PENDAHULUAN
1
1.3.3 Untuk mengetahui klasifikasi biaya berdasarkan konsep variabilitas biaya.
1.3.4 Untuk mengetahui bentuk-bentuk anggaran variabel
1.3.5 Untuk mengetahui contoh kasus dalam penerapan penyusunan anggaran biaya
variabel
1.3.6 Untuk mengetahui contoh kasus dalam penerapan penyusunan anggaran biaya
tenaga kerja langsung
2
BAB 11
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Anggaran Biaya Variabel
Anggaran variabel atau disebut juga anggaran fleksibel erat hubungannya dengan fungsi
perencanaan dan pengawasan karena disini ditunjukkan beban biaya yang seharusnya
dikeluarkan pada berbagai tingkat kegiatan, Untuk itu perlu diketahui pola perubahan biaya
hubungannya dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas perusahaan. Aktivitas
perusahaan dapat dinyatakan dalam bentuk jam tenaga kerja langsung, jam mesin, volume
produksi atau volume penjualan
Anggaran variabel ialah anggaran yang merencanakan tingkat perubahan (tingkat
variabilitas) biaya, terutama biaya-biaya tidak langsung, sehubungan dengan perubahan
aktivitas perusahaan dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang. Anggaran
variabel biasanya ditunjukkan dengan skedul biaya yang menyatakan bagaimana biaya akan
berubah dengan perubahan volume, output dan aktivitas.
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Variabel
1. Untuk biaya upah(gaji) tenaga kerja tidak langsung, banyak dipengaruhi oleh sistem
pembayaran upah yang berlaku di perusahaan:
a. Apabila perusahaan memakai sistem upah menurut waktu, maka upah tenaga kerja
langsung tersebut merupakan biaya tetap (fixed cost), karena besar kecilnya tidak
dipengaruhi oleh aktifitas perusahaan.
b. Apabila perusahaan memakai sistem upah menurut unit hasil (output), maka upah
tenaga kerja tidak langsung tersebut merupakan biaya variabel (variable cost),
karena besar kecilnya tergantung pada aktifitas perusahaan, yang dinyatakan dalam
bentuk unit hasil (output).
c. Apabila perusahaan menggunakan sistem upah insentif, maka upah kerja tidak
langsung tersebut merupakan biaya semi-variabel, karena sebagian dari upah
tersebut mempunyai sifat tetap(unsur tetap), dan sebagian lagi berupa insentif
mempunyai sifat variabel (unsur variabel).
3
c. Kondisi mesin-mesin dan peralatan yang dimiliki oleh perusahaan.
3. Untuk biaya pemeliharaan aktiva tetap (gedung, mesin, alat-alat, dan sebagainya)
banyak dipengaruhi oleh:
Memisahkan biaya semi variabel ke dalam elemen biaya tetap dan biaya variabel, ada dua
pendekatan yang digunakan yaitu :
Pendekatan analisis (Analytical approach)
Dalam pendekatan ini diadakan kerjasama antara bagian teknik dengan bagian
penyusunan anggaran untuk mengadakan penyelidikan terhadap tiap-tiap kegiatan atau
pekerjaan, untuk menentukan perlu tidaknya suatu biaya, jumlah biaya pada berbagai kegiatan
untuk pekerjaan tertentu, metode pelaksanaan pekerjaan yang paling efisien, dan jumlah biaya
yang bersangkutan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut pada berbagai tingkat kegiatan.
Pendekatan historis (Historical approach)
Pendekatan ini mencoba menentukan fungsi biaya dengan cara menganalisis tingkah
laku biaya yang terjadi di masa lalu dalam hubungannya dengan volume kegiatan. Dalam
pendekatan historis, data biaya selama beberapa periode dikumpulkan dan dihitung biaya tetap
dan biaya variabelnya dengan menggunakan metode tertentu.
