Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

“MASA DEPAN UMKM DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0”

DOSEN PENGAMPU :
SRI MULYANA,SE,M.P.d

OLEH :
KHODORI 16514111
FAIZAL EFFENDI 16514253
SYAIFUL MARTIN 16514237
DIKEMRI 16514175
M. IQBAL ALQUDRI 16514059

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
(STIE) PERSADA BUNDA
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan segala Rahmat Nya sehingga kami mampu menyelesaikan
tugas kelompok mata kuliah Manajemen Pemasaran, berjudul Masa Depan
UMKM di Era Revolusi Industri 4.0.

Dalam mengerjakan tugas ini penulis merasa banyak kekurangan baik


pada teknis penulisan maupun penyusunan makalah. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan,Khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
di harapkan dapat tercapai.

Pekanbaru, Januari 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Krisis yang melanda dunia telah mendorong sejumlah pakar ekonomi


global meninjau kembali serta mengkaji ulang peranan usaha mikro kecil
menengah (UMKM). Bersama pertanian, UMKM sudah terbukti menjadi benteng
kokoh saat perekonomian Negara diterpa krisis. Sebagai penguat keyakinan peran
penting UMKM, Amerika Serikat dalam penciptaan lapangan kerja sejak perang
dunia II, sumbangan UMKM ternyata tak bisa diabaikan. (DL Birch, 1979) AS
benar-benar telah membuktikan hipotesis tersebut. Ketika sektor finansial ambruk
diterpa krisis yang melanda negeri adidaya itu pada 2008, pertanian dan UMKM
tampil sebagai penyelamat.
Di Indonesia, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki peran
yang signifikan dalam menggerakkan sektor riil, khususnya mengatasi masalah
pengangguran dan memberikan kontribusi terhadap GDP mencapai 60% . Data
Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan kini sudah ada 59,2 juta UMKM dan
sekitar 58 juta lebih di antaranya pelaku usaha mikro. Jika setiap usaha UMKM
menampung dirinya sendiri dan satu orang tenaga kerja, itu berarti ada sekitar 118
juta tenaga kerja yang terserap dalam sektor ini.
Upaya-upaya pemerintah meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam
negeri melalui penyediaan infrastruktur dan regulasi sektor digital diharapkan
mampu mengurangi hambatan terhadap akses bagi para UMKM. Salah satu upaya
konkrit untuk mewujudkan ini adalah melalui penguatan UMKM di tingkat desa
yang berbasis digital. Pemerintah dapat menghasilkan pertumbuhan dan
pekerjaan dari bawah melalui pengembangan ekonomi lokal yang memanfaatkan
peluang dan sumber daya yang dimiliki masing-masing daerah pedesaan.
Data Kementrian Desa Pembanguan Daerah Tertinggal dan transmigrasi,
jumlah desa yang ada di Indonesia adalah sebanyak 74.754 desa, dengan
persentase penduduk di pedesaan saat ini 50,2% dari total penduduk Indonesia.
Kondisi buruk yang terjadi adalah adanya mobilisasi tenaga kerja produktif dan

