Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perdagangan luar negeri merupakan salah satu aspek penting dalam perkonomian setiap
negara. Pada mulanya hubungan perdagangan hanya terbatas pada satu wilayah Negara yang
tertentu, tetapi dengan semakin berkembangnya arus perdagangan maka hubungan dagang
tersebut tidak hanya dilakukan antara para pengusaha dalam satu wilayah negara saja, tetapi
juga dengan para pedagang dari negara lain, tidak terkecuali Indonesia. Bahkan hubungan-
hubungan dagang tersebut semakin beraneka ragam, termasuk cara pembayarannya. Dewasa ini
tidak ada satu negara pun di dunia yang tidak melakukan hubungan dagang dengan pihak luar
negeri. Perekonomian setiap negara praktis sudah terbuka bagi dan terjalin dengan dunia
internasional. Begitu juga dengan Indonesia. Perdagangan luar negeri menjadi semakin
penting, bukan saja dalam kaitan dengan haluan pembangunan yang berorientasi ke luar, yakni
membidik masyarakat di negara- negara lain sebagai pasar hasil-hasil produksi dalam negeri,
tapi juga pengadaan barang-barang modal untuk memacu industry dalam negeri.

Kegiatan ekspor impor didasari oleh kondisi bahwa tidak ada suatu Negara yang benar-
benar mandiri karena satu sama lain saling membutuhkan dan saling mengisi. Setiap Negara
memiliki karakteristik yang berbeda, baik sumber daya alam, iklim, geografi, demografi,
struktur ekonomi dan struktur sosial. Perbedaan tersebut menyebabkan perbedaan komoditas
yang dihasilkan, komposisi biaya yang diperlukan, kualitas dan kuantitas produk.  secara
langsung atau tidak langsung membutuhkan pelaksanaan pertukaran barang dan  atau jasa
antara satu negara dengan negara lainnya. Maka dari itu antara negara-negara yang terdapat
didunia perlu terjalin suatu hubungan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan tiap-tiap negara
tersebut. Transakasi perdagangan  internasional yang lebih dikenal dengan istilah ekspor impor,
pada hakikatnya adalah suatu transaksi sederhana yang tidak lebih dari membeli dan menjual
barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat tinggal atau berdomisili dinegara-negara
yang berbeda. Namun dalam pertukaran barang dan jasa yang menyeberangi laut ataupun darat
ini memerlukan beberapa dokumen yang wajib disediakan untuk menjamin keberlangsungan
kegiatan ekspor ataupun impor tersebut. Maka dari itu penulis berminat untuk membahas
mengenai dokumen dokumen dalam ekspor ataupun impor.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan maslah yang dapat dirumuskan oleh penulis yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan dokumen ekspor impor ?
2. Apa yang dimaksud dengan Pemberitahuan Ekspor Barang?
3. Apa yang dimaksud dengan Pemberitahuan Impor Barang?
4. Bagaimana prosedur pengisian Pemberitahuan Ekspor Barang?
5. Bagaimana prosedur pengisian Pemberitahuan Impor Barang?

1
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari disusunnya makalah ini yaitu untuk mengetahui dokumen apa sajakah
yang dibutuhkan atau yang menjadi persyaratan untuk menjamin keberlangsungan kegiatan
ekspor ataupun impor.
D. MANFAAT
Adapun manfaat dari disusunnya makalah ini antara lain :
1. Mahasiswa dapat mengetahui jenis jenis dokumen yang diperlukan untuk menjamin
keberlangsungan kegiatan ekspor dan impor
2. Mahasiswa dapat mengetahui mengenai Pemberitahuan Ekspor Barang
3. Mahasiswa dapat mengetahui mengenai Pemberitahuan Impor Barang
4. Mahasiswa dapat mengetahui mengenai tata cara pengisian Pemberitahuan Ekspor
Barang
5. Mahasiswa dapat mengetahui mengenai tata cara pengisian Pemberitahuan Ekspor
Barang

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. DOKUMEN EKSPOR IMPOR

Semua jenis dokumen yang terdapat dalam perdagangan internasional (ekspor impor), baik
yang dikeluarkan pengusaha, perbankan, pelayaran, dan instansi lainnya mempunyai arti dan
peranan penting. Oleh sebab itu semua dokumen yang menyangkut kegiatan tersebut harus
dibuat dan diteliti dengan seksama.
Dokumen-dokumen dalam perdagangan internasional (ekspor impor tersebut dapat
dibedakan ke dalam tiga kelompok yaitu dokumen induk, dokumen penunjang dan dokumen
pembantu.
1. DOKUMEN INDUK
Yang dimaksud dengan dokumen induk adalah dokumen inti yang dikeluarkan oleh Badan
Pelaksana Utama Perdagangan internasional, yang memiliki fungsi sebagai alat pembuktian
pelaksanaan suatu transaksi.. Termasuk dalam dokumen ini antara lain :
a. Letter Of Credit ( L/C )
Suatu surat yang dikeluarkan oleh suatu bang atas permintaan importir yang ditujukan
kepada eksportir di luar negri yang menjadi relasi importir tersebut, yang memberikan hak
kepada eksportir itu untuk menarik wesel-wesel atas importir bersangkutan. Penjelasan
mengenai L/C telah dibahas pada bab sebelumnya (lihat bab5).
b. Bill Of Lading (B/L)
Surat tanda terima barang yang telah dimuat di dalam kapal laut yang juga merupakan
tanda bukti kepemilikan barang dan juga sebagai bukti adanya kontrak atau perjanjian
pengangkutan barang melalui laut. Penjelasan rinci tentang B/L telah diterangkan pada bab
sebelumnya (lihat bab 6).

