Anda di halaman 1dari 106

AKUNTANSI MANAJEMEN

Oleh :
Dra. Ni Made Ida Pratiwi, MM
AKUNTANSI MANAJEMEN
Deskripsi Mata Kuliah :
Membahas mengenai informasi yang dihasilkan oleh
akuntansi dan penggunaan informasi tsb untuk pengambilan
keputusan manajemen di bidang perencanaan,
pengorganisasian dan pengendalian dalam pencapain tujuan
organisasi.

Tujuan Mata Kuliah :


Agar mahasiswa dapat mengidentifikasi dan menganalisis
serta mengevaluasi keberhasilan manajemen dalam
pencapaian tujuan organisasi.
AKUNTANSI MANAJEMEN
Akuntansi Manajemen merupakan suatu sistem
pengolahan informasi keuangan yang digunakan
untuk menghasilkan informasi keuangan bagi
kepentingan pemakai internal.

Tipe Akuntansi :
1. Akuntansi Keuangan
2. Akuntansi Manajemen
HUBUNGAN AKUNTANSI MANAJEMEN
DAN AKUNTANSI BIAYA

AKUNTANSI BIAYA ADALAH BAGIAN DARI


AKUNTANSI MANAJEMEN.

Akuntansi Biaya adalah salah satu cabang


akuntansi yang merupakan alat manjemen
untuk memonitor dan merekan transaksi biaya
secara sistematis, serta menyajikan informasi
biaya dalam bentuk laporan biaya.
Tujuan Akuntansi biaya :
Menyadiakan informasi biaya atau harga
pokok yang diperlukan oleh pihak
internal yaitu manajemen dan juga pihak
eksternal.
Informasi Biaya diperlukan oleh pihak
internal yaitu manajemen untuk :
1. Penentuan Harga Pokok Produk atau
jasa yang dihasilkan perusahaan
2. Perencanaan dan pengendalian biaya,
baik biaya produksi maupun biaya non
produksi.
3. Pembuatan keputusan oleh manajemen
TUJUAN AKUNTANSI MANAJEMEN
Menyediakan informasi yang diperlukan
manajemen dalam bentuk :
1. PERENCANAAN
2. EVALUASI
3. PENGENDALIAN
4. MENJAMIN PENYEDIAAN DAN
PENGGUNAAN SUMBER2 DANA
KONSEP BIAYA
Biaya adalah pengorbanan ekonomis yang dibuat
untuk memperoleh barang atau jasa yang
diperlukan oleh organisasi perusahaan dan
besarnya diukur dalam satuan moneter

Pengertian Biaya :
1. Cost : pengorbanan sumber daya ekonomis
tertentu untuk memperoleh sumber
daya ekonomis lainnya.
2. Expense : pengorbanan sumber daya ekonomis
untuk memperoleh penghasilan
(revenue)
PENGGOLONGAN BIAYA
Berbagai cara penggolongan biaya :
1. Penggolongan biaya berdasarkan fungsi perusahaan.
2. Penggolongan biaya produk dan biaya periode
3. Penggolongan biaya berdasarkan perilaku biaya.
4. Penggolongan biaya berdasarkan obyek atau pusat biaya.
5. Penggolongan biaya berdasarkan periode akuntansi
dimana biaya dibebankan.
6. Penggolongan biaya untuk tujuan pengendalian biaya.
7. Penggolongan biaya sesuai dengan tujuan pembuatan
keputusan
1. PENGGOLONGAN BIAYA BERDASARKAN
FUNGSI PERUSAHAAN

TUJUAN :
1. Untuk dapat menyajikan laporan keuangan
yang wajar.
2. Bermanfaat untuk melaksanakan proses
manajemen yaitu proses perencanaan,
proses pembuatan keputusan dan proses
pengendalian.
Fungsi kegiatan perusahaan
manufaktur meliputi :
1. Fungsi produksi
2. Fungsi non produksi

Oleh karena itu biaya dapat


digolongkan kedalam :
1. Biaya produksi
2. Biaya non produksi
BIAYA PRODUKSI
Biaya-biaya yang diperlukan untuk
memperoleh bahan baku (mentah) dari
pemasok dan mengubahnya menjadi
produk selesai yang siap dijual.
Biaya produksi terdiri dari :
1. Biaya Bahan Baku
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya Non Produksi terdiri dari :

1. Biaya pemasaran
2. Biaya administrasi dan umum
3. Biaya non operasional
SISTEMATIKA PENGGOLONGAN BIAYA
BIAYA BAHAN BAKU

FUNGSI BIAYA BIAYA TENAGA


PRODUKSI PRODUKSI KERJA LANGSUNG

BIAYA OVERHEAD
PABRIK
FUNGSI
KEGIATAN
BIAYA PEMASARAN

FUNGSI NON BIAYA NON BIAYA ADM. &


PRODUKSI PRODUKSI UMUM
BIAYA NON
OPERASIONAL
Istilah biaya dalam fungsi produksi yang berguna
dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
1. Biaya Utama ( Prime Cost ) :
Biaya Bahan Baku + Biaya TKL
2. Biaya Konversi ( Conversion Cost ) :
Biaya TKL + Biaya Overhead Pabrik
3. Biaya Komersial ( Comercial Cost ) :
Bi. Pemasaran + Bi. Adm & Umum
4. Biaya Produksi (Production Cost ) :
Prime Cost + Overhead Pabrik
5. Biaya Operasi Total :
Production Cost + Comercial Cost
Contoh :

Estimasi biaya perunit pada sebuah perusahaan


yang beroperasi pada tingkat produksi dan
penjualan 12.000 unit adalah sbb :
• Bahan langsung Rp. 32.000,-
• Tenaga Kerja Lansung Rp. 20.000,-
• Overhead pabrik Rp. 21.000,-
• Biaya pemasaran Rp. 3.000,-
• Biaya administrasi dan umum Rp. 4.000,-
Diminta tentukanlah :
1. Estimasi biaya konversi
2. Biaya utama
3. Biaya produksi
4. Biaya komersial
5. Total biaya operasional
Cost of Good Manufactured (COGM)
December 31, 2018

Direct material inventory-opening……………….Rp. 50.000.000,-


Purchases……………………………………………………. Rp 665.000.000,-
Purchases return……………………………………….. (Rp. 10.000.000,-)
Purchases discount……………………………………. (Rp. 5.000.000,-)
Direct material inventory-ending………………. (Rp. 80.000.000,-)
Direct material cost……………………………………..Rp.620.000.000,-
Direct labor cost…………………………………………..Rp. 95.000.000,-
Overhead Cost……………………………………………..Rp.105.000.000,-
Manfacturing cost………………………………………..Rp.850.000.000,-
Work in process inventory-opening………………Rp. 75.000.000,-
Work in process inventory-ending……………….(Rp. 90.000.000,-)
Cost of good manufactured (COGM)…………….Rp.850.000.000,-
LAPORAN RUGI LABA

