Rp 3.000.000
SC= ×100 %=16,67 %
Rp 18.000.000
Produk Gabungan dan Produk Sampingan| 4
Metode Unit Produksi Rata-rata
Dalam metode unit produksi rata-rata, maka biaya bersama dibebankan
ke produk berdasarkan jumlah unit yang diproduksi. Makin besar unit diproduksi
makin besar dibebani biaya produksi. Metode ini kurang tepat untuk digunakan
bagi produk yang hasil jualnya mempunyai perbedaan yang besar antara produk
satu dengan lainnya.
Contoh :
Dengan data yang ada pada perusahaan sabun PT. Ditiasa, maka alokasi biaya
bersama metode unit produksi rata-rata PT. Nomi sebagai berikut :
Jenis Unit Persentase Relatif Produksi Alokasi Biaya
Produk Produksi Rata-rata Bersama
(1) (2) (3) (4)
(2) : Total (2) (3) x Biaya bersama
SA 30.000 33,33% Rp 2.999.700,-
SB 40.000 44,44% Rp 3.999.600,-
SC 20.000 22,23% Rp 2.000.700,-
90.000 100% Rp 9.000.000,-
Metode20.000
Rata-rata Tertimbang
SC= ×100 %=22,23 %
Metode90.000
rata-rata tertimbang adalah metode yang digunakan untuk
menyempurnakan metode unit produksi. Dalam metode rata-rata tertimbang,
unit produksi harus dicari bobot sehingga pembagian biaya bersama karena
lebih tepat. Misalnya untuk membuat produk SA,SB, dan SC tersebut diperlukan
bahan SA= 0,6 liter; SB= 0,3 liter; dan SC= 1liter. Maka alokasi biaya bersama
dengan metode rata-rata tertimbang, akan tampak sebagai berikut :
Hasil yang sama juga akan diperoleh apabila total biaya produksi gabungan
($120.000) dibagi dengan total harga pasar dari keempat produk($160.000).
Angka yang dihasilkan sebesar 0,75 merupakan rasio biaya produksi gabungan
dari setiap produk terhadap harga pasarnya. Dengan mengalikan harga pasar
dengan rasio tersebut, biaya gabungan dialokasikan sebagaimana ditunjukkan
ditabel sebelumnya.
Berdasarkan metode harga pasar, setiap produk gabungan menghasilkan
persentase laba kotor yang sama, dengan asumsi bahwa unit dijual tanpa
pemprosessan lebih lanjut. Hal ini dapat diilustrasikan sebagai berikut, dengan
asumsi bahwa tidak ada persediaan awal :
Total A B C D
Unit-penjualan 52.000 18.000 12.000 8.000 14.000
Persediaan akhir 8.000 2.000 3.000 2.000 1.000
Penjualan-(dolar) 138.000 4.500 36.000 28.000 70.000
Biaya produksi 120.000 3.750 33.750 26.250 56.250
Dikurangi persediaan 16.125 *375 6.750 5.250 3.750
akhir
Harga pokok penjualan 103.875 3.375 27.000 21.000 52.500
Laba kotor 34.625 1.125 9.000 7.000 17.500
Persentase laba kotor 25% 25% 25% 25% 25%
*Biaya produksi $3.750÷20.000 unit produksi= $0.1875× 2.000 unit persediaan
akhir =$375
Produk Gabungan yang Tidak Dapat Dijual pada Titik Pisah-Batas. Produk yang
yidak dapat dijual dititik pisah batas, dan oleh karena itu tidak memiliki harga
$ 170.000
=$ 0,68=68 % untuk semua produk
$ 250.000
Jika produk tertentu dapat dijual dititik pisah-batas sementara yang lain tidak,
maka harga pasar pada titik pisah-batas digunakan untuk kelompok yang
pertama. Untuk kelompok yang terakhir, digunakan harga pasar hipotesis.
Laporan laba kotor berikut ini menggunakan jumlah unit terjual yang sama
dengan yang digunakan diilustrasi sebelumnya, tetapi harga jual telah dinaikkan
sebagai akibat dari pemprosessan lebih lanjut.
