Anda di halaman 1dari 14

Nama : Bayu aditya wardana

Kelas : 4D

Nim 21910126

Tugas Review Jurnal Internasional Tentang Perilaku Organisasi

Judul : Pengaruh budaya organisasi terhadap implementasi manajemen pada institusi


pendidikan menengah

Review :

Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan dan


positif terhadap penerapan manajemen wawasan pada objek studi

Situasi ini menyebabkan banyak perubahan besar dalam masyarakat dan faktor
pendukung perubahan tersebut yang mempengaruhi lingkungan eksternal dan
perubahan diri kita sendiri, serta proses reformasi yang terjadi saat ini

Menghadapi berbagai hal yang dinamis, mata kuliah pendidikan harus memiliki
kemauan untuk meningkatkan kapasitasnya, salah satu peningkatan kapasitas mata
kuliah pendidikan adalah dengan menerapkan manajemen pengetahuan

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa salah satu bagian terpenting dalam


menerapkan manajemen pengetahuan adalah budaya organisasi

Ia menjelaskan bahwa budaya organisasi merupakan sejarah dan mencerminkan


keyakinan dari pemilik organisasi dan kesatuan individu, dimana nilai-nilai yang
dipegang oleh anggota organisasi sulit untuk diubah

Lebih lanjut, Wahjono menyatakan bahwa budaya organisasi nampaknya banyak


yang mengarah pada kesatuan sistem yang artinya jika kita amati baik-baik, semua
anggota memiliki persepsi yang sama dan itu membuat mereka berbeda dengan
semua anggota organisasi lainnya dan itu merupakan hal yang utama. kesatuan
karakteristik yang dihargai oleh organisasi

Norma-norma tersebut telah menjadi tradisi yang dikomunikasikan dalam suatu


kelompok dan diperkuat dengan simbol-simbol dan ritual dalam organisasi

Organisasi mengartikulasikan nilai-nilai guna memberikan bentuk dan makna bagi


aktivitas anggota organisasi dimana terdapat hubungan kekosongan dan struktur
organisasi yang bernilai dan pasti Dalam pengejaran ini, makna analitis dan pengaruh
budaya organisasi menjadi perangkat penting bagi manajemen dalam mencapai
peningkatan pertumbuhan dan efektifitas organisasi.

Setiap organisasi memiliki budaya (sekelompok norma dan nilai) yang secara kolektif
memandu perilaku karyawannya

Aspinwall (2004) menyatakan bahwa untuk mengembangkan manajemen


pengetahuan diperlukan budaya organisasi yang kondusif dan nyaman untuk
berbagai aktivitas pengetahuan dan penciptaan pengetahuan Misalnya, ada satu
paradigma yang menganggap bahwa banyak pengetahuan dengan mitra kerja dalam
organisasi adalah salah satu kegiatan yang tidak menghasilkan apa-apa.

Kesimpulan

Berdasarkan Hasil review di atas, maka dapat saya tarik kesimpulan sebagai berikut:

 Budaya organisasi dapat menjadi faktor pendukung atau penghambat


efektifitas manajemen pengetahuan. Oleh karena itu, yang terpenting adalah
bagaimana budaya organisasi tidak menghambat terjadinya interaksi antar
karyawan karena merupakan dasar penciptaan pengetahuan.
 Yang membedakan suatu organisasi dengan organisasi lainnya adalah budaya
yang digunakan pada organisasi itu sendiri.
 Stiap organisasi memiliki beberapa perilaku anggota yang kompleks dan
beragam, namun pemilik atau pemimpin organisasi biasanya berusaha untuk
membuat suatu sistem yang berpotensi untuk menyatu padukan perilaku
anggota, dengan cara membentuk budaya organisasi yang relevan, dinamis
serta berpengaruh dalam meningkatkan kelancaran kegiatan di suatu
organisasi itu sendiri.
 Upaya yang efektif untuk meningkatkan penerapan manajemen pengetahuan
adalah budaya organisasi yang dinamis.
Jurnal Penelitian Internasional dalam Manajemen
Edisi2, Jil. 3 (Mei-2012) ISSN 2249-5908

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Implementasi Manajemen Pengetahuan pada


Institusi Pendidikan Menengah

Hilda Ainisyifa
hildaainissyifa@ymail.com
Fakultas Agama Islam Universitas Garut
Jl. Raya Samarang No.54A, Garut, INDONESIA

_____________________________________________________________________
ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Budaya Organisasi terhadap
Implementasi Manajemen Pengetahuan di Sekolah Formal Tingkat Menengah Atas. Metodologi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah model kuantitatif basis analisis dengan menggunakan
analisis statistik inferensial; pengukuran koefisien korelasi dan uji-t. Responden yang digunakan
sebagai referensi profesi adalah guru, dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
random stratified sampling dengan responden sebanyak 68 orang berdasarkan teknik Slovin. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap
penerapan manajemen wawasan pada objek studi.

