Anda di halaman 1dari 36

BIAYA PRODUK BERSAMA DAN PRODUK

SAMPINGAN
Tujuan Pembelajaran :

 Menjelaskan pengertian produk bersama dan produk


sampingan.
 Mengidentifikasi produk bersama dan produk sampingan pada
titik pemisahan (split-off), pada situasi terjadinya biaya
bersama (joint cost).
 Menjelaskan perlunya melakukan alokasi biaya bersama yang
timbul sampai titik pemisahan .
 Menerapkan metode-metode untuk mengalokasikan biaya
bersama (joint cost) ke produk produk bersama (joint product).
 Membedakan keunggulan dan kelemahan masing-masing
metode alokasi biaya bersama ke produk bersama.
 Menerapkan metode perhitungan produk sampingan dan
mencatat pendapatan yang diperoleh dari produk sampingan.
Produk Bersama ?
Produk bersama adalah produk-
produk yang dihasilkan dari proses
secara serentak (joint process)
sampai titik pemisahan

menggunakan bahan baku,


tenaga kerja dan overhead
yang sama.
Produk
pada satu titik tertentu (split- bersama (Joint
Product)
off) dapat dilakukan pemilahan
produk-produk yang dihasilkan Produk
dari proses bersama tersebut. Sampingan
(By- Product)
Produk Bersama dan Produk-produk Yang Dihasilkan Pada Titik Split-off

Splitt -off Produk utama Harga Jual pada Harga Jual setelah
point titik split -off proses tambahan

Ikan Segar
Rp 29,000 /unit Tidak
Kualitas 1
Membutuhkan
(9,250 kg)
proses tambahan

Ikan asap
(5,550 kg) Rp 25 ,000 /unit Rp 31 ,000/unit
Ikan yang belum
Membutuhkan
diproses (19,500 proses tambahan
kg)
Ikan
(Proses Bersama) kalengan Rp 19,000 /unit Rp 24,000 /unit
(3,700 kg) Membutuhkan
proses tambahan

Produk sampingan

Ikan kualitas
rendah (1,000
kg)
Biaya bersama (Joint Cost)

 adalah semua biaya yang terjadi sampai titik split-off


berupa penggunaan bahan baku, tenaga kerja dan
overhead
 Biaya bersama hanya dialokasikan ke produk
bersama, karena manajemen mengeluarkan biaya
bersama adalah untuk menghasilkan produk bersama,
bukan produk sampingan.
Beberapa alasan perlunya alokasi biaya bersama
 Untuk mengetahui biaya per unit produk yang
akurat
 Prinsip pengakuan biaya (cost principle).
 Untuk mengalokasikan biaya ke persediaan akhir
maupun ke harga pokok penjualan
 Untuk membantu menentukan tarif
 Untuk mendapatkan penggantian atas biaya
produksi yang telah dikeluarkan, apabila
menggunakan sistem kontrak
 Untuk mendapatkan klaim atas asuransi
Metode Alokasi Biaya Bersama (Joint cost)
A. metode pengukuran unit fisik
B. metode pengukuran moneter
1. metode harga jual pada titik split-off
2. metode harga jual bersih yang diestimasi pada titik split-
off
Metode Pengukuran Unit Fisik
Contoh : Kasus produk bersama pengolahan ikan
Splitt -off Produk utama Harga Jual pada Harga Jual setelah
point titik split -off proses tambahan

Ikan Segar
Rp 29,000 /unit Tidak
Kualitas 1
Membutuhkan
(9,250 kg)
proses tambahan

Ikan asap
(5,550 kg) Rp 25 ,000 /unit Rp 31 ,000/unit
Ikan yang belum
Membutuhkan
diproses (19,500 proses tambahan
kg)
Ikan
(Proses Bersama) kalengan Rp 19,000 /unit Rp 24,000 /unit
(3,700 kg) Membutuhkan
proses tambahan

