KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan Dia penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya
dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ‘Strategi Tata Letak’
yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari penyusun maupun yang datang
dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan yang pada
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Penyusun menyadari makalah ini mempunyai banyak kekurangan. Krtik dan saran yang
penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Biasanya, masalah yang akan muncul dan harus dipertimbangkan adalah lokasi dimana
perusahaan itu berdiri dan letak dari departemen-departemen dari perusahaan tersebut. Hal ini
sangat penting, karena lokasi berdirinya perusahaan tersebut akan mempengaruhi bukan saja
komponen internal perusahaan, tetapi juga komponen eskternal serta variabel-variabel penentu
lain seperti biaya dan mata uang. Begitu juga dengan perencanaan tata-letak yang tepat akan
bermanfaat bagi efisiensi dan kelancaran aktivitas dari perusahaan tersebut, sehingga beban atau
biaya aliran material yang tidak diperlukan bisa dihilangkan atau diminimalkan. Oleh karena itu,
pada tugas makalah kelompok ini akan membahas tentang strategi lokasi dan tata letak
departemen sehingga dihasilkan tata-letak yang mempunyai biaya aliran material yang kecil.
Salah satu ujung dari masalah ini adalah proses produksi yang harus baik dalam arti yang luas,
agar output yang dihasilkan baik berupa barang atau jasa, dapat mendukung kelangsungan hidup
perusahaan.
Di satu sisi setelah proses produksi dan kehidupan perusahaan berjalan yang dengan baik,
perusahaan perlu menjaganya dengan baik, mengingat menjaga lebih sulit dari pada saat
mendirikannya. Dengan demikian proses dan kegiatan produksi sebagai dapurnya perusahaan
perlu dipelajari dengan seksama dan sungguh-sungguh sehingga sebuah perusahaan memiliki
devisi produksi yang solid dan dapat dipercaya sebagai tulang punggung kelangsungan hidup
perusahaan.
c. Bagaimana yang dimaksud keputusan strategi tata letak atau layout?
g. Apa yang menjadi prinsip dasar tata letak atau layout?
Metode penelitian yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini yaitu dengan
menggunakan metode tidak langsung yaitu dengan cara mencari bahan melalui buku dan
internet.
a. Pembaca dapat mengetahui yang dimaksud dengan Tata Letak atau Layout.
c. Pembaca dapat mengetahui yang dimaksud keputusan strategi tata letak atau layout.
f. Pembaca dapat mengetahui yang termasuk tipe tipe layout, prinsip dasar dan manfaat tata
letak atau layout.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Definisi Tata Letak (Layout)
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
3.3 Kata Penutup
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
BAB II
PEMBAHASAN STRATEGI TATA LETAK (LAYOUT)
Tata letak (layout) adalah susunan letak fasilitas operasional perusahaan, baik yang ada
didalam bangunan maupun yang ada diluar. Layout yang tepat menunjukkan ciri ciri adanya
penyesuaian tata letak fasilitas operasional terhadap jenis produk dan proses konversi. Pengaruh
layout yang tepat bagi perusahaan addalah peningkatan produktifitas perusahaan. Perihal tersebut
disebabkan arus barang yang akan diproses, dan selanjutnya masuk kedalam pemrosesan sampai
menjadi produk akhir dapat berjalan dengan lancer. Aspek lain, karyawan yang langsung terlibat
didalam pemrosesan dapat bergerak leluasa tanpa takut akan kemungkinan akan terjadi
kecelakaan, sehingga mereka bekerja dengan tenang dan aman.
Tata letak mencakup desain dari bagian-bagian, pusat kerja dan peralatan yang
membentuk proses perubahan dari bahan mentah menjadi bahan jadi. Perencanaan tata letak
merupakan satu tahap dalam perencanaan fasilitas yang bertujuan untuk mengembangkan suatu
sistem produksi yang efisiesn dan efektif sehingga dapat tercapainya suatu proses produksi
dengan biaya yang paling ekonomis.
