Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal untuk menunjukkan
bagaimana sumber-sumber akan diperoleh dan digunakan selama jangka waktu tertentu,
umumnya satu tahun (Supriyono, 1999). Fungsi anggaran adalah sebagai alat perencanaan
yang salah satunya digunakan untuk menentukan indikator kinerja. Anggaran pada sektor
publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program dan
aktivitas dalam satuan moneter yang menggunakan dana milik rakyat. Anggaran disusun oleh
manajemen untuk dalam jangka waktu satu tahun membawa perusahaan ke kondisi tertentu
yang diinginkan dengan sumber daya tertentu yang diperhitungkan.
Dengan anggaran, manajemen mengarahkan jalannya perusahaan ke suatu kondisi
tertentu (misalnya ke peringkat pangsa pasar kedua dalam industri, atau ke tingkat volume
penjualan 10% di atas penjualan tahun anggaran yang lalu), dengan pengorbanan sumber daya
tertentu. Sebelum anggaran disiapkan, organisasi seharusnya mengembangkan suatu rencana
strategis. Rencana strategis mengidentifikasi strategi-strategi untuk aktivitas dan operasi di
masa depan, umumnya mencakup setidaknya untuk lima tahun ke depan. Selain itu, anggaran
dapat membantu komunikasi dan koordinasi.
Anggaran secara formal mengkomunikasikan rencana organisasi pada tiap pegawai.
Jadi, semua pegawai dapat menyadari peranannya dalam pencapaian tujuan tersebut. Oleh
karena anggaran untuk berbagai area dan aktivitas organisasi harus bekerja bersama untuk
mencapai tujuan organisasi, maka dibutuhka adanya koordinasi. Peranan komunikasi dan
koordinasi menjadi semakin penting seiring dengan meningkatnya ukuran organisasi.
1.2 Rumusan masalah pada penelitian ini ialah:
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan anggaran biaya variabel?
1.2.2 Faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi penyusunan anggaran variabel?
1.2.3 Apa saja klasifikasi biaya berdasarkan konsep variabilitas biaya?
1.2.4 Apa saja bentuk-bentuk anggaran variabel?
1.2.5 Bagaimana contoh kasus dalam penerapan penyusunan anggaran biaya variabel?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui tentang anggaran biaya variabel.
1.3.2 Untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran
variabel

1
1.3.3 Untuk mengetahui klasifikasi biaya berdasarkan konsep variabilitas biaya.
1.3.4 Untuk mengetahui bentuk-bentuk anggaran variabel
1.3.5 Untuk mengetahui contoh kasus dalam penerapan penyusunan anggaran biaya
variabel

1.3.6 Untuk mengetahui contoh kasus dalam penerapan penyusunan anggaran biaya
tenaga kerja langsung

2
BAB 11
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Anggaran Biaya Variabel
Anggaran variabel atau disebut juga anggaran fleksibel erat hubungannya dengan fungsi
perencanaan dan pengawasan karena disini ditunjukkan beban biaya yang seharusnya
dikeluarkan pada berbagai tingkat kegiatan, Untuk itu perlu diketahui pola perubahan biaya
hubungannya dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas perusahaan. Aktivitas
perusahaan dapat dinyatakan dalam bentuk jam tenaga kerja langsung, jam mesin, volume
produksi atau volume penjualan
Anggaran variabel ialah anggaran yang merencanakan tingkat perubahan (tingkat
variabilitas) biaya, terutama biaya-biaya tidak langsung, sehubungan dengan perubahan
aktivitas perusahaan dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang. Anggaran
variabel biasanya ditunjukkan dengan skedul biaya yang menyatakan bagaimana biaya akan
berubah dengan perubahan volume, output dan aktivitas.
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Variabel

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran variabel budget menurut Drs. M.