Kata kunci: Budaya Organisasi, Manajemen Pengetahuan, Pendidikan

___________________________________________________________________________

PENGANTAR

Menurut Daulay (2007), pendidikan pada dasarnya adalah upaya membentuk manusia yang berkualitas dalam mewujudkan
masyarakat yang maju, adil dan sejahtera, serta memungkinkan warga negara untuk mengembangkan diri baik jasmani
maupun rohani. Lebih lanjut Supardi (2004) menyatakan bahwa pendidikan memiliki tanggung jawab dalam masyarakat, yang
selalu memberikan nilai, norma, dan pengajaran yang baik bagi siswa.

Pendidikan dituntut untuk mampu menghadapi dinamika kehidupan modern. Situasi ini menyebabkan
banyak perubahan besar dalam masyarakat dan faktor pendukung perubahan tersebut yang
mempengaruhi lingkungan eksternal dan perubahan diri kita sendiri, serta proses reformasi yang terjadi
saat ini. Perubahan besar ini telah memberikan peluang besar bagi ide-ide implementasi baru, inovasi
yang lebih segar dan rasional. Namun, perubahan tersebut mampu mengungkap kemungkinan
kemunduran jika respon dan antisipasinya tidak tepat dan seimbang dengan kondisi yang mendorong
lahirnya paradigma baru.

Menghadapi berbagai hal yang dinamis, mata kuliah pendidikan harus memiliki kemauan untuk meningkatkan kapasitasnya, salah satu
peningkatan kapasitas mata kuliah pendidikan adalah dengan menerapkan manajemen pengetahuan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa salah satu bagian terpenting dalam menerapkan manajemen
pengetahuan adalah budaya organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk membahas pengaruh budaya organisasi
terhadap penerapan knowledge management pada pendidikan formal setingkat sekolah menengah pertama
yang berada di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.

TINJAUAN LITERATUR

Sutrisno (2010) mendefinisikan budaya organisasi sebagai alat sistem yang mengandung nilai,
keyakinan, asumsi, norma yang berjalan dari waktu sebelumnya. Itu ditangani dan diikuti oleh
anggota organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah organisasi itu sendiri.

halaman 134
Jurnal Penelitian Internasional dalam Manajemen
Edisi2, Jil. 3 (Mei-2012) ISSN 2249-5908

Lebih lanjut, Robin dan Cotter (2010) menyatakan bahwa budaya organisasi adalah unit nilai, prinsip, tradisi dan
upaya untuk bekerja sama yang diadaptasi oleh anggota organisasi dan cara untuk mempengaruhi cara mereka
bertindak.

Hofstede (1980) menyatakan bahwa budaya organisasi adalah program kolektif dari pikiran manusia yang
membedakan satu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya. Budaya dijabarkan sebagai nilai dan perilaku
umum dari satu kelompok yang mempengaruhi perilaku anggotanya.

Sementara itu, Hughes (1996) menjelaskan bahwa budaya organisasi adalah “perekat normatif” yang merupakan
kesepakatan bersama dan organisasi bersatu. Hasilnya adalah satu sistem sosial yang memiliki sifat mandiri
yang terdiri dari nilai-nilai, simbol, ritual, mitos, yang memiliki pengaruh kuat terhadap perilaku anggotanya.

Definisi lain datang dari Alvesson (2002). Ia menjelaskan bahwa budaya organisasi merupakan sejarah dan
mencerminkan keyakinan dari pemilik organisasi dan kesatuan individu, dimana nilai-nilai yang dipegang
oleh anggota organisasi sulit untuk diubah.

Lebih lanjut, Wahjono menyatakan bahwa budaya organisasi nampaknya banyak yang mengarah pada kesatuan
sistem yang artinya jika kita amati baik-baik, semua anggota memiliki persepsi yang sama dan itu membuat
mereka berbeda dengan semua anggota organisasi lainnya dan itu merupakan hal yang utama. kesatuan
karakteristik yang dihargai oleh organisasi.

Bush (2003) menyatakan bahwa model budaya diasumsikan bahwa keyakinan, nilai-nilai dan ideologi berada di jantung
organisasi. Individu menyimpan ide dan nilai referensi yang mempengaruhi bagaimana mereka melihat perilaku
anggota lain. Norma-norma tersebut telah menjadi tradisi yang dikomunikasikan dalam suatu kelompok dan diperkuat
dengan simbol-simbol dan ritual dalam organisasi.

