Anda di halaman 1dari 25

PENENTUAN HARGA JUAL

PENENTUAN HARGA BERDASARKAN BIAYA

COST PLUS PRICING


Menurut pendekatan ini harga jual adalah cost ditambah dengan markup
sebesar prosentase tertentu dari cost tersebut. Markup ditentukan sedemikian
rupa sehingga laba yang diinginkan dapat tercapai.
Dasar biaya yang digunakan adalah :
1. Absorption Cost ing (Full Costing)
2. Full Cost
3. Variable Costing
4. Variable Cost
1. ABSORPTION COSTING (FULL COSTING)
Menurut pendekatan ini harga pokok produk terdiri atas biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan overhead variabel dan overhead tetap. Harga jual yang
ditargetkan adalah harga pokok produk ditambah dengan mark up.
Contoh : PT. Ananda

BIAYA-BIAYA PER UNIT TOTAL


Bahan Baku Rp. 10,-
Tenaga Kerja Langsung 8,-
Overhead Variabel 8,-
Overhead Tetap (berdasar pada
produksi 10.000 unit) 14,- Rp. 140.000,-
Penjualan & Administrasi Variabel 4,-
Penjualan & Administrasi Tetap
(berdasar pada produksi 10.000 unit) 2,- 20.000,-
Maka menurut data diatas harga pokok produk adalah sebesar Rp. 40.000,- dengan
perhitungan sbb :
Bahan Baku .......................................... Rp. 10,-
Tenaga Kerja Langsung ....................... 8,-
Overhead Tetap ................................... 14,-
Overhead Variabel ............................... 8,-
Biaya Produksi Penuh Per unit .......... Rp. 40,-

Misalkan markup yang diinginkan adalah 50% dari harga pokok produk, maka target
harga jual perunit adalah sbb :
Biaya produksi per unit ................................ Rp. 40,-
Markup untuk menutup biaya penjualan,
biaya adminitrasi dan laba: 50% dari biaya
produksi ........................................................ 20,-
Target Harga Jual Per unit ............................ Rp. 60,-
Seandainya perusahaan Ananda memproduksi dan menjual 10.000 unit dengan harga
maka laporan rugi laba akan nampak sbb :

Penjualan (10.000 unit x Rp. 60.000,-) ...................................................... Rp. 600.000,-


Harga pokok penjualan (10.000 unit x Rp. 40.000,-) ................................. 400.000,-
Laba Kotor ............................................................................................ 200.000,-
Biaya penjualan dan administrasi variabel (10.000 unit x Rp. 4,0) ........... 40.000,-
Biaya penjualan dan administrasi tetap ...................................................... 20.000,-
Laba Bersih .......................................................................................... Rp.140.000,-
2. FULL COST
Full Cost adalah seluruh biaya baik biaya produksi maupun non produksi. Tapi
pendekatan ini sulit digunakan untuk perusahaan yang memproduksi lebih dari satu
macam produk.
Contoh data perusahaan Ananda yang memproduksi 1 jenis produk maka full cost
perunit adalah sbb :

Biaya produksi perunit ............................................................... Rp. 40,-


Biaya penjualan dan administrasi variabel ................................. 4,-
Biaya penjualan dan administrasi tetap ..................................... 2,-
Full Cost per unit ...................................................................... 46,-

Apabila ditetapkan markup 30,43% dari full cost maka besarnya harga jual adalah :
Full cost per unit ........................................................................ Rp. 46,-
Markup 30,43% x Rp. 46,- ........................................................ 14,-
Target harga jual per unit .......................................................... 60,-
3. VARIABLE COSTING
Menurut pendekatan ini harga pokok produk hanya terdiri atas biaya variabel yang
diperlukan untuk memproduksi barang atau jasa. Elemen harga pokok produk hanya
meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead variabel.
Biaya overhead pabrik tetap dianggap bukan biaya produksi melainkan biaya priode
(periode cost)
Contoh dari Perusahaan Ananda, harga pokok produk variable adalah sbb :
Biaya bahan baku .......................................................... Rp. 10,-
Biaya tenaga kerja langsung ......................................... 8,-
Biaya overhead variabel ................................................ 8,-
Biaya overhead variabel per unit .................................. Rp. 26,-
Anggaplak bahwa markup yang digunakan untuk menutup biaya-biaya non produksi
dan laba perunit adalah 130,77% maka harga jual per unit adalah sbb :
Biaya produksi variabel ................................................. Rp. 26,-
Markup 130,77% x Rp. 26,- .......................................... 34,-
Target harga jual per unit ............................................... Rp. 60,-
4. VARIABLE COST
Seluruh biaya variabel baik biaya produksi variabel maupun biaya non produksi
variabel.
Biaya variabel perunit Perusahaan Ananda adalah sbb :
Biaya Produksi Variabel per unit .............................................. Rp. 26,-
Biaya penjualan dan adminitrasi variabel per unit ................... 4,-
Biaya variabel per unit ..............................................................Rp. 30,-

Apabila markup ditetapkan 100%, maka target harga jual per unit adalah Rp. 30,- +
100% x Rp. 30,- = Rp. 60,-
MENENTUKAN PROSENTASE MARKUP

ROI (Return on Investment) adalah salah satu cara yang digunakan untuk menentukan
besarnya markup. Ada 4 formula yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya
markup dan harga jual setelah produk setelah diketahui markupnya.