Karena alasan tersebut diatas, maka diperlukan perencanaan layout yang seksama.
Pentingnya perencanaan layout disebabkan beberapa hal, yaitu sbb;
Untuk manufaktur
Terjadinya perubahan desain produk secara terus menerus untuk membuat produk baru.
Kemungkinan penggantian fasilitas yang harus selalu baru (up to date)
Setiap perubahan fasilitas akan menciptakan perubahan kondisi kinerja yang tidak selalu
menciptakan kepuasan atau kemungkinan terjadinya kecelakaan dalam proses konversi.
Perpindahan lokasi pemasaran (market changes), dan untuk alasan penghematan dan
pengiriman atau pelayanan yang cepat dan baik.
Karena tuntutan pelayanan yang prima dari pelanggan, sehingga harus disesuaikan
didalam usaha memenuhi kepusasan pelanggan.
Tuntutan pelanggan menginginkan layanan paling cepat dengan mutu yang tinggi,
sehingga layout harus mendukung system layanan tersebut.
Perilaku pelanggan yang terus berubah harus diikuti perusahaan dengan melakukan
perubahan layout secara berkelanjutan.
Untuk memutuskan strategi layout perlu diperhatikan desain layout, yang diikuti usaha;
Pemanfaatan secara maksimal ruangan atau tempat, mesin mesin dan peralatan, serta
pekerja.
Fleksibel (bagaimana layout yang ada sekarang harus siap untuk berubah).
Di dalam usaha untuk mengetahui sejauh mana pengaruh perencanaan layout terhadap
biaya dan efektivitas operasional, kajian layout perlu diadakan, dan secara khusus menyangkut
kajian rancangan layout untuk situasi yang berbeda.
System operasional baik untuk manufaktur ataupun usaha jasa dspst dikelompokkan menjadi
tiga jenis dasar operasional berdasarkan tingkat standardisasi produk dan jumlah output.
Merupakan operasional konversi yang ditandai dengan jumlah produk yang sangat besar,
mesin dan fasilitas peralatan yang digunakan memiliki kekhususan, menggunakan pada modal,
secara umum arus produk tidak terganggu, serta perubahan skedul produks tidak banyak,
campuran produk tidak banyak disertai standardisasi yang dibuat berdasarkan persediaan.
Usaha jasa pada umumnya menggunakan padat karya, dengan demikian operasional usaha
jasa lebih tergolong kepada operasional intermitten.
Tipe dasar layout adalah tempat atau bentuk dari mekanisme suatu perusahaan; apakah
bengkel, apakah pabrik, maupun usaha perbankan. Semuanya tergantung dari mesin dan
peralatan yang digunakan untuk proses konversi dan merupakan susunan suatu ruang dari
sumber sumber fisik untuk menghasilkan suatu produk.
Digunakan jika arus kegiatan konversi untuk semua produk yang dihasilkan tidak
terstandarisasi, seperti halnya dengan ditemukan di pabrik yang menggunakan proses intermitten.
Arus kegiatan yang tidak terstandardisasi bisa juga tejadi karena proses konversi menghasilkan
produk yang bermacam macam, atau jika suatu produk dasar dapat dikembangkan menjadi
macam macam produk akhir.
Dalam layout ini mesin-mesin dan peralatan-peralatan yang memiliki kesamaan fungsi
dikelompokkan dan ditempatkan dalam satu tempat atau ruang tertentu. layout semacam ini
biasanya dipergunakan untuk perusahaan-perusahaan yang berproduksi dalam rangka memenuhi
pesanan dimana terdapat banyak pesanan yang berbeda baik dalam bentuk, kualitas, maupun
jumlahnya.
Memungkinan penggunaan mesin-mesin yang multi guna sehingga dapat dengan cepat
mengikuti perubahan jenis produksi.
