ANGGOTA:
Manajemen A
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jenderal Soedirman
Tahun 2018/2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan Dia penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya
dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ‘Strategi Tata Letak’
yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari penyusun maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan yang
pada akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Penyusun menyadari makalah ini mempunyai banyak kekurangan. Krtik dan saran yang
penyusun
2
Daftar Isi
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 5
1.3 Tujuan Makalah................................................................................................................ 5
BAB II ....................................................................................................................................... 6
Pembahasan .............................................................................................................................. 6
2.1 Jenis-Jenis Tata Letak ...................................................................................................... 6
2.2 Tata Letak Berulang dan Berorientasi Produk ............................................................... 16
BAB III.................................................................................................................................... 27
Penutup ................................................................................................................................... 27
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 27
3.2 Saran ............................................................................................................................... 27
3
BAB I
PENDAHULUAN
Bagi perusahaan jenis apapun, baik yang bergerak dalam manufaktur maupun jasa
tentulah menyadari bahwa kelangsungan hidup perusahaan lebih penting daripada sekedar
laba yang besar. Sekalipun untuk dapat terus bertahan (Going Concern), perusahaan
memerlukan keuntungan yang cukup. Selanjutnya untuk mendapatkan keuntungan tersebut,
produk yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan serta kepuasan konsumen
(harga, kualitas, pelayanan, dsb.).
Biasanya, masalah yang akan muncul dan harus dipertimbangkan adalah lokasi
dimana perusahaan itu berdiri dan letak dari departemen-departemen dari perusahaan
tersebut. Hal ini sangat penting, karena lokasi berdirinya perusahaan tersebut akan
mempengaruhi bukan saja komponen internal perusahaan, tetapi juga komponen eskternal
serta variabel-variabel penentu lain seperti biaya dan mata uang. Begitu juga dengan
perencanaan tata-letak yang tepat akan bermanfaat bagi efisiensi dan kelancaran aktivitas dari
perusahaan tersebut, sehingga beban atau biaya aliran material yang tidak diperlukan bisa
dihilangkan atau diminimalkan. Oleh karena itu, pada tugas makalah kelompok ini akan
membahas tentang strategi lokasi dan tata letak departemen sehingga dihasilkan tata-letak
yang mempunyai biaya aliran material yang kecil. Salah satu ujung dari masalah ini adalah
proses produksi yang harus baik dalam arti yang luas, agar output yang dihasilkan baik
berupa barang atau jasa, dapat mendukung kelangsungan hidup perusahaan.
Di satu sisi setelah proses produksi dan kehidupan perusahaan berjalan yang dengan baik,
perusahaan perlu menjaganya dengan baik, mengingat menjaga lebih sulit dari pada saat
mendirikannya. Dengan demikian proses dan kegiatan produksi sebagai dapurnya perusahaan
perlu dipelajari dengan seksama dan sungguh-sungguh sehingga sebuah perusahaan memiliki
devisi produksi yang solid dan dapat dipercaya sebagai tulang punggung kelangsungan hidup
perusahaan.
4
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dilakukan akan dibatasi pada hal-hal berikut:
5
BAB II
Pembahasan
Keputusan mengenai tata letak meliputi penempatan mesin pada tempat terbaik (dalam
pengaturan produksi), kantor, dan meja-meja (pada pengaturan kantor) atau pusat pelayanan
(dalam pengaturan rumah sakit atau departement store). Sebuah tata letak yang efektif
memfasilitasi terjadinya aliran bahan, manusia, dan informasi di dalam suatu wilayah dan
antarwilayah. Untuk mencapai tujuan ini, beragam pendekatan telah dikembangkan. Diantara
pendekatan-pendekatan tersebut yaitu:
1. Tata letak kantor: menempatkan para pekerja, peralatan mereka, dan ruangan/kantor
yang melancarkan aliran informasi.
2. Tata letak toko eceran: menempatkan rak-rak dan merespons perilaku pelanggan.
3. Tata letak gudang: memusatkan pada kelebihan serta kekurangan antara ruangan dan
sistem penanganan bahan.
4. Tata letak dengan posisi tetap: memenuhi persyaratan tata letak untuk proyek yang
besar dan memakan tempat seperti proses pembuatan kapal laut dan gedung.
