Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

STRATEGI TATA LETAK MANAJEMEN OPERASIONAL

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5

1. Widyasari :1961201058
2. Haslina :1961201169
3. Muh.aldi anatsir:1961201088

4B3
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUSLIM MAROS
2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan


makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan Dia penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikannya dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ‘Strategi
Tata Letak’ yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan yang pada akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca.

Penyusun menyadari makalah ini mempunyai banyak kekurangan. Krtik dan saran
yang

bersifat membangun tentu sangat berarti bagi kami.

Maros, 18 April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

1.2 Rumusan masalah

1.3 Tujuan penelitian

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Definisi Tata Letak (Layout)

2.2 Tujuan Perencanaan Tata Letak

2.3 Keputusan Strategi Layout

2.4 Konsep Dasar Layout

2.5 Jenis Jenis Operasional

2.6 Tipe Layout

2.7 Prinsip Dasar Tata Letak atau Layout

2.8 Manfaat Layout

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bagi perusahaan jenis apapun, baik yang bergerak dalam manufaktur


maupun jasa tentulah menyadari bahwa kelangsungan hidup perusahaan lebih
penting daripada sekedar laba yang besar. Sekalipun untuk dapat terus bertahan
(Going Concern), perusahaan memerlukan keuntungan yang cukup. Selanjutnya
untuk mendapatkan keuntungan tersebut, produk yang dihasilkan dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan serta kepuasan konsumen (harga, kualitas, pelayanan,
dsb.).

Biasanya, masalah yang akan muncul dan harus dipertimbangkan adalah


lokasi dimana perusahaan itu berdiri dan letak dari departemen-departemen dari
perusahaan tersebut. Hal ini sangat penting, karena lokasi berdirinya perusahaan
tersebut akan mempengaruhi bukan saja komponen internal perusahaan, tetapi juga
komponen eskternal serta variabel-variabel penentu lain seperti biaya dan mata
uang. Begitu juga dengan perencanaan tata-letak yang tepat akan bermanfaat bagi
efisiensi dan kelancaran aktivitas dari perusahaan tersebut, sehingga beban atau
biaya aliran material yang tidak diperlukan bisa dihilangkan atau diminimalkan. Oleh
karena itu, pada tugas makalah kelompok ini akan membahas tentang strategi lokasi
dan tata letak departemen sehingga dihasilkan tata-letak yang mempunyai biaya
aliran material yang kecil. Salah satu ujung dari masalah ini adalah proses produksi
yang harus baik dalam arti yang luas, agar output yang dihasilkan baik berupa
barang atau jasa, dapat mendukung kelangsungan hidup perusahaan.
Di satu sisi setelah proses produksi dan kehidupan perusahaan berjalan
yang dengan baik, perusahaan perlu menjaganya dengan baik, mengingat menjaga
lebih sulit dari pada saat mendirikannya. Dengan

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan Tata Letak atau Layout?

b. Apa tujuan Tata Letak atau layout?

c. Bagaimana yang dimaksud keputusan strategi tata letak atau layout?

d. Apa konsep dasar layout?

e. Apa saja jenis jenis operasional?

f. Apa saja yang termasuk tipe tipe layout?

g. Apa yang menjadi prinsip dasar tata letak atau layout?

h. Apa saja manfaat dari tata letak atau layout?

1.3 Tujuan

a. Pembaca dapat mengetahui yang dimaksud dengan Tata Letak atau Layout.

b. Pembaca dapat mengetahui tujuan Tata Letak atau layout.

c. Pembaca dapat mengetahui yang dimaksud keputusan strategi tata letak


atau layout.

d. Pembaca dapat mengetahui konsep dasar layout.

e. Pembaca dapat mengetahui jenis jenis operasional.

f. Pembaca dapat mengetahui yang termasuk tipe tipe layout, prinsip dasar dan
manfaat tata letak atau layout.
BAB II

PEMBAHASAN STRATEGI TATA LETAK (LAYOUT)

2.1 Definisi Tata Letak (Layout)

Tata letak (layout) adalah susunan letak fasilitas operasional perusahaan,


baik yang ada didalam bangunan maupun yang ada diluar. Layout yang tepat
menunjukkan ciri ciri adanya penyesuaian tata letak fasilitas operasional terhadap
jenis produk dan proses konversi. Pengaruh layout yang tepat bagi perusahaan
addalah peningkatan produktifitas perusahaan. Perihal tersebut disebabkan arus
barang yang akan diproses, dan selanjutnya masuk kedalam pemrosesan sampai
menjadi produk akhir dapat berjalan dengan lancer. Aspek lain, karyawan yang
langsung terlibat didalam pemrosesan dapat bergerak leluasa tanpa takut akan
kemungkinan akan terjadi kecelakaan, sehingga mereka bekerja dengan tenang dan
aman.

