Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH AKUNTANSI BIAYA

BAHAN BAKU: PENGENDALIAN, PERHITUNGAN BIAYA, DAN


PERENCANAAN

Dosen Pengampu:
Dwi Rahma Fitriani, S.A., M.A.

Disusun Oleh:
1. Ailsa Nathania Siswi (2032550144)
2. Febriani Gita Fadhilah (2032550115)
3. Floransia Nora Katarina (2032550102)
4. Maya Velly Pebriana (2032550155)
5. Risalatul Amalia (2032550085)

PROGRAM STUDI D-III AKUNTANSI


PSDKU POLITEKNIK NEGERI MALANG DI KOTA KEDIRI
TAHUN PELAJARAN
2021/2022
1. PEROLEHAN DAN PENGGUNAAN BAHAN BAKU
Proses produksi dan kebutuhan bahan baku bervariasi sesuai dengan
ukuran dan jenis industri dari perusahaan, pembelian dan penggunaan bahan
baku biasanya meliputi langkah-langkah berikut :
1. Untuk setiap produk atau variasi produk, insinyur menentukan rute (routing)
untuk setiap produk, yang merupakan urutan operasi yang dilakukan, dan
sekaligus menetapkan daftar bahan baku yang diperlukan, yang merupakan
daftar kebutuhan bahan baku untuk setiap langkah dalam urutan operasi
tersebut.
2. Anggaran produksi ( production budget ) menyedikan rencana utama, dari
mana rincian mengenai bahan baku dikembangkan.
3. Bukti permintaan pembelian atau ( purchase requisition ) menginformasikan
agen pembelian mengenai jumlah dan jenis bahan baku yang dibutuhkan.
4. Pesanan pembelian ( purchase order ) merupakan kontrak atas jumlah yang
harus dikirimkan.
5. Laporan penerimaan (receiving report ) mengesahkan jumlah yang diterima,
dan mungkin juga melaporkan hasil pemeriksaan dan pengujian mutu.
6. Bukti permintaan bahan baku (material requisition) memberiakan wewenang
bagi gudang untuk mengirimkan jenis dan jumlah tertentu dari bahan baku
ke department tertentu pada waktu tertentu.
7. Kartu catatan bahan baku ( material record card ) mencatat setiap
penerimaan dan pengeluaran dari setiap jenis bahan baku dan berguna
sebagai catatan persediaan perpetual.

1.1 Pembelian Bahan Baku


Dalam oraganisasi besar, pembelian bahan baku biasanya dilakukan
oleh departemen pembelian, yang dikealai oleh agen pembelian. Adapun
tugas dari departemen pembelian adalah :
a) menerima bukti permintaan pembelian atas bahan baku, perlengkapan
dan peralatan.
b) menyimpan informasi mengenai sumber pasokan harga dan jadwal
pengapalan serta penghantaran.
c) membuat dan menempatkan pesanan pembelian.
d) mengatur pelaporan diantara departemen pembelian, penerimaan dan
akuntansi.

Di beberapa perusahaan, departemen pembelian memiliki fungsi


tambahan yaitu menyetujui pembayaran atas setiap faktur yang diterima dari
pemasok.

1.2 Pembelian Perlengkapan, Jasa, dan Perbaikan


Langkah-langkah pembelian bahan baku berikut ini dapat diterapkan
ke semua departemen divisi di suatu perusahaan. Bukti permintaan
pembelian, pesanan pembelian, dan laporan penerimaan dapat diterapkan
untuk perlengkapan dan peralatan kantor, kafetaria perusahaan, unit PPPK ,
kantor bendahara, serta departemen-departemen lainnya.

1.3 Formulir Pembelian


Formulir utama yang diperlukan dalam pembelian adalah bukti
permintaan pembelian dan pesanan pembelian:
Bukti permintaan pembelian. Bukti permintaan pembelian berasal
dari (1) karyawan bagian gudang yang mengeahui jumlah persediaan telah
mencapai titik pemesanan kembali. (2) klerek catatan bahan baku atau
karyawan maupun penyelia departemen lain yang bertanggung jawab untuk
memberitahukan kepada agen pembelian kapan harus dilakukan pembelian.
(3) Karyawan bagian riset, insinyur, ataupun penyelia maupun karyawan
departemen lain yang memerlukan bahan baku khusus. (4) program
computer yang dirancang untuk meningkatkan department pembeian kapan
diperlukan pengisian kembali persediaan. Setiap kopi dari bukti permintaan
embelian tetap dpegang oleh si pembuat, dan aslinya dikirimkan ke
department pembelian untuk dieksekusi. Catatan-catatan ini dapat berada
dalam bentuk elektronik atau ketras.
Pesanan pembelian. Pesanan pembelian yang ditandatangani oleh
agen pembelian atau pihak yang berwenang lainnya, memberikan
wewenang kepada pemasok untuk mengirimkan barang yang telah
ditentukan dalam jumlah yang juga telah ditentukan sesuai dengan
persyaratan yang disepakati, pada waktu dan tempat terntu. Untuk
mempermudahkan, formulir pemesanan milik pemasok dapat digunakan.
Namun pada prakteknya, formulir pesanan pembelian dibuat oleh
perusahaan pembeli , dan formulir terebut dibuat sesuai dengan kebutuhan
terentu si pembeli.
Electronic data interchange. Electronic data interchange adalah
pertukaran informasi transaksi antara computer uatu peruahaan dengan
computer perusahaan lain. Hal ini merupakan langkah untuk mencapai
lingkungan bisnis tanpa batas ( paperless ) dengan cara menghilangkan
sebanyak mungkin dokumen kertas.

