Anda di halaman 1dari 17

BAB III

PROSEDUR PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN

PERTEMUAN KETIGA DAN KEEMPAT

i. Diskripsi Mata Kuliah : Setelah mengikuti perkuliahan mengenai


topik ini diharapkan mahasiswa dapat
memahami prosedur perhitungan Harga
Pokok Pesanan dengan baik.

ii. Capaian Pembelajaran : Setelah mengikuti perkuliahan mengenai


topik ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Mengetahui kegunaan Kartu Harga Pokok
Pesanan
2. Mengetahui prosedur Akuntansi Harga
Pokok Pesanan

iii. Sub Pokok Bahasan : A. Kartu Harga Pokok Pesanan


B. Prosedur Akuntansi Harga Pokok
Pesanan

iv. URAIAN MATERI


A. Kartu Harga Pokok Pesanan

Di dalam perusahaan yang berdasarkan pesanan, produksi dilakukan apabila


terdapat pesanan yang telah disetujui. Pada perusahaan yang berproduksi
berdasarkan pesanan umumnya produk yang dihasilkan didasarkan kepada
spesifikasi dari si pemesan. Oleh karena itu setiap pesanan yang diterima
dibuatkan suatu kartu harga pokok pesanan (job order cost sheet, disingkat cost
sheet). Kartu harga pokok pesanan tersebut merupakan catatan pembantu yang
dikendalikan oleh perkiraan barang dalam proses. Setiap kartu harga pokok
pesanan digunakan untuk mencatat semua biaya produksi sesungguhnya, baik
biaya bahan sesungguhnya, biaya tenaga kerja sesungguhnya maupun biaya
overhead pabrik yang dibebankan (applied factory), yang dibutuhkan untuk
memproduksi suatu pesanan tertentu. Selain itu didalam kartu harga pokok
pesanan dicantumkan pula nomor pesanan atau nomor order produksi. Nomor ini
juga akan tertera di dalam surat permintaan bahan (material requisition) dan kartu
jam kerja (job time ticket) yang digunakan di dalam hubungannya untuk
mengerjakan pesanan tertentu. Setiap perusahaan mungkin membuat kartu harga
pokok yang berbeda, baik mengenai isi, bentuk, ukuran dan susunan. Pada
halaman berikut ini dicantumkan contoh bentuk kartu harga pokok pesanan yang
mempunyai sifat umum.

B. Prosedur Akuntansi Harga Pokok Pesanan

1. Prosedur Akuntansi Biaya Bahan

Untuk memperoleh bahan yang akan digunakan untuk memproduksi suatu


pesanan, baik itu merupakan bahan langsung, terlebih dahulu dilakukan
dengan mengajukan surat permintaan bahan kepada bagian gudang. Surat
ini mencantumkan nomor pesanan dan perincian bahan-bahan yang
diperlukan. Setiap pemakaian bahan langsung untuk produksi akan dicatat ke
dalam buku besar persediaan bahan dan buku besar barang dalam proses
dengan jurnal:
Barang Dalam Proses………………. Rp.XXX
Persediaan Bahan………………….…Rp.XXX

PT. L I N D A
PALEMBANG
Untuk :……………………………………..

KARTU HARGA POKOK PESANAN

Produk : ………………. Nomor Pesanan : …………………………


Ukuran : ………………. Tanggal Pesan : ……..…………………..
Warna : ……………… Tanggal Selesai : ………………………...
Satuan : . ……………. Mulai Produksi : ………………………...
Selesai Poduksi : ………………………….