1
terdidik dari wilayah desa ke kota. Hingga 2035 diprediksi jumlah penduduk
pedesaan akan menurun sebanyak 0,64% per tahunnya. Brain drain ini apabila
dibiarkan maka akan memperburuk kondisi desa di kemudian hari. Brain drain
akan selalu berlangsung jika tidak ada pekerjaan yang menarik dan menjanjikan di
Desa.
Ditengah kemajuan teknologi dan industri 4.0, penyertaan teknologi digital
dalam mengakses UMKM akan menarik minat para pemuda (angkatan kerja
produktif) untuk tetap tinggal di desa mengembangkan pertanian melalui lembaga
UMKM berbasis digital. Digitalisasi dipastikan dapat memangkas rantai supply
yang terlalu panjang, yang pada akhirnya akan memberikan harga yang lebih baik
di hulu. Lebih lanjut, perdagangan online atau ecommerce akan memperbesar
pasar untuk komoditas / produk yang ditawarkan, bukan hanya pasar domestik
namun juga pasar ekspor. Kehadiran banyak platorm dan marketplace digital saat
ini baik B2C (business to costumer) maupun B2B (business to business),
dipastikan menjadi motor percepatan untuk menuju digitalisasi.
Platform dan marketplace dapat diibaratkan sebagai wadah one stop
shopping bagi konsumen atau belanja bermacam-macam di satu tempat. Bukan
hanya membantu memasarkan produk, namun juga menyiapkan segala sesuatunya
agar produk sampai ke tangan konsumen dengan cepat dan biaya termurah. Mulai
dari variasi pilihan untuk transportasi pengiriman, cara pembayaran (cash atau e-
money), metode pembayaran (full payment atau cicilan) atau bahkan lokasi
pembayaran (cash on delivery/COD atau di convenience store). Sayangnya, hanya
3,79 juta UMKM dari 59,2 juta UMKM yang ada di Indonesia telah mengadopsi
penggunaan teknologi digital. Sedangkan ketika kita berkaca ke Amerika Serikat,
90% pelaku UMKM disana sudah go digital.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dari latar belakang dikemukan diatas rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana UMKM di Indonesia
2. Bagaimana Masa Depan UMKM di Era Revolusi Industri 4.0

2
3. Bagaimana pengaruh revolusi industri 4.0 terhadap UMKM Ketan Talam
Durian Pekanbaru

1.3 TUJUAN PENULISAN


Dari rumusan masalh diatas maka tujuan penulisan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana UMKM di Indonesia
2. Untuk mengetahui bagaimana masa depan UMKM di Era Revolusi
Industri 4.0
3. Untuk mengetahui pengaruh revolusi industri 4.0 terhadap UMKM Ketan
Talam Durian Pekanbaru

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 UMKM Di Indonesia


Berdasarkan perkembangannya, usaha mikro terbagi menjadi 2 kategori,
yaitu livelihood (usaha bersifat mencari nafkah semata dan dikenal luas sebagai
sektor informal, seperti pedagang kaki lima) dan usaha micro (usaha yang sudah
cukup berkembang namun belum dapat menerima pekerjaan subkontraktor dan
belum dapat mengekspor barang).
1) Usaha Kecil
Usaha kecil adalah usaha yang memiliki tenaga kerja kurang dari 50 orang dan
memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp200 juta (di luar tanah dan
bangunan) berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995. Serta,
memiliki penjualan paling banyak Rp1 M. Usaha kecil ini harus dimiliki oleh
warga negara Indonesia dan berbentuk usaha perorangan, badan usaha, atau
koperasi. Usaha kecil umumnya adalah perusahaan perorangan, contohnya
restoran lokal, pengusaha konstruksi lokal, laundry, dan toko pakaian lokal.
Lalu, ada juga namanya usaha musiman yang artinya usaha tersebut
bergantung pada musim tertentu.
2) Usaha Menengah
Usaha menengah adalah usaha dalam ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
dan dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan anak perusahaan
atau cabang perusahaan yang dimiliki. Usaha menengah juga bukan dikuasai
atau menjadi bagian dengan usaha kecil atau usaha besar.Usaha menengah
memiliki jumlah kekayaan bersih sekitar Rp500 juta-Rp10 M dan jumlah
omset antara Rp2,5 M-Rp50 M.

