Anda di halaman 1dari 71

REVIU Materi

PENERIMAAN – MANAJEMEN KAS – ASET TETAP & PERSEDIAAN –


UTANG – AKUNTANSI & PELAPORAN

~ Iskandar & Azas Mabrur ~


Modul

Modul Modul aset


Modul
Manajemen Tetap dan
Penerimaan
Kas Persediaan

Modul
Modul Utang Akuntansi dan
Pelaporan
Modul
Penerimaan
MODUL PENERIMAAN / GOVERNMENT
RECEIPT (GR)
“Bagian dari SPAN yang melaksanakan fungsi-
fungsi penatausahaan transaksi penerimaan
negara yang diterima melalui Rekening Milik
BUN di Bank Indonesia, melalui Bank/Pos
Persepsi, serta melalui potongan Surat Perintah
Membayar atau pengesahan pendapatan dan
belanja oleh KPPN.”

(PMK Nomor 154/PMK.05/2014 tentang


Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan
Anggaran Negara)
Pengguna Modul Penerimaan
KPPN
terkait penerimaan potongan SPM, pengembalian pendapatan, dan
penerimaan dari Bank/Pos Persepsi (MPN)

KPPN Pinjaman dan Hibah


terkait pencatatan hutang dan penerimaan Surat Perintah
Pengesahan/Pembukuan (SP3)

Dit. Pengelolaan Kas Negara (PKN) DJPB & KPPN Khusus Penerimaan
terkait penerimaan dari BI dan dari Bank/Pos Persepsi (MPN-G2)

Dit. Sistem Manajemen Investasi (SMI), DJPB


terkait penerimaan penerusan pinjaman dan penerimaan kredit program

Dit. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) , DJA


terkait penerimaan SDA, Migas, Non Migas dari Rekening di BI
KONFIGURASI SISTEM MPN G2
BANK INDONESIA

BIG-eB

SPAN
GAMBARAN UMUM LAYANAN SISTEM MPN G2
COLLECTING MPN G2
AGENT 1 Registrasi Biller DJP

e-LHP, eDNP, RK Rekonsiliasi


WP/WB/WS
BANK/POS PERSEPSI 8 BPN= sse.pajak.go.id
NTP/NTB 2 User/Password
+NTPN Biller DJBC
Official
3 Create billing
Assessment
5 Setor

4 Kode Billing Biller DJA


www.simponi.kemenkeu.go.id
9 Pelimpahan

10
4a Notifikasi
6 Biiling 7a Notifikasi NTPN
Inquiry/Payment
SETTLEMENT

Monitor
7 Generate NTPN
7b. NTPN scr Batch Data Pembayaran
BANK INDONESIA

SPAN
Khusus Penerimaan
11 BIG-eB
Interkoneksi SPAN dengan MPN, MPN-G2, Bank Indonesia
Koneksitas sistem MPN dengan SPAN

Bank
BI Persepsi
Pot. SPM

1.a 2.a 3.a


Penerimaan melalui BI Pajak dan Pajak dan Non Pajak
Non Pajak termasuk
pengembalian
Informasi pendapatan pendapatan
4 yang berasal dari SPAN

MPN
DJ
3.b
1.b Pajak termasuk P
PPh MIgas 2.b pengembalian
Pajak dan
Non Pajak pendapatan

SPAN
Inisiatif Penyempurnaan MPN G2
1. Pengintegrasian sistem penerimaan negara dengan menggunakan single
database yang ditatausahakan secara terpusat melalui unit khusus di DJPB.
2. Pemanfaatan teknologi informasi secara optimal sejalan dengan
perkembangan teknologi informasi perbankan.
3. Perluasan berbagai alternatif cara pembayaran (payment channel)
sehingga pembayaran penerimaan negara dapat dilakukan selama 24 jam
(on-line).
4. Restrukturisasi rekening pemerintah (bidang penerimaan) yang menunjang
pelaksanaan TSA secara penuh.
5. Mengembalikan nature proses bisnis perbankan tanpa dibebani oleh
pekerjaan tambahan dalam rangka penatausahaan penerimaan negara.
Konfigurasi MPN-G2
Biller DJP Biller DJBC Biller DJA Biller DJPB
Proses Proses Proses Proses
Billing Billing Billing Billing