5. Tata letak yang berorientasi proses: berhubungan dengan produksi dengan volume
rendah dan bervariasi tinggi (juga disebut ‘job shop’ atau produksi sesaat)
6. Tata letak sel kerja: menata mesin-mesin dan peralatan lain untuk fokus pada produksi
sebuah produk atau sekelompok produk yang berkaitan
7. Tata letak yang berorientasi produk: mencari utilisasi karyawan dan mesin yang
paling baik dalam produksi yang kontinu atau berulang.
Karena hanya beberapa dari ketujuh golongan ini yang dapat dimodelkan secara
matematis, tata letak dan desain dari fasilitas fisik masih seperti sebuah seni. Walaupun
demikian, telah diketahui bawha sebuah tata letak yang baik perlu menetapkan hal-hal
berikut:
6
Manajer operasi harus membuat perkiraan persyaratan ruang untuk setiap karyawan.
Manajemen juga harus mempertimbangkan ruang yang dibutuhkan untuk mengatasi
hal-hal seperti keamanan, kehilangan, debu, asap, serta ruang di sekitar peralatan dan
mesin.
Lingkungan hidup dan estetika. Pemikiran mengenai tata letak sering membutuhkan
keputusan mengenai jendela, tanaman, dan tinggi partisi untuk memfasilitasi aliran
udara, mengurangi kebisingan, menyediakan keleluasaan pribadi, dan lain-lain
Aliran informasi. Komunikasi sangat bagi setiap perusahaan dan harus dapat
difasilitasi oleh tata letak. Permasalahan ini mungkin membutuhkan keputusan
tentang jarak, juga keputusan akankah dibuat kantor pada ruangan terbuka dengan
menggunakan pembatas setengah badan atau kantor yang memberi keleluasaan
pribadi.
Biaya pergerakan antarwilayah kerja yang berbeda. Terdapat banyak pertimbangan
unik yang berkaitan dengan pemindahan bahan atau kepentingan beberapa wilayah
tertentu untuk didekatkan satu sama lain. Sebagai contoh, memindahkan leburan baja
akan lebih sulit dibandingkan dengan memindahkan baja dalam keadaan dingin.
Tata letak kantor (office layout) adalah cara mengelompokkan pekerja, perlengkapan
mereka, dan ruangan/kantor dengan mempertimbangkan kenyamanan dan keamanan yang
melancarkan aliran informasi. Walaupun pergerakan informasi meningkat menjadi elektronik
saat ini, analisis tata letak kantor masih memerlukan pendekatan yang berbasis tugas.
Perangkat yang bermanfaat untuk analisis tersebut adalah diagram hubungan (relationship
chart).
7
Diagram ini menyatakan kepala bidang pemasaran haruslah dekat dengan para desainer,
kurang dekat dengan sekretaris dan pusat data, serta tidak dekat sama sekali dengan ruang
fotokopi atau departemen keuangan. Di sisi lain, terdapat pertimbangan tata letak yang
bersifat umum (bisa diterapkan pada pabrik dan kantor). Pertimbangan ini berkaitan dengan
kondisi kerja, kerjasama tim, otoritas, dan status.
Pada tata letak kantor harus diperhatikan bahwa terdapat dua kecenderungan utama.
Pertama, teknologi seperti telepon genggam, ipod, fax, internet, laptop, dan PDA
menyebabkan tata letak semakin fleksibel dengan memindahkan informasi secara elektronik
dan memudahkan karyawan bekerja di luar situs kerjanya. Kedua, perusahaan modern
menciptakan kebutuhan dinamis akan ruang dan jasa.
Tata letak toko eceran (retail layout) adalah tentang bagaimana menempatkan rak-rak dan
merenspons perilaku pelanggan. Tata letak ini didasarkan pada ide bahwa penjualan dan
keuntungan bervariasi bergantung pada produk yang dapat menarik perhatian pelanggan.
Jadi, banyak manajer operasi toko eceran mencoba untuk memperhatikan produk-produk
mereka kepada pelanggan sebanyak mungkin. Semakin besar produk dapat dilihat oleh
pelanggan, penjualannya akan semakin meningkat, dan tingkat pengembalian investasinya
juga semakin tinggi. Manajer operasi dapat mengubah keduanya, baik dengan pengaturan
toko secara keseluruhan maupun alokasi tempat bagi beragam produk dalam pengaturan toko
tersebut.
