Anda di halaman 1dari 9

1.

Jelaskan dampak dari akibat kurangnya pemahaman para bankir di


bank syariah terhadap pengelolaan dana yang professional serta
transparan?
2. Mengapa pada mudharabah muqayyadah, bank diharuskan melakukan
investasi sendiri (tidak melalui pihak ketiga)?
3. Berikan contoh kasus dalam pencatatan akuntansi wadiah dan
mudharabah dan jelaskan bagaimana cara penjurnalannya?

Jawaban

1.

Masih minimnya literatur, referensi dan karya tulis yang lain menyebabkan terbatasnya sosialisasi
tentang informasi dan pemahaman bank syariah. Informasi dan pemahaman bank syariah yang masih
terbatas disebabkan pula masih langkanya universitas atau lembaga pendidikan di negara kita yang
menyediakan kurikulumekonomi dan perbankan syariah, terlebih untuk mencari lembaga
pendidikan tinggi yang memiliki Islamic Economic Research Center masih jau dari harapan.

masih langka bankir yang memiliki keahlian operasional bank syaraih. Bahkan para bankir yang telah
mengikuti berbagai kursus dan pelatihan dalam praktiknya masih merasakan keterbatasan pengetahuan
tentang aplikasi model penghimpunan dana, pembiayaan dan jasa dari Bank Syariah.

Maka dari itu Bank Syariah memerlukan SDM yang memiliki kemampuan dua sisi yang meliputi
ketrampilan pengelolaan operasional dan pengetahuan syariah termasuk akhlak dan moral dengan
integritas yang tinggi. Pada kenyataannya bank syariah akan lebih rentan terhadap krisis atau goncangan
yang terjadi. Dengan dasar operasional bagi hasil bukan atas dasar bunga, bank syariah tidak akan
menghadapi masalah negetive spread seperti yang dihadapi oleh bank konvensional kebanyakan,
yang menggunakan dasar operasional bunga.

tranparansi dan disiplin pasar perbankan di Indonesia masih memerlukan kajian dan penelitian lebih
lanjut. Hal ini karena masih tampak berbagai variasi hasil penelitian yang telah ada dan terbatasnya
kajian teoritis dan empiris mengenai bahasan ini. Kajian dan penelitian ini semakin relevan karena
karakteristik khusus bank syariah sebagaimana telah dibahas di atas. Pengembangan teoritis dan praktis
transparansi dan disiplin pasar bank syariah masih sangat terbuka dan membutuhkan kajian yang lebih
mendalam sebagai tantangan akademis di kemudian hari.

SRIA merupakan produk pendanaan bank syariah dengan akad mudharabah muqayyadah yang bersifat
investasi terikat. Pada produk ini, investor dapat memilih proyek yang akan dibiayai secara langsung dan
ikut menanggung risikonya. Atas risiko yang ditanggung, investor menjadi berhak untuk memperoleh
imbal hasil yang lebih tinggi sesuai hasil pembiayaannya dengan mekanisme profit sharing. Produk ini
diharapkan bisa menjadi produk yang menambah keunikan antara perbankan syariah dengan perbankan
konvensional, menjadi penghubung antara perbankan syariah dan pasar modal syariah, serta menjadi
instrumen penempatan Foreign Direct Investment untuk pendanaan pembangunan khususnya
infrastruktur melalui perbankan syariah. Kajian Legal Review dan Legal Drafting Concept Note SRIA ini
bertujuan untuk memberikan pandangan hukum atas konsep SRIA yang telah disusun oleh KNKS serta
memberikan acuan kepada perbankan syariah dalam menyusun Perjanjian Kerja Sama antara bank
syariah dan calon investor SRIA. Acuan hukum ini diharapkan dapat membantu bank syariah untuk
mengidentifikasi aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan dan dicantumkan dalam Perjanjian Kerja
Sama dengan investor SRIA, mengingat fitur-fitur SRIA memiliki karakteristik yang berbeda dengan
produk bank secara umum

4 Transaksi yang terdapat pada Penambahan Rekening Giro Wadiah:

Penyetoran tunai Transfer dari tabungan Maupun giro cabang lain Dari bank yang sama Penerimaan cek
dari nasabah bank lain yang diuangkan oleh nasabah suatu pihak Penerimaan bonus giro wadiah dari
bank syariah

Contoh Transaksi penambahan rekening giro wadiah; Contohnya saya ambil dari transaksi Bank BNI
Syariah cabang Jakarta dengan bapak Thariq.

