Anda di halaman 1dari 32

Tenaga kerja

Pengendalian Dan Akuntansi Biaya


Kelopok 3

AKMAL ESA FADILA ARIF HOYRI


2216220060 2216220054

YOAKIM JULYAN KABUT MUYASSAR DIMAS ABIYYU


2216220003 2216220061
Pembahasan materi

01
Produktivitas dan
biaya tenaga
kerja
02 Rencana pemberian
insentif

Pengaturan akuntansi untuk


03 Standar waktu dan
teori kurva belajar 04 biaya tenaga kerja dan
pengendalian
0
1
Produktivitas dan
biaya tenaga kerja
Produktivitas dapat digambarkan sebagai efisiensi dengan mana sumber daya dikonversi menjadi komoditas dan/atau jasa.
Produktivitas yang lebih tinggi dapat dicapai dengan membuat proses produksi lebih efisien Melalui eliminasi aktivitas yang tidak
memberikan nilai tambah, dengan memperbaiki pemanfaatan sumber daya. Perubahan dalam pemanfaatan tenaga kerja sering
memerlukan perubahan dalam metode kompensasi, diikuti dengan perubahan dalam akuntansi biaya tenaga kerja.

MERANCANAKAN PRODUKTIVITAS

Untuk memperbaiki produktivitas sebaiknya membebankan tanggung jawab kepada manajer untuk menerapkan rencana
tersebut. Selain itu, rencana itu sebaiknya konsisten dengan rencana-rencana lain yang ada, seperti anggaran operasi dan rencana
untuk investasi modal, riset, teknologi, dan pengembangan karyawan.
Setelah rencana diformulasikan, produktivitas sebaiknya diukur, dianalisis, diinterpretasikan, dan dipahami. Tujuan dari
pengukuran produktivitas adalah untuk Memberikan indeks padat dan akurat guna membandingkan hasil aktual dengan suatu target
atau standar kinerja. yang Pengukuran produktivitas sebaiknya mengakui kontribusi individual atas faktor-faktor seperti karyawan
(termasuk manajemen), pabrik dan peralatan, produk dan jasa yang digunakan. modal yang diinvestasikan, serta pelayanan
pemerintah yang digunakan. Salah satu pengukuran semacam itu telah dikembangkan oleh American Standards for Froductivity
Measurement, di Houston, Texas. Pengukuran ini mempertimbangkan penggunaan modal, bahan baku, energi, dan tenaga kerja, serta
membandingkannya terhadap output. Tetapi, pengukuran yang paling luas digunakan adalah output fisik per jam tenaga kerja, yang
hanya mempertimbangkan satu elemen input saja, yaitu tenaga kerja. Dengan demikian, sebagian besar pengukuran kinerja
merupakan statistik kasar yang mengabaikan beberapa faktor penting seperti modal dan lahan.

Menetapkan standar untuk kinerja tenaga kerja tidaklah mudah, karena hal tersebut sering kali menimbulkan perselisihan
entara manajemen dan serikat pekerja. Kecepatan dengan mana seseorang yang sedang diamati bekerja, dicatat dan dianggap sebagai
rating atau rating kinerja (performance rating). Beberapa rating untuk suatu tugas yang dipilih digabungkan guna waktu normal
(normal time), yaitu waktu yang diperlukan oleh seseorang untuk melakukan pekerjaan tersebut ketika bekerja dengan kecepatan
normal. Tambahan waktu diberikan untu: waktu pribadi, jam istirahat, kelelahan, serta penundaan karena kerusakan mesin dan
kekurangan bahan baku. Hasilnya adalah waktu standar (standard time) untuk suatu pekerjaan, yang dinyatakan dalam jumlah menit
per unit atau total unit yang dapat dihasilkan per jam.
Rasio efisiensi produktivitas (productivity-efficiency ratio) mengukur output dari seorang individu relatif terhadap standar
kinerja. Rasio ini juga dapat digunakan untuk mengukur pencapaian operasional relatif dari suatu mesin, 'operasi, departemen, atau
organisasi secara keseluruhan. Misalnya, jika 4.000 jam merupakan standar bagi suatu departemen tetapi ternyata aktualnya 4.400 jam
yang digunakan, maka terdapat rasio yang tidak menguntungkan sebesar 90,9 persen (4.000: 4.400).

DAMPAK EKONOMI DARI PRODUKTIVITAS

` Apabila produktivitas meningkat, laba bisrus dan pendapatan rill pekerja juga meningkat. Lebih lanjut lagi, peningkatan
produktivitas memungkinkan masyarakat untuk memperoleh output yang lebih banyak dan lebih baik dari sumber daya yang tersedia
dalam perekonomian tersebut. Dalam tahun-tahun terakhir, produktivitas secara umum telah meningkat, menyebabkan lebih banyak
barang dan jasa tersedia. Tetapi, kadang-kadang, keuntungan produktivitas turun. Suatu keterlambatan menyebabkan peningkatan
biaya. Apabila peningkatan output tidak dapat mengimbangi kecepatan peningkatan biaya, maka biaya per unit dan juga harga jual
akan meningkat.

