MULAI MATERI
PERTEMUAN 1
KONSEP BIAYA
Highlight
• Siklus Akuntansi Biaya
• Hubungan Biaya dan Produk
Siklus Akuntansi Biaya
Masyarakat
(Konsumen)
Keinginan dan
Kebutuhan Barang/ Produk
Jasa Barang/Jasa
Perusahaan
Secara garis besar akuntansi
dibagi menjadi 2 tipe
AKUNTANSI AKUNTANSI
KEUANGAN MANAJEMEN
AKUNTANSI BIAYA
Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen
akuntansi biaya
sederhana
Tenaga kerja langsung
Penentuan harga
pokok produk jadi
Aturan pengukuran dan Tidak ada batasan, kecuali manfaat Dibatasi oleh prinsip akuntansi
pelaporan yang diperoleh manajemen berterima umum
Rentang waktu Fleksibel, bervariasi dari harian sampai Kurang fleksibel, mencakup
tahunan kwartalan, semester dan tahunan
Akuntansi Biaya
adalah salah satu bagian dari bidang akuntansi
meliputi kegiatan proses pencatatan
dan monitoring seluruh aktifitas biaya dan
menyajikan informasi tersebut dalam suatu
laporan.
Fungsi Akuntansi Biaya
1. Melakukan perhitungan dan pelaporan biaya (harga) pokok
suatu produk
2. Memperinci biaya (harga) pokok produk pada segenap
unsurnya
3. Memberikan informasi dasar untuk membuat perencanaan
biaya dan beban
4. Memberikan data bagi proses penyusunan anggaran
5. Memberikan informasi biaya bagi manajemen guna dipakai di
dalam pengendalian manajemen
Pengertian Cost dan Biaya
Cost : pengorbanan sumber ekonomi untuk
memperoleh barang atau jasa yang diharapkan
memberi manfaat sekarang atau masa yang akan
datang.
Cost diukur dengan satuan mata uang
Beban : cost barang atau jasa yang memberikan
manfaat yang digunakan untuk memperoleh
pendapatan.
Transaksi Keterangan
Dibeli 4 batang kayu @ Pengeluaran Rp 200.000 untuk memperoleh 4 batang
Rp50.000 kayu diperlakukan sebagai biaya persediaan
Satu batang kayu di jual Penerimaan Rp75.000 diperlakukan sebagai
seharga Rp75.000 pendapatan; pengeluaran Rp50.000 diperlakukan
sebagai harga pokok penjualan
Satu batang kayu digunakan Pengeluaran Rp 50.000 diperlakukan sebagai biaya
untuk membuat meja bahan baku
Satu batang kayu rusak dan Pengeluaran Rp 50.000 diperlakukan sebagai kerugian
tidak dapat di jual
Satu batang kayu belum Pengeluaran Rp 50.000 diperlakukan sebagai biaya
digunakan dan disimpan di persediaan
gudang
Hubungan Biaya dan Produk
Hubungan Biaya dengan Produk
Berdasarkan hubungan biaya dengan produk, biaya dapat
digolongkan menjadi dua:
• Biaya langsung
Biaya yang dapat secara langsung ditelusuri ke produk.
• Biaya tidak langsung
Biaya yang tidak dapat secara langsung ditelusuri ke produk.
Produk Kategori Biaya Keterangan
Ban Biaya Langsung Bahan Baku Karet
Biaya Tidak Langsung Sewa Peralatan Produk
Berdasarkan Elemen Biaya Produksi
• Biaya Tenaga Kerja:
– Tenaga Kerja Langsung
– Tenaga Kerja Tidak Langsung
• Biaya Bahan Baku
– Bahan Baku Langsung
– Bahan Baku Tidak Langsung
• Biaya Overhead Pabrik
• Biaya Utama
= Biaya Bahan Baku Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung
• Biaya Manufaktur
= Biaya Utama + Biaya Overhead Pabrik
• Biaya Konversi Per Unit
= Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik
• Total Biaya
= Biaya Variabel + Biaya Tetap – Penjualan Variabel
• Biaya Total
= Biaya Tetap + Biaya Variabel
• Laba/ Rugi
= penjualan – Biaya Total
Soal 1
• Untuk setiap tas yang diproduksi, Cibreu Company mengeluarkan:
• Biaya bahan baku langsung $10
• Tenaga kerja langsung $5
• Biaya overhead variabel $2.
• Biaya overhead tetap Cibreu adalah $3.750 per bulan.
Diminta :
• Hitung total biaya manufaktur yang akan terjadi pada bulan dimana
27.250 tas diproduksi.
Soal 2
• Estimasi Biaya per unit untuk RQS Inc., ketika perusahaan beroperasi pada
Tingkat produksi dan penjualan 37.850 unit, sebagai berikut:
BIAYA
Biaya Tenaga Kerja MANUFAKTUR/
Langsung (Direct BIAYA
Manufactur Labor Cost) PRODUKSI
Biaya Overhead
Pabrik/Biaya Manufaktur
tidak langsung
BIAYA PRODUKSI
Biaya Bahan Baku Langsung (Direct Material Costs)
biaya perolehan seluruh bahan baku yang pada akhirnya akan menjadi
bagian dari objek biaya (barang dalam proses kemudian barang jadi) dan
dapat dilacak ke objek biaya dengan cara ekonomis.
Mencakup beban angkut, PPN serta bea masuk.
Contoh: aluminium untuk membuat kaleng Pepsi.
BBL
PERSEDIAAN terjual
TKL BARANG
PERSEDIAAN HPP
BARANG
DALAM
JADI
PROSES
BOP
• Sektor Manufaktur :
seluruh biaya manufaktur merupakan biaya yang dapat dimasukkan
sebagai persediaan atau biaya persediaan.
Sektor Jasa:
tidak ada biaya yang dapat dimasukkan ke persediaan.
Klasifikasi Biaya
Klasifikasi Biaya
Klasifikasi dasar:
• Produk
• Waktu pengakuan
• Perilaku Biaya
• Pembuatan Keputusan
• Karakteristik Biaya scr ekonomi
Klasifikasi Biaya Menurut
Hubungannya dgn Produk
BIAYA PRODUKSI:
Biaya Bahan
Biaya Tenaga Kerja
Biaya Overhead Pabrik (BOP)
BIAYA KOMERSIAL:
• Biaya Pemasaran
• Biaya Administrasi dan Umum
BIAYA BAHAN
• Biaya Bahan Baku
• Biaya Bahan
PenolongBOP
BIAYA TENAGA KERJA
• Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL)
Administrative costs
Non production Costs
Pada Lap Keuangan, biaya
marketing & biaya administrasi
tdk termasuk dlm persediaan.