Metode penentuan variabilitas biaya, yaitu :
5
biaya tersebut pada tingkat kegiatan terendah di masa lalu. Selisih biaya yang di hitung
merupakan unsur biaya variabel dalam biaya tersebut. Sedangkan biaya tetap mengurangi
biaya semi variabel dengan biaya variabelnya.
c. Metode analisis regresi linear
Metode ini memisahkan biaya semi variable/campuran dengan menggunakan
model matematika yang biasanya diterapkan dalam bidang stastistika. Fungsi biaya semi
variabel digambarkan sebagai formula berikut:
Y=a+bX
Di mana :
Y = Total biaya semi variabel
a = Biaya tetap
b = Biaya variabel satuan
n = Jumlah data
X = Volume kegiatan
d. Metode taksiran langsung (Direct Estimate Method)
Biasanya metode ini dipergunakan oleh perusahaan yang baru berdiri, atau karena
adanya perubahan diperusahaan, misalnya: perubahan metode produksi, perubahan
kebijaksanaan perusahaan, dipakainya mesin baru yang semuanya menyebabkan
berubahnya pola biaya. Metode ini dipakai berdasarkan pihak yang terlibat dalam kegiatan
produksi ditunjang dengan data yang bersifat historis atau berdasarkan kebijaksanaan
manajemen.
6
1. Bentuk Formula
Anggaran variabel dalam bentuk formula merupakan anggaran variabel yang
menunjukkan unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel pada setiap biaya yang direncanakan.
Metode ini menganggap bahwa hubungan antara biaya dan volume kegiatan berbentuk garis
lurus dengan persamaan:
Y=a+bX
Di mana :
Y = Total biaya variabel
a = Biaya tetap
b = Biaya variabel satuan
X = Volume kegiatan
2. Bentuk Tabel
Anggaran variabel dalam bentuk tabel merupakan anggaran yang menyajikan anggaran
biaya pada berbagai tingkat aktivitas pada relevant range tertentu. Berbeda dengan bentuk
formula, dalam bentuk tabel setiap biaya disajikan secara total, tanpa menunjukkan unsur
biaya tetap dan biaya variabelnya.
3. Bentuk Grafik
Dalam bentuk grafik anggaran variabel akan disajikan dalam grafik dua sumbu, sumbu
vertikal dan horizontal. Sumbu vertikal menunjukkan biaya dan sumbu horizontal
menunjukkan aktivitas.
7
Diminta :
1) Menentukan berapa unsur biaya tetap dan biaya variabel dari biaya pemeliharaan
tersebut dengan metode titik tertinggi dan terendah.
2) Berapa biaya pemeliharaan pada periode 2010 bila anggaran produksi sebesar 6.000
unit.
Jawab :
1) Menentukan besarnya unsur biaya tetap dan biaya variabel dari sebuah biaya
semivariabel:
Biaya variabel per unit
= biaya pada produksi tertinggi – biaya pada produksi terendah
Produksi tertinggi – produksi terendah
= 4.400.000 – 3.200.000
3.816 – 2.616
= 1.000/ unit
Besarnya biaya tetap ditentukan sebagai berikut :
Biaya pemeliharaan pada produksi 2.616 unit = Rp 3.200.000,00
Biaya variabel = 2.616 x 1.000 = Rp 2.616.000,00
Biaya tetap = Rp 584.000,00
atau
Biaya pemeliharaan pada produksi 3.816 unit = Rp 4.400.000,00
Biaya variabel = 3.816 x 1000 = Rp 3.816.000,00
Biaya tetap = Rp 584.000,00
2) Besarnya biaya pemeliharaan pada semester I tahun 2007 bila produksi sebesar 6.000
unit.
Y = 584.000 (4) + 1.000 (6.000) = Rp 8.336..000
Catatan:
Biaya tetap dikalikan 4 karena untuk 1 periode sama dengan empat kuartal
Kasus 2
Perusahaan Pabrik TV “Masbro” merencanakan akan menyusun anggaran variable untuk
8
departemen produksi. Berikut ini adalah data-data yang dimiliki perushaan:
1. Biaya gaji supervisor yang dibayarkan adalah Rp 160.000.000 pada kapasitas 500.000 unit
dan sebesar Rp 70.000.000 pada kapasitas 200.000 unit
2. Data yang diperoleh selama 6 tahun terakhir adalah
Biaya bahan mentah Y = 0 + 200x
Biaya TK langsung Y = 0 + 120x
Perusahaan memperkirakan biaya bahan mentah langsung meningkat sebesar 25%, sedangkan
biaya TKL menurun 25%
3. Berdasarkan analisa regresi data bulanan, maka biaya operasi adalah terdiri dari unsur tetap
sebesar Rp 5.500.000 dan unsur variable Rp 600/unit. Diperkirakan bahwa kenaikan harga
pasar sebesar 10% akan mempengaruhi biaya variable, sedangkan biaya fixed tidak
mengalami perubahan.