Organisasi mengartikulasikan nilai-nilai guna memberikan bentuk dan makna bagi aktivitas anggota
organisasi dimana terdapat hubungan kekosongan dan struktur organisasi yang bernilai dan pasti. Dalam
pengejaran ini, makna analitis dan pengaruh budaya organisasi menjadi perangkat penting bagi
manajemen dalam mencapai peningkatan pertumbuhan dan efektifitas organisasi.

Morgan (1997) menyatakan bahwa fokus organisasi sebagai fenomena budaya harus mengarahkan perbedaan
konsep yang didasarkan pada struktur pemisah makna, oleh karena itu organisasi merupakan sistem realitas
sosial yang dibangun dari pemikiran banyak anggota ketika mereka berada dalam struktur tersebut. dan itu
didukung oleh hubungan dan aturan yang mereka buat.

Lebih lanjut Smith dan Mckeen (2003) menyatakan bahwa keberadaan nilai-nilai yang saling melengkapi harus
dipublikasikan kepada kelompok-kelompok eksternal guna mendukung keberlangsungan nilai-nilai tersebut.
Kondisi ini penting bagi kemandirian perguruan tinggi yang berhasil dan bertahan. Setiap organisasi memiliki
budaya (sekelompok norma dan nilai) yang secara kolektif memandu perilaku karyawannya. Suatu budaya tidak
terkait dengan satu hal apakah baik atau buruk, tetapi dapat membantu pengembangan nilai dan perilaku yang
mampu mendorong atau menjadi penghalang tujuan organisasi.

Budaya organisasi dapat menjadi faktor pendukung atau penghambat efektifitas manajemen
pengetahuan. Oleh karena itu, yang terpenting adalah bagaimana budaya organisasi tidak menghambat
terjadinya interaksi antar karyawan karena merupakan dasar penciptaan pengetahuan. Wong dan
Aspinwall (2004) menyatakan bahwa untuk mengembangkan manajemen pengetahuan diperlukan
budaya organisasi yang kondusif dan nyaman untuk berbagai aktivitas pengetahuan dan penciptaan
pengetahuan.

Tare (2003) menyampaikan bahwa budaya organisasi seringkali menghambat keberhasilan manajemen pengetahuan.
Misalnya, ada satu paradigma yang menganggap bahwa banyak pengetahuan dengan mitra kerja dalam organisasi
adalah salah satu kegiatan yang tidak menghasilkan apa-apa. Artinya dapat menimbulkan kerugian pribadi

halaman 135
Jurnal Penelitian Internasional dalam Manajemen
Edisi2, Jil. 3 (Mei-2012) ISSN 2249-5908

menjamin. Pemikiran tersebut muncul karena adanya keyakinan dari suatu kelompok individu yang menyatakan
bahwa jika pengetahuan mereka tersebar, maka mereka akan kehilangan keunggulan individu tersebut. Hal ini
tentunya menjadi tugas berat kami bagi organisasi untuk mendorong karyawannya bersiap-siap untuk banyak
ilmu.

Pada tahun 1996, Earnst and Young Knowledge Management International Survey terhadap 431 eksekutif
senior dilakukan, dan survei yang dikutip oleh Stankosky (2004), ia menyatakan bahwa 80% kegagalan
implementasi manajemen pengetahuan disebabkan oleh budaya organisasi.

METODOLOGI

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah basis analisis model kuantitatif dengan menggunakan analisis
statistik berupa koefisien korelasi dan uji-t. Sedangkan responden penelitian adalah guru sebagai objek penelitian dan
teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling dengan jumlah 68 orang menurut
teknik Slovin. Untuk tempat penelitian sebagai objek penelitian yang digunakan adalah lima program pendidikan formal
yang berada di bawah salah satu yayasan pendidikan di Kabupaten Garut, Indonesia.
operasi yang digunakan sebagai berikut pada tabel 1.