c. Faktur (Invoice)
Adalah suatu dokumen yang penting dalam perdagangan, data-data dalam invoice akan
dapat diketahui berapa jumlah wesel yang akan dapat ditarik, jumlah penutupan asuransi, dan
penyelesaian segala macam bea masuk. Faktur (invoice) dapat dibedakan ke dalam tiga bentu
yaitu :
1) Proforma Invoice
Merupakan penawaran dalam bentuk faktur biasa dari penjual kepada pembeli yang
potensial juga merupakantawaran pada pembeli untuk menempatkan pesanannya yang
pasti dan sering dimintakan oleh pembeli supaya instansi yang berwenang di negara
importir akan memberikan izin impor.Faktu ini biasanya menyatakan syarat-syarat jual
beli dan harga barang sehingga segera setelah pembeli yang bersangkutan telah
menyetujui pesanan maka akan ada kontrak yang pasti.Penggunaan faktur ini juga
digunakan bilamana penyelesaian akan dilakukan dengan :
 Dengan pembayaran terlebih dahulu sebelum pengapalan.
 Atas dasar consignment

3
 Tergantung pada tender
2) Commercial Invoice
Nota perincian tentang keterangan jumlah barang-barang yang dijual dan harga dari
barang-barang tersebut serta perhitungan pembayaran. Faktur ini oleh penjual (eksportir)
ditujukan kepada pembeli (importir) yang nama dan alamatnya sesuai dengan yang
tercantum dalam L/C dan ditandatangani oleh yang berhak menandatangani.
3) Consular Invoice
Faktur yang dikeluarkan oleh instansi resmi yaitu kedutaanatau konsulat.Faktur ini
terkadang ditandatangani oleh konsul perdagangan negri pembeli, dibuat oleh eksportir
dan ditandatangani oleh konsul negara pembeli, atau dibuat dan ditandatangani negara
sahabatdari negara pembeli.
Peraturan-peraturan antar negara memiliki perbedaan antar satu dengan yang lainnya
tetang faktur ini, tetapi yang jelas kegunaan dari faktu ini antara lain untuk memeriksa
harga jual dibandingkan harga pasar yang sedang berlakudan untuk memastikan bahwa
tidak terjadi dumping, selain itu juga diperlukan untuk menghitung bea masuk di tempat
importir.
d. Dokumen (Polis) Asuransi
Surat bukti pertanggungan yang dikeluarkan perusahaan asuransi atas permintaan eksportir
maupun importir untuk menjamin keselamatan atas barang yang dikirim. Dokumen asuransi ini
penting karena dapat membuktikan bahwa barang-barang yang disebut di dalamny telah
diasuransi. Jenis-jenis resikoyang ditutup juga disebutkan dalam dokumen ini. Dokumen ini
menyatakan pihak mana yang meminta asuransi dan kepada siapa klaim dibayarkan.Setiap
asuransi wajib dibayar dengan valuta yang sama dengan L/C kecuali syarat-syarat L/C
menyatakan lain.
Besarnya asuransi tidak perlu sama dengan besarnya L/C, dapat lebih besar atau lebih kecil
tergantung pada jumlah penarikan, syarat-syarat pengapalan, atau syarat-syarat L/C.
Penggantian kerugian apabila terjadi kerusakan atau kehilangan akan dibayarkan senilai yang
dinyatakan dalam dokumen asuransi tersebut kepada eksportir juga kepada importirapabila
telah di endorse. Dokumen asuransi dapat dibuat atas nama pengasuransi, atas order bank, atas
nama pembawa.

2. DOKUMEN PENUNJANG
Dokumen yang dikeluarkan untuk memperkuat atau merinci keterangan yang terdapat
dalam dokumen induk, terutama faktur (invoice). Termasuk dalam dokumen ini antara lain :
a. Daftar Pengepakan ( Packing List)
Dokumen ini dibuat oleh eksportir yang menerangkan uraian dari barang-barang yang
dipak, dibungkus atau diikat dalam peti dan sebagainya dan biasanya diperlukan oleh bea cukai
untuk memudahkan pemeriksaan. Uraian barang tersebut meliputi jenis bahan pembungkus dan
cara mengepaknya. Dengan adanya packing list maka importir atau pemeriksa barang tidak
akan keliru untuk memastikan isinya. Nama dan uraian barang haruslah sama dengan seperti
tercantum dalam commercial invoice.