Munandar adalah:

1. Untuk biaya upah(gaji) tenaga kerja tidak langsung, banyak dipengaruhi oleh sistem
pembayaran upah yang berlaku di perusahaan:

a. Apabila perusahaan memakai sistem upah menurut waktu, maka upah tenaga kerja
langsung tersebut merupakan biaya tetap (fixed cost), karena besar kecilnya tidak
dipengaruhi oleh aktifitas perusahaan.

b. Apabila perusahaan memakai sistem upah menurut unit hasil (output), maka upah
tenaga kerja tidak langsung tersebut merupakan biaya variabel (variable cost),
karena besar kecilnya tergantung pada aktifitas perusahaan, yang dinyatakan dalam
bentuk unit hasil (output).

c. Apabila perusahaan menggunakan sistem upah insentif, maka upah kerja tidak
langsung tersebut merupakan biaya semi-variabel, karena sebagian dari upah
tersebut mempunyai sifat tetap(unsur tetap), dan sebagian lagi berupa insentif
mempunyai sifat variabel (unsur variabel).

2. Untuk biaya bahan baku dipengaruhi oleh :

a. Teknologi proses produksi yang dimiliki dan dipakai oleh perusahaan.


b. Sifat atau tingkah laku biaya bahan baku tersebut, dalam kaitannya dengan
teknologi proses produksi yang dimiliki perusahaan.

3
c. Kondisi mesin-mesin dan peralatan yang dimiliki oleh perusahaan.
3. Untuk biaya pemeliharaan aktiva tetap (gedung, mesin, alat-alat, dan sebagainya)
banyak dipengaruhi oleh:

a. Kondisi aktiva tetap yang bersangkutan ditinjau dari sudut teknologis.


b. Kondisi aktiva tetap yang bersangkutan ditinjau dari sudut umur pemakaiannya.
4. Untuk biaya listrik,banyak dipengaruhi oleh:

a. Peraturan yang berlaku dan dikeluarkan oleh PLN.


b. Kenutuhan tenaga listrik dari masing-masing mesin dan peralatan yang dimiliki
perusahaan.
5. Untuk beban depresiasi aktiva tetap, banyak dipengaruhi oleh:

a. Harga (nilai) pembelian aktiva tetap yang bersangkutan.


b. Umur ekonomis aktiva tetap yang bersangkutan.
c. Nilai residu(salvage-value) aktiva tetap yang bersangkutan.
d. Metode depresiasi yang dipakai oleh perusahaan.
6. Untuk biaya promosi banyak dipengaruhi oleh :

a. Jenis produk yang akan dijual oleh perusahaan.


b. Keadaan persaingan di pasar.
c. Penguasaan pasar.
d. Tersedianya modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan.

2.3 Klasifikasi biaya berdasarkan konsep variabilitas biaya


1. Biaya tetap (fixed cost)
adalah biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh perubahan aktivitas
perusahaan, ini berarti bahwa jika terjadi peningkatan ataupun penurunan aktivitas perusahaan,
biaya tetap ini tidak mengalami perubahaan. Oleh karena biaya tetap jumlahnya selalu sama,
maka pada tingkat aktivitas perusahaan yang rendah akan mengakibatkan biaya tetap rata-rata
per unit aktivitas menjadi besar, sedangkan pada tingkat aktivitas perusahaan yang tinggi akan
mengakibatkan biaya tetap rata-rata per unit aktivitas menjadi kecil.
2. Biaya variabel (variable cost)
adalah biaya yang jumlahnya berubah secara proporsional dengan perubahan volume
kegiatan. Sehingga secara total biaya ini berubah-ubah, tetapi secara rata-rata per unit output
tidak berubah. Biaya bahan mentah langsung merupakan salah satu contoh yang termasuk
dalam kategori ini.
3. Biaya Semi-Variabel
Biaya semi variabel adalah biaya yang memiliki unsur tetap dan variabel di dalamnya.
Unsur biaya tetap merupakan jumlah biaya minimum untuk menyediakan jasa sedangkan
unsur variabel merupakan bagian dari biaya semi variabel yang dipengaruhi oleh perubahan
4
volume kegiatan. Biaya semi variabel memiliki unsur biaya tetap dan biaya variabel.
Contohnya : biaya listrik, telepon dan air, pemeliharan dan perbaikan mesin, asuransi
kesehatan.
Bilamana ditinjau dari besar kecilnya perubahan biaya semi-variabel sebagai akibat
dari perubahan aktivitas perusahaan, maka dikenal 3 macam biaya semi-variabel, yaitu :
 Biaya semi-variabel proporsional, ialah biaya semi-variable yang unsur biaya
variabelnya berubah secara sebanding dengan perubahan aktivitas perusahaan.
 Biaya semi-variabel degresif, ialah biaya semi-variable yang unsur biaya variabelnya
berubah secara kurang dari sebanding dengan perbahan aktivitas perusahaan.
 Biaya semi-variabel progresif, ialah biaya semi-variable uang unsur biaya variabelnya
berubah secara lebih dari sebanding dengan perubahan aktivitas perusahaan.