1.4 Penerimaan
Departement penerimaan berfungsi :
1) membongkar bahan baku yang rusak
2) membandingkan jumlah yang diterima dengan daftar perusahaan
perkapalan ( shippers packing list)
3) mencocokan bahan baku yang diterima dengan deskripsi dalam pesanan
pembelian.
4) membuat laporan penerimaan.
5) memberitaukan kepada department pembelian mengenai perbeaan yang
ditemukan
6) mengatur pemeriksaan apabila diperlukan.
7) memberitahukan kepada department pengantaran dan department
pembelian mengenai kerusakan yang terjadi selama bahan baku tersebut
dalam perjalanan.
8) mengirimkan bahan baku yag diterima kelokasi yang sesuai.

Laporan penerimaan menunjukan nomor pesanan pembelian, omor


akun yang akan dibebankan, nama pemasok, rincian mngenai transortasi,
serta jumlah dan jenis barang yang diterima. Laporan tersebut juga
menyediakan ruang bagi department pemeriksaan untuk menuliskan
persetujuaannya atas kiriman tersebut maupun jumlah yang ditolak dan alas
an penolakan.

1.5 Persetujuan Faktur dan Pemrosesan Data


Persetujuan faktur adalah penting bagi pengendalian bahan baku,
karena proses tersebut memverivikasi bahwa barang telah diterima sesuai
engan pesanan dan pembelian dapat dilakukan. Pada saat bahan baku sama
di department penerimaan, perusahaan biasanya juga menerima faktur dari
pemasok. Faktur dan satu salinan pesanan pembelian disimpan di
department akuntansi. Saat laporan penerimaan dan pemeriksaan diterima,
laporan penerimaan , pesanan pembelian dan faktur dibandingkan dalam hal
jenis bahan baku, jumlah, harga , diskon, persyaratan kredit, instruksi
pengiriman, dan persyaratan lainnya. Jika faktur sesuai (atau disesuaikan
dengan memo debit atau kredit untuk barang yang ditolak, untuk barang
yang kekkurangan atau kelebihan jumlahnya, dan seterusnya), klerek faktur
memberikan persetujua dan melampirkannya ke pesanan pembelian dan
laporan penerimaan untuk pembuatan vocucher. Data voucher dijurnal,
diposting ke buku pembantu, dan dimasukan kejurnal pembayaran kas
sesuai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran. Transaksi pembelian
memengaruhi akun pengendalian dan akun buku pembantu.

1.6 Biaya Perolehan Bahan Baku


Biaya yang tercantum dalam faktur pemasok dan beban transportasi
adalah bebean pembelian barang yang terlihat, sedangkan biaya yang tidak
terlihat biasa disebut dengan biaya akuisisi. Biaya akuisisi adalah biaya
untuk melakukan fungsi pembelian, penerimaan, pembongkaran,
pemeriksaan, asuransi, penyimpanan, dan akuntansi. Keterbatasan praktis
yang mempengaruhi biaya biaya tersebut, disebabkan oleh penyesuaian
setiap faktur dengan biaya akuisisi yang terlibat memerlukan usaha yang
biayanya lebih besar daripada manfaat yang diperoleh.
Diskon Pembelian. Diskon perdagangan dan diskon pembelian
dalam jumlah besar tidak dicatat oleh catatan akuntansi, melainkan
diberlakukan sebagai pengurangan harga.
Beban Angkut Pembelian (Freight-In). Beban angkut pembelian
merupakan biaya bahan baku tetapi bisa muncul beberapa kesulitan praktis
dalam akuntansi untuk biayanya.Contohnya faktur pemasok sebesar $ 00
terdiri atas 25 item, yang mempunyai berat 1.700 pob, dan dikirimkan
dalam 5 kotak dengan tagihan biaya $ 48. Setelah dijumlahkan total biaya
setelah dikirim adalah $ 648. Jadi, berapa banyak beban angkut pembelian
yang sebaiknya dikenakan dalam faktur dan berapa harga per unit yang
sebaiknya dicatat dalam catatan pembantu bahan baku? Jawabannya salah
jika unit yang dibeli jumlahnya sedikit dan memiliki biaya per unit yang
besar, maka jumlah beban angkut pembelian untuk setiap item mungkin
dapat ditentukan dari tarif yang diberikan perusahaan, tetapi jika tidak ada
maka butuh prosedur yang lebih cepat.
Alternatif yang lebih sederhana adalah dengan membebankan semua
beban angkut pembelian ke akun beban angkut pembelian dan mencatat
harga faktur sebagai biaya bahan baku. Pendekatan lainnya dengan
memasukan semua beban angkut pembelian di periode tersebut dalam
perhitungan tarif overhead pabrik untuk periode itu.
Biaya Akumulasi yang Dibebankan. Jika bahan baku akan
memasukan biaya akuisisi, maka suatu tarif pembebanan tertentu dikenakan
de setiap faktur dan setiap item dari pada membebankan biaya ini ke
overhead pabrik. Untuk biaya dapat menggunakan tarif tunggal maupun tarif
yang dipisah untuk setiap kelas biaya sebagai berikut :
Logika dari pendekatan ini adalah dengan logika yang digunakan
dalam perhitungan biaya aktivitas. Pendekatan ini menghasilkan perlakuan
akuntansi berikut:

Bahan baku (atau barang dalam proses) xxx


Biaya departemen pembelian dibebankan
Biaya departemen pembelian penerimaan dibebankan xxx
Biaya departemen bahan baku dibebankan xxx
Biaya departemen akuntansi dibebankan xxx

Di akhir periode, selisih antara biaya yang terjadi dengan jumlah


yang dibebankan mencerminkan biaya yang dibebankan terlalu rendah atau
terlalu tinggi.
Perhitungan Biaya Persediaan untuk Pajak Penghasilan. Tax
Reform Act (1986) memasukan persyaratan perhitungan biaya persediaan
yang baru,dengan aturan kapasitas sama yang mengharuskan biaya tertentu
dalam nilai persediaan (tenaga kerja yang melakukan pekerjaan kembali,
bahan baku sisa dan barang rusak pembelian bahan baku, pergudangan,
administrasi pabrik, gaji karyawan kantor yang berhubungan dengan jasa
produksi, dll) serta kelebihan biaya penyusutan diluar nilai yang dihitung
untuk laporan keuangan. Sebelumnya biaya - biaya tersebut bisa dibebankan,
tetapi biaya – biaya tersebut bisa dikapitalisasi juga untuk pelaporan
keuangan dengan pengecualian biaya penyusutan dan kondisi di mana
tenaga kerja yang melakukan pekerjaan kembali.