Data Tagihan Data Tagihan Data Tagihan Data Tagihan

MPN (DJPB)
Monitor
Data Pembayaran

Switching

Bank Teller (P2H) Bank e-Banking (H2H) Non Bank (P2H)


Proses Billing
Customer Service

Warnet SMS
Bank/Pos Persepsi KPP, KPBC, KPPN
Phone
1
Entry:
SSP, SSBC, SSBP, SSPB
2
Jaringan
Terima
Kode Billing

Data
Biller Tagihan

Data
Pembayaran
MPN (DJPB)
Proses Pembayaran/Settlement
(setelah mendapatkan kode billing)
Biller Flag Data status bayar (paid)
Data Tagihan sekaligus rekam Data Pembayaran

Kirim Data Tagihan:


Kode Billing, Masa Billing, Identitas 1 18
pembayar, Jenis Pembayaran
Kirim Data Pembayaran:
(akun), Jumlah Tagihan, Kode
Status bayar (paid), Tgl. Setor, NTB,
Satker
NTPN

Rekam Data Tagihan


2
MPN-G2 18

(Settlement) Flag Data Status Bayar (paid)


sekaligus rekam Tgl. Setor, NTB,
Data Pembayaran Kode Bank, NTPN
Elemen Data Rekon MPN-G2 Kirim Informasi Tagihan:
dengan Biller: Identitas pembayar, Jenis 6 13 14
Pembayaran (akun), Jumlah Elemen Data Rekon MPN-G2
1. Kode Billing Tagihan Produksi NTPN dengan Collecting Agent:
2. Jumlah Setor
1. Kode Billing
3. NTB
2. Jumlah Setor
4. NTPN
5. Akun Request NTPN sekaligus Kirim 3. Tanggal Setor
Switching Data Flag beserta Tgl. Setor, 4. NTB
6. Kode Satker
NTB, Kode Bank 5. NTPN

Inquiry Kode Billing Rekam NTPN

5 12 15
Produksi NTB dan
11 Rekam Transaksi
Tayang Informasi Tagihan:
Identitas pembayar, Jenis
Pembayaran (akun), Jumlah Collecting Agent Kredit Dana
Tagihan Ke Rekening Kas Negara

Cetak BPN
Entry Kode Billing 10 16 (Bukti Penerimaan Negara)
4 7

Konfirmasi Data Tagihan Eksekusi Pembayaran

3 8 9 17 Simpan BPN
Kode Billing
Pembayar
: MODUL PENERIMAAN NEGARA (MPN) G2

MPN G1 MPN G2 MANFAAT


Akuntabilitas, fleksibilitas, dan
Manual billing system Electronic billing system
kecepatan penguasaan kas

Layanan Teller Layanan Online dan Fleksibel Ketersediaan Layanan Tanpa


(Teller/ATM/IB/EDC) Tergantung Waktu dan Tempat

Tidak Melayani Seluruh Melayani Seluruh Transaksi Akuntabilitas seluruh data transaksi
Transaksi Penerimaan Negara Penerimaan Negara penerimaan negara