Berdasarkan data tersebut diminta:
a. Menyusun anggaran variable dalam bentuk formula jika relevant range adalah 200.000 unit
s/d 500.000 unit!
b. Menyusun anggaran variable dalam bentuk table jika relevant range adalah 200.000 unit s/d
500.000 unit!
c. Menyusun harga pokok produksi dan laporan laba rugi jika produk yang terjual adalah
200.000 unit dengan harga jual Rp 2000/ unit dan besarnya pajak 10%!
Penyelesaian
Anggaran variabel
a. Bentuk formula
Perhitungan biaya-biaya dengan Metode titik tertinggi dan terendah
1. Biaya gaji supervisor
Keterangan Kapasitas Biaya
Tertinggi 500.000 unit Rp 160.000.000
Terendah 200.000 unit Rp 70.000.000
Selisih 300.000 unit Rp 90.000.000
VC/unit = Rp 90.000.000/300.000 unit = Rp 300/unit
FC per bulan:
9
Keterangan Tertinggi Terendah
TC Rp 160.000.000 Rp 70.000.000
VC = (VC/unit x jml unit) = Rp 300/u x 500.000 unit = Rp 300/u x 200.000 unit
= Rp 150.000.000 = Rp 60.000.000
FC Rp 10.000.000 Rp 10.000.000
Persamaan :
Y = 10.000.000 + 300 x
2. Biaya bahan baku mentah
Semula Y = 0 + 200 X, meningkat 25% menjadi :
Y = 0 + 250 X
3. Biaya TK langsung
Semula Y = 0 + 120 X, menurun 25% menjadi :
Y = 0 + 90 X
4. Biaya operasi
Semula Y = 5.500.000 + 600 X
Unsur variable meningkat sebesar 10% menjadi
Y = 5.500.000 + 660 X
Jenis biaya FC/bulan VC/unit
Gaji supervisor Rp 10.000.000 Rp 300/unit
Bahan mentah langsung Rp 0 Rp 250/unit
TK langsung Rp 0 Rp 90/unit
Operasi Rp 5.500.000 Rp 660/unit
Total Rp 15.500.000 Rp 1.300/unit
b. Bentuk tabel
Jenis biaya 200.000 unit 300.000 unit 400.000 unit 500.000 unit
Gaji supervisor 70.000.000 100.000.000 130.000.000 160.000.000
Bahan mentah langsung 50.000.000 75.000.000 100.000.000 125.000.000
TK langsung 18.000.000 27.000.000 36.000.000 45.000.000
Operasi 137.500.000 203.500.000 269.500.000 335.500.000
Total 275.500.000 405.500.000 535.500.000 665.500.000
10
Jenis biaya Range 200.000
Gaji supervisor Rp 70.000.000
Bahan mentah langsung Rp 50.000.000
TK langsung Rp 18.000.000
HPP total Rp 138.000.000
Rencana produksi 200.000 unit
HPP per unit Rp 690/unit
d. Laporan laba rugi pada kapasitas 200.000 unit dengan harga jual Rp 2000/ unit
Jenis biaya Range 200.000
Penjualan 400.000.000
HPP 138.000.000
Laba kotor 262.000.000
Operasi (137.500.000)
Laba bersih 124.500.000
Pajak 10% (12.450.000)
EAT Rp 112.050.000
Kasus 3
Untuk membuat 1 unit produk TV 21” diperlukan 2kg bahan mentah senilai Rp.
250.000/kg.
Standar penggunaan jam kerja untuk satu unit barang jadi 1,475 JKL dengan tarif
@Rp. 8.000 per JKL.
BOP dalam range 10.000 sampai dengan 15.000, adalah sebagai berikut:
11
Gaji Rp. 6.200.000 Rp.6.200.000
Asuransi Rp. 2.800.000 Rp. 3.300.000
Biaya pemasaran tahun 2007 sebesar Rp 2.000.000,- dan pada tahun 2008 diprediksi
naik sebesar 20% nya.
Biaya Administrasi dan Umum pada tahun 2008 diperkirakan manajemen perusahaan
sebesar Rp 900.000
Dari data di atas, susun dan hitunglah:
1. Anggaran variabel untuk periode 2008 dalam bentuk Matematis
2. Anggaran variabel untuk periode 2008 dalam bentuk Formula
Penyelesaian:
Langkah 1.