1.7 Penyimpanan dan Penggunaan Bahan Baku Baru


Bahan baku dan salinan laporan penerimaan akan dikirimkan ke
bagian gudang dari departemen penerimaan,Petugas gudang bertanggung
jawab untuk mengamankan bahan baku, menempatkan ke kotak atau lokasi
lain sampai dibutuhkan, selain itu petugas juga memastikan bahwa semua
bahan baku yang keluar dari gudang sesuai dengan bukti permintaan bahan
baku yang bersangkutan.

1.8 Pengeluaran Permintaan Bahan Baku


Selain pembelian, penerimaan, pembelian, dan pencatatan yang
efektif, pengendalian bahan baku memerlukan sistem untuk mengeluarkan
bahan baku.
Bukti Permintaan Bahan Baku. Bukti permintaan bahan baku
memberikan otorisasi bagi petugas gudang untuk menggunakan bahan baku.
Bukti permintaan dibuat oleh klerek, kepada departemen, penyelia, atau
pemimpin kelompok dari bagian pengendalian produksi. Bukti permintaan
bahan baku digunakan untuk mengeluarkan bahan baku dari gudang. Bukti
ini merupakan dokumen dari sumber pencatatan di buku pembantu bahan
baku bagian pengeluaran.
Pemrosesan Data Elektronik (Electronic Data Processing - EDP)
untuk Bukti Permintaan Bahan Baku. UDP digunakan untuk bukti
permintaan bahan baku, maka informasi permintaan dimasukan dan dikirim
secara elektronik dan bukan dalam bentuk dokumen kertas.
Daftar Bahan Baku yang Diperlukan (Bill of Materials – BOM).
Daftar bahan baku digunakan untuk membuat daftar dari semua bahan baku
yang diperlukan untuk suatu pesanan tertentu. Daftar ini bisa mengurangi
kesalahan karena berguna sebagai salinan induk dari bukti permintaan bahan
baku untuk produk tersebut

1.9 Buku Pembantu Bahan Baku


Buku pembantu bisa dicatat dalam bentuk kertas atau elektronik
yang merupakan buku yang dikendalikan oleh akun bahan baku di buku
besar. Catatan ini biasanya menunjukan jumlah dan harga dari setiap jenis
bahan baku yang diterima, dikeluarkan, dan yang tersedia, juga memuat
rincian dari nomor akun, deskripsi jenis bahan baku, serta lokasi dan jumlah
maksimum atau minimum yang harus tersedia.Penghapusan buku pembantu
yang lama ketika terjadi perubahan dalam jenis bahan baku yang disimpan
di persediaan.

2. MODEL KUANTITATIF
Persediaan berfungsi untuk pengamanan antara produk dengan konsumsi
barang. Persediaan ada berbagai bentuk seperti, Bahan baku yang menunggu
untuk diproses,produk atau komponen yang separuh selesai, dan persediaan
barang jadi di pabrik, dalam perjalanan, di titik distribusi gudang, dan di gerai
ritel.
2.1 Merencanakan Kebutuhan Bahan Baku
Perencanaan bahan baku berurusan dengan 2 faktor fundamental
yaitu jam dan waktu pembelian. Penentu dari berapa banyak bahan baku
yang akan dibeli dan kapan akan melibatkan 2 jenis biaya yang saling
berlawanan adalah biaya penyimpanan persediaan (cost of carrying
inventory) dan biaya karena tidak menyimpan cukup persediaan.
Karakteristik dari biaya biaya yang berlawanan akan diilustrasikan sebagai
berikut :
2.2 Kuantitas Pemesanan Ekonomis (Economic Order Quantity-EOQ)
Kuantitas pemesanan ekonomis ( ecinomic order quality-EOQ)
adalah jumlah ersediaan yang dipesan pada sutau waktu yang
meminimalkan biaya persediaan tahunan. Jika suatu perusahaan tidak terlalu
sering membeli bahan baku , biaya penyimpanan persediaan menjadi tinggi
karena investasi yang cukup besar dalam persediaan. Jika pembelian
dilakukan dalam jumlah yang kecil, hal ini dapat mengakibatkan biaya
pemesanan yang tinggi. Oleh karena itu, jumlah optimum yang dipesan paa
suatu waktu tertentu ditentukan dengan cara menyeimbangkan dua faktor,
yaitu :
1. Biaya pemilikan (penyimpanan) bahan baku
2. Biaya perolehan (pemesanan) bahan baku
Biaya penyimpanan bahan baku sering kali dinyatakan sebagai
presentase terhadap investasi rata-rata dalam persediaan, karena biaya
variabel yang paling umum adalah bunga atau biaya modal. Dalam kasus
pergudangan atau penyimpanan, misalnya hanya biaya yang bervariasi
dengan perubahan dalam jumlah unit didepan yang dimasukkan. Tetapi,
biaya tenaga kerja dan peralatan yang digunakan gudang umumnya dalah
biaya tetap, yang tidak relevan dalam pengambilan keputusan.
Adapun sulit menetukan biaya yang diakibatkan karena tidak
menyimpan persediaan dalam jumlah yang mencukupi. Tetapi biaya
tersebut harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah pesanan dan titik
pemesanan. Biaya ini merupakan biaya pemesanan. Biaya emesanan
mencangkup biaya untuk membuat bukti permintaan pembelian, pemesanan
pembelian, dan laporan penerimaan, menangani kiriman, komunikasi
dengan pemasok, dan akuntansi atas pengantaran dan pembayaran.
Kalkulasi diferensial memungkinkan perhitungan EOQ dengan
rumus melalui penggunaan informasi jumlah yang diperlukan, harga per
unit, persentase biaya penyimpanan persediaan, dan biaya per pesanan.
Salah satu variasi rumus adalah sebagai berikut :

Berdasarkan istilah EOQ, RU, CO, CU, dan CC sebagaimana yang


dijelaskan diatas, rumus tersebut didasarkan pada hubungan berikut :
Persamaan terakhir kemudian diselesaikan menggunakan kalkulus
diferensial untuk menentukan jumlah biaya persediaan minimum per tahun.