4
b. Surat Keterangan Asal ( Certificate Of Origin)
Surat pernyataan yang ditandatangani untuk membuktikan asal dari suatu barang,
digunakan untuk memperoleh fasilitas bea masuk atau sebagai alat penghitung kuota di negara
tujuan dan untuk mencegah masuknya barang dari negara terlarang.
c. Surat Keterangan Pemeriksaan (Certificate Of Inspection)
Keterangan tentang keadaan barang yang dimuat oleh independent surveyor, juru
pemeriksa barang atau badan resmi yang disahkan oleh pemerintah dan dikenal oleh dunia
perdagangan internasional, berfungsi sebagai jaminan atas mutu dan jumlah barang, ukuran dan
berat barang, keadaan barang, pengepakan barang, banyak isi pengepakan. Laporan yang
dibuat atas pemeriksaan kualitatif dan analitis didasarkan pada pemeriksaan sampling 2% dari
berat yang sebenarnya, dan merupakan dokumen yang disyaratkan L/C.
d. Sertifikat Mutu (Certificate Of Quality)
Keterangan yang dibuat berkaitan dengan hasil analisis barang-barang di laboratorium
perusahaan atau badan penelitian independen yang menyangkut mutu barang yang
diperdagangkan. Dalam hubungannya dengan hal tersebut di Indonesia berlaku peraturan yang
mengharuskan adanya standarisasi dan pengendalian mutu untuk barang-barang ekspor,yaitu
dengan menerbitkan sertifikat mutu (certificate of quality). Sertifikat ini wajib dimiliki oleh
setiap eksportir untuk keperluan persagangan apabila diminta oleh pembeli.
e. Sertifikat Mutu Dari Produsen (Manufacture’s Quality Certificate)
Dokumen ini lazimnya dibuat oleh produsen atau pabrik pembuat barang yang diekspor
atau supplier yang menguraikan tentang mutu dari barang-barang, termasuk penjelasan tentang
baru atau tidaknya barang dan apakah memenuhi standar barang yang ditetapkan. Dokumen ini
juga menunjukkan keterangan mengenai barang yang diproduksi oleh produsen yang membawa
merek dagangnya (trade mark).
f. Keterangan Timbangan (Weight Note)
Catatan yang berisi perincian berat dari tiap-tiap kemasan barang seperti yang tercantum
dalam commercial invoice. Keterangan berat dari barang-barang yang dikapalkan atas dasar
suatu L/C haruslah sama dengan yang tercantum pada dokumen-dokumen pengapalan.
Dokumen ini disamping untuk mengetahui berat barang , juga diperlukan untuk
mempersiapkan alat-alat pengangku barang pada saat pemeriksaan barang.
g. Daftar Ukuran (Measurement List)
Daftar yang berisi ukuran dan takaran dari tiap-tiap kemasan seperti panjang, tebal, garis
tengah serta volume barang. Ukuran dalam dokumen ini haruslah sama dengan syarat-syarat
yang tercantum dalam L/C. Volume pengepakan setiap barang tersebut diperlukan untuk
menghitung biaya angkut atau untuk keperluan persiapan barang.
h. Analisa Kimia (Chemical Analysis)
Pernyataan yang dikeluarkan oleh labotaturium kimia yang berisi komposisi kimiawi dari
suatu barang. Dokumen ini juga menjelaskan tentang bhan-bahan dan proporsi serta kandungan
bahan yang terdapat dalam barangyang diharuskan pemeriksaannya. Penelitian tersebut
dilakukan oleh badan analisa obat-obatan, dan bahan-bahan kimia.

5
i. Wesel ( Bill Of Exchange)
Sebuah alat pembayaran yang memberikan perintah yang tidak bersyarat dalam bentuk
tertulis, yang ditujukan oleh seseorang kepada orang lain. Pihak-pihak yang terlibat dalam
wesel antara lain
a. drawer = yang menandatangani wesel (penarik)
b. drawee = yang membayar (tertarik)
c. payee = yang menerima pembayaran
d. endorsee = pihak yang menerima perpindahan atau pengalihan wesel
Dalam sebuah wesel juga terdapat jangka waktu pembayaran yang dikenal dengan
istilahtenor wesel , yaitu jangka waktu pada saat mana sebuah wesel dapat dibayarkan yang
tercantum pada setiap wesel. Tenor dala sebuah wesel dapat dibedakan menjadi :
1) Sight draft : wesel yang dibayar pada saat diperlihatkan atau saat diminta pembayarannya.
2) Time (term/usance) draft : wesel berjangka yang dibayarkan setelah beberapa waktu
kemudian, dibedakan atas : time sight draft (wesel yang pembayarannya harus dilakukan pada
waktu tertentu setelah wesel diajukan atu di aksep), time date draft (wesel yang harus dibayar
pada tanggal tertentu yang telah ditetapkan misalnya 30 hari setelah pengapalan.