Jika harga dipertahankan agar tidak naik, maka peningkatan upah harus mencerminkan pengurangan biaya per unit yang
disebabkan oleh peningkatan produktivitas. Apabila biaya upah, gaji, dan tunjangan meningkat lebih tinggi dari output atau produksi
per jara tenaga kerja, maka yang terjadi adalah inflasi, yaitu harga yang lebih tinggi untuk menutup biaya per unit yang juga lebih
tinggi.
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DENGAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA YANG LEBIH BAIK

Sistem produksi, seperti lini perakitan mobil, secara teknologi sebenarnya serupa antara yang ada di Jepang dengan yang ada
di Barat. Tetapi, produsen Jepang menggunakan angkatankerjanya dengan lebih baik sehingga memungkinkan perusahaan-perusahaan
tersebut untuk menggunakan lebih sedikit pekerja guna melakukan pekerjaan yang sama. Pekerja perlu mempelajari banyak
pekerjaan, menyelesaikan masalah, dan bekerja dengan cara yang fleksibel dan kooperatif. Tingkat produktivitas orang Jepang hanya
dapat dicapai oleh pekerja yang termotivasi, yang menunjukkan inisiatif dan menerima tanggung jawab yang substansial.

Manajemen sumber daya manusia yang lebih baik menawarkan prospek peningkatan produktivitas dan kualitas produk
dengan cara memberdayakan pekerja untuk berpartisipas secara lebih langsung dalam manajemen atas pekerjaan mereka. Yang
diperlukan oleh pihak manajemen adalah perspektif yang kontinu dan bersifat jangka panjang dan bukannya perspektif yang sporadis
dan bersifat jangka pendek.

Produktivitas dan biaya yang terkait menuntut perencanaan dan pengukuran yang hati-hati jika ingin mengendalikan dampak
ekonominya secara efektif. Manajemen sumber daya manusia yang lebih baik merupakan keharusan yang penting untuk
meningkatkan produktivitas.
0
2
RENCANA
PEMBERIAN
INSENTIF
Total kompensasi seorang pekerja dapat didasarkan pada kontrak tenaga kerja hasil negosiasi studi produktivitas, evaluasi kerja,
pembagian laba, rencana pemberian Insentif, dan upah per jam yang dijamin. Berbeda dengan pembayaran per jam, per minggu, atau per
bulan, rencana pemberian insentif (incentive wage plan) memberikan imbalan bagi pekerja sesuai dengan peningkatan ou putnya yang
berkualitas tinggi. Standar kerja per jam atau per hari sebaiknya ditetapkan sedemikan rupa sehingga pekerja dapat melampauinya
dengan usaha yang wajar sehingga dapat menerima manfaat penuh dari insentif tersebut.
Pelaksanaan dari rencana pemberian insentif tidak hanya memerlukan usaha gabungan dari departemen personalia, serikat pekerja,
insinyur pabrik, dan akuntan, melainkan juga kerja sama pekerja. Agar dapat berhasil, rencana pemberian insentif naras: (1) dapat
diterapkan dalam situasi di mana pekerja dapat meningkatkan output, (2) menyediakan lebih banyak upah yang besarnya proporsional
terhadap output yang melebihi standar (3) menetapkan standar yang adil sehingga usaha tambahan akan menghasilkan pembayaran bo
nus. Selain hal-hal penting yang tadi, rencana tersebut juga harus sederhana dan dapat Di mengerti.

Tujuan Rencana Pemberian Insentif


Tujuan utama dari rencana pemberian insentif adalah untuk mendorong pekerja agar memproduksi lebih banyak guna memperoleh
upah yang lebih tinggi, dan pada saat yang bersamaan mengurangi biaya per unit. Rencana tersebut berusaha untuk memastikan output yang lebih
besar, untuk meningkatkan pengendalian atas biaya tenaga kerja dengan memastikan biaya per unit yang lebih seragam, dan untuk mengubah
dasar pemberian imbalan dari jam keja yang dijalani menjadi pekerjaan yang diselesaikan. Tentu saja, memproduksi lebih banyak dalam suatu
periode waktu tertentu seharunya menghasilkan upah yang lebih tinggi. Semakin banyak jumlah unit yang diproduksi seharusnya semakin kecil
biaya per unit untuk biaya gabungan dari overhead pabrik dan tenaga kerja.

.
DAMPAK DARI RENCANA PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP BIAYA PER UNIT
JUMLAH PER UNIT PER BIAYA PER JUMLAH PER UNIT PER BIAYA PER
FAKTOR BIAYA JAM JAM UNIT JAM JAM UNIT
TENAGA KERJA 560 50 1.20 $56 60 $1,1000
SEWA 10 50 0,2 10 60 0,1667

PENYUSUTAN, ASURANSI, DAN PAJAK


PROPERTI 8 50 0,16 8 60 0,1333
TOTAL $78 50 $1,56 84 60 $1,4000

Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa suatu operasi pabrik dilakukan di suatu bangunan yang disewa dengan biaya $2.400 per bulan ($80
per hari atau $10 per jam) dan bahwa penyusuan asuransi, dan pajak properti berjumlah 564 per hari, atau $8 per jam. Asumsikan lebih lanjut
bahwa ada 10 pekerja yang bekerja selama 8 jam per hari dengan upah $6 per jam dan setiap pekerja memproduksi 40 unit produk per hari (5
unit per jam per pekerja). Pekerja dan manajemen setuju bahwa tarif 56,6 per jam akan dibayarkan jika seorang pekerja memproduksi 48 unit
per hari, sehingga meningkatkan jumlah output per jam dari 5 menjadi 6 unit.