Memisahkan biaya semi variabel ke dalam elemen biaya tetap dan biaya variabel, ada dua
pendekatan yang digunakan yaitu :
 Pendekatan analisis (Analytical approach)
Dalam pendekatan ini diadakan kerjasama antara bagian teknik dengan bagian
penyusunan anggaran untuk mengadakan penyelidikan terhadap tiap-tiap kegiatan atau
pekerjaan, untuk menentukan perlu tidaknya suatu biaya, jumlah biaya pada berbagai kegiatan
untuk pekerjaan tertentu, metode pelaksanaan pekerjaan yang paling efisien, dan jumlah biaya
yang bersangkutan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut pada berbagai tingkat kegiatan.
 Pendekatan historis (Historical approach)
Pendekatan ini mencoba menentukan fungsi biaya dengan cara menganalisis tingkah
laku biaya yang terjadi di masa lalu dalam hubungannya dengan volume kegiatan. Dalam
pendekatan historis, data biaya selama beberapa periode dikumpulkan dan dihitung biaya tetap
dan biaya variabelnya dengan menggunakan metode tertentu.
Metode penentuan variabilitas biaya, yaitu :

a. Metode Biaya Terjaga (Stand by Cost Method)


Metode ini mencoba menghitung beberapa biaya yang harus tetap dikeluarkan
andaikata perusahaan di tutup untuk sementara, jadi produknya sama dengan nol. Biaya ini
di sebut biaya terjaga, dan biaya terjaga ini merupakan bagian yang tetap.
b. Metode Titik Tertinggi dan Terendah (Hight and Low Point Method)
Metode ini merupakan teknik pemisahan biaya variabel dengan cara
membandingkan biaya pada tingkat kegiatan yang paling tinggi dibandingkan dengan

5
biaya tersebut pada tingkat kegiatan terendah di masa lalu. Selisih biaya yang di hitung
merupakan unsur biaya variabel dalam biaya tersebut. Sedangkan biaya tetap mengurangi
biaya semi variabel dengan biaya variabelnya.
c. Metode analisis regresi linear
Metode ini memisahkan biaya semi variable/campuran dengan menggunakan
model matematika yang biasanya diterapkan dalam bidang stastistika. Fungsi biaya semi
variabel digambarkan sebagai formula berikut:
Y=a+bX
Di mana :
Y = Total biaya semi variabel
a = Biaya tetap
b = Biaya variabel satuan
n = Jumlah data
X = Volume kegiatan
d. Metode taksiran langsung (Direct Estimate Method)
Biasanya metode ini dipergunakan oleh perusahaan yang baru berdiri, atau karena
adanya perubahan diperusahaan, misalnya: perubahan metode produksi, perubahan
kebijaksanaan perusahaan, dipakainya mesin baru yang semuanya menyebabkan
berubahnya pola biaya. Metode ini dipakai berdasarkan pihak yang terlibat dalam kegiatan
produksi ditunjang dengan data yang bersifat historis atau berdasarkan kebijaksanaan
manajemen.