3. DOKUMEN PEMBANTU
Merupakan dokumen yang diperlukan untuk membantu para pelaksana dalam
menjalankantugas lanjutan, tergantung pada kondisi dan jenis barang ekspor yang
bersangkutan. Contohnya:
1. Instruction Manual
Insruction Manual adalah suatu dokumen komunikasi teknis yang bertujuan memberikan
bantuan untuk penggunaan suatu sistem, terutama dikaitkan dengan peranti
elektronik serta perangkat keras dan lunak komputer.
Pada umumnya, manual pengguna mengandung panduan tertulis dan gambar terkait.
Contohnya adalah manual aplikasi komputer. Manual aplikasi computer biasanya
menyertakan cuplikan layar tampilan program, sedangkan manual perangkat keras umumnya
menyertakan diagram yang jelas dan disederhanakan.

2. Delivery Order (D/O)


Delivery order merupakan dokumen impor yang berisi pernyataan penyerahan barang dari
pihak pengangkut kepada importir. Delivery order diterima importir setelah importir
menyerahkan bill of lading yang ada di dalam paket barangnya kepada pihak pengangkut.

3. Warehouse Receipt
Resi gudang atau dalam bahasa asing disebut warehouse receipt adalah dokumen bukti
kepemilikan barang yang disimpan di suatu gudang terdaftar secara khusus yang diterbitkan
oleh pengelola gudang itu. Gudang di sini artinya bisa macam-macam, tergantung komoditas
yang disimpan, mulai dari, coklat, kopi, beras, hingga minyak sawit(crude palm oil-cpo). Resi
gudang ini nantinya bisa digunakan sebagai jaminan atas kredit dari perbankan. Oleh karena
resi gudang merupakan bukti kepemilikan, maka resi gudang ini dapat diperdagangkan,
6
diperjual belikan, dipertukarkan, ataupun digunakan sebagai jaminan bagi pinjaman, maupun
dapat digunakan untuk penyerahan barang dalam transaksi derivatif seperti halnya kontrak
berjangka (futures contract).
4. Trust Receipt
Fasilitas kredit modal kerja yang diberikan kepada debitur importir untuk pembayaran atau
pelunasan L/C Sight atau SKBDN atas unjuk yang diterbitkan melalui lembaga perbankan
dengan sumber dana dari lembaga perbankan tersebut. 

B. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)


Eksportir wajib memberitahukan barang yang akan diekspor ke kantor pabean pemuatan
dengan menggunakan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB). Pengurusan PEB di kantor pabean
dapat dilakukan sendiri oleh eksportir atau dikuasakan kepada Pengusaha Pengurusan Jasa
Kepabeanan (PPJK), yaitu badan usaha yang melakukan kegiatan pengurusan pemenuhan
kewajiban pabean untuk dan atas kuasa importir atau eksportir.
PEB ditetapkan dengan kode BC 3.0 dan dapat disampaikan dalam bentuk tulisan di atas
formulir atau dalam bentuk data elektronik PEB dibuat dengan ketentuan:
 Menggunakan kertas berukuran A4 (210 x 297 mm);
 Terdiri atas satu lembar pemberitahuan dan dapat disertai lembar lanjutan serta
lembar lampiran, yang terdiri atas:

o lembar lanjutan, merupakan lembar yang digunakan dalam hal


pemberitahuan ekspor barang berisi lebih dari satu pos tarif dan/atau lebih
dari satu uraian jenis barang;

o lembar lanjutan peti kemas, merupakan lembar lampiran data peti kemas
yang hanya dipergunakan dalam hal jumlah peti kemas yang diberitahukan
lebih dari satu;

o lembar lanjutan dokumen pelengkap pabean;

o lembar lampiran untuk barang ekspor yang mendapat kemudahan impor


tujuan ekspor yang digabung dengan barang lain;

 Dalam 3 (tiga) rangkap dengan peruntukan:

o Kantor Pabean;

o Badan Pusat Statistik (BPS);

o Bank Indonesia (BI);

Pemberitahuan Ekspor Barang harus diisi secara lengkap dengan menggunakan Bahasa
Indonesia, huruf latin, dan angka arab. Pengisian Pemberitahuan Ekspor Barang dapat
menggunakan Bahasa Inggris dalam hal:
7
 penyebutan nama tempat atau alamat;
 penyebutan nama orang atau badan hukum;

 penyebutan uraian jenis barang ekspor yang tidak ada padanan katanya dalam
Bahasa Indonesia;

 penyebutan uraian jenis barang ekspor yang ada padanan katanya dalam Bahasa
Indonesia, tetapi perlu menyebutkan istilah teknis dalam Bahasa Inggris terkait
dengan istilah yang dikenal secara internasional.

PEB tidak wajib atas ekspor:


 Barang pribadi penumpang;
 Barang awak sarana pengangkut;

 Barang pelintas batas;

 Barang kiriman melalui PT. Pos Indonesia dengan berat tidak melebihi 100 (seratus)
kilogram.