Net sales………………………………………………….xx
CGM……………………………………………..xx
Persediaan awal barang jadi…………xx +
xx
Persediaan akhir …………………………..xx _
Harga pokok penjulan…………………………….xx _
Laba kotor……………………..xx
CONTOH SOAL
1. Perusahaan ABC memproduksi mesin-mesin khusus yang dibuat
berdasarkan spesifikasi pelanggan. Informasi berikut tersedia
pada awal bulan Januari.
Persediaan bahan …………………………………. Rp. 16.200.000,-
Persediaan barang dalam proses…………… Rp. 3.600.000,-
Selama bulan Januari, bahan langsung seharga Rp. 20.000.000,-
telah dibeli, total biaya pekerja langsung berjumlah Rp. 16.500.
000,- dan overhead pabrik berjumlah Rp. 8.580.000,-
Persediaan pad tanggal 31 Januari terdiri dari :
Persediaan bahan…………………………………… Rp. 17.000.000,-
Persediaan barang dalam proses……………. Rp. 7.200.000,-
Diminta : Buatlah perhitungan Harga Pokok Produksi pada untuk
bulan Januari.
2. Expres Company membeli bahan senilai Rp. 110.000.000,- selama
bulan Maret dan harga pokok penjualannya pada bulan tsb adalah
Rp. 345.000.000,- Overhead pabrik berjumlah 50% dari biaya
tenaga kerja langsung. Informasi lain sehubungan dengan
persediaan dan produksi Expres Company dalam bulan Maret
adalah sebagai berikut :
Persediaan Awal Akhir
Barang jadi Rp. 102.000.000,- Rp. 105.000.000,-
Barang dalam proses 40.000.000,- 36.000.000,-
Bahan baku 20.000.000,- 26.000.000,-
Diminta :
a. Susunlahlah Laporan Harga Pokok Penjualan untuk bulan Maret
b. Hitunglah biaya utama yang dibebankan ke barang dalam proses
selama bulan Maret.
c. Hitunglah biaya konversi yang dibebankan ke barang dalam
proses selama bulan Maret.
2. Penggolongan biaya berdasarkan biaya
produk dan biaya periode

Biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat


digolongkan kedalam :
a. Biaya Produk
Terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik.
b. Biaya Perode (periode cost)
Terdiri dari biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum
dan biaya non operasional dan dibebankan sebagai biaya
(exspenses) yang langsung dimasukan kedalam laporan rugi
laba pada periode akuntansi saat terjadinya sehingga tidak
dikapitalisasi sebagai harga pokok produk.
3. Penggolongan biaya berdasarkan perilaku
biaya.

Berdasarkan perilakunya biaya terdiri dari :


a. Biaya Tetap, terdiri dari :
* Biaya kapasitas jangka panjang yaitu biaya
produksi dan non produksi.
Misalnya : biaya depresiasi, amortisasi AT
* Biaya tetap operasional yaitu biaya yang
diperlukan untuk mengoperasikan fasilitas
perusahaan.
Misalnya : biaya asuransi, biaya gaji tetap dll
* Biaya tetap yang diprogram yaitu biaya yang tidak
langsung berhubungan dengan fasilitas dan
pengoperasian kapasitas tetapi manajemen mempunyai
program terhadap biaya tetap ini.
Misal : biaya penelitian dan pengembangan, biaya advertensi
b. Biaya Variabel
Adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan atau aktivitas.
Misalnya : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
biaya, overhead pabrik dll.
4. Penggolongan biaya sesuai dengan obyek atau
pusat biaya

Obyek biaya adalah obyek yang menjadi sasaran biaya, dapat


berupa produk, departemen, atau kegiatan.
Terdiri dari :
1. Biaya langsung ( direct cost )
Biaya yang dapat ditelusuri atau yang diidentifikasikan ke
suatu obyek biaya tertentu karena hanya dikeluarkan untuk
manfaat obyek biaya itu sendiri.
2. Biaya tidak langsung ( indirect cost )
Biaya yang dikeluarkan untuk lebih dari satu obyek biaya dan
tak dapat ditelusuri ke salah satu obyek biaya tertentu
karena biaya tsb bersifat umum.
5.Penggolongan biaya sesuai denga periode
akuntansi dimana biaya akan dibebankan.
Terdiri dari :
1. Pengeluaran Modal (Capital Expenditures)
Contoh : Tanah, mesin dll
2. Pengeluaran Penghasilan (Revenues Expenditures)
Contoh : Biaya advertising, biaya penjualan dll.
6. Penggolongan biaya untuk tujuan pengendalian
biaya.
Jika suatu biaya dapat dipengaruhi dan dikendalikan oleh
manajer tertentu maka biaya itu menjadi tanggung jawab
manajer tsb.
Terdiri dari :
1. Biaya terkendali (Controllable Cost)
Biaya yang secara signifikan dapat dipengaruh dan
dikendalikan oleh manajer tertentu pada periode tertentu.
2. Biaya tak terkendali (Uncontollable Cost)
Biaya yang secara signifikan tak dapat dipengaruh dan
dikendalikan oleh manajer tertentu pada periode tertentu.
7. Penggolongan biaya sesuai dengan tujuan
pengambilan keputusan.
Terdiri dari :
1. Biaya Relevan ( Relevant Cost )
Adalah biaya yang akan terjadi di masan mendatang dan
berbeda diantara pelbagai alternatif keputusan.
Ada dua kriteria :
(1) akan terjadi
(2) berbeda harus dipenuhi agar suatu biaya disebut biaya
biaya relevan.
2. Biaya tak relevan ( Irrelevant Cost )
Biaya yang tak memenuhi salah satu atau kedua-duanya dari
kriteria biaya relevan.
PERILAKU BIAYA
Perilaku Biaya (cost behavior) mempelajari
tentang hubungan biaya dengan volume.

Tinjauan biaya dipandang dari sudut


hubungannya dengan perubahan volume
kegiatan membedakan biaya menjadi :
1. Biaya Tetap
2. Biaya Variabel
3. Biaya Campuran.
Dalam penerapan akuntansi manajemen fungsi biaya biasanya
dikonversi menjadi hubungan linier. Funngsi linier merupakan
taksiran yang mendekati fungsi riil dan cukup teliti untuk
memproyeksi jumlah biaya yang akan terjadi
Asumsi fundamental dari analysis biaya-volume-laba adalah bahwa seluruh fungsi
biaya adalah linier. Ini berarti tingkat perubahan perubahan atau kemiringan setiap
fungsi biaya itu konstan diseluruh tingkat aktivitas dan dengan mudah untuk
diprediksi.

