Anda di halaman 1dari 10

Kasus Anggaran Komprehensif

Gambaran Umum

CV. Rachel Aluna Furniture merupakan salah satu perusahaan ekspor mebel rotan di daerah
Bandung, Jawa Barat. Produk yang dihasilkan terdiri dari 2 jenis mencakup: Kursi dan Meja
Rotan, dengan berbagai model sesuai pesanan. Beberapa model yang pernah diproduksi adalah
Enjoy Chair (Meja dan Kursi belajar), Lovely Chair (Sofa), dan Flexibel Chair (Meja dan Kursi
tamu). Perusahaan ini berdiri pada tahun 1999 di Jl. Manado 12 Sumur Bandung.

CV. Rachel Aluna Furniture didukung 50 karyawan, yang terdiri dari 10 karyawan manajer dan
staf, serta 40 tenaga buruh pabrik yang sebagian besar merupakan tenaga borongan. Sumber daya
manusia yang dimiliki perusahaan berdisiplin dan dedikasi kerja yang tinggi yang menjadikan
perusahaan terdukung untuk menghasilkan produk-produk berkualitas. Dengan kualitas produk,
distribusi dan pengiriman tepat waktu, serta harga yang bersaing. CV. Rachel Aluna Furniture
tetap dapat bertahan dan cenderung mengalami kemajuan setiap tahunnya.

Rencana Penjualan

1. Data Persiapan Forecast Penjualan


Untuk melakukan peramalan penjualan tahun yang akan datang didasarkan pada data
penjualan perusahaan selama 5 tahun terakhir yakni tahun 2014 s/d 2018.

Tabel 1.1

Penjualan Perusahaan (dalam satuan unit)

Bulan 2014 2015 2016 2017 2018


Triwulan 1 24.000 26.000 22.000 28.000 30.000
Triwulan 2 27.000 26.000 25.000 30.000 32.000
Triwulan 3 29.000 27.000 25.000 32.000 32.000
Triwulan 4 20.000 29.000 28.000 34.000 34.000
Total 100.000 108.000 100.000 124.000 128.000
Berdasar pengalaman manajer penjualan menunjukkan bahwa penjualan perusahaan
memiliki pola tertentu, sehingga untuk meramalkan besarnya penjualan tahun 2019 didasarkan
pada hasil perhitungan trend penjualan dan indeks musim (Seasonal Index). Untuk melakukan
analisis trend digunakan metode Least Square dan analisis indeks musim menggunakan metode
Ratio to Trend.

2. Distribusi Penjualan
Perusahaan memasarkan sebagian besar produknya dengan mengekspor hasil produknya ke
luar negeri, Negara-negara yang banyak melakukan pesanan adalah Negara Korea, Jepang,
Inggris, Prancis dan Italia. Sisa ekspor dipasarkan untuk wilayah domestik, dengan
perbandingan sumbangan pendapatan dan masing-masing produk dan daerah pemasaran
sebagai berikut.

Tabel 1.2

Distribusi Penjualan

Produk Luar Negeri (%) Domestik (%) Total (%)


Meja Rotan 20 10 30
Kursi Rotan 60 10 70
Total 80 20 100

3. Harga Jual
Oleh karena perbedaan lokasi pemasaran, maka harga jual per unit produk dibedakan untuk
masing-masing wilayah. Berikut ini harga jual per unit untuk masing-masing produk dan
wilayah:
Produk Luar Negeri (Rp) Domestik (Rp)
Meja Rotan 200.000 180.000
Kursi Rotan 150.000 120.000

