Disusun Oleh:
Kelompok 3
Anita Tri Milza (1951020269)
Dewi Mutia (1951020297)
Gusti Viranti (1951020091)
Henny Sulastri (1951020095)
Putri Ratna Sari (1951020180)
Ruri Agustin (1951020436)
Yolanda Sari Utami (1951020483)
Dosen Pengampu:
Renarson, S.E., M.M.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan ...................................................................................................... 1
A. Kesimpulan ............................................................................................ 14
iii
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan bisnis merupakan lingkungan yang dihadapi organisasi dan
harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan bisnis (perusahaan).
Aktivitas keseharian organisasi mencakup interaksi dengan lingkungan kerja.
Hal ini termasuk hubungannya dengan pelanggan, supliers, serikat dagang dan
pemegang saham. Lingkungan bisnis berperan dalam mempengaruhi
penetapan strategi organisasi.
Lingkungan organisasi dapat dibedakan atas lingkungan internal (internal
environment) dan lingkungan eksternal (external environment) (Wheleen dan
Hunger, dalam Kuncoro, 2006). Lingkungan internal terdiri dari struktur
(structure), budaya (culture), sumber daya (resources).Lingkungan internal
perlu dianalisis untuk mengetahui kekuatan (strength) dan kelemahan
(weaknesses) yang ada dalam perusahaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan lingkungan internal perusahaan?
2. Bagaimana analisis lingkungan internal perusahaan dapat dilakukan?
3. Bagaimana penerapan analisis lingkungan internal perusahaan pada PT
Bank Muamalat Indonesia dari segi fungsional?
C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami lingkungan internal perusahaan
2. Mengetahui dan memahami berbagai metode yang dilakukan dalam
menganalisis lingkungan internal perusahaan
3. Menganalisis dan mengidentifikasi lingkungan internal perusahaan pada
PT Bank Muamalat Indonesia dari segi fungsional
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Lingkungan Internal
Lingkungan internal ialah lingkungan dalam perusahaan yang perlu
diidentifikasi kekuatan dan kelemahannya. Model Above-average returns
sangat ditentukan oleh karakteristik di dalam perusahaan. Fokus pada
pengembangan atau perolehan sumber daya dan kapabilitas. Sumber daya
meliputi seluruh asetaset keuangan, fisik, manusia, dan budaya perusahaan
yang digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan menciptakan, dan
menjual produk atau jasanya.1
Perusahaan memiliki lingkungan internal masing-masing. Lingkungan
internal tersebut yang nantinya akan memunculkan kelemahan dan juga
kekuatan dari perusahan. Lingkungan internal dapat dibagi ke dalam tiga
kategori (Nilasari, 2014)2:
1. Kompetensi
Kompetensi atau biasa disebut sebagai kemampuan merupakan hal-
hal yang bisa dilakukan perusahaan. Kompetensi ini meliputi: 1) adakah
posisi khusus yang dimiliki perusahaan dalam sebuah industri, 2)
mengembangkan sumber daya meliputi skill, tekologi atau cara produksi,
3) apakah perlu untuk bertahan dalam sebuah industri, 4) memiliki
kompetensi untuk dikembangkan menjadi kompetensi inti.
2. Kompetensi Inti
Merupakan kompetensi khusus yang dimiliki oleh perusahaan.
Menurut Prahalad dan Hamel dalam Nilasari (2014) kompetensi inti
merupakan perkembangan superior dari kompetensi umum. Kompetensi
inti perusahaan bisa juga diartikan dengan kemampuan perusahaan dalam
mengembangkan kompetensi dan sumber daya yang lebih efektif
dibandingkan dengan para kompetitor.
1
Mudrajad Kuncoro, Manajemen Strategi, Jakarta, Erlangga, 2008.
2
Devi Yulianti, "Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan
(Studi Kasus di PT. Perkebunan Nusantara VII Lampung)", Jurnal Sosiologi, Vol. 16 (2), hlm.
103-114.
2
3. Sumber Daya
Sumber daya merupakan input yang dipekerjakan dalam aktivitas
organisasi. Sumber daya yang dimiliki perusahaan sangat beragam.
3
Abd. R. Rahim & Enny Radjab, Manajemen Strategi, Makassar, Lembaga Perpustakaan dan
Penerbitan Universitas Muhammadiyah Makassar, 2017, hlm. 57.