Lima ide yang sangat berguna dalam menentukan pengaturan keseluruhan sebagian besar
toko, diantaranya:
a. Tempatkan barang-barang yang sering dibeli oleh pelanggan di sekitar batas luar toko.
Itulah sebabnya sering ditemukan produk yang berbahan dasar susu pada satu bagian
supermarket bersebelahan dengan produk roti dan kue-kue.
b. Gunakan lokasi yang strategis untuk barang-barang yang menarik dan memiliki
keuntungan besar.
c. Distribusikan barang-barang yang dikenal pedagang sebagai “produk andalan” -
(barang-barang yang menjadi alasan utama para pengunjung berbelanja) pada kedua
sisi lorong, dan letakkan mereka secara tersebar untuk menjadikan pengunjung
melihat lebih banyak barang lain.
d. Gunakan lokasi di ujung lorong karena mereka memiliki tingkat eksposur tinggi.
8
e. Sampaikan misi toko dengan memilih posisi bagian yang akan menjadi perhentian
pertama bagi pelanggan.
a. Kondisi yang berkenaan dengan lingkungan, yaitu karakteristik latar belakang seperti
pencahayaan, suara, bau, dan temperatur. Semua faktor ini memengaruhi karyawan
dan para pelanggan, serta memberikan dampak seberapa banyak pelanggan mau
mengeluarkan uang dan seberapa lama pelanggan ingin berada dalam gedung.
b. Tata letak yang luas dan mempunyai fungsi, meliputi rencana pola sirkulasi
pelanggan, karakteristik lorong, serta pengelompokan produk.
c. Tanda-tanda, simbol, dan artefak yang merupakan karakteristik desain bangunan yang
memiliki arti sosial.
3. Tata Letak Gudang dan Penyimpanan
Tujuan tata letak gudang (warehouse layout) adalah menemukan titik optimal di antara
biaya penanganan bahan dan biaya yang berkaitan dengan luas ruang dalam gudang. Sebagai
konsekuensinya, tugas manajemen adalah memkasimalkan penggunaan setiap “kotak” dalam
gudang yaitu memanfaatkan volume penuhnya sambil menjaga agar biaya penanganan
bahannya tetap rendah. Biaya penanganan bahan adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan
transportasi barang yang masuk, penyimpanan, dan transportasi bahan yang keluar untuk
dimasukkan ke gudang. Tata letak gudang yang efektif juga meminimalkan kerusakan bahan
dalam gudang.
Sebuah komponen penting dari tata letak gudang adalah hubungan anatara wilayah
penerimaan/bongkar dan wilayah pengiriman/muat. Desain fasilitas bergantung pada jenis
barang yang dibongkar, dari mana mereka dibongkar (truk, kerata, tongkang, dan
sebagainya), serta di mana mereka di muat. Pada beberapa perusahaan, fasilitas penerimaan
dan pengiriman sering berada di wilayah yang sama, terkadang dok penerimaan pada pagi
hari dan wilayah tersebut menjadi dok pengiriman pada sore hari.
9
Cross-Docking
Random Stocking
Kustomisasi
Gudang dapat menjadi tempat dimana nilai produk ditambahkan melalui kustomisasi.
Kustomisasi gudang biasanya merupakan cara yang baik dalam menghasilkan keunggulan
bersaing pada pasar di mana terdapat perubahan produknya terjadi sangat cepat. Gudang juga
dapat menyediakan label dan pengemasan yang terkustomisasi untuk pedagang eceran
sehingga barang yang datang dapat langsung dipajang.
Dalam tata letak dengan posisi tetap (fixed position layout), proyek tetap berada dalam
satu tempat, sementara para pekerja dan peralatan datang ke tempat tersebut. Teknik untuk
mengatasi tata letak dengan posisi tetap tidak dikembangkan dengan baik dan kerumitannya
bertambah karena adanya tiga faktor. Faktor pertama adalah terbatasnya tempat pada semua
10
lokasi produksi. Faktor kedua, setiap tahapan yang berbeda pada proses konstruksi
membutuhkan bahan yang berbeda. Oleh karena itu, banyak hal yang menjadi pesaing sejalan
dengan perkembangan proyeknya. Faktor ketiga, volume bahan yang dibutuhkan adalah
dinamis. Sebagai contoh, tingkat penggunaan panel baja untuk galangan kapal dapat berubah
sejalan dengan pekembangan proyek.
