Anda di halaman 1dari 39

PERENCANAAN

DAN
PENGENDALIAN
BIAYA
Bahan Baku: Pengendalian, Perhiutungan
Biaya, dan Perencanaan
OUR 1. ELMAH (2216220037)
2. GALUH INTAN PERTIWI (2216220063)
3. WAHYU NUR NOVITA NINGSIH
(2216220018)

TEAM 4. YAYAH
Perolehan dan Penggunaan Bahan Baku
Menentukan rute dan
menetapkan daftar bahan 1 2 Anggaran produksi
baku yang diperlukan.

Pesanan pembelian
Bukti permintaan 4
pembelian 3

.Laporan penerimaan 5 6 Bukti permintaan


bahan baku

.Laporan penerimaan 7
Pembelian Bahan Baku

1 3

Menerima bukti permintaan Membuat dan


pembelian atas bahan baku, menempatkan pesanan
Menyimpan informasi Mengatur pelaporan
perlengkapan, dan pembelian.
mengenai sumber pasokan, diantara departemen
peralatan harga, dan jadwal pembelian, departemen
pengapalan serta penerimaan, dan
pengantaran. departemen akuntansi.

2 4
Di beberapa perusahaan, departemen pembelian memiliki fungsi tambahan yaitu menyetujui pembayaran atas
setiap faktur yang diterima dari pemasok.
Pembelian Perlengkapan, Jasa, dan Perbaikan
Bukti permintaan pembelian berasal dari:
1. Karyawan bagian gudang yang mengetahui bahwa jumlah persediaan telah mencapai titik pemesanan
kembali.
2. Kelereng catatan bahan baku atau karyawan maupun penyelia departemen lain yang bertanggung jawab
untuk memberitahukan kepada agen pembelian Kapan harus melakukan pembelian.
3. Karyawan bagian riset, insinyur, atau penyelia, maupun karyawan departemen lain yang memerlukan
bahan baku khusus.
4. Program komputer yang dirancang untuk mengingatkan departemen pembelian kapan diperlukan
pengiasian kembali persediaan.

Untuk bahan baku standar, bukti permintaan pembelian mungkin hanya mengindikasikan nomor
persediaan dari suatu item, kemudian terserah kepada agen pembelian untuk menggunakan
pertimbangannya dan menetapkan kebijakan mengenai sumber dan jumlah pasokan. Untuk permintaan
pembelian atas bahan baku non standar, informasi yang mungkin perlu untuk disediakan dalam bukti
permintaan pembelian mencakup cetak biru, nomor katalog, berat, standar, merek, jumlah, dan harga yang
disarankan.
Formulir Pembelian

Formulir pembelian dibagi menjadi tiga, yaitu bukti permintaan pembelian, pesanan pembelian, dan electronic data
interchange (EDI).

Bukti Permntaan Pembelian


Bukti permintaan pembelian berasal dari:
1. Karyawan bagian gudang yang mengetahui bahwa jumlah persediaan telah mencapai titik pemesanan kembali.
2. Kelereng catatan bahan baku atau karyawan maupun penyelia departemen lain yang bertanggung jawab untuk
memberitahukan kepada agen pembelian Kapan harus melakukan pembelian.
3. Karyawan bagian riset, insinyur, atau penyelia, maupun karyawan departemen lain yang memerlukan bahan baku
khusus.
4. Program komputer yang dirancang untuk mengingatkan departemen pembelian kapan diperlukan pengisian kembali
persediaan.

Untuk bahan baku standar, bukti permintaan pembelian mungkin hanya mengindikasikan nomor persediaan
dari suatu item, kemudian terserah kepada agen pembelian untuk menggunakan pertimbangannya dan menetapkan
kebijakan mengenai sumber dan jumlah pasokan. Untuk permintaan pembelian atas bahan baku non standar, informasi
yang mungkin perlu untuk disediakan dalam bukti permintaan pembelian mencakup cetak biru, nomor katalog, berat,
standar, merek, jumlah, dan harga yang disarankan.
Formulir Pembelian

Pesanan Pembelian
Pesanan pembelian, yang ditandatangani oleh agen pembelian atau pihak yang berwenang lainnya, memberikan
wewenang kepada pemasok untuk mengirimkan barang yang telah ditentukan dalam jumlah yang juga telah
ditentukan sesuai dengan persyaratan yang disepakati, pada waktu dan tempat tertentu.Pesanan pembelian
memberikan kepada pemasok deskripsi dari barang dan jasa yang diinginkan, serta persyaratan, harga, dan
instruksi pengiriman. Deskripsi tersebut dapat mengacu pada cetak biru atau spesifikasi yang disertakan. Pesanan
pembelian asli dan kopi tanda terima dikirimkan ke pemasok, sementara salinan yang lain didistribusikan.
Pemasok menandatangani dan mengembalikan salinan tanda terima untuk mengindikasikan bahwa pesanan
tersebut diterima.

