Anda di halaman 1dari 32

RMK MATA KULIAH AKUNTANSI BIAYA

KODE MATA KULIAH EMA217A


KELAS B5

RPS 10

PERMASALAHAN TERKAIT BIAYA OVERHEAD PABRIK


(TARIF, DEPARTEMNTALISASI, DAN ALOKASI)
Oleh Kelompok 02 :

1. Ni Luh Gabriella Yulia Alexandra (2107531067)


2. Anak Agung Istri Dian Diatmika Swari (2107531071)
3. Ni Komang Priyahita (2107531074)
4. Ni Kadek Yunia Sumirta (2107531075)
5. Ni Made Meyfia Handayani (2107531216)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
PDEMBAHASAN .................................................................................................................... 1
A. Langkah-langkah Menentukan Tarif Biaya Overhead Pabrik ........................................ 1
B. Alokasi Biaya Overhead Pabrik Departeemen Pembantu ke Departemen Produksi ...... 3
C. Metode Alokasi Bertahap yang mempertimbangkan jasa timbal balik antar
Departemen Pembantu ........................................................................................................... 6
D. Metode Alokasi Bertahap yang Tidak Memperhitungkan Transfer Jasa Timbal Balik
kantar Departemen Pembantu .............................................................................................. 10
E. Perhitungan Tarif Pembebanan Biaya Overhead Pabrik per Departement ................... 12
F. Analisis Biaya Overhead per Departement ................................................................... 17
G. Akuntansi Biaya Overhead ........................................................................................... 21
CONTOH SOAL .................................................................................................................... 27
KESIMPULAN ...................................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 30

ii
PDEMBAHASAN

A. Langkah-langkah Menentukan Tarif Biaya Overhead Pabrik


Langkah-langkah penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen adalah sebagai
berikut:

1. Penyusuanan anggaran biaya overhead pabrik per departemen.


2. Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi. Terdapat
dua macam metode alokasi biaya overhead departemen pembantu:
a. Metode alokasi langsung
b. Metode alokasi bertahap
• Metode alokasi kontinu
• Metode aljabar
• Metode urutan alokasi yang diatur
3. Perhitungan tarif pembebanan biaya overhead per departemen.

Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Pabrik per Departemen

Jika produk diolah melalui beberapa tahap proses produksi, biasanya perusahaan
membentuk lebih dari satu departemen produksi. Disamping departemen produksi
tersebut, perusahaan biasanya membentuk beberapa departemen pembantu untuk
melayani berbagai kebutuhan departemen produksi. Sebagai contoh dalam perusahaan
percetakan, produk diolah melalui tiga tahap proses produksi: tahap pengesetan (setting
department), tahap pencetakan (printing department) dan tahap penjilidan (binding
department). Oleh karena itu perusahaan percetakan biasanya membentuk tiga
departemen produksi: departemen pengesetan, departemen cetak, dan departemen
penjilidan. Disamping tiga departemen produksi tersebut, perusahaan percetakan
biasanya membentuk departemen-departemen pembantu, misalnya departemen reparasi
dan pereliharaan, departemen pembangkit listrik, dan departemen gudang. Dalam hal ini
biaya overhead pabrik tidak hanya terdiri dari biaya produksi selain biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung yang terjadi di berbaga departemen produksi tersebut,
melainkan meliputi juga biaya-biaya yang terjadi di berbagai departemen pembantu yang
menyediakan jasa untuk kepentingan departemen produksi.

1
Dalam penghitungan tarif biaya overhead pabrik per departemen produksi, disamping
harus diperhitungkan biaya overhead pabrik departemen produksi, harus diperhitungkan
pula biaya yang terjadi di departemen pembantu, dengan cara mengalokasikan biaya
overhead departemen pembantu ke departemen produksi yang menikmati manfaatnya.
Langkah pertama dalam penghitungan tarif biaya overbead pabrik per departemen
produksi adalah dengan menyusun anggaran biaya overhead pabrik departemen produksi
dan departemen pembantu. Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen
dibagi menjadi empat tahap utama yaitu:

a. Penaksiran Biaya Overhead Langsung Departemen atas dasar Kapasitas


yang Direncanakan untuk Tahun Anggaran
Dalam menyusun anggaran, biaya overhead pabrik dibagi menjadi dua
golongan: biaya langsung departemen (direct departmental expenses) dan biaya
tidak langsung departemen (indirect departmental expenses). Biaya overhead
pabrik langsung departemen adalah jenis biaya overhead pabrik yang terjadi atau
dapat langsung dibebankan kepada departemen tertentu. Sebagai contoh adalah
upah tenaga kerja tidak langsung di departemen cetak merupakan biaya overhead
pabrik langsung bagi departemen tersebut. Biaya overbead pabrik tidak langsung
departemen adalah jenis biaya overhead pabrik yang manfaatnya dinikmati oleh
lebih dari satu departemen. Sebagai contoh adalah biaya depresiasi gedung
percetakan yang manfaat gedungnya dinikmati oleh departemen pengesetan,
departemen cetak, dan departemen penjilidan yang berada di bawah atap gedung
tersebut. Dalam hal ini biaya depresiasi gedung pabrik merupakan biaya overhead
pabrik tidak: langsung. baik bagi departemen pengesetan, departemen cetak,
maupun departemen penjilidan. Begitu juga mengenai biaya asuransi, biaya
perneliharaan, dan reparasi gedung percetakan tersebut. Dalam perhitungan tarif
biaya overhead pabrik per departemen produksi, biaya overhead tidak langsung
departemen ini harus didistribusikan lebih dahulu kepada departemen-departemen
yang menikmati manfaatnya.
Dalam penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen, langkah
pertama yang dilaksanakan adalah dengan menaksir berapa biaya overbead langsung
departemen pada tingkat kapasitas yang direncanakan.
b. Penaksiran Biaya Overhead Tidak Langsung Departemen

2
Setelah biaya overhead langsung ditaksir untuk setiap departemen, langkah
berikutnya adalah menaksir biaya overhead tidak langsung departemen yang akan
dikeluarkan dalam tahun anggaran. Biaya tidak langsung departemen ini
kemudian didistribusikan kepada departemen-departemen yang menikmati
manfaatnya atas dasar distribusi tertentu berikut ini:
Biaya tidak langsung departemen Dasar distribusi
Biaya depresiasi gedung Meter persegi luas lantai

Biaya reparasi dan pemeliharaan Meter persegi luas lantao


gedung
Jumlah karyawan
Gaji pengawas departemen
Biaya bahan baku
Biaya angkut bahan baku
Perbandingan harga pokok aktiva
Pajak bumi dan bangunan (PBB)
Tetap dalam tiap departemen atau

Perbandingan meter persegi luas


lantai

c. Distribusi Biaya Overhead Tidak Langsung Departemen ke Departemen-


Departemen yang menikmati Manfaatnya
Dalam rangka penentuan tarif, biaya-biaya overhead pabrik tidak langsung
departemen harus di distribusikan kepada departemen-departemen yang
menikmati manfaatnya atas salah satu dasar distribusi tersebut di atas.
d. Menjumlah Biaya Overhead Pabrik per Departement
Setelah selesai dilakukan distribusi biaya overhead tidak langsung departemen
ke departemen-departemen yang menikmati manfaatnya, langkah selanjutnya
dalam penyusunan anggaran biaya overbead pabrik per departemen adalah
menjumlah taksiran biaya overhead langsung dan tidak langsung departemen
dalam tiap-tiap departemen. Biaya overbead pabrik per departemen ini kemudian
dipisahkan menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume
kegiatan, ke dalam biaya overhead tetap dan biaya overhead variabel.
B. Alokasi Biaya Overhead Pabrik Departemen Pembantu ke Departemen Produksi
Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi dapat
dilakukan dengan salah satu dari dua cara berikut ini:

3
a. Metode Alokasi Langsung
Dalam metode alokasi langsung, biaya overhead departemen pembantu
dialokasikan ke tiap-tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi
langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departemen pembantu hanya
dinikmati oleh departemen produksi saja. Tidak ada departemen pembantu yang
memakai jasa departemen pembantu yang lain.

b. Metode Alokasi Bertahap


Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu
tidak hanya dipakai oleh department produksi saja, tetapi digunakan pula oleh
departemen pembantu yang lain. Sebagai contoh, departemen pembangkit listrik
tenaga listrik memberikan jasa berupa listrik kepada departemen bengkel, sebaliknya
departemen pembangkit tenaga listrik menerima jasa reparasi dan pemeliharaan dari
departemen bengkel. Baik departemen bengkel maupun pembangkit tenaga listrik
merupakan departemen pembantu. Oleh karena itu, sebelum biaya overhead di dua
departemen tersebut dialokasikan ke departemen produksi, perlu diakan alokasi biaya
overhead antar departemen pembantu yang saling menikmati jasa tersebut. Dengan
demikian alokasi biaya overhead pabrik dari departemen pembantu ke departemen
produksi dilakukan secara bertahap, dengan pertama kali mengalokasikan biaya
overhead departemen pembantu ke departemen produksi. Metode alokasi bertahap
dibagi menjadi dua kelompok metode, yaitu:
a. Metode alokasi bertahap yang memperhitungkan transfer jasa timbal balik
antar departemen-departemen pembantu. Yang termasuk dalam kelompok
metode ini adalah:
• Metode alokasi kontinu (Continous allocation method)
• Metode aljabar (algebraic method)
b. Metode alokasi bertahap yang tidak memperhitungkan transfer jasa timbal
balik antar departemen pembantu. Metode alokasi yang termasuk dalam
kelompok ini adalah:
• Metode urutan alokasi yang diatur (specified order of closing)

Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi dengan


memakai metode alokasi langsung dapat diikuti dalam contoh berikut ini:

Contoh 1:

4
PT Eliona Sari menolah produknya melalui dua departemen produksi yaitu
departemen A DAN Departemen B, dan ditunjang oleh tiga departemen pembantu
yaitu Departemen X, dan Departemen Y, dan Departemen Z. Anggaran biaya
overhead pabrik perdepartemen untuk tahun 20X1 tampak dalam berikut ini:

Anggaran Biaya Overhead Pabrik per Departemen Tahun 20X1

PT Eliona Sari
Anggaran Biaya Overhead Pabrik per Departemen Tahun 20X1
(dalam ribuan rupiah)
Jenis Biaya Overhead Jumlah Departemen Produksi Departemen Pembantu
A B X Y Z
Biaya overhead langsung departemen:
Biaya bahan penolong Rp 1.450 Rp 550 Rp 750 Rp 50 Rp 75 Rp 25
Biaya bahan bakar Rp 1.000 - - Rp 1.000 -
Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp 2.000 Rp 750 Rp 800 Rp 200 Rp 150 Rp 100
Biaya kesejahteraan karyawan Rp 655 Rp 250 Rp 300 Rp 50 Rp 30 Rp 25
Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin Rp 1.375 Rp 400 Rp 500 Rp 300 Rp 100 Rp 75
Jumlah biaya overhead langsung dept Rp 6.480 Rp 1.950 Rp 2.350 Rp 600 Rp 1.355 RP 225
(Biaya overhead tidak langsung departemen*)
Biaya depresiasi gedung Rp 400 Rp 100 Rp 120 Rp 76 Rp 40 Rp 64
Biaya asuransi gedung Rp 500 Rp 125 Rp 150 Rp 95 Rp 50 Rp 80
Jumlah biaya overhead tidak langsung departemen Rp 900 Rp 225 Rp 270 Rp 171 Rp 90 Rp 144
Jumlah biaya overhead pabrik Rp 7.380 Rp 2.175 Rp 2.620 Rp 771 Rp 1.445 Rp 369

Dasar Distribusi Biaya Overhead Pabrik


Departemen yang menikamati manfaat biaya Luas lantai (m2) Proposi Luas Lantai
{(b) : 8.000 x 100%
a b c
Departemen A Rp 2.000 25%
Departemen B Rp 2.400 30%
Departemen X Rp 1.520 19%
Departemen Y Rp 800 10%
Departemen Z Rp 1.280 16%
Jumlah Rp 8.000 100%

Tafsiran Pemakaian Jasa Departemen Pembantu oleh Departemen Produksi


PT Eliona Sari
Tafsiran Jasa Departemen - Departemen Pembantu yang Dipakai oleh Departemen Produksi
Departemen Pembantu Departemen Produksi A Departemen Produksi B
Departemen Pembantu X 75% 25%
Departemen Pembantu Y 45% 55%
Departemen Pembantu Z 60% 40%

Alokasi Biaya Overhead Departemen Pembantu ke Departemen Produksi


dengan Menggunakan Metode Alokasi Langsung

5
PT Eliona Sari
Alokasi Biaya Overhead Pabrik Departemen Pembantu ke Departemen Produksi
(dalam ribuan rupiah)
Keterangan Departemen Produksi Departemen Pembantu
A B X Y Z
Jumlah biaya overhead langsung dan tidak langsung departemen Rp 2.175,00 Rp 2.620,00 Rp 771 Rp 1.445 Rp 369
Alokasi biaya overhead departemen Z Rp 276,75 Rp 92,25 (Rp 369)
Alokasi biaya overhead departemen Y Rp 650,25 Rp 794,75 (Rp 1.445)
Alokasi biaya overhead departemen X Rp462,60 Rp 308,40 (Rp 771)
Jumlah alokasi biaya overhead dari departemen pembantu Rp 1.389,60 Rp 1.195,40 0 0 0
Jumlah biaya departemen produksi setelah menerima alokasi biaya dari dept. pembantu Rp 3.564,60 Rp 3.815,40

C. Metode Alokasi Bertahap yang mempertimbangkan jasa timbal balik antar


Departemen Pembantu
Jika diantara departemen-departemen pembantu terdapat transfer jasa secara timbal
balik , dan di dalam pembuatan tarif biaya overhead transfer jasa ini akan diperhitungkan.
Maka perlu dilakukan alokasi biaya overhead antardepartemen pembantu, sebelum biaya
overhead departemen pembantu akhirnya dialokasikan seluruhnya ke departemen
produksi. Di dalam Menyusun anggaran biaya overhead pabrik per departemen, biaya
dibagi menjadi dua golongan, biaya langsung departemen dan biaya tidak langsung
departemen. Biaya tidak langsung harus dibagikan kepada depatemen-departemen yang
menikmati manfaatnya, baik dalam departemen produksi maupun departemen pembantu.
Distribusi biaya overhead merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan
pembagian biaya overhead tidak langsung departemen kepada departemen-departemen
yang menikmati manfaatnya, baik departemen produksi maupun departemen pembantu.