Sebagaimana yang ditunjukkan oleh persamaan terakhir, EOQ


adalah akar kuadrat dari pecahan yang pembilangnya (numerator)adalah dua
kali permintaan produk per tahun dan biay aper pesanan, sedangkan
penyebutannya (denominator) adalah harga per unit produk dan presentase
biaya penyimpanan per tahun. Hasilnya adalah jumlah pesanan yang
membuat total biaya pesanan per tahun sama persis dengan total biaya per
tahun. Dalam batasan jumlah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan
tertentu, EOQ menurunkan total biaya persediaan per tahun sebanyak
mungkin. Rumus EOQ memungkinkan mengasumsikan tingkat penggunaan
bahan baku yang seragam. Ketika menurunkan rumus EOQ, diasumsikan
bahhwa jumlah rata rata unit dalam persediaan sama dengan EOQ/2. Rata-
rata persediaan dapat dihitung secara sederhana sebagai separuh dari jumlah
pesanan hanya jika tingkat penggunaannya seragam.
Untuk mengilustrasikan penggunaan rumus EOQ, asumsikan
kebutuhan per tahun sebesar 2.400 unit, biaya per unit $0.75, biaya
pemesanan $ 20 per pesanan, dan presentase biaya penyimpanan adalah
20%.

Diskon Pembelian. Kadang kala harga pembelian didiskon jika


jumlah pesanannya bessar. Pembelian dalam jumlah besar juga merubah
frekuensi pemesanan, sehingga mengubah total biaya pemesanan. Selain itu,
pembelian dalam jumlah besar juga meibatkan investasi yang lebih besar
dalam persediaan. Semua faktor tersebut mempengaruhi perhitungan EOQ.
Speerti contoh berikut :
Dengan diskon pembelian, biaya bahan baku bukan merupakan nilai
konstan karena dipengaruhi oleh besarnya diskon. Oleh karena itu,
tujuannya untuk mengidentifikasi jumlah pesanan yang meminimalkan
bukan hanya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan saja (b+c di tabel)
tetapi jumlah dari biaya-biaya tersebut plus biaya bahan baku (a+b+c di
tabel).

2.3 Rumus EOQ dan Production Runs


Rumus EOQ juga dapat digunakan untuk menghitung jumlah
optimum dari suatu production run, dalam kasus tersebut CO mewakili
estimasi dari biaya persiapan (setup cost), dan CU mewakili biaya produksi
variabel per unit. Untuk mengilustrasikan hal ini, asumsikan bahwa item
persediaan A88 diproduksi dan bukannya dibeli, biay apersiapan (CO),
seperti biaya tenaga kerja untuk mengatur dan menyesuaikan kembali mesin,
sebesar $62, biaya produksi variabel (CU) sebesar $2 per unit, kebutuhan
per tahun sebesar 6.000 unit , dan biay apenyimpanan per tahun sebesar
20%. Jumlah optimum dari suatu production run dapat dihitung sebagai
berikut
2.4 Menetukan Waktu Pemesanan
Dalam menentukan waktu pemesanan, ada beberapa faktor yang
harus diperhatikan :
1. Waktu yang diperlukan untuk pengiriman
2. Tingkat penggunaan persediaan
3. Jumlah persediaan pengaman
Tidak seperti EOQ, titik pemesanan tidak memiliki rumus yang
dapat diterapkan dan diterima secara umum. Menentukan titik pemesanan
akan relatif lebih sederhana apabila tersedia prediksi yang tepat untuk
tingkat penggunaan dan waktuu tungg(lead time), yaitu interval waktu
antara saat pemesanan dilakukan dengan saat bahan baku tersedia di pabrik
untuk diproduksi. Ada berbagai macam variasi lead time, yaitu :
1. Jika waktu tunggu atau tingkat penggunaan selama periode pemesanan
dibawah perkiraan, maka bahan baku yang tiba sebelum persediaan yang
ada habis digunakan, sehingga menambah biaya penyimpanan bahan
baku
2. Jika waktu tunggu atau tingkat penggunaan diatas waktu perkiraan, maka
akan terjadi kehabisan persediaan beserta biaya-biayanya, termasuk
kehilangan pelanggan
3. Jika waktu tunggu dan tingkat penggunaan rata-rata atau normal
digunakan untuk menentukan titik pemesanan, kehabisan persediaan bisa
diperkirakan akan terjadi pada setiap pesanan

Meramalkan penggunaan persediaan membutuhkan waktu dan uang.