Produk sampingan

Ikan kualitas
rendah (1,000
kg)

Biaya Bersama = Rp 360,750,000


Alokasi Biaya Bersama Metode Pengukuran
Unit Fisik

Catatan : Salah satu kelemahan metode pengukuran unit fisik


adalah tidak mempertimbangkan potensi pendapatan yang
dikontribusikan oleh masing-masing produk bersama
Metode Harga Jual Pada Titik
Split-Off
Langkah-langkah Perhitungan metode harga jual
pada titik split-off
 menghitung harga jual pada titik split-off (kolom 4) yang
diperoleh dari dari harga jual per unit pada titik split off (kolom
3) dikalikan dengan kuantitas produk bersama (kolom 2),
sehingga diperoleh harga jual pada titik split-off untuk ikan segar
kualitas 1 sebesar Rp 268,250,000;
 menghitung proporsi harga jual pada titik split-off (kolom 5);
 mengalokasikan biaya bersama, berdasarkan proporsi harga jual
(kolom 5 ) dikalikan dengan total biaya bersama (Rp
360,750,000), maka diperoleh alokasi biaya bersama per produk
(kolom 6), contoh untuk produk bersama ikan segar kualiatas 1
diperoleh hasil alokasi sebesar Rp 202,747,093.02, yang
diperoleh dari 56% X Rp 360,750,000;
 menghitung alokasi biaya bersama per unit (kolom 7), diperoleh
dari total alokasi biaya (kolom 6) dibagi kuantitas (kolom 2).
Alokasi Biaya Bersama Metode Harga Jual
Pada Titik Split-off

Catatan : kendala penerapan metode ini, adalah tidak selalu


tersedia harga jual pada titik split-off, karena produk membutuhkan
proses tambahan sebelum dapat dijual.
Metode Harga Jual Bersih
Yang Diestimasi Pada Titik
Split-off
Harga Jual dan Biaya Proses Tambahan

Produk bersama Harga Jual yang Biaya proses


diestimasi pada titik tambahan per unit
split-off (Rp)

Ikan asap 31,000 4,750


Ikan kalengan 24,000 1,800
Langkah-langkah Perhitungan
 menghitung total harga jual yang diestimasi (kolom 4), yaitu dari kolom 2
dikalikan kolom 3;
 menghitung biaya proses tambahan (kolom 5), kolom 5 diperoleh dari biaya
proses tambahan per unit (Tabel 3), untuk ikan asap diperoleh angka Rp
4,750 dikalikan dengan kuantitas, maka diperoleh angka seperti pada kolom
6. Ikan segar kualitas 1, tidak membutuhkan proses tambahan, karena itu
kolom 6 sama dengan nol;
 menghitung harga jual bersih yang diestimasi (kolom 6), diperoleh dari
kolom 4 dikurangi kolom 5;
 mengalokasikan biaya bersama berdasarkan proporsi harga jual (kolom 8)
diperoleh dari kolom 7 dikalikan total biaya bersama sebesar Rp
360,750,000, diperoleh hasil seperti kolom 8;
 menghitung total biaya (kolom 9), yaitu alokasi biaya bersama (kolom 8)
ditambah biaya proses tambahan (kolom 5)
 menghitung alokasi biaya per unit (kolom 10) , total biaya (kolom 9) dibagi
kuantitas (kolom 2)
Alokasi biaya Bersama Metode Harga Jual Bersih Yang
Diestimasi Pada Titik Split-off

product
Perbandingan Harga Pokok Per Unit
Berdasarkan Metode Alokasi Yang Dipilih
Metode Pengukuran Fisik Metode Harga Jual pada titik split-off Metode Harga Jual Bersih yang
Biaya Produksi diestimasi pada titik split-off
Ikan segar Ikan asap ikan Ikan segar Ikan asap ikan Ikan segar Ikan asap ikan
kualiatas 1 kalengan kualiatas 1 kalengan kualiatas 1 kalengan
Biaya bersama 19,500.00 19,500.00 19,500.00 21,918.60 18,895.35 14,360.47 21,088.94 19,089.13 16,143.95
Biaya proses tambahan - 4,750.00 1,800.00
Total Biaya (Rp) 19,500.00 19,500.00 19,500.00 21,918.60 18,895.35 14,360.47 21,088.94 23,839.13 17,943.95
Perbandingan Marjin Laba Per unit Berdasarkan Metode
Alokasi Yang Dipilih