Layanan Multiple Currencies Ketersediaan Kas dalam berbagai


Layanan Single Currency (IDR)
(termasuk USD) jenis Valuta

Pengelolaan Layanan Dan Data Pengelolaan Layanan Dan Data


Kesatuan Database dan Informasi
Transaksi Per Unit Eselon I Transaksi Bersama dan
Penerimaan Negara
(Individual) Terkoordinasi
Manfaat
Wajib pajak/wajib setor/wajib bayar (pembayar):
1. Tidak perlu lagi membawa dan mengisi surat setoran (SSP, SSBP, SSPCP, dll), data setoran
digantikan dengan proses billing.
2. Proses billing (pembentukan data setoran) dapat dilakukan sendiri ataupun memanfaatkan
register point yang disediakan (mis: KPPN, KPP, KPBC, Bank/Pos Persepsi, dll).
3. Banyak alternatif metode pembayaran (channel pembayaran) yang dilakukan selain pada
teller bank/pos persepsi (mis: ATM, Internet-Banking, Phone-Banking, SMS-Banking, dll).
4. Pembayaran dapat dilakukan kapanpun dalam batas waktu yang hampir tidak ada (24 jam
on-line) dan dimanapun pada banyak channel pembayaran yang ada sehingga tidak perlu
lagi mengantri di teller bank/pos persepsi pada saat melakukan setoran.
5. Kerahasiaan data wajib pajak/wajib setor/wajib bayar lebih terjamin mengingat bank/pos
persepsi tidak lagi merekam data detail (hanya kode pembayaran/billing saja) pada setiap
setoran.
Manfaat
Bank/pos persepsi (collecting agent):
1. Petugas teller tidak lagi melakukan handling yang banyak atas pelaksanaan MPN seperti
menginput elemen data surat setoran ke sistem. Proses pembayaran cukup dilakukan
dengan meng-inquiry sebuah kode pembayaran (kode billing).
2. Setiap bank/pos persepsi (cabang) tidak lagi menatusahakan penerimaan negara dan
menyampaikan laporan (LHP) ke KPPN. Penatausahaan penerimaan negara akan dilakukan
secara terpusat oleh kantor pusat (koordinator) masing-masing bank/pos persepsi
tersebut.
3. Pembayaran penerimaan negara dengan sistem billing merupakan common practises pada
sistem perbankan saat ini, sehingga bank/pos persepsi dapat memanfaatkan seluruh
channel pembayaran yang dimilikinya (mis: teller, ATM, Internet-Banking, Phone-Banking,
SMS-Banking, dll).
Modul
Manajemen Kas
Treasury Single Account
“Semua Penerimaan dan Pengeluaran Negara Dilakukan Melalui
Rekening Kas Umum Negara” (Pasal 12 ayat (2) UU No. 1 Tahun
2004)
Deskripsi Aliran Dana dan Rekening TSA
3 Rekening Penempatan
Rekening Kas Umum Negara Rem: 80,476%xBI 7-day RR
(Rekening TSA)
Saldo Kas Minimal Rp 2 triliun
SKM Valas (USD, JPY, EUR) setara USD 1 juta
Rem: 0,1% p.a. Rekening Kelolaan TDR
Bank Indonesia 3 Rem: min 87% x Suku bunga 3 Rekening counterparty TDR
kebijakan BI
3

Rekening Sub TSA/Penerimaan

2 2 2 2
Bank Umum 80 Bank Persepsi + 1 Pos 4 Bank BUMN

1 1 4 4

Masyarakat/ Pendapatan Negara Belanja Negara


Satuan kerja (Pajak, PNBP, Penerimaan Cukai) (Gaji, Modal, Barang, Transfer Pemerintah, dl)

TSA Penerimaan TSA Pengeluaran

Prinsip Pengelolaan Rekening TSA: Sistem transfer dana


 Rekening Pemerintah pada bank-bank komersil bersaldo nihil pada akhir hari, 1. MPN G-2
2. BI RTGS
 Saldo penerimaan ditransfer dari Bank Persepsi ke Bank Indonesia pada hari yang sama, serta untuk pengeluaran 3. SPAN BIG-eB
ditransfer pada saat jatuh tempo 4. BI RTGS/Overbooking
 Optimalisasi idle cash
 Pelaporan dan akuntabilitas yang lebih baik
Deskripsi aliran dana TSA Penerimaan

KPPN Khusus Rekonsiliasi penerimaan (Kas)


Penerimaan
4
MPN G2 & SPAN

Laporan/kirim data & Rekonsiliasi Data & Kas Transfer elektronik


3 (portal berbasis web) (RTGS) 2

Sistem MPN-G2
80 bank + 1 kantor pos

Bank Persepsi Bank Persepsi Bank Persepsi

Penerimaan Penerimaan Penerimaan 1


negara negara negara
Wajib bayar bea &
Wajib pajak Wajib setor PNBP
cukai
Deskripsi aliran dana TSA Pengeluaran

3
Dit. PKN
DJPBN Transfer elektronik
via BIG-eB

6 Mass sweep akhir hari via 4 Transfer elektronik via BI


2 Permintaan Dana RTGS RTGS

2 SP2D
LOCAL TREASURY
OFFICE 4 BO-I Pusat

1 5
SPM Pencairan dana
SPAN

Satuan kerja Kantor Pos Bank (untuk gaji) Penerima


Treasury Notional Pooling
Treasury Notional Pooling (TNP)