Electronic Data Interchange


Electronic Data Interchange (EDI) adalah pertukaran informasi transaksi antara komputer suatu perusahaan
dengan komputer perusahaan lain. Contoh informasi yang dapat ditransfer melalui FDI adalah pesanan
pembelian, faktur, transfer uang ke bank pemasok, dan informasi terbaru atas status suatu pesanan atau lokasi
suatu pengiriman.
Penerimaan
Departemen penerimaan:
( 1 ) membongkar bahan baku yang masuk,
( 2 ) membandingkan jumlah yang diterima dengan daftar perusahaan perkapalan ( shipper's packing list ) ,
( 3 ) mencocokkan bahan baku yang diterima dengan deskripsi dalam pesanan pembelian,
( 4 ) membuat laporan penerimaan,
( 5 ) memberitahukan kepada departemen pembelian mengenai perbedaan yang ditemukan ,
( 6 ) mengatur pemeriksaan apabila diperlukan,
( 7 ) memberitahukan kepada departemen pengantaran dan departemen pembelian mengenai kerusakan yang
terjadi selama bahan baku tersebut dalam perjalanan, dan
( 8 ) mengirimkan bahan baku yang diterima ke lokasi yang sesuai.
Jika bahan baku tidak diperiksa pada saat penerimaan, maka laporan penerima didistribusikan sebagai
berikut : Pertama, departemen penerimaan menyimpan satu salinan dan mengirimkan salinan lainnya ke
departemen pembelian sebagai pemberitahuan ata kedatangan bahan baku, kedua, semua salinan lain dikirimkan
ke departemen pemeriksaa dan kemudian didistribusikan setelah pemeriksaan. Saat pemeriksaan selesai, satu
salinan dikirimkan ke departemen akuntansi untuk dicocokan dengan pesanan pembelian dan faktur pemasok,
kemudian faktur dibayar. Salinan yang lain dikirimkan ke departemen yang sesuai, seperti departemen
pengendalian bahan baku dan perencanaan produksi. Satu salinan lagi dikirimkan ke gudang bersama dengan
bahan baku tersebut. Alternatifnya, data laporan penerimaan dapat dimasukkan secara elektronik, baik
menggunakan keyboard at menggunakan alat scan optik. Data tersebut kemudian ditransfer ke semua penerima
yang sesuai
Persetujuan Faktur dan Pemrosesan Data
Persetujuan faktur adalah penting dalam pengendalian bahan baku, karena proses tersebut
memverifikasi bahwa barang telah diterima sesuai dengan pesanan dan pembayaran dapat dilakukan. Pada
saat bahan baku sampai di departemen penerimaan, perusahaan biasanya juga menerima faktur dari
pemasok. Faktur dan satu salinan pesanan pembelian disimpan di departemen akuntansi. Saat laporan
penerimaan dan pemeriksaan diterima, laporan penerimaan, pesanan pembelian, dan faktur dibandingkan
dalam hal jenis bahan baku, jumlah, harga, diskon, persyaratan kredit, instruksi pengiriman, dan persyaratan
lainnya. Jika faktur sesuai (atau disesuaikan dengan memo debit atau kredit untuk barang yang ditolak, untuk
barang yang kekurangan atau kelebihan jumlahnya, dan seterusnya), klerek faktur memberikan persetujuan
dan melampirkannya ke pesanan pembelian dan laporan penerimaan untuk pembuatan voucher. Data
voucher dijurnal, diposting ke buku pembantu, dan dimasukkan ke jurnal pembayaran kas sesuai dengan
tanggal jatuh tempo pembayaran. Transaksi pembelian memengaruhi akun pengendali dan akun buku
pembantu.

Voucher asli dan dua kopi dikirimkan ke bendahara untuk dibuatkan cek. Bendahara mengirimkan
cek dan voucher asli ke pemasok, menyimpan satu kopi dari voucher, dan mengembalikan salinan yang
lainnya ke departemen akuntansi untuk disimpan di file yang berkaitan dengan pemasok tersebut.
Persetujuan Faktur dan Pemrosesan Data

Saat data faktur diterima di sistem electronic data processing (EDP), klerek utang usaha
menentukan nomor akun yang akan dibebankan dan memasukkannya di suatu terminal. Jika
pesanan pembelian sudah mencantumkan nomor akun ini, sistem akan melakukan langkah ini
secara otomatis dengan cara mengambil nomor akun tersebut dari file komputer yang berisi
data-data mengenai pesanan pembelian. Data dibandingkan dengan pesanan pembelian dan
laporan penerimaan. Kriteria umum yang dapat digunakan untuk mengaitkan semua dokumen
tersebut adalah nomor pesanan pembelian. Kuantitas, nilai dolar, tanggal jatuh tempo, syarat
pembayaran, dan harga per unit dibandingkan dan direkonsiliasi. Ketika semuanya sesuai, data
biaya dimasukkan ke file utang usaha (dan daftar dalam bentuk jurnal dihasilkan, sesuai
keperluan). Alternatifnya, pembayaran dapat dilakukan dengan segera melalui EDI atau cek yang
dihasilkan oleh komputer. Data penerimaan diposting ke catatan pembantu bahan baku. Posting
tersebut dan pengeluaran bahan baku diproses secara elektronik untuk menghilangkan posting
secara manual.
Biaya Perolehan Bahan Baku
Harga yang tercantum dalam faktur pemasok dan bahan transportasi adalah biaya pembelian barang yang paling
jelas terlihat. Sementara, biaya yang tidak terlalu jelas kelihatan adalah biaya yang dapat disebut biaya akuisisi,
yaitu biaya untuk melakukan fungsi pembelian, penerimaan, pembongkaran, pemeriksaan, asuransi, penyimpanan,
dan akuntansi. Bahan baku biasanya dibukukan sesuai dengan harga faktur yang dibayar ke pemasok, sedangkan
biaya akuisisi dan penyesuaian harga diberlakukan sebagai overhead pabrik.

Diskon Pembelian. Diskon perdagangan dan diskon pembelian dalam jumlah besar biasanya tidak dicatat oleh
catatan akuntansi manapun, melainkan keduanya diperlakukan sebagai pengurang harga. Yaitu, harga yang
dibayar ke pemasok dicatat pada harga sesudah diskon. Meskipun karakteristik dari diskon tunai adalah serupa
jumlah yang dibebankan ke akun Bahan Baku, seringkali ditentukan sebelum pengurangan diskon tunai. Akun
Diskon Tunai di kredit untuk menghindari perlunya menghitung diskon tunai untuk setiap item bahan baku.