Dalam merancangtata letak yang berorientasi proses, taktik yang paling lazim digunakan
untuk menyusun departemen atau stasiun kerja adalah meminimalkan biaya penanganan
bahan. Dengan kata lain, departemen-departemen yang memiliki aliran komponen atau aliran
tenaga kerja yang banyak di antara mereka harus diletakkan berdekatan satu sama lain.
Dalam pendekatan ini, biaya penanganan bahan tergantung pada jumlah muatan (atau tenaga
kerja) yang harus dipindahkan di antara dua departemen dalam satu waktu, dan biaya
memindahkan muatan (atau tenaga kerja) yang berkaitan dengan jarak antardepartemen.
Biaya diasumsikan sebagai sebuah fungsi jarak antardepartemen. Tujuan dari fungsi ini dapat
dinyatakan sebagai berikut.
Biaya minimum = ∑𝑛 𝑛
𝑖=1 ∑𝑗=1 𝑋 ij𝐶 ij
Keterangan:
i, j = setiap departemen
11
Cij = biaya untuk memindahkan beban antara departemen i dan j
Contoh:
Manajer Walters Company ingin menata enam departemen di pabriknya sedemikian hingga
meminimalkan biaya penanganan bahan antardepartemen. Mereka membuat asumsi awal
bahwa setiap departemennya berukuran 20 x 20 kaki serta panjang dan lebar geudngnya
adalah 60 kaki dan 40 kaki.
Langkah 1: membuat “matriks dari-ke” yang menunjukkan aliran barang atau bahan dari satu
departemen ke departemen lain.
Aliran yang tinggi antara 1 dengan 3 dan 3 dengan 6 langsung terlihat. Departemen 1, 3, dan
6 haruslah terletak berdekatan.
Langkah 3: buat diagram sistematik awal yang menunjukkan urutan departemen yang harus
dilalui oleh komponen.
12
Langkah 4: tentukan biaya tata letak ini dengan menggunakan persamaan biaya penanganan
bahan
Walters Company mengasumsikan sebuah forklift dapat membawa semua barang yang hartus
dipindahkan dari satu departemen ke departemen lain. Biaya memindahkan beban di antara
departemen yang bersebelahan diperkirakan sebesar $1. Memindahkan beban
antardepartemen yang tidak bersebelahan diperkirakan sebesar $2. Biaya penanganan bahan
antara departemen 1 dan 2 adalah $50 ($1 x 50 beban), $200 antara departemen 1 dan 3 ($2 x
100 beban), $40 antara departemen 1 dan 6 ($2 x 20 beban), dan seterusnya. Ruangan yang
terletak diagonal seperti departemen 2 dan 4 dianggap bersebelahan.
Biaya minimum = ∑𝑛 𝑛
𝑖=1 ∑𝑗=1 𝑋 ij𝐶 ij
= $570
Langkah 5: dengan metode coba-coba, perbaiki tata letak yang sebelumnya dibuat untuk
menentukan penataan departemen yang cukup baik.
Kemungkinan yang terbuka adalah menukar tempat 1 dan 2. Penukaran ini mneyebabkan
grafik aliran interdepartemen yang menunjukkan pengurangan biaya hingga $480
Biaya = $50 + $100 + 30 + $60 + $50 + $10 + $40 + $100 + $50 = $48
13
Langkah 6: siapkan rencana terperinci untuk mengatur departemen-departemennya agar
sesuai dengan bentyuk bangunan dan wilayah yang tidak dapat dipindahkan. Tata letak yang
memungkinkan untuk walters company adalah:
6. Sel Kerja
Sel kerja (work cell) mengorganisasikan ulang tenaga kerja dan mesin yang biasanya
tersebar pada departemen yang beragam sehingga mereka dapat memusatkan perhatian dalam
membuat satu produk atau sekumpulan produk yang saling berkaitan. Sel kerja mempunyai
keunggulan sebagai berikut:
a. Mengurangi persediaan bahan setengah jadi karena sel kerja diatur untuk
menghasilkan keseimbangan aliran dari mesin ke mesin.