Tata letak mencakup desain dari bagian-bagian, pusat kerja dan peralatan
yang membentuk proses perubahan dari bahan mentah menjadi bahan jadi.
Perencanaan tata letak merupakan satu tahap dalam perencanaan fasilitas yang
bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem produksi yang efisiesn dan efektif
sehingga dapat tercapainya suatu proses produksi dengan biaya yang paling
ekonomis.

Karena alasan tersebut diatas, maka diperlukan perencanaan layout yang seksama.
Pentingnya perencanaan layout disebabkan beberapa hal, yaitu sbb;

Untuk manufaktur

1. Terjadinya perubahan desain produk secara terus menerus untuk membuat


produk baru.

2. Kemungkinan penggantian fasilitas yang harus selalu baru (up to date)


3. Setiap perubahan fasilitas akan menciptakan perubahan kondisi kinerja yang
tidak selalu menciptakan kepuasan atau kemungkinan terjadinya kecelakaan
dalam proses konversi.

4. Perpindahan lokasi pemasaran (market changes), dan untuk alasan


penghematan dan pengiriman atau pelayanan yang cepat dan baik.

Untuk usaha jasa

1. Karena tuntutan pelayanan yang prima dari pelanggan, sehingga harus


disesuaikan didalam usaha memenuhi kepusasan pelanggan.

2. Perubahan layout dapat ,enciptakan persepsi pelanggan bahwa perusahaan


memperhatikan pelanggannya, atau merupakan gambaran bonafiditas
perusahaan.

3. Tuntutan pelanggan menginginkan layanan paling cepat dengan mutu yang


tinggi, sehingga layout harus mendukung system layanan tersebut.

4. Perilaku pelanggan yang terus berubah harus diikuti perusahaan dengan


melakukan perubahan layout secara berkelanjutan.

2.2 Tujuan Perencanaan Tata Letak

Tujuan perencanaan lay out/ tata letak yang baik yaitu :

1. Memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik

2. Meminimumkan kebutuhan tenaga kerja

3. Mengusahakan agar aliran bahan dan produk lancar

4. Meminimumkan hambatan pada kesehatan

5. Meminimumkan usaha membawa bahan

2.3 Keputusan strategi layout


Untuk memutuskan strategi layout perlu diperhatikan desain layout, yang diikuti
usaha;

1. Pemanfaatan secara maksimal ruangan atau tempat, mesin mesin dan


peralatan, serta pekerja.

2. Pengembangan arus informasi, bahan baku, dan sumber tenaga kerja.

3. Menjaga perubahan moral pekerja, menjaga kondisi kerja yang kondusif,

4. Mengantisipasi perubahan interaksi dari pelanggan.

5. Fleksibel (bagaimana layout yang ada sekarang harus siap untuk berubah).

2.4 Konsep Dasar Layout

Di dalam usaha untuk mengetahui sejauh mana pengaruh perencanaan


layout terhadap biaya dan efektivitas operasional, kajian layout perlu diadakan, dan
secara khusus menyangkut kajian rancangan layout untuk situasi yang berbeda.

2.5 Jenis Jenis Operasional

System operasional baik untuk manufaktur ataupun usaha jasa dspst


dikelompokkan menjadi tiga jenis dasar operasional berdasarkan tingkat
standardisasi produk dan jumlah output.

a. Operasional berkesinambungan (Continously)

Merupakan operasional konversi yang ditandai dengan jumlah produk yang sangat
besar, mesin dan fasilitas peralatan yang digunakan memiliki kekhususan,
menggunakan pada modal, secara umum arus produk tidak terganggu, serta
perubahan skedul produks tidak banyak, campuran produk tidak banyak disertai
standardisasi yang dibuat berdasarkan persediaan.

b. Operasional terputus putus (Intermittent)


Operasional konversi intermittent dengan ciri ciri, bahwa jumlah produk tidak banyak,
mesin dan fasilitas peralatan bersifat umum, penggunaan padat karya, disertai arus
produk yang terputus putus, skedul sering berubah ubah, produk banyak
campurannya, dan dibuat berdasarkan pesanan.

c. Operasional jasa (service Operation)

Usaha jasa pada umumnya menggunakan padat karya, dengan demikian


operasional usaha jasa lebih tergolong kepada operasional intermitten.