Beban Angkut Pembelian (Freight-In). Misalnya faktur pemasok sebesar $600 terdiri atas 25 item, yang beratnya
1.700 pon, dan dikirimkan dalam lima kotak, dengan tagihan biaya pengiriman sebesar $48. Biaya setelah
pengiriman totalnya adalah sebesar $648. Apabila unit yang dibeli jumlahnya sedikit dan memiliki biaya per unit
yang besar maka jumlah beban angkut pembelian untuk setiap item mungkin dapat ditentukan dari tarif yang
diberikan oleh perusahaan angkutan tetapi jika tidak demikian dibutuhkan prosedur yang lebih cepat.
Biaya Perolehan Bahan Baku
Jika beban angkut pembelian dimasukkan dalam debit ke akun Bahan Baku di buku besar, maka
beban angkut pembelian dapat ditambahkan secara proporsional ke setiap catatan pembantu bahan baku dari
setiap item. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membebankan setiap dolar bahan baku dengan porsi yang sama
dari beban angkut pembelian. Dengan kata lain hal tersebut dilakukan dengan cara mengalokasikan beban
angkut pembelian berdasarkan biaya bahan baku. Misalnya saja, beban angkut pembelian sebesar $48 atas bahan
baku yang biayam $600 akan menambah biaya setiap item sebesar 8% ($48 - $600). Alternatifnya, berat dari setia
item dalam faktur dapat ditentukan dan digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan beban angkut
pembelian. Jika suatu item beratnya 300 pon, maka beban angkut pembelian sebesar $847 ((300+1.700) x $48)
akan ditambahkan ke harga faktur dari item tersebut.
Alternatif yang lebih sederhana adalah dengan membebankan semua belahan angkut pembelian ke
akun berjudul Beban Angkut Pembelian dan mencatat hanya harga faktur sebagai biaya bahan baku. Saat bahan
baku dikeluarkan untuk produksi bahan baku tersebut akan dikenakan tarif beban angkut pembelian tertentu
sehingga nilainya lebih besar daripada biaya per unit yang tercantum dalam kartu catatan pembantu bahan baku.
Jumlah dari tambahan ini akan di debit ke akun Barang Dalam Proses (untuk bahan baku langsung) atau akun
Pengendali Overhead Pabrik (untuk bahan baku tidak langsung), dan dikredit ke Beban Angkut Pembelian. Saldo
di Beban Angkut Pembelian di akhir periode ditutup ke Harga Pokok Penjualan atau diprotata ke Harga Pokok
Penjualan dan persediaan akhir.
Pendekatan ketiga adalah memasukkan semua beban angkut pembelian di produk tersebut dalam
menghitung tarif overhead pabrik untuk periode itu.
Biaya Perolehan Bahan Baku

Perhitungan Biaya Persediaan untuk Pajak Penghasilan .

Tax Reform Act tahun 1986 memasukkan persyaratan perhitungan biaya persediaan yang baru. '
Aturan kapitalisasi yang seragam mengharuskan dikapitalisasinya beberapa biaya tertentu ke dalam nilai
persediaan. Padahal tadinya, biaya - biaya tersebut dapat dibebankan. Banyak kategori biaya, seperti tenaga kerja
yang melakukan pengerjaan kembali, bahan baku sisa dan barang rusak, pembelian bahan baku, pergudangan,
administrasi pabrik, gaji karyawan kantor yang berhubungan dengan jasa produksi, serta kelebihan biaya
penyusutan di luar nilai yang dihitung untuk pelaporan keuangan, sekarang harus dikapitalisasi ke dalam nilai
persediaan untuk tujuan tersebut. Umumnya, biaya biaya ini juga dapat dikapitalisasi juga untuk pelaporan
keuangan, dengan perkecualian biaya penyusutan dan kondisi di mana tenaga kerja yang melakukan pengerjaan
kembali, bahan baku sisa dan barang rusak mencerminkan kerugian produksi.

Penyimpanan dan Penggunaan Bahan Baku


Bahan baku dan satu salinan laporan penerimaan dikirimkan ke bagian gudang dari departemen
penerimaan atau departemen pemeriksaan. Petugas gudang bertanggung jawab untuk mengamankan bahan
baku menempatkannya di kotak atau lokasi lain sampai dibutuhkan dan memastikan bahwa semua bahan baku
yang dikeluarkan dari gudang sesuai dengan bukti permintaan bahan baku yang bersangkutan.
Pengeluaran dan Perhitungan Biaya Bahan Baku
Bukti Permintaan Bahan Baku. Bukti permintaan bahan baku memberikan otorisasi bag petugas gudang untuk
mengeluarkan bahan baku. Bukti permintaan tersebut dibuat oleh klerek kepala departemen, penyelia, atau pemimpin
kelompok dari bagian pengendali produks Bukti permintaan tersebut dibedakan dari bukti permintaan pembelian yang
digunakan untuk membuat pesanan pembelian ke pemasok seperti yang telah dibahas sebelumnya. Bukti permintaan bahan
baku digunakan untuk mengeluarkan bahan baku dari gudang. Bukti permintaan tersebut merupakan dokumen sumber dari
pencatatan di buku pembantu bahan baku di bagian pengeluaran. Semua penarikan bahan baku menghasilkan jurnal ikhtisar
yang mengkredit Bahan Baku dan mendebit Barang dalam Proses, Pengendali Overhead Pabrik, Beban Pemasaran, atau
Beban Administratif.

Pemrosesan Data Elektronik (Electronic Data Processing- EDP) untuk Bukti Permintaan Bahan Baku. Ketika EDP
digunakan untuk bukti permintaan bahan baku, maka informasi permintaan dimasukkan dan dikirimkan secara elektronik dan
bukannya dalam bentuk dokumen kertas. Sistem tersebut menghasilkan ikhtisar bahan baku sesuai kebutuhan dan
memutakhirkan buku pembantu serta akun buku besar secara otomatis.

Daftar Bahan Baku yang Diperlukan (Bill of Materials - BOM). Daftar bahan baku yang diperlukan memuat daftar dari
semua bahan baku yang diperlukan untuk suatu pesanan atau production run tertentu. Daftar tersebut dapat menghemat
waktu dan mengurangi kesalahan karena berguna sebagai salinan induk dari bukti permintaan bahan baku untuk produk
tersebut . Saat suatu pesanan atau production run dimulai, semua bahan baku yang terdapat dalam BOM dikirimkan ke pabrik
atau dikeluarkan sesuai dengan jadwal tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. BOM merupakan media posting yang
merepotkan. EDP dapat memperbaiki prosedur tersebut dengan cara memberikan cetakan BOM, memproses informasi secara
internal, dan memutakhirkan semua catatan akuntansi secara otomatis.
Buku Pembantu Bahan Baku

