SISTEM BIAYA
Dosen Pengampu :
Dwi Rahma Fitriani, S.A, M.A
Disusun Oleh :
1. Dhewi Prastiwi 2032550040
2. Floransia Nora Katarina 2032550102
3. Maya Velly Febriana 2032550155
4. Sulik Sofinda 2032550071
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
1.1. Pengertian......................................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16
BAB I
PEMBAHASAN
1. Laporan Harga Produksi
1.1. Pengertian
Harga pokok sendiri biasa disebut sebagai suatu produksi yang memiliki jumlah
pengorbanan yang bisa diduga, serta nilai kuantitatif yang bisa diukur dan memiliki
nilai pengganti atas keseluruhan nilai yang telah dikorbankan. Bisa juga disebut jumlah
pengeluaran serta beban yang diterima oleh suatu perusahaan, baik secara langsung atau
tidak langsung.
Sehingga, jika ingin mengetahui harga pokok maka hal tersebut dapat dihitung jika
dilakukan klasifikasi terhadap biaya-biaya yang telah dikeluarkan. Sementara produksi
adalah kegiatan yang membutuh biaya untuk melakukan pengolahan bahan baku,
menjadi menjadi suatu produk yang nantinya akan dijual dan produksi.
1.2. Komponen Produksi
Kegiatan produksi dalam bisnis sendiri terdiri dari tiga komponen, yaitu :
a) Biaya Bahan Baku (BBB)
Biaya bahan baku (direct material) merupakan biaya yang jumlahnya besar di
mana bertujuan untuk menghasilkan suatu jenis output.
b) Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL)
Komponen biaya ini biasanya dikeluarkan dalam bentuk upah atau gaji. Adapun
biaya ini nantinya akan dibayarkan kepada tenaga kerja dalam proses produksi
atau pembuatan barang. Biaya Tenaga Kerja Langsung juga disebut sebagai tim
produksi di dalam sebuah bisnis atau perusahaan.
c) Biaya Overheaad Pabrik (BOP)
Biaya overhead pabrik (factory overhead cost) merupakan biaya yang
dikeluarkan selain daripada kebutuhan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung. Biaya ini tidak dihubungkan secara langsung dengan barang yang
dihasilkan oleh perusahaan. BOP meliputi biaya bahan tidak langsung, biaya
tenaga kerja tidak langsung, & BOP lainnya.
Contoh :
Biaya Bahan Penolong,
Biaya Perlengkapan Pabrik,
Biaya Asuransi Pabrik.
Bukan tanpa alasan bisnis harus mengeluarkan komponen biaya-biaya tersebut
karena biaya tersebut wajib ada demi merealisasi pendapatan. harga pokok
produksi bisa didefinisikan sebagai jumlah biaya produksi yang mencakup
persediaan barang jadi sebelum barang tersebut laku dijual kepada pelanggan.
1.3. Cara Menghitung Harga Pokok Produksi (HPP)
Setidaknya, ada empat cara untuk menghitung harga pokok produksi. Adapun
rumus untuk perhitungan diawali dengan menghitung biaya bahan baku, biaya
produksi, persediaan barang dan harga pokok penjualan :
a) Menghitung Bahan Baku yang Digunakan
Rumus:
Bahan baku yang digunakan = Saldo awal bahan baku + Pembelian bahan
baku – Saldo akhir bahan baku
b) Menghitung Biaya Produksi
Rumus:
Total biaya produksi = Bahan baku yang digunakan + Biaya tenaga kerja
langsung + Biaya overhead produksi
c) Menentukan Harga Pokok Produksi
Rumus:
Harga Pokok Produksi = Total biaya produksi + Saldo awal persediaan
barang dalam proses produksi – Saldo akhir persediaan barang dalam
proses produksi
d) Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)
Rumus:
Harga pokok produksi + Persediaan barang awal – Persediaan barang akhir
1.4. Alur Biaya Produksi
Dari komponen biaya-biaya di atas adapun kamu juga harus mengetahui alur
biaya produksi berjalan di sebuah pabrik. Berikut tahapannya:
a) Pertama, melakukan pencatatan harga pokok bahan baku yang dibeli
b) Selanjutnya, pencatatan bahan baku dimasukkan dalam proses produksi
c) Tidak ketinggalan, kamu juga melakukan pencatatan biaya tenaga kerja
langsung & pencatatan biaya overhead pabrik yang terjadi selama proses
produksi.