Meningkatnya kebutuhan material handling karena aliran proses yang beragam serta tidak
dapat digunakannya ban berjalan.
Pekerjaan routing, penjadwalan dan acounting biaya yang lebih sulit, karena setiap ada
order baru harus dilakukan perencanaan / perhitungan kembali.
Digunakan jika sebuah produk terstandarisasi proses produksinya, pada umumnya produk
dihasilkan dalam jumlah yang besar, dan merupakan ciri proses yang kontinu. Tiap produk
memerlukan urutan operasional yang sama dari awal sampai akhir. Dalam layout produk, pusat
pusat kegiatan, mesin mesin dan peralatan disusun membentuk suatu garis (on lines) untuk
mempersiapkan urutan operasional yang akan menghasilkan produk.
Tata letak berdasarkan produk, sering dikenal dengan product layout atau production line
layout, adalah metode pengaturan dan penempatan stasiun kerja berdasarkan urutan operasi dari
sebuah produk. Sistem ini dirancang untuk memproduksi produk-produk dengan variasi yang
rendah dan volume yang tinggi (mass production). Untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat
memberikan produktifitas tinggi dengan ongkos yang rendah.
Di dalam layout jenis ini mesin-mesin dan perlengkapan pabrik disusun berdasarkan
urutan opersi proses produksi yang diperlukan untuk membuat suatu produk.
Aliran pemindahan material berlangsung lancar, sederhana, logis, dan OMH-nya rendah.
Stasiun kerja yang paling lambat akan menjadi hambatan (bottleneck) bagi aliran produksi.
Adanya investasi dalam jumlah besar untuk pengadaan mesin, baik dari segi jumlah
maupun akibat spesialisasi fungsi yang harus dimilikinya.
Kelelahan operator: operator mudah menjadi bosan disebabkan pengulangan tanpa henti
dari pekerjaan yang sama.
Ketergantungan dari seluruh proses terhadap setiap part: kerusakan pada suatu mesin atau
kekurangan operator untuk mengendalikan stasiun kerja bias menghentikan keseluruhan
hasil produksi pada satu line produk.
Layout tetap diperlukan jika alasan ukuran, bentuk dan ciri ciri lainnya yang pemindahan
produknya tidak mungkin dikerjakan. Dalam layout tetap, produknya tinggal tetap disuatu
tempat, sehingga a;at alat dan perlengkapan, serta para pekerja yang terampil yang dibawa
ketempat produk. Jenis layout seperti ini digunakan dibidang pertanian (membajak, memupuk,
menanam, menuai, dsb), dibidang maintenance; perawatan atau perbaikan pesawat terbang, dok
kapal laut dan lokomotif kereta api, dibidang konstruksi : pembangunan gedung dan perumahan,
serta tenik sipil.
Tata letak posisi tetap, sering dikenal dengan fixed material location atau fixed position
layout, adalah metode pengaturan dan penempatan satsiun kerja dimana material atau komponen
utama akan tetap pada posisi/lokasinya, sedangkan fasilitas produksi seperti tools, mesin,
manusia, serta komponen lainnya bergerak menuju lokasi komponen utama tersebut.
Karena banyak bergerak adalah fasilitas produksi maka perpindahan material bisa
dikurangi.
Bila pendekatan kelompok kerja digunakan dalam kegiatan produksi, maka kontinyuitas
operasi dan tanggung jawab kerja bisa tercapai dengan sebaik-baiknya.
Kesempatan untuk melakukan pengkayaan kerja (job enrichment) dengan mudah bisa
diberikan, selain itu juga dapat meningkatkan kebanggaan dan kualitas kerja karena
dimungkinkan untuk menyelesaikan pekerjaan secara penuh (“do the whole job”).
Memerlukan operator dengan skill yang tinggi disamping aktivitas supervisi yang lebih
umum dan intensif.