2.2 Perkembangan UMKM di Indonesia Sejak 2010


Membaca data yang ditunjukkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM
RI, UMKM secara keseluruhan mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang
baik seiring berganti tahun. Misalnya pada tahun 2010, total jumlah unit UMKM

4
sebanyak 52.769.426. Lalu dalam pemberitaan terakhir, jumlah tersebut sudah
mencapai angka 63 juta.
Berdasarkan situs depkop.go.id, berikut data perkembangan UMKM di
Indonesia berdasarkan jumlah unit dan jumlah PDB dari tahun 2010 sampai 2017

Total Jumlah Unit Total Jumlah


Tahun
(Kecil, Mikro, dan Menengah) PDS atas Dasar Harga
2010 52,769,426 Rp5,285,290
2011 54,119,971 Rp6,068,762
2012 55,211,396 Rp7,445,344
2013 56,539,560 Rp8,241,864
2014 57,900,787 Rp9,014,951
2015 59,267,759 Rp1,014,134
2016 61,656,547 Rp11,712,450
2017 62,928,077 Rp12,840,859

Secara persentase, jumlah UMKM di Indonesia mencapai 99,9% dari total


unit usaha di Indonesia. Dengan data ini, dapat disimpulkan jika UMKM memiliki
peran besar dalam menyumbang pertumbuhan ekonomi Tanah Air.
2.2.1 Faktor Perkembangan UMKM
Berkembangnya usaha mikro, kecil, dan menengah di Indonesia tidak bisa
lepas dari faktor-faktor yang mendorong terjadinya kemajuan ini. Menurut
beberapa pandangan dan penelitian, ada beberapa faktor yang mendorong
majunya perkembangan UMKM di Indonesia, di antaranya sebagai berikut:
1) Pemanfaatan Sarana Teknologi, Informasi dan Komunikasi
Majunya UMKM di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan teknologi
yang terjadi saat ini. Beberapa penelitian menunjukkan kalau salah satu faktor
yang mendukung perkembangan UMKM adalah karena pemanfaatan sarana
TIK (teknologi, informasi dan komunikasi). Para pelaku usaha mulai
memanfaatkan sarana teknologi seperti smartphone untuk melebarkan pasar
usahanya, serta menggunakan aplikasi komunikasi seperti WhatsApp dan
media sosial untuk memasarkan produk yang dijual.Bahkan, sudah menjadi
target pemerintah untuk membuat pelaku UMKM untuk memanfaatkan dunia
digital, seperti e-commerce, untuk menjual dan mengembangkan usahanya.

5
Mengutip dari salah satu sumber berita, Kemenkop RI melaporkan kalau
sudah ada sekitar 8 juta UMKM yang sudah Go-Digital pada tahun 2017 lalu.
Jumlah ini sebanyak 14% dari total 59.2 juta UMKM yang berdiri di
Indonesia. Angka ini diharapkan untuk terus bertambah karena tingginya
jumlah UMKM yang Go-Digital sejalan dengan tujuan pemerintah yang ingin
menjadikan Indonesia sebagai Digital Energy of Asia tahun 2020 mendatang.
2) Kemudahan Peminjaman Modal Usaha
Perkembangan UMKM di Indonesia tidak bisa lepas dari dukungan perbankan
di Tanah Air. Terbukanya akses pembiayaan perbankan serta menurunnya
kredit usaha rakyat, mendorong tumbuhnya usaha mikro, kecil, dan menengah.
Bahkan, perbankan wajib mengalokasikan kredit pada UMKM mulai tahun
2015. Berawal dari 5%, angka bunga itu terus tumbuh hingga 20% pada akhir
tahun 2018 lalu.Selain itu, nominal modal memulai usaha, khususnya usaha
mikro, dianggap tidak terlalu besar sehingga siapapun dapat menjadi pelaku
UMKM dengan cepat. Dengan begitu, semakin menarik pertumbuhan jumlah
UMKM di Indonesia.
3) Menurunnya Tarif PPH Final Pelaku UMKM termasuk ke dalam wajib pajak
dan wajib hitung, setor, lapor pajak penghasilannya pada negara.
Pajak yang harus disetor dan dilaporkan merupakan pajak penghasilan final
atau PPh Final.Awalnya, tarif PPh Final yang ditetapkan untuk pelaku UMKM
ini sebesar 1%. Namun pada bulan Juli 2018, Pemerintah Indonesia
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2018 yang menetapkan
tarif PPh Final UMKM turun menjadi 0,5%. Perubahan penurunan tarif PPH
Final ini bertujuan mempermudah pelaku UMKM dalam menjalankan
kewajiban perpajakannya pada negara. Serta dengan menurunnya tarif PPh
Final yang harus disetorkan UMKM, dapat memberikan kesempatan untuk
mengembangkan usaha dan melakukan investasi karena keringanan ini.
Penurunan tarif PPh Final ini memberikan dampak yang cukup baik.
Berdasarkan data Ditjen Pajak, ada peningkatan jumlah wajib pajak pembayar
PPh Final UMKM. Ada 463.094 wajib pajak yang baru membayar pada
periode Agustus-Desember 2018 dan jumlah itu belum pernah membayar

