Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang menunjukkan kemampuan bank
dalam mempertahankan modal yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian dalam perkreditan, penyertaan,
surat berharga, dan tagihan pada bank lain. CAR merupakan proporsi tertentu dari total Aktiva Tertimbang
Menurut Risiko (ATMR) yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-
risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank.
Berikut adalah table CAR yang berlaku di Indonesia:
Capital Adequacy Ratio (CAR) dapat dihitung dengan menggunakan rumus atau formula sebagai berikut:
Keterangan:
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko(ATMR) adalah nilai total aktiva bank setelah dikalikan dengan masing-
masing bobot risiko diberi bobot 0% dan aktiva yang paling berisiko diberi bobot 100%. Menurut Surat
Keputusan Bersama Menteri Keuangan Republik Indonesia dan Gubernur Bank Indonesia No.
53/KMK.017/1999 dan No. 31/12/KEP/GBI tanggal 8 Februari 1999 yang menegaskan pencapaian rasio
kewajiban pemenuhan modal minimum sebesar 8% (delapan perseratus). Ketentuan CAR tersebut prinsipnya
disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku standar CAR secara Internasional, yaitu sesuai standar Bank for
International settlement (BIS).
Adapun kriteria penilaian Capital Adequacy Ratio (CAR) dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Laporan Publikasi Triwulanan
BPR Gianyar Parthasedana
Desember 2020
(dalam rupiah)
Perhitungan CAR
Keterangan Jumlah Setiap Komponen Jumlah
Modal
A. Modal
Inti
1. Modal Disetor Rp 40.000.000
2. Agio
3. Disagio
4. Modal disumbangkan
5. Dana Setoran Modal
6. Cadangan Umum Rp 2.800.000
7. Cadangan Tujuan
8. Laba Ditahan
9. Laba tahun-tahun lalu Rp 10.283.009
10. Rugi tahun-tahun lalu
11. Laba tahun berjalan dikurangi
kekurangan PPAP Rp 1.651.786
12. Rugi tahun berjalan
13. Sub Total Rp 54.734.795
14. Goodwill
15. Jumlah Modal Inti Rp 54.734.795
B. Modal Pelengkap
1. Cadangan revaluasi aktiva tetap
2. PPAP (1,25% dari ATMR) Rp 862.855
3. Modal Pinjaman
4. Pinjaman Subordinasi (50% dari modal
inti)
5. Jumlah Modal Pelengkap Rp 862.855
C. Jumlah Modal Rp 55.597.650
D. Modal Minimum (8% x ATMR) Rp 5.522.270
E. Jumlah Kekurangan Modal Rp 50.075.380
F. Rasio KPMM (CAR = Jumlah Modal/ATMR) 81%
Rasio >=8% maka NK = 81dan setiap kenaikan 0,1% maka NK + 1 dan NK maksimal 100
NK = 81 + ((Rasio - 8%) / 0,1%)
= 81 + ((81%-8%)/0,1%)
=806,432
Sehingga maksimal yang diperhitungkan 100
Hasil Perhitungan Per Desember 2020
Nilai Kredit x Bobot = 806,432 x 30% = 241,930
Kriteria Kesehatan: Karena rasio >= 8%, maka rasio ini berada dalam kondisi "SEHAT
Perhitungan CAR
Keterangan Jumlah Setiap Komponen Jumlah
Modal
A. Modal Inti
1. Modal Disetor Rp 40.000.000
2. Agio
3. Disagio
4. Modal disumbangkan
5. Dana Setoran Modal
6. Cadangan Umum Rp 2.800.000
7. Cadangan Tujuan
8. Laba Ditahan
9. Laba tahun-tahun lalu Rp 13.586.582
10. Rugi tahun-tahun lalu
11. Laba tahun berjalan dikurangi kekurangan PPAP Rp 864.065
12. Rugi tahun berjalan
13. Sub Total Rp 57.250.647
14. Goodwill
15. Jumlah Modal Inti Rp 57.250.647
B. Modal Pelengkap
1. Cadangan revaluasi aktiva tetap
2. PPAP (1,25% dari ATMR) Rp 814.888
3. Modal Pinjaman
4. Pinjaman Subordinasi (50% dari modal inti)
5. Jumlah Modal Pelengkap Rp 814.888
C. Jumlah Modal Rp 58.065.535
D. Modal Minimum (8% x ATMR) Rp 5.215.283
E. Jumlah Kekurangan Modal Rp 52.850.252
F. Rasio KPMM (CAR = Jumlah Modal/ATMR) 89%