2.6 Tipe layout

Tipe dasar layout adalah tempat atau bentuk dari mekanisme suatu
perusahaan; apakah bengkel, apakah pabrik, maupun usaha perbankan. Semuanya
tergantung dari mesin dan peralatan yang digunakan untuk proses konversi dan
merupakan susunan suatu ruang dari sumber sumber fisik untuk menghasilkan
suatu produk.

1. Layout yang berorientasi proses (Process Oriented Layout)

Digunakan jika arus kegiatan konversi untuk semua produk yang dihasilkan
tidak terstandarisasi, seperti halnya dengan ditemukan di pabrik yang menggunakan
proses intermitten. Arus kegiatan yang tidak terstandardisasi bisa juga tejadi karena
proses konversi menghasilkan produk yang bermacam macam, atau jika suatu
produk dasar dapat dikembangkan menjadi macam macam produk akhir.

Dalam layout ini mesin-mesin dan peralatan-peralatan yang memiliki kesamaan


fungsi dikelompokkan dan ditempatkan dalam satu tempat atau ruang tertentu.
layout semacam ini biasanya dipergunakan untuk perusahaan-perusahaan yang
berproduksi dalam rangka memenuhi pesanan dimana terdapat banyak pesanan
yang berbeda baik dalam bentuk, kualitas, maupun jumlahnya.
Kelebihan dari tata letak proses :

1. Memungkinkan utilisasi mesin yang tinggi.

2. Memungkinan penggunaan mesin-mesin yang multi guna sehingga dapat


dengan cepat mengikuti perubahan jenis produksi.

3. Memperkecil terhentinya produksi yang diakibatkan oleh kerusakan mesin.

4. Sangat fleksibel dalam mengalokasikan personil dan peralatan.

5. Investasi yang rendah karena dapat mengurangi duplikasi Peralatan.

6. Memungkinkan spesialisasi supervisi

Tata letak proses juga memiliki kelemahan, yaitu :

1. Meningkatnya kebutuhan material handling karena aliran proses yang


beragam serta tidak dapat digunakannya ban berjalan.

2. Pegawasan produksi yang lebih sulit.

3. Meningkatnya persediaan barang dalam proses.

4. Total waktu produksi per unit yang lebih lama.

5. Memerlukan skill yang lebih tinggi.

6. Pekerjaan routing, penjadwalan dan acounting biaya yang lebih sulit, karena
setiap ada order baru harus dilakukan perencanaan / perhitungan kembali.

2. Layout berorientasi produk (product oriented layout)

Digunakan jika sebuah produk terstandarisasi proses produksinya, pada


umumnya produk dihasilkan dalam jumlah yang besar, dan merupakan ciri proses
yang kontinu. Tiap produk memerlukan urutan operasional yang sama dari awal
sampai akhir. Dalam layout produk, pusat pusat kegiatan, mesin mesin dan
peralatan disusun membentuk suatu garis (on lines) untuk mempersiapkan urutan
operasional yang akan menghasilkan produk.

Tata letak berdasarkan produk, sering dikenal dengan product layout atau
production line layout, adalah metode pengaturan dan penempatan stasiun kerja
berdasarkan urutan operasi dari sebuah produk. Sistem ini dirancang untuk
memproduksi produk-produk dengan variasi yang rendah dan volume yang tinggi
(mass production). Untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberikan
produktifitas tinggi dengan ongkos yang rendah.

Di dalam layout jenis ini mesin-mesin dan perlengkapan pabrik disusun


berdasarkan urutan opersi proses produksi yang diperlukan untuk membuat suatu
produk.

Keuntungan tata letak produk ini yaitu:

1. Aliran pemindahan material berlangsung lancar, sederhana, logis, dan OMH-


nya rendah.