b. Ruang yang dibutuhkan lebih sedikit karena berkurangnya persediaan bahan
setengah jadi yang diperlukan di antara mesin
c. Mengurangi persediaan bahan baku dan barang jadi karena adanya bahan setengah
jadi yang lebih sedikit menyebabkan adanya pergerakan bahan yang lebih cepat
d. Mengurangi biaya tenaga kerja langsung karena meningkatnya komunikasi
antarpekerja, aliran bahan yang lebih baik, dan penjadwalan yang lebih baik.
e. Meningkatkan partisipasi pekerja dalam organisasi dan produk karena pekerja
dapat menerima tanggung jawab yang lebih dari kualitas produk yang dikaitkan
secara langsung kepada mereka dan sel kerja mereka.
f. Meningkatkan utilitasi peralatan dan mesin karena penjadwalan yang lebih baik
dan aliran bahan yang lebih cepat.
g. Mengurangi modal pada mesin dan peralatan karena tingkat pemanfaatan fasilitas
yang baik mengurangi jumlah mesin serta jumlah peralatan dan perangkat.
14
Sel kerja mempunyai syarat meliputi hal-hal berikut:
Jika sel kerja telah memiliki peralatan yang diperlukan dalam urutan yang benar,
maka sel kerja perlu untuk diisi dengan staff dan diseimbangkan. Produksi yang
efisien dalam sel kerja membutuhkan pengisian staf yang tepat. Hal ini melibatkan
dua langkah. Pertama, menentukan waktu takt, yaitu laju produksi barang yang
dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pelanggan.
Contoh:
Perusahaan Stephen Hall di Dyton membuat kaca spion mobil. Pelanggan besarnya
termasuk pabrik Honda yang ada di dekatnya. Honda memesan 600 kaca spion untuk
diantar setiap harinya dan sel kerja yang memproduksi cermin dijadwalkan untuk
bekerja 8 jam. Hall ingin menentukan waktu takt dan jumlah karyawan yang
dibutuhkan?
Jawab:
15
Waktu standar Perakitan Pengecatan Pengujian Pelabelan Pengemasan
yang
50 detik 45 detik 10 detik 20 detik 15 detik
dibutuhkan
= (50+45+10+20+15)/48
Tata letak berorientasi produk di organisasi kan di sekeliling produk atau kelompok
produk yang sama ber volume tinggi dan bervariasi rendah. Berikut asumsi yang digunakan:
Terdapat dua jenis tata letak yang berorientasi produk yaitu lini fabrikasi dan perakitan
lini fabrikasi membuat komponen seperti ban mobil atau komponen logam sebuah kulkas
yang pada beberapa mesin sedangkan lini perakitan meletakkan komponen yang dipublikasi
secara bersamaan pada sekumpulan Stasiun kerja kedua ini merupakan proses yang berulang
dan dalam kasus ini lini harus seimbang artinya waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan
suatu pekerjaan harus sama atau seimbang dengan waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan
pekerjaan pada mesin berikutnya pada lini fabrikasi sebagaimana waktu yang dihabiskan
pada stasiun kerja oleh seorang pekerja di lini perakitan.
16
Lini fabrikasi cenderung dipacu oleh mesin dan membutuhkan perubahan secara
mekanis dan rekayasa untuk memfasilitasi proses penyeimbangan di sisi lain Lini perakitan
cenderung dipacu oleh tugas yang diberikan kepada pekerja atau kepada Stasiun kerja karena
itu Lini perakitan dapat di seimbangkan dengan memindahkan satu tugas dari satu orang ke
orang lainnya
1. rendahnya biaya variabel per unit yang biasanya dikaitkan dengan produk yang
terstandarisasi dan bervolume tinggi.
2. Rendahnya biaya penanganan bahan.
3. Mengurangi persediaan barang setengah jadi.
4. Proses pelatihan dan pengawasan yang lebih mudah.
5. Hasil keluaran produknya lebih cepat
1. Dibutuhkan volume yang tinggi karena modal yang diperlukan untuk menjalankan
proses cukup besar.
