Anda di halaman 1dari 26

ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.2, No.

2 Agustus 2016 | Page 475

PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN CAFE


LITTLE WINGS DI BANDUNG TAHUN 2016

THE ROLE OF STORE ATMOSPHERE FOR THE CUSTOMER PURCHASING DECISION LITTLE
WINGS CAFE IN BANDUNG 2016

Vita An’nisa

vitaannisa001@gmail.com

Manajemen Pemasaran, Fakultas Ilmu Terapan, Universitas Telkom

Jln. Telekomunikasi, Bandung, Jawa Barat, 40257

2016

ABSTRACT

The city of Bandung have places eat like cafe and restaurant that has the unique. Paradox marketing used for the
purpose of that people target get another atmosphere of life. Store atmosphere could be alternative to distinguish
cafe of other atmosphere and store are also a factor that can affect to a decision the purchase of consumers. One
cafe being in demand by a number of visitors is Little Wings, cafe this takes the theme shades library and home
who interesting and unique like home Barbie. This study entitled “The Role of Store Atmosphere For The
Customer Purchasing Decision Little Wings Cafe in Bandung 2016”. This research including the kind of research
descriptive and uses the research quantitative. The result of research shows that it was of any respondents
regarding store atmosphere and decisions the purchase into category good. In addition, many other factors that
can affect decision the purchase of consumers during a visit to cafe such as providing a discount on product.

Kota Bandung memiliki tempat-tempat makan seperti cafe dan resto yang memiliki keunikan tersendiri. Paradox
marketing digunakan untuk tujuan agar khalayak sasaran mendapatkan suasana yang berbeda. Store atmosphere
bisa menjadi alternatif untuk membedakan cafe yang satu dengan yang lainnya dan store atmosphere juga menjadi
faktor yang dapat mempengaruhi terhadap suatu keputusan pembelian konsumen. Salah satu cafe yang diminati
oleh banyaknya pengunjung adalah Little Wings, cafe ini mengambil tema nuansa library and home yang menarik
dan unik seperti rumah Barbie. Penelitian ini yaitu berjudul “Pengaruh Store Atmosphere Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen Cafe Little Wings di Bandung Tahun 2016”. Penelitian ini termasuk jenis
penelitian deskriptif serta menggunakan metode penelitian kuantitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa
tanggapan dari setiap responden mengenai store atmosphere dan keputusan pembelian masuk kedalam kategori
baik. Selain itu, banyak faktor lainnya yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen ketika
berkunjung ke cafe seperti memberikan potongan harga pada produk.

Keywords : Paradox Marketing, Store Atmosphere, Keputusan Pembelian


ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.2, No.2 Agustus 2016 | Page 476

PENDAHULUAN

Kota Bandung merupakan Ibukota Jawa Barat. kenyamanan pada suatu tempat tersebut dan pilihan
Kota kembang merupakan sebutan lain kota ini menu yang berkualitas dengan harga yang sangat
karena pada zaman dahulu kota ini dapat dinilai terjangkau serta fasilitas yang disediakan dengan
sangat cantik dengan banyaknya pepohonan dan itu konsumen akan melakukan keputusan pembelian.
bunga-bunga yang tumbuh disana. Selain itu Kota Banyak café yang memiliki keunikan dan
Bandung disebut juga paris van javakarena ciri khas yang berbeda-beda. Sehingga banyak café
keindahannya. Kota Bandung juga dikenal oleh yang berlomba-lomba untuk menciptakan suatu
masyarakat luas sebagai Entertaiment City (Kota inovasi keunggulan yang berbeda-beda.
Hiburan) menawarkan berbagai macam hiburan Keunggulan tersebut dapat diperlihatkan dari
wisata untuk semua kalanagan tanpa batasan usia. makanan dan minuman yang disajikan oleh café,
Mulai dari wisata sejarah, wisata alam, wisata memiliki harga yang terjangkau, lokasi café yang
belanja, hingga wisata berbagai macam kuliner strategis, suasana tempat yang memberikan
ditawarkan dikota ini. (Sumber: www.detik.com) kenyamanan, serta memberikan live music dan free
Seiring perkembangan jaman dan wifi. Sehingga salah satu cara untuk memenangkan
pertumbuhan di Kota Bandung yang memiliki persaingan adalah dengan membuat susetu yang
tempat-tempat makan dan pusat jajanan yang banyak berbeda. Store atmosphere bisa menjadi alternative
diminati wisatawan. Banyak café dan resto yang untuk membedakan café yang satu dengan yang
didirikan di daerah Dago karena daerah tersebut lainnya. Perbedaan diperlukan karena dari setiap
berada di atas sehingga udara yang berada disana bisnis pasti didapati produk yang serupa dengan
terasa sangat sejuk, selain itu Kota Bandung pun harga berkisar beda tipis bahkan sama. Store
terlihat dari atas sehingga ketika malam hari berada atmosphere bisa menjadi alasan lebih bagi
di Dago kita dapat melihat lampu-lampu kota konsumen untuk tertarik dan memilih dimana ia
Bandung dari atas dengan sangat indah. Sepanjang akan berkunjung dan membeli (Kusumawati,
jalan menuju café-café dikelilingi banyak pohon 2014:2).
pinus yang tinggi sehingga keadaan panas ketika Menurut Bayu Adrian (2013) mengatakan
berada disana pun tetap terasa sejuk oleh udaranya. identitas sebuah toko dapat dikomunikasikan
Banyak café dan resto memiliki keunikan tersendiri. terhadap konsumen melalui dekorasi toko atau
Keadaan ini menimbulkan persaingan yang ketat secara lebih luas dari atmospherenya. Meskipun
dalam dunia usaha dan memaksa perusahaan untuk store atmosphere tidak secara langsung
lebih tanggap terhadap perubahan-perubahan yang mengkomunikasikan kualitas produk dibandingkan
terjadi dengan sangat cepat dan dinamis (Fajar, dengan melalui iklan, store atmosphere merupakan
2014). Bervariasi produk serta keunikkan suasana komunikasi secara diam-diam yang dapat
café dan resto yang dijual di pasaran membuat menunjukkan kelas social dari produk-produk yang
konsumen akan lebih selektif dalam memilih suatu ada didalamnya. Sehingga hal ini dapat dijadikan
produk dan tempat makan untuk berkumpul. alat sebagai pembujuk konsumen untuk melakukan
Kemudian selain itu perusahaan pun harus proses keputusan pembelian.
menciptakan suasana yang mendukung agar
konsumen dapat tertarik dan tetap merasakan
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.2, No.2 Agustus 2016 | Page 477

Dari empat dimensi store atmosphere melakukan proses keputusan pembelian. Dari

yaitu, exterior, general interior, store layout, dan penelitian terdahulu membuktikan bahwa store

interior display mempengaruhi keputusan atmosphere sangatlah berperan penting dalam

konsumen untuk datang ke café Little Wings melakukan proses keputusan pembelan.

Bandung. Store atmosphere sangatlah Dari hal tersebut, penulis memiliki ide

mempengaruhi terhadap proses keputusan untuk melakukan penelitian tentang: penerapan

pembelian. Atmosphere toko mempengaruhi store atmosphere yang dilakukan café Little Wings,

keadaan emosi pembeli yang menyebabkan mengetahui bagaimana keputusan pembelian

meningkatnya atau menurunnya pembelian. Store konsumen café Little Wings, dan seberapa besar

atmosphere yang didesain secara tepat dan menarik pengaruh store atmosphere terhadap keputusan

sangatlah berpengaruh untuk mendorong konsumen pembelian di café Little Wings Bandung.

TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 1
Penelitian Terdahulu
No Judul Publikasi Persamaan Perbedaan Kesimpulan
1. The effect of Kemal Yildirim, a. Jenis Perbedaan Hasil penelitian
age, gender Kubulay Cagatay, penelitian penelitian terdahulu bahwa efek dari usia,
and Mehmet Lutfi b. Metode dengan penelitian jenis kelamin dan
education Hidayetoglu analisis yang dilakukan pendidikan di
level on ( Journal of Retail sederhana peneliti adalah persepsi pelanggan
customer & Distribution variabel X1: usia, berkenaan dengan
evaluations Management X2: jenis kelamin, store atmosphere
of retail Vol.43 Iss 8 X3:
furniture pp.712-726, 2015) tingkat pendidikan
store (Jurnal
atmospheric Internasional)
attributes
2. Pengaruh LilyHarlina Putri, a. Metode Perbedaan Hasil penelitian
Store Srikandi Harlina analisis penelitian bahwa Store
Atmosphere Putri, Andriani deskriptif terdahulu dengan Atmosphere memiliki
Terhadap Kusumawati b. Jenis penelitian yang pengaruh signifikan
Keputusan (Jurnal penelitian dilakukan terhadap keputusan
Pembelian Administrasi c. Metode penelitian adalah pembelian
Dan Bisnis (JAB), Vol pengumpu metode penelitian
Kepuasan 15 No.2, 2014) lan data yang diteliti yaitu
Pelanggan (Jurnal Nasional) path analysis
(Studi pada
Monopoli
Cafe and
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.2, No.2 Agustus 2016 | Page 478

Resto
Soekarno
Hatta
Malang)

Landasan Teori dan Kajian Pustaka yang semakin lama semakin bernilai dengan
A. Konsep Pemasaran pelanggan dan pihak-pihak yang
Menururt Daryanto (2013:1) menyatakan berkepentingan.
pemasaran adalah suatu proses social dan manjerial 10. Pasar: terdiri dari semua pembeli potensial
dimana individu dan kelompok mendapatkan yang memiliki kebutuhan dan keinginan
kebutuhan dan keinginan mereka dengan tertentu serta mau dan mampu turut dalam
menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu pertukaran untuk memenuhi kebutuhan dan
yang bernilai satu sama lain. keinginan tersebut.
1. Kebutuhan: keadaan merasa tidak memiliki 11. Pemasaran: kegiatan manusia dalam
kepuasan dasar. Contoh: manusia, lapar maka hubungan dengan pasar untuk mewujudkan
butuh makan. transaksi yang mungkin terjadi dalam
2. Keinginana: bentuk kebutuhan manusia yang memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia.
dihasilkan oleh budaya dan kepribadian 12. Pemasar: orang yang mencari sumber daya
individual. Contoh: rang Madiun sarapan dari orang lain dan mau menawarkan suseautu
dengan nasi pecel. yang bernilai untuk itu.
3. Permintaan; keinginan manusia yang
didukung dengan daya beli. B. Paradox Marketing
4. Produk: segala sesuatu yang dapat ditawarkan Menurut Philip Koller (2013), paradox
kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, marketing adalah proses pemasaran yang
digunakan, atau dikonsumsi sehingga dapat bertentangan atau berbeda dengan konsep-konsep
memuskan keinginan atau kebututhan produk pemasran yang biasa. Model ini bertujuan untuk
mencakup obyek fisik, jasa, orang,tempat, menciptakan kondisi yang berbeda dengan kondisi
organisasi, dan gagasan. pemasaran yang ada dengan tujuan agar khalayak
5. Nilai bagi pelanggan: perbedaan antara sasaran mendapatkan suasana yang berbeda.
manfaat yang dinikmati pelanggan karena Paradox marketing tetap menggunakan konsep
memiliki serta menggunakan suatu produk “4P” Product, Price, Place, Promotion.
dan biaya untuk memiliki produk tersebut. Arief Yahya (2013) mengemukakan bahwa
6. Kepuasan pelanggan: sejauh mana anggapan paradox marketing memiliki enam konsep, seperti :
kinerja produk memenuhi harapan pembeli. a. Value Equation : Peningkatan
7. Pertukaran: merupakan salah satu cara nilai untuk meningkatkan value.
mendapatkan suatu produk yang diinginkan. b. More for Less : Meningkatkan
8. Transaksi: merupakan tercapainya persetujuan value dengan harga rendah.
mengenai pertukaran. c. Polarity Management : Dampak
9. Hubungan pemasaran: proses menciptakan, positif dan negatif menilai produk
memelihara, dan meningkatkan hubungan erat
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.2, No.2 Agustus 2016 | Page 479

sendiri sesuai positif negatif, kemudian menarik orang-orang untuk mengunjungi dan

kombinasikan untuk mengurangi negatif. masuk kedalam toko. Elemen exterior ini memiliki

d. Blue Ocean Strategy : Menciptakan sub-sub elemen, yaitu:

strategi nilai baru terhadap persaingan, Menurut Berman dan Evan (2010:509) bagian

seperti membedakan produk. luar toko (store’s exterior) memiliki pengaruh yang

e. Buyer as Seller : Penjualan sangat kuat dalam membentuk citra toko tersebut

yang menjual dikomunitas-komunitas maka dalam hal ini bagian luar toko harus

tanpa membayar. direncanakan dengan sangat baik. Jika bagian luar

f. Berawal dari Akhir : Melihat hasil toko ditata dengan menarik dan unik, hal ini akan

akhir dari penjualan untuk berjalan menarik orang-orang untuk mengunjungi dan

selanjutnya kembali agar menjadi masuk kedalam toko. Elemen exterior ini memiliki

panduan kedepan penjualan menjadi sub-sub elemen, yaitu:

lebih baik. a. Storefront (Tampak Depan Toko)


Tampak depan toko meliputi kombinasi

C. Store Atmosphere simbol papan nama (marquee) dan pintu

Menurut Levy and Weitz (2012:490) store masuk (store entrances), dan kontruksi

atmosphere adalah “atmospheric refers to the bangunan. Storefront harus

design of an environment communication, lighting mencerminkan keunikan, kemantapan,

colour, music and scent to stimulate customers’ kekokohan, atau pun hal-hal lain yang

perceptual and emotional responses and ultimately sesuai dengan citra toko tersebut.

affect their purchase behavior”. Dapat diartikan Khususnya konsumen baru yang sering

sebagai, atmosphere mengacu pada desain menilai bagian luar toko terlebih dahulu

lingkungan seperti komunikasi visual, sebagai exterior menjadi faktor penting

pencahayaan, warna, music, dan aroma untuk yang mempengaruhi konsumen untuk

mensimulasikan respon persepsi dan emosi mengunjungi toko.