Setelah biaya langsung dan tidak langsung departemen dikelompokkan dalam masing-
masing departemen, maka langkah selanjutnya dalam penentuan tarif biaya overhead
pabrik adalah membagikan biaya overhead departemen-departemen pembantu kepada
departemen-departemen produksi(dalam metode alokasi langsung) atau kepada
departemen-departemen pembantu lain dan departemen produksi (dalam metode alokasi
bertahap). Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian biaya overhead
departemen pembantu ke departemen produksi, atau dari departemen pembantu ke
departemen pembantu yang lain dan departemen produksi adalah alokasi biaya overhead.
Untuk kepentingan penentuan tarif biaya overhead pabrik, jumlah biaya overhead
departemen produksi setelah alokasi biaya overhead dari departemen pemabantu
kemudian dibagi dengan dasar pembebanan yang dipakai pada masing-masing
departemen produksi. Atas dasar tarif ini biaya overhead pabrik dibagikan kepada produk
di departemen produksi. Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian biaya

6
overhead pabrik di departemen produksi kepada produk adalah pembebanan biaya
overhead.
Dengan adanya pembedaan tiga macam istilah dalam pembuatan tarif biaya overhead
, maka terdapat tiga macam tarif yang terdiri dari tarif distribusi, tarif alokasi dan tarif
pembebanan biaya overhead. Tarif distribusi adalah tarif yang digunakan untuk
membagikan biaya overhead tidak langsung departemen kepada departemen-departemen
yang menikmati manfaatnya baik departemen pembantu maupun produksi. Tarif alokasi
adalah tarif yang digunakan untuk membagikan biaya overhead departemen pemabantu
kepada departemen produksi baik secara langsung maupun bertahap. Tarif pembebanan
adalah tarif yang digunakan untuk membagikan biaya overhead pabrik dimaksudkan
untuk menunjukkan tarif pembebanan ini. Perbedaan istilah distribusi, alokasi dan
pembebanan biaya overhead pabrik dilukiskan dalam gambar 1 ini .

GAMBAR 1

Jika diantara dua departemen pembantu terjadi transfer jasa secara timbal balik,
maka tarif alokasi biaya departemen pembantu yang satu belum dapat dihitung sebelum
ada alokasi biaya dari departemen pembantu yang lain, begitu juga sebaliknya. Untuk
memecahkan lingkaran setan ini dapat digunakan salah satu dari dua metode berikut ini
yaitu metode alokasi kontinu dan metode aljabar.

a. Metode Alokasi Kontinu

7
Dalam metode ini, biaya overhead pabrik departemen-departemen pembantu yang
saling memberikan jasa dialokasikan secara terus-menerus sehingga jumlah biaya
overhead yang belum dialokasikan menjadi tidak berarti. Misalnya departemen
pembantu X dan departemen pembantu Y saling memberikan jasa secara timbal balik.
Mula-mula biaya overhead departemen X dialokasikan ke departemen Y sesuai
dengan jasa yang dipakai oleh departemen Y. Hal ini menyebabkan biaya overhead
departemen X tersebut habis dialokasikan. Kemudian alokasi berikutnya dilakukan
terhadap biaya overhead departemen Y setelah menerima alokasi biaya dari
departemen X. Alokasi kedua ini akan menyebabkan biaya overhead departemen Y
habis dialokasikan dan akan menyebabkan biaya overhead departemen Y habis
dialokasikan dan akan menyebabkan biaya overhead departemen X terisi kembali.
Alokasi seperti ini dilakukan secara berulang-ulang sehingga jumlah biaya overhead
yang belum dialokasikan menjadi tidak berarti lagi.
Contoh 2
Biaya overhead langsung dan tidak langsung departemen-departemen pembantu dan
produksi selama tahun anggaran 20X3 diperkirakan sebagai berikut:
Departemen Produksi
Departemen A Rp 9.000.000
Departemen B 15.000.000
Departemen Pembantu
Departemen X Rp 3.000.000
Departemen Y 5.000.000
Jasa yang dihasilkan departemen pembantu dibagikan menurut proporsi yang
disajikan dalam gambar berikut:

Jumlah biaya overhead departemen X setelah menerima alokasi biaya dari


departemen Y adalah sebesar Rp4.081.632 (yaitu Rp 3.000.000 + Rp1.060.000 +
Rp21.200 + Rp424 + Rp8), sedangkan jumlah biaya overhead departemen Y setelah
menerima alokasi biaya dari departemen X adalah sebesar Rp 5.408.163 (yaitu
Rp5.000.000 + Rp300.000 + Rp106.000 +Rp2.120 + Rp42 + Rp1)

Alokasi Biaya Overhead Pabrik Dengan Metode Alokasi Kontinu

8
Departemen X Departemen Y
Biaya overhead langsung dan tidak langsung departemen Rp 3.000.000 Rp 5.000.000
Alokasi biaya overhead Departemen X *) (3.000.000) 300.000
Rp 0 Rp 5.300.000
Alokasi biaya overhead Departemen Y 1.060.000 (5.300.000)
Rp 1.060.000 Rp 0
Alokasi biaya overhead Departemen X (1.060.000) 106.000
Rp 0 Rp 106.000
Alokasi biaya overhead Departemen Y 21.200 (106.000)
Rp 21.200 Rp 0
Alokasi biaya overhead Departemen X (21.200) 2.120
Rp - Rp 2.120
Alokasi biaya overhead Departemen Y 424 (2.120)
Rp 424 Rp -
Alokasi biaya overhead Departemen X (424) 42
Rp - Rp 42
Alokasi biaya overhead Departemen Y 8 (42)
Rp 8 Rp -
Alokasi biaya overhead Departemen X (8) 1
Rp - Rp 1
*) Biaya overhead departemen X sebesar Rp3.000.000 tersebut seharusnya dialokasikan pula
ke departemen-departemen produksi tetapi dalam perhitungan ini jumlah biaya overhead yang
dialokasikan ke departemen-departemen produksi tidak ditulis. Hal ini disebabkan karena
tujuan metode alokasi kontinu adalah untuk menghitung jumlah biaya overhead departemen
pembntu setelah menerima alokasi biaya dari departemen pembantu yang lain.

Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi dan alokasi


biaya overhead antardepartemen pembantu sendiri dilakukan dalam gambar berikut
ini :

Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi dan


alokasi biaya overhead antardepartemen pembantu

Departemen Pembantu Departemen Produksi


Departemen X Departemen Y Departemen A Departemen B
Biaya overhead langsung dan tidak
langsung departemen Rp 3.000.000 Rp 5.000.000 Rp 9.000.000 Rp 15.000.000
Alokasi biaya overhead departemen X (4.081.632) 408.163 2.653.061 1.020.508
Alokasi biaya overhead departemen Y 1.081.632 (5.408.163) 2.433.673 1.892.857
Rp Rp0 0 Rp 14.086.734 Rp 17.913.265

b. Metode Aljabar
Dalam metode ini, jumlah biaya tiap-tiap departemen pembantu dinyatakan dalam
persamaan aljabar. Dari contoh 2 tersebut, misalkan:
X = jumlah biaya departemen X setelah menerima alokasi biaya dari departemen Y

9
Y = jumlah biaya departemen Y setelah menerima alokasi biaya dari departemen X
Oleh karena itu :
X = 3.000.000 + 0,20 Y
Y = 5.000.000 + 0,10 X
Dua persamaan tersebut dapat diselesaikan lebih lanjut sebagai berikut :
X = 3.000.000 + 0,20 Y
X = 3.000.000 + 0,20 (5.000.000 + 0.10 X)
X = 3.000.000 + 1.000.000 + 0.20 X
X – 0.20 X = 4.000.000
0.98 X = 4.000.000
X = 4.000.0000/0,98
X = 4.081.633

Y = 5.000.000 + 0.10 X
Y = 5.000.000 + 408.163
Y = 5.408.163
Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi dan
antardepartemen pembantu

D. Metode Alokasi Bertahap yang Tidak Memperhitungkan Transfer Jasa Timbal


Balik aantar Departemen Pembantu
Dalam praktik, metode alokasi kontinu dan metode aljabar seringkali menimbulkan
kesulitan dalam perhitungan apabila perusahaan memiliki banyak departemen pembantu.
Dengan dua puluh lima departemen pembantu yang saling memberikan jasa secara timbal
balik, maka bila metode aljabar digunakan, harus diselesaikan 25 persamaan dengan 25
variabel yang belum diketahui. Oleh karena itu di dalam praktik, metode alokasi bertahap
yang banyak digunakan adalah metode urutan alokasi yang diatur (specified order of
closing).
Karakteristik metode urutan alokasi yang diatur adalah sebagai berikut :
1. Biaya overhead departemen pembantu dialokasikan secara bertahap
2. Alokasi biaya overhead departemen pembantu diatur urutannya sedemikian rupa
sehingga arus alokasi biaya menuju ke satu arah
Contoh

10
Perusahaan memiliki 3 departemen pembantu: departemen A, departemen B, dan
departemen C, serta dua departemen produksi : departemen X dan departemen Y. Urutan
alokasi biaya overhead diatur sebagai berikut : biaya departemen A dialokasikan
pertamakali kemudian biaya departemen B dialokasikan yang kedua, dan biaya overhead
departemen C dialokasikan yang terakhir. Urutan alokasi dapat diikuti dalam gambar 2
Alokasi Biaya Overhead Departemen Pembantu dengan Metode Urutan Alokasi
GAMBAR 2

GAMBAR 3

11
1. Pedoman Umum di Dalam Mengatur urutan Alokasi Biaya Overhead
Departemen Pembantu, yaitu :
a. Biaya overhead departemen pembantu yang jasanya paling banyak dil[pakai
oleh departemen-departemen lain, dialokasikan pada urutan yang pertama.
Contoh :
Dalam gambar 2 departemen A memberikan jasa kepada departemen B dan
departemen C, sedangkan departemen B hanya memberikan jasa kepada
departemen C. Oleh karena itu baiaya departemen A dialokasikan pada
urutan pertama.
b. Urutan alokasi biaya dapat didasarkan pada urutan besarnya biaya overhead
dalam masing-masing departemen pembantu.
Contoh :
Biaya overhead langsung dan tidak langsung departemen pembnatu yang
dianggarkan untuk tahun 20X1 adalah sebagai berikut : departemen A
Rp15.000.000, departemen B Rp17.500.000, dan departemen C
Rp10.000.000

E. Perhitungan Tarif Pembebanan Biaya Overhead Pabrik per Departement


Contoh 3 : PT Eliona Sari mengolah produknya melalui dua Departemen produksi ;
Departemen A dan Departemen B dan tiga Departemen Pembantu, yaitu Departemen X,
Y, dan Z. Dalam penentuan Tarif biaya Overhead Pabrik untuk tahun anggaran 20X1,
telah disusun anggaran biaya Overhead per departemen seperti tambah pada Tabel 8.12,
sert dasar distribusi dan alokasi biaya overhead seperti tambak pada table 8.13.

a. Tabel 8.12 (Anggaran Biaya Overhead Per Departemen)

12
PT Eloina Sari
Anggaran Biaya Overhead Pabrik per departemen untuk Tahun Anggaran 20X1
(dalam ribuan rupiah

Dep. Produksi Dep. Pembantu


Jenis Biaya T/V Jumlah
A B X Y Z
Biaya Overhead langsung :
Biaya Bahan penolong V Rp 1.450 Rp 550 Rp 750 Rp 50 Rp 75 Rp 25
Biaya Bahan Baku V Rp 1.000 Rp 1.000
Upah tenaga Kerja T/V Rp 1.500 Rp 500 Rp 550 Rp 200 Rp 150 Rp 100
V Rp 500 Rp 225 Rp 275
Biaya Kesejahteraan Karyawan T Rp 655 Rp 250 Rp 300 Rp 50 Rp 30 Rp 25
Biaya Reparasi dan Pemeliharaan mesin T Rp 1.030 Rp 300 Rp 375 Rp 225 Rp 75 Rp 55
V Rp 350 Rp 100 Rp 125 Rp 75 Rp 25 Rp 25
Jumlah Biaya Overhead langsung T Rp 3.185 Rp 1.050 Rp 1.225 Rp 475 Rp 225 Rp 180
V Rp 3.300 Rp 875 Rp 1.150 Rp 125 Rp 1.100 Rp 50

Biaya Overhead tidak Langsung


Biaya Depresiasi T Rp 400 Rp 100 Rp 120 Rp 40 Rp 60 Rp 80
Biaya Asuransi T Rp 600 Rp 150 Rp 180 Rp 60 Rp 90 Rp 120
Jumlah biaya Overhead tidak langsung dep. T Rp 1.000 Rp 250 Rp 300 Rp 100 Rp 150 Rp 200
Jumlah Biaya Overhead Pabrik T Rp 4.185 Rp 1.300 Rp 1.525 Rp 575 Rp 405 Rp 380
V Rp 3.300 Rp 875 Rp 1.150 Rp 125 Rp 1.100 Rp 50
Total Biaya Overhead Pabrik Rp 2.175 Rp 2.675 Rp 700 Rp 1.505 Rp 430

b. Tabel 8.13 (Dasar Dustribusi dan Alokasi Biaya Overhead untuk Tahun
Anggaran 20X1)
Hail Survei Pabrik Mengenai Dasar Distribusi dan Alokasi Biaya overhead Pabrik
Pada Awal tahun 20X1

Luas lantai Pemakaian Kwh Jml Karyawan Jam Pemeliharaan


Departememen
M2 % Kwh 5 Orang % Jam Pemeliharaan %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Departemen A Rp 2.000 25 Rp 17.200 40 Rp 100 40 Rp 4.000 40
Departemen B Rp 2.400 30 Rp 12.900 30 Rp 125 50 Rp 6.000 60
Departemen X Rp 800 10 Rp 8.600 20 Rp 25 10
Departemen Y Rp 1.200 15 Rp 4.300 10
Departemen Z Rp 1.600 20