2.4 Metode Penyajian Anggaran Variabel


Anggaran variabel yang disusun untuk periode yang akan datang dapat disajikan dalam
beberapa bentuk, yaitu anggaran variabel dalam bentuk formula, bentuk tabel dan bentuk
grafik. Dalam setiap anggaran yang disajikan akan menunjukkan bagian atau departemen
mana yang menyusun anggaran variabel tersebut dan dasar aktivitas apa yang digunakan.
Bagian produksi menyusun anggaran variabel dengan dasar aktivitas unit produksi, bagian
pemasaran menyusun anggaran variabel dengan dasar aktivitas unit produksi, bagian
pemasaran menyusun anggaran variabel dengan dasar aktivitas unit penjualan, bagian
penyediaan tenaga listrik menyusun anggaran variabel dengan dasar aktivitas KWH, bagian
pemeliharaan menyusun anggaran variabel atas dasar aktivitas JKL dan lain sebagainya. Selain
dasar aktivitas yang digunakan, penyususnan anggaran variabel harus didasarkan pada relevan
range tertentu.

6
1. Bentuk Formula
Anggaran variabel dalam bentuk formula merupakan anggaran variabel yang
menunjukkan unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel pada setiap biaya yang direncanakan.
Metode ini menganggap bahwa hubungan antara biaya dan volume kegiatan berbentuk garis
lurus dengan persamaan:

Y=a+bX
Di mana :
Y = Total biaya variabel
a = Biaya tetap
b = Biaya variabel satuan
X = Volume kegiatan
2. Bentuk Tabel
Anggaran variabel dalam bentuk tabel merupakan anggaran yang menyajikan anggaran
biaya pada berbagai tingkat aktivitas pada relevant range tertentu. Berbeda dengan bentuk
formula, dalam bentuk tabel setiap biaya disajikan secara total, tanpa menunjukkan unsur
biaya tetap dan biaya variabelnya.
3. Bentuk Grafik
Dalam bentuk grafik anggaran variabel akan disajikan dalam grafik dua sumbu, sumbu
vertikal dan horizontal. Sumbu vertikal menunjukkan biaya dan sumbu horizontal
menunjukkan aktivitas.

2.5 Contoh Kasus Anggaran Biaya Variabel


Kasus 1:

Dalam rangka penyusunan anggaran Biaya variabel, perusahaan Pabrik TV “”Masbro””


Tahun 2009, perusahaan mengumpulkan data-data sebagai berikut:

Periode Produksi (unit) Biaya pemeliharaan (Rp)


Kuartal I 2.616 3.200.000
Kuartal II 3.116 3.560.000
Kuartal III 3.816 4.400.000
Kuartal IV 3.300 3.600.000

7
Diminta :
1) Menentukan berapa unsur biaya tetap dan biaya variabel dari biaya pemeliharaan
tersebut dengan metode titik tertinggi dan terendah.
2) Berapa biaya pemeliharaan pada periode 2010 bila anggaran produksi sebesar 6.000
unit.
Jawab :
1) Menentukan besarnya unsur biaya tetap dan biaya variabel dari sebuah biaya
semivariabel:
Biaya variabel per unit
= biaya pada produksi tertinggi – biaya pada produksi terendah
Produksi tertinggi – produksi terendah
= 4.400.000 – 3.200.000
3.816 – 2.616
= 1.000/ unit
Besarnya biaya tetap ditentukan sebagai berikut :
Biaya pemeliharaan pada produksi 2.616 unit = Rp 3.200.000,00
Biaya variabel = 2.616 x 1.000 = Rp 2.616.000,00
Biaya tetap = Rp 584.000,00
atau
Biaya pemeliharaan pada produksi 3.816 unit = Rp 4.400.000,00
Biaya variabel = 3.816 x 1000 = Rp 3.816.000,00
Biaya tetap = Rp 584.000,00

Sehingga formula biaya pemeliharaan tersebut adalah :


Y = 584.000 + 1.000X

2) Besarnya biaya pemeliharaan pada semester I tahun 2007 bila produksi sebesar 6.000
unit.
Y = 584.000 (4) + 1.000 (6.000) = Rp 8.336..000
Catatan:
Biaya tetap dikalikan 4 karena untuk 1 periode sama dengan empat kuartal

Kasus 2
Perusahaan Pabrik TV “Masbro” merencanakan akan menyusun anggaran variable untuk