2. Work-in-process jarang terjadi karena lintasan produksi sudah


diseimbangkan.

3. Total waktu yang digunakan untuk produksi relatif singkat.

4. Kemudahan dalam perencanaan dan pengendalian proses produksi.

5. Memudahkan pekerjaan, sehingga memungkinkan operator yang belum ahli


untuk mempelajari dan memahami pekerjaan dengan cepat.

Keterbatasan dari tata letak produk yaitu:

1. Stasiun kerja yang paling lambat akan menjadi hambatan (bottleneck) bagi
aliran produksi.
Adanya investasi dalam jumlah besar untuk pengadaan mesin, baik dari segi
jumlah maupun akibat spesialisasi fungsi yang harus dimilikinya.

2. Kelelahan operator: operator mudah menjadi bosan disebabkan pengulangan


tanpa henti dari pekerjaan yang sama.

3. Ketergantungan dari seluruh proses terhadap setiap part: kerusakan pada


suatu mesin atau kekurangan operator untuk mengendalikan stasiun kerja
bias menghentikan keseluruhan hasil produksi pada satu line produk.

3. Layout tetap (fixed position Layout)

Layout tetap diperlukan jika alasan ukuran, bentuk dan ciri ciri lainnya yang
pemindahan produknya tidak mungkin dikerjakan. Dalam layout tetap, produknya
tinggal tetap disuatu tempat, sehingga a;at alat dan perlengkapan, serta para
pekerja yang terampil yang dibawa ketempat produk. Jenis layout seperti ini
digunakan dibidang pertanian (membajak, memupuk, menanam, menuai, dsb),
dibidang maintenance; perawatan atau perbaikan pesawat terbang, dok kapal laut
dan lokomotif kereta api, dibidang konstruksi : pembangunan gedung dan
perumahan, serta tenik sipil.

Tata letak posisi tetap, sering dikenal dengan fixed material location atau
fixed position layout, adalah metode pengaturan dan penempatan satsiun kerja
dimana material atau komponen utama akan tetap pada posisi/lokasinya, sedangkan
fasilitas produksi seperti tools, mesin, manusia, serta komponen lainnya bergerak
menuju lokasi komponen utama tersebut.

Keuntungan dari tata letak posisi tetap yaitu:

1. Karena banyak bergerak adalah fasilitas produksi maka perpindahan material


bisa dikurangi.
2. Bila pendekatan kelompok kerja digunakan dalam kegiatan produksi, maka
kontinyuitas operasi dan tanggung jawab kerja bisa tercapai dengan sebaik-
baiknya.

3. Kesempatan untuk melakukan pengkayaan kerja (job enrichment) dengan


mudah bisa diberikan, selain itu juga dapat meningkatkan kebanggaan dan
kualitas kerja karena dimungkinkan untuk menyelesaikan pekerjaan secara
penuh (“do the whole job”).

4. Fleksibilitas kerja tinggi.

5. Keterbatasan tata letak posisi tetap yaitu:

6. Besarnya frekuensi perpindahan fasilitas produksi, operator, dan komponen


pendukung pada saat operasi kerja berlangsung.

7. Memerlukan operator dengan skill yang tinggi disamping aktivitas supervisi


yang lebih umum dan intensif.

8. Adanya duplikasi peralatan kerja yang menyebabkan dibutuhkannya lokasi


untuk work-in process.

9. Memerlukan pengawasan dan koordinasi kerja yang ketat khususnya dalam


penjadwalan produksi.

Dibawah ini mengilustrasikan sebuah tata letak posisi tetap.

1. Layout Ritel

Pengalokasian tata letak mengikuti selera pelanggan, atau diusahakan agar dapat
memberi kesegaran dan daya tarik bagi pelanggan. Dimana setiap waktu (mingguan
atau bulanan) dilakukan pergeseran tata letak, dengan tujuan tempat semula suatu
barang dipindahkan ketempat lain, dengan tujuan mempengaruhi pandangan
pelanggan sehingga dapat menciptakan persepsi bagi pelanggan, minimal ada
anggapan suatu barang tertentu sudah habis terjual (hanya berpindah tempat saja).
2. Layout Gudang (warehouse Layout)

Layout gudang sangat penting diperhatikan dengan tujuan untuk penanganan dan
pengendalian barang dapat dilakukan secara baik, sehingga tidak ada barang yang
rusak atau tertunda pengeluarannya. Layout gudang disesuaikan dengan system
persediaan yang dipergunakan, seperti system persediaan barang dengan FIFO
(first in first out), artinya barang yang pertama diterima harus siap untuk dikeluarkan
pertama sekali, sehingga layout harus diatur sedemikian rupa, agar barang mudah
untuk dimasukkan dan dikeluarkan.