Tabel 1. Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator


Organisasi 1. Kepercayaan Sebuah. Tugas delegasi dari direktur task
Budaya b. Saling percaya
(Bus, 2003) c. Pengambilan keputusan partisipatif

2. Kerja tim Sebuah. Interaksi Individu


b. Apresiasi untuk grup
c. Peduli pada tim
3. Apresiasi Sebuah. Pengakuan pencapaian
b. Pemberian Penghargaan

4. Manajemen senior Sebuah. Inisiatif manajemen senior


dukung b. Keterbukaan manajemen senior

Pengetahuan 1. akuisisi pengetahuan Sebuah. Rencana pelatihan

Pengelolaan b. Gabungan luar negeri


(Munir, 2008) c. Fasilitas pengembangan pengetahuan

2. Distribusi dan Sebuah. Presentasi hasil pelatihan


Berbagai Pengetahuan b. Keterbukaan informasi
c. Magang ke Senior
3. Pengetahuan Sebuah. Kesempatan eksperimental
Pengembangan dan b. Pelaksanaan hasil pelatihan Training
Pemanfaatan c. Tim lintas fungsional

4. Pengetahuan Sebuah. Dokumentasi hasil pelatihan


pemeliharaan dan b. Dokumen kegiatan
menyimpan c. Peraturan dan prosedur penanganan
dokumen

halaman 136
Jurnal Penelitian Internasional dalam Manajemen
Edisi2, Jil. 3 (Mei-2012) ISSN 2249-5908

HASIL DAN DISKUSI

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan software Microsoft Excel, perhitungan
pengaruh variabel budaya organisasi terhadap implementasi knowledge management disajikan pada
Meja 2.

Tabel 2 Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Implikasi Manajemen Pengetahuan mentasi

Tidak Barang Nilai


1 Koefisien korelasi (r) 0,5429
2 Faktor determinan (d) 0.2947
3 Epsilon (ɛ) 0,7053
4 t menghitung 5.2519
5 t meja 1.6683
6 Tingkat pengaruh variabel Budaya Organisasi terhadap implementasi penting
knowledge management

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien track 0,5429, koefisien ini menghasilkan
nilai positif, artinya budaya organisasi berpengaruh positif terhadap pengetahuan.
pelaksanaan manajemen. Di sisi lain, diidentifikasi bahwa tmenghitung>untukmeja (5.0652 >1.6683), jadi H0
ditolak, atau dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa terdapat cukup bukti untuk menyatakan bahwa
budaya organisasi memiliki penting dan positif pengaruhnya terhadap implementasi manajemen
pengetahuan. Setiap kenaikan nilai pada budaya organisasi akan meningkatkan nilai variabel
implementasi knowledge management.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa faktor determinan menghasilkan 0,2947; artinya budaya
organisasi mampu menjelaskan variabel implementasi knowledge management sebesar 29,47%,
sedangkan sisanya sebesar 70,53% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terlibat dalam model.
Korelasi struktur variabel diilustrasikan pada Gambar 1.

Gambar 1 Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Manajemen Pengetahuan

Mengacu pada uji hipotesis, efektivitas penerapan knowledge management dipengaruhi secara
signifikan dan positif berdasarkan kapasitas budaya organisasi pada organisasi, hal ini sependapat
dan relevan dengan pernyataan Robbins dan Coulter (2010) mereka menyatakan bahwa organisasi
didasarkan pada kesadaran spiritual. nilai dan martabat dari individu. Organisasi ini tidak hanya
menyediakan pekerjaan, tetapi juga menciptakan budaya yang dapat membuat karyawannya
tumbuh dan belajar terus menerus.

halaman 137
Jurnal Penelitian Internasional dalam Manajemen
Edisi2, Jil. 3 (Mei-2012) ISSN 2249-5908

Pernyataan di atas relevan dengan pernyataan Munir (2008), ia menyatakan bahwa pengetahuan merupakan
input untuk proses pembelajaran, dan juga merupakan output untuk proses pembelajaran. Informasi dan
pengetahuan yang diterima oleh individu akan diproses dalam pikiran dan pikirannya, dan itu didefinisikan dan
digabungkan dengan informasi dan pengetahuan yang mereka miliki sebelumnya untuk menciptakan
pengetahuan baru. Internalisasi pengetahuan baru akan membuat sudut pandang atau sikap atau perilaku
manusia ini berubah. Oleh karena itu, manusia yang belajar adalah manusia yang siap dan memiliki kemampuan
untuk mengubah perilakunya sebagai hasil belajar, menjadi manusia yang lebih adaptif dan antisipatif di
lingkungannya.

Wahjono (2010) menyatakan bahwa budaya adalah seperangkat sosial yang dapat mendukung kesatuan
organisasi dengan memberikan standar yang sesuai. Fungsi budaya adalah sebagai mekanisme pembuat makna
dan pengontrol yang membimbing dan membentuk sikap dan perilaku anggota organisasi. Lebih lanjut,
sebagaimana dikutip Setiarso (2009) dikemukakan bahwa Schein menjelaskan bahwa pada prinsipnya
penerapan manajemen pengetahuan didasarkan pada kemampuan organisasi untuk belajar, membangun
memori, dan berbagi pengetahuan, sehingga bergantung pada budaya organisasinya. Budaya menjadi asumsi
dasar bagi anggota organisasi untuk berbagi pengetahuan.