Membuat fungsi matematis untuk item biaya non BOP dengan format Matematis sebagai
berikut:
Y=a+bX
dimana Y adalah jumlah biaya dan X adalah volume kegiatan
Jenis Biaya:
Bahan Baku = VC/unit = SUR (2kg) @Rp 250.000,-/Kg = Rp 500.000,-
TKL = VC/unit = SUR (1,475 JKL) @Rp 8.000,-/JKL = Rp 11.800,-
BOP = VC/unit = Rp 600,- dan FC = Rp 16.000.000,-
Pemasaran = FC = 120% x Rp 2.000.000,- = Rp 2.400.000,-
Adm & Umum= FC = Rp 900.000,-
Operasi = FC = Rp 25.000.000,-
Total biaya = VC/unit = Rp 512.600,- FC = Rp 41.300.000
Dengan melihat perilaku dan karakteristik tiap-tiap item biaya maka bisa dibuat persamaan
matematisnya. Persamaan Matematis yang dibentuk adalah sebagai berikut :
Biaya Bahan Baku Y1 = 0 + 500.000 X
Biaya TKL Y2 = 0 + 11.800 X
BOP Y3 = 16.000.000 + 600 X
Pemasaran Y4 = 2.400.000 + 0 X
Adm. dan Umum Y5 = 900.000 + 0 X
Operasi Y6 = 25.000.000 + 0 X
12
Total Biaya Yt = 41.300.000 + 512.600 X
Selanjutnya dapat dihitung Total Biaya yang dianggarkan untuk seluruh item biaya pada Range
X= 10.000 dan pada X = 15.000
Langkah 2.
Memisahkan komponen Biaya tetap dan biaya variabel pada BOP dengan metode titik tertinggi
terendah:
a) Biaya Bahan Pembantu
Komponen Biaya Variabel
Keterangan Kapasitas Biaya
Tertinggi 10.000 unit Rp. 4.000.000
Terendah 15.000 unit Rp. 3.000.000
Selisih 5.000 unit Rp.1.000.000
VC/unit = Rp 1.000.000,- / 5.000 unit = Rp 200/unit
Komponen Biaya Tetap
Keterangan Tertinggi Terendah
TC Rp 4.000.000 Rp 3.000.000
VC = (VC/unit x jml unit) Rp 200/u x 15.000 unit Rp 200/unit x 10.000 unit
=Rp 3.000.000 = Rp 2.000.000
FC/tahun Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
Persamaan:
Y Biaya Bahan Pembantu = 1.000.000 + 200X
b) Biaya Listrik
Komponen Biaya Variabel
Keterangan Kapasitas Biaya
Tertinggi 10.000 unit Rp. 7.500.000
Terendah 15.000 unit Rp. 6.000.000
Selisih 5.000 unit Rp.1.500.000
VC/unit = Rp 1.500.000,-/5.000 unit = Rp 300/unit
Komponen Biaya tetap
Keterangan Tertinggi Terendah
13
TC Rp 7.500.000 Rp 6.000.000
VC = (VC/unit x jml unit) Rp 300/u x 15.000 unit Rp 300/unit x 10.000 unit
=Rp 4.500.000 = Rp 3.000.000
FC/tahun Rp 3.000.000 Rp 3.000.000
Persamaan :
Y Biaya Litrik = 3.000.000 + 300X
c) Biaya Depresiasi
Komponen Biaya Variabel
Keterangan Kapasitas Biaya
Tertinggi 10.000 unit Rp. 4.000.000
Terendah 15.000 unit Rp. 4.000.000
Selisih 5.000 unit Rp.0
VC/unit = Rp 0,-/5.000 unit = Rp 0/unit
Komponen Biaya Tetap
Keterangan Tertinggi Terendah
TC Rp 4.000.000 Rp 4.000.000
VC = (VC/unit x jml unit) Rp 0/u x 15.000 unit Rp 0/unit x 10.000 unit
=Rp 0 = Rp 0
FC/tahun Rp 4.000.000 Rp 4.000.000
Persamaan
Y Biaya Depresiasi = 4.000.000 + 0X
d) Biaya Gaji
Komponen Biaya Variabel
Keterangan Kapasitas Biaya
Tertinggi 10.000 unit Rp. 6.200.000
Terendah 15.000 unit Rp. 6.200.000
Selisih 5.000 unit Rp.0
VC/unit = Rp 0,- / 5.000 unit = Rp 0/unit
Komponen Biaya Tetap
Keterangan Tertinggi Terendah
TC Rp 6.200.000 Rp 6.200.000
VC = (VC/unit x jml unit) Rp 0/u x 15.000 unit Rp 0/unit x 10.000 unit
=Rp 0 = Rp 0
14
FC/tahun Rp 6.200.000 Rp 6.200.000
Persamaan :
Y Biaya Gaji = 6.200.000 + 0
e) Biaya Asuransi
Komponen Biaya Variabel