3
e. Sistem Informasi Manajemen
Meliputi: aspek-aspek software, hardware dan brainware, selain
input, process, dan output berupa informasi yang sesuai dengan
kebutuhan pada tiap jenjang manajemen.
2. Teknik Rantai Nilai (Value Chain Technique)
Rantai nilai terdiri alas aktivitas utama (primary activities) dan
aktivitas-aktivitas pendukung (supporting activities). Aktivitas utama
adalah aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam penciptaan fisik, produk
atau jasa, penjualan dan pengirimannya kepada pembeli, dukungan
setelah penjualan. Aktivitas pendukung melengkapi aktivitas-aktivitas
utama dengan berbagai fungsi seperti sumberdaya manusia,
pengembangan teknologi dan dukungan administratif.
3. Teknik Kurva Pengalaman (Learning Curve)
Learning Curve adalah alat analisis yang menyatakan bahwa biaya
produksi per unit dari suatu produk bila diukur dengan nilai uang yang
tetap akan mengalami penurunan sebesar persentase tertentu bila setiap
kali pengalaman kerja meningkat menjadi dua kali lipat.
4. Teknik Evaluasi Kinerja Perusahaan
Analisis kinerja perusahaan dari sisi keuangan dapat ditelusuri
dari berbagai sisi sebagai berikut:
a. Tentukan data keuangan dalam laporan keuangan perusahaan. Dari
data tersebut akan dapat diketahui perubahan-perubahan atau
kecenderungan-kecenderungan sebagai berikut:
‒ Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas
‒ Analisis Rasio Keuangan
‒ Analisis Du Pont
‒ Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
‒ Analisis Diskriminan ( Z- score)
b. Membuat hasil analisis, apakah kinerja keuangan mengalami
kemunduran atau kemajuan baik ditinjau dari segi likuiditas,
solvabilitas atau rentabilitas, dari aspek rasio keuangan.
4
B. Analisis Lingkungan Internal
Menurut Glueck dan Jauch (1998:162) analisis lingkungan internal
adalah: “Proses di mana perencana strategi mengkaji pemasaran dan distribusi
perusahaan, penelitian dan pengembangan, produksi dan operasi,sumber daya
dan karyawan perusahaan, serta faktor keuangan dan akuntansi untuk
menentukan di mana perusahaan mempunyai kemampuan yang penting
sehingga perusahaan memanfaatkan peluangdengan cara yang paling efektif
dan dapat menangani ancaman di dalam lingkungan”.4
Analisis lingkungan internal merupakan suatu proses untuk menemukan
aspek-aspek internal/variabel internal perusahaan yang diperlukan dalam
menghadapi lingkungan eksternalnya dan mengevaluasinya apakah berada
dalam posisi yang kuat atau lemah.
Terdiri dari beberapa langkah:
1. Identifikasi Variabel Internal
Merupakan alat untuk menentukan bagian-bagian internal yang
diperlukan di dalam membangun kekuatan dan kelemahan perusahaan.
2. Evaluasi dan Penilaian Variabel Internal
Pendekatan dalam mengidentifikasi variable internal adalah:
a. Pendekatan Fungsional
b. Pendekatan Competitive Advantage
c. Pendekatan Rantai Nilai (value chain)
d. Pendekatan PIMS (Profit Impact of Marketing Strategy)
e. Pendekatan 7 S McKinsey
Pendekatan lain:
a. Pendekatan manajemen: melihat profil perusahaan berdasarkan proses
mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian.
b. Pendekatan keuangan: mengetahui kelemahan dan kekuatan
perusahaan dengan menggunakan analisis rasio pokok keuangan
seperti likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, aktifitas, sumber dan
penggunaan dana, serta struktur modal.
4
Ibid.
5
3. Menyusun Ringkasan Hasil Analisis
Pendekatan dalam mengevaluasi variable internal:
Variabel Termasuk
internal Dievaluasi kekuatan atau
diperoleh kelemahan
6
Bank Muamalat Indonesia merupakan bank syariah
pertama di Indonesia yang berdiri pada 1 November 1991
atau 24 Rabiul Akhir 1412 H. Pada tahun 2020 BMI
Kompetensi Inti
menerima penghargaan sebagai Peringkat 1 Digital
Brand Awards Bank Umum Syariah Buku 2 dengan Aset
Rp25 triliun ke Atas dari Infobank.