Adanya duplikasi peralatan kerja yang menyebabkan dibutuhkannya lokasi untuk work-in
process.
Memerlukan pengawasan dan koordinasi kerja yang ketat khususnya dalam penjadwalan
produksi.
Gambar 3 dibawah ini mengilustrasikan sebuah tata letak posisi tetap.
Layout Ritel
Pengalokasian tata letak mengikuti selera pelanggan, atau diusahakan agar dapat memberi
kesegaran dan daya tarik bagi pelanggan. Dimana setiap waktu (mingguan atau bulanan)
dilakukan pergeseran tata letak, dengan tujuan tempat semula suatu barang dipindahkan
ketempat lain, dengan tujuan mempengaruhi pandangan pelanggan sehingga dapat menciptakan
persepsi bagi pelanggan, minimal ada anggapan suatu barang tertentu sudah habis terjual (hanya
berpindah tempat saja).
Layout gudang sangat penting diperhatikan dengan tujuan untuk penanganan dan
pengendalian barang dapat dilakukan secara baik, sehingga tidak ada barang yang rusak atau
tertunda pengeluarannya. Layout gudang disesuaikan dengan system persediaan yang
dipergunakan, seperti system persediaan barang dengan FIFO (first in first out), artinya barang
yang pertama diterima harus siap untuk dikeluarkan pertama sekali, sehingga layout harus diatur
sedemikian rupa, agar barang mudah untuk dimasukkan dan dikeluarkan.
Layout kantor bertujuan untuk menentukan posisi karyawan dan peralatan agar selalu
fleksibel. Ruangan kantor setiap karyawan diatur luasnya secara efisien untuk dapat bekerja
secara produktif atau efektif, baik dalam melakukan tugas maupun didalam pengelolaan
informasi dan perubahan yang berhubungan dengan penyelesaian tuasnya.
Jarak pemindahan bahan paling minimum. Waktu pemindahan bahan dari satu proses ke
proses yang lain dalam industri dapat dihemat dengan cara mengurangi jarak
perpindahan.
Memperlancar aliran kerja, diupayakan untuk menghindari gerakan balik (back tracking),
gerakan memotong (cross movement), dan gerak macet (congestion), dengan kata lain
material diusahakan bergerak terus tanpa adanya interupsi oleh gangguan jadwal kerja.
Meningkatkan jumlah produksi, sehingga proses produksi berjalan lancar, yang berimpas
pada output yang besar, biaya dan jam tenaga kerja serta mesin minimum.
Mengurangi waktu tunggu, artinya terjadi keseimbangan beban dan waktu antara mesin
yang satu dengan mesin lainnya, selain itu juga dapat mengurangi penumpukan bahan
dalam proses, dan waktu tunggu.
Mengurangi proses pemindahan bahan dan meminimalkan jarak antara proses yang satu
dengan yang berikutnya.
Hemat ruang, karena tidak terjadi penumpukan material dalam proses, dan jarak antara
masing-masing mesin berlebihan sehingga akan menambah luas bangunan yang tidak
dibutuhkan.
Mempersingkat waktu proses, jarak antar mesin pendek atau antara operasi yang satu
dengan yang lain.
Efisiensi penggunaan fasilitas, pendayagunaan elemen produksi, yaitu tenaga kerja, mesin,
dan peralatan.
Layout Proses
Salah satu model analisis untuk layout proses yang diuraikan adalah “model jarak miatan”,
karena model ini yang paling sering digunakan untuk analisis layout. Layout proses terdapat alur
proses yang harus dilalui, pola arus yang bervariasi dari hari ke hari dan penanganan bahan baku
yang relative dalam jumlah besar. Untuk itu, sarana produksi yang harus diatur dengan
mengingat jarak muatan. Yang dimaksud dengan jarak muatan adalah muatan bahan baku yang
akan dikelola, mulai dari proses awal sampai dengan proses akhir untuk memperoleh suatu
produk akhir.