2. Adanya pekerjaan yang harus terhenti pada setiap titik mengakibatkan seluruh seluruh
operasi pada Lini yang sama juga terganggu.
3. Fleksibilitas yang ada kurang saat menangani beragam produk atau tingkat produksi
yang berbeda.
Contoh Kasus:
Boeing ingin membuat diagram preseden untuk sebuah komponen pesawat elektrostatis yang
membutuhkan waktu perakitan total 66 menit. Adapun daftar tugas waktu perakitan, dan
langkah yang diperlukan untuk komponen adalah sebagai berikut:
17
Diagram Preseden (diagram yang membantu menstruktur lini perakitan dan stasiun
kerja, serta memudahkan memvisualisasikan langkah-langkah tugasnya) adalah sebagai
berikut:
Hitung unit yang perlu dihasilkan per hari (tingkat permintaan atau tingkat produksi)
dan bagi dengan waktu yang tersedia per hari (dalam menit atau detik). Kita peroleh
waktu siklus (cycle time), yaitu waktu maksimal dimana produk dapat tersedia pada
setiap stasiun kerja jika tingkat produksi tercapai:
o Dari contoh di atas. Misalnya Boeing menetapkan bahwa terdapat waktu kerja
produktif sebanyak 480 menit yang tersedia per hari. Jadwal produksi
mengharuskan 40 unit komponen sayap diselesaikan sebagai output dari lini
perakitan setiap harinya. Maka
Waktu siklus = waktu produksi yg tersedia per hari / unit yang dihaslkan per hari
= 480 menit /40 unit = 12 menit / unit
Hitung jumlah stasiun kerja minimal secara teoritis. Jumlah ini merupakan waktu
pengerjaan tugas total (waktu yg dibutuhkan utk membuat produk) dibagi dengan
waktu siklus. Pecahannya dibulatkan ke atas ke bilangan bulat terdekat.
o Jumlah stasiun kerja minimal = ∑ waktu untuk tugas i / waktu
siklus = 66 menit/ 12 = 5,5 atau 6 stasiun
18
Seimbangkan lini perakitan dengan memberikan tugas perakitan tertentu pada setiap
stasiun kerja. Keseimbangan yang efisien dapat melengkapi perakitan yang
dibutuhkan, mengikuti urutan yang telah ditentukan, dan menjaga supaya waktu
kosong pada setiap stasiun kerja tetap minimal. Berikut prosedur formal untuk
mengerjakan hal ini
o Mengidentifikasi daftar tugas utama
o Menghilangkan tugas-tugas yang telah dibrikan pada stasiun kerja tertentu
o Menghilangkan tugas-tugas yang memiliki hubungan preseden ang tidak data
dipenuhi
o Menghilangkan tugas-tugas yang tidak cukup waktuna untuk dilaksanakan
pada stasiun kerja.
o Menggunakan salah satu “heuristik” penyeimbang lini. Yaitu:
waktu pengerjaan terpanjang: Dari tugas-tugas yang ada, pilihlah tugas
dengan waktu pengerjaan terpanjang (terbesar)
Tugas yang sering diikuti: Dari tugas-tugas yang ada, plihlah tugas yan
memiliki banyak tugas yang mengikutinya
Bobot posisi berperingkat: Dari tugas-tugas yang ada, pilihlah tugas
dimana jumlah waktu dari tugas yang mengikutinya paling panjang.
Contoh dari kasus di atas bahwa bobot posisi berperingkat untuk tugas
C = 5(C) + 3(F) + 7(G) + 3(I) = 18, sementara untuk tugas D = 4(D) +
3(F) + 7(G) + 3(I) = 17. Oleh karena itu, C dipilih terlebih dahulu.
Waktu pengerjaan terpendek: Dari tugas-tugas yang ada, pilihlah tugas
dengan waktu pengerjaan terpendek.
Tugas dengan jumlah lanjutan yang paling sedikit: Dari tugas-tugas
yang ada, pilihlah tugas yang tugas lanjutannya paling sedikit.