8
departemen produksi. Berikut ini adalah data-data yang dimiliki perushaan:
1. Biaya gaji supervisor yang dibayarkan adalah Rp 160.000.000 pada kapasitas 500.000 unit
dan sebesar Rp 70.000.000 pada kapasitas 200.000 unit
2. Data yang diperoleh selama 6 tahun terakhir adalah
Biaya bahan mentah Y = 0 + 200x
Biaya TK langsung Y = 0 + 120x
Perusahaan memperkirakan biaya bahan mentah langsung meningkat sebesar 25%, sedangkan
biaya TKL menurun 25%
3. Berdasarkan analisa regresi data bulanan, maka biaya operasi adalah terdiri dari unsur tetap
sebesar Rp 5.500.000 dan unsur variable Rp 600/unit. Diperkirakan bahwa kenaikan harga
pasar sebesar 10% akan mempengaruhi biaya variable, sedangkan biaya fixed tidak
mengalami perubahan.
Berdasarkan data tersebut diminta:
a. Menyusun anggaran variable dalam bentuk formula jika relevant range adalah 200.000 unit
s/d 500.000 unit!
b. Menyusun anggaran variable dalam bentuk table jika relevant range adalah 200.000 unit s/d
500.000 unit!
c. Menyusun harga pokok produksi dan laporan laba rugi jika produk yang terjual adalah
200.000 unit dengan harga jual Rp 2000/ unit dan besarnya pajak 10%!

Penyelesaian
Anggaran variabel
a. Bentuk formula
Perhitungan biaya-biaya dengan Metode titik tertinggi dan terendah
1. Biaya gaji supervisor
Keterangan Kapasitas Biaya
Tertinggi 500.000 unit Rp 160.000.000
Terendah 200.000 unit Rp 70.000.000
Selisih 300.000 unit Rp 90.000.000
VC/unit = Rp 90.000.000/300.000 unit = Rp 300/unit
FC per bulan:

9
Keterangan Tertinggi Terendah
TC Rp 160.000.000 Rp 70.000.000
VC = (VC/unit x jml unit) = Rp 300/u x 500.000 unit = Rp 300/u x 200.000 unit
= Rp 150.000.000 = Rp 60.000.000
FC Rp 10.000.000 Rp 10.000.000
Persamaan :
Y = 10.000.000 + 300 x
2. Biaya bahan baku mentah
Semula Y = 0 + 200 X, meningkat 25% menjadi :
Y = 0 + 250 X
3. Biaya TK langsung
Semula Y = 0 + 120 X, menurun 25% menjadi :
Y = 0 + 90 X
4. Biaya operasi
Semula Y = 5.500.000 + 600 X
Unsur variable meningkat sebesar 10% menjadi
Y = 5.500.000 + 660 X
Jenis biaya FC/bulan VC/unit
Gaji supervisor Rp 10.000.000 Rp 300/unit
Bahan mentah langsung Rp 0 Rp 250/unit
TK langsung Rp 0 Rp 90/unit
Operasi Rp 5.500.000 Rp 660/unit
Total Rp 15.500.000 Rp 1.300/unit

b. Bentuk tabel
Jenis biaya 200.000 unit 300.000 unit 400.000 unit 500.000 unit
Gaji supervisor 70.000.000 100.000.000 130.000.000 160.000.000
Bahan mentah langsung 50.000.000 75.000.000 100.000.000 125.000.000
TK langsung 18.000.000 27.000.000 36.000.000 45.000.000
Operasi 137.500.000 203.500.000 269.500.000 335.500.000
Total 275.500.000 405.500.000 535.500.000 665.500.000

c. Harga pokok per unit pada kapasitas 200.000 unit

10
Jenis biaya Range 200.000
Gaji supervisor Rp 70.000.000
Bahan mentah langsung Rp 50.000.000
TK langsung Rp 18.000.000
HPP total Rp 138.000.000
Rencana produksi 200.000 unit
HPP per unit Rp 690/unit

d. Laporan laba rugi pada kapasitas 200.000 unit dengan harga jual Rp 2000/ unit
Jenis biaya Range 200.000
Penjualan 400.000.000
HPP 138.000.000
Laba kotor 262.000.000
Operasi (137.500.000)
Laba bersih 124.500.000
Pajak 10% (12.450.000)
EAT Rp 112.050.000