Contoh :
Perusahaan Ananda mengunakan rata-rata aktiva operasi setiap tahunnya Rp.
500.000,-. Produksi dan penjualan setahun berjumlah 10.000 unit. Return On
Investment (ROI) atau Return On Assets Employed yang diinginkan adalah 28%. Data
biayanya adalah sbb :

TOTAL PER UNIT


Biaya bahan baku Rp. 100.000,- Rp. 10,-
Biaya tenaga kerja langsung 80.000,- 8,-
Biaya overhead variabel 80.000,- 8,-
Biaya overhead tetap 140.000,- 14,-
Biaya penjualan dan administrasi variabel 40.000,- 4,-
Biaya penjualan dan administrasi tetap 20.000,- 2,-
Jumlah Rp. 460.000,- Rp. 46,-
FORMULA 1
Formula ini digunakan untuk Absorption Costing (Full Costing), yang menggunakan biaya
produksi penuh sebagai dasar perhitungan.

( Target ROI ) + ( Biaya penjualan dan Administrasi )


% markup =
( Volume dalam unit ) x ( Harga Pokok Produk per unit )

(28% x Rp. 500.000,-) + (Rp. 60.000,-)


% markup =
(10.000) x ( Rp. 40,-)

Rp. 200.000,-
= = = 50%
Rp. 400.000,-

Dengan menggunakan data diatas maka harga jual produk yang ditargetkan adalah sbb :

Harga pokok per unit ........................................................ Rp. 40,-


Marup : 50% x Rp. 40,- ..................................................... Rp. 20,-
Target Harga jual .............................................. Rp. 60,-
Jika perusahaan dapat menjual seluruh produksinya (10.000 unit) dengan harga perunit
Rp. 60,- maka laporan rugi labanya adalah sbb :

Perusahaan Ananda
Laporan Rugi-Laba periode 2018

Penjualan ( 10.000 x Rp. 60,- .............................................................. Rp. 600.000,-


Harga Pokok Penjualan ( 10.000 x Rp. 40,- )........................................ 400.000,-
Laba Kotor ..................................................................... 200.000,-
Dikurangi :
Biaya Penjualan dan adminstrasi ........................................................ 60.000,-
Laba Bersih ..................................................................... Rp. 140.000,-
Berdasarka laporan tsb maka ROI sebesar 28% dan markup sebsar 50% dapat dibuktikan
sbb :
Laba Bersih Penjualan
ROI = x
Penjualan Rata2 Aktiva Operasi

Rp. 140.000,- Rp. 600.000,-


ROI = x
Rp. 600.000,- Rp. 500.000,-

= 0,233 x 1,2 = 28%

( Target ROI ) + ( Biaya penjualan dan Administrasi )


% markup =
( Volume dalam unit ) x ( Harga Pokok Produk per unit )

(28% x Rp. 500.000,-) + (Rp. 60.000,-)


% markup =
(10.000) x ( Rp. 40,-)

Rp. 200.000,-
= = = 50%
Rp. 400.000,-
FORMULA 2
Formula ini digunakan untuk full cost yang mensadarkan perhitungan markup pada
seluruh biaya produksi dan non produksi.

Target ROI
% markup =
(Volume dalam unit) x (Total baiya per unit)

(28% x Rp. 500.000,-)


% markup =
(10.000) x (Rp. 46,-)

Rp. 140.000,-
= = 30,43%
Rp. 460.000,-

Harga jual perunit adalah Rp. 46,- + (30,43% x Rp. 46,-) = Rp. 60,-
FORMULA 3
Formula ini digunakan untuk variable costing yang mendasarkan perhitungan markup
hanya pada biaya produksi variabel

Target ROI + Biaya Tetap + Biaya non produksi variabel


% markup =
(Volume dalam unit) x (Total baiya produksi variabel per unit)

(28% x Rp. 500.000,-) + Rp. 160.000,- + Rp. 40.000,0


% markup =
10.000 x Rp. 26,-

Rp. 340.000,-
= = 130,77%
Rp. 360.000,-

Harga jual perunitnya adalah Rp. 26,- + (130,77% x Rp. 26,-) = Rp. 60,-
FORMULA 4
Formula ini digunakan untuk variabel variable cost yang mendasarkan perhitungan
markup pada seluruh biaya variabel (produksi dan non produksi)