Fungsi biaya linier dinyatakan dalam bentuk persamaan linier sbb :

Y = a + bX
Dimana :
Y = Biaya total sebagai variable dependen
a = Biaya tetap total (disebut juga intersep y karena menyentuh
sumbu vertkal)
b = Slope atau kemiringan fungsi biaya linier (biaya variable per unit
aktivitas)
X = Ukuran aktivitas atau volume sebagai variable independen ( misalnya
unit produksi )
BIAYA TETAP
Biaya tetap adalah biaya yang memiliki
karakteristik sebagai berikut :
1. Biaya tetap jumlah totalnya tetap konstan,
tidak dipengaruhi oleh perubahan volume
kegiatan atau aktivitas dengan tingkatan
tertentu.
2. Biaya tetap per satuan (unit cost) berubah
berbanding terbalik dengan perubahan
volume kegiatan, semakin tinggi volume
kegiatan semakin rendah biaya satuan,
semakin rendah volumen kegiatan semakin
tinggi biaya satuan.
Contoh :
Biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya
administrasi dan umum tetap. Biaya tersebut elemennya dapat
digolongkan kedalam : biaya depresiasi aktiva tetap, biaya
asuransi, gaji pejabat kunci, dan biaya tetap lainnya.
Dihubungkan dengan karakteristik biaya terhadap keluarannya,
biaya tetap dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
1. Biaya tetap discreationary,
Biaya tetap discretionary adalah biaya tetap yang besarnya ditentukan
oleh kebijaksanaan manajemen puncak setelah mempertimbangkan
program dan cara-cara pelaksanaan program yang bersangkutan,
misalnya biaya tetap untuk : penelitian dan pengembangan, pendidikan
dan latihan karyawan, serta promosi dan advertensi.
2. Biaya tetap committed.
Biaya tetap committed adalah biaya tetap yang terjadi dalam rangka
mempertahankan kapasitas atau kemampuan perusahaan beroperasi
dalam kegiatan produksi, pemasaran, dan administrasi. Seperti :
depresiasi, asuransi, gaji pejabat kunci.
BIAYA VARIABEL
Biaya variabel adalah biaya yang memiliki
karakteristik sebagai berikut :
1.Biaya yang jumlah totalnya berubah secara
sebanding dengan perubahan volume kegiatan,
semakin besar volume kegiatan semakin besar
pula jumlah total biaya variabel, semakin rendah
volume kegiatan semakin rendah pula jumlah
total biaya variabel.
2.Biaya variabel per satuan tidak dipengaruhi oleh
perubahan volume kegiatan, jadi biaya satuan
konstan.
Dihubungkan dengan karakteristik biaya terhadap keluarannya,
Biaya variabel dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Biaya variabel engineered
Biaya variabel engineered adalah biaya variabel yang
mempunyai hubungan phisik yang eksplisit dengan
keluarannya, misalnya : biaya bahan baku , biaya tenaga kerja
langsung.
2. Biaya variabel discretionary
Biaya variabel discretionary adalah biaya variabel yang tidak
mempunyai hubungan akurat dengan keluarannya, misalnya
biaya promosi dan advertensi yang ditentukan oleh manajemen
berdasarkan persentase tertentu dari pendapatan penjualan,
biaya penelitian dan pengembangan yang ditentukan berdasar
persentase tertentu dari laba yang dicapai.
Biaya Semi Variabel
Biaya semi variabel memiliki karakteristik sebagai
berikut :
1. Biaya semi variabel jumlah totalnya berubah sesuai dengan
perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat-sifat
perubahannya tidak sebanding. Semakin tinggi volume kegiatan
semakin besar jumlah total biaya, semakin rendah volume
kegiatan semakin rendah pula jumlah total biaya, tetapi
perubahannya tidak sebanding (not proportional).

2. Biaya semi variabel per satuan berubah terbalik dihubungkan


dengan perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak
sebanding. Sampai dengan tingkat kegiatan tertentu, semakin
tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin
rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.
PEMISAHAN BIAYA SEMI VARIABEL

Untuk memisahkan biaya semi variabel ke


dalam biaya tetap dan biaya varibel dapat
digunakan beberapa pendekatan pemisahan
yang meliputi :
(1) Pendekatan lntuisi
(2) Pendekatan Engineering
(3) Pendekatan Perilaku biaya sesungguhnya
masa lalu.
METODE PEMISAHAN BIAYA SEMI
VARIABEL

1. Metode Titik Tertinggi Titik Terendah


2. Metode Regresi Linier
3. Metode Diagram Pancar
METODE TITIK TERTINGGI TITIK TERENDAH

Biaya semi variabel (campuran) dipisahkan dgn


cara mencari selisih antara biaya total pada
kegiatan tertinggi dan biaya total pada kegiatan
terendah. Selisih tsb merupakan biaya
variabel total yang terjadi pada tingkat kegiatan
antara yang tertinggi dan yang terendah
Contoh :
Keterangan Jam Mesin Biaya
Pemeliharaan
Tertinggi 300 Rp. 350.000,-
Terendah 100 Rp. 170.000,-
Selisih 200 Rp. 180.000,-

Selisih biaya total Rp. 180.000,- menunjukkan biaya


variabel total pada tingkat kegiatan 200 jam mesin.
Biaya variabel perjam adalah Rp. 180.000,- : 200 =
Rp. 900,-
Maka biaya tetap total dicari dengan cara sbb :
Biaya total pada titik tertinggi………………...........Rp. 350.000,-
Biaya total variabel pada titik teringgi :
300 x Rp. 900,-………………………….........…Rp. 270.000,- (-)
Biaya tetap total dalam satu bulan………………….Rp. 80.000,-

atau

Biaya total pada tingkat terendah……………………Rp. 170.000,-


Biaya variabel total pada titik terendah :
100 x Rp. 900,-…………………………………….Rp. 90.000,- (-)
Biaya tetap total dalam satu bulan………………….Rp. 80.000,-
Dengan perhitungan diatas maka fungsi biaya pemeliharaan
adalah sbb :

Y = 80.000 + 900 X

Fungsi ini dapat digunakan untuk menaksir biaya campuran total


pada volume kegiatan tertentu.
Maka jika diharapkan pemeliharaan dalan bulan tertentu 200
jam maka taksiran biaya totalnya adalah : 80.000 + 900 (200) =
Rp. 260.000,-
Kerjakan :
Berikut ini adalah biaya pemeliharaan mesin pabrik dan kapasitas
kegiatan perusahaan selama 6 bulan selama semester kedua tahun
2013
Bulan Jam mesin Biaya pemeliharaan
Juli 10.500 Rp. 12.000
Agustus 6.500 8.250
September 4.000 7.500
Oktober 7.500 9.750
Nopember 9.000 10.750
Desember 12.000 13.500

Diminta :
1. Dengan menggunakan titik tertinggi-terendah tentukan
persamaan linier biaya pemeliharaan mesin
2. Jika perusahaan merencanakan untuk menggunakan 11.000 jam
mesin, berapakah biaya total perusahaan?
METODE REGRESI LINIER
Metode ini memisahkan biaya campuran dengan
menggunakan model matematika yang biasanya
diterapkan dalam bidang statistika.
Fungsi biaya campuran digambarkan dengan model :

Y=a+bX

Y dan X adalah variabel-variabel yang telah diketahui


Dari pengamatan data masa lalu.
a = biaya tetap total
b = biaya variabel/unit
Variabel a dan b dapat dicari sbb :

n ∑xy – (∑x) (∑y)


b =
n∑x² - (∑x)²

∑y ∑x
a= - b
n n

n = jumlah pengamatan
Contoh :
BULAN JAM MESIN BIAYA (X) x (Y) (x)²
(X) (Y)
Januari 225 275.000 61.875.000 50.625
Februari 250 300.000 75.000.000 62.500
Maret 250 290.000 72.500.000 62.500
April 200 260.000 52.000.000 40.000
Mei 175 250.000 43.750.000 30.625
Juni 150 225.000 33.750.000 22.500
Juli 125 175.000 21.875.000 15.625
Agustus 100 170.000 17.000.000 10.000
September 175 240.000 42.000.000 30.625
Oktober 190 250.000 47.500.000 36.100
Nopember 275 340.000 93.500.000 75.625
Desember 300 350.000 105.000.000 90.000
2.415 3.125.000 665.750.000 526.725
Dengan menggunakan rumus maka b dan a dapat dihitung sbb :