Tampilan 11-1 menunjukkan biaya per jam dan biaya per unit untuk kedua sistem tersebut dan mengindikasikan bagaimana suatu
insentif upah dapat menurunkan biaya per unit dan pada saat yang bersamaan memberikan lebih banyak pendapatan bagi pekerja.
● Meskipun biaya per jam tenaga kerja dari tim pekerja tersebut meningkat dari 560 menjadi $66 biaya dari suatu unit produk yang sudah
selesai berkurang dari $1,56 menjadi $1,40. Penurunan biaya per unit disebabkan oleh dua taktor: (1) jumlah unit output dari setiap pekerja
meningkat sebesar 20% dengan 10% peningkatan dalam upah, dan (2) jumlah yang overhead tetap yang sama dibebanka ke 60 unit dan bukannya 50
unit per jamnya. (Asumsikan biaya bahan baku dan biaya overres variabel per unit tidak berubah) Agar lebih akurat, analisis tersebut dapat m
masukkart baya biaya yang terkait dengan tenaga kerja, seperti pajak yang ditanggung pemberi kerja, serta baja overhead pabrik lainnya yang
relevan, yang memenganthi biaya per unit: Dalam contoh ini, baik biaya tenaga kerja per unit maupun biaya overhead per unit berkurang. Tetapi
bahkan jika insenti upah menyebabkan biaya tenaga kerja per unit meningkat, penurunan dalain biaya overhead per unit mungkin masih mencukupi
untuk menghasilkan pengurangan bersih dalam biaya per unit, sehingga mendukung penerapan rencana pemberian insentif.

● Penurunan biaya sebagai akibat dari rencana pemberian insentif yang diilustrasikan di sini adalah berdasarkan biaya per unit. Penurunan
biaya ini yang sebaiknya juga dianalisis dalam blays diferensial, atau yang disebut juga dengan biaya marginal atau biaya inkremental (Bab
Pendapatan diferensial yang diasosiasikan dengan tambahan output dan biaya diferensial dari rencana pemberian insentif sebaiknya memengaruhi
keputusan manajemen untuk menepa Suatu rencana.

Perusahaan-perusahaan berusaha untuk meningkatkan produktivitas karyawan di setiap tingkatan. Just-in-time dan program peningkatan
produktivitas lainnya memacu karyawan untuk berkinerja dengan baik dan melaksanakan inisiatif. Rencana pemberian insentif dapat mendorong
terciptanya lingkungan kerja di mana setiap orang harus berkinerja. Sebaliknya, ada seni yang harus dipelajari guna menetapkan tingkat upah yang sesuai
dan rencana pemberian insentif yang berarti. Bahayanya dalam jangka panjang adalah bahwa gaji pokok dan insentif akan kehilangan. identitasnya ketika
karyawan mulai memandang insentif sebagai bagian dari gaji pokok mereka. Oleh karena itu, standar harus ditetapkan dengan jelas dan dikomunikasikan
ke pekerja, agar rencana pemberian insentif dapat menghasilkan dampak yang diinginkan..
● Jenis Rencana Pemberian Insentif
Pada praktiknya, upah berdasarkan waktu dan upah berdasarkan output tidak dapat dipisahkari dengan jelas. Rencana pemberian insentif
biasanya melibatkan tarif upah berdasarkan berbagai kombinasi dari output dan waktu. Banyak sistem pemberian insentif mempertahankan nama
dari insinyur ind stri dan pakar efisiensi yang menciptakan rencana tersebut. Misalnya saja, rencana tarif per unit diferensial Taylor (Taylor
differential piece-rate plan), rencana premium Halsey (Halsey premium plan), sistem poin Bedoux (Bedaux point system), rencana tugas dan bonus
Gantt (Gott task and bonus plan), dan rencana bonus efisiensi Emerson (Emerson efficiency bonus plan). Sebagian besar dari versi asli sistem-
sistem tersebut tidak lagi dipergunakan, tetapi banyak adaptasi dari sistem tersebut yang masih dapat ditemukan. Untuk mendemonstrasikan
pelaksanaan dari rencana pemberian insentif, maka rencana unit kerja langsung (straight pieceworkplan) dan rencana bonus 100% (100-percent
bonus plan) untuk pekerja individual, serta rencana bonus kelompok(group bonus plan) akan dibahas dalam contoh-contoh.
Rencana Unit Kerja Langsung (Straight Piecework Plan).

Adalah salah satu rencana pemberian insentif yang paling sederhana, yaitu membayar upah di atas tarif dasar untuk produksi di atas
standar. Standar produksi dihitung dalam jumiah menit per unit dan kemudian diterjemahkan menjadi jumlah dolar yang dibayarkan per unit. Jika
2,5 menit adalah standar waktu untuk menghasilkan satu unit, maka tarif standar adalah 24 unit per jam. $7.44:24 alau $0,31 per unit. Pekerja pada
umumnya memperoleh jaminan atas tarif upah dasar, Jika upah dasar dari seorang pekerja adalah sebesar $7,44 per jam, maka tarif per unit adalah
meskipun jika mereka gagal mencapai jumlah output yang diperlukan untuk memperoleh upah dasar tersebut. Bahkan jika produksi dari seorang
pekerja melebihi 24 unit per jam, upah yang dibayarkan adalah tetap sebesar $0,31 per unit. Tampilan 11-2 menunjukkan bagaimana ketika tingkat
output naik, biaya tenaga kerja per unit turun sampai mencapai tarif per unitMeskipun tarif per unit mencerminkan hubungan sebab akibat yang
jelas antara output dan upah, insentif ini hanya efektif apabila pekerja dapat mengendalikan tarif output individual.
RENCANA UNIT KERJA LANGSUNG
UNIT PER TARIF PER JAM TARIF DITERIMA BIAYA TENAGA OVERHEAD OVERHEAD BIAYA KONVERSI
JAM YANG DIJAMIN PER UNIT PER JAM KERJA PER UNIT PER JAM PER UNIT PER UNIT
20 $7,44 $0 7,44 $0,338 $4,480 $0,240 $0,612
22 $7,44 $0 7,44 $0,338 $4,480 $0,218 $0,556
24 $7,44 0,31 7,44 $0,310 $4,480 $0,200 $0,510
26 $7,44 0,31 8,06 $0,310 $4,480 $0,185 $0,495
28 $7,44 0,31 8,68 $0,310 $4,480 $0,171 $0,481
30 $7,44 0,31 $9,30 $0,310 $4,480 $0,160 $0,470
32 $7,44 0,31 $9,92 $0,310 $4,480 $0,150 $0,460