BIAYA BAHAN LANGSUNG


Tanggal Nomor SPB Rupiah Total

BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG


Tanggal Jumlah Jam Rupiah Total

BIAYA OVERHEAD PABRIK


Tanggal Tarif Rupiah Total

Harga Jual ……………………………………………………………..Rp. XXXX


Biaya Bahan Langsung …………Rp. XXXX
Biaya Tenaga Kerja Langsung ...Rp. XXXX
Biaya Overhead Pabrik ………...Rp. XXXX (+)

Biaya Produksi …………………………………. Rp. XXXX


Biaya Penjualan ……………………………..…. Rp. XXXX
Biaya Administrasi ……………….…………….. Rp. XXXX (+)
Harga Pokok Penjualan……………………………………………..Rp. XXXX (+)
Laba……. …………………………………………………..………..Rp. XXXX
Bahan tidak langsung merupakan elemen biaya yang tergolong di dalam biaya
overhead pabrik, oleh karena itu pemakaian bahan tidak langsung dicatat ke
dalam buku besar persediaan bahan dan buku besar overhead pabrik dengan
jurnal :

Overhead Pabrik……………………………. Rp. XXXX


Persediaan Bahan……………………………… Rp.XXXX

Seringkali di dalam pabrik terdapat kelebihan bahan atau terdapat bahan yang
tidak jadi digunakan untuk produksi. Di dalam hal ini maka bahan yang lebih atau
tidak jadi digunakan harus dikembalikan ke gudang dan dilaporkan dengan
mengeluarkan Surat Pengembalian Bahan (returned materials report). Jika yang
dikembalikan adalah bahan langsung maka jurnal yang digunakan untuk
mencatat transaksi tersebut yaitu:

Persediaan Bahan …………………………… Rp.XXXX


Barang Dalam Proses ………….………………..Rp. XXXX

Tetapi jika yang dikembalikan adalah bahan tidak langsung maka jurnalnya
adalah:

Persediaan Bahan………………………….. Rp.XXXX


Overhead Pabrik………………………………… Rp. XXXX

2. Prosedur Akuntansi Biaya Tenaga Kerja

Di dalam prosedur perhitungan harga pokok pesanan, masing-masing karyawan


Pabrik memiliki satu kartu jam kerja. Kartu jam kerja ini mencatat lamanya waktu
seorang karyawan mengerjakan pesanan setiap harinya dan dimungkinkan
bahwa di dalam kartu jam kerja dari seorang karyawan akan tercatat sejumlah
waktu yang digunakan untuk mengerjakan beberapa pesanan. Untuk menghitung
besarnya biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung, maka kartu-kartu jam
kerja untuk berbagai pesanan harus di sortir dan di ringkas. Selanjutnya setiap
minggu, jam kerja dan biaya tenaga kerja langsung dicatat ke dalam kartu harga
pokok pesanan. Pencatatan pembayaran – pembayaran gaji dan upah akan
dilakukan dengan jurnal sebagai berikut:

Gaji dan Upah………………………………………Rp.XXXX


Hutang Gaji dan Upah…………………………………. Rp.XXXX

Hutang Gaji dan Upah …………………………… Rp.XXXX


Kas……………………………………………………. Rp.XXXX

Jika di dalam pembayaran gaji dan upah diperhitungkan pajak penghasilan maka
jurnal pencatatan tersebut adalah:

Gaji dan Upah……………………………………… Rp.XXXX


Hutang Gaji dan Upah ……….……………………….. Rp.XXXX
Hutang Pajak Penghasilan ……………………………. Rp.XXXX

Hutang Gaji dan Upah ……….……………………Rp.XXXX


Hutang Pajak Penghasilan ………………………. Rp.XXXX
Kas……………………………………………………. Rp.XXXX

Sedangkan pembebanan biaya tenaga kerja langsung dicatat dengan jurnal


sebagai berikut:
Barang Dalam Proses……………………………… Rp.XXXX
Gaji dan Upah …………………………………………. Rp.XXXX

3. Prosedur Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Untuk menghitung harga pokok suatu pesanan, maka biaya-biaya, bahan


langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik harus dijumlahkan. Untuk
mengetahui besarnya biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung
dapat melihat dan meringkas surat permintaan bahan dan kartu jam kerja, tetapi
untuk mengetahui besarnya biaya overhead pabrik, mengalami kesulitan karena
terdapatnya beberapa biaya yang tidak dapat diketahui setelah pesanan tersebut
selesai di produksi. Oleh karena itu biaya overhead yang dibebankan kepada
pesanan tertentu dihitung berdasarkan tarif yang ditetapkan dimuka
(predetermined overhead rate) dan biaya overhead pabrik tersebut dikatakan
sebagai biaya overhead yang dibebankan (applied factory overhead).