12 (665.750.000) – (2.415)(3.125.000)
b =
12 (526.725) – (2.415)²

7.989.000.000 – 7.546.875.000
=
6.320.000 – 5.832.225

442.125.000
=
448.475

= 905,11

Jadi biaya variabel per jam mesin adalah Rp. 905,11


3.125.000 2.415
a= - 905,11 ( )
12 12

= 260.416,67 – 905,11 x (201,25)


= 206.416,67 – 182.153,39
= 78.263,28

Jadi biaya tetap total sebulan adalah Rp. 78.263,28

Maka fungsi biaya dari soal diatas adalah :

Y = 78.263,28 + 905,11X

Apabila perusahaan merencanakan beroperasi pada bulan tertentu


selama 200 jam mesin maka taksiran biaya pemeliharaan mesinnya
adalah……………………….
SOAL :
Manajemen perusahaan “TRISTAR” sedang mengamati biaya
penjualan selama sembilan bulan terakhir untuk mengetahui
pola biaya yang terjadi. Berikut ini adalah data tentang unit yang
dijual dan biaya penjualan selama sembilan bulan tsb :

BULAN UNIT YANG DIJUAL BIAYA PENJUALAN


Januari 8.000 Rp. 70.000
Februari 10.000 73.000
Maret 11.000 76.000
April 12.000 81.000
Mei 14.000 84.000
Juni 19.000 98.000
Juli 23.000 107.000
Agustus 21.000 102.000
September 17.000 92.000
Diminta :
1. Dengan menggunakan analisis regresi linier, hitunglah biaya
penjualan tetap perbulan dan biaya penjualan variabel
perunit penjualan.
2. Nyatakan data biaya (a) diatas ke dalam bentuk persamaan
Y = a + bX
3. Apabila pada bulan Oktober perusahaan akan menjual 19.500
unit, berapakah total biaya penjualan yang akan dikeluarkan
perusahaan? Buatlah perhitungannya.
Berikut ini adalah data jumlah pelanggan dan jumlah biaya
pelayanan pelanggan setiap bulan di PT. Bengkel Senayan selama
semester pertama tahun 2017.

Total Biaya Pelayanan Jumlah Pelanggan


Januari Rp. 7.500.000,- 400
Februari 8.200.000,- 650
Maret 10.500.000,- 800
April 12.000.000,- 1.050
Mei 13.500.000,- 1.200
Juni 10.700.000,- 900
Diminta :
1. Dengan menggunakan analisis regresi linier, hitunglah biaya
penjualan tetap perbulan dan biaya penjualan variabel perunit
penjualan.
2. Nyatakan data biaya (a) diatas ke dalam bentuk persamaan
Y = a + bX
METODE PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL

1. Metode Full Costing ( Absorption Costing )


Menurut metode ini harga pokok produk meliputi seluruh
komponen biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk.
Jadi meliputi : Bahan Baku, Tenaga Kerja Langsung,
Overhead Variabel dan Overhead tetap.
2. Metode Variable Costing
Menurut metode ini elemen harga pokok produk hanya
terdiri dari bahan baku, tenaga kerja langsung dan
overhead variabel. Overhead tetap bukan merupakan
merupakan elemen harga pokok produk tetapi diberlakukan
sebagai biaya periode.
Perbedaan kedua metode tsb dalam
memperlakukan overhead tetap mengakibatkan
beberapa hal :

1. Perbedaan dalam Harga Pokok Per Unit dan Total


2. Adanya Overhead lebih (kurang) dibebankan
3. Perbedaan dalam penyajian laporan rugi laba
(1) Perbedaan Harga Pokok Per Unit dan Total
Contoh :
Perusahaan ABC pada tahun 2011 memproduksi 10.000 kaleng
susu dengan data sbb :
Elemen Biaya Total Per Unit
Bahan baku Rp. 100.000,- Rp. 10,-
Upah Langsung 200.000,- 20,-
Overhead Variabel 150.000,- 15,-
Overhead Tetap 250.000,- 25,-
Jika perusahaan ABC menggunakan harga pokok sesungguhnya
maka harga pokok perunit dan total dari dua metode tsb adalah :

Variable Costing Full Costing


Elemen Biaya
Per Unit Total Per Unit Total
( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp )
Bahan Baku 10,- 100.000,- 10,- 100.000,-
Upah Langsung 20,- 200.000,- 20,- 200.000,-
Overhead Variabel 15,- 150.000,- 15,- 150.000,-
Overhead Tetap - - 25,- 250.000,-

Jumlah 45,- 450.000,- 70,- 700.000,-


PT. MM memproduksi dan menjual lima unit produk x pertahun
dengan harga Rp. 18.750,-. Berikut adalah struktur biaya produksi
pemasaran dan administrasi Januari 2017 :

Biaya variabel perunit :


Bahan langsung RP. 1.500,-
Tenaga Kerja langsung 3.000,-
Overhead pabrik 750,-
Penjualan dan admintrasi 2.250,-

Biaya tetap bulanan :


Overhead Pabrik Rp. 22.500,-
Penjualan dan administrasi 7.500,- +
Total biaya tetap 30.000,-

Berdasarkan data diatas hitunglah harga pokok perunit


berdasarkan variable costing dan full costing
JAWAB :
Jika diketahui jumlah penjualan sebesar Rp. 93.750,- maka
hitunglah laba bersih yang dihasilkan tahun 2017.
INCOME STATEMENT VARIABLE COSTING
Sales Revenue (Unit terjual x Harga jual)……………………………xx
COGM :
Bahan Baku (Unit produksi x bi. perunit)…………....xx
Upah Langsung (Unit produksi x bi. Perunit)……....xx
Overhead variabel (Unit prod. x bi. Perunit)……..…xx +
Jumlah biaya produksi…………………………...........xx
Persediaan akhir (unit tdk terjual x unit cost)……...xx _
COGS…………………………………………………………………………...xx -
Contribution Margin…………………………………………………....xx
Periode Cost:
Bi. Overhead tetap……………………………………xx
Bi. Operasional tetap………………………..……...xx + xx -
Net Income…………………………………………………….…………..xx
Menghitung Harga Pokok Penjualan dengan Variable Costing

Persediaan awal…………………………………………….…xx
Biaya produksi :
- Bahan baku xx
- TKL xx
- Overhead variabel xx +
xx +
Produk yang tersedia untuk dijual…………………...xx
Persediaan akhir………………………….....................xx -
Harga Pokok Penjualan ……………………….............xx
Mengitung Contribution Margin dan Net Income dengan
Variable Costing