Tarif per unit tidak akan efektif apabila output dipengaruhi oleh mesin, misalnya. Selain itu, juga diperlukan modifikasi atas standar
produksi dan tarif tenaga kerja apabila output meningkat karena perbaikan teknologi Terakhir, jika tarif output bergantung pada usaha
kelompok, maka rencana pemberian insentif kelompok akan lebih sesuai dibandingkan dengan rencana pemberian insentif individual.
RENCANA BONUS SERATUS PERSEN

UNIT UNIT TARIF DASAR X RASIO TOTAL YANG BIAYA TENAGA OVERHEAD OVERHEAD BIAYA KONVERSI
PEKERJA JUMLAH JAM KERJA OUTPUT STANDAR RASIO EFESIENSI EFESIENSI DIPEROLEH KERJA PER UNIT PER JAM PER UNIT PER UNIT
ABRAM 40 540 600 0,90 - $300,00 $0,5556 55,40 $0,4000 0,9556
GORDON 40 660 600 1,10 8,250 330,00 0,5000 55,40 0,3273 0,8273
HANSON 40 800 600 1,33 9,975 399,00 0,4988 55,40 0,2700 0,7688
JONSON 38 570 570 1,14 8,664 329,23 0,5065 55,40 0,2157 0,8222
STOWELL 40 600 600 1,25 10,000 400,00 0,5333 55,40 0,288 0,8213
WIEBOLD 40 600 600 1,35 10,442 416,88 0,5147 55,40 0,2667 0,7814

Rencana Bonus Seratus Persen (One-Hundred-Percent Bonus Plan).


Rencana bonus seratus persen merupakan suatu variasi dari rencana unit kerja langsung, Rencana ini berbeda dengan rencana unit kerja langsung dalam hal
bahwa standar tidak dinyatakan dalam uang, melainkan dalam waktu per unit output. Daripada menggunakan suatu harga per unit, digunakan waktu standar
yang diperbolehkan untuk menyelesaikan satu unit, dan pekerja dibayar berdasarkan waktu standar dikalikan tarif per jam jika unit diselesaikan sesuai
dalam waktu standar atau kurang. Dengan demikian, jika seorang pekerja menyelesaikan 100 unit dalam shift selama 8 jam dan waktu standar adalah 80
unit per shift (atau 10 unit per jam), maka pekerja tersebut akan dibayar sesuai dengan tarif per jam dikalikan waktu standar sebesar 10 jam. Dalam variasi
lain dari rencana bonus seratus persen, penghematan dibagi dengan penyedia dan/atau perusahaan
Dalam setiap periode penggajian, rasio efisiensi hanis dihitung untuk setiap pekerja sebelum pendapatan dapat dihitung. Standar produksi yang
dinyatakan dalain jumlah unit output per jam ditetapkan oleh insinyur industri. Jam kerja dan unit yang dihasilkan dilaporkan ke departemen penggajian, di
mana jumlah jam yang dilaporkan dikalikan dengan jumlah unit produksi standar per jam untuk menentukan jumlah unit standar Produksi pekerja tersebut
kemudian dibagi dengan jumlah unit standar sehingga menghasilkan rasio efisiensi. Rasio efisiensi dikalikan dengan tarif dasar pekerja yang bersangkutan
menghasilkan pendapatan per jam untuk periode tersebut. Tampilan 11-3 mengilustraalkan bagaimana pendapatan dihitung, dengan asumsi bahwa standár
produksi udalah 25 unit per jam. Rencana bonus seratus persen menuai popularitas karena frekuensi kenalkan upahnya.Oleh karena standar dinyatakan
dalam waktu dan jumlah output, maka standar tersebut tidak perlu di sesuaikan jika tarif upah berubah, Oleh karena itu system ini menekankan pada waktu
dan bukan uang, rencana ini memungkinkan pengembangan standar efesiensi
03
STANDAR
WAKTU DAN
TEORI KURVA
BELAJAR
(LEARNING
CURVA
THEORY)
Rencana pemberian insentif berdasarkan standar waktu yang tetap, seperti rencana bonus seratus persen yang jelaskan
sebelumnya, tidak selalu memotivasi pekerja secara efektif. Misalnya saja, jika tingkat produksi pekerja meningkat secara tetap
sebagai akibat dari pengalaman yang diperoleh pekerja untuk suatu tugas baru, maka standar waktu tetap akan segera menjadi usang
karena telah dilampaui oleh tingkat output aktual. Pekerja kemudian dapat memenuhi dan melampaui standar tetap tersebut dengan
usaha yang minimal, sehingga menggagalkan tujuan dari insentif tersebut. Denisiensi dari standar tetap dapat diatasi dengan
memasukkan pelajaran dari teori kurva belajar.