Jumlah Rp 8.000 100 Rp 43.000 100 Rp 250 100 Rp 10.000 100

Dalam membebankan Biaya overhead kepada prosuk, digunakan dasar


pembebanan jam tenaga kerja langsung untuk departemen A dan jam mesin untuk
departemen B. untuk tahun 20X1, Departemen A akan dioprasikan pada kapasitas
normal 50.000 jam tenaga kerja langsung dan Departemen B pada kapsitas normal
25.000 jam mesin.
c. Tabel 8.14 (Alokasi Biaya Overhead Departemen Pembantu yang Dianggarkan
untuk Tahun 20X1)

13
PT Eliona Sari
Alokasi Biaya Overhead Departemen Pembantu ke Deartemen produksi
Untuk tahun 20X1
(dalam ribuan rupiah)

Departemen produksi Departemen Pembantu


Keterangan
Dep. A Dep. B Dep. X Dep. Y Dep. Z
Biaya Overhead Langsung dan Tidak Langsung Dep. Rp 2.175 Rp 2.675 Rp 700 Rp 1.505 Rp 430

Alokasi Biaya Overhead dep. Z atas dasar alokasi


kwh dan Tarif alokasi Rp.10 per Kwh (430.000 : Rp 172 Rp 129 Rp 86 Rp 43 (430)
43.000)

Alokasi Biaya Overhead dep. Y atas dasar alokasi


karyawan dan Tarif alokasi Rp.6.192 per orang Rp 619,2 Rp 774 Rp 155 (1.548)
(1.548.000 : 250)

Alokasi Biaya Overhead dep. X atas dasar alokasi


jam pemeliharaan dan Tarif alokasi Rp.94,08 per jam Rp 376,32 Rp 564,48 (940,8)
(940.800 : 10.000)

Jumlah Alokasi biaya overhead pabrik yang diterima


Rp 1.167,52 Rp 1.467,48
dari Dep. Pembantu

Jumlah Biaya Overhead pabrik produksi setelah


Rp 3.342,52 Rp 4.142,48
adanya biaya overhead dari dep. Pembantu

Berdasarkan Data table 8.14, Tarif pembebanan biaya overhead departemen produksi
untuk tahun 20X1 dihitung dalam Tabel 8.15
d. Tabel 8.15 (Perhitungan Tarif Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Deoartemen
Produksi)
Dasar Pembebanan Anggaran Biaya Tarif Pembebanan
Dep. A Dep. B
Dep. A (Jam) Dep. B (Jam) Dep. A (Rp) Dep. B (Rp)
(Rp) (Rp)
(1) (2) (3) (4) (3) : (1) (4) ; (2)
Jam Tenaga Kerja Langsung Rp 50.000 Rp 3.342.520 Rp 66,85
Jam Mesin Rp 25.000 Rp 4.142.480 Rp 165,70

Penjelasannya
Dalam perhitungan tarif pembebanan biaya overhead pabrik tiap departemen
produksi, setelah anggaran biaya overhead pabrik selesai disusun, langkah berikutnya
adalah mengalokasikan biaya overhead departemen pembantu ke departemen
pembantu lain dan departemen produksi. Agar suapa alokasi tersebut adil, harus dicari
dsar alokasi yang cocok dengan satuan jasa yang dihasilkan oleh masing-masing
departemen pembantu.
e. Tabel 18.16 (Departemen Pembantu dan Satuan dasar Alokasi Jasanya)

14
Departemen Pembantu Departemen produksi
Departemen gedung dan Emplasemen Meter persegi atau Meter kubik
Departemen kafetaria Jumlah Karyawan
Departemen Bengkel Pembebanan Langsung biaya sparepart dan bahan
ditambah dengan jam pemeliharaan yang dikonsumsi
oleh masing-masing departemen

Departemen Materials Handling Satuan yang diangkut atau tonase


Departemen Poliklinik Jumlah Karyawan
Departemen Personalia Jumlah Karyawan
Dalah table 18.16 biaya overhead departemen Z dialokasikan atas dasar tasiran jumlah
pemakaian kilowatthours departemen-departemen lain. Menurut taksiran yang dibuat
pada awal tahun anggaran, penggunaan kwh tiap-tiAP Departemen Tercatat pada
table 8.13, yang mana tariff alokasi biayanya, yaitu Rp10 per kwh.

f. Tabel 8.17 (Daftar Alokasi Biaya Departemen 2)

Alokasi Biaya atas Dasar Tarif Alokasi Biaya atas Dasar


Alokasi Sebesar Rp.10 per Kwh Presentase Pemakaian Kwh
Taksiran Biaya Dep. Z Presentase Biaya Dep. Z
Pemakaian yang pemakaian yang
Kwh dialokasikan Kwh dialokasikan
(1) X Rp.10 3XRp. 430.000
Dep. (1) (2) (3) (4)
A Rp 17.200 Rp 172.000 40 Rp 172.000
B Rp 12.900 Rp 129.000 30 Rp 129.000
X Rp 8.600 Rp 86.000 20 Rp 86.000
Y Rp 4.300 Rp 43.000 10 Rp 43.000

Rp 43.000 Rp 430.000 100 Rp 430.000


Dalah table 8.14 biaya overhead departemen Y dialokasikan atas dasar taksiran
jumlah karyawan di departemen pembantu X dan departemen-departemeb produksi.
Jumlah biaya overhead departemen Y setelah ditambah alokasi biaya overhead dari
departemen Z adalah sebesar Rp. 1.584.000 (1.505.000+43.000). Jumlah biaya
sebesar Rp6.192 (1.548.000/250) atau dasar presentase alokasi dalam Tabel 8.13
kolom (6). Biaya overhead departemen Y sebesar Rp. Rp. 1.584.000 dialokasikan
yang kedua dengan perhitungan seperti disjikan dalam Tabel 8.18

15
g. Tabel 8.18 (Daftar Alokasi Biaya Departemen Y)

Alokasi Biaya atas Dasar Tarif Alokasi Biaya atas Dasar Presentase
Alokasi Sebesar Rp.6.192 per Orang Jumlah Karyawan
Presentase
Biaya Dep. Y Biaya Dep. Y yang
Jumlah Karyawan Jumlah
yang dialokasikan dialokasikan
Karyawan
(1) X Rp. 6.192 (3) X Rp. 1.548.000
Dep. (1) (2) (3) (4)
A 100 Rp 619.200 40 Rp 619.200
B 125 Rp 774.000 50 Rp 774.000
X 25 Rp 154.800 10 Rp 154.800

250 Rp 1.548.000 100 Rp 1.548.000

Biaya overhead departemen X dialokasikan ke departemen produksi atas dasar


pemakaian jasa pemeliharaan. Jumlah biaya departemen Y dan Z setelah ditambah
alokasi biaya overhead dari departemen-departemeb Y dan Z adalah sebesar
Rp.940.800 (700.000+86.000+154.8000). jumlah biaya ini dialokasikan ke deprtemen
produksi dengan tariff alokasi per jam pemeliharaan sebesar Rp. 94,08
(94.800/10.000) atau atas dasar presentase alokasi pada Tabel 8.13 kolom (8).
h. Tabel 8.19 (Daftar Alokasi Biaya Departemen X)