Model kuantitatif layout proses tidak saja harus mempertimbangkan jumlah erakan
antarbagian untuk membuat suatu produk, tetapi juga memperhitungkan jarak yang meliputi
gerakan tersebut. Gerakan dengan jarak yang panjang umumnya memerlukan biaya banyak.
Model jarak muata ini mencoba memperkecil ukuran yang bertalian dengan jumlah muatan
dan jarak gerakan, dengan menggunakan persamaan;
C = Lij Dij
Dimana;
C = ukuran minimum
n = jumlah pusat/titik pekerjaan
Lij = jumlah muatan atau gerakan pekerjaan (i) ke (j)
Dij = jarak antara pusat kerja (i) ke (j)
Layout produk
Permasalah untama dalam perencanaan layout produk atau layout garis lurus (assembly line)
adalah mendapatkan jumlah tempat kegiatan dan tugas yang dilaksanakan, sehingga bisa tercapai
layout yang diiinginkan. Semuanya dikerjakan sedemikian rupa, sehingga sumber sumber input
dapat diminimumkan, oleh sebab itu layout produk harus berdasarkan pada hal berikut.
Rancangan yang ditik beratkan untuk mendapatkan kapasitas output yang diinginkan.
Urutan tugas kerja yang lancar dengan mempertimbangkan pekerjaan, apa apa saja yang harus di
dahulukan.
Efisiensi output tanpa menggunakan sumber output yang tidak perlu.
Untuk menganalisisnya digunakan model kapasitas, urutan dan fasilitas, dengan kalkulasi
berdasarkan persamaan.
1) Hasil maksimal harian perunit =
Waktu perhari yang tersedia
Daur waktu terpanjang yang diperlukan per unti output
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tata letak (layout) adalah susunan letak fasilitas operasional perusahaan, baik yang ada
didalam bangunan maupun yang ada diluar. Tata letak mencakup desain dari bagian-bagian,
pusat kerja dan peralatan yang membentuk proses perubahan dari bahan mentah menjadi bahan
jadi. Perencanaan tata letak merupakan satu tahap dalam perencanaan fasilitas yang bertujuan
untuk mengembangkan suatu sistem produksi yang efisiesn dan efektif sehingga dapat
tercapainya suatu proses produksi dengan biaya yang paling ekonomis.
3.2 saran
Dalam menentukan tata letak, sebaiknya memperhatikan langkah – langkah berikut :
Definisikan tujuan tata letak, dalam hal ini bisa berupa produk apa yang akan dibuat dan berapa
banyak.
Memonitor jalannya pabrik dan mengevaluasi tata letak yang dioperasikan.
Melakukan Optimasi Tata Letak - Optimasi tata letak diantara yang paling banyak diperhatikan
ada dua yakni ; minimasi ongkos penanganan material pada tata letak proses (job shop) dan
maksimasi efektifitas operator dengan penyeimbangan lintas (line balancing) pada tata letak
lintas produksi.
Memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan – tujuan tata letak.
Spesifikasikan aktifitas premier yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan diatas, seperti
aktifitas produksi ; yang meliputi identifikasi proses produksi, mesin – mesin yang terlibat,
jumlah mesin dan tenaga kerja pelaksana, kapasitas produksi, kebutuhan gudang bahan baku dan
barang jadi, dan aspek perawatan mesin serta penanganan material.
Spesifikasikan aktifitas sekunder yang mendukung aktifitas premier, seperti parkir, kantor,
ibadah/masjid, kantin, klinik , pengolah limbah/sampah, sarana olahraga, satuan pengamanan,
dan jalan – jalan kendaraan dilingkungan pabrik serta taman – taman.
DAFTAR PUSTAKA
http://fachturengineering.blogspot.com/2012/11/tata-letak-proses.html
http://evanspervey.blogspot.com/2011/02/perancangan-tata-letak-pabrik.html