Biaya2 tsb termasuk biaya
periode.
BIAYA PRODUKSI
BB BTKL BOP
Bahan Baku
Tenaga Kerja
PRODUK JADI
Overhead
ARUS BIAYA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Bahan Baku
Langsung
Bahan Bahan tdk
Langsung
Barang Dalam Barang Jadi
Proses
BOP
Tenaga Kerja
ARUS BIAYA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
BAHAN PROSES PRODUK JADI JUAL
TENAGA PRODUKSI
KERJA
Overhead
BAHAN BARANG DALAM
XX XX
PROSES PRODUK
XX JADI
BIAYA OVERHEAD XX XX XX X HPP
XX XX
XX XX
XX X
BIAYA T K XX
XX XX
XX
• Biaya utama adalah gabungan antara biaya
bahan baku langsung dan biaya biaya tenaga
kerja langsung
• Biaya konversi adalah biaya yang di guankan
untuk merubah bahan baku langsung memjadi
produk selesai
HPP (produksi)
= produk dalam proses awal + biaya produksi – produk
dalam proses akhir
HPP (penjualan)
= barang jadi awal + harga pokok produksi – barang jadi
akhir
Biaya periodik = pemasaran + administrasi
Latihan Soal
• Bahan baku berupa kulit yang digunakan
untuk membuat tas dalam sebulan
tercatat sebesar Rp.4.000.000. Bahan
penolong berupa benang jahit yag
digunakan untuk membuat tas tercatat
sebesar Rp.400.000.
• Upah buruh pembuat pola dan penjahit tas
dalam sebulan sebesar Rp.3.000.000, gaji
mandor yang mengawasi kegiatan produksi
sebesar Rp.1.000.000. Gaji pegawai bagian
administrasi dan pemasaran masing-masing
sebesar Rp.1.200.000 dan Rp.800.000.
• Jumlah pajak bumi dan bangunan yang
dibayar adalah Rp.750.000. Sebanyak
40% dialokasikan ke pabrik dan masing-
masing 30% dialokasikan ke administrasi
dan pemasaran
• Jumlah pemakaian listrik adalah
Rp.600.000. sebanyak 50% dialokasikan
ke pabrik dan masing-masing 25%
dialokasikan ke administrasi dan
pemasaran
• Jumlah depresiasi aset tetap adalah
Rp.400.000. Sebanyak Rp.200.000
dialokasikan ke administrasi dan
pemasaran masing-masing dengan
jumlah yang sama.
• Bahan baku Rp.300.000 dipakai Rp.200.000
• Tenaga kerja Rp.250.000 secara langsung
Rp.150.000
• Biaya overhead pabrik
PERTEMUAN 3
ANALISIS PERILAKU BIAYA
Highlight
• B) TR = TC
1.000 Q = 1.000.000 + 500 Q
1.000 Q – 500 Q = 1.000.000
500 Q = 1.000.000
Q = 2.000
Pabrik Roti mengalami BEP pada Q = 2.000 unit.
Pada Biaya Total = 1.000.000 + 500 Q
= 1.000.000 + 500 (2.000)
= 2.000.000 TITIK BEP (2000 ; 2.000.000)
GRAFIK BEP
TR
TC
2 juta
BEP
1 juta
Consumer Producer
Equilibrium
and Demand and Supply
mechanism Function function
Metode Pemisahan
Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Metode Pemisahan
Biaya Tetap dan Biaya Variabel
• Biaya Variabel
= Biaya variabel per tingkat aktivitas x Tingkat aktivitas
• Biaya Tetap
= Total Biaya – Biaya Variabel
Metode Kuadrat Terkecil
Bulan Biaya Listrik (Y) Jam Tenaga Kerja (X)
Januari 640 34.000
Februari 620 30.000
Maret 620 34.000
April 590 39.000
Mei 500 42.000
Juni 530 32.000
Juli 500 26.000
Agustus 500 26.000
September 530 31.000
Oktober 550 35.000
November 580 43.000
Desember 680 48.000
Total 6.840 420.000
Rata-rata per bulan 570 35.000
yi (Yi-Ӯ) xi (Xi- ) (Xi- )² (Xi- )(Yi-Ӯ) (Yi-Ӯ)²
640 34.000
620 30.000
620 34.000
590 39.000
500 42.000
530 32.000
500 26.000
500 26.000
530 31.000
550 35.000
580 43.000
680 48.000
6.840 420.000
yi (Yi-Ӯ) xi (Xi- ) (Xi- )² (Xi- )(Yi-Ӯ) (Yi-Ӯ)²
640 70 34.000 (1.000) 1.000.000 (70.000) 4.900
r
( Xi X )(Yi Y )
( Xi X ) (Yi Y )
2 2
Kesalahan standar dalam estimasi
e
(Yi Y ) 2
n2
Metode Scattergraph
Elemen Variabel
416
Elemen Tetap
Rata-rata bulanan
Rata-rata Biaya Elemen Tetap elemen variabel
Bulanan dari biaya
$154
= $0,0044 per jam tenaga kerja langsung
35.000 jam
700
650
600
Biaya
550
Variabel
500
450
416
400
350
300
250 Biaya Tetap
200
150
100
10ribu 15 ribu 20 ribu 25 ribu 30ribu 35ribu 40ribu 45ribu 50ribu
LATIHAN SOAL
• DONA COMPANY memiliki departemen fotocopy
sendiri. Biaya fotokopi dona sudah termasuk biaya
mesin fotokopi, operator, kertas, toner,
perlengkapan, dan lain-lain. Data berikut merupakan
data biaya dan aktivitas.
LATIHAN SOAL
Bulan Total Biaya Fotokopi Jumlah Fotokopi
1 $ 25,000 320,000
2 $29,000 390,000
3 $24,000 300,000
4 $23,000 310,000
5 $28,000 400,000
LATIHAN SOAL
Diminta :
• Gunakan metode tinggi rendah untuk menghitung
perilaku biaya dari departemen fotokopi
• Apakah kelebihan dan kekurangan dari penggunaan
metode tinggi rendah untuk menghitung perilaku
biaya?
PERTEMUAN 4
AKUMULASI BIAYA
Highlight
• Aliran Biaya Manufaktur
• Perhitungan Akumulasi biaya
Aliran Biaya Manufaktur
• Manufacturing cost flow atau aliran biaya manufaktur adalah
jalur di mana aliran biaya manufaktur (kombinasi bahan baku,
tenaga kerja dan overhead) bergerak ke dalam proses
manufaktur hingga menjadi persediaan bahan baku langsung,
persediaan dalam proses, dan persediaan barang jadi hingga
penentuan harga pokok penjualan. Biasanya, akuntan harus
menghitung berapa biaya dalam bahan baku, bahan dalam
proses, persediaan barang jadi, dan harga pokok penjualan.
