BAB 3
PENENTUAN BIAYA
PESANAN
MELLA HANDAYANI,SE.,Ak.,M.Si.,CA
PENENTUAN BIAYA PESANAN
1. Bahan
2. Gaji dan Upah
3. Biaya overhead pabrik sesungguhnya
4. Biaya overhead pabrik dibebankan
5. Barang dalam proses
6. Barang jadi
7. Harga Pokok Penjualan
AKUNTANSI BIAYA BAHAN
Penyelenggaraan administrasi untuk bahan antara satu
perusahaan dan perusahaan yang lain bisa berbeda. Ada perusahaan
yang menggunakan satu akun bahan yang digunakan untuk mencatat
semua transaksi bahan baku dan bahan penolong pabrik. Tetapi ada
juga perusahaan yang yang memisahkan akun bahan menjadi akun
bahan baku dan akun bahan penolong.
Jurnal untuk mencatat transaksi pada saat Pembelian Bahan Baku
Persediaan Bahan Baku Rp. XXXX
Utang Dagang Rp. XXXX
Jurnal untuk mencatat transaksi pada saat Pemakaiaan Bahan baku
Barang dalam proses Rp. XXXX
Persediaan Bahan baku Rp. XXXX
Lanjutan………
Jurnal untuk mencatat transaksi pada saat penggunaan bahan penolong
pabrik untuk produksi
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp. XXXX
Persediaan Bahan Baku Rp. XXXX
Jurnal untuk mencatat transaksi pada saat terjadi Retur Pembelian
Utang Dagang Rp. XXXX
Persediaan Bahan Baku Rp. XXXX
AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
Perusahaan harus membayar gaji dan upah karyawan karena
mereka telah bekerja untuk kepentingan perusahaan. Pembayaran Gaji dan
Upah karyawan bisa dilakukan harian, bulanan, ataupun sesuai dengan
kontrak yang telah disepakati. Pembayaran Gaji dan upah secara tunai bisa
saja berbeda waktunya dengan saat pencatatan untuk gaji dan upah.
Untuk menghitung besarnya biaya tenaga kerja langsung dan
tak langsung, maka kartu-kartu jam kerja untuk berbagai pesanan harus di
sortir dan di ringkas. Selanjutnya setiap minggu, jam kerja dan biaya tenaga
kerja langsung dicatat ke dalam kartu harga pokok pesanan. Pencatatan
pembayaran – pembayaran gaji dan upah akan dilakukan dengan jurnal
sebagai berikut :
Gaji dan Upah…………………… Rp.XXXX
Hutang Gaji dan Upah…………… Rp.XXXX
Hutang Gaji dan Upah ………… Rp.XXXX
Kas…………………………………… Rp.XXXX
Lanjutan………
Contohnya:
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp.XXXX
Akumulasi Depresiasi Rp. XXXX
Lanjutan……..
Apabila barang atau pesanan tersebut telah diambil atau telah dikirimkan
kepada pemesan maka atas transaksi tersebut disusun jurnal :
Sisa Bahan adalah bahan baku yang tersisa dari proses produksi
yang tidak dapat di ikut sertakan kembali dalam proses produksi dengan tujuan
semula, tetapi ada kemungkinan untuk digunakan pada proses produksi
dengan tujuan yang lain atau dijual. Contohnya perca yang dihasilkan dari
proses produksi kaos dan serbuk kayu yang dihasilkan dari proses produksi
mebel kayu. Ada ke empat macam alternatif perlakuan penjualan sisa bahan
adalah sebagai berikut:
1. Dikreditkan pada akun penjualan sisa bahan
Kas/Piutang Dagang Rp. XXXX
Penjualan sisa bahan/Pendapatan Lain-lain Rp.XXXX
2. Dikreditkan pada akun Harga Pokok Penjualan
Kas/Piutang Dagang Rp.XXXX
Harga Pokok Penjualan Rp.XXXX
Lanjutan…….
Produk rusak adalah unit produk yang tidak memenuhi standar produksi
dan tidak dapat diperbaiki karena secara teknis tidak memungkinkan atau
tidak ekonomis. Contoh produk rusak adalah roti yang dipanggang terlalu
lama di dalam oven sehingga terlalu matang dan berwarna kehitaman.
Perlakuan akuntansi untuk produk rusak pada dasarnya sama dengan
produk cacat yaitu tergantung penyebab terjadinya produk rusak. Penyebab
produk rusak ada dua, yaitu timbulnya produk rusak disebabkan karena
konsumen, dan disebabkan karena kesalahan saat proses produksi.
Lanjutan…..