3. Layout Kantor (office Layout)

Layout kantor bertujuan untuk menentukan posisi karyawan dan peralatan agar
selalu fleksibel. Ruangan kantor setiap karyawan diatur luasnya secara efisien untuk
dapat bekerja secara produktif atau efektif, baik dalam melakukan tugas maupun
didalam pengelolaan informasi dan perubahan yang berhubungan dengan
penyelesaian tuasnya.

2.7 Prinsip Dasar Tata Letak atau Layout

Prinsip dasar yang digunakan dalam penyusunan layout adalah:

1. Integrasi secara total terhadap faktor-faktor produksi. Sehingga dalam tata


letak fasilitas pabrik diperlukan secara terintegrasi dari semua faktor yang
mempengaruhi proses produksi rnenjadi satu organisasi yang besar.

2. Jarak pemindahan bahan paling minimum. Waktu pemindahan bahan dari


satu proses ke proses yang lain dalam industri dapat dihemat dengan cara
mengurangi jarak perpindahan.

3. Memperlancar aliran kerja, diupayakan untuk menghindari gerakan balik


(back tracking), gerakan memotong (cross movement), dan gerak macet
(congestion), dengan kata lain material diusahakan bergerak terus tanpa
adanya interupsi oleh gangguan jadwal kerja.

4. Kepuasan dan keselamatan kerja, sehingga memberikan suasana


kerj yang menyenangkan.

5. Fleksibilitas, yaitu dapat mengantisipasi perubahan teknologi, komunikasi,


dan kebutuhan konsumen.

2.8 Manfaat layout pabrik

Manfaat layout pabrik diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan jumlah produksi, sehingga proses produksi berjalan lancar,


yang berimpas pada output yang besar, biaya dan jam tenaga kerja serta
mesin minimum.

2. Mengurangi waktu tunggu, artinya terjadi keseimbangan beban dan waktu


antara mesin yang satu dengan mesin lainnya, selain itu juga dapat
mengurangi penumpukan bahan dalam proses, dan waktu tunggu.

3. Mengurangi proses pemindahan bahan dan meminimalkan jarak antara


proses yang satu dengan yang berikutnya.

4. Hemat ruang, karena tidak terjadi penumpukan material dalam proses, dan
jarak antara masing-masing mesin berlebihan sehingga akan menambah
luas bangunan yang tidak dibutuhkan.

5. Mempersingkat waktu proses, jarak antar mesin pendek atau antara operasi
yang satu dengan yang lain.

6. Efisiensi penggunaan fasilitas, pendayagunaan elemen produksi, yaitu


tenaga kerja, mesin, dan peralatan.

7. Meningkatkan kepuasan dan keselamatan kerja, sehingga menciptakan


suasana lingkungan kerja yang aman, nyaman, tertib, dan rapi, sehingga
dapat mempermudah supervisi, mempermudah perbaikan dan penggantian
fasilitas produksi, meningkatkan kinerja menjadi lebih baik, dan pada
akhirnya akan meningkatkan produktivitas.

8. Mengurangi kesimpangsiuran yang disebabkan oleh material menunggu,


adanya gerak yang tidak perlu, dan banyaknya perpotongan aliran dalam
proses produksi (intersection)

2.9 Teknik dan Model Layout

1.Layout Proses

Salah satu model analisis untuk layout proses yang diuraikan adalah “model
jarak miatan”, karena model ini yang paling sering digunakan untuk analisis layout.
Layout proses terdapat alur proses yang harus dilalui, pola arus yang bervariasi dari
hari ke hari dan penanganan bahan baku yang relative dalam jumlah besar. Untuk
itu, sarana produksi yang harus diatur dengan mengingat jarak muatan. Yang
dimaksud dengan jarak muatan adalah muatan bahan baku yang akan dikelola,
mulai dari proses awal sampai dengan proses akhir untuk memperoleh suatu produk
akhir.