Lebih lanjut, Tobing (2007) menyatakan bahwa organisasi yang mendukung penerapan knowledge management
adalah organisasi yang memiliki budaya menghargai pengetahuan dan memiliki pengetahuan. Organisasi ini
fleksibel dan mudah beradaptasi dengan perubahan.

Menurut pengamatan peneliti melalui objek penelitian, budaya organisasi mempengaruhi pola interaksi
antar anggota organisasi (kursus pendidikan). Dan dapat dipahami bahwa organisasi adalah satu
kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dan berusaha untuk mencapai suatu tujuan secara
terus menerus. Kelompok individu ini sering berinteraksi satu sama lain dengan anggota organisasi atau
orang lain. Selanjutnya, Davenport, De Long, dan bir di Setiarso et. Al. (2009) menyatakan bahwa setelah
membahas berbagai proyek pengembangan manajemen pengetahuan, sampai pada pentingnya
kesimpulan hubungan antarmanusia

.
KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
implementasi knowledge management pada mata kuliah pendidikan formal sebagai objek penelitian. Hasilnya
pada prinsipnya merekomendasikan pengembangan budaya organisasi melalui model budaya ramah
pengetahuan yang memiliki kebebasan dan kemauan dalam berbagi pengetahuan di antara anggota organisasi.

REFERENSI

Daulay, HP 2007. Pendidikan Islam; Dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia.Kencana


Predana Media Group, Jakarta.

Supardi, A. 2004.Permasalahan Pendidikan Islam dalam Perspektif Sejarah, inT. Priatna (ed.),
Cakrawala Pemikiran Pendidikan Islam. Mimbar Pustaka, Bandung.
Sutrisno, E. 2010. Budaya Organisasi. Kencana, Jakarta.
Hofstede, G. 1980. Konsekuensi Budaya: Perbedaan Internasional dalam Nilai Terkait Pekerjaan. Sage
Publikasi, Beverly Hills.
Robbins, SP, dan M. Coulter. 2010.Manajemen. Erlangga, Jakarta.
Setiarso, B., N. Harjanto, Triyono, dan H. Subagyo. 2009.Penerapan Manajemen Pengetahuan pada
Organisasi. Graha Ilmu, Jogjakarta.

halaman 138
Jurnal Penelitian Internasional dalam Manajemen
Edisi2, Jil. 3 (Mei-2012) ISSN 2249-5908

Munir, N.2008. Audit Manajemen Pengetahuan: Pedoman Evaluasi Kesiapan Organisasi Mengelola
Pengetahuan. Penerbit PPM, Jakarta.
Tobing, PL 2007. Manajemen Pengetahuan; Konsep, Arsitektur, dan Implementasi.Graha Ilmu,
Jogjakarta.
Wahjono, SI 2010. Perilaku Organisasi. Graha Ilmu, Jogjakarta.
Robbins, SP dan M. Coulter. 2010.Manajemen. Erlangga, Jakarta.
Smith, HA dan JD McKeen. 2003.Menanamkan Budaya Berbagi Pengetahuan, (2003), pada:
http://business.queensu.ca/centres/monieson_old/docs/working/working_03-11.pdf, unduh di 16
ini Agustus 2011.

Wong, KY, dan E. Aspinwall. 2004.Kerangka Implementasi Manajemen Pengetahuan: A


Ulasan. (Manajemen Pengetahuan dan Proses, Vol. 11, No.2, 2004), hlm. 93-104.
Tara, M. 2003. Masa Depan untuk Sumber Daya Manusia: Peran Khusus dalam Manajemen Pengetahuan,
(Skripsi PhD, Universitas Teknologi Swinburne, Melbourne, Australia).
Stankosky, MA 2004. Kemajuan dalam Manajemen Pengetahuan: Penelitian Universitas Menuju dan
Disiplin Akademik. Elsevier, Burlington, AS.
Morgan, G. 1997. Gambar Organisasi. Sage, Taman Newbury, CA.
Bush, T. 2003. Teori Kepemimpinan dan Manajemen Pendidikan. Publikasi SAGE, Baru
York.
Hughes, D. 1996. Manajer NHS sebagai Retorika: Kasus Manajemen Budaya?. (Sosiologi
Kesehatan dan Penyakit Vol. 18, No. 3, 1996), hlm. 291-314.