BC PEMBERITAHUAN
A. KANTOR PABEAN Halaman ......
dariDA
H. KOLOM KHUSUS BEA ......
1 Nomor
B. JENIS EKSPOR
2Pendaftaran
Nomor BC 1.1
Tanggal
Pos/ Sub Pos
EKSPORTIR PENERIMA
F. DATA PEMBERITAHUAN

1 Identitas 7 Nama
2 Nama 8 Alamat
3 Alamat
PPJK
9 NPWP
5 Status
6 No & Tgl TDP
Nama
10

DATA PENGANGKUTAN DATA PELABUHAN


13 Cara Pengangkutan 18 Pelabuhan Muat Asal
14 Nama Sarana Pengangkut 19 Pelabuhan Muat Ekspor
15 Nomor Pengangkut (Voy/ Flight) 20 Pelabuhan Transit LN
16 Bendera Sarana Pengangkut 21 Pelabuhan Bongkar
17 Tanggal Perkiraan Ekspor
DOKUMEN PELENGKAP PABEAN DATA TEMPAT PEMERIKSAAN
22 Nomor & Tgl Invoice 24 Lokasi Pemeriksaan
DATA PERDAGANGAN
26 Daerah Asal Barang
27 Negara Tujuan Ekspor 28 Cara Penyerahan Brg
DATA TRANSAKSI EKSPOR
29 Jenis 31 Asuransi
Valuta
DATA PETI KEMAS (LN/ DN)KEMASAN
DATA
33 Peti Kemas 37 Jenis Kemasan
34 Status Peti Kemas 38 Jumlah Kemasan
35 Jumlah Peti Kemas 39 Merek Kemasan
DATA BARANG EKSPOR
40 Volume 41 Berat 42 Berat
43 44 Pos tarif/ HS, 45 HE barang 46 Jumlah & 47 - Perizinan 48 Jumlah
No uraian jumlah dan dan Tarif jenis satuan, Ekspor Nilai

8
DATA PENERIMAAN NEGARA
50 Nilai BK
49 Nilai tukar mata uang
G. TANDA TANGAN EKSPORTIR/ I.dalam
BUKTIrupiah
yang
PPJKdiberitahukan dalam Pemberitahuan PEMBAYARAN
Ekspor Barang ini.
................................ Tgl. ..........................

(.........................................) (........................)
Gambar 1.0 Tampilan Pemberitahuan Ekspor Barang

C. PETUNJUK PENGISIAN PEMBERITAHUAN EKSPOR BARANG (PEB)

1. Setiap Pemberitahuan hanya diperuntukkan bagi satu pengirim dan satu penerima;

2. Setiap Pemberitahuan dapat berisi lebih dari satu Jenis barang;

3. Dalam hal ruang untuk data barang tidak mencukupi, dapat dibuatkan lembar lanjutan
yang hanya berisi data angka 28 s.d. 32 dengan diberikan tanda tangan, nama jelas dan
cap perusahaan pada setiap lembar halaman lanjutan;

4. Tatacara pengisian data uang dengan angka :

- untuk memisahkan angka ribuan diberi tanda titik;

- untuk memisahkan angka pecahan desimal diberi tanda koma dan 2(dua) digit
dibelakang koma.

5. Alamat eksportir, penerima/ pembeli dan PPJK harus diisi dengan lengkap dan tidak
diperkenankan hanya mencantumkan nomor kotak pos (PO. BOX)

6. Pengisian kolom-kolom BC 3.0 adalah sebagai berikut :

Kantor Pabean :

Diisi nama Kantor Pabean tempat diajukannya PEB dan diisikan kode sebanyak 6 digit
(sesuai tabel kode kantor pabean) pada kotak yang tersedia.

Nomor Pengajuan :

Diisi dengan tiga kelompok data yang berupa :

- Kode pengguna yang diberikan oleh Bea dan Cukai;

- Tanggal pengajuan/pembuatan PEB;

9
- Nomor pengajuan / pembuatan PEB dari yang bersangkutan

A. Jenis PEB :

Diisi angka 1 pada kotak yang tersedia untuk PEB biasa atau angka 2 pada kotak yang
tersedia untuk PEB Berkala.

PEB Biasa adalah PEB yang diajukan untuk setiap kali pengeksporan.
PEB Berkala adalah PEB yang diajukan untuk seluruh transaksi ekspor dalam periode waktu
tertentu.

B. Jenis Barang Ekspor :

Diisi pada kotak yang disediakan angka :

1. untuk barang ekspor umum, atau


2. untuk barang ekspor terkena Bea Keluar, atau
3. untuk barang ekspor yang mendapat kemudahan impor, atau
4. untuk barang ekspor tertentu, atau
5. untuk barang ekspor dari Tempat Penimbunan Berikat (TPB);

Jika barang ekspornya termasuk barang ekspor tertentu, disamping mengisi angka 4 pada
kotak yang disediakan, juga harus mengisi kotak untuk rincian barang ekspor tertentu dengan
huruf serta diisikan uraian barang ekspor tertentu tersebut dibelakang kotak tersebut :

a. untuk barang kiriman, atau


b. untuk barang pindahan, atau
c. untuk barang diplomatik, atau
d. untuk barang keperluan misi keagamaan, kemanusiaan, olah raga, kesenian, kebudayaan
dan pendidikan, atau
e. untuk barang diekspor kembali, atau
f. untuk barang diimpor kembali, atau
g. untuk barang cinderamata, atau
h. untuk barang contoh, atau
i. untuk barang keperluan penelitian, atau
j. untuk barang Badan Internasional beserta pejabatnya.