Dalam manajemn persediaan, peramalan adalah beban sekaligus alat bantu
guna menyeimbangkan biaya untuk memperoleh dan biaya untuk
menyimpan persediaan. Oleh karena lamaran yang sempurna hampir tidak
mungkin ada, maka persediaan pengamanan seringkali merupakan proteksi
dengan tingkat biaya yang paling rendah guna mengatasi kehabisan
persediaan. Jumlah persediaan pengaman yang optimum adalah jumlah yang
menghasilkan total biaya akibat kehabisan persediaan plus biaya
penyimpanan persedian pengaman yang paling kecil. Biaya penyimpanan
dihitung dengan cara yang sama seperti EOQ. Total biaya per tahun yang
diakibatkan oleh kehabisan persediaan bergantung pada frekuensi terjadinya
dan biay adari setiap kehabisan persediaan.
Jika tindakan yang diambil pada saat kehabisan persediaan terjadi
adalah menghentikan proses produksi dari pesanan yang mengalami
kekurangan bahan baku dan memulai proses produksi pesanan baru, maka
biaya kehabisan persediaan sama dengan biaya persiapan yang diperlukan
untuk perubahan tersebut. Tetapi, jika produksi tidak dapat diganti ke produk
lain, maka perusahaan mungkin perlu menutup fasilitas produksi sampai
pasokan bahan baku tiba.

Untuk mengilustrasikannya, asumsikan suatu perusahaan


menggunakan satu item yang dipesan 10 kali per tahun. Biaya dari satu kali
kehabisan persediaan adalah sebesar $30, biaya penyimpanan sebesar $0,50
per tahun per unit, dan probabilitasnya terjadi kehabisan persediaan berikut
diestimasikan untuk berbagai tingkat persediaan pengaman :
2.5 Rumus untuk Menentukan Titik Pemesanan
Titik pemesanan didasarkan pada penggunaan selama waktu yang
diperlukan untuk pembuatan permintaan pemebelian, pemesanan, dan
penerimaan bahan baku, plus cadangan untuk proteksi terhadap kehabisan
persediaan. Titik pemesanan (order point) dicapai bila jumlah yang tersedia
sam dengan kebutuhan yang diperkirakan, yaitu saat jumlah persediaan yang
tersedia dan jumlah persediaan yang akan diterima sama dengan jumlah
persediaan yang akan digunakan selama waktu tunggu dan jumlah
persediaan pengaman. Dalam bentuk pemesanan, titik pmesanan dapat
dinyatakan sebagai berikut.

I + QD = LTQ + SSQ
Di mana:
Q = Saldo persediaan yang ada
QD = Jumlah yang akan diterima sebelum dari pesanan yang sebelumnya sudah
dilakukan transfer bahan baku dan teratur ke gudang
LTQ = Jumlah yang akan digunakan selama waktu tunggu yang setara dengan
waktu tunggu normal dalam bulan minggu atau hari dikalikan dengan
penggunaan normal selama sebulan seminggu atau sehari
SSQ = Jumlah persediaan pengaman

Jika penggunaan mingguan dari item persediaan tersebut adalah 175


unit, dan waktu tunggu normal adalah 4 minggu, tetapi bisa mencapai 9
minggu, maka titik pemesanan adalah 1.575 unit jumlah ini dihitung sebagai
berikut: 700 unit penggunaan normal selama waktu tunggu (175 unit x 4
minggu) plus 875 unit persediaan pengaman (175 unit x 5 minggu).
Asumsikan bahwa persediaan awal sebesar 2.800 unit tanpa ada pesanan
yang sudah dilakukan tetapi barangnya belum diterima. Penggunaan, jadwal
pengiriman, dan tingkat kesetiaan maksimum adalah:

Gambar 9-3 racikan perencanaan bahan baku dengan asumsi di atas


yang menunjukkan bahwa kehabisan persediaan tidak akan terjadi kecuali
waktu tunggu melebihi 9 minggu dengan asumsi penggunaan normal.
Di kebanyakan perusahaan, penggunaan normal yang konstan jarang
terjadi karena penggunaan bergantung pada produksi dan produksi
bergantung pada penjualan. Misalnya, jika tingkat penggunaan dapat
mencapai 210 unit per minggu dengan waktu tunggu normal 4 minggu,
namun bisa mencapai 9 minggu, maka persediaan pengaman adalah sebesar
1.190 unit dan titik pemesanan adalah 1.890 unit yang dihitung sebagai
berikut:

Asumsikan persediaan awal sebesar 2.800 unit dan tidak ada pesanan
yang sudah dilakukan namun barangnya belum diterima. Penggunaan,
jadwal pemesanan, dan tingkat persediaan maksimum menjadi:
2.6 Simulasi Komputer Untuk Merencanakan Kebutuhan Bahan Baku
Perencanaan kebutuhan bahan baku (material requirement
planning-MRP) adalah simulasi komputer untuk mengelola kebutuhan
bahan baku berdasarkan daftar bahan baku yang diperlukan untuk setiap
produk, status persediaan, dan proses produksi jadwal utama dari item-item
yang akan diproduksi dan tanggal jatuh temponya dimasukkan ke dalam
computer, yang kemudian mengakses daftar bahan baku yang diperlukan,
waktu tunggu, pengiriman bahan baku, dan jumlah persediaan yang masih
tersedia serta jumlah yang sudah dipesan. Program komputer menghitung
jumlah yang dibutuhkan di setiap lokasi kerja