Aliran Biaya dalam Perusahaan Manufaktur
Disimpan Persediaan
Biaya bahan Bahan baku
dalam
Kas baku yg dibeli bentuk
Utang usaha
Dibayarkan Diminta untuk
untuk
Barang dalam proses
BBL, TKL, Overhead
Biaya Manufaktur Lain-lain:
Tenaga Kerja Langsung dibebankan
Overhead Pabrik:
•Tenaga Kerja Tidak Langsung Biaya Barang yg
•Bahan Baku Tidak Langsung telah selesai
•Pemanasan
•Listrik Dipindahkan ke
•Tenaga Persediaan
•Asuransi HPP
barang jadi
Aliran Biaya dalam Perusahaan Manufaktur
– Bahan baku
– Tenaga kerja Barang setengah Barang Jadi HPP
—> —> —>
langsung jadi (WIP) (FG) (COGS)
– Overhead
Pertama-tama kita akan menghitung bahan baku (direct
material), tenaga kerja langsung (direct labor) dan overhead
yang digunakan pada satu periode akuntansi. Hasil penjumlahan
ini akan menghasilkan Total Manufacturing Costs. Hasilnya akan
dipindah ke barang setengah jadi atau WIP (Work In Process).
Aset Tetap:
Tanah $ 41.500
Bangunan 580.600
Mesin dan Peralatan 1.643.000
$2.223.600
Dikurangi akumulasi penyusutan 1.010.700 $ 1.212.900
Total Aset Tetap 1.254.400
Total Aset $2.280.600
New Hope Manufacturing Company “Neraca”
Aset Lancar:
Kas $ 366.000
Surat Berharga 152.000
Piutang Usaha 626.200
Persediaan:
Barang Jadi $ 137.400
Barang Dalam Proses 468.600
Bahan Baku 270.600 876.600
Beban Dibayar di Muka 31.600
Total Aset Lancar $ 2.052.400
Aset Tetap:
Tanah $ 83.000
Bangunan 580.600
Mesin dan Peralatan 1.643.000
$2.223.600
Dikurangi akumulasi penyusutan 1.010.700 $ 1.212.900
Total Aset Tetap 1.295.900
Total Aset $ 3.348.300
Neraca (Lanjutan)
Kewajiban Lancar
Utang usaha $ 553.000
Estimasi Utang Pajak Penghasilan 35.700
Utang Jangka Panjang Jatuh Tempo 20.000
Total Kewajiban Lancar $ 608.700
Utang Jangka Panjang 204.400
Total Kewajiban $ 813.100
Kewajiban Lancar
Utang usaha $ 1.106.000
Estimasi Utang Pajak Penghasilan 71.400
Utang Jangka Panjang Jatuh Tempo 40.000
Total Kewajiban Lancar $ 1.217.400
Utang Jangka Panjang 404.800
Total Kewajiban $ 1.622.200
No Keterangan Ref. D K
2 Barang Dalam Proses 80.000
Pengendali Overhead 12.000
Bahan Baku 92.000
Bahan Baku
1/1 135.300 (2) 92.000
(1) 100.000
3. Total beban gaji $160.000 (beban gaji terutang dan dibayar)
No Keterangan Ref. D K
3 Beban Gaji 160.000
Utang Gaji 160.000
Utang Gaji 160.000
Kas 160.000
Kas
1/1 183.000 (3) 160.000
4. Distribusi beban gaji sebesar 160.000
– Tenaga kerja langsung 65% Gaji Bagian Pemasaran 13%
– Tenaga kerja tidak langsung 15% Gaji Bagian Administrasi 7%
No Keterangan Ref. D K
4 Barang dalam Proses 104.000
Pengendali Overhead Pabrik 24.000
Pengendali Beban Pemasaran 20.800
Pengendali Beban Administrasi 11.200
Beban Gaji 160.000
No Keterangan Ref. D K
5 Pengendali Overhead Pabrik 22.500
Akumulasi Penyusutan 21.300
Beban Dibayar di Muka 1.200
Pengendali Overhead
(2) 12.000
(4) 24.000
(5) 22.500
Pengendali Overhead
(2) 12.000
(4) 24.000
(5) 22.500
(6) 26.340
Kas Utang Usaha
1/1 183.000 (3) 160.000 1/1 553.000
(6) 18.348 (1) 100.000
(6) 7.902
7. Jumlah yg diterima dari pelanggan atas pelunasan piutang mereka
$205.000
No Keterangan Ref. D K
7 Kas 205.000
Piutang Usaha 205.000
No Keterangan Ref. D K
8 Utang Usaha 227.000
Estimasi Utang Pajak Penghasilan 35.700
Kas 262.700
No Keterangan Ref. D K
9 Barang dalam Proses 84.840
Pengendali Overhead Pabrik 84.840
No Keterangan Ref. D K
10. Barang Jadi 320.000
Barang Dalam Proses 320.000
No Keterangan Ref. D K
11 Kas 153.600
Piutang Usaha 230.400
Penjualan 384.000
Harga Pokok Penjualan 288.000
Barang Jadi 288.000
Kas Piutang Usaha
1/1 183.000 (3) 160.000 1/1 313.100 (7) 205.000
(7) 205.000 (6) 18.348 (11) 230.400
(11) 153.600 (8) 262.700
Penjualan
(11) 384.000
No Keterangan Ref. D K
12 Provisi Pajak Penghasilan 26.000
Estimasi Utang Pajak Penghasilan 26.000
Tujuan Penggunaan
Job Order Costing adalah untuk menentukan harga pokok produk
dari setiap pesanan, baik harga pokok produk secara keseluruhan
tiap pesanan maupun per satuan.
Karakteristik Proses Produksi berdasar pesanan adalah sebagai
berikut :
1. Sifat produksi : terputus-putus/intermitten
2. Tujuan produksi : untuk memenuhi pesanan
3. Bentuk produksi : sesuai dengan spesifikasi pesanan
4. Dasar produksi : atas dasar order
b. Jurnal untuk mencatat pembebanan BOP berdasarkan tarif yang ditentukan di muka.