Sales Revenue……………………………………..………….xx
CGS (Harga Pokok Penjualan) ………………............xx +
Laba Kotor atas Penjualan ……………………............xx
Biaya administrasi dan penjualan variabel……….xx -
Contribution Margin……………………..…..…xx
Biaya tetap :
- Overhead tetap ….……………xx
- Operasional tetap…………....xx + xx +
Net Income……………………….………………..xx
FULL COSTING :
-Income Statement
-Harga Pokok Penjualan (CGS)
-Contribution Margin dan Net Income

Tugas
Berikut ini adalah data yang berhubungan dengan produk yang
dibuat oleh PT. A
Persediaan awal 5.000 unit
Produksi 10.000 unit
Penjualan 8.000 unit
Persediaan akhir 2.000 unit

Biaya variabel perunit produk :


Bahan langsung Rp. 73.700,-
Tenaga Kerja Langsung Rp. 40.200,-
Overhead Variabel Rp. 20.100,-
Biaya penjualan & administrasi Rp. 33.500,-

Biaya tetap tahunan :


Biaya tetap pabrik Rp. 67.000.000,-
Biaya penjualan dan adminitrasi Rp. 469.000.000,-
Dengan mengunakan variable costing dan full costing :
1. Hitunglah biaya produksi perunit
2. Buat Laporan Rugi Laba untuk tahun berjalan
Perusahaan industri “Gloria Jaya” menyajikan data-data biaya
produksi pada tahun 2017 adalah sbb :
Persediaan bahan baku 1 Januari Rp. 50.000.000,-
Persediaan bahan baku 31 Desember Rp. 80.000.000,-
Persediaan barang dlm proses 1 Januari Rp. 75.000.000,-
Persediaan barang dlm proses 1 Desember Rp. 90.000.000,-
Persediaan barang jadi 1 Januari Rp. 100.000.000,-
Persediaan barang jadi 31 Desember Rp. 120.000.000,-
Penjualan Rp. 1.210.000.000,-
Return penjualan Rp. 6.000.000,-
Potongan penjualan Rp. 4.000.000,-
Pembelian Rp. 650.000.000,-
Biaya angkut pembelian Rp. 15.000.000,-
Return pembelian Rp. 10.000.000,-
Potongan pembelian Rp. 5.000.000,-
Upah tenaga kerja langsung Rp. 95.000.000,-
Overhead pabrik tetap Rp. 40.000.000,-
Overhead pabrik variabel Rp. 65.000.000,-
Beban penjualan Rp. 85.000.000,-
Beban administrasi dan umum tetap Rp. 75.000.000,-
Beban administrasi dan umum variabel Rp. 15.000.000,-

VARIABLE DAN FULL COSTING :


1. Income Statement
2. Harga Pokok Penjualan (CGS)
3. Contribution Margin dan Net Income
(2) Overhead Lebih ( Kurang ) Dibebankan

Pembebankan overhead ke produk dapat dilakukan


dengan 2 metode :
1. Pembebanan overhead sesungguhnya telah dikeluarkan.
2. Membebankan overhead ke produk dengan menggunakan
tarif yang ditentukan dimuka.
Pembebanan overhead ke produk dengan tarif yang
ditentukan di muka menggunakan prosedur sbb :
a. Penentuan besarnya anggaran overhead dan
kapasitas produksi untuk menentukan tarif.
b. Penentuan tarif overhead.
c. Pembebanan overhead ke produk
Misalkan untuk tahun 2011 Perusahaan ABC menentapkan anggaran
overhead tetap sebesar Rp. Rp. 250.000,- dan anggaran overhead
vaiabel sebesar Rp. 187.500,- dengan kapasitas normal 12.500 kaleng
susu. Dengan data ini maka perhitungan tarif overhead adalah sbb :

Anggaran Biaya Overhead


Tarif Overhead = ----------------------------------
( per kaleng ) Kapasitas Normal

Rp. 250.000,- + Rp. 187.500,-


= ----------------------------------------
12.500

Rp. 437.500,-
= ------------------ = Rp. 35,-
12.500
Tarif sebesar Rp. 35,- terdiri atas tarif tetap Rp. 20,- (Rp. 250.000 dibagi
12.500) dan tarif variabel Rp. 15,- (Rp. 187.500,- dibagi 12.500)

Jika pada tahun 2011 jumlah produksi sesungguhnya yang


dihasilkan adalah 10.000 kaleng, maka overhead yang
dibebankan ke produk adalah Rp. 350.000,- yakni tarif
dikalikan unit produk yang dihasilkan.

Menghitung Overhead Lebih (Kurang) Dibebankan


 Pembebanan lebih terjadi apabila kapasitas sesungguhnya lebih besar dari
kapasitas normal.
 Pembebanan kurang terjadi apabila kapasitas sesungguhnya lebih kecil
dari kapasitas normal.
Dengan contoh Perusahaan ABC diatas, maka pembebanan lebih
(kurang) dapat dijelaskan sbb :

HARGA POKOK YANG DIBEBANKAN KE PRODUK (12.000 unit)


VARIABLE COSTING VS FULL COSTING
Variable Costing Full Costing
Elemen Biaya
Per Unit (Rp) Total (Rp) Per Unit (Rp) Total (Rp)

Bahan Baku 10,- 100.000,- 10,- 100.000,-


Upah Langsung 20,- 200.000,- 20,- 200.000,-
Overhead Variable 15,- 150.000,- 15,- 150.000,-
Overhead Tetap - - 20,- 200.000,-
Harga Pokok Produk 45,- 450.000,- 65,- 650.000,-
HARGA POKOK SESUNGGUHNYA (10.000 unit) MENURUT FULL COSTING
Elemen Biaya Per Unit Rp) Total (Rp)
Bahan Baku 10,- 100.000,-
Upah Langsung 20,- 200.000,-
Overhead Variable 15,- 150.000,-
Overhead Tetap 25,- 250.000,-
Harga Pokok Sesungguhnya 70,- 700.000,-
Harga Pokok Produk dengan menggunakan tarif yang
ditentukan dimuka adalah Rp. 650.000,-
Sedangkan menurut harga pokok yang sesungguhnya
adalah Rp. 700.000,-
Jadi ada selisih sebesar Rp. 50.000,-yang berasal dari
selisih overhead
Jadi Overhead pabrik yang dibebankan ke produk lebih
kecil daripada overhead yang sesungguhnya. Itulah
overhead kurang yang dibebankan yang merupakan
selisih tidak menguntungkan.
Keterangan :

Overhead variabel yang dibebankan Rp. 150.000,-


Overhead tetap yang dibebankan Rp. 200.000,-
Rp. 350.000,-
Overhead sesungguhnya Rp.400.000,-
Kurang dibebankan ( tidak menguntungkan ) (-) Rp. 50.000,-

Catatan :
Berapapun jumlah produksi, overhead tetap yang sesungguhnya
berjumlah Rp. 250.000,-. Dengan demikian maka tarif overhead
perunit yang sesungguhnya adalah Rp. 25,- ( Rp. 250.000,- :
10.000,-)
Dalam contoh diatas terjadi selisih overhead kurang
dibebankan karena kapasitas sesungguhnya (10.000 kaleng
lebih kecil daripada kapasitas normal ( 12.500 kaleng)
Ini menunjukkan bahwa selisih ini terjadi hanya pada
overhead tetap, yang disebut dengan selisih kapasitas.