3. PENGENDALIAN BAHAN BAKU


Pengendalian bahan baku dilakukan melalui pengaturan fungsional,
pembebanan tanggung jawab, dan bukti-bukti documenter. Ada dua tingkat
pengendalian persediaan yaitu pengendalian unit dan pengendalian uang.
Manajer pembelian dan manajer produksi terutama tertarik pada pengendalian
unit, mereka berpikir, memesan, dan melakukan permintaan dalam unit dan
bukannya dalam nilai uang. Manajemen eksekutif paling berkepentingan pada
pengendalian finansial dari persediaan. Para eksekutif ini berpikir dalam hal
tingkat pengembalian yang memadai atas modal yang digunakan, yaitu nilai
uang yang diinvestasikan dalam persediaan harus digunakan secara efisien dan
efektif.
Pengendalian bahan baku harus memenuhi dua kebutuhan yang saling
berlawanan yaitu pertama, menjaga persediaan dalam jumlah dan variasi yang
memadai guna beroperasi secara efisien dan yang kedua yaitu menjaga tingkat
persediaan yang menguntungkan secara finansial. Tujuan dasar dari
pengendalian bahan baku adalah kemampuan untuk melakukan pemesanan pada
waktu yang sesuai dengan sumber terbaik untuk memperoleh jumlah yang tepat.
Pada harga dan kualitas yang tepat pengendalian persediaan yang efektif
sebaiknya:
1. Menyediakan pasokan bahan baku yang diperlukan untuk operasi yang
efisien dan bebas gangguan
2. Menyediakan cukup persediaan dalam periode dimana pasokan kecil
(musiman siklus atau pemogokan kerja) dan mengantisipasi perubahan
harga
3. Menyimpan bahan baku dengan waktu penanganan dan biaya minimum
serta melindungi bahan baku tersebut dari kehilangan akibat kebakaran,
pencurian, cuaca, dan kerusakan karena penanganan
4. Meminimalkan item-item yang tidak aktif berlebihan atau usang dengan
cara melaporkan perubahan produk yang mempengaruhi bahan baku
5. Memastikan persediaannya cukup untuk pengiriman segera ke pelanggan
6. Menjaga agar jumlah modal yang diinvestasikan dalam persediaan
berada di tingkat yang konsisten dengan kebutuhan operasi dan rencana
manajemen

3.1 Metode Pengendalian Bahan Baku


Metode siklus pesanan (order cycling method) atau metode
tinjauan siklus (cycle review method) memeriksa secara periodik status
jumlah bahan baku yang tersedia untuk setiap item atau kelas. Item penting
dengan nilai tinggi biasanya melakukan siklus tinjauan yang pendek. Untuk
item yang tidak penting dengan nilai rendah, siklus tinjauan yang lebih lama
umum digunakan karena jumlah pesanan besar dan kehabisan persediaan
item tersebut tidak terlalu mahal biayanya.
Metode minimum maksimum (min-max metode) didasarkan pada
pernyataan bahwa jumlah dari sebagian besar item persediaan berada pada
kisaran batas tertentu. Metode ini dapat didasarkan pada observasi fisik atau
dapat dimasukkan ke dalam sistem akuntansi. Observasi fisik bahwa titik
pemesanan dapat dicapai diilustrasikan oleh metode dua tempat (two-bin
method). Dalam metode ini, setiap item persediaan disimpan dalam dua
tempat, tumpukan, atau kumpulan. Tempat pertama berisi persediaan yang
mencukupi untuk penggunaan yang terjadi selama periode waktu antara
penerimaan suatu pesanan dengan penempatan pesanan berikutnya. Tempat
yang kedua berisi jumlah normal yang digunakan dari tanggal pemesanan
sampai dengan tanggal pengiriman plus persediaan pengaman.
Pengendalian selektif. Dalam pengendalian selektif, yang juga
disebut dengan rencana ABC, signifikansi biaya dari setiap item dievaluasi.
Item diklasifikasikan ke dalam tiga kategori. Item yang nilainya tinggi dan
merupakan item penting disebut item A dan berada dalam tingkat
pengendalian yang paling ketat. Item yang nilainya menengah disebut item
B dan berada dalam tingkat pengendalian yang moderat. Item yang bukan
merupakan item penting dikendalikan menggunakan pengendalian fisik
yang sederhana, seperti metode dua tempat.

3.2 Pengendalian Keusangan dan Kelebihan Persediaan


Hampir semua organisasi pada suatu waktu diperhadapkan pada
masalah kelebihan dan keusangan persediaan. Apapun penyebabnya,
diperlukan suatu tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan item-item
dari persediaan. Untuk melakukan hal ini, manajemen pertama-tama
sebaiknya memastikan bahwa penumpukan persediaan tidak berlanjut akibat
kebijakan pemesanan saat ini, baru kemudian mengambil langkah-langkah
untuk mengeluarkan kejadian tersebut. Keusangan bahan baku biasanya
terjadi bila suatu produk dirancang ulang atau dihentikan produksinya.
4. RINGKASAN
Manajer bahan baku mengendalikan investasi dalam jumlah yang cukup
signifikan di banyak perusahaan. Fakta ini membuat manajemen bahan baku dan
persediaan lain menjadi perhatian utama. Manajemen dan pengendalian yang
efektif mengharuskan adanya individu-individu yang bertanggung jawab atas,
dan memiliki wewenang untuk sistem pembelian, penanganan, dan pengeluaran
persediaan. Orang-orang ini harus memiliki kemampuan yang memperoleh dan
mengevaluasi data yang diperlukan serta memiliki wewenang untuk mengambil
tindakan yang diperlukan

5. LAMPIRAN: METODE PERHITUNGAN BIAYA PERSEDIAAN


Ketika biaya aktual dicatat dalam persediaan perpetual, setiap
pengeluaran bahan baku dibebankan sebagai biaya saat bahan baku tersebut
berpindah dari gudang ke barang dalam proses sebagai bahan baku langsung,
atau pengendali overhead pabrik sebagai bahan baku tidak langsung, atau ke
akun beban pemasaran dan administrasi sebagai perlengkapan. Metode yang
paling umum untuk menghitung biaya persediaan adalah metode masuk pertama
keluar pertama (first in first out-FIFO), rata-rata tertimbang, dan masuk pertama
keluar terakhir (last in first out-LIFO). Metode lain melibatkan harga pasar,
harga pembelian terakhir, dan biaya standar.
Metode yang umum, FIFO, rata-rata tertimbang, dan LIFO
mencerminkan asumsi yang berbeda mengenai arus biaya, tetapi arus biaya tidak
berarti sama dengan arus fisik dari unit. Asumsi arus biaya lain di luar FIFO
dapat menyebabkan biaya per unit dipengaruhi oleh keputusan apakah sistem
persediaan perpetual atau periodik yang digunakan.