Alokasi Biaya atas Dasar Tarif Alokasi Biaya atas Dasar Presentase
Alokasi Sebesar Rp.94,08 per Orang Jumlah Karyawan
Presentase
Jumlah Biaya Dep. Y Biaya Dep. X yang
Jumlah
Pemeliharaan yang dialokasikan dialokasikan
Pemeliharaan
(1) X Rp94,08 (3) X Rp940.800
Dep. (1) (2) (3) (4)
A 4000 Rp 376.320 40 Rp 376.320
B 6000 Rp 564.480 60 Rp 564.480

10000 Rp 940.800 100 Rp 940.800

16
i. Tabel 8.20 (Perhitungan Biaya Overhead Pabrik Variabel dan Tarif Biaya
Overhead Pabrik Tetap)
Departemen A Departemen B
Biaya ov . Langsung dan Tidak Langsung deprtemen-variabel (Tabel 8.12) 875000 1150000
Biaya ov . Yang berasal dari departemen pembantu, seluruhnya diangggap
variabel (Tabel 8.14) 1167520 1467480

Jumlah Biaya Overhead -Variabel 2042520 2617480


Biaya ov. Langsung dan Tidak Langsung deprtemen-tetap (Tabel 8.12) 1300000 1525000

Jumlah 3342520 4142480

Tarif Biaya Overhead pabrik-variabel


Rp2.042.520 : 50.000 40,85
Rp2.617.480 : 25.000 104,7
Tarif Biaya Overhead -Tetap
Rp1.300.000 : 50.000 26
Rp1.525.000 : 25.000 61

Tarif Biaya Overhead total 66,85 165,7


Per Jam Tenaga
Per Jm mesin
Kerja Langsung

F. Analisis Biaya Overhead per Departement


Jika tarif biaya overhead telah ditentukan pada awal tahun, maka selama tahun
anggaran, pesanan atau produk yang diolah dalam departemen produksi, dibebani dengan
biaya overhead atas dasar tarif tersebut.
Biaya overhead yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan dan dicatat selama tahun
anggaran tersebut, agar supaya pada akhir tahun dapat dilakukan pembandingan antara
biaya overhead yang dibebankan berdasarkan angka taksiran dengan biaya overhead yang
sesungguhnya terjadi. Untuk dapat melakukan pembandingan antara biaya overhead yang
dibebankan atas dasar tarif dengan biaya overhead yang sesungguhnya terjadi per
departemen, langkah langkah yang harus ditempuh selama tahun anggaran adalah sebagai
berikut:
1. Mengumpulkan jumlah tiap jenis biaya overhead yang terjadi sesungguhnya
dalam masing-masing departemen selama tahun anggaran (lihat Gambar 8.21)
2. Mengumpulkan data sesungguhnya yang berhubungan dengan dasar distribusi dan
alokasi biaya aid pabrik (lihat Gambar 8.22).
3. Mergalokasikan biaya werbend sesungguhnya departemen pembantu dengan cara
yang sama seperi yang dilakukan pada waktu penentuan tarif biaya andal pabrik
seperi yang telah dinjikan dalam Gambar 8.14. Dasar alokasi yang digunakan
adalah da yang dikumpulkan pada langkah ke- 2 (lihat Gambar 8.22)

17
4. Membandingkan biaya overhead sesungguhnya tiap-tiap departemen produksi
dengan yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif, untuk perhitungan
biaya overhead yang lebih atau kurang dibebankan (lihat Gambar 8.23).
5. Menganalisis selisih biaya overhead per departemen (Gambar 8.25).

Gambar 8.21
Biaya overhead pabrik sesungguhnya per departemen Tahun 20X1

PT Eliona Sari
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Per Departemen Tahun 20X1 (dalam ribuan rupiah)

Dep.
Jenis Biaya T/V Jumlah produksi Dep. pembantu
A B X Y Z
Biaya overhead langsung departemen:
Biaya bahan penolong V 1.430 660 600 60 80 30
Biaya bahan bakar V 1.120 - - - 1.120 -
Upah tenaga kerja langsung T 1.500 500 550 200 150 100
V 490 270 220 - - -
Biaya kesejahteraan karyawan T 655 250 300 50 30 25
Biaya reparasi & pemeliharaan mesin T 1.030 300 375 225 75 55
V 364 120 100 75 39 30
Jumlah biaya overhead langsung dept. T 3.185 1.150 1225 475 255 180
V 3.404 1.050 920 135 1.239 60
Biaya overhead tidak langsung
dapartemen:
Biaya depresiasi T 400 100 120 40 60 80
Biaya asuransi T 600 150 180 60 90 120
Jumlah biaya overhead tdk langsung
dept. 1.000 250 300 100 150 200
Jumlah Biaya overhead pabrik T 4.185 1.300 1.525 575 405 380
V 3.404 1050 920 135 1.239 60
Total biaya overhead pabrik 7.589 2.350 2.445 710 1.644 440

*T=Biaya tetap V=Biaya varible


Gambar 8.22
Dasar distribusi dan alokasi biaya overhead sesungguhnya untuk tahun 20X1

18
Hasil Survei Pabrik Mengenai Dasar Distribusi dan Alokasi Biaya overhead Pabrik Pada Akhir
Tahun 20X1
Pada Akhir Tahun 20X1
Departemen M2 % Kwh % Orang % Jam %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Departemen A 2.000 25 20.400 46 117 45 7.000 70
Departemen B 2.400 30 10.400 24 104 40 3.000 30
Departemen X 800 10 8.600 20 39 15 - -
Departemen Y 1.200 15 4.600 10 - - - -
Departemen Z 1.600 20 - - - - - -
Jumlah 8.000 100 44.000 100 260 100 10.000 100

Gambar 8.23
Alokasi Biaya Overhead Pabrik Departemen Pembantu yang Sesungguhnya untuk Tahun
20X1

PT Eliona Sari
Alokasi Biaya Overhead sesungguhnya Departemen Pembantu ke Departemen Produk Tahun 20X1
(dalam ribuan rupiah)

Keterangan Dept.A Dept.B Dept.X Dept.X Dept.Z


Biaya overhead langsung dan tidak langsung dep. 2.250,0 2.445,0 710,0 1.6446,0 440,0
Alokasi biaya overhead dep.Z atas dasar alokasi
kwh
dan tarif alokasi Rp10 per kwh (440.000 :
44.000) 204,0 104,0 86,0 46,0 (440,0)

Alokasi biaya overhead dep. Y dasare alokasi jml


karyawan dan tarif alokasi Rp6.500 per orang
(1.690.000 : 10.000) 760,50 676,00 253,5 (1.690,0)

Alokasi biaya overhead dep. X dg. Dasar alokasi


jam
Pemeliharaan dan tarif alokasi Rp104,95 per
jam
(1.094.500 : 10.000) 734,65 314,85 1.049,5

19
Jumlah alokasi biaya overhead yg diterima dari
dept.
pembantu 1.699,15 1.094,85
Jml biaya overhead pabrik produksi setelah
adanya
biaya overhead dari dep. Pembantu 4.049,15 3.539,85

Gambar 8.24
Perhitungan Biaya overhead Pabrik yang lebih (kurang) Dibebankan

PT Eliona Sari
Perhitungan Biaya Overhead yang lebih (kurang) Dibebankan
(Over/UnderApplied Factory Overhead)
Departemen A Departemen B
Jumlah biaya ov. Pabrik yang dibebankan kepada produk
dalam tahun 20X1 adalah sebesar:
60.000 jam x Rp66,85 4.011.000
20.000 jam x Rp1645,70 3.314.00

Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya ter jadi dalam


tahun 20X1: (lihat gambar 8.15) 4.049.150 3.539.850
Biaya Ov. Pabrik lebih atau kurang dibebankan (Rp 38.150) Rp225.850)

Selisih biaya overhead pabrik yang dibebankan berdasarkan tariff dengan biaya overhead
yang sesungguhnya terjadi tersebut dapat dianalisi lebih lanjut untuk mengetahui
penyebab terjadinya. Analisi selisih tersebut dapat diikuiti dalamm gambar 8.25
Gambar 8.25 (Analisi selisih biaya overhead pabrik per departemen.)