pelanggan dan pada akhirnya mempengaruhi b. Marquee (Simbol)

perilaku pembelian mereka”. Marquee merupakan suatu tanda yang


digunakan untuk memajang nama atau
Atmosphere toko memiliki elemen-elemen
untuk membangun atmosfer toko yang ingin logo dari suatu toko. Marquee dapat

disiptakan. Berman dan Evan (2010:509) membagi dibuat dengan teknik pewarnaan atau

elemen atmosphere toko kedalam empat kunci, penggunaan lampu neon, dicetak dengan
penggunaan huruf dan marquee dapat
yaitu exterior, general interior, store ayout, dan
interior displays. ditampilkan hanya logo atau nama saja
atau dapat digabungkn dengan slogan
1. Exterior (Bagian Luar Toko)
dan informasi lainnya.
Menurut Berman dan Evan (2010:509) bagian
c. Store entrances (Pintu Masuk)
luar toko (store’s exterior) memiliki pengaruh yang
Pintu masuk memiliki tiga masalah yang
sangat kuat dalam membentuk citra toko tersebut
harus di putuskan:
maka dalam hal ini bagian luar toko harus
1) Jumlah pintu masuk harus
direncanakan dengan sangat baik. Jika bagian luar
ditentukan. Menyesuaikan dengan
toko ditata dengan menarik dan unik, hal ini akan
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.2, No.2 Agustus 2016 | Page 480

besar kecilnya bangunan toko. Faktor f. Surrounding storesand the surrounding

yang membatasi jumlah pintu masuk area (Lingkungan Sekitar Toko)

adalah adanya potensi pencurian dan Surrounding stores and surrounding

masalah keamanan lainnya. area harus dipelajari. Surrounding

2) Jenis pintu masuk yang akan stores mengisyaratkan kisaran harga,

digunakan. Pintu msuk dapat tingkat pelayanan, dan lainnya.

menggunakan pintu otomatis, atau Surrounding area mencerminkan

pintu tarik dorong.. Untuk lantai demografi dan gaya hidup masyarakat

pintu masuk dapat digunakan semen, yang tinggal disekitar toko.

keramik atau karpet. Pencahayaan g. Parking facilities (Fasilitas Parkir)

dapat menggunakan lighting Fasilitas parkir yang luas, aman, dan

tradisional atau lampu pijar, cahaya memiliki jarak yang dekat dengan toko

putih atau berwarna dan pencahayaan akan menciptakan suasana yang positif

yang berkedip ataupun konstan. bagi toko.

3) Lebar pintu masuk. Pintu masuk 2. General Interior (Interior Umum)

yang lebar akan menciptakan suasana Menurut Berman dan Evan (2010:509) ketika

dan mood yang berbeda daripada konsumen berada didalam toko, elemen-elemen ini

pintu masuk yang sempit. akan mempengaruhi persepsi mereka, sehingga

d. Display windows (Tampilan Jendela harus direncanakan dan ditata sebaik mungkin. Sub

Pajang) elemen dalam general interior adalah sebagai

Display windows mempunyai dua tujuan berikut:

utama yaitu: (1) Mengidentifikasi suatu a. Flooring

toko dan barang-barang yang ditawarkan Lantai yang dipilih dapat berupa semen,

(2) Mendorong orang-orang untuk kayu, karpet dan lain-lain. Memakai

memasuki toko. Suatu toko dapat karpet yang tebal dan mewah akan

memajang barang-barang yang dijual menciptakan suasana yang berbeda dan

dan memperlihatkan adanya potongan terkesan eksklusif dibandingkan lantai

harga kepada orang-orang. yang hanya semen.

e. Exterior building height b. Lighting and Colors

Exterior building height dapat Pencahayaan yang terang dengan warna

disamarkan atau tidak disamarkan. yang cerah berkontribusi menciptakan

Menyamarkan ketinggian bangunan, suasana yang berbeda daripada

bagian dari toko atau shopping center pencahayaan berwarna pastel atau

berada dibawah permukaan tanah. dinding putih yang polos.

Bangunan ini tidak akan menimbulkan Pencahayaannya bisa langsung maupun

kesan mengintimidasi orang-orang yang tidak langsung, berwarna putih atau

tidak menyukai bangunan berstruktur warna-warni, pencahayaan yang konstan

besar. Tidak menyamarkan tinggi maupun berkedip-kedip.

bangunan, maka seluruh toko dapat


dilihat oleh pejalan kaki.
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.2, No.2 Agustus 2016 | Page 481

c. Scent and Sounds j. Dead Areas

Scent and Sounds sangat mempengaruhi Dead area merupakan ruangan yang

suasana hati konsumen. Suatu restoran biasanya tak bisa digunakan untuk

dapat menggunakan aroma makanan pajangan yang normal karena akan

untuk meningkatkan selera makan terasa janggal. Pengelola toko harus bisa

orang-orang, dan toko kosmetik memanfaatkan dead area tersebut

menggunakan aroma parfum untuk dengan bisa meletakan tanaman atau

menarik pembeli. cermin.

d. Store Fixtures k. Store Personel

Peletakan dan penyusunan peralatan Pramuniaga ataupun karyawan yang

toko harus direncanakan dengan baik sopan, berpenampilan menarik dan

dan memikirkan estetika toko seperti memiliki pengetahuan yang cukup baik

peletakan pintu, ruang penyimpanan dan dapat menciptakan suasana yang positif

rak-rak pajangan. untuk meningkatkan loyalitas konsumen

e. Wall Textures dan citra perusahaan.

Pemilihan tekstur dinding juga dapat l. Merchandise

mempengaruhi peningkatan dan Pengelola toko harus bisa memilih

penurunan kesan dari konsumen produk yang dijual karena akan

terhadap suatu toko. mempengaruhi citra toko. Memilih

f. Temperature produk yang dibutuhkan dan diinginkan

Suhu udara juga sangat mempengaruhi konsumen akan mempengaruhi mood

suasana hati konsumen. Pengaturan suhu konsumen tersebut.

ini harus disesuaikan dengan suhu luar m. Price Levelsand Displays

toko disesuaikan dengan luas toko, Lebel harga harus dicantumkan pada

jendela, dan air conditioner (AC). produk atau pad arak tempat produk

g. Aisles Create tersebut berada ataupun kombinasi dari

Lebar jarak di toko harus diperhatikan keduanya.

oleh pemilik toko, agar konsumen n. Technology

merasa nyaman ketika akan berkeliling Penggunaan teknologi yang terus

toko dan melihat-lihat. diperbaharui dapat mengesankan

h. Dressing Facilities konsumen dengan pelaksanan kegiatan

Kamar pas dapat dibuat polos atau tidak operasional toko yang cepat dan efesien.

ada.Namun untuk beberapa konsumen, o. Store Cleanliness

adanya kamar pas dapat menjadi faktor Pengelola toko harus menjaga

mereka untuk memilih toko tersebut. kebersihan toko. Walaupun suatu toko

i. Vertical Transportation memiliki exterior dan interior yang baik,

Suatu toko yang memiliki banyak lantai namun jika tidak dirawat dapat

harus memiliki transportasi vertical menimbulkan rasa tidak nyaman pada

seperti elevator, escalator dan tangga. konsumen.


ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.2, No.2 Agustus 2016 | Page 482

3. Store Layout (Tata Letak Toko) 3) Market segment product groupings

Menurut Berman dan Evan (2010:509) pada Pengelompokan varian produk

poin ini, store layout secara konsekuen direncanakan yang sama.

dan diterapkan oleh retailer. 4) Storabillity product groupings

a. Allocation Of Floor Space. Pengelompokan produk yang

Setiap toko memiliki sejumlah ruangan membutuhkan penanganan yang

untuk mengalokasikan penjualan, produk khusus.

yang dijual, karyawan dan konsumen. c. Determination Of a Traffic-Flow Pattern

Tanpa adanya alokasi ini, peritel tidak 1) A Straight Traffic Flow

akan mengetahui ruangan yang tersedia Peraturan ini mengarahkan

untuk penempatan displays, signs, rest konsumen untuk mengikuti alur

room dan lainnya. didalam toko.