5.1 First In, First Out (FIFO)


Ketika bahan baku dikeluarkan, metode FIFO membebankan biaya
bahan baku tersebut sesuai dengan harga persediaan tertua yang ada di
gudang. Metode FIFO diilustrasikan dalam kartu catatan bahan baku yang
ditampilkan di Gambar 9.4.
Metode FIFO mudah diterapkan apabila hanya ada beberapa
penerimaan bahan baku yang berbeda di catatan bahan baku pada suatu saat,
tetapi akan merepotkan apabila pembelian sering kali dilakukan dengan
harga yang berbeda-beda dan jika unit dari beberapa pembelian ada di
dalam gudang pada saat yang bersamaan.

5.2 Biaya Rata-rata Tertimbang


Metode rata-rata tertimbang mengasumsikan bahwa biaya dari setiap
pengeluaran bahan baku merupakan bauran dari semua biaya pengiriman
yang ada di gudang pada saat pengeluarab tersebut terjadi. Sering kali, tidak
mungkin menandai atau melabelkan setiap item bahan baku dengan harga
fakturnya untuk mengidentifikasi harga akuisisi dari unit yang digunakan.
Logika dari rata-rata tertimbang adalah semua bahan baku sejenis yang
tersedia dikeluarkan secara acak, maka rata-rata tertimbang dari biaya
semua unit yang ada dalam persediaan pada waktu pengeluaran terjadi
merupakan ukuran yang memuaskan dari biaya bahan baku. Jika persediaan
cenderung terdiri atas item-item kecil dengan harga per unit yang kecil, dan
jika harga sering kali mengalami perubahan, metode perhitungan biaya rata-
rata tertimbang akan sangat menarik, karena praktis dan tidak rumit. Merata-
ratajan biaya meminimalkanbdampak yang mungkin timbul akibat fluktuasi
temporer dalam harga, sehingga memberikan estimasi biaya yang kebuh
stabil untuk tender dan pekerjaan di masa datang.
Metode biaya rata-rata tertimbang membagi total biaya dari semua
bahan baku dari kelas tertentu dengan jumlah unit yang tersedia untuk
menemukan biaya rata-ratanya. Biaya dari faktur baru ditambahkan ke
kolom saldo dari bagian persediaan di kartu bahan baku, jumlah unitnya
ditambahkan ke jumlah yang ada, dan total biaya dibagi dengan total jumlah
unit menghasilkan biaya rata-rata yang baru. Bahan baku dikeluarkan sesuai
dengan harga rata-rata sampai pembelian berikutnya dicatat, pada waktu
tersebut biaya rata-rata baru akan dihitung. Metode biaya rata-rata
tertimbang diilustrasikan dalam kartu catatan bahan baku seperti yang
ditampilkan di Gambar 9-5, menggunakan informasi transaksi yang sana
seperti di contoh sebelumnya.

Beberapa perusahaan menentukan rata-rata biaya untuk setiap jenis


bahan baku di akhir setiap bulan dan menggunakan biaya rata-rata ini untuk
seluruh pengeluaran di bulan berikutnya. Ketika sistem persediaan perpetual
tidak digunakan, suatu variasi dari metode biaya rata-rata tertimbang dapat
diterapkan dengan cara menunggu sampai akhir periode untuk menghitung
biaya dari bahan baku yang digunakan. Biaya rata-rata diperoleh dengan
cara menambahkan jumlah unit dan biaya dari total pembelian periode
tersebut ke jumlah unit dan biaya dari persediaan awal, kemudian
menggunakan total biaya tersebut untul menghitung biaya rata-rata.
Hasilnya dapat berbeda dengan hasil yang diperoleh jika menggunakan
metode biaya rata-rata tertimbang dalam sistem persediaan perpetual.

5.3 Last In, First Out (LIFO)


Metode LIFO membebankan biaya dari pembelian yang paling
terakhir dalam persediaan ke setiap batch bahan baku yang dikeluarkan ke
produksi.
Dalam metode LIFO, tujuannya adalah untuk membebankan biaya
dari pembelian terakhir dan membiarkan biaya yang paling tua di akun
persediaan. Ada beberapa cara untuk menerapkan metode LIFO. Oleh
karena setiap variasi menghasiljan angka yang berbeda untuk biaya bahan
baku yang dikeluarkan, biaya persediaan akhir, dan laba, maka adalah
penting untuk mengikuti prosedur yang dipilih secara konsisten. Meyode
LIFO diilustrasikan dalam kartu catatan bahan baku yang ditampilkan di
gambar 9-6.
Dalam ilustrasi ini, saldo persediaan baru dihitung setiap
pengeluaran bahan baku, dengan persediaan akhir terdiri atas 1.000 unit
yang biayanya sebesar $7.800. Jika sistem persediaan periodik yang
digunakan dan bukannya sistem persediaan perpetual, biaya bahan baku
yang dikeluarkan ditentukan di akhir periode dengan mengabaikan
pengeluaran harian dan secara sederhana mengurangi persediaan akhir dari
total saldo awal ditambah total penerimaan persediaan akhir akan terdiri
atas:
800 unit @ $6, persediaan awal $4.800
200 unit @$7, dari pembelian tertua di tanggal 4 Februari 1.400
1.000 unit, persediaan LIFO di akhir bulan Februari $6.200
(sistem periodik)
Tanpa mempedulikan asumsi arus biaya yang digunakan, sistem
persediaan periodik praktis untuk digunakan dalam sistem perhitungan
biaya berdasarkan proses, di mana permintaan bahan baku individual jarang
digunakan dan di mana bahan baku diproses dalam bagian-bagian besar
seperti di penggilingan gandum, pemintalan, kilang minyak, dan pabrik
gula. Sistem persediaan periodik juga bekerja dengan baik di perusahaan
yang membebankan bahan baku ke barang dalam proses menggunakan
kertas kerja konsumsi bahan baku di akhir bulan, yang memberikan
informasi jumlah yang digunakan ke departemen biaya.