Rumus untuk menghitung selisih kapasitas adalah :

SK = (KS – KN ) x TT

SK = Selisih Kapasitas
KS = Kapasitas Sesungguhnya
KN = Kapasitas Normal (yang digunakan untuk menghitung tarif)
TT = Tarif Overhead Tetap per unit yang ditentukan dimuka.
Jadi overhead kurang dibebankan (selisih kapasitas) dapat dihitung
sebagai berikut :
SK = (10.000 – 12.500) x Rp. 20,-
= - 500 x Rp. 20,-
= - Rp. 50.000,- (tanda minus menunjukkan selisih tdk
menguntungkan)

Catatan :
Pembebanan lebih (overapplication) atau pembebanan kurang
(underapplication) hanya terjadi pada Metode Full Costing
Perbedaan dalam penyajian di Laporan Rugi-Laba

Penyajian laporan rugi-laba menurut variable costing


menggunakan format contribution margin, yakni menyajikan
informasi dengan mengurangkan lebih dahulu seluruh biaya
variabel dari penjualan, baru kemudian mengurangkannya
dengan seluruh biaya tetap. Laporan dengan format ini
hanya digunakan untuk laporan intern dan dilarang digunakan
untuk laporan ekstern, karena tidak sesuai dengan prinsip
akuntansi yang lazim.
Penyajian laporan rugi-laba menurut Full Costing/Absorption Costing
menggunakan pendekatan fungsional yakni mengurangkan seluruh
biaya produksi (variabel dan tetap) dari penjualan dan kemudian
mengurangkannya dengan biaya-biaya operasi yang diklasifikasi
menurut fungsi-fungsi pokok perusahaan. Laporan dengan format inilah
yang diperbolehkan untuk pihak ekstern karena sesuai dengan prinsip
akuntansi yang lazim.
Contoh :
Keterangan Jumlah
Biaya bahan baku per unit …………………………………………...Rp. 10,-
Biaya tenaga kerja langsung per unit …………………………...Rp. 20,-
Biaya overhead variabel perunit ………………………………..…Rp. 15.-
Biaya overhead tetap total…………………………………..........Rp. 250.000,-
Biaya administrasi variabel per unit……………………………...Rp. 5,-
Biaya penjualan variabel perunit……………………………..……Rp. 3,-
(biaya administrasi dan penjualan perunit adalah
Variabel terhadap volume penjualan)
Biaya penjualan tetap total…………………………………………..Rp. 1.000.000,-
Biaya administrasi tetap total………………………………….…..Rp. 500.000,-
Produksi sesungguhnya (2011)……………………………………..10.000 kaleng
Jumlah produksi seluruhnya terjual dengan harga
Jual perunit…………………………………………………………………...Rp. 300,-
Untuk tahun 2011 PT. XYZ mengganggarkan biaya overhead tetap total
Rp. 250.000,-dan biaya variabel total Rp. 187.500,-. Jadi anggaran biaya
overhead totalnya adalah Rp. 437.500,- anggaran ini didasarkan pada
kapsitas normal 12.500 kaleng.
Laporan R/L dengan format Contribution Margin (Variable Costing)
PT. XYZ
LAPORAN RUGI-LABA PERODE 2011

Penjualan 10.000 kaleng x Rp. 300,-…………………………………Rp. 3.000.000,-


Harga Pokok Penjualan 10.000 kaleng x Rp. 45,-………………Rp. 450.000,- (-)
Laba kotor atas penjualan………………………………………………..Rp. 2.550.000,-
Biaya administrasi dan penjualan variabel
10.000 kaleng x Rp. 8,- (Rp. 5,- + Rp. 3,-)…………………….Rp. 80.000,- (-)
Contribution Margin………………………………………………………..Rp. 2.470.000,-
Biaya Tetap :
Administrasi ……………………………Rp. 1.000.000,-
Penjualan ……………………………….Rp. 500.000,-
Overhead pabrik …………………….Rp. 250.000,- (+)
Rp. 1.750.000,-(-)
Laba Bersih ……………………………………………………………………Rp. 720.000,-
Harga Pokok Penjualan dapat dihitung dengan cara sbb :

Persediaan Awal ………………………………………………………………….Rp. 0,-


Biaya Produksi :
Bahan Baku 10.000 x Rp. 10,-…………………...…Rp. 100.000,-
Upah Langsung 10.000 x Rp. 20,-……………....Rp. 200.000,-
Overhead variabel 10.000 x Rp. 15,-…………...Rp. 150.000,- Rp. 450.000,- (+)
Persediaan tersedia dijual 10.000 x Rp. 45,- ……..………….……..Rp. 450.000,-
Persediaan akhir 0 x Rp. 45,-………………………………………….…….Rp. 0,- (-)
Harga Pokok Penjualan…………………………………………………….…..Rp. 450.000,-
Laporan dengan format pendekatan fungsional (Full Costing)
Penjualan 10.000 kaleng x Rp. Rp. 300,-……..……………………Rp. 3.000.000,-
Harga Pokok Penjualan 10.000 kaleng x Rp. 65,-……….…….Rp. 650.000,- (a)
Overhead Tetap Kurang dibebabnkan
( 10.000 – 12.500) x Rp. 20,-………..………………………..………...Rp. 50.000,- (+)
Harga Pokok Penjualan Sesungguhnya……………………………...Rp. 700.000,- (-)
Laba Kotor…………………………………………………………………….….Rp. 2.300.000,-
Biaya Operasi :
Penjualan……………….……………….Rp. 1.030.000,- (b)
Administrasi……………………………Rp. 550.000,- (c)
Total Biaya Opersi……………………………………………………………Rp. 1.580.000,- (-)
Laba Bersih………………………………………………………………………Rp. 720.000,-
(a) Harga Pokok Penjualan dapat dihitung sbb :
Persediaan awal………………………………………………………………..…Rp. 0,-
Biaya Produksi :
Bahan Baku 10.000 x Rp. 10,-……………….Rp. 100.000,-
Upah Langsung 10.000 x Rp. 20,-…………..Rp. 200.000,-
Overhead variable 10.000 x Rp. 15,-…….Rp. 150.000,-
Overhead Tetap 10.000 x Rp. 20,-………..Rp. 200.000,- Rp. 650.000,- +
Pesediaan Siap Dijual……………………………………………………………Rp. 650.000,-
Persediaan Akhir ………………………………………………………………….Rp. 0,- -
Harga Pokok Penjualan………………………………………………………….Rp. 650.000,-
(b) Biaya administrasi :
Variabel 10.000 x Rp. 5,-……………………….Rp. 50.000,-
Tetap……………………………………………………..Rp. 1.000.000,-
Biaya administrasi total………………………….Rp. 1.050.000,-

(c) Biaya Penjualan :


Variabel 10.000 x Rp. 3,-……………….……..Rp. 30.000,-
Tetap…………………………………………………….Rp. 500.000,-
Biaya penjualan total…………………………….Rp. 530.000,-
SOAL