Sistem persediaan perpetual memasukkan setiap penambahan dan setiap pengurangar persediaan ke dalam buku
pembantu bahan baku agar catatan tersebut selalu terkini. Catalar in oleh akun Bahan Baku di buku besar. Selain
menunjukkan jumlah dan harga dari setiap jenis baik dalam bentuk kertas maupun elektronik, merupakan buku pembantu
yang dikendalikar bahan baku yang diterima, dikeluarkan, dan tersedia, catatan tersebut biasanya memuat rincian dari nomor
akun, deskripsi jenis bahan baku, serta lokasi dan jumlah maksimum atau minimum yang harus tersedia. Buku pembantu
bahan baku yang baru dibuat dan yang lama dihapus ketika terjadi perubahan dalam jenis bahan baku yang disimpan di
persediaan. Buku pembanta paralel dengan kolom debit, kredit, dan saldo yang sudah tidak asing lagi, tetapi menggunakan
judul Diterima, Dikeluarkan, dan Persediaan. Kolom tambahan dapat ditambahkan untuk mencatat nomor laporan
penerimaan dan nomor bukti permintaan bahan baku.
Alternatif dari sistem persediaan perpetual adalah sistem persediaan periodik, di mana pembelian ditambahkan ke
persediaan awal, kemudian persediaan akhir dihitung secara fisik dan biayanya dikurangkan dari jumlah tersebut, lalu
selisihnya dianggap sebagai biaya bahan baku yang dikeluarkan.

Model Kuantitatif

Persediaan berfungsi sebagai pengaman antara produksi dengan konsumsi barang. Persediaan ada dalam
berbagai bentuk: bahan baku yang menunggu untuk diproses; produk atau komponen yang separuh selesai, dan
persediaan barang jadi di pabrik, dalam perjalanan, di titik distribusi gudang, dan di gerai ritel.
Merencanakan Kebutuhan Bahan Baku

Perencanaan bahan baku berurusan dengan dua faktor fundamental, yaitu jumlah dan waktu pembelian.
Penentuan berapa banyak yang akan dibeli dan kapan akan membeli melibatkan dua jenis biaya yang saling berlawanan,
yaitu: biaya penyimpanan persediaan (cost of carrying inventory) dan biaya karena tidak menyimpan cukup persediaan.
Karakteristik dari biaya-biaya yang saling berlawanan ini diilustrasikan dalam perbandingan berikut :
Kuantitas Pemesanan Ekonomis (EOQ)

Kuantitas pemesanan ekonomis (economic order quantity-EOQ) adalah jumlah persediaan yang dipesan pada suatu waktu
yang meminimalkan biaya persediaan tahunan. Jika suat perusahaan tidak terlalu sering membeli bahan baku dan melakukan
pembelian terseb dalam jumlah besar (kebalikan dari hal ini adalah pendekatan just-in-time). Biaya penyimpanan bahan baku
sering kali dinyatakan sebagai persentase terhadap investasi rata - rata dalam persediaan, karena biaya variabel yang paling
umum adalah bunga atau biaya modal. Biaya lain dapat diestimasikan dan sebaiknya dibatasi hanya pada biaya - biaya yang
bervariasi dengan tingkat persediaan. Biaya pemesanan mencakup biaya untuk membuat bukti permintaan pembelian
pesanan pembelian, dan laporan penerimaan; menangani kiriman; komunikasi dengan pemasok; dan akuntansi atas
pengantaran dan pembayaran. Bergantung pada banyak faktor, biaya tersebut banyak berkisar antara 10% sampai 35% dari
raya-rata investasi dalam persediaan.

Kalkulasi diferensial memungkinkan perhitungan EOQ sebagai berikut:

2 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 × 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛


𝐾𝑢𝑎𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑚𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠 =
𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 × 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛

𝟐 × 𝑹𝑼 × 𝑪𝑶
atau 𝑬𝑶𝑸 =
𝑪𝑼 × 𝑪𝑪
Kuantitas Pemesanan Ekonomis (EOQ)
Rumus tersebut didasarkan pada hubungan berikut:
𝑅𝑈
= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝐸𝑂𝑄
𝑅𝑈 × 𝐶𝑂
= 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝐸𝑂𝑄
𝐸𝑂𝑄
= 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
2
𝐶𝑈 × 𝐶𝐶 × 𝐸𝑂𝑄
= 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
2
𝑅𝑈 × 𝐶𝑂 𝐶𝑈 × 𝐶𝐶 × 𝐸𝑂𝑄
+ = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑖𝑏𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 (𝐴𝐶)
𝐸𝑂𝑄 2
Untuk menentukan jumlah biaya persediaan minimum per tahun, maka: 𝑑𝐴𝐶 −𝑅𝑈 × 𝐶𝑂 𝐶𝑈 × 𝐶𝐶
Apabila = 0; + =0
𝑑𝐸𝑂𝑄 𝐸𝑂𝑄 2 2
𝑅𝑈 × 𝐶𝑂 𝐶𝑈 × 𝐶𝐶 × 𝐸𝑂𝑄
𝐴𝐶 = + 𝐶𝑈 × 𝐶𝐶 𝑅𝑈 × 𝐶𝑂
𝐸𝑂𝑄 2 =
2 𝐸𝑂𝑄 2
𝐶𝑈 × 𝐶𝐶 × 𝐸𝑂𝑄
𝐴𝐶 = 𝑅𝑈 × 𝐶𝑂 × 𝐸𝑂𝑄 −1 + 𝐸𝑂𝑄 2 × 𝐶𝑈 × 𝐶𝐶 = 2 × 𝑅𝑈 × 𝐶𝑂
2
𝑑𝐴𝐶 𝐶𝑈 × 𝐶𝐶 2 × 𝑅𝑈 × 𝐶𝑂
= −𝑅𝑈 × 𝐶𝑂 × 𝐸𝑂𝑄 −2 + 𝐸𝑂𝑄 2 =
𝑑𝐸𝑂𝑄 2 𝐶𝑈 × 𝐶𝐶
𝑑𝐴𝐶 −𝑅𝑈 × 𝐶𝑂 𝐶𝑈 × 𝐶𝐶 2 × 𝑅𝑈 × 𝐶𝑂
= + 𝐸𝑂𝑄 =
𝑑𝐸𝑂𝑄 𝐸𝑂𝑄 2 2 𝐶𝑈 × 𝐶𝐶
Kuantitas Pemesanan Ekonomis (EOQ)