 Pengertian : Mekanisme konsolidasi dari seluruh rekening Pemerintah


pada bank umum tertentu tanpa harus melakukan pemindahbukuan.
 Mekanisme : Saldo seluruh rekening yang masuk dalam TNP
dikonsolidasikan pada akhir hari setelah proses tutup buku dan diberikan
jasa giro harian oleh Bank sesuai dengan kesepakatan yang tertuang
dalam kontrak.
 Manfaat :
1) Tingkat remunerasi yang lebih menguntungkan.
2) Rekening Bendahara pengeluaran dan penerimaan, serta Rekening Lainnya
teradministrasi dengan baik dalam aplikasi TNP.
3) Bank tidak mengenakan biaya adminitrasi atas penerapan TreasuryNotional Pooling.
4) Para Bendahara tidak perlu mendebet dan menyetorkan ke Kas Negara jasa giro
pada rekening pengeluaran yang dikelolanya.
Konsep TNP
Saldo Rekening Saldo Rekening Saldo Rekening
Bendahara A di Bendahara B di Bendahara C di
Cabang M Bank X Cabang N Bank X Cabang O Bank X

Konsolidasi Saldo
Rekening
Bendahara A, B, C
di Bank X

Jasa Giro
Saldo
Rekening Bendahara
Bank X
Mekanisme Penatausahaan TNP

1 1

3
Pengelolaan Kas Bank
Persepsi dan Bank
Operasional
STRUKTUR REKENING PENERIMAAN NEGARA
DALAM SISTEM MPN G2 - IDR & USD

TEMPAT
PEMILIK
REKENING REKENING
REKENING
DIBUKA

RKUN RKUN DIT. PKN


502.000000.980 (USD)
BANK 600.502411.980 KANTOR
INDONESIA PUSAT DJPB

SUB RKUN KPPN KP


500.000005.980

KANTOR PUSAT KPPN KP


BANK/POS Rek Persepsi Rek Persepsi REK PERSEPSI + 82 rekening
(KOORDINATOR) Bank A Bank B MATA UANG ASING (USD)
(BNI, MANDIRI, BRI)
Alur Penerimaan Kas MPN G2
Pengeluaran Negara
Tugas Dit. PKN terkait Pengeluaran
Alur Pengeluaran Bank Operasional Negara

+ Menetapkan kebijakan
terkait penetapan Bank
Operasional I Pusat dan
BO I Bank Penyalur Gaji (BO II)
Pusat BO II + Menetapkan kebijakan
pengeluaran negara
melalui Bank Operasional
I Pusat dan Bank Penyalur
Gaji (BO II) dalam rangka
Pihak penyaluran dana SP2D
Bendahara Pegawai
Ketiga Belanja Pegawai dan
Belanja Non Pegawai
Pengelolaan Kas Pinjaman
dan Hibah
PENGELOLAAN KAS PINJAMAN DAN HIBAH

+ SUBDIT MANAJEMEN KAS PINJAMAN DAN HIBAH


 PROSES BANK ACCOUNT TRANSFER (BAT)

SPM
Reksus Data BAT Reksus

Data SP2D Reksus


DIT.
KPPN BI
PKN
Data RK BI
SP2D
Reksus

Pada saat KPPN


memproses SP2D Reksus
maka Subdit MKPH
PROSES BAT SP2D REKSUS adalah proses pemindahbukuan dana dari
dapat melihat di Form Reksus ke RKUN melalui Rekening Antara dalam rangka penggantian
BAT (SPAN) dan dapat dana atas SP2D Reksus yang diterbitkan oleh KPPN
dilakukan BAT
PROSES BAT DILAKUKAN SECARA ELEKTRONIK MELALUI SPAN
Pengelolaan Rekening Lainnya

1. Rekening Lainnya Sumber Daya Alam


2. Rekening Dana Investasi (RDI) dan
Rekening Pembangunan Daerah (RPD)
3. Rekening Lainnya Tujuan Tertentu
4. Rekening Lainnya Skema Kredit Program
dan PIR/UPP
ALUR MASUK DAN KELUAR REK MIGAS
PMK 138/PMK.02/2013

RKUN
(PNBP Migas)

KKKS/ REK MIGAS REK KKKS


Wajib Bayar 600.000411980 (Reimburst PPN, DMO Fee,
Underlifting, Imbalan Penjual
Migas, Kewajiban lainnya)

a. PPh Migas Proses BAT SPAN


REK PEMDA
b. Bagian Pemerintah atau Penerbitan (Pajak Daerah dan
SP2D SPAN Retribusi Daerah)
c. Penerimaan Lainnya