PT Eliona Sari
Analisi Selisih Biaya Overhead Pabrik Tahun 20X1

Departemen A Departemen B
Selisih Anggaran:
Biaya overhead yang sesungguhnya (Gb. 8.23) Rp4.049.150 Rp3.539.850
Dikurangi: Biaya overhead tetap yang sesungguhnya (Gb
8.12) 1.300.000 1.525.000
Biaya overhead variable sesungguhnya 2.749.150 2.014.850
Biaya overhead variable yang dianggarkan (Gb 8.20)
60.000 x Rp 40,85 2.451.000
20.000 x Rp104.70 2.049.000

20
Selisih Anggaran Rp298.150 (R) Rp 79.150 (L)

Selisih Kapasitas:
Kapasitas normal 50.00 jam 25.000 jam
kapasitas sesungguhnya yang dicapai 60.000 20.000
selisih kapasitas 10.000 jam 5.000 jam
Tarif biaya overhead tetap Rp26 Rp22561
selisih kapasitas Rp260.000 (L) Rp305.000 (R)
Selisih bersih biaya overheaad tahun 20x1 Rp 38.150 (R) Rp225.850 (R)

*Tanda R di belakang angka selisih berarti rugi, sedangkan L berarti laba.

G. Akuntansi Biaya Overhead


a. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik kepada Produk Berdasarkan Tarif yang
ditentukan dimuka
Akuntansi biaya overhead pabrik terdiri dari pencatatan:
1. Pembebanan biaya serbead pabrik kepada produk berdasarkan tarif yang
ditentukan di muka
2. Pengumpulan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi.
3. Penutupan rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan ke rekening biaya
overhead pabrik sesungguhnya.
4. Penghitungan pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik.
5. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik kepada Produk Berdasar Tarif yang
Ditentukan Di Muka
Apabila produk diolah melalui lebih dari satu departemen produksi, untuk
menampung biaya produksi, di dalam buku besar dibentuk rekening barang dalam
proses untuk tiap departemen produksi. Biaya overhead yang dibebankan kepada
produk ditampung dalam rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan. Rekening
biaya overhead pabrik yang dibebankan perlu dibentuk untuk tiap departemen
produksi.

Gambar 8.26
Rekening –rekening yang dipakai untuk mencatat pembebanan dan pengalokasian
biayaoverhead pabrik

21
Hubungan rekening buku besar yang dipakai untuk mencatat biaya overhead pabrik
per departemen disajikan dalam Gambar 8.26. Angka yang tercantum dalam tanda
kurung pada gambar tersebut menunjukkan nomor nomor jurnal untuk mencatat
pembebanan dan pengalokasian biaya real pabrik
Dari data yang terdapat dalam Gambar 8.24, jurnal pembebanan biaya
overhead
pabrik kepada produk adalah sebagai berikut:
Jurnal 1

Barang Dalam proses-Biaya overhead Rp4.011.00


pabrik Dep.A 0
Barang dalam proses-Biaya overhead
pabrik Dep. B 3.314.000
Biaya overhead pabrik yang
dibebankan Dep. A Rp4.011.000
Biaya overhead pabrik yang
dibebankan Dep. B 3.314.000

b. Pengumpulan Biaya Overhead Pabrik yang Sesungguhnya

Untuk mengumpulkan biaya overhead yang sesungguhnya terjadi, dalam buku


besar dibentuk rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya. Rekening ini dirinci
lagi sesuai dengan pembagian departemen pembantu dan departemen produksi.
Pencatatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya mula-mula dilakukan
dengan mendebit rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya. Rincian jenis biaya
pabrik dalam tiap-tiap departemen produksi dan departemen pembantu
diselenggarakan dalam buku pembantu. Dari data yang dikumpulkan dalam buku

22
pembantu, secara periodik (misalnya setiap bulan) dibuat daftar biaya overhead
sesungguhnya tiap-tiap departemen seperti Gambar 8.21 tersebut di muka. Atas dasar
data dalam daftar tersebut kemudian dibuat jurnal pembagian biaya dengan cara
memindahkan biaya overhead sesungguhnya yang terkumpul dalam rekening biaya
overhead pabrik sesungguhnya ke rekening biaya overhead pabrik yang sesungguhnya
tiap-tiap departemen. Setelah biaya overhead sesungguhnya dalam tap-tiap
departemen dikumpulkan, kemudian dibuat daftar alokasi biaya overhead
sesungguhnya seperti Gambar 8.23. Atas dasar data dalam daftar alokasi biaya
tersebut dibuat jurnal untuk mengalokasikan biaya overhead departemen pembantu ke
departemen pembantu lain dan ke departemen produksi.

Akuntansi biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi diuraikan berikut ini.
1. Atas dasar berbagai macam bukti pembukuan, dicatat terjadinya biaya pabrik
sesungguhnya dalam rekening kontrol biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan
jurnal sebagai berikut:
Jurnal #2

Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp7.589.000


persediaan bahaan penolong Rp1.430.000
Persediaan bahan bakar 1.120.000
Gaji dan upah 2.645.000*
Persediaan suku cadang 1.394.000**
Akumulasi Depresiasi Gedung 400.000
Persekot asuransi gedung 600.000
.
Angka diambil dari gambar 8.21

*) Terdiri dari;Upah tenaga kerja tidak langsung Rp1.990.000 (Rp1.500.000 +


Rp490.000), dan biaya kesejahteraan karyawan Rp655.000
**) Terdiri dari biaya tetap Rp1.030.000 dan biaya variable Rp364.000

2 Bukti pembukuan terjadinya biaya overhead pabrik dicatat pula dalam buku
pembantu, yaitu ke dalam rekening jenis biaya overhead pabrik tiap-tiap departemen
Untuk memungkinkan pencatatan jenis biaya pada tiap-tiap departemen, bukti
pembukuan harus diberi nomor kode rekening yang menunjukkan departemen dan
jenis biayanya. Misalnya departemen pembantu dan produksi diberi kode sebagai

23
berikut: 500 Departemen A; 501 Departemen B; 502 Departemen X, 503 Departemen
Y, 504 Departemen Z, sedangkan jenis biaya diberi kode dengan menambah dua
angka di belakang kode rekening kontrolnya sebagai berikut:
01 Biaya Bahan Penolong
02 Biaya Bahan Bakar
03 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
04 Biaya Kesejahteraan
05 Biaya Reparasi & Pemeliharaan Mesin
06 Biaya Depresiasi Gedung
07 Biaya Asuransi Gedung
Jika jenis biaya jumlahnya lebih dari sepuluh jenis, maka kode rekening pembantunya
terdiri dari dua angka. Dengan demikian setiap bukti pembukuan diberi kode rekening
yang menunjukkan jenis biaya dan pusat terjadinya.