Ruangan yang harus dialokasikan 2) A Curving Traffic Flow

adalah: Peraturan ini memungkinkan

1) Selling space konsumen membuat pola alurnya

Ruang untuk memajang barang- sendiri.

barang yang dijual, untuk interaksi d. Detemination Of Space Needs

antara penjual dan pembeli Ruangan untuk kategori produk yang

2) Merchandise space dikalkulasikan berdasarkan ukuran, jenis

Ruang untuk menyimpan stok dan manfaat produk tersebut.

barang yang tidak dipajang. e. Mapping Out In-store Locations

3) Personnel space Lokasi setiap lantai harus ditentukan

Ruang ini untuk karyawan berganti oleh toko yang memiliki beberapa lantai.

baju, makan siang, dan beristirahat. Penentuan kategori produk mana yang

4) Customer space ditempatkan pada lantai berapa dan

Ruangan yang disediakan untuk bagaimana layoutnya.

meningkatkan kenyamanan f. Arrangement Of Individual Products

konsumen, seperti toilet, ruang Produk-produk yang dijual harus ditata.

tunggu dan tempat parkir. Produk yang paling menguntungkan

b. Classification Of Store Offerings ditempatkan pada tempat yang baik dan


Barang-barang yang dijual dapat tiap produk disusun berdasarkan ukuran,
dikelompokan seperti berikut: warna, dan merek berdasarkan minat

1) Fuctional product groupings konsumen.

Memajang produk berdasarkan 4. Interior (Point Of Purchase) Displays

penggunakan akhir yang sama. Setiap point of purchase (POP) display ini

2) Purchase motivation product menyediakan informasi untuk pengunjung

groups toko, mempengaruhi suasana toko dan

Pengelompokan barang yang berfungsi sebagai promosi yang terus menerus

membuat konsumen menghabiskan untuk meningkatkan penjualan dan laba toko.

waktu yang lama untuk berbelanja. Menurut Berman dan Evan (2010:510) ada
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.2, No.2 Agustus 2016 | Page 483

beberapa tipe display dan peritel biasanya menciptakan kesan murah dan dapat

mengkombinasikan tipe-tipe ini: mengurangi biaya display.

a. An Assortment Display
Menampilkan produk yang dijual dengan D. Keputusan Pembelian

“produk yang dapat dibuka” akan Menurut Kotler dan Lane dalam Hidayat, dkk

mendorong konsumen untuk merasakan, (2012:9) keputusan pembelian dikelompokan

melihat dan mencoba produk yang menjadi:

dijual. 1. Pengenalan Masalah

b. A Theme Setting Display Proses pembelian dimulai ketika pembeli

Riteler dapat menata display toko mengenali masalah atau kebutuhan.

mereka dengan musim atau peringatan Kebutuhan tersebut dicetuskan oleh

hari tertentu, misal hari Valentine, hari rangsangan internal atau eksternal.

Kemerdekaan dan hari lainnya untuk Rangsangan internal merupakan salah satu

membuat kegiatan belanja konsumen kebutuhan umum seseorang lapar atau haus,

semakin menyenangkan. sedangkan oleh rangsangan eksternal

c. An Ensemble Display merupakan rangsangan dari lingkungan

Menampilkan produk secara lengkap seperti seseorang bisa mengagumi mobil baru

akan lebih baik daripada menampilkan tetangganya dan memikirkan kemungkinan

produk dengan kategori yang berbeda. melakukan suatu pembelian.

Seperti mannequin ditampilkan dengan 2. Pencarian Informasi

kombinasi sepatu, baju, celana dan Konsumen yang terangsang kebutuhannya

aksesoris yang tepat dapat membuat akan mencari informasi yang lebih banyak.

konsumen melakukan pembelian produk. Sehingga yang menjadi perhatian utama dari

d. A Rack and Case Display pemasar adalah sumber-sumber informasi

Rak pajang memiliki fungsi untuk yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh

meletakan dan memajang produk dengan tiap sumber tersebut terhadap keputusan

rapi. Rak pajang ini harus diatur dengan pembelian. Sumber informasi digolongkan

baik agar konsumen tidak kedalam empat kelompok, yaitu:

mengembalikan produk dagangan a. Sumber pribadi: keluarga, teman,

ditempat yang salah. Case berfungsi tetangga, kenalan

untuk meletakan produk yang lebih berat b. Sumber komersial: iklan, wiraniaga,
dan besar daripada barang di rak pajang. penyalur, kemasan, pajangan di toko

e. A Cut Case and Dump Bin c. Sumber public: media massa, organisasi
Cut case merupakan kotak atau tempat penentu peringatan konsumen
yang digunakan untuk membawa dan d. Sumber pengalaman: penanganan,
membungkus barang-barang yang pengkajian dan pemakaian produk
berukuran kecil. Dump bin merupakan 3. Evaluasi Alternatif
kotak atau tempat yang berisi tumpukan Tahap dimana seseorang mengumpulkan
barang yang telah diturunkan harganya informasi yang didapatkan dan mengevaluasi
atau di diskon. Cut case dan dump bin
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.2, No.2 Agustus 2016 | Page 484

alternatif-alternatif suatu produk yang sesuai didefinisikan sebagai segenap aspek interior (ruang
dengan kebutuhan. dalam toko) yang mempengaruhi penjualan.
4. Keputusan Pembelian Terutama meliputi pencahayaan (lighting),
Dalam pembelian, konsumen bisa mengambil pewarnaan (color), musik, dan wangi atau aroma”.
lima sub-keputusan: merek (merek A), dealer Adapun elemen-elemen store atmosphere
(dealer 2), keantitas (sebuah computer), waktu menurut Berman dan Evans (2010:509), ia
(akhir pekan) dan metode pembayaran (kartu mengemukakan bahwa store atmosphere terdiri dari
kredit). Dalam suatu kasus pembelian, empat elemen yaitu sebagai berikut:
misalnya dalam membeli gula konsumen tidak 1. Exterior Facilities
banyak berpikir mengenai metode 2. General Interior
pembayaran maupun pemasoknya. 3. Store Latout
5. Perilaku Pasca Pembelian 4. Interior Displays
Tahap dimana konsumen telah melakukan Menurut Kotler dan Armstrong (2012:176), ia

pembelian dan mengukur kepuasan mereka mengemukakan bahwa tahapan dalam proses
terhadap produk tersebut. Jika poduk yang pengambilan keputusan pembelian terdiri dari lima
mereka beli tidak sesuai dengan harapan maka tahap, yaitu:
konsumen akan merasa tidak puas, jika sesuai 1. Pengenalan Masalah
harapan maka mereka akan sangat puas, jika 2. Pencarian Informasi
melebihi dari yang mereka harapkan maka 3. Evaluasi Alternatif
diharapkan dapat melakukan pembelian ulang. 4. Keputusan Pembelian
Komunikasi pemasaran harus memasok 5. Perilaku Pasca Pembelian
keyakinan dan evaluasi yang mengukuhkan Store atmosphere bertujuan untuk menarik
pilihan konsumen dan membantu konsumen perhatian konsumen untuk berkunjung didalam
merasa nyaman dengan merek. store atau toko yang dapat memberikan
kenyamanan serta kepuasan tersendiri terhadap