Barang dalam proses ……………………………………….xxx
BOP dibebankan……………………………………………………………. xxx
Jika rekening barang dalam proses dipecah menurut elemen biaya produksi, maka jurnalnya adalah :
Barang dalam proses BOP ……………………………………..xxx
BOP dibebankan …………………………………………………………………. xxx
Jika rekening barang dalam proses dipecah menurut elemen biaya produksi, maka jurnalnya adalah :
Barang dalam proses BOP ........................................................xxx
BOP dibebankan ……………………………………………………………………xxxx
c. Jurnal untuk penutup BOP dibebankan
BOP dibebankan…………………………. xxx
BOP sesungguhnya………………………………. xxx
d. Jurnal untuk mencatat selisih BOP
Jika BOP sesungguhnya lebih besar daripada BOP dibebankan, selisihnya bersifat
tidak menguntungkan ( unfavorable) dan dijurnal :
Selisih BOP…………………………………… xxx
BOP sesungguhnya ………………………………….xxx
Jika BOP sesungguhnya lebih kecil daripada BOP dibebankan,
maka selisihnya bersifat menguntungkan dan dijurnal :
BOP sesungguhnya…………………………. xxx
Selisih BOP …………………………………………..xxx
Jurnal Pencatatan Produk Selesai
No Keterangan Ref. D K
1
2. Data Pemakaian Bahan Baku :
TGL Nama Bahan Unit Nilai Keterangan
Baku
2 Kayu Jati 10 1.000.000 Pesanan # 1
Kayu Jati 5 500.000 Pesanan # 2
Paku Kecil 1 50.000 Bahan Penolong
Jumlah 1.550.000
No Keterangan Ref. D K
2
3. Data Gaji karyawan yang dicatat, kemudian dibayar :
1 Bagian Produksi Tarif
TKL :
Pesanan # 1 Rp. 500 3.500.000
Pesanan # 2 Rp. 500 2.000.000
Mandor 400.000
2 Bagian Administrasi 350.000
3 Bagian Pemasaran 700.000
Jumlah Gaji 6.950.000
No Keterangan Ref. D K
3
4. Data Gaji karyawan yang dicatat :
1 Bagian Produksi Jam Tarif
TKL :
Pesanan # 1 5.000 Rp. 500 2.500.000
Pesanan # 2 6.000 Rp. 500 3.000.000
Mandor 400.000
2 Bagian Administrasi 350.000
3 Bagian Pemasaran 500.000
Jumlah Gaji 6.750.000
No Keterangan Ref. D K
4
5. Pembayaran biaya premi assuransi :
Assuransi Mesin Produksi Rp. 650.000
Assuransi Bangunan Pabrik Rp. 500.000
Biaya Administrasi Rp. 75.000
Dibayar Tunai Rp. 1.225.000
No Keterangan Ref. D K
5
6. Pembayaran biaya premi assuransi :
Depresiasi Mesin Produksi Rp. 25.000
Depresiasi Bangunan Pabrik Rp. 17.000
Biaya Administrasi Rp. 2.000
Rp. 44.000
No Keterangan Ref. D K
6
7. Biaya Overhead Pabrik dibebankan ke barang dalam proses
dengan tarif Rp. 93 per jam kerja langsung:
No Keterangan Ref. D K
6
8. Transaksi berikut ini:
• Pesanan # 1 telah selesai di proses dan di transfer ke gudang.
• Pesanan # 2 telah selesai di proses dan di transfer ke gudang
No Keterangan Ref. D K
8
9. Produk Pesanan # 1 diserahkan ke konsumen sebagai barang
jadi. Konsumen ditagih sebesar sebesar 165% dari harga
pokok.
No Keterangan Ref. D K
9
10. Penutupan Akhir tahun:
• Selisih Pengendalian Overhead
• Laba Rugi
No Keterangan Ref. D K
10
PERTEMUAN 7
PROCESS COSTING
Highlight
• Metode Perhitungan Process
Costing (Aliran Rata-Rata
Tertimbang dan Fifo)
Metode Perhitungan
Process Costing
Job order costing VS proses costing
• Kegagalan Internal
biaya yang terjadi selama proses produksi,misal; biaya sisa bahan ,
biaya barang cacat dll.
• Kegagalan Eksternal
biaya yang terjadi setelah produk dijual, meliputi biaya untuk
memperbaiki dan mengganti produk yang rusak selama garansi,
biaya untuk menangani keluhan pelanggan, biaya hilangnya
penjualan akibat tidak puasnya pelanggan
MANAJEMEN MUTU TOTAL
(TOTAL QUALITY MANAGEMENT - TQM)
kas $ 56.250
Penjualan $56.250
Saat barang cacat dijual , ayat jurnal:
Penjualan produk:
Piutang usaha (kas) $ 52.500
Penjualan $ 52.500
Pengiriman pesanan :
Karena biaya rework dibebankan ke pengendali BOP maka
biaya rework tidak menambah harga pokok. Harga jual ; 150%
dari $200.000
• Pengertian:
• Pengerjaan kembali adalah proses untuk
membetulkan barang cacat
Pengerjaan kembali yang disebabkan oleh
pelanggan
Ilustrasi :
Perusahaan memproduksi 200 trailer dengan desain kusus berdasar pesanan no; 901.
Biaya yang dibebankan ke pesanan no,901;
• Bahan baku $ 100.000
• Tenaga kerja($10perjamx2000jam) $ 20.000
• BOP dibebankan ($40 perJTKL) $ 80.000
• Total biaya $ 200.000
Setelah pesanan dikirim,pemesan minta persuspensi lebih berat dari yang dipesan semula,
sebagai akibatnya terdapat biaya pengerjaan kembali :
• Bahan baku ($40 perpasang x200trailer) $ 8.000
• Tenaga kerja (0,5jamx200trailerx$10) $ 1.000
• BOP($40perjamx100jam) $ 4.000
• Total biaya rework $ 13.000
Ayat jurnal rework :
Barang dalam proses $ 13.000
Bahan baku $ 8.000
Beban gaji $ 1.000
BOP yg dibebankan $ 4.000
Jurnal :
Pengendali BOP $ 13.000
Bahan baku $ 8.000
Gaji $ 1.000
BOP yg dibebankan $ 4.000
LATIHAN SOAL
• SORAYA Comp. menerima pesanan produk yang berbahan
dasar logam. Bulan Oktober, penjualan bahan baku sisa
sebesar $550 dan terdapat 200 unit barang salah dalam
proses pemotongan. Meskipun barang tersebut cacat, tapi
masih dapat dijual dengan harga $0,40/unit. Adapun biaya
200 unit barang tersebut adalah:
• Bahan Baku $1300
• Tenaga Kerja $ 18
• Overhead Pabrik $ 52
• Total Biaya $1370
LATIHAN SOAL
Diminta:
• Buat ayat jurnal untuk biaya unit cacat dan
mencatat transfer ke persediaan barang cacat
sebesar nilai sisanya
• Buat ayat jurnal untuk mencatat penjualan
secara kredit dan atas unit barang cacat yang
dibukukan pada pertanyaan.
LATIHAN SOAL
• Richie Corp. memproduksi lemari sesuai
pesanan pelanggan sebanyak 1000 lemari.