Jika barang ekspornya termasuk barang ekspor termasuk jenis barang ekspor dari TPB,
disamping mengisi angka 5 pada kotak yang disediakan, juga harus mengisi kotak untuk kode
gate/pintu yang dilalui pada saat barang dimasukan atau dikeluarkan dari TPB.

10
C. Cara Perdagangan :

Diisi pada kotak yang disediakan angka :


1. untuk cara perdagangan biasa
2. untuk cara perdagangan imbal dagang
D. Cara Pembayaran :

Diisi pada kotak yang disediakan kode cara pembayaran serta uraiannya dibelakang kotak
tersebut :

1. untuk pembayaran dilakukan di muka, atau


2. untuk pembayaran dengan Sight Letter of Credit, atau
3. untuk pembayaran dilakukan dengan Wesel Inkaso, atau
4. untuk pembayaran dilakukan dengan Perhitungan kemudian,atau
5. untuk pembayaran dilakukan dengan konsinyasi, atau
6. untuk pembayaran dilakukan dengan Usance Letter of Credit,atau
7. untuk pembayaran dilakukan dengan lainnya

D. Data Pemberitahuan :

1. Identitas eksportir : NPWP/Paspor/KTP/Lainnya.


Diberi tanda “xxxxx” (coret) bagi identitas yang tidak dipergunakan. (dalam hal dipergunakan
NPWP, maka Paspor, KTP, dan Lainnya dicoret)
Diisi Nomor identitas Importir (dalam hal identitasnya NPWP, diisi Nomor Pokok Wajib
Pajak Importir)
2. Nama, Alamat Eksportir :
Diisi nama dan alamat lengkap eksportir.
3. No. & Tgl SIUP : Status
Diisi nomor dan tanggal surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau Surat Izin yang
dikeluarkan oleh Departemen Teknis / Lembaga Pemerintah Non Departemen dan tanggal
pengeluaran
Diisi pada kotak yang disediakan kode status perusahaan serta uraiannya dibelakang kotak
tersebut :
10 untuk Koperasi, atau
20 untuk PMDN (migas), atau
21 untuk PMDN (non migas), atau
22 30 untuk PMA (migas), atau
31 untuk PMA (non migas), atau
40 untuk BUMN, atau
50 untuk BUMD, atau
60 untuk Perorangan, atau

11
90 untuk lainnya

4. Nama, Alamat Penerima/Pembeli :


Diisi :

- nama dan alamat lengkap penerima/pembeli barang di luar negeri

- kode negaranya sesuai dengan tabel kode negara pada kotak yang tersedia.

5. NPWP PPJK
Diisi Nomor Pokok Wajib Pajak Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK).

6. Nama, Alamat PPJK :


Diisi Nama dan Alamat lengkap PPJK.

7. No & Tgl. Surat Izin PPJK :


Diisi kode kantor yang mengeluarkan Surat Izin Usaha Jasa Kepabeanan, nomor izin, dan
tanggal pengeluaran izin pada 3 (tiga) kotak yang tersedia.

8. Cara Pengangkutan : 1. Laut; 2.Kereta Api, 3.Jalan Raya, 4.Udara ,... 9.Lainnya
Diisi kode pengangkutan pada kotak yang tersedia :
1. untuk pengangkutan menggunakan sarana pengangkutan laut,
2. untuk pengangkutan menggunakan sarana pengangkutan kereta api,
3. untuk pengangkutan menggunakan sarana pengangkutan jalan raya,
4. untuk pengangkutan menggunakan sarana pengangkutan udara,
5. untuk pengangkutan menggunakan pos,
6. untuk pengangkutan menggunakan multimoda transportasi,
7. untuk pengangkutan menggunakan instalasi / pipa,
8. untuk pengangkutan menggunakan angkutan sungai, atau
9. untuk pengangkutan menggunakan sarana pengangkutan lainnya (lain dari 1 s/d 8).

9. Perkiraan Tgl.Ekspor :
Diisi tanggal/bulan/tahun keberangkatan sarana pengangkut.

10. Nama Sarana Pengangkut & No. Voy/Flight :


Diisi :

nama sarana pengangkut,

nomor Voy(Voyage) untuk angkutan laut atau nomor flight untuk angkutan udara,

bendera kapal

11. Pelabuhan Muat :


Diisi :

12
nama pelabuhan muat barang,

kode lokasi/pelabuhan muat sesuai table kode lokasi/pelabuhan pada kotak yang tersedia.