E. Hubungan Store Atmosphere Terhadap Proses konsumen apabila berkunjung dalam sebuat store
Keputusan Pembelian dengan atmosphere yang menarik. Dengan
Menurut Kusumawati (2014:2) menyatakan demikian disimpulkan bahwa Store Atmosphere
bahwa Store atmosphere bisa menjadi alasan lebih yang dilaksanakan dengan baik akan memberikan
bagi konsumen untuk tertarik dan memilih dimana pengaruh positif terhadap keputusan pembelian
ia akan berkunjung dan membeli. Sedangkan, konsumen.
menurut Sujana (2011:103) “Store atmosphere

METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis menggunakan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
metode penelitian kuantitatif, yaitu metode (Sugiyono, 2014:35). Jenis penelitian yang
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif.
populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan instrument penelitian, analisis data data primer dan skunder.
bersifat kuantitatif atau statistic, dengan tujuan
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.2, No.2 Agustus 2016 | Page 485

Menurut Sugiyono (2013:193) data primer sebagai sumber skunder, yang berarti sumber

dijelaskan sebagai sumber data yang langsung skunder adalah sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpulan data. Data memberikan data pengunpulan data, seperti melalui

ini dapat diperoleh melalui penyebaran kuisioner, orang lain atau dokumen. Data skunder ini

atau wawancara langsung objek sampel. Data diperoleh secara tidak langsung dari website,

primer dalam penelitian ini dapat dari hasil jurnal, buku dan penelitian terdahulu yang terkait

penyebaran kuesioner kepada pengunjung café akan penelian ini.

Little Wings di Kota Bandung. Sedangkan menurut Adapun operasional variabelnya sebagai

Sugiyono (2013:137) data skunder dijelaskan berikut:

Tabel 2
Operasional Variabel

Variabel Definisi Sub Variabel Indikator Pernyataan Skala


Store Atmosfer Exterior 1. Storefront 1. Tampilan Ordinal
Atmosphere mengacu (bagian luar (tampak depan bangunan cafe
(X) pada desain toko) toko) unik.
lingkungan 2. Marquee 2. Logo cafe Little Ordinal
seperti (simbol) Wings terlihat
komunikasi jelas.
visual, 3. Store 3. Tampilan pintu Ordinal
pencahayaan Entrances masuk cafe unik.
, warna, (pintu masuk)
music dan 4. Display 4. Tampilan jendela Ordinal
aroma untuk Windows cafe membuat
mensimulasi (tampilan saya tertarik
kan respon jendela masuk
persepsi dan pajang) kedalamnya.
emosi 5. Parking 5. Lokasi parkir cafe Ordinal
pelanggan Facilities tidak menutupi
dan pada (fasilitas tampak depan
akhirnya parker) cafe.
mempengaru
hi perilaku
pembelian
mereka.
(Levy and
Weitz, 2012
: 490)
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.2, No.2 Agustus 2016 | Page 486

General 6. Flooring 6. Lantai cafe Ordinal


Interior berbeda dengan
(interior cafe lainnya.
umum) 7. Lighting and 7. Pencahayaan Ordinal
colors ruangan cafe
(pencahayaan membuat saya
dan warna) nyaman.
8. Scent and 8. Music yang Ordinal
sound berada didalam
cafe mebuat saya
nyaman.
9. Store Fixtures 9. Estetika Ordinal
penyususnan
peralatan di cafe
sangat baik.
10. Temperature 10. Udara ruangan Ordinal
cafe terasa sejuk.
11. Airless Create 11. Library yang Ordinal
disediakan
tersusun rapih.
Store Layout 12. Allocation Of 12. Akses menuju Ordinal
(tata letak Floor Space. toilet di cafe
toko) mudah.
Interior (Point 13. A Theme 13. Design layout Ordinal
Of Purchase) Setting membuat saya
Displays Display ingin berlama-
lama di cafe.
14. Tema cafe yang Ordinal
diperlihatkan di
hari besar sudah
baik.
15. Event yang Ordinal
digelar cafe Little
Wings menarik.
Keputusan Keputusan 16. Saya Ordinal
Pembelian pembelian membutuhkan
(Y) adalah cafe yang bisa
Pengenalan Masalah
pemahaman membuat suasana
konsumen hati nyaman.
tentang
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.2, No.2 Agustus 2016 | Page 487

keinginan
dan
kebutuhan
akan suatu
produk
dengan
menilai dari
sumber-
sumber yang
ada dengan
menetapkan
tujuan
pembelian
serta
mengidentifi
kasi
alternative
sehingga
pengambilan
keputusan
untuk
membeli
yang disertai
dengan
perilaku
setelah
melakukan
pembelian.
(Hasan,
2013:180)
17. Saya selalu Ordinal
mencari
Pencarian Informasi informasi tentang
cafe dari berbagai
media.
18. Saya selalu Ordinal
membandingkan
Evaluasi Alternatif fasilitas setiap
cafe yang saya
kunjungi
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.2, No.2 Agustus 2016 | Page 488

19. Saya Ordinal


memutuskan
untuk
Keputusan Pembelian
mengunjungi cafe
Little Wings
Bandung
20. Saya merasa puas Ordinal
dengan fasilitas
Perilaku Pasca Pembelian
yang diberikan
cafe Little Wings.

A. POPULASI Keterangan:
Populasi dapat diartikan sebagai wilayah n = Jumlah sampel minimum
generalisasi yang terdiri dari atas objek atau subjek z = Kuadrat dari confidenceinterval
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu = Tngkat kepercayaan
yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari e = Tingkat kesalahan yang masih dapat diterima
dari kemudia ditarik kesimpulan (Sugiyono, p = Perkiraan proporsi keberhasilan
2014:148). Populasi dalam penelitian ini q = Perkiraan proporsi kegagalan atai 1-P
pengunjung cafe Little Wings di Kota Bandung. Peneliti mengambil sampel berdasarkan
Dalam penelitian ini jumlah populasi dari cafe rumus diatas, maka jumlah sampel yang dapat
Little Wings Bandung sudah diketahui dengan pasti diambil dalam Zikmund (2010:436) ditetapkan
jumlahnya 2.310 dalam sebulan. nilai = 1,96. Penelitian ini menentukan tingkat
kesalahan sebesar 10%. Sementara itu,
B. SAMPEL propobabilitas kuesioner benar q (diterima) atau
Menurut Sugiyono (2010:81) sampel adalah salah p (ditolak) masing-masing 0,5 maka:
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
n
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan
penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang n
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan n
dana, tenaga, waktu, maka penelitian dapat dibulatkan menjadi n= 100
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Dengan disimpulkan bahwa sampel yang
Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus diambil sekitar 96,04 dan dibulatkan menjadi 100
betul-betul respresentatif (mewakili) karena junlah agar lebih mewakili populasi.
populasi dalam penelitian ini tidak diketahui secara Adapun rumusan hipotesis dalam penelitian
jelas jumlahnya, maka teknik pengambilan sampel ini adalah :
yang digunakan adalah rumus Bernoulli sebai Uji hipotesis ini berguna untuk memeriksa
berikut: atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat

𝑎
signifikan (berbeda nyata). Maksud dari signifikan
𝑍 ��
n (��) ini adalah suatu koefisien regresi yang secara
statistic tidak sama dengan nol, berarti dapat
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.2, No.2 Agustus 2016 | Page 489

dikatakan bahwa tidak cukup bukti untuk mengetahui apakah variabel independen

menyatakan variabel bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau simultan

terhadap variabel terikat. mempengaruhi variabel dependen. Menurut

H0 : Store Atmosphere tidak mempunyai hubungan Sugiyono (2012:262) rumus untuk Uji F

secara signifikan dan tidak berpengaruh terhadap yaitu:

keputusan pembelian pada café Little Wings di


Bandung.
F= ( )( )
H1 : Store Atmosphere mempunyai hubungan
secara signifikan dan berpengaruh terhadap
Keterangan:
keputusan pembelian pada café Little Wings di
R = Koefisien Korelasi Ganda
Bandung.
k = Jumlah Variabel Independen
Adapun rancangan uji hipotesis yang masuk
n = Jumlah Anggota Sampel
dalam satu rangkaian dengan analisis regresi linier
a. Jika F hitung < F tabel, maka H0
sederhana ini, berikut:
Ditolah dan H1 diterima yang berarti
1. Uji T
ada pengauh antara variabel X
Uji T secara parsial, menurut Ghozali
terhadap variabel Y.
(2011:178) uji parsial digunakan untuk
3. Uji Koefisien Determiasi, Menurut Ghozali
mengetahui pengaruh masing-masing
(2011:177) didapat dari angka R square atau
variabel independen terhadap variabel
angka korelasi yang dikuadrankan. Angka
dependen.
tersebut mengandung arti bahwa variabel
a. T hitung < T tabel, maka H0 diterima
independent dapat menjelaskan variabel
dan H1 ditolah, yang berarti tidak ada
dependent sebesar angka yang tertera di R
pengaruh antara variabel X terhadap
Square). Rumus koefiseien determinasi
variabel Y.
adalah sebagai berikut:
b. T hitung > T tabel, maka H0 ditolah
dan H1 diterima yang berarti ada Kd = R2 x 100%
pengaruh antara variabel X terhadap
Keterangan:
variabel Y.
Kd = Koefisien Determinasi
2. Uji F
R = Koefisien Relasi Variabel Bebas
Uji F secara simultan, menurut Ghozali
Dengan Variabel Terikat.
(2011:177) uji simultan digunakan untuk
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.2, No.2 Agustus 2016 | Page 490

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN


1. Penerapan Store Atmosphere PadaCafe didapatkan hasil tanggapan responden terhadap
Little Wings Di Bandung Berdasarkan Store Atmosphere melalui 15 pernyataan mengenai
Persepsi Pelanggan. Store Atmosphere sebagai berikut:
Berdasarkan kuesioner penelitian yang telah
disebarkan kepada 100 responden, maka

Tabel 3
Tanggapan Responden Mengenai Store Atmosphere (X)
No. SS S TS STS Skor Skor
Jumlah
Item 4 3 2 1 Total Jumlah
34 66 0 0 100 334
1 400
34% 66% 0% 0% 100% 83,5%
14 64 16 6 100 286
2 400
14% 64% 16% 6% 100% 71,5%
17 79 4 0 100 313
3 400
17% 79% 4% 0% 100% 78,25%
24 66 10 0 100 314
4 400
24% 66% 10% 0% 100% 78,5%
7 78 15 0 100 292
5 400
7% 78% 15% 0% 100% 73%
13 69 18 0 100 295
6 400
13% 69% 18% 0% 100% 73,75%
17 71 12 0 100 305
7 400
17% 71% 12% 0% 100% 76,25%
19 70 11 0 100 308
8 400
19% 70% 11% 0% 100% 77%
18 79 3 0 100 315
9 400
18% 79% 3% 0% 100% 78,75%
17 76 7 0 100 317
10 400
17% 76% 7% 0% 100% 79,25%
16 84 0 0 100 316
11 400
16% 84% 0% 0% 100% 79%
9 80 11 0 100 298
12 400
9% 80% 11% 0% 100% 74,5%
26 68 6 0 100 320
13 400
26% 68% 6% 0% 100% 80%
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.2, No.2 Agustus 2016 | Page 491

No. SS S TS STS Skor Skor


Jumlah
Item 4 3 2 1 Total Jumlah
16 78 6 0 100 310
14 400
16% 78% 6% 0% 100% 77,5%
10 76 13 1 100 295
15 400
10% 76% 13% 1% 100% 73,75%
4.618
Total Skor 6.000
76,96%
Sumber: Olahan Penulis, 2016

Berdasarkan tabel 3 garis kontinum yang dihasilkan sebagai berikut:

Sangat Buruk Buruk Baik Sangat Baik

25% 43,75% 62,5% 81,25% 100%

76,96%

Garis Kontinum Store Atmosphere (X)


Sumber: Olahan Penulis, 2016

Secara keseluruhan berdasarkan garis yang sejuk sehingga banyak konsumen yang
kontinum pada variabel store atmosphere berada merasa nyaman berada didalam cafe. Sebanyak
pada skor 76,96% dan masuk kedalam kategori 23,04% responden merasa kurang setuju atas
baik. Sehingga dapat disimpulkan secara umum fasilitas parkir yang tidak beraturan, penempatan
pelaksanaan store atmosphere dengan indicator logo cafe yang berada didalam sehingga tidak
yang dikemukakan diatas dianggap baik. Konsep terlihat jelas dari luar jalan, serta event yang digelar
store atmosphere telah dilakukan dengan berbagai oleh cafe kurang menarik perhatian konsumen yang
cara demi tercapainya tujuan pemasaran yang baik. berdatangan.
Hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa
kebanyakan responden yang berkunjung ke cafe 2. Keputusan Pembelian di Café Little Wings
Little Wings Bandung karena melihat dari tampilan Bandung Berdasarkan Persepsi Pelanggan
luar bangunan cafe yang terlihat unik dengan Berdasarkan kuesioner penelitian yang telah
memadupadankan warna pink cerah dan putih disebarkan kepada 100 responden, maka
seperti rumah Barbie, design layout yang tertata didapatkan hasil tanggapan responden terhadap
dan berbeda-beda sesuai tema yang diterapkan di keputusan pembelian melalui 5 pernyataan
setiap ruangannya, dan memiliki udara ruangan mengenai keputusan pembelian sebagai berikut:
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.2, No.2 Agustus 2016 | Page 492

Tabel 4
Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian (Y)
No. SS S TS STS Skor Skor
Jumlah
Item 4 3 2 1 Total Jumlah
42 57 1 0 100 341
16 400
42% 57% 1% 0% 100% 85,25%
25 70 5 0 100 320
17 400
25% 70% 5% 0% 100% 80%
34 62 3 1 100 329
18 400
34% 62% 3% 1% 100% 82,25%
19 79 2 0 100 317
19 400
19% 79% 2% 0% 100%% 79,25%
15 83 2 0 100 313
20 400
15% 83% 2% 0% 100% 78,25%
1.620
Total Skor 2000
81%
Sumber: Olahan Penulis, 2016

Berdasarkan tabel 4 garis kontinum yang dihasilkan sebagai berikut:

Sangat Buruk Buruk Baik Sangat Baik

25% 43,75% 62,5% 81,25% 100%

81%

Garis Kontinum Keputusan Pembelian (Y)