LIFO Nilai Dolar. Metode LIFO pada umumnya tidak praktis


digunakan oleh perusahaan yang memiliki banyak persediaan dan yang
mengubah bauran persediaannya secara berkala. Penggunaan metode ini
dalam kondisi tersebut secara virtual memastikan likuidasi berkala atas
biaya dari lapisan dasar LIFO dan hilangnya kelebihan LIFO. Akibatnya,
banyak perusahaan menggunakan metode LIFO nilai dolar untik laporan
keuangan dan pajak penghasilan. Metode ini mengurangu baik biaya untuk
administrasi LIFO dan frekuensi terlikuidasinya lapisan-lapisan LIFO.
Selain itu, penghematan pajam penghasilan dalam periode dimana harga
naik akan lebih tinggi apabila metode LIFO nilai dolar digunakan.

5.4 Perbandingan Antarmetode Perhitungan Biaya


Dalam periode di mana harga-harga naik, ukuran FIFO
menghasilkan biaya yang terendah untuk pengeluaran bahan baku, LIFO
menghasilkan biaya yang paling tinggi, sementara metode biaya rata-rata
tertimbang menghasilkan biaya yang besarnya berada diantara biaya yang
dihasilkan oleh kedua metode tersebut. Dalam periode di mana harga-harga
turun, FIFO membebankan biaya tertinggi, LIFO membebankan biaya
terendah, dan biaya yang dibebankan oleh metode biaya rata-rata tertimbang
berada di antara keduanya.
Untuk keperluan internal, metode biaya rata-rata tertimbang
adalah yang paling sering digunakan karena keuntungan yang telah
dijelaskan sebelumnya dan karena kejanggalan dari metode FIFO dan LIFO.
Untuk keperluan ekstern, metode LIFO adalah yang paling populer kerena
keuntungan yang akan diperoleh dari penghematan pajak penghasilan pada
periode kenaikan harga. Lebih lanjut lagi, karena LIFO diperbolehkan oleh
hukum pajak hanya jika digunakan juga untuk pelaporan eksternal, maka
LIFO juga umum digunakan dalam pelaporab eksternal. LIFO yang
digunakan untuk pelaporan eksternal biasanya adalah LIFO nilai dolar. Agar
persediaan dapat dinyatakan kembali dalam LIFO (dari metode biaya rata-
rata tertimbang atau FIFO), ayat jurnal penyesuaian ke persediaan akhir
periode diperlukan dengan lawannya ke Harga Pokok Penjualan.
Penyesuaian tersebut dibalik di awal periode akuntansi berikutnya.
Semakin banyak perusahaan yang meminimalkan investasi mereka
dalam persediaan dan menggunakan sistem just in time. Pengurangan
persediaan juga mengurangi keuntungan laporan keuangan yang
menggunakan satu metode perhitungan biaya dibandingkan dengan metode
lainnya. Dalam kasus ekstrem di mana sistem just-in time yang sudah
mapan diterapkan ke semua persediaan, total biaya persediaan dan selisih
antarmetode perhitungan biaya tidak lagi material dalam laporan keuangan.

5.5 Perhitungan Biaya Persediaan Menurut CASB


Sesuai dengan peraturan Cost Accounting Standards Board (CASB), bahan
baku dapat dibebankan secara langsung ke suatu kontrak jika kontrak secara
spesifik dapat diidentifikasikan ketika bahan baku dibeli atau diproduksi.
Bahan baku yang diambil dari persediaan yang dimiliki sendiri oleh
perusahaan dapat dihitung harganya menggunakan FIFO, LIFO, atau biaya
standar. Metode atau metode-metode yang dipilih harus digunakan secara
konsisten untuk kategori bahan baku yang serupa, dan kontraktor harus
mendokumentasikan prosedur untuk mengakumulasikan dan
mengalokasikan biaya bahan baku tersebut.
5.6 Harga Terendah antara Biaya dengan Harga Pasar (Lower Cost or
Market)
Peraturan akuntansi keuangan Amerika Serikat mengharuskan
persediaan untuk dilaporkan sesuai dengan harga terendah antara biaya
produksi dengan harga pasar. Dalam penerapan aturan ini, kata biaya
mengacu pada semua asumsi arus biaya umum yang telah didiskusikan.
Istilah harga pasar berarti biaya penggantian, dalam batasan tertentu.
Batasan atas penggunaan biaya penggantian sebagai harga pasar, dan rincian
lain dari area ini di laporan keuangan eksternal dibahas dan diilustrasikan
dalam buku teks akuntansi keuangan dan akuntansi lanjutan.

5.7 Laporan Keuangan Interim untuk Persediaan


Dalam pelaporan interim, perusahaan diharuskan untuk
menggunakan metode perhitungan biaya persediaan yang sama dan
penyesuaian yang sama untuk harga terendah antara biaya dengan harga
pasar dengan yang digunakan di laporan keuangan tahunan, dengan
pengecualian berikut:
1. Tingkat laba kotor dapat digunakan untuk mengestimasikan persediaan
akhir dan harga pokok penjualan untuk periode interim.
2. Jika likuidasi dari dasar biaya LIFO di periode interim tetapi dasar ini
diperkirakan akan digantikan di akhir tahun, maka persediaan di tanggal
interim sebaiknya tidak memasukkan dampak likuidasi, dan harga pokok
penjualan untuk periode interim sebaiknya memasukkan perkiraan biaya
untuk menggantikan dasar tersebut.
3. Jika penurunan harga pasar di tanggak interim diperkirakan secara wajar
bahwa harga pasar akan kembali membaik di akhir tahun, maka
penurunan tersebut tidak perlu diakui di tanggal interim.
DAFTAR PUSTAKA

William K. Carter, Akuntansi Biaya Cost Accounting, Buku 1, Edisi 14, Salemba Empat:
Jakarta, 2009

Anda mungkin juga menyukai