12. Pelabuhan Bongkar :


Diisi :

nama pelabuhan dan negara bongkar,

kode lokasi/pelabuhan bongkar sesuai table kode lokasi/pelabuhan pada kotak yang tersedia.

13. Pelabuhan Transit DN :


Diisi dalam hal ada :

pelabuhan transit dan negara bongkar,

kode lokasi/pelabuhan transit pada kotak yang disediakan.

14. Invoice No : Tgl :


Diisi nomor dan tanggal invoice.

15. Lokasi Pemeriksaan :


1. Kawasan Pabean
2. Luar Kawasan Pabean, Tgl : Kantor Pabean :
Dalam hal ditetapkan perlu pemeriksaan fisik, diisi lokasi pemeriksaan yang
diinginkan dengan angka :
1. untuk pemeriksaan di Kawasan Pabean;
2. untuk pemeriksaan di luar Kawasan Pabean.
Dalam hal pemeriksaan fisik dilakukan di luar Kawasan Pabean, diisi tanggal pelaksanaan
pemeriksaan fisik dan kantor pabean yang mengawasi serta kode Kantornya.

16. Daerah Asal Brg. :


Diisi nama propinsi/Kabupaten/kota asal barang sertakoda daerah pada kotak yang tersedia
sesuai tabel.

17. Neg. Tujuan :


Diisi nama negara tujuan serta kode negara pada kotak yang tersedia:

18. Izin Khusus : SIE: No.Tgl

KARANTINA : No.Tgl
SM/SPM: No.Tgl
Lain-lain: No.Tgl
Diisi nomor dan tanggal :

13
- Surat izin ekspor

- Surat izin yang dikeluarkan KARANTINA;

- SM/SPM untuk Sertifikat Mutu/Surat Pernyataan Mutu; atau

- Lainnya, misalnya ekspor barang kena cukai (BKC) diisi izin ekspor BKC (CK-8).

Keterangan :
Dalam hal barang ekspor lebih dari satu jenis dan lebih dari satu pos tarif, maka angka 18
lembar pertama diisi kata-kata “Lhat Lembar Lanjutan”, kemudian pada angka 29 Lembar
Lanjutan diisi masing-masing izin khusus yang bersangkutan.

19. Cara Penyerahan Brg. :


Diisi cara penyerahan barang sebagaimana tercantum dalam kontrak penjualan,
dengan menggunakan istilah INCOTERM (sebanyak 3 digit) dalam kotak yang
tersedia.

20. Valuta :

Diisi jenis valuta yang dipergunakan dalam nilai FOB pada kotak yang tersedia.

21. Freight :
Diisi nilai freight barang ekspor yang bersangkutan dalam valuta asing sebagaimana
tercantum dalam angka 20.

22. Asuransi :
Diisi nilai asuransi barang ekspor yang bersangkutan dalam valuta asing sebagaimana dalam
angka 20.

23. FOB :
Diisi nilai total FOB dalam valuta asing sebagaimana tercantum pada angka 20
Keterangan
Dalam hal jenis barang ekspor lebih dari satu jenis dan lebih dari satu pos tarif/ pembebanan
BK, maka total FOB atau rekapitulasi diisi pada angka 23 lembar pertama, sedangkan
perinciannnya diisi pada angka 32 Lembar Lanjutan per jenis barang/pos tarif.

24. Merek dan No. Kemasan serta No. dan jumlah Peti Kemas :
Diisi merek dan nomor kemasan yang tercantum pada koli/pengemas yang bersangkutan.
Dalam hal barang diangkut dengan peti kemas, selain diisi merek dan nomor kemasan yang
tercantum pada koli/pengemas bersangkutan juga diisi nomor dan jumlah peti kemas.

14
25. Jumlah dan Jenis Kemasan :
Diisi dengan jumlah dan jenis kemasan atau jumlah dan jenis pengemas barang ekspor.
Apabila jenis kemasannya lebih dari satu, agar dicantumkan dalam jenis kemasan package.

26. Berat Kotor (Kg) :


Diisi berat kotor (bruto) dalam kilogram (kg) keseluruhan barang ekspor yang bersangkutan.

27. Berat Bersih (Kg) :


Diisi berat bersih (netto) dalam kilogram (kg) atas keseluruhan barang ekspor yang
bersangkutan.
Keterangan :
Dalam hal ini jenis barang ekspor lebih dari satu jenis dan lebih dari satu pos
tarif/pembebanan BK, maka total berat beras bersih atau rekapitulasinya diisi pada angka 27
Lembar Pertama, sedangkan berat bersih tiap jenis barang atau pos tarif/pembebanan BK
dirinci pada angka 31 Lembar Lanjutan.

Angka 28 s.d. 32 diisi data dari setiap jenis barang yang terdapat dalam Lembar Pertama dan
Lembar Lanjutan.

28. No. :
Diisi sesuai dengan nomor urut.
Keterangan :
Dalam hal jenis barang ekspor lebih dari satu jenis dan lebih darisatu pos tarif, maka nomor
urutnya dirinci pada angka 28 Lembar Lanjutan, sedangkan pada lembar pertama untuk amgka
28 s.d. 32 cukup diberi catatan : ……( tulis angka dengan huruf ) jenis barang, lihat lembar
lanjutan.

