PT “Secepat Kilat” mempunyai anak perusahaan PT Biasa Saja yang memproduksi alat pemanah
dengan bahan baku “material karbon”. Kebutuhan penggunaan bahan baku tersebut konstan
setiap triwulannya 600 kg dengan biaya bahan baku $60,-/kg. Biaya pemesanan $2.000,-
/pesanan. Biaya penyimpanan untuk kebutuhan bahan baku pertahunnya adalah $28.800.
Tingkat persediaan bahan baku saat ini (1 Juli 2018) menunjukkan jumlah 1.500 kg. Waktu
tunggu normal untuk setiap pemesanan bahan baku adalah 4 bulan, akan tetapi bisa sampai
maksimal selama 5 bulan. Tidak ada safety stock
Diminta:
1. Berapakah nilai Economic Order Quantity (EOQ) PT Biasa saja (dalam satuan unit)? (4 points)
2. Hitunglah titik Order Point dimana perusahaan harus melakukan pemesanan kembali (dalam
satuan unit)? (2 points)
Cost of Quality
PT JOJO memproduksi barang kerajinan dari bambu sesuai pesanan dari pelanggan. Pada bulan
Juni 2018, terdapat beberapa informasi sebagai berikut:
PT Lagilaku memesan 5.000 unit kursi bambu dengan standar biaya awal untuk setiap 1 unit
pesanan kursi tersebut membutuhkan: satu setengah (1 ½) potong bambu apus; 2 jam biaya
tenaga kerja langsung. Sementara itu untuk biaya overhead seperti untuk proses pengawetan
bambu, penghalusan, cat dan lain-lain, diestimasikan berdasarkan persentase tertentu atas biaya
direct materialnya.
PT Jojo menerapkan harga jual produknya sebesar 150% dari harga pokoknya.
Ketika PT Jojo baru menyelesaikan sebanyak 300 unit kursi, PT Lagilaku meminta perubahan
desain. Atas 300 unit kursi tersebut telah dibebankan biaya produksi sesuai standar biaya awal
tersebut, dengan mendebet akun Work in process total sebesar Rp84.000.000. Biaya produksi
yang dibutuhkan untuk 300 unit kursi itu meliputi Direct Material total sebesar Rp18.000.000;
Direct Labor Rp12.000.000; dan FOH total Rp54.000.000. Unit yang sudah terlanjur diproduksi
tersebut ternyata masih bisa untuk diperbaiki kembali untuk diserahkan ke PT Lagilaku. Biaya per
unit untuk memperbaiki kembali unit yang cacat tersebut terdiri dari: ½ potong bambu, 1 jam
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead dengan tarif yang sama dengan persentase tarif FOH
sebelumnya dengan didasarkan pada direct material.
Selanjutnya, atas produksi sebanyak 4.700 unit kursi sisanya, dibuat dengan menggunakan
desain yang baru sesuai permintaan PT Lagilaku tersebut. Namun demikian, perhitungan biaya
produksi atas 4.700 unit sisanya itu tetap menggunakan standar biaya awal sebagaimana telah
disebutkan pada bagian sebelumnya.
Setelah 5.000 unit kursi selesai diproduksi seluruhnya, PT JOJO melakukan inspeksi akhir
terhadap semua unit kursi dan mendapatkan fakta bahwa terdapat 300 unit kursi yang rusak. Unit
kursi yang rusak pada inspeksi akhir ini bukanlah merupakan produk hasil dari rework pada
pesanan sebelumnya.
Untuk 300 unit yang rusak dari inspeksi akhir ini terdiri atas 100 unit rusak yang tidak bisa
diperbaiki kembali, namun masih bisa dijual dengan harga jual Rp150.000,00/unit dan sebanyak
200 unit kursi rusak yang masih bisa diperbaiki kembali.
Penyebab dari kerusakan atas 300 unit kursi tersebut adalah karena adanya kesalahan pegawai
PT Jojo (pegawai rekrutan baru yang salah memotong ukuran). Biaya per unit untuk memperbaiki
kembali unit yang rusak itu adalah sebagai berikut: ¼ potong bambu, ½ jam tenaga kerja
langsung dan biaya overhead dengan tarif yang sama pada bagian sebelumnya yang didasarkan
pada biaya material.
Karena waktu yang sudah mepet, pada akhirnya PT Jojo hanya mengirimkan kursi sejumlah
unit kursi yang bagus saja (spoiled units tidak diproduksi ulang untuk menggenapi jumlah 5.000
unit). PT Lagilaku bisa menerima kondisi tersebut dan ikhlas menerima kursi jadi dengan jumlah
kurang dari 5.000 unit. Selama proses pengerjaan pesanan dari PT Lagilaku, terdapat sisa-sisa
material yang laku dijual dan memiliki estimasi nilai jual Rp13.000.000,00. PT JOJO
memperlakukan sisa material tersebut sebagai pengurang atas Cost of Goods Sold (COGS).
Diminta:
1. Buatlah jurnal untuk mencatat pengerjaan atas 300 unit kursi karena perubahan desain dari
PT Lagilaku! (3 points)
2. Buatlah jurnal untuk mencatat barang rusak yang diketahui dari inspeksi akhir! (6 points)
3. Buatlah jurnal untuk mencatat atas 200 unit kursi cacat yang diketahui pada saat inspeksi akhir!
(6 points)
4. Menghitung biaya perunit atas kursi yang diserahkan ke PT Lagilaku dan buatlah jurnal untuk
mencatat transfer atas WIP menjadi Finished Good! (6 points)
5. Buatlah jurnal untuk mencatat penjualan PT JOJO! (2 points)
6. Buatlah jurnal untuk mencatat sisa-sisa material yang ada dalam perusahaan! (2 points)