Rencana Produksi

CV. Rachel Aluna Furniture memproduksi Meja dan Kursi Rotan. Untuk melayani permintaan
pasar secara kontinu maka perusahaan menggunakan pendekatan proses produksi continuous dan
lebih mengutamakan stabilitas produksi per periode.
1. Proses Produksi
Proses produksi Meja dan Kursi Rotan dilakukan melalui 3 tahapan, yakni: (1) Proses 1:
Tahap Persiapan & Pembentukan Rangka, (2) Proses 2: Tahap Dekorasi (Anyam & Bebet),
dan (3) Proses 3: Tahap Finishing (Pengecatan & Pemberian warna). Untuk kelancaran proses
produksi dibantu dengan 2 Departemen Jasa yakni Departemen Jasa Gedung & Departemen
Jasa Pemeliharaan dan Perbaikan.
2. Persediaan Produk Jadi
Untuk tujuan pengelolaan besarnya persediaan, perusahaan senantiasa melakukan pengawasan
besarnya tingkat persediaan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari besarnya biaya
penyimpanan persediaan maupun biaya kekurangan persediaan. Perusahaan menetapkan
tingkat perputaran persediaan pada Tahun 2019 untuk produk Meja Rotan sebesar 2 kali dan
Kursi Rotan sebesar 4 kali. Persediaan di akhir tahun 2019 adalah Meja Rotan sebanyak
13.000 unit dan Kursi Rotan sebanyak 26.000 unit. Untuk menjaga kualitas pelayanan
pelanggan, perusahaan lebih mengutamakan Stabilitas Produksi, dimana besarnya jumlah
produksi sama untuk setiap triwulan.
3. Rencana Bahan Mentah
a. Rencana Kebutuhan dan Harga Bahan Mentah
Penggunaan bahan mentah Rotan Tohiti, Enceng Gondok, dan Cat untuk menghasilkan 1
unit produk Meja dan Kursi Rotan dan Harga per kg bahan adalah sebagai berikut:

Tabel 1.3

Penggunaan Bahan Mentah per Produk

SUR Harga Bahan


Bahan Baku Meja Rotan Kursi Rotan Mentah/Kg

Rotan Tohiti (Kg) 4 3 Rp 21.000


Enceng Gondok (Kg) 3 2 Rp 15.000
Cat (Kg) 2 1 Rp 25.000
b. Persediaan Bahan Mentah
Untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan tepat waktu, perusahaan
menerapkan kebijakan stabilitas produksi. Kelancaran produksi tidak lepas dari
penyediaan persediaan bahan mentah dilakukan setiap bulan.

Tabel 1.4

Persediaan Bahan Mentah

Keterangan Rotan Tohiti Enceng Gondok Cat


(Kg) (Kg) (Kg)
Persediaan Awal 1.670 3.000 270
Persediaan Akhir Tw 1 1.637 2.200 230
Persediaan Akhir Tw 2 1.703 2.400 310
Persediaan Akhir Tw 3 1.780 2.577 382
Persediaan Akhir Tw 4 1.747 2.877 473

4. Rencana Tenaga Kerja Langsung


Waktu yang diperlukan di masing-masing bagian proses produksi untuk menghasilkan
sebanyak 1 unit produk dan upah/jam adalah sebagai berikut:

Tabel 1.5

Jam Kerja Langsung per Unit & Upah/JKL

JKL/unit
Departemen Meja Rotan Kursi Rotan Upah/JKL

Proses Persiapan & Pembentukan 9 8 Rp 2.000


(DMH)
Proses Dekorasi (DMH) 11 9 Rp 1.250
Proses Finishing (DLH) 5 3 Rp 3.000
5. Rencana Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik yang terjadi di seluruh bagian produksi terdiri dari beberapa biaya
berikut:
a. Biaya Depresiasi per tahun

Tabel 1.6

Depresiasi per Tahun

Harga Usia
Keterangan Departemen Perolehan Jumlah Ekonomis Depresiasi
(Rp) (Tahun) per th (Rp)
Bangunan Pabrik 3 Miliar 2 unit 25 240.000.000
Mesin Steamer Proses 1 6.350.000 4 unit 5 5.080.000
Mesin Drive Screw Proses 1 475.000 12 unit 6 950.000
Mesin Bor Proses 2 600.000 25 unit 4 3.750.000
Mesin Paku Tembok Proses 2 580.000 28 unit 7 2.320.000
Kompresor Proses 3 5.500.000 3 unit 4 4.125.000
Alat Pengecatan & Proses 3 5.750.000 2 set 5 2.300.000
Warna
Peralatan Perbengkelan Jasa Perbaikan 4.000.000 2 set 2 4.000.000

b. Luas Lantai Bangunan


Depresiasi bangunan pabrik dibebankan ke masing-masing bagian sesuai dengan luas
lantai masing-masing bagian.
Tabel 1.7