Contoh :
Kebutuhan per tahun sebesar 2.400 unit
Asumsikan diskon pembelian sebagai
Biaya per unit $0,75
berikut:
Biaya pemesanan $20 per pesanan
Persentase biaya penyimpanan 20%
Besar Pesanan Diskon Pembelian
Jawab : (unit) (%)
3.600 8
2 × 𝑅𝑈 × 𝐶𝑂 2 × 2.400 × 20 96.000
𝐸𝑂𝑄 = = = = 640.000 = 800 𝑢𝑛𝑖𝑡
𝐶𝑈 × 𝐶𝐶 0,75 × 20% 0,15 1.800 6
Diskon Pembelian
1.200 5
Penggunaan per tahun dari suatu item 3.600 unit
Biaya per unit $1 (tanpa didiskon) 900 5
Biaya penyimpanan 20% dari rata-rata investasi dalam persediaan
Biaya pemesanan $10 per pesanan 720 4,5

2 × 𝑅𝑈 × 𝐶𝑂 2 × 3.600 × 10 72.000 600 4


𝐸𝑂𝑄 = = = = 360.000 = 600 𝑢𝑛𝑖𝑡
𝐶𝑈 × 𝐶𝐶 1 × 20% 0,20
450 4
Kuantitas Pemesanan Ekonomis (EOQ)
1 2 3 4 5 6 7
Harga per unit ($) 1 1 1 1 1 1 1
Diskon pembelian (%) 8 6 5 5 4,5 4 4
Harga per unit setelah diskon ($) 0,92 0,94 0,95 0,95 0,95 0,96 0,96
Banyaknya pesanan dalam unit 3.600 1.800 1.200 900 720 600 450
Rata-rata persediaan dalam unit* 1.800 900 600 450 360 300 225
Biaya rata-rata persediaan ($) 1.656,00 846,00 570,00 427,50 343,80 288,00 216,00
Biaya bahan baku per tahun ($) (a) 3.312 3.384 3.420 3.420 3.438 3.456 3.456
Biaya penyimpanan (20% dari rata-rata) (b) 331,20 169,20 112,,00 85,50 68,76 57,60 43,20
Biaya pemesanan (c) 10 20 30 40 50 60 80
Total biaya per tahun (a) + (b) + (c) 3.653,20 3.573,20 3.564,00 3.545,50 3.556,76 3.573,60 3.579,20

*(besar pesanan dalam unit + 0)÷2


Rumus EOQ dan Production Runs

Rumus EOQ juga dapat digunakan untuk menghitung jumlah optimum dari suatu peoduction run, dalam
kasus tersebut CO mewakili estimasi dari biaya persiapan (setup cost) dan CU mewakili biaya produksi
variabel per unit.
Contoh :
Item persepian (CO), seperti biaya tenaga kerja untuk mengaturdan menyesuaikan kembali mesin $62
Biaya produksi variable (CU) $2 per unit
Kebutuhan per tahun 6.000 unit
Biaya penyimpanan per tahun 20%

Jawab :

2 × 𝑅𝑈 × 𝐶𝑂 2 × 6.000 × 62 744.000
𝐸𝑂𝑄 = = = = 1.860.000 = 1.324 𝑢𝑛𝑖𝑡
𝐶𝑈 × 𝐶𝐶 2 × 20% 0,40
Menentukan Waktu Pemesanan
Rumus EOQ membahas masalah kuantitas dalam perencanaan persediaan, tetapi pertanyaan kapan pemesanan sebaiknya
dilakukan juga sama pentingnya. Pertanyaan ini dikendalikan oleh tiga faktor: ( 1 ) waktu yang diperlukan untuk pengiriman, (
2 ) tingkat penggunaan persediaan, dan ( 3 ) jumlah persediaan pengaman. Tidak seperti EOQ titik pemesanan tidak memiliki
rumus yang dapat diterapkan dan diterima secara umum. Menentukan titik pemesanan akan relatif lebih sederhana apabila
tersedia prediksi yang tepat untuk tingkat penggunaan dan waktu tunggu (lead time), yaitu interval waktu antara saat
pemesanan dilakukan dengan saat bahan baku tersedia di pabrik untuk produksi.
Contoh :
Asumsikan suatu perusahaan menggunakan satu item yang dipesan 10 kali per tahun. Biaya dari satu kali kehabisan
persediaan adalah sebesar $30, biaya penyimpanan sebesar $0,50 per taahun per unit, dan probabilitas terjadinya kehabisan
persediaan berikut diestimasikan untuk berbagai tingkat persediaan pengaman:

Persediaan pengaman (unit) Probabilitas Kehabisan Persediaan (%)

0 40

50 20

100 10

200 5
Menentukan Waktu Pemesanan
Total biaya penyimpanan dan total biaya kehabisan persediaan pada setiap tingkat persediaan pengaman ditentukan sebagai
berikut:
(A) (B) (C) (D) (D)

Total Biaya Total Biaya


Persediaan Perkiraan Terjadinya
Kehabisan Total Biaya Kehabisan
Pengaman Kehabisan Persediaan
Persediaan Penyimpanan Persediaan dan Biaya
(unit) per Tahun
($) Penyimpanan ($)