6
pajak UMKM pada periode sebelumnya. Lalu dari angka itu, sebanyak
311.197 wajib pajak baru terdaftar per tanggal 1 Juli 2018.

2.3 Masa Depan UMKM di Era Revolusi Industri 4.0


Pada dasarnya ketika berbicara mengenai masa depan maka semua pihak
menginginkan masa depan yang cerah dan indah tanpa terkecuali begitupun juga
bagi pelaku Industri Usaha Mikro Kecil Menengah ( UMKM). UMKM
merupakan pola industri yang hampir digeluti oleh sebagian besar masyarakat di
negeri ini alasannya tak lain karena modal utama dalam menjalankan UMKM
terbilang masih terjangkau ketimbang membuka usaha macro yang membutuhkan
asupan modal yang besar. Era revolusi industri 4.0 membawa beberapa
perubahan positif untuk bangsa, tak terkecuali bagi pelaku industri UMKM
(Usaha Mikro Kecil Menengah) yang juga menginginkan masa depan yang cerah.
Era Revolusi industri 4.0 beberapa dekade yang lalu telah " meledak" hal
tersebut ditandai dengan munculnya pembaruan disegalah bidang kehidupan
dengan Teknologi sebagai penggerak utamanya tak terkecuali di bidang UMKM.
Tantangan terbesar yang dihadapi UMKM dalam era revolusi 4.0 ini ialah
kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan teknologi yang ada, saat ini
memang ada sebagian UMKM yang Go-Online namun masih banyak juga yang
bersifat Offline oleh karenanya kehadiran negara dalam hal ini pemerintah sangat
dibutuhkan.
Kehadiran pemerintah yang sangat dibutuhkan ialah mendorong agar
terciptanya suatu sistem digitalisasi yang terkoneksi antara para pelaku Usaha
UMKM, karena hampir hampir dalam era rovolusi industri 4.0 proses
penjualan/promosi barang UMKM via Konvensional sudah tidak efektif lagi.
Proyek digitalisasi tentunya memberikan keuntungan dan efektivitas bagi para
pelaku Usaha UMKM misalnya dengan ada digitalisasi yang terkoneksi luas maka
pelaku usaha UMKM dapat menyebar luaskan barang/ jasa yang mereka perjual
belikan atau dengan kata lain menciptakan pasar yang luas sehingga dapat
menambah keuntungan bagi UMKM itu sendiri.