Metode Pengukuran Fisik Metode Harga Jual pada titik split-off Metode Harga Jual Bersih yang
diestimasi pada titik split-off
Ikan segar Ikan asap ikan Ikan segar Ikan asap ikan Ikan segar Ikan asap ikan kalengan
kualiatas 1 kalengan kualiatas 1 kalengan kualiatas 1
Harga jual per unit 29,000.00 25,000.00 19,000.00 29,000.00 25,000.00 19,000.00 29,000.00 31,000.00 24,000.00
DikurangI:
Harga pokok per unit 19,500.00 19,500.00 19,500.00 21,918.60 18,895.35 14,360.47 21,088.94 23,839.13 17,943.95
Marjin Laba per unit 9,500.00 5,500.00 (500.00) 7,081.40 6,104.65 4,639.53 7,911.06 7,160.87 6,056.05
Akuntansi Biaya Produk
Sampingan (By-Product)
Produk Sampingan (By-Product)
 Produk sampingan merupakan hasil insidentil dan yang
tidak dikehendaki dari proses bersama (joint process),
 biaya produk sampingan tidak dibebani dengan biaya
bersama (joint cost)
 Produk sampingan dapat dijual dan memiliki pasar
tersendiri, tentu dengan harga jual yang jauh lebih
rendah dibanding produk bersama
 Apabila pasar tersedia, maka produk sampingan dapat
dijual pada titik split-off,
 jika tidak tersedia pasar pada titik split-off, maka
produk sampingan dapat dijual setelah dilakukan
proses tambahan
Pendekatan pencatatan penjualan bersih produk
sampingan dan biaya yang dikeluarkan :
A. Nilai bersih yang dapat direalisasi (Net Realizable Value)
:
1. Tidak langsung
2. Langsung
B. Nilai yang direalisasi (Realized value), penjualan produk
sampingan diperlakukan sebagai :
1. Pendapatan lain-lain
2. Pendapatan bersih lain-lain
Lanjutan Ilustrasi :
 Melanjutkan ilustrasi produk bersama pada
pengolahan ikan di atas, diketahui bahwa
proses bersama tersebut menghasilkan
produk sampingan berupa ikan kualitas
rendah sebanyak 1000 kg, yang
membutuhkan proses tambahan untuk
diolah menjadi makanan ternak, biaya
proses tambahan Rp 750/kg dan harga jual
setelah proses tambahan adalah Rp6,000/kg.
Nilai Bersih yang dapat direalisasi -tidak
langsung

Catatan : Total Penjualan produk sampingan (1000 kg X Rp6000) dikurangi


biaya proses tambahan (Rp750 X 1,000 kg) menghasilkan nilai bersih
penjualan Rp 5,250,000
Nilai Bersih yang dapat direalisasi-
langsung
Penjualan bersih produk sampingan dicatat sebagai pengurang
Pekerjaan dalam proses- produk bersama, segera setelah proses
produk bersama selesai dilakukan
Nilai Yang Direalisasi

 Mengakui penjualan produk sampingan pada saat


penjualan produk sampingan terjadi.
 Penjualan produk sampingan dapat diperlakukan sebagai :
 Pendapatan lain-lain atau
 Pendapatan bersih lain-lain
Nilai bersih yang direalisasi- Pendapatan lain-lain

Saat mencatat biaya proses tambahan:


Produk sampingan

Saat penjualan produk sampingan, akan dicatat


sebagai berikut:
Nilai bersih yang direalisasi- Pendapatan
bersih lain-lain
 Biaya-biaya proses tambahan dibebankan ke
pekerjaan dalam proses produk sampingan sesuai
terjadinya, dan penjualan produk sampingan
dicatat bersih dikurangi biaya proses tambahan
sebagai ‘pendapatan bersih lain-lain’.
 Jurnal yang disiapkan :
Laporan Laba Rugi- Akuntansi Produk Sampingan
Menggunakan Nilai Bersih Yang Dapat Direalisasi-
Metode Langsung
Pendapatan 529,100,000.00

Persediaan awal Barang jadi 4,800,000.00


Harga Pokok Produksi
- Produk bersama 393,772,500.00
398,572,500.00
Persediaan akhir barang jadi (5,383,300.00)
Harga Pokok Penjualan 393,189,200.00
dikurangi : nilai bersih penjualan produk sampingan
yang dapat direalisasi (5,250,000.00)
Harga Pokok Penjualan setelah penyesuaian 387,939,200.00
Laba kotor 141,160,800.00
Biaya Operasional
- Biaya Penjualan 6,660,000.00
- Biaya Administrasi 34,500,000.00
41,160,000.00
Laba Operasional 100,000,800.00
Pendapatan lain-lain
-Bunga 5,000,000.00
Laba bersih 105,000,800.00
Laporan Laba Rugi- Akuntansi Produk Sampingan
Menggunakan Nilai Bersih Yang Dapat Direalisasi-Metode
Tidak Langsung
Pendapatan 529,100,000.00

Persediaan awal Barang jadi 4,800,000.00


Harga Pokok Penjualan :
Harga Pokok Produksi
- Produk bersama 393,772,500.00
- dikurangi harga pokok Produk sampingan (5,250,000.00)
393,322,500.00
Persediaan akhir barang jadi :
- Produk bersama (5,383,300.00)
Harga Pokok Penjualan 387,939,200.00
Laba kotor 141,160,800.00
Biaya Operasional
- Biaya Penjualan 6,660,000.00
- Biaya Administrasi 34,500,000.00
41,160,000.00
Laba Operasional 100,000,800.00
Pendapatan lain-lain
-Bunga 5,000,000.00
Laba bersih 105,000,800.00
Laporan Laba Rugi- Akuntansi Produk Sampingan
Menggunakan Nilai Yang Direalisasi: Pendapatan
lain-lain
Pendapatan 529,100,000.00
Pendapatan lain-lain Produk sampingan 6,000,000.00
Total Pendapatan 535,100,000.00

Persediaan awal Barang jadi


Harga Pokok Penjualan : 4,800,000.00
Harga Pokok Produksi
- Produk bersama 393,772,500.00
- Produk sampingan 750,000.00
399,322,500.00
Persediaan akhir barang jadi (5,383,300.00)
Harga Pokok Penjualan 393,939,200.00
Laba kotor 141,160,800.00
Biaya Operasional
- Biaya Penjualan 6,660,000.00
- Biaya Administrasi 34,500,000.00
41,160,000.00
Laba Operasional 100,000,800.00
Pendapatan lain-lain
-Bunga 5,000,000.00
Laba bersih 105,000,800.00
Laporan Laba Rugi- Akuntansi Produk Sampingan
Menggunakan Nilai Yang Direalisasi: Pendapatan bersih lain-
lain.
Pendapatan 529,100,000.00

Persediaan awal Barang jadi


Harga Pokok Penjualan : 4,800,000.00
Harga Pokok Produksi
- Produk bersama 393,772,500.00
398,572,500.00
Persediaan akhir barang jadi (5,383,300.00)
Harga Pokok Penjualan 393,189,200.00
Laba kotor 135,910,800.00
Biaya Operasional
- Biaya Penjualan 6,660,000.00
- Biaya Administrasi 34,500,000.00
41,160,000.00
Laba Operasional 94,750,800.00