Keterangan Kapasitas Biaya
Tertinggi 10.000 unit Rp. 3.300.000
Terendah 15.000 unit Rp. 2.800.000
Selisih 5.000 unit Rp.500.000
VC/unit = Rp 500.000,-/5.000 unit = Rp 100/unit
Komponen Biaya Tetap
Keterangan Tertinggi Terendah
TC Rp 3.300.000 Rp 2.800.000
VC = (VC/unit x jml unit) Rp 100/u x 15.000 unit Rp 100/unit x 10.000 unit
=Rp 1.500.000 = Rp 1.000.000
FC/tahun Rp 1.800.000 Rp 1.800.000
Persamaan :
Y Biaya Asuransi = 1.800.000 + 100X
Dengan demikian secara ringkas persamaan matematis yang dibentuk untuk anggaran variabel
BOP adalah sbb :
Biaya Bahan Penolong Y1 = 1.000.000 + 200X
Biaya Listrik Y2 = 3.000.000 + 300X
Biaya Depresiasi Y3 = 4.000.000 + 0X
Biaya Gaji Y4 = 6.200.000 + 0X
Biaya Asuransi Y5 = 1.800.000 + 100X (+)
Total BOP Y = 16.000.000 + 600 X
Dari perhitungan di atas, selanjutnya jawaban dari semua pertanyaan dari kasus adalah sbb:
15
BOP
Biaya Bahan Penolong Ya = 1.000.000 + 200X
Biaya Listrik Yb = 3.000.000 + 300X
Biaya Depresiasi Yc = 4.000.000 + 0 X
Biaya Gaji Yd = 6.200.000 + 0 X
Biaya Asuransi Ye = 1.800.000 + 100 X +
Total BOP Y3 = 16.000.000 + 600 X
Pemasaran Y4 = 2.400.000 + 0 X
Adm dan Umum Y5 = 900.000 + 0 X
Operasi Y6 = 25.000.000 + 0 X +
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Anggaran variabel (Variable Budget) adalah anggaran yang direncanakan secara
sistematis dan lebih terperinci tentang tingkat perubahan (variabilitas) biaya aktivitas
(kegiatan) perusahaan terhadap biaya – biaya tidak langsung, yang terdiri dari kelompok biaya
overhead pabrik tidak langsung, kelompok biaya administrasi, dan kelompok biaya pemasaran
dari waktu ke waktu (bulan ke bulan) selama periode tertentu akan datang. Sehubungan
dengan tingkat perubahan (variabilitas) biaya tersebut, biaya – biaya tidak langsung dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama, yaitu ;Biaya Tetap (Fixed Cost), Biaya Variabel
(Variable Cost), Biaya SemiVariabel (Semivariable cost)
Dengan disusunnya anggaran variabel, maka manajemen perusahaan akan dapat lebih
mengetahui berapa besarnya perubahan pendapatan dan perubahan biaya yang akan terjadi
seandainya terjadi perubahan kapasitas yang dipergunakan di dalam perusahaan.
3.2 Saran
Setiap perusahaan perlu menyusun anggaran variabel (Variable Budget) agar
perusahaan mempunyai gambaran tentang pengeluaran pada periode berikutnya, sehingga
perusahaan dapat memperkirakan apakah anggaran yang telah mereka susun dapat terlaksana
atau tidak setelah di bandingkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Meminimalisir tingkat
pengeluaran yang berlebihan karena sudah ada penyusunan anggaran yang akan digunakan
untuk proses produksi di periode berikutnya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan Adisapupro, Marwan Asri, 1997, Anggaran Perusahaan buku 2, BPFE Yogyakarta
Indriyo G, Mohamad N, 2003, Anggaran Perusahaan, BPFE, Yogyakarta
M Munandar, 2001, Budgeting, BPFE, Yogyakarta
Y Supriyanto, 1994, Anggaran perusahaan, perencanaan dan pengendalian laba, STIE
YKPN Yogyakarta
Adisaputro Gunawan & Asri Marwan.2012.Anggaran Perusahaan Buku 1.Yogyakarta : BPFE-
Yogyakarta
18