Teori kurva belajar (learning curve theory) menyatakan bahwa setiap kali kuantitas output kumulatif menjadi dua kali lipat,
maka rata-rata waktu kumulatif per unit berkurang sebesar persentase tertentu. Misalnya, dengan asumsi persentase kritis sebesar
20%, maka kurva belajar. memprediksikan bahwa rata-rata waktu per unit yang diperlukan untuk memproduksi dua unit pertama
hanyalah sebesar 80% dari waktu rata-rata kumulatif per unit yang diperlukan untuk memproduksi unit pertama; dan memproduksi
total sebesar empat unit akan memerlukan waktu rata-rata kumulatif sebesar 80% dari waktu rata-rata kumulatif yang diperlukan oleh
dua unit pertama, dan seterusnya. Hal ini disebut model pembelajaran waktu rata-rata kumulatif (cumulative-average-time learning
model), atau model Wright, dan digunakan sepanjang pembahasan bab ini. (Versi kedua dari kurva belajar disebut model
pembelajaran waktu unit incremental lincremental-unit-time learning model] atau model Crawford. Model ini memprediksikan bahwa
waktu yang diperlukan untuk meraproduksi unit dan memerlukan penjumlahan waktu setiap unit untuk menghitung total waktu
kumulatif dan waktu rata-rata kumulatif per unit.")
Menggunakan model waktu rata-rata kumulatif, tabel berikut ini mengilustrasikan dampak dari kurva belajar 80%, dengan
asumsi diperlukan 10 jam tenaga kerja langsung untuk memproduksi unit pertama:

UNIT x JUMLAH JAM, TENAGA KERJA RATA-RATA = ESTIMASI TOTAL YANG


KUMULATIF YANG DIPERLUKAN PER-UNIT DIPERLUKAN UNTUK
MELAKUKAN TUGAS TERSEBUT

1 10,0 JAM 10,0 Jam


2 8,0 JAM (10,0 x 80%) 16,0 Jam
4 6,4 Jam (8,0 x 80%) 25,6 Jam
8 5,1 Jam (6,4 x 80%) 40,8 Jam
16 4,1 Jam (5,1 x 80%) 65,6 Jam
32 3,3 Jam (4,1 x 80%) 105,6 Jam
64 2,6 Jam (3,3 x 80%) 166,4 Jam

Tabel tersebut menunjukkan bahwa tarif 80% adalah konstan di setiap penggandaan total output. Angka-angka di kolom ketiga dihitung
sebagai waktu rata-rata kumulatif per unit dikalikan dengan total jumlah unit kumulatif. Untuk mengestimasikan total waktu yang diperlukan
untuk melakukan tugas untuk 32 kali pertama, perhitungannya adalah 32 x 3,3; atau 105,6 jam. Untuk mengestimasikan total waktu yang
diperlukan untuk melakukan tugas untuk 64 kali pertama, perhitungannya adalah 64 x 2,6; atau 166,4 jam. Perbandingan antara kedua jumlah
tersebut menghasilkan selisih sebesar 166,4-105,6-60,8 jam, yang diprediksikan sebagai total waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan 32 unit
terakhir.
Di sisi ekstrem, persentase aktual dapat berkisar dari 100% yang berarti tidak ada pembelajaran yang terjadi, ke batas teoretis
50% yang tidak mungkin dapat dicapai. Di tingkat 50%, semua unit setelah unit pertama memerlukan waktu inkremental sebesar nol,
karena ketika total output meningkat menjadi dua kali lipat, maka rata-rata waktu berkurang menjadi separuhnya. Misalnya, dengan
kurva belajar 50% dan asumsi bahwa waktu yang diperlukan untuk unit pertama adalah 100 menit, maka rata-rata waktu per unit
untuk total dua unit 100 x 50% - 50 menit. Rata-rata 50 menit untuk dua unit sama dengan total waktu kumulatif sebesar 100 menit,
yang merupakan waktu yang dibutuhkan untuk satu unit pertama. Dengan demikian, tingkat 50% adalah batas atas yang tidak akan
pernah dicapai.

Jika durasi produksi panjang atau jika operasi tenaga kerja sangat sederhana dan rutin, maka suatu titik akan dicapai jika
perbaikan lebih lanjut dari kurva belajar menjadi tidak kelihatan, dan kurva belajar mencapai kondisi yang tetap. Selain itu,
sekelompok pekerja dapat mencapai kondisi tetap secara cepat karena perputaran pekerja. Tingkat perputaran yang tinggi dalam
angkatan kerja menyebabkan masuknya pekerja yang tidak berpengalaman dan lebih lamban pada tingkat yang dapat mengaburkan
dampak pembelajaran dari individu yang berpengalaman Dalam menetapkan standar untuk penggunaan tenaga kerja langsung dalam
sistem perhitungan biaya standar, atau dalam menetapkan waktu standar tetap untuk rencana pemberian insentif,
tingkat produksi dalam kondisi tetap adalah variabel yang penting untuk diestimasikan, kecuali jika proses produksi
berlangsung sangat singkat sedemikian rupa sehingga kondisi tetap tidak akan dicapai.

Dalam beberapa proses manufaktur modern yang sangat terotomatisasi, terutama proses- proses yang dikendalikan oleh
komputer, tidak ada kurva pembelajaran dalam produksi output. Mesin tersebut sama efisiennya ketika memproduksi, satu item
seperti ketika memproduksi seribu item, sehingga waktu rata-rata per unit adalah konstan. Meskipun demikian, kurva belajar mungkin
saja tetap ada pada area-area di mana usaha manusia digunakan, seperti dalam hal pemrograman komputer, penanganan masalah, dan
pemeliharaan preventif reguler atas mesin.

observasi mengungkapkan persentase kurva belajar untuk operasi tertentu, kebutuhan waktu untuk penambahan output
berikutnya dapat diestimasikan selama kondisinya tetap sama. Kondisi yang dapat menyebabkan deviasi dari waktu yang
diprediksikan oleh kurva belajar yang telah ditetapkan mencakup perubahan dalam desain produk, perubahan dalam proporsi dari
komponen yang diproduksi dan yang dibeli, perputaran pekerja, perubahan tata letak peralatan, dan perbaikan dalam teknik
manufaktur atau tata letak mesin.