Contoh

Kode Rekening
Transaksi Pembantu
a. pembelian bahan penolong di Dep. A 500.01
b. pemakaian suku cadang untuk pemeliharaan mesin
Dep. X 502.05
c. pemakaian suku cadang untuk pemeliharaan mesin
Dep.B 501.05
d. Biaya depresiasi gedung Dep. B 501.06
e. Biaya depresiasi gedung. A 500.06

3. Setiap bulan jenis biaya pada tiap-tiap departemen dijumlah dan kemudian dibuat
daftar biaya overhead pabrik sesungguhnya seperti tampak dalam Gambar 8.21.

4. Atas dasar daftar biaya overhead pabrik sesungguhnya (Gambar 8.21), kemudian
dibuat jurnal untuk memindahkan jumlah biaya overhead pabrik yang terkumpul
dalam rekening sesungguhnya ke dalam rekening biaya overhead pabrik
sesungguhnya masing-masing departemen berikut ini:

Jurnal #3
Biaya overhead pabrik sesungguhnya
Dept. A Rp2.350.000

24
Biaya overhead pabrik Sesungguhnya
Dept. B 2.445.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya
Dept. X 710.000
Biaya overhead pabrik Sesungguhnya
Dept. Y 1.644.000
Biaya overhead pabrik Sesungguhnya
Dept. Z 440.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp7.589.000

5. Setelah daftar biaya overhead pabrik sesungguhnya selesai disusun kemudian


dibuat daftar alokasi biaya overhead pabrik sesungguhnya (lihat Gambar 8.23). Atas
dasar data dalam Gambar 8.23 tersebut dibuat jurnal berikut:

Jurnal 4
a
Biaya overhead pabrik sesungguhnya
Dept. A Rp204.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya
Dept. B 104.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya
Dept. X 86.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya
Dept. Y 46.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya
Dept.Z Rp440.000

(jurnal alokasi biaya overhead pabrik sesunggugnya Dep, pembantu Z)


b.
Biaya overhead pabrik sesungguhnya
Dept. A Rp760.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya
Dept. B 676.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya
Dept. X 253.000
Biaya overhead sesungguhnya Dept.
Y Rp1.690.000
(Jurnal alokasi biaya overhead pabrik sesungguhnya Dep. Pembantu Y)

c.
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Dept.
A Rp734.650
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Dept.
B 314.850
Biaya overhead pabrik sesungguhnya
Dept. X Rp1.049.500

25
(Jurnal alokasi BOP pabrik sesungguhnya Dep. Pembantu X)

c. Penutupan Rekening Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan ke rekening


Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya

untuk menghitung pembebanan lebih atau kurang biaya pabrik, biaya overhead pabrik
yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang di muka dipertemukan dengan
biaya overhead yang sesungguhnya terjadi. Jurnal penutupan rekening biaya overhead
pabrik yang dibebankan ke rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya per
departemen adalah sebagai berikut:

Jurnal#5
Biaya overhead pabrik yang dibebankan Dept.
A Rp4.011.000
Biaya overhead pabrik yang dibebankan Dept.
B 3.314.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya
Dept. A Rp4.011.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya
Dept. B 3.314.000

d. Penentuan Pembebanan Lebih atau Kurang Biaya Overhead Pabrik


Untuk menghitung pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik, pada akhir
periode akuntansi dihitung saldo rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya per
departemen. Jurnal pencatatan pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik
adalah sebagai berikut:

Jurnal 6#

Pembebanan lebih atau kurang biaya Ov.


Pabrik Dep.A Rp38.150
Pembebanan lebih atau kurang biaya Ov.
Pabrik Dep.A 225.850
Biaya overhead pabrik sesungguhnya
departemen A Rp38.150
Biaya overhead pabrik sesungguhnya
departemen B 225.850

26
CONTOH SOAL

Steps for Allocation and Apportionment of All Production/ Operation/ Manufacturing


Overheads to Production and Service Departments
Step 1: Prepare and Overhead Analysis Sheet, It is shown in Fig. 5.6 below;
The following steps we followed for allocation and apportionment of all manufacturing
overhead to production as well as service departemens:
Illustration Example 1:
A manufacturing concern has three production departments; A, B, and C one service
department D.
The following particulars are available:
Expense:
(i) Indirect wages (Rupee) 1,200, (ii) Rent (Rupee) 10.000, (iii) Repairs 6.000, and (iv)
Depreciation (Rupee) 4.500
Production Departemen Service Departement
A B C D
Indirect Wages (rupee) 550 350 150 150
Area Occupied (Sq.ft) 1500 1100 900 500
Value Of Plant (Lakhs) 4 3 2 1
Taking the above Illustration, the different expenses are to be distributed among different
departments in the following manner:

Step 2: Allocate specific departmental overheads to each department directly. If you look at
the above sheet, you will find that indirect wages have been directly allocated to A,B,C, and
D departments.
Steps 3: Apportion common manufacturing costs (e.g., rent, repairs, supervision, etc.) to
different departments (both production and service) using appropriate base. Find out the ratio
of the selected base and use it for apportionment.

27
in the above sheet, rent has been apportioned on the basis of area occupied. If has been
assumed that ratio of area occupied by each department as 15 : 11 1 9 2 5 and total rent for
the period is (Rupee) 10.000, The apportionment has been done as follows:

Step 4: All columns to get departmental overhead of production and service departments. If
you look at the "Overhead Analysis Sheet” you will find total overheads of different
departments as :

28
KESIMPULAN

Dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen terdapat Langkah-langkah
yang harus dilakukan diantaranya menyusunan anggaran biaya overhead pabrik per
departemen, mengalokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi.
Dalam mengalokasi biaya overhead departemen pembantu terdapat 2 metode yang dapat
dilakukan yaitu Metode alokasi langsung dan Metode alokasi bertahap. Dalam metode
alokasi bertahap dibagi menjadi dua yaitu metode alokasi bertahap yang mempertimbangkan
transfer jasa timbal balik antardepartemen pembantu dan metode alokasi bertahap yang tidak
mempertimbangkan transfer jasa timbal balik antardepartemen pembantu.
Dalam perhitungan tarif pembebanan biaya overhead pabrik tiap departemen produksi,
setelah anggaran biaya overhead pabrik selesai disusun, langkah berikutnya adalah
mengalokasikan biaya overhead departemen pembantu ke departemen pembantu lain dan
departemen produksi. Agar alokasi tersebut adil, harus dicari dasar alokasi yang cocok
dengan satuan jasa yang dihasilkan oleh masing-masing departemen pembantu.Akuntansi
biaya overhead terdiri dari pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk berdasarkan
tarif yang ditentukan dimuka, pengumpulan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya,
penutupan rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan ke rekening biaya overhead
pabrik sesungguhnya, dan penentuan pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik.

29
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi, 2018, Akuntansi Biaya. Edisi 5. YKPN. Yogyakarya.


Hanif, Mohammed, 2018, Cost and Management Accounting-I. McGraw Hill Education
(India) Private Limited.

30

Anda mungkin juga menyukai