Harga jual lemari tersebut sebesar 150% dari
biaya produksi. Ada sebanyak 300 jam tenaga
kerja dengan upah $12/jam. Overhead pabrik
$24/jam tenaga kerja.
LATIHAN SOAL
Total biaya pesanan:
Bahan Baku $ 9.200
Tenaga Kerja (300 jam x $12) $ 3.600
Overhead Pabrik (300 jam x $24) $ 7.200
Total biaya $20.000
Ketika pemeriksaan ternyata ada 100 lemari memiliki cacat
dan untuk memperbaiki barang cacat tersebut dibutuhkan
bahan baku tambahan $2/unit dan 0,5 jam tenaga kerja.
Overhead pabrik dibebankan ke produksi berdasarkanjam
tenaga kerja langsung.
LATIHAN SOAL
Diminta:
a. Buat ayat jurnal untuk mencatat biaya pengerjaan kembali
serta pengiriman pesanan ke pelanggan dengan asumsi unit
cacat disebabkan oleh kegagalan internal
b. Buat ayat jurnal untuk mencatat biaya pengerjaan kembali
serta pengiriman pesanan ke pelanggan dengan asumsi unit
cacat disebabkan oleh perubahan spesifikasi desain oleh
pelanggan
PERTEMUAN 11
BIAYA PRODUK BERSAMA DAN PRODUK
SAMPINGAN
Highlight
• Produk Bersama
• Produk Sampingan
Produk Bersama
Produk Bersama
• Produk Bersama (Joint Product) adalah beberapa produk
yang dihasilkan dalam suatu rangkaian atau seri produk
secara bersama dengan menggunakan bahan, tenaga
kerja dan biaya overhead secara bersama. Biaya tersebut
tidak dapat ditelusuri atau dipisahkan pada setiap
produk, dan setiap produk mempunyai nilai jual atau
kuantitas yang relatif sama.
Contoh : Produk Bersama
KRIM Biaya Proses Lanjutan NIlai Pasar
Split Off Point (Rp 250.000) 20 liter @ Rp 60.000
25 liter @ 12.000 KRIM
(Titik Pisah)
Mentega
Harga Jual
110 liter @ 800.000
Harga Jual Pada setelah diproses
Susu segar
Titik Pisah
Susu
NIlai Pasar
50 liter @ Rp 75.000
SKIM CAIR Biaya Proses Lanjutan
75 liter @ 10.000 (Rp 250.000)
221
Biaya Produk Bersama
• Biaya yang dikeluarkan dalam menghasilkan
produk bersama disebut biaya bersama (Joint
Cost). Biaya bersama atau Joint Cost adalah
biaya yang diolah secara bersama seperti
bahan, tenaga kerja dan biaya overhead untuk
menghasilkan beberapa produk.
Produk Bersama dapat menghasilkan :
1. Produk Utama (Main Product).
Produk Utama adalah produk yang dihasilkan dalam proses
produksi secara bersama, namun mempunyai nilai atau
kuantitas yang lebih besar dibandingkan dengan produk
lain(produk sampingan).
2. Produk Sampingan (By Product).
Produk Sampingan adalah produk yang dihasilkan dalam
proses produksi secara bersama, tetapi produk tersebut nilai
atau kuantitasnya lebih rendah dibandingkan dengan produk
lain (produk utama).
Karakteristik Produk Bersama
1. Dalam memproses produk bersama selalu ada titik pisahnya (split-off point)
2. Produk diproses secara bersamaan dan setiap produk mempunyai nilai yang
relatif sama antara satu dengan yang lainnya.
2. Setiap produk mempunyai hubungan fisik yang sangat erat dalam proses
produksi. Apabila terjadi peningkatan kualitas untuk satu unit jenis produk
yang dihasilkan, maka kualitas yang lain akan bertambah secara proporsional.
3. Dalam produk bersama dikenal istilah Split Off Point adalah saat dimana
produk-produk tersebut dapat diidentifikasi atau dipisah ke masing-masing
produk secara individual.
4. Setelah Split Off Point (titik pisah) tersebut dapat dijual pada titik pisah
(secara langsung) dan dapat juga dijual setelah pisah (setelah proses lebih
lanjut) untuk mendapatkan produk yang lebih menguntungkan. Biaya yang
dikeluarkan untuk memproses produk lebih lanjut disebut biaya proses
lanjutan atau biaya setelah titik pisah (severable Cost).
Produk Sampingan
Produk Sampingan
• Produk sampingan adalah sebuah produk yang
terbuat dari proses pembuatan produk utama.
Produk sampingan bukanlah hasil utama yang
diinginkan perusahaan namun tidak dapat dihindari
dari proses pengolahan produk karena sifat bahan
yang digunakan. Oleh karena itu, produk sampingan
biasanya akan berharga lebih kecil dengan kuantitas
yang lebih sedikit ketimbang produk utama.
Contoh : Produk Bersama dan Produk
Sampingan
• Penggilingan padi yang dapat menghasilkan beras
mempunyai sisa dalam bentuk dedak. Beras
merupakan produk utama sedangkan dedak produk
sampingan
• Pengilangan minyak bumi yang dapat menghasilkan
sisa dalam bentuk aspal. Minyak bumi merupakan
produk utama sedangkan aspal produk sampingan.
Karakteristik Produk Sampingan
1. Produk sampingan dihasilkan secara bersamaan dengan produk
utama dalam suatu proses produksi, namun, perusahaan tidak
memiliki intensi untuk membuat produk ini.
2. Produk sampingan memiliki nilai jual yang lebih kecil dari pada
produk utama. Selain itu, kuantitas dari produk sampingan juga
jauh lebih sedikit dari main produk yang dibuat perusahaan.
3. Produk sampingan memerlukan proses lebih lanjut sebelum siap
digunakan atau dijual.
4. Produk sampingan tidak pernah tercipta tanpa adanya proses
produksi untuk pembuatan produk utama. Hal ini karena produk
sampingan tercipta dari bahan baku produk utama.
• Masalah utama yang dihadapi berkaitan
dengan biaya bersama adalah Pengalokasian
biaya bersama pada setiap produk bersama
• Perbedaan yang terlihat secara jelas dari produk
bersama dan produk sampingan adalah dari sisi nilai
jual serta kuantitasnya. Nilai jual dan kuantitas dari
produk bersama tidak bisa ditentukan lebih besar
atau lebih kecil karena semua produk relatif sama.
Sedangkan produk sampingan, dapat dipastikan akan
memiliki nilai jual serta kuantitas yang lebih sedikit
karena dihasilkan dari pembuatan produk utama.