PMK 178/PMK.02/2015
RKUN
huruf a dan c tidak masuk (PBB Migas)
ke rek migas lagi
Modul
Aset Tetap & Persediaan
BMN dalam Laporan Keuangan
No Laporan Pos yang di support SIMAK BMN
1 Neraca Aset Lancar (Persediaan)
Aset Tetap
Aset Lainnya (ATB, BMN dihentikan,BMN
Kemitraan)
2 Laporan Operasional Beban Persediaan, Beban Penyusutan,
Beban Penyesuaian Nilai Persediaan,
Pendapatan Penyesuaian Nilai
Persediaan.
3 Laporan Perubahan Koreksi Ekuitas
Ekuitas
PENYAJIAN BMN DALAM NERACA
• Neraca
– Aset Lancar
• Persediaan
– Aset Tetap
• Tanah
• Peralatan dan Mesin
• Gedung dan Bangunan
• Jalan, Irigasi dan Jaringan
• Aset Tetap Lainnya
• Konstruksi Dalam Pengerjaan
• Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
– Aset Lainnya
• Kemitraan dengan Pihak Ketiga
• Aset Tak Berwujud
• Aset Tetap yang Dihentikan dari Penggunaan Aktif Pemerintah
• Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya
• Catatan atas Laporan Keuangan
– Persediaan yang rusak atau usang
– BMN Ekstrakomptabel
– Aset Bersejarah
– Ekstrakomptabel
– Penjelasan atas BMN yang disajikan di Neraca

40
PENYAJIAN TRANSAKSI BMN
DALAM LAPORAN OPERASIONAL

• Kegiatan Operasional
– Beban Persediaan
– Beban Pemeliharaan
– Beban Barang utk Diserahkan kpd Masyarakat
– Beban Bantuan Sosial
– Beban Penyusutan dan amortisasi
• Kegiatan Non Operasional
– Surplus/Defisit Pelepasan Aset Non Lancar
– Beban/Pendapatan Penyesuaian Nilai Persediaan

41
SIKLUS MODUL ASET TETAP MIGRASI TRANSAKSI
SIMAK-BMN

TRANSAKSI TRANSAKSI TRANSAKSI TRANSAKSI BMN TRANSAKSI


BMN ATR KDP BERSEJARAH PIHAK KETIGA

PEROLEHAN PERUBAHAN PENGHAPUSAN

BMN HILANG
PENCATATAN PERSETUJUAN MONITORING
BMN USANG

PENGHENTIAN
PENGGUNAAN
USULAN PENCETAKAN AKTIVASI
SUMMARY
PENGHAPUSAN BUKU PEMBELIAN
ASET
KEMITRAAN

BPYBDS
PENCETAKAN PENUTUPAN
PENYUSUTAN
TRANSFER LAPORAN PERIODE
INTERNAL

KONSOLIDASI
INTEGRASI MODUL ASET TETAP

Modul
Administrasi
Inf. Pendetailan

Referensi
Modul
Komitmen

Pembentukan Jurnal &


BAST/BA Input:
Inf. Closing
PP/BAKP Kode Modul Modul
Jumlah
Harga Aset Tetap Tracing Jurnal GLP

Persediaa
Summary
Modul
Bendahara

n
Inf. Pendetailan

KWITANSI Modul
Persediaan
PERSEDIAAN DALAM SAKTI

Modul Persediaan berfungsi mengelola transaksi masuk atau


keluar atas persediaan yang dimiliki Satker, seperti :
+ perolehan yang berasal dari pembelian oleh PPK maupun
Bendahara atau cara perolehan lainnya pemakaian barang
+ transfer antar satker maupun internal satker,
+ hibah masuk atau keluar,
+ penghapusan terhadap barang usang atau rusak,
+ koreksi,
+ penghapusan,
+ opname fisik
+ pelaporan.
KETERKAITAN DENGAN MODUL LAIN
Komitmen Aset Tetap

Administrator Persediaan

Bendahara GL/Pelaporan

• Modul Persediaan
• BAST dari komitmen atau melakukan • Summary transaksi
kuitansi dari bendahara pencatatan atas persediaan
menjadi dasar pencatatan keluar masuknya dipergunakan oleh
barang persediaan barang aset tetap
persediaan, • Jurnal transaksi
• Administrator menyediakan melakukan persediaan
data referensi opname fisik dan dikelola oleh
membuat laporan GL/pelaporan
SETTING METODE
Dalam Modul Persediaan SAKTI ini terdapat dua metode
yang harus disetting terlebih dahulu di awal penggunaannya.