0 4 120 0 120
50 2 60 25 85
100 1 30 50 80
200 0,5 15 100 115
Catatan:
B = Jumlah pesanan per tahun (misalnya 10) x probabilitas kehabisan persediaan
C = B x biaya dari satu kali kehabisan persediaan (misalnya $30)
D = A x biaya untuk penyimpanan satu unit dalam persediaan selama satu tahun (misalnya $50)
E=C+D
Dalam ilustrasi ini, tingkat persediaan pengaman yang optimum adalah 100 unit, karena total biaya kehabisan
persediaan dan biaya penyimpanan diminimalkan di tingkat ini.
Rumus untuk Menentukan Titik Pemesanan
Titik pemesanan didasarkan pada penggunaan selama waktu yang diperlukan untuk pembuatan permintaan pembelian,
pemesanan, dan penerimaan bahan baku, plus cadangan untuk profeksi terhadap kehabisan persediaan. Titik pemesanan
(order print) dicapai bila jumlah yang tersedia sama dengan kebutuhan yang diperkirakan; yaitu saat jumlah persediaan
yang tersedia dan jumlah persediaan yang akan diterima sama dengan jumlah persediaan yang akan digunakan selama
waktu tunggu dan jumlah persediaan pengaman. Dalam bentuk persamaan, titik pemesanan dapat dinyatakan sebagai :
I + QD = LTQ + SSQ
Di mana :
I = Saldo persediaan yang ada
QD = Jumlah yang akan diterima ( sebelum I habis ) dari pesanan yang sebelumnya sudah dilakukan , transfer bahan baku ,
dan retur ke gudang.
LTQ = Jumlah yang akan digunakan selama waktu tunggu , yang setara dengan waktu tunggu normal dalam bulan ,
minggu , atau hari , dikalikan dengan penggunaan normal selama sebulan , seminggu , atau sehari.
SSQ = Jumlah persediaan pengaman.

Jika penggunaan mingguan dari item persediaan tersebut adalah 175 unit, dan waktu tungga normal adalah empat
minggu, tetapi bisa mencapai 9 minggu, maka titik pemesanan adalah 1.575 unit. Jumlah ini dihitung sebagai berikut: 700
unit penggunaan normal selama waktu tunggu (175 unit x 4 minggu) plus 875 unit persediaan pengaman (175 unit x 5
minggu). Asumsikan bahwa persediaan awal sebesar 2.800 unit tanpa ada pesanan yang sudah dilakukan tetapi barangnya
belum diterima, penggunaan, jadwal pengiriman dan tingkat persediaan maksimum adalah:
Rumus Untuk Menentukan Titik Pemesanan
Jumlah unit di persediaan awal 2.800
Penggunaan sampai ke titik pemesanan kembali
(1.225 ÷ 175 penggunaan mingguan = 7 Minggu) 1.225
Titik pemesanan kembali 1.575
Penggunaan selama waktu tunggu normal
(700 ÷ 175 penggunaan mingguan = 4 Minggu) 700
Maksimum persediaan atau persediaan pengaman pada tanggal
pesanan diterima dengan asumsi waktu tunggu dan penggunaan normal 875
Jumlah pesanan yang diterima 2.090
Maksimum persediaan dengan asumsi waktu tunggu dan penggunaan normal 2.965

Di kebanyakan perusahaan , penggunaan normal yang konstan jarang terjadi karena penggunaan bergantung pada produksi dan
produksi bergantung pada penjualan . Misalnya , jika tingkat penggunaan dapat mencapai 210 unit per minggu dengan waktu tunggu
normal empat minggu , namun bisa mencapai sembilan minggu , maka persediaan pengaman adalah sebesar 1.190 unit dan titik
pemesanan adalah 1.890 unit , yang dihitung sebagai berikut :

Penggunaan normal untuk waktu tunggu normal selama 4 minggu


(175 unit x 4 minggu) 700 unit
Persedia pengaman:
Penggunaan normal untukpenundaan selama 5 minggu
(175 unit x 5 minggu) 875
Variasi penggunaan ((210 – 175) x 9 minggu) 315 1.190 unit
Titik pemesanan 1.890 unit
Kuantitas Pemesanan Ekonomis (EOQ)

Asumsikan persediaan awal sebesar 2.800 unit dan tiak ada pessanan yang sudah dilakukan, tetapi barangnya
belum diterima. Penggunaan, jadwal pemessanan, dan tingkat persediaan maksimum menjadi:

Jumlah unit di persediaan awal 2.800


Penggunaan sampai ke titik pemesanan kembali
(910 ÷ 210 penggunaan maksimum per minggu = 4,3 Minggu) 910
Titik pemesanan kembali 1.890
Penggunaan selama waktu tunggu normal
(700 ÷ 175 penggunaan mingguan = 4 Minggu) 700
Maksimum persediaan atau persediaan pengaman pada tanggal
pesanan diterima dengan asumsi waktu tunggu dan penggunaan normal 1.190
Jumlah pesanan yang diterima 2.090
Maksimum persediaan dengan asumsi waktu tunggu dan penggunaan normal 3.280
Pengendalian Bahan Baku
Pengendalian bahan baku dilakukan melalui pengaturan fungsional, pembebanan tanggung jawab, dan bukti-
bukti dokumenter. produksi dan dar Manajer pembelian dan manajer produksi terutama tertarik pada pengendalian
unit; mereka berpikir, memesan, dan melakukan permintaan dalam unit dan bukannya dalam nilai uang. Manajemen
eksekutif paling berkepentingan pada pengendalian finansial dari persediaan. Para eksekutif ini berpikir dalam hal
tingkat pengembalian yang memadai atas modal yang digunakan, yaitu nilai uang yang diinvestasikan dalam
persediaan harus digunakan secara efisien dan efektif. Pengendalian persediaan akan beroperasi dengan berhasil
apabila peningkatan atau penurunan dalam persediaan mengikuti pola yang telah ditentukan atau diperkirakan
sebelumnya, di mana pola tersebut berkaitan erat dengan jadwal penjualan dan produksi.

Pengendalian persediaan yang efektif sebaiknya :