Untuk mencatat pembebanan biaya overhead pabrik disusun jurnal sebagai


berikut:

Barang Dalam Proses………………………………. Rp.XXXX


Overhead Pabrik yang dibebankan…………………. Rp.XXXX

Sedangkan untuk mencatat biaya-biaya overhead pabrik yang sesungguhnya


terjadi disusun jurnal sebagai berikut :

Overhead pabrik sesungguhnya..……………………. Rp.XXXX


Asuransi dibayar dimuka ………………………………. Rp.XXXX
Sewa dibayar dimuka …………………………………… Rp.XXXX
Ak. Penyusutan Gedung Pabrik ….……………..…...… Rp XXXX
Ak.Penyusutan Mesin ………………………………...… Rp.XXXX

Pada akhir periode akuntansi, perkiraan overhead pabrik yang dibebankan (yang
ditetapkan dimuka) ke perkiraan overhead pabrik sesungguhnya.

Overhead pabrik yang dibebankan ……………………Rp.XXXX


Overhead pabrik sesungguhnya…………………………Rp.XXXX

Selanjutnya sekiranya ada selisih atau varian antara overhead pabrik yang
dibebankan (yang ditetapkan dimuka) dengan biaya overhead pabrik
sesungguhnya yang dikeluarkan, maka pembahasannya akan dijelaskan lebih
lanjut pada bab berikutnya.

4. Prosedur Akuntansi Untuk Pesanan Yang Selesai dan Yang Terjual


Setelah suatu pesanan selesai diproduksi maka selanjutnya produk tersebut
dikirim ke gudang agar pada tanggal yang telah ditentukan, barang atau pesanan
tersebut telah siap untuk diberikan atau dikirimkan kepada pemesan. Untuk
transaksi pengiriman barang ke gudang disusun suatu jurnal sebagai berikut :

Persediaan Produk Jadi …………………………… Rp.XXXX


Barang Dalam Proses ……………………………….. Rp.XXXX

Apabila barang atau pesanan tersebut telah diambil atau telah dikirimkan kepada
pemesan maka atas transaksi tersebut disusun jurnal:

Piutang Dagang …………………………………… Rp.XXXX


Persediaan Produk Jadi ………………………………... Rp.XXXX

v. SOAL ESSAY

1. Sebutkan karakteristik perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan?


2. Sebutkan karakteristik metode harga pokok pesanan?
3. Apa yang dimaksud dengan kartu biaya (Cost Sheet)?
4. Apa fungsi perkiraan Barang Dalam Proses dalam kalkulasi biaya produksi
pesanan?
5. Bagaimana dapat dilakukan pengendalian atas biaya utama dalam penetapan
biaya produksi pesanan?
6. Apa perbeaan antara biaya overhead pabrik aktual dan yang dibebankan?
7. Jelaskan alasan pembebanan sementara biaya overhead berdasarkan tarif
ditentukan dimuka (Predetermined Rate) dalam biaya produksi pesanan?
8. Bagaimana bunyi jurnal untuk mencatat biaya-biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya terjadi?
9. Bagaimana menjurnal transaksi pengiriman barang jadi yang telah diproses ke
gudang?
10. Apabila barang atau pesanan tersebut telah diambil atau telah dikirimkan kepada
pemesan maka atas transaksi tersebut maka jurnalnya adalah?
vi. RANGKUMAN

Prosedur Akuntansi Biaya Bahan digunakan untuk memperoleh bahan yang akan
digunakan untuk memproduksi suatu pesanan, baik itu merupakan bahan
langsung, terlebih dahulu dilakukan dengan mengajukan surat permintaan bahan
kepada bagian gudang. Setiap pemakaian bahan langsung untuk produksi akan
dicatat ke dalam buku besar persediaan bahan dan buku besar barang dalam
proses.