PERTEMUAN 12
ALOKASI BIAYA PRODUK BERSAMA DAN
PRODUK SAMPINGAN
Highlight
• Alokasi Biaya Produk Bersama
dan Produk Sampingan
Alokasi Produk Bersama
Alokasi Biaya
Metode harga pasar atau nilai jual paling banyak digunakan karena
antara biaya dan nilai jual terdapat hubungan secara langsung,
dimana harga jual dari suatu produk lebih banyak ditentukan oleh
biaya produksi.
1. Biaya bersama relatif terhadap biaya produksi lainnya apabila bauran fisik
dan keluaran dapat diubah lebih besar atau lebih kecil.
2. Dengan adanya perubahan tersebut akan menghasilkan total nilai pasar lebih
besar atau lebih kecil.
Metode harga jual, terdiri dari 2 :
a. Harga jual diketahui pada saat titik pisah.
b. Harga jual tidak diketahui pada saat titik
pisah.
a. Harga Jual Diketahui Pada Saat Titik Pisah
Proses
A A
Proses Proses
Biaya Bersama B B
Proses
C C
Harga Jual Harga Jual
Tidak Diketahui Diketahui
Contoh 2
PT Mawar Indah memproduksi tiga produk secara bersama yaitu
produk X,Y, Z. Biaya bersama yang dikeluarkan untuk
menghasilkan ketiga produk tersebut adalah Rp 40.000.000.
Data lain yang berhubungan dengan produk bersama adalah :
Keterangan Produk X Produk Y Produk Z
Diminta :
a. Hitunglah alokasi biaya bersama masing-masing produk.
b. Hitunglah biaya produksi masing-masing produk.
Penyelesaian
Titik Pisah
Produk X
5.000 unit @ 1.500 – 2.628.000
Proses
Biaya Bersama Produk Y
Rp 40.000.000 6.000 unit @ 2.000 – 3.126.000
Produk X
4.000 unit @ 1.250 – 1.346.000
Penyelesaian
Total penjualan masing-masing produk :
X = 5.000 x Rp 1.500 = Rp 7.500.000
Y = 6.000 x Rp 2.000 = Rp 12.000.000
Z = 4.000 x Rp 1.250 = Rp 5.000.000
Rp 24.500.000
Harga jual hipotesis masing-masing produk :
X = Rp 7.500.000 - Rp 2.628.000 = Rp 4.872.000
Y = Rp 12.000.000 - Rp 3.126.000 = Rp 8.874.000
Z = Rp 5.000.000 - Rp 1.346.000 = Rp 3.654.000
Rp 17.400.000
Penyelesaian
a. Alokasi joint cost masing-masing produk.
X = 4.872.000/17.400.000 x Rp 40.000.000 = Rp 11.200.000
Y = 8.874.000/17.400.000 x Rp 40.000.000 = Rp 20.400.000
Z = 3.654.000/17.400.000 x Rp 40.000.000 = Rp 8.400.000
Rp 40.000.000
Diminta :
a. Hitunglah alokasi biaya bersama masing-masing produk.
b. Hitunglah biaya produksi masing-masing produk.
Penyelesaian
Biaya Bersama
Rp 150.000.000
255
Metode Rata-Rata Per Unit
• Metode rata-rata per unit adalah suatu metode dalam mengalokasikan biaya
bersama, bahwa seluruh produk yang dihasilkan dari proses produksi bersama
harus dibebani suatu nilai secara proposional dari seluruh biaya bersama atau
dari besarnya unit yang diproduksi.
• Metode ini mengabaikan bobot atau nilai jual dari produk terkait, disamping itu
semua produk diasumsikan bersifat homogen, artinya masing-masing produk
memerlukan biaya yang relatif sama.
Diminta :
a. Hitunglah alokasi biaya bersama masing-masing produk.
b. Hitunglah biaya produksi masing-masing produk.
Penyelesaian
Biaya Bersama
Rp 120.000.000
Diminta :
a. Hitunglah alokasi biaya bersama masing-masing produk.
b. Hitunglah biaya produksi masing-masing produk.
Penyelesaian
Biaya Bersama
Rp 16.800.000
262
Penyelesaian
a. Alokasi joint cost masing-masing produk.
Menghitung nilai bobot / penimbang rata2 setiap produk
A = 3.200 x 2 = 6.400
B = 6.400 x 2 = 12.800
C = 1.600 x 4 = 6.400
25.600
Alokasi biaya bersama :
A = 6.400/25.600 x 16.800.000 = Rp 4.200.000
B = 12.800/25.600 x 16.800.000 = Rp 8.400.000
C = 6.400/25.600 x 16.800.000 = Rp 4.200.000
Rp 16.800.000
Penyelesaian
b. Biaya produksi masing-masing produk.
Biaya produksi = Alokasi joint produk + Biaya proses lanjutan
A = Rp 4.200.000 + Rp 1.750.000 = Rp 5.950.000
B = Rp 8.400.000 + Rp 2.500.000 = Rp 10.900.000
C = Rp 4.200.000 + Rp 2.000.000 = Rp 6.200.000
Alokasi Produk Sampingan
Produk Sampingan
Produk Sampingan adalah produk yang dihasilkan
dalam proses produksi secara bersama, tetapi produk
tersebut nilai atau kuantitasnya lebih rendah
dibandingkan dengan produk lain (produk utama).
Contoh :
• Perca kain dalam produksi garmen
Pengelompokan Produk
Sampingan
1. Produk sampingan siap dijual setelah dipisah dari
produk utama.
2. Produk sampingan yang memerlukan proses lebih
lanjut.
3. Produk sampingan yang siap dijual setelah titik
pisah dari produk utama, tetapi dapat diproses
lebih lanjut agar dapat dijual dengan harga yang
lebih tinggi.
Metode Perhitungan dan Akuntansi Harga
Pokok Produk Sampingan
Metode yang digunakan dalam perhitungan
harga pokok produk sampingan, yaitu :
1. Metode tanpa harga pokok
2. Metode dengan harga pokok.
1. Metode Tanpa Harga Pokok
Metode tanpa harga pokok adalah suatu
metode dalam perhitungan produk sampingan
tidak memperoleh alokasi biaya bersama dari
pengolahan produk sebelum dipisah.
a. Produk sampingan dapat langsung dijual
pada saat saat titik pisah (split of point) atau pengakuan
atas pendapatan kotor.
b. Produk sampingan memerlukan proses lanjutan setelah
dipisah dari produk utama atau pengakuan atas
pendapatan bersih.
a. Pengakuan atas Pendapatan Kotor
Metode ini memperlakukan penjualan produk sampingan berdasarkan
penjualan kotor. Hal ini dilakukan karena biaya persediaan final dari produk
utama dianggap terlalu tinggi sehingga menanggung biaya yang seharusnya
dibebankan pada produk sampingan. Dalam metode ini penjualan atau
pendapatan produk sampingan dalam laporan laba rugi dapat dikategorikan
sebagai berikut :
1. Diperlakukan sebagai penghasilan diluar usaha atau pendapatan lain-
lain.