1. PT. Batara pada tahun 2010 memproduksi 700 unit produk


baru. Variable manufacturing cost perunit produk Rp. 6.000,-
Sedangkan fixed overhead Rp. 2.000,-
Tidak ada persediaan awal tahun 2010
Persediaan akhir tgl. 31 Desember 2010 adalah 100 unit.
Hitung nilai pesediaan akhir PT. Barata tahun 2010.
2. PT. Garuda memproduksi gunting plastik. Setiap gunting
dijual dengan harga Rp. 25.000,- Setiap tahun gunting yang
terjual 300.000 unit. Unit cost pada tahun 2010 adalah sbb :
- Bahan Baku Rp. 5.000,-
- TKL Rp. 4.000,-
- Overhead Variable Rp. 2.000,-
- Bi. Penjualan variable Rp. 3.000,-
- Overhead tetap Rp. 6.000,-
- Bi. Operasional tetap Rp. 2.000,-
Jumlah yang di produksi adalah 325.000 unit.
Hitung unit cost dan nilai persediaan persediaan akhir.
3. PT. Nusantara pada tahun 2009 memproduksi 50.000 unit
produk. Produk yang tidak terjual thn tsb adalah 15.000 unit.
Biaya produksi terdiri dari :
- Bahan Baku Rp. 250.000.000,-
- TKL Rp. 285.000.000,-
- Overhead variable Rp. 175.000.000,-
- Overhead tetap Rp. 85.000.000,-
Hitung :
a. Unit Cost
b. Nilai persediaan akhir
Data-data produksi yang terdapat pada PT. Jaya yang
memproduksi sejenis barang pada tahun 2015 adalah sbb :
Biaya produksi perunit terdiri :
Bahan baku Rp. 5.000,-
Tenaga kerja langsung Rp. 3.000,-
Overhead Varibel Rp. 1.000,-
Budget overhead dalam tahun 2015 sebesar Rp.
40.000.000,- dengan dasar perhitungan tariff overhead
berdasarkan jam tenaga kerja langsung sebanyak 20.000
jam.
Hitunglah biaya produksi perunit dengan Full Costing dan
Variable Costing
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
BERDASARKAN BIAYA RELEVAN
A. BIAYA RELEVAN

Biaya di masa yang akan datang dan berbeda


diantara alternatif yang sedang dipertimbangkan
didalam suatu keputusan.
Semua keputusan yang berhubungan
dengan masa depan hanya biaya masa depan
yang relevan saja yang dipertimbangkan, tetapi
juga harus berbeda dari satu alternative ke
alternative yang lain.
B. BIAYA TIDAK RELEVAN
Biaya yang jumlahnya selalu sama atau tidak
berubah diantara berbagai alternative dan tidak
mempunyai pengaruh dalam pengambilan
keputusan.
APLIKASI BIAYA RELEVAN
1. Keputusan membuat atau membeli
Manajer sering dihadapkan pada apakah harus membuat
sendiri atau membeli komponen atau suku cadang tertentu.
Contoh :
Sebuah perusahaan manufaktur telah memproduksi satu jenis
komponen printer computer yang diproduksi sebanyak 10.000
unit dengan data-data sbb :
Jenis Biaya Total Biaya (Rp) Biaya Per unit (Rp)
Bahan Langsung 150.000.000 15.000
Upah langsung’ 170.000.000 17.000
Overhead variabel 80.000.000 8.000
Overhead tetap umum 100.000.000 10.000
Sewa peralatan 50.000.000 5.000
Total 550.000.000 55.000
Pada saat ini ada tawaran dari pemasok pihak luar untuk
komponen printer tsb seharga Rp. 400.000.000,- untuk 10.000
unit. Berhubung penggunaan computer dari pemasok luar harus
disosialisasikan ke perusahaan diperlukan biaya tenaga kerja
paruh waktu Rp. 30.000.000,- pada saat pembelian.

Ditanya :
a. Sebutkan jenis biaya relevan dan tidak relevan yang
dikeluarkan perusahaan dalam memproduksi komponen
printer tsb.
b. Keputusan apa yang sebaiknya dipilih perusahaan, apakah
tetap memproduksi sendiri atau membeli komponen tsb ke
pemasok.
Jawab :

a. Biaya relevan adalah bahan baku langsung, upah langsung,


overhead variable dan sewa peralatan
Biaya tidak relevan adalah overhead tetap umum
b. Memilih pengambilan keputusan.
Jenis Biaya Produksi Membeli dari Perbedaan
sendiri luar jumlah
Bahan langsung 150.000.000 - 150.000.000
Upah langsung 170.000.000 - 170.000.000
Overhead variabel 80.000.000 - 80.000.000
Sewa peralatan 50.000.000 - 50.000.000
Biaya pembelian - 400.000.000 (400.000.000)
Tenaga kerja paruh waktu - 30.000.000 (30.000.000)
Total 450.000.000 430.000.000 20.000.000
Keputusan yang diambil perusahaan adalah membeli dari pemasok
luar, karena ada penghematan biaya sebesar Rp. 20.000.000,-
SOAL 1.
Selama ini PT. Cerdik memproduksi seluruh suku cadang X dengan data-data
biaya perunit sbb :
Bahan Baku langsung Rp. 29.500,-
Upah tenaga kerja langsung Rp. 4.000,-
Overhead variable Rp. 18.000,-
Overhead tetap Rp. 40.000,-
Jumlah biaya produksi perunit Rp. 91.500,-

Ada sebuah perusahaan lain menawarkan suku cadang X dengan harga Rp.
65.000,- perunit. PT. Cerdik memproduksi 53.000 unit pertahun. Semua
overhead tidak dapat dihapuskan walaupun produksi suku cadang X
dihentikan.

Diminta :
Tentukan jenis biaya yang merupakan biaya relevan dan tidak relevan.
Keputusan apa yang sebaiknya diambil oleh PT. Cerdik?
2. Keputusan meneruskan atau menghentikan
Untuk perusahaan yang memproduksi lebih dari dua
macam produk ada kemungkinan satu jenis produk
menderita kerugian, pertanyaannya apakah produk
yang merugikan itu dihentikan atau diteruskan. Hal
seperti ini bias juga berlaku bagi perusahaan yang
memiliki beberapa kantor, divisi atau anak
perusahaan.
Contoh :
Daftar perhitungan Rugi-laba sebuah perusahaan yang
memproduksi 3 jenis produk A,B dan C adalah sbb :
Laporan Rugi-Laba Full Costing