Di dalam prosedur perhitungan harga pokok pesanan, masing-masing karyawan


Pabrik memiliki satu kartu jam kerja. Kartu jam kerja ini mencatat lamanya waktu
seorang karyawan mengerjakan pesanan setiap harinya dan dimungkinkan bahwa
di dalam kartu jam kerja dari seorang karyawan akan tercatat sejumlah waktu yang
digunakan untuk mengerjakan beberapa pesanan.

Untuk mengetahui besarnya biaya overhead pabrik, mengalami kesulitan karena


terdapatnya beberapa biaya yang tidak dapat diketahui setelah pesanan tersebut
selesai di produksi. Oleh karena itu biaya overhead yang dibebankan kepada
pesanan tertentu dihitung berdasarkan tarif yang ditetapkan dimuka
(predetermined overhead rate) dan biaya overhead pabrik tersebut dikatakan
sebagai biaya overhead yang dibebankan (applied factory overhead).

Setelah suatu pesanan selesai diproduksi maka selanjutnya produk tersebut


dikirim ke gudang agar pada tanggal yang telah ditentukan, barang atau pesanan
tersebut telah siap untuk diberikan atau dikirimkan kepada pemesan.

vii. LATIHAN SOAL PILIHAN GANDA

1. Harga pokok pesanan disebut juga dengan istilah?


a. Job costing
b. Job order costing
c. Job order posting
d. Order costing
2. Setiap pesanan dibuat ke dalam kartu?
a. Kartu persediaan
b. Kartu pesanan
c. Kartu produksi
d. Kartu pembelian

3. Prosedur Akuntansi Biaya Bahan digunakan untuk?


a. memperoleh bahan yang akan digunakan
b. memperoleh bahan yang akan dibeli
c. memperoleh bahan yang akan dijual
d. memperoleh bahan yang akan masuk gudang

4. Kartu harga pokok pesanan berisi informasi?


a. Nama produk
b. Biaya produk
c. Nama pemesan
d. a, b, c benar

5. Setiap pemakaian bahan langsung untuk produksi akan dicatat ke dalam buku
besar?
a. persediaan bahan dan barang jadi
b. persediaan bahan
c. persediaan bahan dan barang dalam proses
d. barang dalam proses

6. Untuk menghitung besarnya biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung,
maka kartu-kartu jam kerja untuk berbagai pesanan harus?
a. di sortir dan di ringkas
b. di ringkas saja
c. di sortir saja
d. di kumpulkan

7. Biaya overhead yang dibebankan kepada pesanan tertentu dihitung


berdasarkan?
a. Total harga setelah produksi
b. Tarif yang ditetapkan dimuka
c. Harga rata-rata
d. Harga estimasi

8. Predetermined overhead rate merupakan istilah dari akun ?


a. Tarif yang ditetapkan kemudian
b. Tarif yang ditetapkan dimuka
c. Tarif rata-rata
d. Tarif taksiran

9. Applied factory overhead merupakan istilah dari akun?


a. Biaya overhead yang dibebankan
b. Biaya overhead yang ditimpakan
c. Biaya overhead yang diakui
d. Biaya overhead yang sesungguhnya

10. Setelah suatu pesanan selesai diproduksi maka selanjutnya produk tersebut
dikirim ke?
a. Pembeli
b. Gudang
c. Pabrik
d. Pedangang
SOAL KASUS

KASUS I

Dibawah ini adalah informasi yang terdapat pada SMART Company:

SMART COMPANY
Neraca
Per 31 Desember 2018

ASET
Kas 34.000.000
Piutang 20.000.000
Penyisihan Piutang Tak Tertagih 1.000.000
19.000.000
Persediaan Bahan Baku 25.000.000
Persediaan Barang Dalam Proses*) 15.000.000
Persediaan Barang Jadi **) 20.000.000
Peralatan 80.000.000
Penyusutan 7.200.000
72.800.000
Tanah 20.000.000
Total 205.800.000