Target ROI + Biaya Tetap


% markup =
(Volume dalam unit) x (Baiya variabel per unit)

(28% x Rp. 500.000,-) + Rp. 160.000,-


% markup =
(10.000) x Rp. 30,-

Rp. 300.000,-
= = 100%
Rp. 3000.000,-

Harga jual perunit adalah Rp. 30,- + (100% x Rp. Rp. 30%) = Rp. 60,-
Dengan menggunakan data yang sama walaupun menggunakan formula yang berbeda-
beda akan diperoleh harga jual per unit yang sama yaitu Rp. 60,- meskipun markup
berbeda-beda.

Dasar yang digunakan Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4


Full Costing Full Cost Variable Variable
Costing Cost
1. Seluruh biaya produksi Rp. 40,-
Markup 50% Rp. 20,-
2. Seluruh biaya Rp. 46,-
Markup 30,43% Rp. 14,-
3. Biaya produksi variabel Rp. 26,-
Markup 130,77% Rp. 34,-
4. Biaya variabel Rp. 30,-
Markup 100% Rp. 30,-
Harga jual Rp. 60,- Rp. 60,- Rp. 60,- Rp. 60,-
SOAL LATIHAN 1
Data berikut ini berhubungan dengan produk X :

Elemen Biaya Per unit Total


Bahan Baku Rp. 800,-
Tenaga Kerja langsung 1.200,-
Overhead Variable 300,-
Overhead Tetap 700,-
(Berdasarkan produksi 50.000 unit)
Penjualan dan Administrasi Variabel 200,- Rp. 35.000.000,-
Penjualan dan Administrasi Tetap
(Berdasarkan pada produksi 50.000 unit) 400,- Rp. 20.000.000,-

Perusahaan menggunakan pendekatan cost plus pricing dalam menentukan harga jual
produk dengan menambahkan markup sebesar 50% dari harga produk.

Diminta :
Tentukanlah harga jual produk X dengan menggunakan pendekatan full costing, full
cost, variable costing dan variable cost
SOAL LATIHAN 2
Perusahaan Ananda merencanakan untuk membuat produk baru yang dinamakan
produk X. Berikut ini adalah data biaya yang berhubungan dengan produk tsb :

Elemen Biaya Per unit


Bahan Baku Rp. 1.940,-
Tenaga Kerja langsung 810,-
Overhead Variable 350,-
Overhead Tetap 600,-
(berdasarkan produksi 1.500 unit)
Penjualan dan administrasi variabel 100,-
Penjualan dan adminstrasi tetap
(berdasarkan produksi 1.500 unit 1.234,-

Investrasi yang diperlukan untuk membuat produk baru tsb adalah Rp. 40.000.000,-.
Tarif kembalian investasi (rate of return on investment) yang diinginkan perusahaan
adalah 16%. Perusahaan menggunakan metode cost plus pricing.
Diminta :
Dengan menggunakan pendekatan full costing, full cost, variable costing dan variable
cost tentukanlah :
1. Besarnya markup yang diperlukan untuk memenuhi ROI 16%
2. Dengan menggunakan markup diatas hitunglah harga jual produk X
SOAL LATIHAN 3
Data berikut ini berhubungan dengan produk R

Elemen Biaya Per unit total


Biaya variabel :
Produksi Rp. 4.500,-
Non Produksi 1.500,-

Biaya tetap :
Produksi (berdasarkan kapasitas produksi
75.000 unit) 3.000,- Rp. 225.000.000,-
Non produksi (berdasarkan kapasitas
produksi 75.000 unit) 3.000,- 225.000.000,-

Investasi yang diperlukan untyk membuat produk R tsb adalah Rp. 500.000.000,-
Tarif kembalian investasi (ROI) yang diinginkan perusahaan adalah 20%. Perusahaan
menggunakan metode cost-plus-pricing.

Diminta :
1. Jika perusahaan menggunakan metode full costing berapa besarnya prosentase
markup untuk menutup biaya produksi dan laba?
PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN TIME AND MATERIAL PRICING

Pedekatan Time and Material Pricing menggunakan 2 buah tarip penentuan harga jual :
1. Tarip berdasarkan waktu
2. Tarip berdasarkan bahan

