Pemakaian bahan baku = 10.680 unit =Rp. 5.172.750

e. Pendekatan MTKP:
Langkah 1: Menghitung pembelian bahan:
Tgl. 01/07 1.200 unit @ Rp. 500 Rp. 600.000
Tgl. 12/07 5.250 unit @ Rp. 475 Rp. 2.493.750
Tgl 16/07 1.800 unit @ Rp. 480 Rp. 864.000
Tgl. 17/07 2.150 unit @ Rp. 500 Rp. 1.075.000
Tgl. 25/07 1.700 unit @ Rp. 450 Rp. 765.000
Jumlah 12.100 unit Rp. 5.797.750

Langkah 2: Menghitung volume persediaan akhir:


Persediaan awal = 800 unit
Pembelian = 12.100 unit
Bahan baku tersedia = 12.900 unit
Pemakaian bahan baku = 10.680 unit
Persediaan akhir bahan baku = 2.220 unit

Langkah 3: Menghitung nilai persediaan akhir:


Persediaan awal tgl. 1/7 = 800 unit @Rp.500 = Rp. 400.000
Sisa pembelian tgl. 1/7 = 1200 unit @Rp.500 = Rp. 600.000
Sisa pembelian tgl. 12/7 = 220 unit @Rp.475 = Rp. 104.500
Jumlah = 2.220 unit = Rp. 1.104.500

Langkah 4: Menghitung pemakaian bahan:


Persediaan awal = 800 unit =Rp. 400.000
Pembelian = 12.100 unit =Rp. 5.797.750
Bahan baku tersedia = 12.900 unit =Rp. 6.197.750
Persediaan akhir = 2.220 unit =Rp. 1.104.500
Pemakaian bahan baku = 10.680 unit =Rp.

D. TUGAS MANDIRI:
1. Produk Utama dari PT SENTOSA adalah berbagai jenis sedotan (spoon straw) yang
mana perusahaan telah bekerja sama dengan industri minuman agar produk tersebut
dapat dipasarkan ke seluruh rumah makan terkenal yang ada di Indonesia. Bahan yang
digunakan adalah biji plastik, seperti tripolyta, copolymer, dan homo (B29OF). Berikut
aktivitas pembelian dan pemakaian bahan selama bulan September 2017 untuk
tripolyta.

Keterangan Tanggal Unit Harga


Persediaan awal 01-Sep 4.842 kg Rp 22.500
Pembelian 05-Sep 35.842 kg Rp 23.125
14-Sep 26.917 kg Rp 23.000
26-Sep 38.367 kg Rp 23.500
Pemakaian 08-Sep 37.839 kg
16-Sep 25.867 kg
28-Sep 40.235 kg

Pertanyaan:
Jika perusahaan menggunakan metode periodik, hitunglah volume persediaan akhir,
nilai persediaan akhir dan pemakaian material bulan September 2017 dengan
menggunakan pendekatan:
a) Pendekatan Rata-rata Tertimbang (Weight Average Method)
b) Pendekatan Masuk Pertama Keluar Pertama/MPKP (First In First Out/FIFO)
c) Pendekatan Masuk Terakhir Keluar Pertama/MTKP (Last In Firs Out/LIFO)

2. Bahan yang digunakan oleh PT SARI MANIS adalah tepung terigu, gula pasir, telur,
susu bubuk, mentega, perasa, dan sebagainya yang dipasok oleh pemasok lokal.
berikut informasi terkait pembelian dan pemakaian susu bubuk sebagai salah satu
bahan pembuatan roti manis selama bulan November 2016.

Tanggal Keterangan Unit Harga


01 November Saldo awal 96 kg Rp 22.500
03 November Pembelian 768 kg Rp 23.000
05 November Pemakaian 356 kg
09 November Pemakaian 360 kg
10 November Pembelian 880 kg Rp 22.750
14 November Pemakaian 358 kg
19 November Pemakaian 362 kg
23 November Pembelian 865 kg Rp 23.150
24 November Pemakaian 366 kg
27 November Pemakaian 361 kg
30 November Pemakaian 363 kg

Pertanyaan:
Hitung besarnya biaya bahan yang digunakan dan nilai persediaan bahan di akhir
periode menggunakan sistem periodik dan metode:
a) Pendekatan Rata-rata Tertimbang (Weight Average Method)
b) Pendekatan Masuk Pertama Keluar Pertama/MPKP (First In First Out/FIFO)
c) Pendekatan Masuk Terakhir Keluar Pertama/MTKP (Last In Firs Out/LIFO)

Anda mungkin juga menyukai