19
Efisiensi Keseimbangan Lini
Manajer Operasi membandingkan tingkat efisiensi yang berbeda untuk stasiun kerja yang
berbeda. Dengan cara ini, perusahaan dapat menentukan sensitivitas lini produksi terhadap
perubahan dalam tingkat produksi dan penugasan stasiun kerja.
Dari kasus di atas kita gunakan heuristic tugas yang paling banyak diikuti.
Efisiensi = ∑ Waktu Tugas/ (jumlah stasiun kerja yg sebenarnya) x (waktu siklus terbesar)
= 66 menit /(6 stasiun) x (12 menit) = 66/72 = 91,7%
Perhatikan dengan membuka stasiun kerja ketujuh dengan alasan apa pun, efisiensi
keseimbangannya akan turun menjadi 78,6% (dengan asumsi setidaknya satu stasiun kerja
masih membutuhkan 12 menit)
20
Efisiensi = 66 menit / (7 stasiun) x (12 menit)
= 78,6%
Jadi untuk meningkatkan efisiensi, beberapa tugas perlu dibagi menjadi elemen-elemen yang
lebih kecil dan dialihkan ke tugas-tugas lain. Hal ini memfasilitasi Keseimbangan yang lebih
baik antara stasiun-stasiun kerja dan menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi.
21
Keterbatasan fisik yang diamati Daniel hanyalah keharusan untuk tetap menjaga pintu masuk
pada tempat yang sama. Semua departemen dapat dipindahkan ke daerah kerja yang berbeda
(yang Masing-masing berukuran 10 kaki persegi) jika analisis tata letaknya menunjukan
pemindahan ini akan menguntungkan.
Pertama, Daniel menganalisis catatan untuk menentukan jumlah perjalanan bahan antar
departemen rata-rata setiap bulan. Hal itu ditunjukan pada Gambar 2, Daniel menetapkan
tujuannya adalah menata ruangan -ruangannya sehingga dapat memindahkan pergerakan total
(jarak yang harus ditempuh) bahan dalam fasilitas. Ia menuliskan tujuannya sebagai:
22
Daniel berasumsi departemen yang bersebelahan, seperti pintu masuk (sekarang, di daerah
kerja A) dan tempat penerimaan (sekarang, di daerah kerja B) terpisah sejauh jarak 10 meter.
Dua departemen yang letaknya saling diagonal juga diperlakukan sebagaimana dua
departemen yang bersebelahan, seperti pintu masuk dan suku cadang (sekarang, di daerah
kerja C) atau pintu masuk dan ruang pemeriksaan (daerah G), berjarak 20 meter dan ruangan-
ruangan yang tidak bersebelahan seperti pintu masuk dan metalurgi (daerah D), bejarak 30
meter. (Disini 10 meter dianggap sebagai 10 unit biaya, 20 meter dianggap sebagai 20 unit
biaya dan 10 meter dianggap sebagai 10 unit biaya).
Dengan informasi diatas, lakukan penataan ulang tata letak Aero Maintenance untuk
meningkatkan efisiensi dari segi aliran bahan.
23
24
Contoh soal dengan penyelesaian 9.2
Lini perakitan yang aktivitasnya ditunjukan pada figur 9.19 memiliki waktu siklus 8 menit.
Gambarkan diagram pendahulunya dan cari jumlah stasiun kerja minimal yang
25
Jawaban:
Jumlah stasiun kerja minimal ecara teoritis = ∑ t i / Waktu Siklus
= 28 menit / 8 menit
= 3,5 atau 4 stasiun
Diagram pendahulu dan sebuah tata letak yang baik diperlihatkan pada Figur 9.19
Efisiensi = 28 menit / (4 stasiun) (8 menit)
= 87,5%
26
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Tata letak (layout) adalah susunan letak fasilitas operasional perusahaan, baik yang
ada didalam bangunan maupun yang ada diluar. Tata letak mencakup desain dari
bagian-bagian, pusat kerja dan peralatan yang membentuk proses perubahan dari bahan
mentah menjadi bahan jadi. Perencanaan tata letak merupakan satu tahap dalam
perencanaan fasilitas yang bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem produksi
yang efisiesn dan efektif sehingga dapat tercapainya suatu proses produksi dengan
biaya yang paling ekonomis.
3.2 Saran
27