Alvesson, M.2002. Memahami Budaya Organisasi. Sage Publications, London.

halaman 139
International Journal of Research in Management
Issue2, Vol. 3 (May-2012) ISSN 2249-5908

The Influence of Organizational Culture Toward Knowledge Management Implementation on


Secondary Education Institution

Hilda Ainissyifa
hildaainissyifa@ ymail.com
Faculty of Islamic Religion Study, University of Garut
Jl. Raya Samarang No. 54A, Garut, INDONESIA

_____________________________________________________________________
ABSTRACT

The purpose of the study is to analyze the influence Organizational Culture toward
Knowledge management Implementation on Upper Secondary level formal schools. The
methodology used in the study is quantitative model of analysis base by using inferential
statistic analysis; the measurement of correlation coefficient and t-test. The respondents
used as the profession references are teachers, and the sampling technique used is random
stratified sampling with 68 people as the respondents based on Slovin technique.The
result of the study shows that organizational culture has a significant and positive
influence toward insight management implementation on the study object.

Key words: Organizational Culture, Knowledge Management, Education

___________________________________________________________________________

INTRODUCTION

According to Daulay (2007), education is basically the attempt to form human quality in embodying
an advanced, fair and welfare society, and enable the civilians to develop themselves in both physical
and spiritual. Further, Supardi (2004) stated that the education has a responsibility in society, which
always gives a value, norm, and great instruction for students.

Education is required to be able to face a modern life’s dynamics. This situation leads to many great
changes in the society and supporting factors of those changes which affect to external environment
and changes for ourselves, as well as the reformation process which is occurring nowadays. These
immense changes have given a big opportunity for new implementation ideas, fresher and rational
innovations. However, those changes are able to reveal a setback possibilities if the response and
anticipation are not appropriate and balanced with the condition which stimulates the birth of new
paradigm.

To face various dynamics stuff, the education course must have a will to increase its capacity, one of
the capacity increase in the education course is by implementing knowledge management.

Some research showed that one of the most important parts in implementing knowledge management
is organizational culture. this study is aimed to discuss the influence of organizational culture toward
knowledge management implementation on formal education schools of secondary school level
located in Garut District, West Java Province, Indonesia.

LITERATURE REVIEW

Sutrisno (2010) defined organizational culture as a tool of system which contains values, beliefs,
assumptions, norms which was running from the previous time. It was dealt and followed by the
organization members as a behavior guideline and the problem solving of the organization itself.
Page 134
International Journal of Research in Management
Issue2, Vol. 3 (May-2012) ISSN 2249-5908

Furthermore, Robin and Cotter (2010) stated that organizational culture is the unit of values,
principles, traditions and attempts to work adapted together by organization members and the way to
affect the way they act.

Hofstede(1980) stated that organizational culture is a collective programming from human’s mind
which differ one human group with another human group. Culture is elaborated as a general value and
behavior form one group which affect their members’ behavior.

Meanwhile, Hughes (1996) explained that organizational culture is “normative glue” which is
together deal and organization united. The result is one social system which has an independent trait
consists of values, symbols, rituals, myths, which have a strong influence toward their member’s
behavior.

The other definition came from Alvesson (2002). He explained that organizational culture is a history
and it reflects a belief from the organization owner and individual unity, where the values are kept by
the organization members and it’s hard to change.

Furthermore, Wahjono stated that it seems to be a wide deal that organizational culture leads to the
unity of system which means that if we observe it well, all the members have same perception and
that makes them different from all other organization members and it’s a main characteristic unite
which is appreciated by the organization.

Bush (2003) stated that the cultural model is assumed that belief, values and ideology are in the heart
of organization. The individuals keep the idea and reference values which affect how they view the
other members’ behavior. These norms have become the tradition which is communicated in a group
and strengthened by the symbols and rituals in organization.

The organization articulates values in order to give a form and meaning for the organization members’
activity where there is an emptiness relationship and organization structure which are worth and
definite. In this chase, the analytical meaning and organizational culture influence have become the
important set for the management in reaching the growth increase and organization affectivity.

Morgan (1997) stated that the organization focus as a cultural phenomenon has to direct the concept
difference which is based on the meaning dividing structure, therefore the organization is a social
reality system which is built from many members’ thoughts when they are in that structure and it’s
supported by the relationship and rules they created.

Furthermore, Smith and Mckeen (2003) stated that the existence of values which complete each other
must be published to the external groups in order to support the continuity of the values. This
condition is important for the college autonomy which is successful and survived. Each organization
has a culture ( a group of norms and values) which collectively guides its employee behavior. A
culture is not related to one thing whether is good or bad, but it can assist the development of values
and behaviors which are able to encourage or become a barrier for organization objective.