KEWAJIBAN DAN EKUITAS


Hutang Usaha 35.000.000
Wesel Bayar 10.000.000
Hutang Hipotek 45.000.000
Modal Pemilik 115.800.000
Total 205.800.000

*) Pekerjaan 502 (10.000 unit) Produk A


Bahan Lgsg Rp. 9.000.000,-
Tenaga Kerja Lgsg Rp. 4.000.000,-
BOP Rp. 2.000.000,-
Jumlah Rp. 15.000.000,-

**) Produk A : 1.000 unit @ Rp. 9.000,- = Rp. 9.000.000,-


Produk B : 100 unit @ Rp. 80.000,- = Rp. 8.000.000,-
Produk C : 500 unit @ Rp. 6.000,- = Rp. 3.000.000,-
Jumlah = Rp.20.000.000,-

Transaksi yang terjadi selama bulan Januari 2018 sebagai berikut :


1. Dibeli secara kredit bahan seharga Rp. 80.000.000,-. Sistem pencatatan yang
dipakai adalah perpetual.
2. Diterima pesanan :
Pekerjaan 503 : 1.000 unit produk B
Pekerjaan 504 : 5.000 unit produk C
Pekerjaan 505 : 20.000 unit produk D
3. Dikeluarkan bahan untuk produksi seharga Rp. 90.000.000,-, yang dipakai untuk:
Pekerjaan 502 : Rp. 38.000.000,-
Pekerjaan 503 : Rp. 40.000.000,-
Pekerjaan 504 : Rp. 7.000.000,-
Pekerjaan 505 : Rp. 5.000.000,-
4. Upah yang dikeluarkan Rp. 60.000.000,- Pajak penghasilan sebesar Rp.
4.000.000,- ditanggung oleh perusahaan (dibebankan sebagai biaya overhead
pabrik). Upah dibebankan sebagai berikut :
Pekerjaan 502 : Rp. 26.000.000,-
Pekerjaan 503 : Rp. 30.000.000,-
Pekerjaan 504 : Rp. 3.000.000,-
Pekerjaan 505 : Rp. 1.000.000,-
5. Dikeluarkan dan telah dibayar biaya overhead sebesar Rp. 23.000.000,-
6. Untuk pembebanan penyusutan peralatan perusahaan menaksir masa manfaat 10
tahun dengan nilai sisa Rp. 8.000.000,- (alokasinya 505 untuk penyusutan
peralatan kantor dan 50% untuk peralatan pabrik).
7. Tarif biaya overhead pabrik yang dibebankan adalah 505 dari upah langsung.
8. Pekerjaan 502 dan 503 telah selesai dan telah ditransfer ke barang jadi. Pekerjaan
504 dan Pekerjaan 505 masih dalam proses dengan informasi sebagai berikut:

Keterangan Bahan Tenaga Kerja


BOP Total
Langsung Langsung
Pekerjaan 504 7.000.000 3.000.000 1.500.000 11.500.000
Pekerjaan 505 5.000.000 1.000.000 500.000 6.500.000
Jumlah 12.000.000 4.000.000 2.000.000 18.000.000
9. Penjualan bulan ini sebesar Rp. 70.000.000,- termasuk penjualan 1200 unit
produk A dan 500 unit produk B dengan menggunakan metode penentuan harga
pokok FIFO

DIMINTA :
1. Catat semua transaksi bulan Januari dalam Akun T dan kartu pesanan
2. Sajikan jurnal umum dan jurnal di pabrik untuk mencatat semua transaksi yang
terjadi
3. Sajikan harga pokok produksi
4. Sajikan laporan laba rugi

KASUS II

PT. Sumber Jaya pada tanggal 1 Oktober 2018 mempunyai persediaan sebagai berikut :
Barang Jadi ………………………………...……… Rp. 210.000.000,-
Barang Dalam Proses ……………………………. Rp. 260.500.000,-
Bahan Baku ………………………………………. Rp. 120.000.000,-

Perincian perkiraan Barang Dalam Proses sebagai berikut :