Ketika produksi tidak kontinu dan terdapat tenggang waktu yang cukup panjang atau terjadi perubahan dalam tenaga kerja,
maka diperlukan pembelajaran kembali. Lebih jauh lagi, bisa saja terdapat elemen tertentu yang memengaruhi perilaku kurva belajar,
di mana elemen tersebut dapat diasosiasikan dengan varians pekerja individual terhadap waktu, seperti variasi produktivitas yang
sifatnya temporer karena kesehatan yang buruk atau kelelahan, atau penurunan produksi pada Jumat sore sehubungan dengan semakin
dekatnya akhir pekan, Sikap pekerja juga memiliki dampak.
Berdasarkan kurva belajar yang telah diobservasi, standar waktu yang digunakan untuk menentukan besarnya insentif seorang
pekerja dapat berubah menjadi standar waktu variabel- dan bukannya standar waktu tetap. Standar waktu variabel memenuhi
kebutuhan akan sistem pemberian insentif di mana terdapat dampak pembelajaran yang signifikan, Misalnya saja, waktu standar dapat
berubah menjadi tingkat output yang hanya dapat dilampaui ketika kondisi tetap tercapai. Kemudian, segera setelah pekerja telah
melalui tahap belajar dan mulai memproduksi jumlah unit yang diharapkan dalam kondisi tetap, mereka akan mulai memperoleh
bonus untuk melakukan suatu operasi lebih cepat dari waktu standar.
Prinsip dan tujuan dari akuntansi biaya tenaga kerja relatif sederhana. Namun, penerapan
prinsip-prinsip ini bisa saja sulit jika jumlah pekerja banyak atau jika pekerja berpindah dari satu jenis
pekerjaan ke jenis pekerjaan lain. Dua kelompok catatan rinci disimpan, satu untuk akuntansi keuangan
dan satu lagi untuk akuntansi blaya, Langkah-langkah dalam akuntansi untuk biaya tenaga kerja Akuntansi Biaya
digambarkan sebagai berikut; sedangkan ayat jurnal yang terkait diilustrasikan dalam lampiran dari bab
ini. Catatan waktu kerja untuk setiap pesanan,
proses, atau departemen dari setiap pekerja
serta biaya yang terkait disimpan.

Jumlah jam dan biaya tenaga kerja


Akuntansi Keuangan langsung di masukkan dalam kartu biaya
pesanan atau laporan biaya produksi; biaya
Catatan total waktu kerja dan total jumlah yang diperoleh tenaga kerja tidak langsung dimasukkan
oleh setiap pekerja disimpan. dalam kertas kerja analisis beban
departemental.
04 Jumlah pendapatan harian atau mingguan yang diperoleh
setiap pekerja dimasukkan dalam catatan gaji. Jurnal mingguan atau bulanan untuk
Pengaturan distribusi biaya tenaga kerja adlah sebagai
akuntansi untuk Setiap periode penggajian, total jumlah upah Jurnal berikut:
mingguan atau bulanan untuk distribusi biaya tenaga yang
biaya tenaga kerja terutang ke pekerja menghasilkan ayat kerja adalah
dan pengendalian sebagai berikut

Debit Kredit Buku Pembantu Debit Kredit


Beban gaji XXX BDP xxx
Utang PPh karyawan xxx Pengendali overhead pabrik xxx
Utang pajak FICA XXX Tenaga kerja tidak langsung xxx
Gaji yang harus dibayar XXX Beban gaji xxx
Departemen yang terlibat dalam perhitungan biaya tenaga kerja termasuk departemen personalia, departemen perencanaan
produksi, departemen pencatatan waktu, departemen penggajian, dan departemen biaya.

DEPARTEMEN PERSONALIA

Fungsi utama dari departemen personalia adalah untuk menyediakan tenaga kerja yang efisien dan memastikan bahwa seluruh
organisasi mengikuti kebijakan personalia yang sesuai. Fungsi departemen personalia meliputi perekrutan, pelatihan, penilaian,
konseling pensiun, pemutusan hubungan kerja dan penempatan ke luar. Lebih lanjut lagi, departemen personalia mengawasi
penyusunan dan pembaruan deskripsi kerja serta melakukan studi waktu dan gerakan.

DEPARTEMEN PERENCANAAN PRODUKSI

Departemen perencanaan produksi bertanggung jawab untuk menjadwalkan pekerjaan dan memberikan perintah kerja ke
departemen produksi. Pemberian perintah kerja umumnya disertai dengan permintaan bahan baku dan kartu jam kerja tenaga kerja
yang mengindikasikan operasi yang akan dilakukan atas produk tersebut. Daftar yang spesifik dan terinci dari urutan operasi tenaga
kerja dan mesin, yang disebut rute (routing); merupakan hal yang penting jika pekerjaan ingin dilakukan dalam waktu yang
diperbolehkan, tanpa menunda pekerjaar, Jain yang memerlukan beberapa mesin dan tenaga kerja yang sama. Penundaan yang
disebabkan oleh kurangnya bahan baku, rusaknya mesin, atau kebutuhan akan instruksi tambahan menyebabkan naiknya biaya tenaga
kerja dan keluhan dari pekerja dan pelanggan. Jadwal produksi yang dipersiapkan beberapa minggu sebelumnya yang menggunakan
standar waktu tenaga kerja untuk setiap tugas, membantu penyelia departemen dalam menyusun anggaran tenaga kerja
DEPARTEMEN PENCATATAN WAKTU

Departemen Pencatatan WaktuMemastikan adanya catatan yang akurat atas waktu kerja setiap karyawan adalah langkah
pertama dalam perhitungan biaya tenaga kerja. Pencatatan waktu yang akurat biasanya dicapai dengan:

1. Kartu absen yang menyediakan bukti yang dapat diandalkan atas kehadiran karyawan di pabrik dari waktu masuk sampai waktu
pulang.