1 Mar 20XA Bank BNI Syariah cabang Jakarta menerima setoran tunai
pembukuan giro wadiah atas nama Thariq sebesar Rp 35.000.000,-
5 Mar 20XA Thariq menerima transfer dari BNI Syariah cabang solo sebesar Rp
5.000.000

10 Mar 20XA Thariq menerima bilyet giro dari nasabah Bank peduli syariah
(BPS) yang pernah membeli sesuatu dari Thariqseharga Rp
15.000.000. bilyet giro tersebut dicairkan oleh Thariq ke BPS
untuk dimasukkan kerekening giro wadiah Thariq di BNI Syariah.

31 Mar 20XA Tariq menerima bonus gira wadiah dari  BNI Syariah sebesar Rp


50.000.
Jurnal untuk transaksi diatas adalah sebagai berikut:
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

1/3/XA Db Kas 35.000.00


           Kr Giro wadiah – Thariq 35.000.00

5/3/XA Db RAK cabang solo 5.000.000


           Kr Giro wadiah – Thariq 5.000.000

10/3/XA Db Giro pada Bank Indonesia 15.000.000


           Kr Giro wadiah – Thariq 15.000.000

31/3/XA Db Beban bonus giro wadiah 50.000


           Kr,giro wadiah - Thariq 50.000

Contoh tranksaksi Mudharabah dan jurnalnya

1. Bank Jayen Syariah (BJS) melakukan kerjasama bisnis dengan Ibu Yolanda, seorang pedagang
buku di Pasar Buku Shoping Yogyakarta menggunakan akad mudharabah (BJS sebagai pemilik dana dan
Yolanda sebagai pengelola dana). BJS memberikan modal kepada Yolanda sebesar Rp 10.000.000
sebagai modal usaha pada Tanggal 1 Januari 2009 dan berakhir 31 Pebruari 2009 dengan nisbah bagi
hasil : Yolanda : BJS = 75%: 25%. Buat jurnal setelah penyerahan dana

a. Jurnal Pemilik Dana (BJS)  dalam Rupiah

Investasi Mudharabah 10.000.000

Kas 10.000.000

b. Jurnal Pengelola Dana (Ibu Yolanda, seorang Pedagang)  dalam Rupiah

Kas – Mudharabah 10.000.000

Dana Syirkah temporer 10.000.000

2.Pada Tanggal 31 Januarii 2009, hasil usaha perdagangan buku Ibu yolanda adalah:

Pendapatan : Rp 1.000.000

Biaya-biaya : Rp 800.000
Jurnal sebelum bagi laba sesuai nisbah

a. Jurnal Pemilik Dana (BJS)  dalam Rupiah

Tidak ada

b. Jurnal Pengelola Dana (Ibu Yolanda, seorang Pedagang)  dalam Rupiah

Pendapatan yang didapat dari penjualan dicatat seperti biasa, menggunakan prinsif cash basis (karena
untuk perhitungan bagi hasil)

Kas xxx

Pendapatan xxx

Diakhir bulan atau akhir periode ketika akan dilakukan perhitungan bagi hasil, maka akun pendapatan
harus ditutup dengan melakukan jurnal:

Pendapatan 1.000.000

Biaya 800.000

Pendapatan yang belum dibagikan 200.000

perhitungan bagi laba sesuai nisbah

Yolanda = 75% x (1.000.000-800.000) = 150.000

BJS = 25% x (1.000.000-800.000) = 50.000

Jurnal untuk mencatat Pembayaran hasil perhitungan bagi hasil dari Yolanda kepada pemilik dana (BJS)

a. Jurnal Pemilik Dana (BJS)  dalam Rupiah

Kas 50.000

Pendapatan Bagi hasil 50.000


Jika pembayaran bagi hasil tidak dibagikan langsung kepada BJS, tetapi diakumulasikan pembayarannya
diakhir tahun, maka jurnalnya:

Piutang Mudharabah 50.000

Pendapatan bagi hasil 50.000

Diakhir tahun ketika uang pembayaran tersebut diterima oleh BJS

Kas 50.000

Piutang Mudharabah 50.000

b. Jurnal Pengelola Dana (Ibu Yolanda, seorang Pedagang)  dalam Rupiah

Cost bagi hasil 50.000

Kas-Mudharabah 50.000

Jika pembayaran bagi hasil tidak dibagikan langsung kepada BJS, tetapi diakumulasikan pembayarannya
diakhir tahun, maka jurnalnya:

Cost bagi hasil 50.000

Utang Bagi Hasil mudharabah 50.000

Diakhir tahun ketika uang pembayaran tersebut diterima oleh BJS, dengan kata lain, dibayarkan oleh
Yolanda
Utang bagi hasil mudharabah 50.000

Kas Mudharabah 50.000

Jurnal untuk mencatat hasil perhitungan bagi hasil hak Pengelola dana (Ibu Yolanda)

a. Jurnal Pemilik Dana (BJS)  dalam Rupiah

Tidak ada

b. Jurnal Pengelola Dana (Ibu Yolanda, seorang Pedagang)  dalam Rupiah

Biaya bagi hasil 150.000

Kas Mudharabah 150.000

Jurnal untuk pembukuan pengelola dana untuk kepentingan sendi:

Kas 150.000

Pendapatan Bagi hasil 150.000

3. Seperti pada No. 2 diatas. Buatlah ayar jurnal penutup untuk bagi hasi tersebut pada 31 Januari
2009.

a. Jurnal Pemilik Dana (BJS)  dalam Rupiah

Tidak ada

b. Jurnal Pengelola Dana (Ibu Yolanda, seorang Pedagang)  dalam Rupiah

Pendapatan yang belum dibagikan 200.000

Cost Bagi Hasil 200.000


4. Sajikan laporan keuangan neraca dari data diatas kecuali untuk rekening kas abaikan dulu.
Dengan situasi bagi hasil langsung dibagikan diakhir bulan itu juga.

a. Neraca untuk pemilik dana

Aset

Piutang Bagi Hasil Mudharabah 0

Investasi Mudharabah 10.000.000

Penyisihan Kerugian ( 0) 10.000.000

b. Neraca untuk Pengelola Dana

Utang

Utang Bagi Hasil Mudharabah 0

Dana SyirkahTemporer 10.000.000

Penyisihan Kerugian 0 10.000.000

5. Selama bulan Pebruari 2009, hasil pengelolaan dana adalah

Pendapatan Rp 800.000

Biaya-biaya Rp 1.000.000

Buatlah Jurnal untuk mencatat kerugian tersebut

a. Jurnal Pemilik Dana (BJS)  dalam Rupiah

Kerugian Mudharabah 200.000

Penyisihan Kerugian Mudharabah 200.000

b. Jurnal Pengelola Dana (Ibu Yolanda, seorang Pedagang)  dalam Rupiah

Pendapatan 800.000

Penyisihan Kerugian mudharabah 200.000


Biaya-biaya 1.000.000

6. Buatlah laporan keuangan neraca untuk bulan Pebruari 2009

a. Neraca untuk pemilik dana

Aset

Piutang Bagi Hasil Mudharabah 0

Investasi Mudharabah 10.000.000

Penyisihan Kerugian ( 200.000) 9.800.000

b. Neraca untuk Pengelola Dana

Utang

Utang Bagi Hasil Mudharabah 0

Dana SyirkahTemporer 10.000.000

Penyisihan Kerugian (200.000) 9.800.000

7. Buatlah Jurnal Untuk menutup pengembalian Investasi mudharabah pada akhir akad.

a. Jurnal Pemilik Dana (BJS)  dalam Rupiah

Kas 9.800.000

Penyisihan kerugian mudharabah 200.000

Investasi mudharabah 10.000.000

b. Jurnal Pengelola Dana (Ibu Yolanda, seorang Pedagang)  dalam Rupiah


Dana Syirkah Temporer 10.000.000

Kas 9.800.000

Penyisihan kerugian 200.000

Anda mungkin juga menyukai