JENIS BIAYA Pekerjaan 111 Pekerjaan 112 Pekerjaan 113
Bahan Langsung Rp. 35.000.000,- Rp. 42.000.000,- Rp. 26.000.000,-
Tenaga Kerja Langsung Rp. 34.000.000,- Rp. 38.000.000,- Rp. 18.000.000,-
BOP Rp. 25.500.000,- Rp. 28.500.000,- Rp. 13.500.000,-
JUMLAH Rp. 94.500.000,- Rp. 108.500.000,- Rp. 57.500.000,-

Selama bulan Oktober terjadi transaksi sebagai berikut:


1. Bahan – bahan yang dibeli untuk produksi sebanyak Rp. 56.000.000,- dengan
syarat n/30.
2. Bahan baku seharga Rp. 8.000.000,- dikembalikan sebab kualitasnya tidak sesuai
dengan persyaratan yang diinginkan perusahaan.
3. Diminta bahan baku untuk produksi sebanyak Rp. 64.000.000,- dari jumlah ini Rp.
1.600.000,- merupakan bahan pembantu sisanya didistribusikan sebagai berikut:
Pekerjaan 111 Rp. 24.400.000,-
Pekerjaan 112 Rp. 19.800.000,-
Pekerjaan 113 Rp. 18.200.000,-
4. Pengembalian bahan dari pabrik ke gudang sejumlah Rp. 3.000.000,- yang
berasal dari:
Pekerjaan 112 Rp. 1.500.000,-
Pekerjaan 113 Rp. 1.200.000,-
Bahan tidak langsung Rp. 300.000,-
5. Biaya tenaga kerja adalah sebagai berikut:
Upah langsung :
Pekerjaan 111 Rp. 12.400.000,-
Pekerjaan 112 Rp. 25.800.000,-
Pekerjaan 113 Rp. 16.200.000,-
Upah tidak langsung Rp. 5.600.000,-
6. Dikeluarkan biaya overhead pabrik sebagai berikut:
Biaya depresiasi mesin Rp. 1.200.000,-
Biaya depresiasi gedung pabrik Rp. 2.400.000,-
Biaya asuransi ged.pabrik dan mesin Rp. 750.000,-
Biaya pemeliharaan mesin Rp. 500.000,-
Biaya pemeliharaan gedung Rp. 500.000,-
7. Biaya overhead pabrik dibebankan dengan tarif 75% dari biaya tenaga kerja
langsung, yang harus dibebankan pada ketiga pesanan berdasarkan biaya tenaga
kerja langsung dalam bulan Oktober.
8. Pekerjaan 111 dan Pekerjaan 113 telah selesai dan telah ditansfer ke gudang
barang jadi.
9. Kedua pesanan telah dikirimkan dan ditagih dengan margin laba kotor sebesar
30% dari harga pokok penjualan.
10. Dalam bulan Oktober telah diterima dari penagihan piutang sejumlah Rp.
74.000.000,-

DIMINTA :
1. Siapkan kartu biaya produksi pesanan untuk membukukan data persediaan awal.
2. Buat ayat jurnal untuk Bulan Oktober
(Perusahaan melakukan sistim pencatatan yang terpadu tanpa pemisahan kantor
pusat dan pabrik.)

KASUS III

Pada tanggal 31 Desember 2018 buku besar PT. SUMA terdiri dari perkiraan –
perkiraan dibawah ini berikut posisi saldonya:

Kas …………………………………. 47.000.000


Piutang Usaha ……………………. 50.000.000
Barang Jadi ……………………….. 32.500.000
Barang Dalam Proses ……………. 7.500.000
Bahan Baku ………………………... 22.000.000
Tanah ……………………………….. 150.000.000
Bangunan …………………………… 100.000.000
Akm. Depresiasi ……………………. (15.000.000)
Mesin ……….……………………….. 35.300.000
Akm. Depresiasi ……………………. (6.500.000)
Hutang Usaha ………….…………… 59.375.000
Saham Biasa ………………………... 228.500.000
Saldo Laba ….………………………. 134.925.000
Buku Besar Pabrik …………………. 62.000.000
Buku Besar Umum ………………… 62.000.000