7
2.3.1 Digitalisasi Masih Menjadi Faktor Kendala Terbesar Umkm Di
Indonesia
Masa depan UMKM bisa dilihat dengan sejauh mana para pelaku usaha
bisa memanfaatkan teknologi yang ada, namun sayang ada sebahagian pelaku
UMKM masih asing dengan digitalisasi dan mereka masih nyaman dengan pola
konvensional, faktornya utamanya ialah “Gagap Teknologi”.
Selain adanya faktor gagap teknologi salah satu yang menyebabkan
terkendalanya digitalisasi ialah kurangnya peranan aparatur penegak hukum
terhadap pelaku kejahatan dalam dunia teknologi / digitalisasi misalnya sampai
saat ini masih banyak akun media sosial (digitalisasi) yang menawarkan produk/
jasa semu yang tentunya bukan hanya merugikan konsumen namun berdampak
juga kepada pelaku usaha UMKM dibidang yang sama.
Kebutuhan akan industri UMKM dimasa yang akan datang tentunya
sangat diperlukan karena dengan adanya UMKM ini maka penyerapan tenaga
kerja akan meningkat pula sehingga mengurangi jumlah pengganguran di negeri
ini, misalnya saja dalam satu daerah terdapat 9000 UMKM dan setiap UMKM
memilih 3 orang karyawan berarti UMKM tersebut telah memberikan lapangan
pekerjaan kepada 27.000 orang. Pengaruh UMKM bagi kemajuan bangsa ini telah
teruji berulang kali diantarnya adalah pada saat krisis moneter 1997 dengan
jatuhnya Rupiah terhadap Dollar yang tadinya 2.500 per-dollar berubah menjadi
16.000 per-dollar, tapi sektor UMKM justru memberikan gairah ekonomi
tersendiri di tanah air dan faktanya mereka mampu bertahan dalam melawan krisis
moneter tersebut.

2.3.2 Solusi Bagi Masa Depan Cerah UMKM di Era Revolusi Industri 4.0
1) Memulai diri untuk belajar teknologi melalui kursus UMKM berbayar seperti
yang disajikan oleh Edukasi 4.0
2) Bergabung dengan komunitas UMKM
3) Mengetahui kegiatan yang diberikan pemerintah, seperti Bekraf, Kementerian
Koperasi, Kementerian Perindustrian, dan sebagainya

8
4) Mendaftarkan produknya ke marketplace seperti Bukalapak, Tokopedia,
Elevenia, Shopee, dan sebagainya
5) Update dengan program BUMN. seperti Telkom, Pelindo, PLN, PGN dan
sebagainya
6) Mengetahui program universitas untuk UMKM
7) Mulai berjualan di sosial media menggunakan Facebook, Instagram, Twitter
dan sebagainya
8) Mulai menggunakan website untuk berjualan, jika tidak paham bagaimana
membuat website, bisa mengikuti kursus membuat website di Edukasi 4.0

Era Revolusi Industri 4.0 telah berjalan dengan teknologi sebagai pemain
utamanya oleh karena itu penggunaan teknologi bagi pelaku usaha UMKM bukan
lagi menjadi sesuatu yang sifatnya “sunnah” melainkan sudah “wajib” sehingga
dengan demikian masa depan UMKM ditanah air dapat membawa angin yang
segar bagi perekonomian negeri ini terlebih lagi ditahun 2030 Indonesia
digadang-gadang masuk kedalam jajaran negara top 10 perekonomian global.

2.4 Peta Jalan E-Commerce Indonesia


Pemerintah memiliki visi untuk menempatkan Indonesia sebagai negara
dengan kapasitas digital ekonomi terbesar di Asia Tenggara pada 2020. Indonesia
adalah salah satu pengguna internet terbesar di dunia, mencapai 93,4 juta orang
dan pengguna telepon pintar (smartphone) mencapai 71 juta orang. Dengan
potensi yang begitu besar, pemerintah menargetkan bisa tercipta 1.000
technopreneurs dengan valuasi bisnis sebesar USD 10 miliar dengan nilai e-
commerce mencapai USD 130 miliar pada tahun 2020.
Karena itulah pemerintah merasa perlu menerbitkan Peraturan Presiden
tentang Peta Jalan E-Commerce untuk mendorong perluasan dan peningkatan
kegiatan ekonomi masyarakat di seluruh Indonesia secara efisien dan terkoneksi
secara global. Peta jalan e-commerce ini sekaligus dapat mendorong kreasi,
inovasi, dan invensi kegiatan ekonomi baru di kalangan generasi muda. Caranya
adalah memberikan kepastian dan kemudahan berusaha dalam memanfaatkan e-
commerce dengan menyediakan arah dan panduan strategis untuk mempercepat