1. Menyediakan pasokan bahan baku yang diperlukan untuk operasi yang efisien dan bebas gangguan .
2. Menyediakan cukup persediaan dalam periode di mana pasokan kecil (musiman , siklus , atau pemogokan kerja)
dan mengantisipasi perubahan harga
3. Menyimpan bahan baku dengan waktu penanganan dan biaya minimum serta melindungi bahan baku tersebut
dari kehilangan akibat kebakaran , pencurian , cuaca , dan kerusakan karena penanganan .
4. Meminimalkan item - item yang tidak aktif , berlebih , atau usang dengan cara melaporkan perubahan produk
yang memengaruhi bahan baku.
5. Memastikan persediaan yang cukup untuk pengiriman segera ke pelanggan.
6. Menjaga agar jumlah modal diinvestasikan dalam persediaan berada di tingkat yang konsisten dengan
kebutuhan operasi dan rencana manajemen.
Metode Pengendalian Bahan Baku
Dua metode pengendalian bahan baku yaitu metode siklus pesanan dan metode minimum
maksimum
1. Metode siklus pesanan atau metode tinjauan siklus memeriksa secara periodik status jumlah
bahan baku yang tersedia untuk setiap item atau kelas.
2. Metode minimum maksimum didasarkan pada pernyataan bahwa jumlah dari sebagian besar
item persediaan berada pada kisaran batas tertentu. jumlah maksimum untuk setiap item
ditetapkan. tingkat minimum sudah memasukkan margin pengaman yang diperlukan untuk
mencegah terjadinya kehabisan persediaan selama siklus pemesanan kembali. Tingkat minimum
menentukan titik pemesanan kembali, dan jumlah pesanan sama dengan selisih antara tingkat
maksimum dengan tingkat minimum. Metode ini dapat didasarkan pada observasi fisik atau
dapat dimasukkan ke dalam sistem akuntansi.
Kuantitas Pemesanan Ekonomis (EOQ)

Pengendalian Selektif. Dalam pengendalian selektif, yang juga disebut dengan rencana ABC, signifikansi biaya dari
setiap item dievaluasi.

Nilai Tinggi Nilai Menengah Nilai Rendah


Item A Item B Item C
Kualitas karyawan Yang terbaik Rata-rata Rendah

Catatan yang dibutuhkan Lengkap Sederhana Tidak terlalu penting

Titik pemesanan dan EOQ Sebagai pedoman, sering Peninjauan tidak terlalu Diunakan secara kaku
yang digunakan kali ditinjau ulang sering dilakukan
Jumlah pesanan per tahun Biasanya tinggi Moderat Rendah
Waktu penggantian Sesingkat mungkin Normal Mungkin lama
Jumlah persediaan pengaman Rendah Moderat Tinggi
Perputaran persediaan Tinggi Moderat Rendah
Metode Perhitungan Biaya Persediaan

Ketika biaya aktual dicatat dalam sistem persediaan perpetual, setiap pengeluaran bahan baku dibebankan
sebagai biaya saat bahan baku tersebut berpindah dari gudang ke barang dalam proses sebagai bahan baku
langsung, atau ke pengendali overhead pabrik sebagai bahan baku tidak langsung, atau ke akun beban
pemasaran dan administrasi sebagai perlengkapan. Metode yang paling umum untuk menghitung biaya
persediaan adalah metode masuk pertama, keluar pertama (first in first out - FIFO); rata-rata tertimbang dan
masuk pertama, keluar terakhir ( last in, first out -- LIFO ). Metode lain melibatkan harga pasar, harga
pembelian terakhir, dan biaya standar.

Bahan baku diperdagangkan di pertukaran komoditas seperti kapas, gandum, tembaga, dan minyak mentah
kadang - kadang dibebankan ke produksi pada harga yang dikutip pada tanggal pengeluaran atau tanggal
pembelian terakhir. Hal ini pada dasarnya adalah akuntansi biaya penggantian dan kadang kala digunakan
untuk bahan baku yang nilainya rendah, yang relatif tidak penting dan untuk barang yang tergolong dalam
komoditas. Dalam perhitungan biaya standar, bahan baku yang dikeluarkan dibebankan senilai biaya yang
telah ditentukan sebelumnya atau biaya yang diestimasikan, dan data yang diperlukan untuk catatan bahan
baku hanyalah jumlah fisiknya saja. Hal ini sangat menyederhanakan pekerjaan untuk melakukan posting atas
penerimaan dan pengeluaran bahan baku.
Metode Perhitungan Biaya Persediaan
Metode yang umum, FIFO, rata-rata tertimbang, dan LIFO mencerminkan asumsi yang berbeda mengenai arus biaya, tetapi
arus biaya tidak berarti sama dengan arus fisik dari unit. Meskipun diskusi berikut ini mengacu pada persediaan bahan baku,
metode perhitungan biaya yang sama dapat digunakan ke persediaan barang jadi. Sebagaimana pembahasan mengenai
pembelian dan penggunaan bahan baku, ilustrasi berikut ini mengasumsikan penggunaan sistem persediaan perpetual.
Asumsi arus biaya lain di luar FIFO dapat menyebabkan biaya per unit dipengaruhi oleh keputusan apakah sistem persediaan
perpetual atau periodik yang digunakan. Semua metode diilustrasikan menggunakan transaksi - transaksi berikut ini :

Feb. 1 Saldo awal: 800 unit @$6 per unit

4 Diterima 200 unit @$7 per unit

10 Diterima 200 unit @$8 per unit

11 Dikeluarkan 800 unit

12 Diterima 400 unit @$8 per unit

20 Dikeluarkan 500 unit

25 Dikembalikan 100 unit yang berlebih dari pabrik ke gudang untuk dicatat dengan harga pengeluaran terakhir (
atau pada harga pengeluaran aktual jika secara fisik dapat di identifikasikan).
28 Diterima 600 unit @$9 per unit
First In , First Out ( FIFO )
Ketika bahan baku dikeluarkan, metode FIFO membebankan biaya bahan baku tersebut sesuai dengan harga
persediaan tertua yang ada di gudang. Metode FIFO mudah diterapkan apabila hanya ada beberapa penerimaan
bahan baku yang berbeda di catatan bahan baku pada suatu saat, tetapi akan merepotkan apabila pembelian sering
kali dilakukan dengan harga yang berbeda-beda dan jika unit dari beberapa pembelian ada di dalam gudang pada
saat yang bersamaan.

Biaya Rata - rata Tertimbang

Metode rata-rata tertimbang mengasumsikan bahwa biaya dari setiap pengeluaran bahan baku merupakan bauran
dari semua biaya pengiriman yang ada di gudang pada saat pengeluaran tersebut terjadi. Sering kali, tidak mungkin
menandai atau melabelkan setiap item bahan baka dengan harga fakturnya untuk mengidentifikasi harga akuisisi dari
unit yang digunakan.