Keterangan Produk A Produk B Produk C Total


Penjualan 500.000.000 800.000.000 150.000.000 1.450.000.000
Biaya Variabel 250.000.000 480.000.000 140.000.000 870.000.000
Laba Kontribusi 250.000.000 320.000.000 10.000.000 580.000.000
Bi. Tetap Langsung :
Iklan 10.000.000 10.000.000 10.000.000 30.000.000
Gaji 37.000.000 40.000.000 35.000.000 112.000.000
Penyusutan 53.000.000 40.000.000 10.000.000 103.000.000
Total bi. Tetap langsung 100.000.000 90.000.000 55.000.000 245.000.000
Laba operasi segmen 150.000.000 230.000.000 (45.000.000) 335.000.000
Bahan tetap umum - - - 125.000.000
Laba operasi perusah. - - - 210.000.000
Diminta :
Tentukan jenis biaya yang relevan dan tidak relevan.
Apakah produk C diteruskan atau dihentikan.
Jawab :
a. Biaya relevan adalah biaya variable, biaya iklan, biaya gaji.
Biaya tidak relevan adalah penyusutan dan biaya tetap umum.
b. Pengambilan keputusan
Keterangan Meneruskan Menghentikan Perbedaan jml
(produk total) (produk A & B) jika meneruskan
Penjualan 1.450.000.000 1.300.000.000 150.000.000
Biaya variabel 870.000.000 730.000.000 140.000.000
Laba Kontribusi 580.000.000 570.000.000 10.000.000
Biaya tetap langsung :
Iklan 30.000.000 20.000.000 10.000.000
Gaji 112.000.000 77.000.000 35.000.000
Total biaya tetap langsung 142.000.000 97.000.000 45.000.000
Laba operasi 438.000.000 473.000.000 (35.000.000)
Kesimpulan :
Sebaiknya produk C dihentikan, karena jika produk C diteruskan
ada penurunan laba operasi Rp. 35.000.000,-
3. Keputusan menerima atau menolak
pesanan khusus
Menerima atau menolak pesanan khusus adalah 2 alternatif
keputusan yang kadangkala harus dihadapi oleh manajemen.
Pesanan khusus adalah pesanan diluar penjualan normal,
biasanya dengan harga yang lebih rendah daripada harga jual
normal.
Contoh :
Sebuah perusahaan memproduksi suatu jenis produk
berdasarkan kapasitas normal 10.000 unit pertahun. Pada saai
ini perusahaan beroperasi pada kapasitas dibawah normal,
yaitu 8.000 unit atau kapasitas 80%.
Data-data biaya dan produk selama tahun 2011, yaitu :
Keterangan Jumlah biaya (Rp) Biaya per unit (Rp)
Biaya variabel :
Bahan baku langsung 160.000.000 20.000
Upah langsung 150.000.000 18.750
Overhead 80.000.000 10.000
Pengemasan 20.000.000 2.500
Komisi 16.000.000 2.000
Distribusi 8.000.000 1.000
Total biaya variabel 434.000.000 54.250
Biaya tetap :
Gaji 120.000.000 8.000
Penyusutan 24.000.000 3.000
Utilitas 16.000.000 2.000
Pajak 10.000.000 1.250
Lain-lain 15.000.000 1.875
Total biaya tetap 175.000.000 18.125
Total biaya 609.000.000 72.375
Unit barang yang telah diproduksi atau 8.000 unit telah laku dijual
dengan harga Rp. 100.000,- pe unit. Pada tahun 2011 ada seorang
pelanggan memesan khusus 1.000 unit dengan harga penawaran
dibawah total biaya per unit yaitu seharga Rp. 65.000,-. Penawaran
dilakukan langsung ke perusahaan sehingga tidak ada komisi serta
biaya distribusi ditanggung oleh pemesan.
Diminta :
Apakah perusahaan menerima atau menolak pesanan khusus tsb?

Jawab :
Menerima atau menolak pesanan khusus.
Keterangan Menolak pesanan Menerima pesanan
khusus (8.000 unit) khusus (9.000 unit)
Penjualan 800.000.000 865.000.000
Biaya variabel 434.000.000 485.250.000
Laba kontribusi 364.000.000 379.750.000
Keputusan yang diambil adalah menerima pesanan khusus, karena ada
penambahan laba kontibusi sebesar Rp. 15.750.000,- ( Rp.
379.750.000,- - Rp. 364.000.000,- )

Keterangan :
a. Produksi normal 8.000 unit x Rp. 100.000,- = Rp. 800.000.000,-
b. Produk normal + pesanan khusus = ( 8.000 unit x Rp.
100.000,-) + ( 1.000 unit x Rp. 65.000,- ) = Rp. 865.000.000,-
c. 8.000 unit x Rp. 54.250,- = Rp. 434.000.000,-
d. ( 8.000 unit x Rp. 54.250,-) + 1.000 unit (Rp. 54.250,- - Rp.
2.000,- - Rp. 1.000,-) = Rp. 434.000.000,- + Rp. 51.250.000,- =
Rp. 485.250.000,-
4. Keputusan menjual atau memproses
lebih lanjut
Ada banyak perusahaan yang menghasilkan produk gabungan (joint
product) dengan mengeluarkan biaya bersama (common cost).
Dan pada saat titik pemisahan ( split-0ff point ) produk gabungan (
joint product ) dapat langsung dijual atau diproses lebih lanjut, yang
tujuannya adalah untuk menambah pendapatan.
Produk gabungan ( joint product ) adalah adalah produk-produk
yang tidak dapat dipisahkan.
Biaya bersama (common cost) adalah biaya dari sumber daya yang
digunakan dalam output dari dua atau lebih produk/jasa
Titik pisah ( split-off point ) adalah titik ketika produk atau jasa
berbeda, setelah melewati proses bersama.
Contoh : pengolahan biji besi yang menghasilkan emas dan
tembaga.
Contoh :
Tuan Joni adalah seorang petani tomat yang professional di
bidang pertanian. Pada bulan Desember 2011 menghasilkan
tomat yang sudah matang dan disortir menjadi 3 jenis. Jenis A
adalah tomat berukuran besar tanpa cacat, tomat jenis B adalah
tomat berukuran sedang dan tidak cacat, dan tomat jenis C
adalah tomat yang tidak dapat dikatagorikan jenis A dan B. Harga
jual per kg untuk tomat jenis A Rp. 25.000,-, jenis B Rp. 18.000,-
dan jenis C Rp. 10.000,-. Jumlah biaya bersama tomat sampai
pada titik pisah adalah Rp. 100.000.000,- untuk setiap 10 ton
atau 10.000 kg.
Tuan Joni sedang mempertimbang untuk tomat jenis C apakah
dijual pada saat titik pisah atau diproses lebih lanjut menjadi
saos tomat. Biaya pemrosesan saos tomat adalah Rp. 1.500,- per
kg dan harga saos tomat per kg Rp. 13.000,-
Diminta :
a. Apakah biaya bersama (joint cost) merupakan biaya relevan
atau tidak relevan dalam pengambilan keputusan lebih lanjut
tomat jenis C?
b. Keputusan apakah yang sebaiknya dipilih Tuan Joni, apakah
menjual tomat jenis C pada saat titik pisah atau memproses
lebih lanjut menjadi saos tomat?

Jawab :
a. Biaya bersama sebesar Rp. 100.000.000,- merupakan biaya
tidak relevan
.

b. Mengambil keputusan menjual atau memproses lebih lanjut.

Keterangan Memproses Menjual Perbedaan jika


lebih lanjut memproses
Pendapatan per kg 13.000 10.000 3.000
Biaya proses lebih lanjut per kg 1.500 - 1.500
Manfaat 11.500 10.000 1.500

Keputusan yang dipilih adalah memproses lebih lanjut tomat jenis C


menjadi saos tomat karena mendapat pendapatan lebih besar Rp.
1.500,- per kg daripada menjual langsung pada saat titik pisah.

Anda mungkin juga menyukai