2. Diperlakukan sebagai penambah penjualan atau pendapatan produk
utama.
3. Diperlakukan sebagai pengurang harga pokok penjualan.
4. Diperlakukan sebagai pengurang biaya produksi.
• Pendapatan kotor dari penjualan produk
sampingan ditampilkan dalam laporan laba
rugi sebagai salah satu dari kategori Tambahan
persediaan penjualan
Contoh 1
Unit Produksi 16.200 unit
Unit Penjualan 13.500 unit
Unit Persediaan Awal 500 unit
Unit Persediaan Akhir 3.200 unit
Harga Jual per Unit Rp 750
Biaya Produksi per Unit Rp 500
Hasil Penjualan Produk Sampingan Rp 2.047.500
Beban Pemasaran dan Administrasi Produk Utama Rp 2.925.000
Diminta :
Susunlah laporan laba/Rugi dengan menggunakan
masing-masing asumsi.
Pendapatan Produk Sampingan Diperlakukan Sebagai
Penghasilan Diluar Usaha atau Pendapatan Lain-lain
Penjualan Rp 10.125.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan awal (500xRp 500) Rp 250.000
Total biaya produksi (16.200 x Rp 500) Rp 8.100.000 +
Tersedia dijual Rp 8.350.000
Persediaan akhir (3.200 x Rp 500) Rp 1.600.000 -
Rp 6.750.000 -
Laba Kotor Rp 3.375.000
Beban pemasaran dan administrasi Rp 2.925.000 -
Laba operasi Rp 450.000
Pendapatan lain-lain :
Pendapatan penjualan produk sampingan Rp 2.047.500 +
Laba sebelum pajak Rp 2.497.500
Pendapatan Produk Sampingan Diperlakukan Sebagai
Penambah Penjualan atau Pendapatan Produk Utama
Penjualan Rp 10.125.000
Pendapatan penjualan produk sampingan Rp 2.047.500 +
Penjualan bersih Rp 12.172.500
Penjualan Rp 10.125.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan awal (500xRp 500) Rp 250.000
Total biaya produksi (16.200 x Rp 500) Rp 8.100.000 +
Tersedia dijual Rp 8.350.000
Persediaan akhir (3.200 x Rp 500) Rp 1.600.000 -
Harga pokok penjualan Rp 6.750.000
Pendapatan penjualan produk sampingan Rp 2.047.500 -
Rp 4.702.500 -
Laba Kotor Rp 5.422.500
Beban pemasaran dan administrasi Rp 2.925.000 -
Laba operasi Rp 2.497.500
Pendapatan Produk Sampingan Diperlakukan Sebagai
Pengurang Biaya Produksi
Penjualan Rp 10.125.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan awal (500x500) Rp 250.000
Diminta :
Susunlah laporan laba/Rugi dengan menggunakan masing-masing
asumsi.
Pendapatan Produk Sampingan Diperlakukan Sebagai
Penghasilan Diluar Usaha atau Pendapatan Lain-lain
Penjualan Rp 10.125.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan awal (500xRp 500) Rp 250.000
Total biaya produksi (16.200 x Rp 500) Rp 8.100.000 +
Tersedia dijual Rp 8.350.000
Persediaan akhir (3.200 x Rp 500) Rp 1.600.000 -
Rp 6.750.000 -
Laba Kotor Rp 3.375.000
Beban pemasaran dan administrasi Rp 2.925.000 -
Laba operasi Rp 450.000
Pendapatan lain-lain :
Pendapatan penjualan produk sampingan Rp 1.387.500 +
Laba sebelum pajak Rp 1.837.500
Pendapatan Produk Sampingan Diperlakukan Sebagai
Penambah Penjualan atau Pendapatan Produk Utama
Penjualan Rp 10.125.000
Pendapatan penjualan produk sampingan Rp 1.387.500 +
Penjualan bersih Rp 11.512.500
Penjualan Rp 10.125.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan awal (500x500) Rp 250.000
Total biaya produksi (16.200 x 500) Rp 8.100.000 +
Tersedia dijual Rp 8.350.000
Persediaan akhir (3.200 x 500) Rp 1.600.000 -
Harga pokok penjualan Rp 6.750.000
Pendapatan penjualan produk sampingan Rp 1.387.500 -
Rp 5.362.500 -
Laba Kotor Rp 4.762.500
Beban pemasaran dan administrasi Rp 2.925.000 -
Laba operasi Rp 1.837.500
Pendapatan Produk Sampingan Diperlakukan Sebagai
Pengurang Biaya Produksi
Penjualan Rp 10.125.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan awal (500x500) Rp 250.000
Rumusan :
Penjualan Rp xxxxxx
Taksiran Laba Kotor (Rp xxxxxx)
HPP Rp xxxxxx
Taksiran Biaya Proses Lanjutan (Rp xxxxxx)
Taksiran Biaya Pemasaran (Rp xxxxxx)
Taksiran Biaya Administrasi (Rp xxxxxx)
Biaya Produk Sampingan Rp xxxxxx
Contoh 4
PT Rindu Alam memproduksi 1 jenis produk utama yaitu produk A dan menghasilkan produk
sampingan Ax. Untuk menghasilkan produk tersebut dibutuhkan biaya bersama yaitu, bahan
baku sebesar Rp 180.000, tenaga kerja Rp 300.000, dan biaya overhead Rp 120.000. Hasil
penjualan dan biaya lain yang berhubungan dengan proses produksi tersebut adalah :
Diminta :
1. Pisahkan biaya bersama untuk produk utama dan produk sampingan dengan metode reversal.
2. Hitunglah biaya produksi per unit masing-masing produk.
3. Susunlah Laporan Laba/Rugi.
Penyelesaian
1. Pemisahan biaya bersama dengan menggunakan metode
reversal.
Produk Utama (A) Produk Sampingan (Ax)
Biaya Bersama Rp 600.000
Penjualan Rp 36.000
Taksiran Laba (20%) (Rp 7.200)
HPP Rp 28.800
Biaya Proses Lanjutan (Rp 6.600)
Biaya Penjualan (Rp 3.000)
Biaya Administrasi (Rp 1.500)
Rp 17.700 Rp 17.700
Biaya Produk Utama Rp 582.300
Penyelesaian
1. Pemisahan biaya bersama dengan menggunakan metode
reversal.