Metode tersebut adalah :


1. Metode Pencatatan
2. Metode Penilaian

Setting
Metode

Metode Metode
Pencatatan Penilaian
PENCATATAN TRANSAKSI
SALDO AWAL Barang Persediaan dimiliki/dikuasai sebelum TA
berjalan

PERSEDIAAN
Barang Persediaan yang diperoleh TA berjalan
MASUK

PERSEDIAAN Penggunaan Barang Persediaan yang dilakukan


KELUAR TA berjalan

KOREKSI Barang Persediaan yang salah pembukuan nilai


PERSEDIAAN dan jumlah

INVENTARISASI Barang Persediaan yang berbeda jumlah


FISIK kuantitasnya
Transaksi Masuk Pembelian
MODUL PERSEDIAAN
Komitmen PENDETILAN
meliputi:
Tanggal
Dokumen
Pilih
BAST Tanggal
BAST /
pembukuan
Kwitan
si
Nomor Bukti Modul
Kode Barang
Jumlah Barang GLP
Harga Satuan
Bendahara Keterangan

KWITA Persetu
NSI juan Pembentukan Jurnal

• Komitmen dan
Cetak
Bendahara
Lapora
mencatat transaksi n
pembelian barang
persediaan per
sub-sub kelompok
Modul Utang
52

⊸ Saat ini, SPAN dan DMFAS tidak terhubung secara online


dan real-time.

⊸ Di SPAN sendiri, modul komitmen digunakan untuk mencatat


Investor (SBN) dan Lender (Pinjaman)

⊸ Modul Pembayaran digunakan dalam Debt Service


53

DMFAS dan SPAN dalam


Pengelolaan Utang / Hibah

Pengadaan Settlement Perekaman Penarikan Pembayaran Pelaporan

• BI-SSSS • BI-RTGS • DMFAS • DMFAS


• Dealing Room • Simponi
DMFAS • Saspem • SPAN
• MoFids • SPAN SPAN DMFAS • SPAN
• E-SBN

Modul Administrasi Modul Mobilization Modul Debt Service Modul Reporting


54

Pinjaman

Pengadaan Perekaman Penarikan Pembayaran Pelaporan

• Negosiasi
BI-SSSS • DMFAS • DMFAS
• Dealing Room
Loan
DMFAS • Saspem • SPAN
• MoFids
Agreement SPAN DMFAS • SPAN
• E-SBN

Modul Administrasi Modul Mobilization Modul Debt Service Modul Reporting


55

Surat Berharga

Pengadaan Settlement Perekaman Pembayaran Pelaporan

• BI-SSSS • BI-RTGS • DMFAS • DMFAS


• Dealing Room • Simponi
DMFAS • Saspem • SPAN
• MoFids • SPAN SPAN • SPAN
• E-SBN

Modul Administrasi Modul Debt Service Modul Reporting


56

Hibah

Perekaman Penarikan Pelaporan

• DMFAS
DMFAS • SPAN
SPAN DMFAS

Modul Administrasi Modul Mobilization Modul Reporting


Proses Penerbitan – Penarikan
Pinjaman / Hibah
DMFAS Interface SPAN
DMFAS
• Surat Permohonan • Withdrawal application • SP4H dan Lampiran • CoA
Register dan lampiran • NOD

Registrasi
Perekaman Penyampaian
Nomor Penerbitan SP3
pada Modul SP4H ke KPPN Pelaporan
Pinjaman / (SP4H)
Adminitstration KPH
Hibah / PBs

• Tgl valuta penarikan / Tgl kurs • • SPM Reksus


• Nomor Register SP4H
valuta / Tgl terima dokumen / Mata • Nilai kurs tengah SPAN • CoA
Pinjaman/Hibah/ uang efektif / Jumlah penarikan dlm untuk Reksus dan
PBS mata uang efektif / Nilai ekuivalen Pembiayaan
pada mata uang Tranche / Nilai Pendahuluan
ekuivalen dalam mata uang • Updated Amortization
pinjaman/hibah / Tata cara Table (dilampiri NOD
penarikan / No. Ref Dokumen / Tgl dan WA) 57
NOD / Nomor form dr DMFAS
Proses Bisnis Pembayaran Pinjaman / Utang
SASPEM SPAN