Perincian Persediaan:
Barang Jadi :
Barang X 1000 unit @ Rp. 12.500,- Rp. 12.500.000,-
Barang Y 2000 unit @ Rp. 10.000,- Rp. 20.000.000,-
Jumlah ………………………. Rp. 32.500.000,-

Barang Dalam Proses :


JENIS BIAYA Pekerjaan 007 Pekerjaan 008
Bahan Langsung Rp. 2.500.000,- Rp. 600.000,-
Tenaga Kerja Langsung Rp. 2.000.000,- Rp. 1.000.000,-
Biaya Overhead Pabrik Rp. 1.000.000,- Rp. 400.000,-
JUMLAH Rp. 5.500.000,- Rp. 2.000.000,-

Bahan Baku :
Bahan A 2000 unit @ Rp. 5.000,- Rp. 10.000.000,-
Bahan B 4000 unit @ Rp. 3.000,- Rp. 12.000.000,-
Jumlah ……………………… Rp. 22.000.000,-
Selama bulan Januari 2018 diselesaikan transaksi – transaksi di bawah ini:
1. Dibeli bahan secara kredit dengan perincian sebagai berikut:
Bahan A 10.000 unit @ Rp. 5.200,-
Bahan B 12.000 unit @ Rp. 3.750,-
Bahan tidak langsung Rp. 17.520.000,-
2. Gaji berjumlah Rp. 110.000.000,- telah dibayarkan dengan permohonan PPh sebesar
15%. Gaji tersebut didistribusikan sebagai berikut :
Pekerjaan 007 Rp. 34.000.000,-
Pekerjaan 008 Rp. 42.000.000,-
Upah tidak langsung Rp. 14.000.000,-
Pemasaran dan Adm Rp. 20.000.000,-
3. Bahan dikeluarkan atas dasar FIFO sebagai berikut :
Pekerjaan 007 Bahan A 6.500 unit
Bahan B 7.000 unit
Pekerjaan 008 Bahan A 3.000 unit
Bahan B 4.000 unit
Bahan tidak langsung Rp. 14.500.000,-
4. Overhead pabrik dibebankan berdasarkan tarif 80% dari biaya tenaga kerja
langsung
5. Biaya Pemasaran dan Administrasi selama bulan ini dikeluarkan Rp. 12.750.000,-
6. Dibayar berbagai macam biaya overhead pabrik sebesar Rp. 12.350.000,-
7. Biaya penyusutan bulan Januari sebagai berikut :
Gedung Rp. 2.500.000,-
Mesin Rp. 2.000.000,-
8. Pekerjaan 007 dan pekerjaan 008 telah selesai dan dijual secara kredit dengan
harga 140% di atas harga pokok.
9. Telah diterima pembayaran piutang sebesar Rp. 45.000.000,-
10. Dibayar hutang pembelian bahan sebesar Rp. 40.000.000,-
11. Pembebanan overhead terlalu rendah/tinggi ditutup ke perkiraan harga pokok
penjualan.

DIMINTA :
1. Siapkan neraca saldo dari buku besar umum dan buku besar pabrik
2. Buatlah buku besar umum dan buku besar pabrik
3. Bukukan transaksi yang terjadi selama bulan Januari 2018
4. Siapkan neraca saldo per 31 Januari 2018
5. Sajikan laporan harga pokok penjualan (Cost of goods sold statement) untuk
bulan Januari 2018
6. Sajikan laporan laba rugi (Income Statement) untuk bulan Januari 2018

viii. REFERENSI

Carter william k.2006.cost accounting Edisi ke-14


Hongren.Charles T.George Foster dan Srikant M. Datar, Cost Accounting,A
Managerial Emphasis,2000 .Tenth Edition ,Englewood Cliffs,N.J.: Prentice-Hall

Mulyadi 2005 Akuntansi Biaya Edisi ke- 5 Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Supriyono 1999 Akuntansi Biaya Edisi Ke – 2 Yogyakarta : BPFE

Anda mungkin juga menyukai