Total A B C D
Unit-penjualan 52.000 18.000 12.000 8.000 14.000
Persediaan akhir 8.000 2.000 3.000 2.000 1.000
Penjualan (dolar) 217.000 9.000 60.000 36.000 112.000
Harga pokok penjualan:
Biaya produksi gabungan 120.000 4.800 39.000 21.000 55.200
Biaya pemprosessan lebih 50.000 2.000 10.000 10.000 28.000
lanjut
Total 170.000 6.800 49.000 31.000 83.200
Dikurangi persediaan akhir 22.227 680* 9.800 6.200 5.547
Harga pokok penjualan 147.773 6.120 39.200 24.800 77.653
Laba kotor 69.227 2.280 20.800 11.200 34.347
Persentase laba kotor 32% 32% 35% 31% 31%
* Biaya produksi $6.800÷ 20.000unit produksi=$0,34;$0,34x2.000 unit di
persediaan akhir=$680
Laporan sering kali dibuat sedemikian rupa sehingga semua produk gabungan
memiliki profitabilitas yang sama. Untuk mencapai hal tersebut, teknik nilai jual
dapat dimodifikasi dengan menggunakan persentase laba kotor secara
keseluruhan untuk menentukan laba kotor dari setiap produk. Dalam tabel
berikut ini, laba kotor (23%) dikurangi dari nilai jual untuk menentukan total
Jika harga jual persentase laba kotor, atau biaya pemprosessan lebih lanjut
merupakan estimasi dan bukannya jumlah aktual, maka saldo yang berjudul
“biaya gabungan” berfungsi sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya
gabungan aktual.
Metode Biaya Rata-rata per Unit
Metode biaya rata-rata per unit (average unit cost method)berusaha
untuk mengalokasikan biaya gabungan keproduk gabungan sedemikian rupa
sehingga setiap produk menerima alokasi biaya gabungan per unit dalam jumlah
yang sama, yang disebut sebagai biaya rata-rata per unit. Biaya rata-rata per
unit diperoleh dengan cara membagi total biaya gabungan denga total jumlah
unit yang diproduksi. Perusahaan yang menggunakan metide ini berpendapat
bahwa semua produk yang dihasilkan melalui proses yang sama seharusnya
menerima pembagian biaya gabungan yang besarnya proporsional dengan
jumlah unit yang diproduksi. Selama semua produk gabungan diukur dengan
unit fisik yang sama dan tidak berbeda jauh dalam hal harga pasar per unit,
metode ini wajar. Tetapi ketika unit yang diproduksi tidak diukur denga satuan
yang sama, dan harga pasar per unit berbeda secara signifikan, maka metode ini
sebaiknya tidak digunakan.
Dengan menggunakan angka-angka dari contoh untuk harga pasar, metode rata-
rata per unit dapat diilustrasikan sebagai berikut :
total biaya produksi gabungan $ 120.000
= =$ 2 per unit
total jumla h unit yang diproduksi $ 60.000
Produk Unit produk Pembagian biaya produksi gabungan
A 20.000 $ 40.000
B 15.000 30.000
Untuk metode yang terakhir dijelaskan ini, tidak diperlukan ayat jurnal yang
rumit. Pendapatan yang diterima dari penjualan produk sampingan didebit ke
kas atau piutang usaha. Dalam ketiga metode sebelumnya, Pendapatan dari
Penjualan Produk Sampingan yang dikreditkan; sedangkan dalam metode yang
keempat, biaya produksi dari produk utama. Hal ini biasanya dilakukan dengan
mengkreditkan barang dalam proses.
Contoh :
Perusahaan minyak kelapa yang membuat produk minyak kelapa dengan
kapasitas 100.000 liter pertahun. Dari poduk minyak, dihasilkan juga ampas
minyak sebanyak 5.000 kg. Harga minyak per liter Rp 1.000,- dan ampas minyak
RESUME
Bahwa dari ringkasan data diatas dimana telah dijelaskan mengenai apa itu
produk sampingan dan gabungan dimana pada resume ini terdapat :
1. Pengertian produk gabungan dan produk sampingan.
2. Metode -metode alokasi biaya produksi gabungan ke produk gabungan.
3. Metode kalkulasi produk sampingan.
4. Perlakuan akutansi produk sampingan.