Produk Utama (A) Produk Sampingan (Ax)
Biaya Bersama Rp 1.000.000
Penjualan Rp 450.000
Taksiran Laba (20%) (Rp 63.000)
HPP Rp 387.000
Biaya Proses Lanjutan (Rp 15.000)
Biaya Penjualan (Rp 12.000)
Biaya Administrasi (Rp 10.000)
Rp 350.000 Rp 350.000
Biaya Produk Utama Rp 650.000
Penyelesaian
2. Biaya produksi per unit masing-masing produk.
Produk Utama (A) = Rp 650.000 + Rp 850.000
30.000 unit
= Rp 50
Produk Sampingan (Ax) = Rp 350.000 + Rp 15.000
14.600 unit
= Rp 25
Penyelesaian
2. Biaya produksi per unit masing-masing produk.
Produk Utama (A) = Rp 582.300 + Rp 738.000
20.000 unit
= Rp 66,015
Produk Sampingan (Ax) = Rp 17.700 + Rp 6.600
1.000 unit
= Rp 24,3
Penyelesaian
3. Laporan Laba/Rugi.
Produk Utama Produk Sampingan
Penjualan Rp 2.700.000 Rp 36.000
HPP Rp 582.300 Rp 17.700
Sebelum titik pisah Rp 738.000 + Rp 6.600 +
Setelah titik pisah Rp 1.320.300 - Rp 24.300 -
• Formulir pembelian:
– Bukti permintaan pembelian
– Pesanan pembelian
Penerimaan
• Tugas departemen penerimaan
Contoh:
Menambah biaya setiap
Harga beli : $ 600
item sebesar 8%
Beban angkut : $ 48
Kuantitas : 25 item
Berat : 1.700 pon.
Cara membebankan:
Jika barang yang dikeluarkan dari gudang untuk dikirim ke bagian produksi
adalah 300 pon, maka yang dibebankan:
300
x$48 $8,47 Barang dalam proses (pengendali overhead pabrik)
1700
Beban Angkut Pembelian
Biaya Akuisisi yang Dibebankan
Estimasi biaya departemen pembelian
tarif per pesanan pembelian
Estimasi jumlah pesanan pembelian
2 x 3600 x$10
EOQ 600unit
$1x 20%
Lanjutan:
• Bila terdapat diskon pembelian sbb:
Besar Pesanan Diskon Pembelian
3600 unit 8%
1800 6
1200 5
900 5
720 4,5
600 4
450 4
MAKA
Lanjutan
Besar Pesanan Per Tahun
1 2 3 4 5 6 7
Biaya per unit $1 $1 $1 $1 $1 $1 $1
Diskon Pembelian 8% 6% 5% 5% 4.5% 4% 4%
Harga per unit $0.92 $0.94 $0.95 $0.95 $0.955 $0.96 $0.96
Banyaknya pesanan dlm unit 3.600 1.800 1.200 900 720 600 450
Rata-rata persediaan dlm unit 1.800 900 600 450 360 300 225
Biaya rata2 persediaan $1.656 $846 $570 $427,50 $343,80 $288 $216
Biaya bahan baku /thn
Biaya Penyimpanan (20% dari 331,20 169,20 112 85,50 68,76 57,60 43,20
rata2)
Biaya Pemesanan 10 20 30 40 50 60 80
Total Biaya/thn
ReOrder Point
Reorder Point
Reorder Point ialah saat atau titik dimana harus diadakan
pesanan lagi sedemikian rupa sehingga kedatangan atau
penerimaan barang yang dipesan itu tepat pada waktu dimana
persediaan diatas safety stock sama dengan nol.
Dalam penentuan/penetapan Reorder Point haruslah kita
memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :
• a. penggunaan barang selama tenggang waktu mendapatkan
barang (procurement lead time),
• b. besarnya safety stock.
Order Point (Re-order Point)
I + QD = LTQ + SSQ
Keterangan:
I = Saldo persediaan yang ada.
QD = Jumlah yang akan diterima (sebelum I habis) dari pesanan yang
sebelumnya sudah dilakukan, transfer bahan baku dan retur ke
gudang.
LTQ = Jumlah yang akan digunakan selama waktu tunggu, yang setara
dengan waktu tunggu normal.
SSQ = Jumlah persediaan pengaman
Contoh:
• Penggunaan Mingguan dari item persediaan tersebut: 175
unit
• Waktu tunggu normal : 4 minggu, max. 9 minggu.
• Persediaan awal : 2.800 unit
• Jumlah pesanan yang diterima : 2.090
• Titik pemesanan kembali 1.575
Ditanya: berapakah maksimum persediaan
Solusi
Titik pemesanan kembali =
Jumlah unit di persediaan awal
Penggunaan sampai di titik pemesanan kembali
Jurnal :
D: RIP Rp. 812.000
K: Utang usaha Rp. 812.000
• Penggunaan bahan tidak langsung Rp. 30.000
Jurnal:
D: Pengendali Overhead Pabrik Rp. 30.000
K: Perlengkapan Rp. 30.000
• Beban gaji sebesar Rp. 320.000 dicatat dan dibayar
Jurnal :
D: Beban gaji Rp. 320.000
K: Utang gaji Rp. 320.000
Jurnal:
D: Harga pokok penjualan Rp. 50.000
D: Pengendali overhead pabrik Rp. 90.000
D: Pengendali beban pemasaran Rp. 100.000
D: Pengendali beban administrasi Rp. 80.000
K: Beban gaji Rp. 320.000
• Overhead pabrik yang lain meliputi : penyusutan Rp.
580.000 dan asuransi dibayar dimuka Rp. 18.000
Jurnal:
D: Pengendalian overhead pabrik Rp. 598.000
K: Akumulasi penyusutan Rp. 580.000
K: Asuransi dibayar dimuka Rp. 18.000
• Overhead pabrik lain-lain meliputi: dibayar tunai Rp.
34.000 dan utang usaha sebesar Rp. 8.000
Jurnal:
D: Pengendali overhead pabrik Rp. 42.000
K: Kas Rp. 34.000
K: Utang usaha Rp. 8.000
• Pengendali overhead pabrik dibebankan ke harga
pokok penjualan
Jurnal:
D: Harga pokok penjualan Rp. 760.000
K: Pengendali overhead pabrik Rp. 760.000
• Komponen biaya bahan baku atas produk yang telah selesai di
backflush dari RIP:
Jurnal:
D: Barang jadi Rp. 809.000
K: RIP Rp. 809.000
catatan : RIP awal Rp. 40.200 + Rp. 812.000 - RIP akhir Rp. 43.200
= Rp. 809.000
• Komponen biaya bahan baku atas produk yang terjual di
backflush dari barang jadi.
Jurnal:
D: Harga pokok penjualan Rp. 805.400
K: Barang jadi Rp. 805.400