DMFAS

Perekaman Cetak Perekaman


Proses SPP,
Rencana Dokumen Data pada Pelaporan
dan SPM
Pembayaran Pembayaran SPAN

58
Modul
GL dan Pelaporan
Proses Bisnis Terkait
Akuntansi dan Pelaporan
Akuntansi dan Pencatatan dan Pelaporan
Pelaporan Penatausahaan BMN h
Penyediaan interface: Penyediaan interface: Penyediaan interface:
1. Konsolidasi dan 1. Interface perekaman 1. Upload data LKPP satker,
penutupan buku besar barang persediaan wilayah, dan eselon I
2. Pembuatan ADK 2. Pencatatan data aset 2. Kompilasi data LKPP satker,
rekonsiliasi wilayah, dan eselon I
3. Konsolidasi BMN dalam
3. Penyesuaian data neraca
3. Pencetakan LK wilayah,
rekonsiliasi
4. Perekaman KIB eselon I. dan K/L
4. Pembuatan LK Tk.
5. Pengecekan aset tetap 4. Pembuatan ADK wilayah,
Instansi
yang dihapuskan eselon I, dan K/L
5. Pembuatan ADK LK Tk.
6. KIB, DDR, dan DBL
Instansi

6
Penyempurnaan Proses Bisnis
Akuntansi dan Pelaporan
1. Penggunaan dua pencatatan dalam satu sistem akuntansi,
yaitu catatan akrual dan kas
2. Struktur BAS memasukkan informasi output
3. Menerapkan manajemen komitmen
4. Laporan keuangan berbasis akrual
5. Laporan manajerial disusun dari satu database
6. Inisiasi laporan keuangan berbasis GFS
7. Rekonsiliasi berbasis internet
8. Integrasi laporan keuangan dengan laporan kinerja
9. Penggunaan single database dalam pelaporan BU

62
Teknik Akuntansi

Akuntansi Encumbrance Konsep “Due To”


Komitmen Accounting dan “Due From”
Sebagai kontrol Digunakan karena Sesuai dengan
terhadap budget sesuai dengan prinsip dalam UU
sehingga dapat struktur akun yang Keuangan Negara
diketahui ada saat ini.
ketersediaan dana
bahwa K/L sebagai
dan hal tersebut pengguna
tidak mempengaruhi Adanya keterkaitan anggaran tidak
LK. antara memegang kas.
penganggaran,
komitmen, dan
realisasi anggaran.

63
Fungsi Modul GLP
○ Membuat jurnal yang di-trigger oleh transaksi yang
dihasilkan oleh modul lain (Sub-ledger).
○ Membuat penyesuaian dan jurnal yang tidak dihasilkan
modul lain.
○ Memposting jurnal dalam rangka pembentukan laporan.
○ Tutup Periode.
○ Membuat Laporan Keuangan sebagai bahan untuk
pertanggungjawaban.
○ Rekonsiliasi, Konfirmasi, dan Konsolidasi.

64
65 TRANSAKSI PERIODE UNAUDITED DAN AUDITED

+ Transaksi Periode unaudited adalah transaksi ketika


periode Januari sampai Desember telah dilakukan tutup
buku
+ Pencatatan transaksi periode unaudited diberikan kode
periode 13 dan tanggal buku 31 Desember
+ Transaksi periode audited adalah transaksi ketika
periode unaudited telah dilakukan tutup buku
+ Pencatatan transaksi periode audited diberikan kode
periode 14 dan tanggal buku 31 Desember.
FITUR MODUL GLP :

1. Akrual Basis
2. Pembentukan jurnal secara transaksional : jurnal
sebagian besar terbentuk dari modul by sistem
3. Tracing Jurnal : penelusuran transaksi ke history datanya
4. Tutup Buku : data pada periode yang ditutup hanya dapat
dilakukan perubahan dengan mekanisme koreksi
5. Konsolidasi topologi online : konsolidasi laporan
(W/Es1/KL) tanpa proses kirim-terima ADK
6. Laporan Realisasi Kinerja : keperluan manajerial
pelaksanaan anggaran
7. Laporan Fund Available : ketersediaan dana
8. Periode 13 dan 14 : unaudited dan audited

66
67 Aplikasi e-RekonLK
E-RekonLK Generasi 2

68
69
Proses Bisnis e-Rekon

70

Anda mungkin juga menyukai