Luas Lantai Bangunan

Bagian Luas Areal (m2)


Bagian Produksi
Proses 1: Persiapan & Pembentukan 1.000
Proses 2: Dekorasi 640
Proses 3: Finishing 640
Administrasi Pabrik & Gudang 1.000
Pemeliharaan & Perbaikan 720
Total 4.000

c. Penggunaan Listrik per bagian per bulan


Setiap bulan perusahaan menggunakan listrik sebesar 6.000 KWH dengan tarif Rp
450/KWH. Rata-rata penggunaan listrik per bagian sebagai berikut.

Table 1.8

Penggunaan Listrik per Bagian

Penggunaan Listrik
Bagian (KWH)

Bagian Produksi
Proses 1: Persiapan & Pembentukan 1.250
Proses 2: Dekorasi 1.250
Proses 3: Finishing 1.350
Administrasi Pabrik & Gudang 750
Pemeliharaan & Perbaikan 1.400
d. Tenaga Kerja Tidak Langsung (TKTL)
Biaya tenaga kerja tidak langsung terdiri dari gaji supervisor dan karyawan tidak langsung
di bawah pimpinan Manajer Produksi.

Tabel 1.9

Gaji TKTL per Orang

Bagian Nama Jabatan Jumlah Gaji per bulan


TKTL per orang
Proses 1 Supervisor 2 orang 750.000
Proses 2 Supervisor 2 orang 625.000
Proses 3 Supervisor 3 orang 500.000
Administrasi Pabrik & Gudang Administrasi Gudang 2 orang 450.000
Pemeliharaan & Perbaikan Servis 3 orang 625.000

e. Persentase Pemakaian Jasa


Untuk perhitungan biaya overhead di masing-masing bagian produksi diperlukan data
proporsi pemakaian jasa gudang dan pemeliharaan/perbaikan yang digunakan oleh bagian
pencampuran, pencetakan, pengeringan, dan pengecatan. Proporsi pemakaian jasa
tersebut, sebagai berikut.

Tabel 1.10

Proporsi Pemakaian Jasa per Bagian

Bagian Penerima Jasa


Bagian Pemberi Jasa Bagian Bagian Bagian Gudang Pemeliharaan
Proses 1 Proses 2 Proses 3 & Perbaikan
Gudang 35% 25% 35% - 30%
Pemeliharaan & Perbaikan 20% 45% 20% 20% -
6. Rencana Biaya Operasi
Biaya operasi yang dimaksudkan dalam kasus ini adalah biaya yang direncanakan selain biaya
produksi, meliputi:
1) Biaya Bidang Pemasaran merupakan biaya-biaya yang direncanakan terjadi di bawah
kendali manajer pemasaran.
Data biaya pemasaran yang tersedia per tahun adalah:

Tabel 1.11

Biaya Pemasaran (pada Relevan Range 10.000 – 15.000 unit)

Jenis Biaya 10.000 unit 15.000 unit


Biaya Promosi (Rp) 4.800.000 6.750.000
Biaya Distribusi & Transportasi (Rp) 7.000.000 7.950.000
Biaya Supplies (Rp) 3.200.000 3.900.000
Biaya Pemakaian Listrik (Rp) 2.300.000 2.600.000
Biaya Depresiasi (Rp) 6.400.000 6.400.000

2) Biaya Bidang Administrasi Umum dan Keuangan


Biaya-biaya yang direncanakan terjadi di bawah kendali Manajer Keuangan dan biaya-
biaya yang direncanakan terjadi di bawah kendali Manajer Sumber Daya Manusia dan
Administrasi Umum.