Bank Muamalat Indonesia memiliki jaringan kerja yang
terbagi di wilayah Indonesia dan luar negeri yakni
Malaysia. Sampai dengan berakhirnya tahun buku 2020,
jaringan kerja Bank di dalam negeri sebanyak 248 yang
terdiri dari kantor pusat, kantor cabang utama, kantor
cabang pembantu, dan kantor kas yang tersebar di hampir
seluruh provinsi di tanah air. Sementara itu, untuk
jaringan kerja di luar negeri yaitu Malaysia terdapat 1
(satu) kantor luar negeri.
Tercatat 2.968 karyawan di Bank Muamalat Indonesia.
Dengan komposisi 1.803 karyawan laku-laki dan 1.165
Sumber Daya karyawan perempuan. Tingkat pendidikan pekerja di
bawah diploma sebanyak 12 orang, tingkat diploma
sebanyak 233 orang, tingkat sarjana 2.589 orang, dan
tingkat pasca sarjana sebanyak 134 orang. Di tahun 2020,
Bank Muamalat Indonesia mendapat sejumlah
penghargaan diantaranya: 1) Best Customer Experience –
ATM (INFAQ Pop Out); 2) Highly Acclaimed: Best CX
in Islamic Banking; 3) Best Islamic Wealth Management
Bank: Bank Muamalat Indonesia dalam acara 12th
Annual Best Islamic Finance Awards yang
diselenggarakan oleh Alpha Southeast Asia; dan masih
banyak lagi.
(Tabel 1. Kategori Lingkungan Internal)
7
Selanjutnya, analisis lingkungan internal Bank Muamalat Indonesia
melalui pendekatan fungsional dari aspek pengembangan sumber daya
manusia dan budaya kerja karyawan. Analisis ini menggunakan metode
kualitatif deskriptif dan tinjauan pustaka dari penelitian terdahulu.
8
(IFAS)
Weakness (W)
(EFAS) Strength (S)
9
3) Program Functional/Matrix Training
Yaitu program training yang didesain untuk karyawan Bank
Muamalat Indonesia berdasarkan fungsi kerjanya, yaitu: a) Retail
Banking Academy; b) Operation and Support Academy; dan c)
Wholesale Banking Academy
4) Program Departmental Training
Program pelatihan ini diadakan berdasarkan usulan atau
permintaan dari masing-masing unit kerja dalam rangka
pengembangan kompetensi karyawan.
5) Creative Learning
Creative Learning Program merupakan program
pembelajaran di luar program formal di atas yang bertujuan
untuk menumbuhkan Learning Culture setiap karyawan Bank
Muamalat Indonesia.
b. Program Non-Class Room Learning
1) Muamalat Knowledge One (MK One), adalah suatu media di
mana modul-modul pembelajaran bisa di akses oleh seluruh
karyawan pada aplikasi Human Capital Information System
(Muamalat Human Power/MHP). Aplikasi tersebut juga tersedia
untuk telepon seluler sehingga mempermudah keterlibatan
karyawan dalam penggunaannya.
2) M-Channel, yaitu channel TV Muamalat yang tersedia di seluruh
Kantor Bank dan secara terus menerus menyiarkan modul-modul
pembelajaran terkait produk, nilai-nilai perusahaan, maupun
video-video motivasi lainnya.
3) M-Viral, adalah video based learning yang menyajikan konten-
konten yang menjadi fokus Bank Muamalat Indonesia saat ini.
4) M-Coach, yaitu sebuah sistem yang diperuntukan bagi leaders
untuk melakukan coaching terhadap karyawan di bawah
supervisinya dengan standar acuan coaching yang ditentukan
oleh manajemen.
10
3. Budaya Kerja Karyawan terhadap Peningkatan Kualitas Kinerja
a. Breifing
Pada Bank Muamalat budaya atau kebiasaan yang diterapkan
oleh perusahaan adalah setiap hari sebelum memulai pekerjaan
dilakukan briefing untuk membicarakan hasil dan kendala yang terjadi
pada hari kemarin, sehingga segala permasalahan yang kadang timbul
dapat diatasi dengan cepat. Kebiasaan briefing merupakan anjuran
dalam agama yaitu untuk selalu bermusyawarah apabila terjadi
perbedaan-perbedaan pendapat atas sesuatu untuk melahirkan
kebaikan dan kebenaran didalamnya. Briefing dilakukan dalam waktu
yang bervariasi tergantung kebutuhan, bisa 10 (sepuluh) menit,
bahkan mungkin pula bisa selama 1 jam.
b. Coaching and Counseling
Coaching merupakan metode pendidikan dengan cara atasan
mengejarkan keahlian dan keterampilan kerja kepada bawahannya
secara langsung dengan jangka waktu yang telah ditentukan.