Last In , First Out (LIFO)


Metode LIFO membebankan biaya dari pembelian yang paling terakhir dalam persediaan ke setiap batch bahan baku
yang dikeluarkan ke produksi. Logika di balik metode ini adalah biaya yang paling terakhirlah yang paling mendekati
biaya penggantian unit yang digunakan sehingga merupakan biaya yang paling berarti untuk dikaitkan dengan
pendapatan dalam menghitung laba.
Last In , First Out (LIFO)
Dalam metode LIFO, tujuannya adalah untuk membebankan biaya dari pembelian terakhir dan membiarkan biaya yang
paling tua di akun persediaan. Ada beberapa cara untuk menerapkan metode LIFO. Oleh karena setiap variasi menghasilkan
angka yang berbeda untuk biaya bahan baku yang dikeluarkan, biaya persediaan akhir, dan laba, maka adalah penting untuk
mengikuti prosedur yang dipilih secara konsisten. Metode ini akan ditampilkan di bawah. Dalam ilustrasi ini, saldo
persediaan baru dihitung setiap pengeluaran bahan baku, dengan persediaan akhir terdiri atas 1.000 unit yang biayanya
sebesar $ 7.800. Jika sistem persediaan periodik yang digunakan dan bukannya sistem persediaan perpetual, biaya bahan
baku yang dikeluarkan ditentukan di akhir periode dengan mengabaikan pengeluaran harian dan secara sederhana
mengurangi persediaan akhir dari total saldo awal ditambah total penerimaan . Persediaan akhir akan terdiri atas :
800 unit @ $6, persdiaan awal $4.800
200 unit @ $7, dari pembelian tertua di tanggal 4 Februari 1.400
1.000 unit persediaan LIFO di akhir bulan Februari (system periodik) $6.200

LIFO Nilai Dolar. Metode LIFO pada umumnya tidak praktis digunakan oleh perusahaan yang memiliki banyak jenis
persediaan dan yang mengubah bauran persediaannya secara berkala. Penggunaan metode ini dalam kondisi tersebut
secara virtual memastikan likuidasi berkala atas biaya dari lapisan dasar LIFO dan hilangnya kelebihan LIFO. Akibatnya,
banyak perusahaan menggunakan metode LIFO nilai dolar untuk laporan keuangan dan pajak penghasilan. Metode ini
mengurangi baik biaya untuk administrasi LIFO dan frekuensi terlikuidasinya lapisan - lapisan LIFO. Selain itu, penghematan
pajak penghasilan dalam periode di mana harga naik akan lebih tinggi apabila metode LIFO nilai dolar digunakan. Unit yang
dikeluarkan dihitung biayanya menggunakan metode biaya rata - rata tertimbang, FIFO, atau asumsi aliran biaya lainnya.
BIAYA RATA-RATA TERTIMBANG
Diterima Dikeluarkan Persediaan

Tanggal Jumlah Biaya per Total Jumlah Biaya per Total Jumlah Biaya per Total Saldo ($)
Unit ($) Biaya ($) Unit ($) Biaya ($) Unit ($) Biaya ($)
Feb 1 800 6 4.800 4.800

4 200 7 1.400 800 6 4.800


200 7 1.400 6.200
10 200 8 1.600 800 6 4.800
200 7 1.400
200 8 1.600 7.800
11 800 6 4.800 200 7 1.400
200 8 1.600 3.000
12 400 8 3.200 200 7 1.400
600 8 4.800 6.200
20 200 7 1.400
300 8 2.400 300 8 2.400 2.400
25 100* 8 800 400 8 3.200 3.200

28 600 9 5.400 400 8 3.200


600 9 5.400 8.600
BIAYA RATA-RATA TERTIMBANG

Diterima Dikeluarkan Persediaan

Tanggal Jumlah Biaya per Total Jumlah Biaya per Total Jumlah Biaya per Total Saldo
Unit ($) Biaya ($) Unit ($) Biaya ($) Unit ($) Biaya ($)
Feb 1 800 6 4.800

4 200 7 1.400 1.000 6,20 6.200

10 200 8 1.600 1.200 6,5 7.800

11 800 6,50 5.200 400 6,5 2.600

12 400 8 3.200 800 7,25 5.800

20 200 7,25 3.625 300 7,25 2.175

25 100 7,25 725 400 7,25 2.900

28 600 9 5.400 1.000 8,30 8.300


Last In , First Out (LIFO)
Diterima Dikeluarkan Persediaan

Tanggal Jumlah Biaya per Total Biaya Jumlah Biaya per Total Jumlah Biaya per Total Saldo
Unit ($) ($) Unit ($) Biaya ($) Unit ($) Biaya ($)

Feb 1 800 6 4.800 4.800

4 200 7 1.400 800 6 4.800


200 7 1.400 6.200

10 200 8 1.600 800 6 4.800


200 7 1.400
200 8 1.600 7.800

11 200 8 1.600
200 7 1.400
400 6 2.400 400 6 2.400 2.400
12 400 8 3.200 400 6 2.400
400 8 3.200 5.600

20 400 8 3.200
100 6 600 300 6 1.800 1.800
25 100 6 600 400 6 2.400 2.400
28 600 92 5.400 400 6 2.400
600 9 5.400 7.800
LATIHAN SOAL!
Di bawah ini adalah data penjualan dan pembelian persediaan selama tahun 2019 di PT Jayamaju :

Jan 01 Persediaan awal 100 unit Rp 100.000


Feb 05 Pembelian 300 unit Rp 120.000
Mar 07 Penjualan 100 unit Rp 150.000
April 10 Penjualan 100 unit Rp 150.000
Jun 05 Pembelian 100 unit Rp 130.000
Jul 06 Penjualan 200 unit Rp 160.000
Ags 08 Pembelian 300 unit Rp 125.000
Okt 09 Penjualan 100 unit Rp 160.000
Nov 03 Penjualan 200 unit Rp 170.000
Des 01 Pembelian 100 unit Rp 130.000

Buatlah kartu catatan bahan baku menggunakan metode FIFO, LIFO, dan AVERAGE!
MAKASIH,
SANGKYUUU!

SEMANGAT, GUYS!
KALIAN DEPRESOT, YA? SAMA, KOK, KAMI
JUGA.

Anda mungkin juga menyukai