Tarip ini dibentuk untuk menutup biaya administrasi dan penjualan, biaya tak langsung
lainnya dan laba yang diinginkan.
Penentuan harga jual ini lazim digunakan oleh :
1. Bengkel reparasi jam
2. Bengkel reparasi mobil dan motor
3. Perusahaan percetakan
4. Akuntan
5. Pengacara
6. Dokter
7. Konsultan
8. Perusahaan-perusahaan lain yang bergerak di bidang jasa
1. KOMPONEN WAKTU
Dinyatakan secara khusus sebagai tarif perjam tenaga kerja langsung.
Tarif ini dihitung dari penjumlahan 3 elemen yaitu :
a. Biaya Tenaga Kerja Langsung (termasuk gaji dan tunjangan tambahan)
b. Biaya penjualan dan administrasi
c. Laba yang diinginkan

2. KOMPONEN BAHAN
Meliputi harga beli bahan yang digunakan selama pengerjaan ditambah
material loading charge. Material loading charge dimaksudkan untuk
menutup biaya-biaya pemasaran, handling dan penyimpanan bahan, plus
profit margin untuk bahan itu sendiri.
CONTOH :
Sebuah bengkel sepeda motor membayar gaji tenaga kerja langsung sebesar Rp. 1.000,-
perjam plus tunjangan tambahan Rp. 375,- perjam . Biaya-biaya lainnya dalam sebulan
adalah sebagai berikut :

Gaji mandor termasuk tunjangan tambahan ............ Rp. 425.000,-


Bahan habis pakai ...................................................... Rp. 160.000,-
Penyusutan ................................................................ Rp. 730.000,-
Macam-macam biaya adminitsrasi & penjualan ...... Rp. 935.000,-
Jumlah ........................................................ Rp. 2.250.000,-

Tenaga langsung dalam sebulan bekerja selama 2.000 jam. Jika dikehendaki laba perjam
sebesar Rp. 625,- maka beban kepada pelanggan adalah sebagai berikut :

Gaji tenaga kerja langsung (termasuk tunjangan perjam) ................ Rp. 1.375,-
Biaya-biaya lain per jam : Rp. 2.250.000,- : 2.000 jam ....................... Rp. 1.125,-
Laba yang diinginkan perjam .............................................................. Rp. 625,-
Total beban perjam kepada pelanggan .................................. Rp. 3.125,-
Biaya pemesanan, hadling dan penyimpanan diperkirakan 25% dari harga faktur
pembelian bahan. Laba yang diinginkan atas bahan ini adalah 15% .
Seandainya dari data diatas, ada seorang pelanggan yang mendapat jasa reparasi selama
2,5 jam dan membutuhkan komponen motor (bahan) yang harga belinya sebesar Rp.
7.500,- maka ia akan dibebani harga sebagai berikut :

Jam kerja 2,5 jam @Rp 3.125,- .................................................. Rp. 7.812,50


Bahan yang digunakan .............................. Rp. 7.500,-
Ditambah :
Biaya pemesanan, handling dan
penyimpanan : 25% x Rp. 7.500,- ...... Rp. 1.875,-
Laba 15% x Rp. 7.500,- ........................ Rp. 1.125,- Rp. 10.500,-

Harga jual yang dibebankan kepada pelanggan ...................... Rp. 18.312,50


SOAL 1
Bengkel AMIN mempunyai 2 departemen yaitu Departemen Suku Cadang dan
Departemen Reparasi. Dari operasi perusahaan manajemen menghendaki laba sebesar
Rp. 8,5 perjam mekanik dan 10% dari harga faktur suku cadang yang terjual. Data biaya
bengkel tersebut diperkirakan sebagai berikut :

Departemen Departemen
Reparasi Suku Cadang
Biaya gaji manajer Rp. 25.000,- -
Biaya gaji karyawan - Rp. 20.000,-
Biaya upah tenaga kerja langsung 180.000,- -
Biaya gaji karyawan kantor 9.000,- 3.000,-
Depresiasi kendaraan 15.400,- -
Depresiasi gedung dan peralatan 6.000,- 17.500,-
Biaya bahan habis pakai 2.600,- 12.000,-
Biaya administrasi dan umum 36.000,- -
Suku cadang yang digunakan - 210.000,-

Perusahaan mempekerjakan 10 tenaga kerja langsung yang masing-masing diperkirakan


akan bekerja 40 jam kerja perminggu (dalam 1 tahun 50 minggu). Tahun ini perusahaan
telah membebankan kepada pelanggan tarif perjam kerja mekanik Rp. 20,- dan markup
yang ditambahkan pada harga faktur sebesar 35%
Diminta :
1. Hitunglah tarif perjam kerja mekanik dan markup yang harus ditambahkan kepada
harga faktur. Bandingkan dengan tarif yang telah ditetapkan oleh perusahaan
terdahulu
2. Jika perusahaan memperbaiki sebuah mobil yang memerlukan 1,5 jam kerja
mekanik dan suku cadang yang harga fakturnya Rp. 108,-berapakah biaya reparasi
yang harus dibayarkan oleh seorang pemilik mobil tersebut?

Anda mungkin juga menyukai