d) Barulah, bisa melakukan pencatatan harga pokok produksi jadi
perusahaan pasti memiliki tenaga kerja atau karyawan yang terjun langsung
dalam proses produksi. Di dalam laporan harga pokok produksi juga
dimasukan biaya tenaga kerja yang terlibat langsung di proses produksi
c) Biaya Overhead Pabrik (BOP)
Biaya overhead pabrik juga masuk ke dalam komponen laporan
harga pokok produksi. Pasalnya, biaya overhead pabrik ini merupakan
biaya-biaya yang dibutuhkan selain dari biaya bahan langsung dan tenaga
kerja. Namun, BOP ini sifatnya biaya tidak langsung terhadap proses
produksi. Misalnya seperti biaya bahan penolong, perlengkapan pabrik,
asuransi pabrik, hingga biaya tenaga kerja tidak langsung.
Tidak hanya biaya-biaya yang langsung terlibat dengan proses
produksi produk. Adapun, di dalam laporan harga pokok produksi, juga
terdapat biaya pendukung biaya produksi. Biaya yang masuk ke dalam biaya
pendukung adalah biaya komersial. Biaya non produksi ini biasanya terkait
dengan biaya untuk kebutuhan pemasaran, administrasi dan keperluan
umum lainnya
2. Laporan Keungan Pada Perusahaan dengan Job Order Costing System
2.1. Pengertian Job Order Costing
Job order costing merupakan metode perhitungan biaya untuk produk yang
diproduksi hanya berdasarkan pesanan. Umumnya setiap produksi memiliki ciri khas
tertentu. Contoh perushaan yang dapat menggunakan metode penghitungan biaya
berdasarkan job order costing yaitu percetakan, pabrik tas yang menerima order sablon,
catering, dll. Job Order costing diperlukan karena biaya produksi untuk setiap pesanan
akan berbeda – beda disebabkan adanya karakteristik tertentu yang mempengaruhi
penggunaan bahan baku langsung maupun biaya konversi
2.2. Alokasi Biaya Berdasarkan Pesanan
Untuk memahami bagaimana penghitungan biaya produksi dengan job order
costing, perhatikan contoh di bawah ini :
2.2.1. Contoh
berapa pun unit produksi, biaya yang dikeluarkan sama pada tingkat
kapasitas tertentu.
Analisis sebagai berikut:
Budgeted OH = Rp.540.000.000
Tabel 3
Rekonstruksi Buku Besar
MATERIALS
Beginning (2) 60.300.000 Used: DM 724.792.000
Purchase: (3) 766.400.000 IDM (4) 67.294.000
Ending (9) 34.614.000
826.700.000 826.700.000
Work In Process
Beginning (2) 86.185.000 COGM 963.854.000
Manuf Cost:
DM 724.792.000
DL (5) 641.600.000
MO Applied 541.350.000 Ending (9) 1.030.073.000
1.993.927.000 1.993.927.000
Finished Goods
Beginning (2) 342.389.000 COGS 999.983.000
COGM 963.854.000 Ending (9) 306.260.000
1.306.243.000 1.306.243.000
Manufacturing
Overhead
Indirect material(4) 67.294.000 MO Applied 541.350.000
Indirect labor (5) 148.900.000 Under Applied MO 2.844.000
Depreciation (8) 90.000.000
Electricity (7) 144.000.000
Miscellaneous (7) 59.000.000
Insurance (7) 35.000.000
544.194.000 544.194.000
Tabel 4 Pencatatan
jurnal
Mencatat pembelian bahan baku
Material 766.400.000
Account Payable 766.400.000
WIP 724.792.000
MO Control/ Actual 67.294.000
Material 792.086.000
WIP 641.600.000
MO Control/ Actual 148.900.000
Wages Payable 790.500.000
WIP 541.350.000
MO Applied/ Allocated 541.350.000
COGS 999.983.000
Finished Goods 999.983.000
COGS 2.844.000
MO Applied 2.844.000
Sales 1.199.979.600
COGS at actual 1.002.827.000
Gross Profit 197.152.600
Operating expense
- Office Salaries Expense 55.000.000
- Utilities Expense 36.000.000
- Advertising Expense 34.000.000
- Depreciation Expense 30.000.000
Total - 155.000.000
Operating Income 42.152.600
2.3.
DAFTAR PUSTAKA
https://jenimilasari1997.wordpress.com/2014/12/11/laporan-harga-pokok-produksi/
https://www.mas-software.com/blog/laporan-harga-pokok-produksi#10-laporan-harga-
pokok-produksi