Table 1.12

Biaya Administrasi Keuanga (pada Relevan Range 10.000 – 15.000 unit)

Jenis Biaya 10.000 m2 15.000 kg


Biaya Gaji (Rp) 7.200.000 7.200.000
Biaya Asuransi Kesehatan & Kecelakaan 3.600.000 3.600.000
Karyawan (Rp)
Biaya Pemeliharaan Karyawan (Rp) 4.950.000 4.950.000
Biaya Transportasi (Rp) 2.400.000 2.400.000
Biaya Supplies (Rp) 3.150.000 4.250.000
Biaya Depresiasi (Rp) 6.450.000 6.450.000

7. Penyusunan Anggaran Piutang


Selama ini transaksi penjualan dilakukan secara tunai dan kredit, dengan sistim penjualan
sebagai berikut.
1. Rata-rata penjualan tunai setiap tahunnya adalah 50% dari penerimaan total penjualan.
Untuk penjualan tunai perusahaan menetapkan akan memberikan potongan harga sebesar
10%.
2. Untuk penjualan secara kredit perusahaan memberlakukan term of payment 8/10, n/90.
Dari penjualan kredit, 60% pembeli akan memanfaatkan periode potongan. Dari yang
tidak memanfaatkan periode potongan, 80% akan membayar pada bulan transaksi dan
sisanya akan membayar pada bulan berikutnya. Diprediksi akan terjadi bad debt sebesar
4% atas penjualan kredit. Untuk mengurangi persentase bad debt bagian penagihan harus
aktif melakukan penagihan.
8. Penyusunan Anggaran Kas Jangka Pendek
Untuk keperluan penyusunan anggaran kas, diketahui hasil Cash Opname pada akhir tahun
2018 menunjukkan saldo kas sebesar Rp 175.000.000.
1. Penerimaan Kas
Penerimaan kas berasal dari penerimaan penjualan tunai dan hasil pelunasan piutang.
2. Pengeluaran Kas
Pengeluaran kas yang terjadi yaitu:
a. Pengeluaran kas karena adanya pembelian bahan baku, pembelian bahan pembantu,
pembayaran upah tenaga kerja langsung, pengeluaran biaya overhead pabrik, biaya
pemasaran, dan biaya administrasi umum dan keuangan.
b. Pembelian alat-alat produksi pada Desember Tahun 2018 senilai Rp 120.000.000
dilakukan dengan meminjam dana dari Bank Pembayaran diangsur 4 kali dengan besar
angsuran pinjaman yang sama dan bunga sebesar 20% dari sisa pinjaman.
c. Pengeluaran pajak penghasilan badan usaha. Berdasarkan Undang-undang Nomor 10
Tahun 2000, keuntungan perusahaan akan dikenakan pajak dengan tarif progresif, tarif
yang berlaku sebagai berikut.
 10% untuk laba sampai dengan Rp 50.000.000.
 15% untuk laba antara Rp 50.000.000 s/d Rp 100.000.000.
 30% untuk laba di atas Rp 100.000.000.
9. Penyusunan Proyeksi Laporan Laba Rugi
Penyusunan proyeksi laporan laba rugi dimaksudkan untuk merencanakan hasil operasi
perusahaan selama tahun 2019 dan efeknya terhadap angsuran kas perusahaan pada tahun
yang sama. Dengan menyusun proyeksi laporan laba rugi maka akan dapat diketahui
perkembangan hasil operasi perusahaan setiap bulan selama Tahun 2019. Jika Produk yang
terjual dengan harga jual Rp 212.000/unit sedangkan HP Produksi/ Unit Rp 192.000
10. Rencana Penggantian Investasi
Dengan pertimbangan bahwa Mesin Diesel yang dimiliki perusahaan sudah using dan kurang
produktif (sudah habis usia ekonomis dan usia teknisnya), maka pada akhir tahun 2018
perusahaan berencana membeli 4 (tiga) mesin diesel baru senilai @ Rp 25.000.000.
pembayaran atas pembelian aktiva tersebut dilakukan secara tunai, dengan asumsi bahwa
penggantian mesin ini mampu memberikan manfaat sebesar 16% per tahun atau 4% per
triwulan dari EAT sebelum dilakukan pembelian tersebut. Mesin ini memiliki umur ekonomis
selama 4 (empat) tahun dan perhitungan biaya depresiasi dilakukan dengan metode Garis
Lurus. Untuk melakukan penilaian kelayakan investasi diasumsikan tidak ada perubahan EAT
selama Tahun 2019 s/d 2022 dan tingkat discount factors 15%.
11. H

Anda mungkin juga menyukai