Kasus 3

Perusahaan pabrik TV “Masbro” merupakan sebuah pabrik yang memproduksi TV dengan


ukuran 21”. Berikut ini adalah data yang tersedia dari Perusahaan pabrik TV “Masbro”:
Dalam rangka penyusunan anggaran variabel Perusahaan pabrik TV “Masbro” Tahun 2008,
perusahaan mengumpulkan data-data sebagai berikut:

 Untuk membuat 1 unit produk TV 21” diperlukan 2kg bahan mentah senilai Rp.
250.000/kg.
 Standar penggunaan jam kerja untuk satu unit barang jadi 1,475 JKL dengan tarif
@Rp. 8.000 per JKL.
 BOP dalam range 10.000 sampai dengan 15.000, adalah sebagai berikut:

Jenis Biaya Range 10.000 unit Range 15.000 unit

Bahan Penolong Rp. 3.000.000 Rp. 4.000.000


Listrik Rp. 6.000.000 Rp. 7.500.000
Depresiasi Rp. 4.000.000 Rp. 4.000.000

11
Gaji Rp. 6.200.000 Rp.6.200.000
Asuransi Rp. 2.800.000 Rp. 3.300.000

 Biaya pemasaran tahun 2007 sebesar Rp 2.000.000,- dan pada tahun 2008 diprediksi
naik sebesar 20% nya.
 Biaya Administrasi dan Umum pada tahun 2008 diperkirakan manajemen perusahaan
sebesar Rp 900.000
Dari data di atas, susun dan hitunglah:
1. Anggaran variabel untuk periode 2008 dalam bentuk Matematis
2. Anggaran variabel untuk periode 2008 dalam bentuk Formula
Penyelesaian:
Langkah 1.
Membuat fungsi matematis untuk item biaya non BOP dengan format Matematis sebagai
berikut:
Y=a+bX
dimana Y adalah jumlah biaya dan X adalah volume kegiatan
Jenis Biaya:
Bahan Baku = VC/unit = SUR (2kg) @Rp 250.000,-/Kg = Rp 500.000,-
TKL = VC/unit = SUR (1,475 JKL) @Rp 8.000,-/JKL = Rp 11.800,-
BOP = VC/unit = Rp 600,- dan FC = Rp 16.000.000,-
Pemasaran = FC = 120% x Rp 2.000.000,- = Rp 2.400.000,-
Adm & Umum= FC = Rp 900.000,-
Operasi = FC = Rp 25.000.000,-
Total biaya = VC/unit = Rp 512.600,- FC = Rp 41.300.000

Dengan melihat perilaku dan karakteristik tiap-tiap item biaya maka bisa dibuat persamaan
matematisnya. Persamaan Matematis yang dibentuk adalah sebagai berikut :
Biaya Bahan Baku Y1 = 0 + 500.000 X
Biaya TKL Y2 = 0 + 11.800 X
BOP Y3 = 16.000.000 + 600 X
Pemasaran Y4 = 2.400.000 + 0 X
Adm. dan Umum Y5 = 900.000 + 0 X
Operasi Y6 = 25.000.000 + 0 X

12
Total Biaya Yt = 41.300.000 + 512.600 X

Selanjutnya dapat dihitung Total Biaya yang dianggarkan untuk seluruh item biaya pada Range
X= 10.000 dan pada X = 15.000

Langkah 2.
Memisahkan komponen Biaya tetap dan biaya variabel pada BOP dengan metode titik tertinggi
terendah:
a) Biaya Bahan Pembantu
Komponen Biaya Variabel
Keterangan Kapasitas Biaya
Tertinggi 10.000 unit Rp. 4.000.000
Terendah 15.000 unit Rp. 3.000.000
Selisih 5.000 unit Rp.1.000.000
VC/unit = Rp 1.000.000,- / 5.000 unit = Rp 200/unit
Komponen Biaya Tetap
Keterangan Tertinggi Terendah
TC Rp 4.000.000 Rp 3.000.000
VC = (VC/unit x jml unit) Rp 200/u x 15.000 unit Rp 200/unit x 10.000 unit
=Rp 3.000.000 = Rp 2.000.000
FC/tahun Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
Persamaan:
Y Biaya Bahan Pembantu = 1.000.000 + 200X
b) Biaya Listrik
Komponen Biaya Variabel
Keterangan Kapasitas Biaya
Tertinggi 10.000 unit Rp. 7.500.000
Terendah 15.000 unit Rp. 6.000.000
Selisih 5.000 unit Rp.1.500.000
VC/unit = Rp 1.500.000,-/5.000 unit = Rp 300/unit
Komponen Biaya tetap
Keterangan Tertinggi Terendah