Organizational culture is able to be either a supporting factor or a barrier for the knowledge
management affectivity. Therefore, the most important thing is how the organizational culture doesn’t
impede the interaction occurrence among employees as it is a basic of the knowledge creation. Wong
and Aspinwall (2004) stated that in order to develop knowledge management, it needs an
organizational culture which is conducive and comfortable for various knowledge activity and
knowledge creation.

Tare (2003) conveyed that organizational culture frequently impedes a success of knowledge
management. For example, there is one paradigm which thinks that much knowledge with working
partner in organization is one activity that makes no gain. It means that it can cause lose of personal
Page 135
International Journal of Research in Management
Issue2, Vol. 3 (May-2012) ISSN 2249-5908

guarantee. That thought emerged as there is a belief from an individual group which stated that if their
knowledge is spread out, then they will lose the individual superiority. This thing has definitely
become our difficult task for the organization in order to encourage its employee to get ready for
much knowledge.

In 1996, Earnst and Young Knowledge Management International Survey toward 431 senior
executives was conducted, and the survey was cited by Stankosky (2004), he stated that 80% of
knowledge management implementation failure was caused by organizational culture.

METHODOLOGY

Methodology used in this research is quantitative model analysis base by using statistic analysis such
as correlation coefficient and t-test. Meanwhile, the respondents of the study are teachers as research
object and the sampling technique used is stratified random sampling with 68 people according to
Slovin technique. For the place of research as the research object used is five formal education
courses which are under one of the education foundation in Garut District, Indonesia.The variable
operation used as follow on table 1.

Table 1. Variables operationalization

Variable Dimension Indicator


Organizational 1. Belief a. Delegation task from director
Culture b. Believe each other
(Bush, 2003) c. Participative decision making
2. Team work a. Individual Interaction
b. Appreciation to the group
c. Cares to the team
3. Appreciation a. Acknowledgement of achievement
b. Award Granting
4. Senior management a. Senior management initiative
support b. Senior management openness
Knowledge 1. Knowledge acquisition a. Training plan
Management b. Overseas joint
(Munir, 2008) c. Knowledge developing facility
2. Distribution and a. Training result presentation
Various Knowledge b. Information openness
c. Apprentice to Senior
3. Knowledge a. Experimental opportunity
Development and b. Training result implementation
Utilization c. Functional cross team
4. Knowledge a. Training result documentation
maintenance and b. Activity documents
storing c. Regulation and document handling
procedure

Page 136
International Journal of Research in Management
Issue2, Vol. 3 (May-2012) ISSN 2249-5908

RESULT AND DISCUSSION

According to the result of calculation by using Microsoft Excel software aids, a calculation of the
influence of organizational culture variable toward knowledge management implementation served on
Table 2.

Table 2 The influence of organizational culture toward knowledge management implementation

No Item Value
1 Correlation coefficient (r) 0.5429
2 Determinant factor (d) 0.2947
3 Epsilon (ɛ) 0.7053
4 t count 5.2519
5 t table 1.6683
6 Influence level of Organizational Culture variable toward knowledge significant
management implementation

According to calculation result, it results coefficient value track 0.5429, this coefficient produced
positive value, and it means that organizational culture has a positive influence toward knowledge
management implementation. On the other side, it’s identified that tcount>ttable (5.0652 >1.6683), so H0
is denied, or on the other word, it can be stated that there is sufficient evidence to state that
organizational culture has a significant and positive influence toward knowledge management
implementation. Each value increment on organizational culture will increase knowledge management
implementation variable value.

The calculation result showed that determinant factor produced 0.2947; it means that organizational
culture is able to explain knowledge management implementation variable with 29.47%, meanwhile,
the rest of 70.53% can be explained by another variable that is not involved in model. The correlation
of variable structure is illustrated in Figure 1.

Fig. 1: The influence of organizational culture toward knowledge management

Referring to the hypotheses test, the knowledge management implementation affectivity was
influenced significantly and positively based on organizational culture capacity on the organization,
this was same opinion and relevant with Robbins and Coulter (2010) statement they stated that the
organization is based on the spiritual awareness of values and dignity from the individual. This
organization is not only providing a job, but also creating a culture which can make its employee
grow and learn continually.