Sumber: Olahan Penulis, 2016

Secara keseluruhan berdasarkan garis 19% responden merasa tidak setuju dengan tahap
kontinum pada gambar 4.6 variabel keputusan keputusan untuk mengunjungi cafe Little Wings
pembelian pada cafe Little Wings Bandung Bandung. Sebagian responden mengatakan bahwa
temasuk kedalam kategori baik. Hal ini terlihat dari ke cafe Little Wings Bandung ada yang tidak sengaja
presentase rata-rata total dari keseluruhan yaitu lewat dan akhirnya berkunjung kedalam cafe.
sebesar 81% dilihat dari pernyataan bahwa
konsumen membutuhkan cafe yang bisa membuat
suasana hati mereka nyaman, konsumen mencari
informasi mengenai cafe terlebih dahulu sebelum
berkunjung, dan konsumen membandingkan
fasilitas yang terdapat pada cafe tersebut. Sebanyak
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.2, No.2 Agustus 2016 | Page 493

3. Pengaruh Store Atmosphere Terhadap berdistribusi normal atau mendekati

Keputusan Pembelian Konsumen Café normal. Jika ada yang mengikuti pola

Little Wings di Bandung sebaran distribusi normal, maka akan

A. Uji Asumsi Klasik diperoleh taksiran yang bias. Pengujian

a. Uji Normalitas normalitas dilakukan melalui tes

Uji normalitas dilakukan untuk Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan

mengetahui apakah data yang diambil software SPSS 18 Diperoleh hasil sebagai

berasal dari populasi yang berdistribusi berikut:

normal. Model regresi yang baik adalah


Tabel 5

Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual

N 100
Normal Mean .0000000
Parametersa,b Std. Deviation 1.33048885
Most Extreme Absolute .121
Differences Positive .121
Negative -.079
Kolmogorov-Smirnov Z 1.209
Asymp. Sig. (2-tailed) .108

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, 2016

Menurut (Ghozali, 2006) dimana kurva nilai signifikansi sebesar 0,108 lebih besar dari 0,05
residual terstandarisasi dikatakan menyebar dengan sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diuji
normal apanila nilai asymp.sig. (2-tailed) > a. berdistribusi normal.
Berdasarkan output diatas diketahui bahwa nilai
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.2, No.2 Agustus 2016 | Page 494

Uji Normalitas
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, 2016

Menurut (Ghozali, 2006) uji normalitas homokedastisitas. Hasil pengolahan melalui


bertujuan untuk menguji apakah dalam model program SPSS 18 diperoleh sebagai berikut:
regresi variabel bebas dan variabel terikat kedunya
memiliki distribusi normal atau tidak. Berdasarkan
hasil pengolahan data tersebar yang berupa
lingkaran mengikuti arah garis diagonal yang
sesuai sehingga dapat disimpulkan model regresi
memenuhi asumsi normalitas.

B. Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan hasil pengolahan data dari
kuesioner yang diperoleh dapat dilakukan uji
heterokedastisitas. Untuk melihat bahwa model
regresi tidak mengalami heteroskedastisitas dapat
dilihat melalui grafik scatterplot antara
standardized predicted value (ZPRED) dengan
studentized residual (SRESID). Menurut Imam
Ghozali (2013:105) jika terdapat pola seperti titik-
titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang
teratur, maka terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak
ada pola yang jelas seperti titik-titik menyebar di
atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka
tidak terjadi heteroskedastisitas.
Data yang baik untuk regresi adalah apabila
data tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.2, No.2 Agustus 2016 | Page 495

Scatterplot Hasl Uji Heteroskedastisitas


Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, 2016

Pada gambar menunjukkan bahwa persamaan pada gambar. Titik tersebut menyebar tidak
regresi bebas dari gejala-gejala heteroskedastisitas. membentuk pola dan menyebar di bawah dan diatas
Hal ini ditunjukkan dengan titik-titik yang terdapat angka 0.

1. Analisis Regresi Linear Sederhana


Tabel 6
Regresi Linier Sederhana
a
Coefficients
Model Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 8.204 1.401 5.854 .000
store_atmosphere .173 .030 .501 5.732 .000
a. Dependent Variable: keputusan_pembelian

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, 2016

Dari tabel diatas diperoleh persamaan adalah 8.204 dibagi dengan 4


garis regresi linier sederhana : (jumlah item pernyataan pembelian
Y = a + bX impulsif) yaitu 2.051.
Y = 8.204 + 0.173X 2. b = 0,173 artinya jika variabel X
Interpretasi : (store atmosphere) meningkat
1. a = 8.204 adalah konstanta. Dalam sebesar 1 satuan, maka Y mengalami
hal ini ketika variabel X (store perubahan sebesar 0,173. Tanda
atmosphere) diasumsikan tidak ada positif dalam persamaan regresi di
atau bernilai 0, maka diprediksikan atas yang menandakan bahwa
nilai 0, maka diprediksikan nilai Y keputusan pembelian memiliki
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.2, No.2 Agustus 2016 | Page 496

pengaruh yang positif pada store yang dirumuskan. Uji hipotesis dibagi

atmospher menjadi dua yaitu uji hipotesis secara parsial

2. Uji Hipotesis (Uji T) dan uji hipotesis secara simultan (Uji

Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan F).

untuk mengetahui signifikansi dari hipotesis

a. Uji T
TABEL 7
Hasil Uji T
a
Coefficients
Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 8.204 1.401 5.854 .000
store_atmosphere .173 .030 .501 5.732 .000
a. Dependent Variable: keputusan_pembelian
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, 2016

Berdasarkan pada tabel 7 diperoleh Thitung dengan nilai probabilitas sebesar 0,05.
= 5,732 > T tabel 1,984. T tabel diperoleh dari Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0
df=100-2 dengan tingkat signifikan 0,05. ditolak dan H1 terdapat hubungan yang
Nilai Sig. yang dihasilkan diketahui 0,000 signifikan antara store atmosphere
pada tabel koefisien bernilai lebih kecil terhadap keputusan pembelian.

b. Uji F
TABEL 8
Hasil Uji F
b
ANOVA
Model Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
a
1 Regression 58.750 1 58.750 32.853 .000
Residual 175.250 98 1.788
Total 234.000 99
a. Predictors: (Constant), store_atmosphere
b. Dependent Variable: keputusan_pembelian
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, 2016

Berdasarkan tabel 8 diperole Fhitung didapatkan Fhitung> Ftabel yaitu 32,853 >
sebesar 32,853 dan nilai Sig. 0,000. Maka 2,467. Hasil Sig. yang diperoleh adalah
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.2, No.2 Agustus 2016 | Page 497

sebesar 0,000 yang artinya Sig. < 0,05. atmosphere secara simultan berpengaruh

Dari hasil uji F yang telah diperoleh maka signifikan terhadap keputusan pembelian

peneliti menyimpulkan bahwa H0 ditolak pada cafe Little Wings Bandung..

dan Ha diterima yang artinya store

3. Uji R
Tabel 9
Hasil Koefisien Determinasi

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, 2016

Berdasarkan pada tabel diatas diperoleh atmosphere memiliki kontribusi terhadap


2
besarnya nilai R square (R ) atau koefisien keputusan pembelian café Little Wing di
determinasi yang menunjukkan besarnya Bandung sebesar 25,1%. Hal ini
kontribusi variabel store atmosphere (X) menunjukkan bahwa store atmosphere
terhadap keputusan pembelian (Y). Nilai memiliki pengaruh terhadap keputusan
koefisien determinasi yang diperoleh pembelian sebesar 25,1% sedangkan
adalah 0,251. Perhitungan koefisien sisanya 74,9% dipengaruhi oleh faktor
determinasi dilakukan dengan rumus: lain, seperti memberikan potongan harga
2
KD = R x 100% pada produk yang disediakan di café Little
2
= (0,501) x 100% Wings dan promo-promo pada hari
= 25,1% tertentu.
Berdasarkan perhitungan pada tabel diatas
dapat disimpulkan bahwa store