Model kuantitatif layout proses tidak saja harus mempertimbangkan jumlah


erakan antarbagian untuk membuat suatu produk, tetapi juga memperhitungkan
jarak yang meliputi gerakan tersebut. Gerakan dengan jarak yang panjang umumnya
memerlukan biaya banyak.

Model jarak muata ini mencoba memperkecil ukuran yang bertalian dengan jumlah
muatan dan jarak gerakan, dengan menggunakan persamaan;

C = Lij Dij
Dimana;

C = ukuran minimum

n = jumlah pusat/titik pekerjaan

Lij = jumlah muatan atau gerakan pekerjaan (i) ke (j)

Dij = jarak antara pusat kerja (i) ke (j)

2. Layout produk

Permasalah untama dalam perencanaan layout produk atau layout garis lurus
(assembly line) adalah mendapatkan jumlah tempat kegiatan dan tugas yang
dilaksanakan, sehingga bisa tercapai layout yang diiinginkan. Semuanya dikerjakan
sedemikian rupa, sehingga sumber sumber input dapat diminimumkan, oleh sebab
itu layout produk harus berdasarkan pada hal berikut.

 Rancangan yang ditik beratkan untuk mendapatkan kapasitas output yang


diinginkan.

 Urutan tugas kerja yang lancar dengan mempertimbangkan pekerjaan, apa


apa saja yang harus di dahulukan.

 Efisiensi output tanpa menggunakan sumber output yang tidak perlu.

 Untuk menganalisisnya digunakan model kapasitas, urutan dan fasilitas,


dengan kalkulasi berdasarkan persamaan.

1) Hasil maksimal harian perunit =

Waktu perhari yang tersedia

Daur waktu terpanjang yang diperlukan per unti output

2) Daur waktu untuk memenuhi kapasitas =


Waktu perhari yang tersedia

Jumlah unit produk perhari yang diinginkan

3) Kosongan waktu kerja per hari =

Daur kosong waktu yang tersedia perhari

Daur waktu untuk kapasitas

Detik per jam


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tata letak (layout) adalah susunan letak fasilitas operasional perusahaan,


baik yang ada didalam bangunan maupun yang ada diluar. Tata letak mencakup
desain dari bagian-bagian, pusat kerja dan peralatan yang membentuk proses
perubahan dari bahan mentah menjadi bahan jadi. Perencanaan tata letak
merupakan satu tahap dalam perencanaan fasilitas yang bertujuan untuk
mengembangkan suatu sistem produksi yang efisiesn dan efektif sehingga dapat
tercapainya suatu proses produksi dengan biaya yang paling ekonomis.

3.2 saran

Dalam menentukan tata letak, sebaiknya memperhatikan langkah – langkah berikut :

 Definisikan tujuan tata letak, dalam hal ini bisa berupa produk apa yang akan
dibuat dan berapa banyak.

 Memonitor jalannya pabrik dan mengevaluasi tata letak yang dioperasikan.

 Melakukan Optimasi Tata Letak - Optimasi tata letak diantara yang paling
banyak diperhatikan ada dua yakni ; minimasi ongkos penanganan material
pada tata letak proses (job shop) dan maksimasi efektifitas operator dengan
penyeimbangan lintas (line balancing) pada tata letak lintas produksi.

 Memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan – tujuan tata letak.

 Spesifikasikan aktifitas premier yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan


diatas, seperti aktifitas produksi ; yang meliputi identifikasi proses produksi,
mesin – mesin yang terlibat, jumlah mesin dan tenaga kerja pelaksana,
kapasitas produksi, kebutuhan gudang bahan baku dan barang jadi, dan
aspek perawatan mesin serta penanganan material.

 Spesifikasikan aktifitas sekunder yang mendukung aktifitas premier, seperti


parkir, kantor, ibadah/masjid, kantin, klinik , pengolah limbah/sampah, sarana
olahraga, satuan pengamanan, dan jalan – jalan kendaraan dilingkungan
pabrik serta taman – taman.
DAFTAR PUSTAKA

http://fachturengineering.blogspot.com/2012/11/tata-letak-proses.html

http://evanspervey.blogspot.com/2011/02/perancangan-tata-letak-pabrik.html

Anda mungkin juga menyukai