9
pelaksanaan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik pada periode
2016-2019. Kebijakan ini akan menjadi acuan bagi Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah serta pemangku kepentingan lainnya dalam menetapkan atau
menyesuaikan kebijakan sektoral dan rencana tindak lanjut pelaksanaan e-
commerce pada bidang tugas masing-masing.
Dalam Perpres tentang Peta Jalan E-Commerce yang segera terbit ini,
terdapat 8 aspek regulasi, yaitu:
1) Pendanaan berupa: (1) KUR untuk tenant pengembang platform; (2) hibah
untuk inkubator bisnis pendamping start-up; (3) dana USO untuk UMKM
digital dan start-up e-commerce platform; (4) angel capital; (5) seed capital
dari Bapak Angkat; (6) crowdfunding; dan (7) pembukaan DNI.
2) Perpajakan dalam bentuk: (1) pengurangan pajak bagi investor lokal yang
investasi di start-up; (2) penyederhanaan izin/prosedur perpajakan bagi start-
up e-commerce yang omzetnya di bawah Rp 4,8 Miliar/tahun; dan (3)
persamaan perlakuan perpajakan sesama pengusaha e-commerce.
3) Perlindungan Konsumen melalui: (1) Peraturan Pemerintah tentang Transaksi
Perdagangan melalui Sistem Elektronik; (2) harmonisasi regulasi; (3) sistem
pembayaran perdagangan dan pembelanjaan barang/jasa pemerintah melalui e-
commerce; dan (4) pengembangan national payment gateway secara bertahap.
4) Pendidikan dan SDM terdiri dari: (1) kampanye kesadaran e-commerce; (2)
program inkubator nasional; (3) kurikulum e-commerce; dan (4) edukasi e-
commerce kepada konsumen, pelaku, dan penegak hukum.
5) Logistik melalui: (1) pemanfaatan Sistem Logistik Nasional (Sislognas); (2)
penguatan perusahaan kurir lokal/nasional; (3) pengembangan alih data
logistik UMKM; dan (4) pengembangan logistik dari desa ke kota.
6) Infrastruktur komunikasi melalui pembangunan jaringan broadband.
7) Keamanan siber (cyber security): (1) penyusunan model sistem pengawasan
nasional dalam transaksi e-commerce; (2) public awareness tentang kejahatan
dunia maya; dan (3) Penyusunan SOP terkait penyimpanan data konsumen,
sertifikasi untuk keamanan data konsumen.

10
8) Pembentukan Manajemen Pelaksana dengan melakukan monitoring dan
evaluasi implementasi peta jalan e-commerce.

Jika skema ini bisa berjalan secara maksimal, UMKM go-digital dapat
memberikan sumbangsih bagi perekonomian yang cukup signifikan. Dengan
segenap keunggulan lokal serta dukungan pemerintah dan berbagai pemangku
kepentingan, percayalah kita akan memenangkan persaingan di pasar global.

2.5 Pengaruh Revolusi Industri 4.0 Terhadap Kuliner Khas Pekanbaru


Ketan Talam Durian
Kota Pekanbaru kini mulai ramai dikunjungi wisatawan, berbagai tempat
menarik mulai hadir dan bisa dikunjungi. Setelah puas berkeliling kota Pekanbaru,
jangan lupa untuk mencicipi berbagai aneka kuliner lezat yang siap memuaskan
lidah. Ketan Talam Durian, cemilan tradisional dengan cita rasa kekinian kini
menjadi makanan khas Kota Pekanbaru yang banyak diminati masyarakat.
Evi Rahmat, owner Rumah Kue Viera, mengatakan untuk ketan talam
durian pelopor pertamanya dari rumah Viera. Oleh oleh Khas Pekanbaru dengan
cita rasa durian ini di produksi di Rumah Kue Viera yang beralamat di jalan
Melati atau tepatnya di simpang Jalan Naga Sakti, Panam Pekanbaru. Rumah Kue
Viera merupakan tempat oleh-olehnya Pekanbaru, menyediakan berbagai macam
produk kue best seller ketan talam durian, ketan talam pandan dan talam gula
merah dan best bolu pisang dan brownis panggang. Cita rasa durian dan ketan
yang khas membuatnya kian populer di lidah masyarakat. Kini, rumah Kue Viera
memiliki cukup banyak reseller yang tersebar di seluruh Kota Pekanbaru.