13
TC Rp 7.500.000 Rp 6.000.000
VC = (VC/unit x jml unit) Rp 300/u x 15.000 unit Rp 300/unit x 10.000 unit
=Rp 4.500.000 = Rp 3.000.000
FC/tahun Rp 3.000.000 Rp 3.000.000
Persamaan :
Y Biaya Litrik = 3.000.000 + 300X
c) Biaya Depresiasi
Komponen Biaya Variabel
Keterangan Kapasitas Biaya
Tertinggi 10.000 unit Rp. 4.000.000
Terendah 15.000 unit Rp. 4.000.000
Selisih 5.000 unit Rp.0
VC/unit = Rp 0,-/5.000 unit = Rp 0/unit
Komponen Biaya Tetap
Keterangan Tertinggi Terendah
TC Rp 4.000.000 Rp 4.000.000
VC = (VC/unit x jml unit) Rp 0/u x 15.000 unit Rp 0/unit x 10.000 unit
=Rp 0 = Rp 0
FC/tahun Rp 4.000.000 Rp 4.000.000
Persamaan
Y Biaya Depresiasi = 4.000.000 + 0X
d) Biaya Gaji
Komponen Biaya Variabel
Keterangan Kapasitas Biaya
Tertinggi 10.000 unit Rp. 6.200.000
Terendah 15.000 unit Rp. 6.200.000
Selisih 5.000 unit Rp.0
VC/unit = Rp 0,- / 5.000 unit = Rp 0/unit
Komponen Biaya Tetap
Keterangan Tertinggi Terendah
TC Rp 6.200.000 Rp 6.200.000
VC = (VC/unit x jml unit) Rp 0/u x 15.000 unit Rp 0/unit x 10.000 unit
=Rp 0 = Rp 0

14
FC/tahun Rp 6.200.000 Rp 6.200.000
Persamaan :
Y Biaya Gaji = 6.200.000 + 0
e) Biaya Asuransi
Komponen Biaya Variabel
Keterangan Kapasitas Biaya
Tertinggi 10.000 unit Rp. 3.300.000
Terendah 15.000 unit Rp. 2.800.000
Selisih 5.000 unit Rp.500.000
VC/unit = Rp 500.000,-/5.000 unit = Rp 100/unit
Komponen Biaya Tetap
Keterangan Tertinggi Terendah
TC Rp 3.300.000 Rp 2.800.000
VC = (VC/unit x jml unit) Rp 100/u x 15.000 unit Rp 100/unit x 10.000 unit
=Rp 1.500.000 = Rp 1.000.000
FC/tahun Rp 1.800.000 Rp 1.800.000
Persamaan :
Y Biaya Asuransi = 1.800.000 + 100X

Dengan demikian secara ringkas persamaan matematis yang dibentuk untuk anggaran variabel
BOP adalah sbb :
Biaya Bahan Penolong Y1 = 1.000.000 + 200X
Biaya Listrik Y2 = 3.000.000 + 300X
Biaya Depresiasi Y3 = 4.000.000 + 0X
Biaya Gaji Y4 = 6.200.000 + 0X
Biaya Asuransi Y5 = 1.800.000 + 100X (+)
Total BOP Y = 16.000.000 + 600 X

Dari perhitungan di atas, selanjutnya jawaban dari semua pertanyaan dari kasus adalah sbb:

1. Anggaran Variabel Bentuk Matematis


Biaya Bahan Baku Y1 = 0 + 500.000 X
Biaya TKL Y2 = 0 + 11.800 X

15
BOP
Biaya Bahan Penolong Ya = 1.000.000 + 200X
Biaya Listrik Yb = 3.000.000 + 300X
Biaya Depresiasi Yc = 4.000.000 + 0 X
Biaya Gaji Yd = 6.200.000 + 0 X
Biaya Asuransi Ye = 1.800.000 + 100 X +
Total BOP Y3 = 16.000.000 + 600 X
Pemasaran Y4 = 2.400.000 + 0 X
Adm dan Umum Y5 = 900.000 + 0 X
Operasi Y6 = 25.000.000 + 0 X +

Total Biaya Yt = 44.300.000+512.400X


2. Anggaran Variabel Bentuk Formula
Perusahaan Pabrik TV “Masbro”
Anggaran Variabel
Tahun 2008
Dalam rupiah
Kuartal I (2.616) Kuartal II (3.116) Kuartal III (3.816) Kuartal IV (3.300)
Jenis Biaya
FC VC/unit VC FC VC/unit VC FC VC/unit VC FC VC/unit VC
Bahan
0 500.000 1.308.000.000 0 500.000 1.558.000.000 0 500.000 1.908.000.000 0 500.000 1.650.000.000
mentah
TKL 0 11.800 30.868.800 0 11.800 36.768.800 0 11.800 45.028.800 0 11.800 38.940.000

BOP 4 jt 600 1.569.600 4 jt 600 1.869.600 4 jt 600 2.289.600 4 jt 600 1.980.000

Pemasaran 0,6 jt 0 0 0,6 jt 0 0 0,6 jt 0 0 0,6 jt 0 0

Adm 0,225 0,225 0,225 0,225


0 0 0 0 0 0 0 0
umum jt jt jt jt

6,25 6,25 6,25 6,25


Operasi 0 0 0 0 0 0 0 0
jt jt jt jt
11,07 11,07 11,07 11,07
Total biaya 512.400 1.340.438.400 512.400 1.596.638.400 512.400 1.955.318.400 512.400 1.690.920.000
5 jt 5 jt 5 jt 5 jt

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Anggaran variabel (Variable Budget) adalah anggaran yang direncanakan secara
sistematis dan lebih terperinci tentang tingkat perubahan (variabilitas) biaya aktivitas
(kegiatan) perusahaan terhadap biaya – biaya tidak langsung, yang terdiri dari kelompok biaya
overhead pabrik tidak langsung, kelompok biaya administrasi, dan kelompok biaya pemasaran
dari waktu ke waktu (bulan ke bulan) selama periode tertentu akan datang. Sehubungan
dengan tingkat perubahan (variabilitas) biaya tersebut, biaya – biaya tidak langsung dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama, yaitu ;Biaya Tetap (Fixed Cost), Biaya Variabel
(Variable Cost), Biaya SemiVariabel (Semivariable cost)
Dengan disusunnya anggaran variabel, maka manajemen perusahaan akan dapat lebih
mengetahui berapa besarnya perubahan pendapatan dan perubahan biaya yang akan terjadi
seandainya terjadi perubahan kapasitas yang dipergunakan di dalam perusahaan.

3.2 Saran
Setiap perusahaan perlu menyusun anggaran variabel (Variable Budget) agar
perusahaan mempunyai gambaran tentang pengeluaran pada periode berikutnya, sehingga
perusahaan dapat memperkirakan apakah anggaran yang telah mereka susun dapat terlaksana
atau tidak setelah di bandingkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Meminimalisir tingkat
pengeluaran yang berlebihan karena sudah ada penyusunan anggaran yang akan digunakan
untuk proses produksi di periode berikutnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan Adisapupro, Marwan Asri, 1997, Anggaran Perusahaan buku 2, BPFE Yogyakarta
Indriyo G, Mohamad N, 2003, Anggaran Perusahaan, BPFE, Yogyakarta
M Munandar, 2001, Budgeting, BPFE, Yogyakarta
Y Supriyanto, 1994, Anggaran perusahaan, perencanaan dan pengendalian laba, STIE
YKPN Yogyakarta
Adisaputro Gunawan & Asri Marwan.2012.Anggaran Perusahaan Buku 1.Yogyakarta : BPFE-
Yogyakarta

18

Anda mungkin juga menyukai