Pendapatan lain-lain
-Bunga 5,000,000.00
-Pendapatan bersih pernjualan produk sampingan 5,250,000.00
10,250,000.00
Laba bersih 105,000,800.00
Soal latihan
Soal 1
PT. Markisa, memproses bersama 7,500 ton buah-buahan, dengan total
biaya bersama Rp 45 juta. Proses bersama tersebut untuk menghasilkan
produk bersama berupa buah kaleng dan jelly buah. Data produk yang
dihasilkan dari proses bersama sebagai berikut :
 
Produk Kuantitas Harga jual Biaya proses Harga Jual yang
pada titik split- tambahan diestimasi pada titik
off split-off
Buah kaleng 3,000 23,000 3,000 30,000
Jelly Buah 4,000 11,500 4,000 21,250
Selai Buah 500 2,500 5,500
 Diminta:

1. Apakah ‘selai buah’ perlu diberi alokasi biaya bersama? Jelaskan mengapa perlu
atau mengapa tidak perlu.
2. Hitunglah alokasi biaya bersama menggunakan metode pengukuran unit fisik
3. Hitunglah alokasi biaya bersama menggunakan metode harga jual pada titik split-off
4. Berapakah biaya per unit untuk masing-masing produk bersama, jika perusahaan
menggunakan metode alokasi biaya bersama : harga jual yang diestimasi pada titik
split-off?
Soal 2
Top Catering, melakukan proses bersama, menghasilkan 3 jenis
produk, dengan biaya bersama Rp15 juta, data produk yang
dihasilkan sebagai berikut
Produk Kuantitas Harga jual Biaya
pada titik proses
split-off tambahan

Produk A 10,000 5,000 900


Produk B 7,500 3,500 750
Produk C 1,000 500 200
Diminta:
1. Hitunglah alokasi biaya bersama ke produk bersama yaitu produk A dan B, menggunakan
metode pengukuran fisik
2. Hitunglah alokasi biaya bersama ke produk bersama yaitu produk A dan B , menggunakan
metode harga jual pada titik split-off
3. Siapkan jurnal untuk produk sampingan, jika metode yang digunakan adalah:
i. Metode nilai bersih yang dapat direalisasi (langsung dan tidak langsung)
ii. Metode nilai yang direalisasi (dicatat sebagai pendapatan lain-lain dan
pendapatan bersih lain-lain)
4. Hitunglah nilai persediaan akhir, jika diketahui, kuantitas persediaan akhir produk A,
produk B dan produk C pada akhir periode masing-masing, 2000 unit, 1700 unit dan 500
unit,
Soal 3
Produk sampingan yang dihasilkan dari proses pembuatan keripik
kentang, adalah kripik kentang curah yang masih laku dijual eceran
dengan harga jual Rp 2,500/kg. Biaya tambahan untuk produk
sampingan sebelum dijual adalah biaya pemasaran keripik curah,
sebesar Rp500/kg. Selama bulan Maret diproduksi 10,000 kg keripik
kentang, dan dihasilkan 1,500 kg kentang curah. Harga pokok produksi
keripik kentang adalah Rp 3,500/kg dan harga jual per kg adalah
Rp15,000. Biaya Operasional Rp 12,000,000

Diminta :
Siapkan laporan laba rugi bulan Maret, jika produk sampingan dihitung
dengan:
a. Metode nilai bersih yang dapat direalisasi (metode langsung )
b. Metode nilai bersih yang dapat direalisasi dan (metode tidak langsung)
c. Metode nilai yang direalisasi (dicatat sebagai pendapatan lain-lain)
d. Metode nilai yang direalisasi (dicatat sebagai pendapatan bersih lain-lain)

Anda mungkin juga menyukai