2. Kartu jam kerja atau kartu pesanan untuk memastikan informasi atas jenis dan lama pekerjaanyang dilakukan.

Berikut alat yang digunakan untuk mengisi kehadiran karyawan

1. Mesin Absensi. Mesin absensi atau pencatat waktu adalah suatu instrumen yang mencatat waktu masuk ke dan pulang dari kantor
atau pabrik. Biasanya setiap karyawan diberikan suatu nomor absen tertentu yang mengidentifikasikan departemen dan karyawan
tersebut. Nomor absen tersebut digunakan untuk melakukan identifikasi dan untuk membebankan waktu tenaga kerja ke departemen
dan pesanan produksi.

2. Kartu Atau Laporan Jam Kerja. Kartu atau Laporan Jam Kerja. Dalam akuntansi untuk bahan baku, laporan penerimaan dan faktur
merupakan bukti bahwa barang sudah diterima dan pembayaran telah dilakukan. Dalam akuntansi untuk tenaga kerja, kartu jam kerja
merupakan bukti bahwa waktu telah dibeli, dan dapat disetarakan dengan laporan penerimaan. Kartu jam kerja (time ticket)
menunjukkan penggunaan spesifik dari waktu yang dibeli, dan dapat disetarakan dengan suatu permintaan bahan baku.
DEPARTEMEN PENGGAJIAN

Departemen penggajian menghitung jam kerja dan upah yang diterima, melakukan pemotongan gaji, menentukan jumlah
bersih yang harus dibayarkan ke setiap karyawan, memelihara catatan pendapatan permanen untuk setiap karyawan, dan bisa juga
menyiapkan distribusi beban gaji yang menunjukkan jumlah biaya tenaga kerja yang akan dibebankan ke setiap pesanan dan
departemen. Departemen penggajian juga mempersiapkan cek atau menyediakan data yang diperlukan oleh kasir atau bendahara
untuk melakukan pembayaran gaji.

DEPARTEMEN BIAYA

Berdasarkan ikhtisar distribusi biaya tenaga kerja atau kartu jam kerja, departemen biaya mencatat biaya tenaga kerja langsung
pada kartu biaya pesanan atau laporan produksi departemental, serta mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung pada catatan
overhead departemental yang terinci. Di beberapa perusahaan, akuntansi biaya didesentralisasikan, di mana klerek biaya ditempatkan
di departemen produksi guna membantu dalam mengakumulasi dan mengklasifikasi biaya tenaga kerja, menggunakan kartu jam kerja
atau tipe produk. Di perusahaan lain, departemen biaya sangat tersentralisasi dan tidak terlibat sama sekall dalam pencatatan waktu
maupun persiapan penggajian.
LAMPIRAN
AKUNTANSI BIAYA UNTUK BIAYA-BIAYA YANG BERKAITAN DENGAN TENAGA KERJA

PENGHASILAN LEMBUR

Sejumlah praktik penggajian harus tunduk pada hukum upah dan jam kerja federal. Untuksetiap karyawan, catatan harus
menunjukkan:
1. Jumlah jam kerja setiap hari dan total jam kerja setiap minggu.
2. Dasar penggajian.
3. Pendapatan harian atau mingguan di jam kerja biasa.
4. Total tambahan pendapatan untuk lembur yang dilakukan setiap minggu.
5. Total upah yang dibayarkan setiap periode penggajian, tanggal pembayaran, dan periode kerja yang dibayar.

Pendapatan lembur terdiri atas dua elemen: (1) tarif upah reguler dan (2) premium lembur, yang merupakan jumlah tambahan
untuk jam kerja yang melebihi batas tertentu. Batas tersebut mungkin saja adalah 40 jam kerja per minggu atau 8 jam kerja per hari.
Bagi besar pekerja, pemberi kerja harus membayar lembur minimal sebesar satu setengah kali tarif upah reguler. Misalnya jika
seorang karyawan dibayar sebesar $8 per jam untuk pekerjaan yang dilakukan dalam waktu 40 jam kerja per minggu, tetapi ia bekerja
selama 45 jam kerja di suatu minggu, maka pendapatan kotornya adalah sebagai berikut:

MINGGU KERJA REGULER 40 JAM @ $8 = $ 320


$
LEMBUR 5 JAM @ $8 = 40
$
PREMIUM LEMBUR 5 JAM @ $4 = 20
PENDAPATAN KOTOR $ 380
PEMBAYARAN BONUS DAN KOMPENSASI YANG DITUNDA

Jumlah pembayaran bonus dapat dihitung per karyawan untuk setiap klasifikasi pekerjaan. Klasifikasi tersebut dapat
didefinisikan sebagai persentase dari laba, sebagian dari upah satu bulan, atau sebagai jumlah terhitung lainnya. Jumlah bonus dapat
merupakan tradisi yang sudah lama dijalankan di suatu perusahaan, atau jumlahnya dapat bervariasi dari tahun ke tahun. Pembayaran
bonus adalah biaya produksi, beban pemasaran, atau beban administrasi, bergantung pada di mana pekerja tersebut ditugaskan. Jika
pendapatan rata-rata per minggu dari seorang karyawan yang merupakan tenaga kerja langsung adalah sebesar $250 dan perusahaan
bermaksud membayar upah dua minggu sebagai bonus di akhir tahun, maka pendapatan aktualnya adalah sebesar $260 per minggu.
Tambahan $10 per minggu dibayarkan sekaligus sebesar $500 ($10 x 50 minggu, dengan asumsi waktu cuti selama 2 minggu) di akhir
tahun. Biaya bonus dibagi ke produksi selama tahun tersebut melalui tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya, Bonus ini
dibebankan ke overhead pabrik sebagai berikut:

BUKU PEMBANTU DEBIT KREDIT

BARANG DALAM PROSES 250


PENGENDALI OVERHEAD PABRIK 10
PEMBAYARAN BONUS 10
BEBAN GAJI 250
UTANG BONUS 10
TUNJANGAN CUTI

Tunjangan cuti mewakili masalah biaya yang serupa dengan pembayaran bonus. Ketika seorang karyawan berhak untuk
mengambil cuti selama dua minggu dengan tetap dibayar, tunjangan cuti diakrual selama 50 minggu masa produktif. Misalnya,
asumsikan seorang pekerja langsung memiliki upah pokok sebesar $300, dan berhak atas cuti dengan tetap dibayar selama dua minggu.
Biaya tenaga kerjanya adalah sebesar $300, plus $12 per minggu. Dalam waktu 50 minggu dengan tarif $12 per minggu, maka
pembayaran yang ditunda adalah sebesar $600, yang merupakan estimasi tunjangan cuti. Ayat jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
per minggu adalah:

BUKU KREDI
PEMBANTU DEBIT T

BARANG DALAM PROSES 300


PENGENDALI OVERHEAD
PABRIK 12
TUNJANGAN CUTI 12
BEBAN GAJI 300
UTANG TUNJANGAN CUTI 12
Rencana Upah Tahunan Terjamin

Meskipun upah tahunan terjamin untuk pekerja industrial adalah jauh dari kenyataan, ada satu langkah ke arah tersebut dalam
kontrak tenaga kerja yang menjanjikan untuk membayar pekerja yang diberhentikan. Pembayaran ini dimaksudkan untuk menambah
asuransi pengangguran. Misalnya, asumsikan bahwa seorang pekerja yang menganggur dijamin 60 persen dari gaji bersih normal,
dimulai dari minggu kedua pemutusan hubungan kerja sampai 26 minggu ke depan. Untuk mengakui kewajiban atas pembayaran yang
akan dilakukan selama pemutusan hubungan kerja, dicatatlah akrua! atas suatu jumlah estimasi, misalnya 15 sen per jam per pekerja.

Dengan asumsi bahwa pemutusan hubungan kerja pada akhirnya akan terjadi, karyawan yang bekerja memperoleh hak atas 15
sen per jam yang tidak dimasukkan dalam pembayaran gaji saat ini. Perusahaan mengakui kewajiban dalam jumlah yang sama. Untuk
karyawan tenaga kerja langsung yang upah pokoknya adalah $8 per jam, dampak dari tunjangan pengangguran untuk 40 jam kerja per
minggu diilustrasikan oleh ayat jurnal berikut.

BUKU PEMBANTU DEBIT KREDIT

BARANG DALAM PROSES 320


PENGENDALI OVERHEAD PABRIK 6
TUNJANGAN PENGANGGURAN 6
BEBAN GAJI 320
UTANG TUNJANGAN PENGANGGURAN 6
PROGRAM PENSIUN

FASB menyimpulkan bahwa imbalan pascakerja selain pensiun, pada kenyataannya, serupa dengan biaya pensiun. Manfaat diperoleh
ketika karyawan menyediakan jasanya bagi perusahaan, paling tidak sampai tanggal tertentu. Dengan demikian, manfaat tersebut
merupakan bentuk kompensasi yang ditunda. Oleh karena keserupaan ini, biaya-biaya ini harus diakrualkan dan kewajiban yang tidak
didanai harus dilaporkan dalarn neraca. Oleh karena akumulasi kewajibannya sangat besar, pernyataan FASB memungkinkan transisi
selama periode waktu 20 tahun untuk mengakrualkan seluruh akumulasi manfaat Purnabakti dan bukannya mengharuskan pengakuan
segera atas kewajiban-kewajiban ini.

ESTIMASI BIAYA PENGOBATAN TAHUNAN UNTUK PENSIUNAN

SEBELUM PENERAPAN SESUDAH PENERAPAN


STANDAR FASB STANDAR FASB
PERSENTASE PENERIMAAN GAJI AKTIF 1,10% 6,25%
PERSENTASE LABA SEBELUM PAJAK 2,00% 7,50%
PERSENTASE MODAL PEMEGANG SAHAM 0,50% 2,00%
Rencana Pemberian Insentif. Standar produksi dari Best Manufacturing untuk operasi
perakitan X-5 adalah sebesar 20 unit per jam. Untuk minggu pertama di bulan Mei, catatan seorang
pekerja menunjukkan informasi berikut ini:
JAM KERJA UNIT PRODUKSI
SENIN 140 8
SELASA 160 8
RABU 175 8
KAMIS 180 8
JUMAT 200 8
SOAL Diminta: Hitung pendapatan karyawan untuk setiap kondisi berikut:

(1) Suatu rencana pemberian insentif digunakan dengan tarif yang dijamin sebesar $9 per jam dan
upah premium sebesar 60% untuk waktu yang dihemat dalam produksi di atas standar setiap
hari.

(2) Rencana unit kerja langsung dengan tarif $0,40 perunit di bawah standar, dan $0,48 per unit
sampai tingkat produksi 20% di atas standar, dan $0,56 per unit untuk semua produksi bila
tingkat output lebih dari 20% di atas standar. Setiap hari dihitung secara terpisah.

Anda mungkin juga menyukai