Counseling juga merupakan cara pendidikan dengan melakuakan
diskusi antara pekerjaan dan manajer mengenai hal-hal yang sifatnya
pribadi seperti keinginannya, ketakutannya, dan aspirasinya.
11
1) Masih kurang terbukanya karyawan terhadap nasabah dalam
sistem bisnis mereka.
b. Penerapan Sifat Amanah
Beberapa Indikator sifat amanah yang telah diterapkan yaitu:
1) Ketika nasabah mempercayai karyawan sebagai penanggung
jawab asuransinya.
2) Memegang teguh prinsip-prinsip dan aturan yang berlaku pada
perusahaan.
3) Menjalankan tugas sesuai dengan kontrak yang ditentukan.
4) Mempercayai karyawan sebagai orang yang menjadi
penanggung jawab dananya.
Indikator sifat amanah yang belum diterapkan yaitu:
1) Indikator prinsip
c. Penerapan Sifat Tabligh
Beberapa Indikator sifat tabligh yang telah diterapkan yaitu:
1) Ketika melayani nasabah dengan sabar dan teliti sesuai dengan
tugasnya.
2) Karyawan memberikan informasi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di Bank Muamalat.
3) Tidak melebih-lebihkan ataupun mengurangi informasi yang ada.
4) Karyawan juga tidak pernah memutuskan komunikasi terhadap
nasabahnya, apabila nasabah menghadapi masalah maka
karyawan dapat secara langsung membantu nasabahnya. Selain
itu ketika nasabah berulang tahun mereka mengucapkan dan
memberikan hadiah kepada nasabahnya.
Indikator sifat amanah yang belum diterapkan yaitu:
1) Masih kurangnya pelayanan yang dilakukan dan kurangnya
informasi yang di berikan.
d. Penerapan Sifat Fatanah
Beberapa Indikator sifat fatanah yang telah diterapkan yaitu:
1) Mampu menjelaskan produk dengan baik dan menjawab
pertanyaan atau kebingungan nasabah dalam memilih produk.
12
2) Profesional dalam melakukan dan melaksanakan pekerjaan serta
tidak mencampur adukan masalah pribadi dalam pekerjaannya.
Indikator sifat amanah yang belum diterapkan yaitu:
1) Masih kurangnya toleransi yang dilakukan karyawan.
2) Kurangnya informasi yang diberikan.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analisis lingkungan internal merupakan suatu proses untuk menemukan
aspek-aspek internal/variabel internal perusahaan yang diperlukan dalam
menghadapi lingkungan eksternalnya dan mengevaluasinya apakah berada
dalam posisi yang kuat atau lemah. Ada beberapa pendekatan dalam
menganalisis lingkungan internal, yaitu: 1) pendekatan fungsional; 2)
pendekatan Competitive Advantage; 3) pendekatan rantai nilai (value chain);
3) pendekatan PIMS (Profit Impact of Marketing Strategy); dan 4) pendekatan
7 S McKinsey.
Dalam analisis internal menggunakan metode SWOT pada pengembangan
sumber daya manusia di Bank Muamalat Indonesia terdapat strategi SO
(Memberikan penghargaan kepada karyawan yang berkompeten dalam bank
syariah untuk meningkatkan produktivitas), strategi ST (Memberikan pelatihan
dan pembelajaran kepada karyawan), strategi WO (Membentuk budaya kerja
yang mengedepankan etika bisnis islam), dan strategi WT (Membentuk budaya
kerja yang mengedepankan etika bisnis islam).
Menindaklanjuti strategi pengembangan SDM tersebut pihak korporasi
menyelenggarakan berbagai program pelatihan dan pembelajaran bagi seluruh
karyawan perusahaan. Di samping itu, perusahaan membentuk budaya kerja
yang menghasilkan karakter banker expert yang menerapkan etika bisnis islam.
14
DAFTAR PUSTAKA
Laporan Tahunan Bank Muamalat Indonesia 2020. Diakses pada 11 Oktober 2021
https://www.bankmuamalat.co.id/uploads/hubungan_investor/1_laporan-
tahunan-2020.pdf
Rahim, Abd. R. dan Enny Radjab. 2017. Manajemen Strategi. Makassar: Lembaga
Perpustakaan dan Penerbitan Universitas Muhammadiyah Makassar.
15