Dalam pemanfaatan revolusi indutri 4.0 dalam pemasaran kue ketan talam
durian ini dijual secara offline dan online. Untuk offline Oleh oleh Khas
Pekanbaru dengan cita rasa durian ini di produksi dan dijual di Rumah Kue Viera
yang beralamat di jalan Melati atau tepatnya di simpang Jalan Naga Sakti, Panam
Pekanbaru. Secara online Rumah kue viera sudah memanfaatkan steknologi antar
jemput dengan menggunakan aplikasi Go-Food dan Go-Send. Tidak hanya itu
Rumah kue viera juga memasarkan produknya melalui media sosial dan mereka
juga menerima pemesanan melalui instagram @rumah_kue_viera.

11
Jasa pengantaran online picu pertumbuhan UMKM kuliner , peran Go-
food pada UMKM Kuliner 4 dari 5 UMKM kuliner belum pernah memulai usaha,
4 dari 5 UMKM tidak melayani pengantaran makanan dan 3 dari 5 UMKM
kuliner volume transaksinya meningkat 10%. Bisnis kuliner tahun ini melonjak
tajam hingga 9,5 % dari PDB nasional. Salah satu pemicunya adalah jsa
pengantaran online. Riset lembaga demografi UI menunjukkan tiga dari lima
UMKM kuliner yang bekerja sama dengan Go Jek pendapatan nya naik 10%.
Alasan UMKM kerja sama dengan GoJek yaitu 80 % meningkatkan kepercayaan
pelanggan dan 76 % menjaga keberlangsungan usaha jangka panjang. Fakta unik
pengantaran makanan online Go Food jarak tempuh driver mengantar makanan >6
juta km sama saja dengan mengelilingi bumi 4.031 kali. Sejak 2017-apri 2018
pengantarn Go food terbanyak 9,5 juta kotak ayam geprek sama dengan 520 kali
keliling lapangan bola kaki. 4 juta otak martabak disusun sama dengan 85 kali
tinggi gunung bromo dan juta kopi sama dengan 3.300 tendom air. (gojek.com).
Pemanfaat aplikasi gojek udah sangat keputusan tepat bagi Rumah kue viera
dalam memasarkan produknya khususnya kue ketan talam durian.
Dengan pemanfaatan platform digital rumah kue viera untuk penjual kue
ketan talam durian meledak. Rahmad, owner Rumah Kue Viera mengatakan kue
talam durian ini banyak diminati masyarakat untuk oleh oleh dari Pekanbaru.
Bahkan, dalam sehari, Rumah Kue Viera ini mampu memproduksi hingga 700
box dalam sehari. Sebagai tambahan, ketan talam ini mampu bertahan 2 sampai 3
hari pada suhu normal. Harga bervariasi, mulai Rp 35 ribu sampai Rp 50 ribu.
Tak heran Kue Ketan Talam Durian meriah juara. Kali ini, melalui Kue
Talam Durian pada Anugerah Pesona Indonesia. Kue ini jadi juara 2 makanan
tradisional terpopuler di Indonesia. Anugerah Pesona Indonesia (API) merupakan
rangkaian kegiatan tahunan yang diselenggarakan Kemenpar dalam upaya
membangkitkan apresiasi masyarakat terhadap Pariwisata Indonesia. Penyerahan
penghargaan ini dilakukan, Jumat (22/11/2019) di Balairung Soesilo Sudarman,
Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif RI, Jakarta Pusat. Hadir mewakili Wali
Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT menerima penghargaan, Asisten II
Bidang Pembangunan Sekretariat Daerah Kota (Setdako) Pekanbaru El Syabrina.