KESIMPULAN DAN SARAN


Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai banyak konsumen yang menyukai terhadap
berikut: bangunan cafe yang sangat unik, udara
1. Penerapan store atmosphere pada cafe Little ruangan didalam cafe terasa sangat sejuk
Wings Bandung secara keseluruhan dinilai karena penempatan jendela yang baik
baik namun belum maksimal, dapat dilihat sehingga udara yang keluar masuk jendela
dari persentase yang diperoleh sebesar membuat konsumen merasa nyaman didalam
76,96% dan masuk kategori baik. Hal ini cafe, dan tata letak peralatan didalam cafe
dilihat dari hasil tertinggi pada kuesioner, Little Wings ditata seperti konsumen merasa
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.2, No.2 Agustus 2016 | Page 498

berada didalam rumah sendiri. Maka store cafe diletakkan didepan agar terlihat jelas,

atmosphere cafe Little Wings Bandung telah lokasi parkir yang terpisah dan terarah agar

diterapkan dengan baik kepada responden. tidak menutupi tampak depan cafe, dan event

2. Dari hasil analisis mengenai tanggapan yang digelar oleh cafe Little Wings dibuat

konsumen atas proses keputusan pembelian di semenarik dan semeriah mungkin. Sehingga

cafe Little Wings Bandung dapat dilihat dari faktor-faktor tersebut mampu mempengaruhi

persentase rata-rata total dari keseluruhan keputusan pembelian, maka dari itu akan

yaitu sebesar 81% yang artinya konsumen muncul ide-ide baru yang inovatif dan

memiliki kecenderungan yang tinggi ketika beragam sesuai dengan harapan konsumen

konsumen membutuhkan cafe yang bisa dan perusahaan.

membuat suasana hati mereka nyaman, 2. Cafe Little Wings juga sebaiknya dapat

konsumen mencari informasi mengenai cafe mempertahankan elemen-elemen store

terlebih dahulu sebelum berkunjung, dan atmosphere yang dianggap baik

konsumen membandingkan fasilitas yang pelaksanaannya oleh konsumen seperti

terdapat pada cafe tersebut. bangunan cafe yang memiliki keunikan,

3. Dilihat dari hasil kuesioner berdasarkan penataan peralatan yang rapih dan sesuai tema

perhitungan R square, dapat disimpulkan ruangan, dan memberikan suatu hal baru

bahwa Store Atmosphere mempunyai seperti harga diskon pada hari tertentu untuk

kontribusi terhadap Keputusan Pembelian menarik perhatian konsumen yang

Cafe Little Wings Bandung sebesar 25,1% berdatangan. Sehingga semakin baik store

sedangkan sisanya 74,9% dipengaruhi oleh atmosphere yang diterapkan oleh cafe Little

beberapa faktor lain yang tidak di teliti oleh Wings Bandung maka semakin tinggi

peneliti, seperti memberikan potongan harga kecenderungan konsumen untuk memutuskan

pada produk. Maka variabel X (store berkunjung kedalam cafe dan menjadikan

atmosphere) dan variabel Y (keputusan konsumen memiliki pengalaman berbeda

pembelian) terdapat hubungan lemah dan ketika berada didalam cafe. Dengan cara

bersifat positif, sehingga semakin baik store tersebut konsumen yang melewati depan cafe

atmosphere yang diterapkan oleh cafe Little tertarik untuk berkunjung kedalam cafe.

Wings Bandung maka semakin tinggi


kecenderungan konsumen tertarik untuk DAFTAR PUSTAKA

membeli. Berman, Barry & Joel R. Evans. (2010).


Retail Management, a Strategic
Berdasarkan kesimpulan yang telah di uraikan Approach, (8th Edition). New Jersey:
diatas, maka peneliti memberikan bebrapa saran
Pearson.
yang dapat bermanfaat bagi perusahaan ataupun
bagi peneliti selanjutnya. Ghozali, Imam.(2011), Aplikasi Analisis
1. Pihak cafe Little Wings Bandung sebaiknya
Multivariate Dengan program IBM
memperbaiki elemen-elemen store
SPSS 19, Semarang, Badan Penerbit
atmosphere yang dianggap kurang baik
pelaksanaannya oleh konsumen seperti logo Universitas Diponegoro.
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.2, No.2 Agustus 2016 | Page 499

Hasan, Ali. (2013). Marketing dan Kasus- Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller.

kasus Pilihan. Yogyakarta: CAPS (2012). Marketing Management,

(Center For Academic Pubishing Edisi 13 Jilid 1, Jakarta: Erlangga.

Service).
Levy, Michael., Barton A. Weitz. (2009).

Hidayat, A. M., Wibowo, S., & Hidayat, Retailing Management, 7th edition,

R. (2012). Studi Komperatif Faktor- Boston: McGraw Hill-Irwin.

Faktor Consumer Oriented LilyHarlina Putri, Srikandi Harlina Putri,


Promotion yang Mempengaruhi Andriani Kusumawati. (2014).
Keputusan Pembelian Di Pengaruh Store Atmosphere
Supermaket Studi Kasus (Matahari Terhadap Keputusan Pembelian Dan
Dept. Store & Toserba Yogya) Kepuasan Pelanggan (Studi pada
Bandung 2012. Studi Komparatif Monopoli Cafe and Resto Soekarno
Faktor-Faktor Consumer Oriented Hatta Malang), Jurnal Administrasi
Promotion yang Mempengaruhi Bisnis Vol 15 No.2.
Keputusan Pembelian Di
Supermaket, 9-10. Nofiawaty, Beli Yulianda. (2014).
Pengaruh Store Atmosphere
Kemal Yildirim, Kubulay Cagatay, Terhadap Keputusan Pembelian
Mehmet Lutfi Hidayetoglu. (2015). Konsumen Pada Outlet Nyesnyes
The Effect of age, gender and Palembang, Jurnal Manajemen dan
education level on customer Bisnis Sriwijaya, Vol.12 No.1.
evaluations of retail furniture store
atmospheric attribute, Journal of Noor, Juliansyah. (2011). Metodologi

Retail & Distribution Management Penelitian, Jakarta : Kencana.

Vol.43. Sarjono, Haryadi dan Winda Julianita.


(2011). SPSS vs LISREL. Jakarta
Kotler, Philip and G. Amstrong. (2012).
Salemba Empat.
Principles of Marketing. 14th ed.
New Jersey: Prentice Hall. Schiffman, Leon G. & Kanuk, Leslie

Kotler, Philip dan Keller, Kelvin Lane. Lazar.(2010). Consumer Behaviour:

(2013). Marketing Management. New Jersey: Pearson Education Inc.

Global Edition. Pearson Prentice


Hall.
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.2, No.2 Agustus 2016 | Page 500

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

———— (2012). Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

———— (2013). Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

———— (2014). Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Sunjoyo, Setawan Rony, dkk.(2013).


Aplikasi SPSS Untuk SMART Riset.
Bandung. Alfabeta.

Zikmund, Babin., carr * Griffin, (2010).


Business Research Methods (8thed),
Canada: South-Western Cengage
Learning.

WEBSITE
www.littlewings.terasnusantara.co.id

www.detik.com

www.emeraldinsight.com

www.googlescholar.com

www.kampus.marketing.co.id

Anda mungkin juga menyukai