Page 137
International Journal of Research in Management
Issue2, Vol. 3 (May-2012) ISSN 2249-5908

Above statement is relevant with Munir (2008) statement, he stated that the knowledge is an input for
learning process, and it’s also an output for the learning process. The information and knowledge
accepted by the individual will be processed on his or her mind and thoughts, and it’s defined and
combined by the information and knowledge they have before to create the new knowledge. The
internalization of the new knowledge will make this human’s point of view or attitude or behavior
change. Therefore, a human who learns is a human who gets ready and has a capability of changing
his or her behavior as the learning result, being more adaptive and anticipative human in his or her
neighborhood.

Wahjono (2010) stated that a culture is a social set which can support organization unity by giving an
appropriate standard. A culture function is for a meaning maker mechanism and the controller of
guiding and forming an attitude and organization members’ behavior. Furthermore, as cited by
Setiarso (2009), it was stated that Schein explained that principally, the knowledge management
implementation is based on organization ability for learning, building memory, and sharing
knowledge, so it depends on its organizational culture. A culture becomes a basic assumption for the
organization members for sharing the knowledge.

Furthermore, Tobing (2007) stated that the organization which supports knowledge management
implementation is the organization which has a culture in honoring knowledge and has knowledge.
This organization is flexible and easy to adapt with the change.

According to the researchers’ observation through the research object, the organizational culrure
affected interaction pattern among organization members (education course). And it can be
understood that organization is one social unity which is coordinated consciously, and it tries to reach
a goal continually. This individual group frequently interact each other with the organization members
or the others. Furthermore, Davenport, De Long, and beers on Setiarso et. al. (2009) stated that having
discussed a various knowledge management development project, it comes to the importance of inter-
human relationship conclusion

.
CONCLUSION

The study showed that organizational culture has a positive and significant influence toward
knowledge management implementation of formal education courses as the research object. The result
is principally recommending organizational culture development through the knowledge friendly
culture model which has a liberty and a will in sharing the knowledge among organization members.

REFERENCE

Daulay, H. P. 2007. Pendidikan Islam; Dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia. Kencana
Predana Media Group, Jakarta.
Supardi, A. 2004.Permasalahan Pendidikan Islam dalam Perspektif Sejarah, inT. Priatna (ed.),
Cakrawala Pemikiran Pendidikan Islam. Mimbar Pustaka, Bandung.
Sutrisno, E. 2010. Budaya Organisasi. Kencana, Jakarta.
Hofstede, G. 1980. Cultures Consequences: International Differences in Work-related Values. Sage
Publications, Beverly Hills.
Robbins, S. P., and M. Coulter. 2010. Manajemen. Erlangga, Jakarta.
Setiarso, B., N. Harjanto, Triyono, and H. Subagyo. 2009. Penerapan Knowledge Management pada
Organisasi. Graha Ilmu, Jogyakarta.

Page 138
International Journal of Research in Management
Issue2, Vol. 3 (May-2012) ISSN 2249-5908

Munir, N. 2008. Knowledge Management Audit: Pedoman Evaluasi Kesiapan Organisasi Mengelola
Pengetahuan. Penerbit PPM, Jakarta.
Tobing, P. L. 2007. Knowledge Management; Konsep, Arsitektur, dan Implementasi. Graha Ilmu,
Jogyakarta.
Wahjono, S. I. 2010. Perilaku Organisasi. Graha Ilmu, Jogyakarta.
Robbins, S. P. dan M. Coulter. 2010. Manajemen. Erlangga, Jakarta.
Smith, H. A. and J. D. McKeen. 2003. Instilling a Knowledge-Sharing Culture, (2003), at:
http://business.queensu.ca/centres/monieson_old/docs/working/working_03-11.pdf, download
at 16th August 2011.
Wong, K. Y., and E. Aspinwall. 2004. Knowledge Management Implementation Frameworks: A
Review. (Knowledge and Process Management, Vol. 11, No.2, 2004), pp. 93–104.
Tare, M. 2003. A Future for Human Resources: A Specialised Role in Knowledge Management,
(PhD Thesis, Swinburne University of Technology, Melbourne, Australia).
Stankosky, M. A. 2004. Advances in Knowledge Management: University Research Toward an
Academic Discipline. Elsevier, Burlington, USA.
Morgan, G. 1997. Images of Organization. Sage, Newbury Park, CA.
Bush, T. 2003. Theories of Educational Leadership and Management. SAGE Publications, New
York.
Hughes, D. 1996. NHS Managers as Rhetoricians: A Case of Culture Management?. (Sociology of
Health and Illness Vol. 18, No. 3, 1996), pp. 291-314.
Alvesson, M. 2002. Understanding Organisational Culture. Sage Publications, London.

Page 139

Anda mungkin juga menyukai