12
Anugerah Pesona Indonesia selain bertujuan mengembangkan pariwisata
Indonesia, juga bertujuan untuk mendorong peran serta berbagai pihak terutama
pemerintah daerah untuk lebih berupaya dalam mempromosikan pariwisata di
daerahnya masing-masing.
Pemilihan pemenang dalam anugerah ini dilakukan berdasarkan polling
masyarakat dengan mengirimkan SMS dukungan. Polling Sebelumnya
berlangsung dari 1 Juni 2019 hingga 31 Oktober 2019. Kategori penghargaan API
antara lain wisata halal terpopuler, wisata air terpopuler, obyek wisata baru
terpopuler, atraksi budaya terpopuler dan sejumlah penghargaan bergengsi
lainnya.

13
BAB III

KESIMPULAN

Pemerintah harus memperkuat UMKM secara kelembagaan terlebih


dahulu kemudian melakukan peningkatkan pemahaman tentang digitalisasi, dan
potensi media sosial sebagai sarana promosi kepada para UMKM. Pasalnya,
pengetahuan akan hal tersebut masih sangat minim pendampingannya. Harus
dilakukan pemerintah adalah pemanfaatan secara maksimal broadband yang sudah
terpasang di 400 kabupaten dan 114 daerah. Pemanfaatan infrastrukutr teknologi
ini juga harus dibarengi dengan upaya untuk meningkatkan kapasitas UMKM di
daerah-daerah melalui kolaborasi yang terbangun antara kementerian teknis di
pusat dengan dinas di daerah serta pemerintahan kabupaten atau kota. Beberapa
dimensi yang sering menjadi konten dalam penguatan organisasi UMKM antara
lain penguatan manajemen dan perencanaan finansial, pemasaran, pembangunan
produk, produksi, penguatan pengetahuan bagi pengusaha, hingga penguatan
menajemen berbasis teknologi.
Langkah selanjutnya yang dapat diambil oleh pemerintah adalah dengan
memperluas akses keuangan bagi UMKM sebagai modal untuk peningkatan
kapasitas. Mengamini solusi yang ditawarkan oleh Delloite Access Economics,
pemerintah perlu meningkatkan kemudahan akses pinjaman dengan bunga rendah
kepada para UMKM. Pemberian akses kredit yang mudah juga harus dibarengi
dengan penetapan pajak yang murah bagi UMKM yang memasarkan produknya
secara digital. Pemerintah selayaknya menyamakan pajak penghasilan UMKM
online dengan yang berbasis konvensional sebesar 0,5%. Bahkan achmad deni
Daruri selaku President Director Center for Banking Crisis mengatakan
keberpihakan yang terang-terangan dari pemerintah Indonesia akan memacu
sektor UKM dan pertanian mencapai keunggulan kompetitifnya. Ini bisa
dilakukan dengan keberanian memberikan kredit tanpa bunga kepada sektor UKM
dan pertanian (Ini memang tidak mudah)

14
REFERENSI

https://betuah.com/ketan talam durian pekanbaru juara dua makanan tradisional


terpopuler diakses 9 januari 2020

https://m.liputan6.com/kue talam durian khas pekanbaru masuk nominasi


makanan tradisional diakses 9 januari 2020

https://ketan-talam-durian.business.site/rumah kue viera diakses 9 januari 2020

https://kominfo.com/ umkm go online diakses 9 januari 2020

https://umkmindonesia.com diakses 9 januari 2020

https://humas.id/go digital gerakan umkm indonesia diakses 9 januari 2020

https:// depkop.go.id diakses 9 januari 2020

https:// katadata.com diakses 9 januari 2020

https:// kitabisa.com diakses 9 januari 2020

http://kompas.ekonomi.com diakses 9 januari 2020

15

Anda mungkin juga menyukai