29. - Pos Tarif/HS :


Diisi kode pos tarif (HS) barang sesuai dengan klarifikasi barang yang bersangkutan.
- Uraian jenis barang secara lengkap, merek, tipe, ukuran, spesifikasi lainnya dan kode barang :
Diisi uraian jenis barang ekspor berikut merk, ukuran, spesifikasi lainnya sedemikian rupa
sehingga dapat digunakan untuk menetapkan klasifikasi.
Diisi kode barang dalam hal barang ekspor berasal berasal dari TPB dan/ atau yang mendapat
kemudahan ekspor sesuai kode barang dari masing-masing perusahaan.
Keterangan :
Dalam hal barang ekspor lebih dari satu pos tarif dan/atau lebih dari satu uraian jenis barang,
maka angka 29 lembar pertama diisi kata-kata “Lihat Lembar Lanjutan”. Kemudian pada
angka 29 lembar Lanjutan diisi masing-masng pos tarif dan/atau masing- masing uraian jenis
barang.
Yang dimaksud dengan kode barang adalah kode barang hasil produksi dalam hal ekspor dari
Kawasan Berikat dan ekspor yang mendapat kemudahan ekspor.

15
Sedangkan dalam hal ekspor dari Gudang Berikut adalah kode barang yang sama pada saat
penerimaan.

30. HPE Barang pada tgl. Pendaftaran : PE (% atau lainnya)


Diisi pada kolom yang disediakan dengan:
a. harga ekspor barang persatuan barang; dan
b. tarif bea keluar;
pada tanggal pendaftaran pemberitahuan ekspor barang.

Harga ekspor dan tarif bea keluar yang diisi pada kolom ini adalah harga ekspor dan tarif
sesuai Keputusan Menteri Keuangan yang berlaku.
Dalam hal harga ekspor dan tarif BK berbeda untuk beberapa jenis barang ekspor, lembar
pertama tidak diisi tetapi dirinci pada Lembar Lanjutan.
Dalam hal barang ekspor tidak terkena BK, maka kolom ini dikosongkan dan diberi tanda
“----“.

Keterangan :
Apabila tarif BK berbeda untuk beberapa jenis barang ekspor, lembar pertama tidak diisi
tetapi dirinci pada Lembar Lanjutan. Jika barang ekspor tersebut tidak terkena BK, kolom
yang bersangkutan agar diisi dengan tanda “-“.
31. - Jumlah & Jenis Satuan :
Diisi dengan jumlah dan jenis barang menurut satuan barang, uraian dan kode satuan barang
ekspor yang bersangkutan dengan berpedoman kepada dasar harga transaksi ekspor, sebagai
misal per piece (pce), per ton, per drum.
Kode satuan barang terdapat pada Tabel Satuan, yang wajib diisikan pada kotak yang telah
disediakan.
- Berat bersih (Kg) :
Diisi berat bersih (netto) dalam kilogram. Keterangan :
Dalam hal lebih dari satu jenis satuan barang, maka diisi di lembar
pertama rekapitulasi jumlah dan jenis satuan barang yang bersangkutan, sedangkan
perinciannya diisi pada angka 31 Lembar Lanjutan.

32. Jumlah Nilai FOB :


Diisi Nilai FOB barang ekspor yang bersangkutan.

33. Nilai PE dalam Rupiah :


Diisi jumlah Rupiah keseluruhan hasil perhitungan BK ke dalam kotak.
Keterangan :
- Dalam hal terdiri dari beberapa jenis barang yang terkena/dibayar BK, jumlah Rupiah hasil
perhitungan BK agar diisikan pada halaman rekapitulasi (lembar pertama).
- Jika barang ekspor tersebut tidak terkena BK, kotak yang bersangkutan agar diisi dengan
tanda “----”.

16
D. Pemberitahuan Impor Barang (PEB)
Pemberitahuan Impor Barang (PIB) adalah pemberitahuan oleh pemberitahu atas barang
yang akan diimpor berdasarkan dokumen pelengkap Pabean sesuai prinsip self asessment.
Bentuk dan isi PIB berukuran A4 (201 x 297 mm). Pengadaan formulir PIB dapat dilakukan
oleh umum.

PIB dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dengan ketentuan sebagai berikut :

 lembar asli untuk Pengeluaran Barang;

 lembar kedua untuk BPS Jakarta;

 lembar ketiga untuk Bank Indonesia bagian Pengolahan Data dan Informasi
Ekonomi dan Moneter.

Dalam hal diperlukan, pemberitahu dapat membuat lembar copy tambahan sesuai kebutuhan.
Lembar tambahan merupakan copy lembar asli dengan tanda tangan asli.

17
E. PETUNJUK PENGISIAN PEMBERITAHUAN EKSPOR BARANG (PEB)

1. Setiap Pemberitahuan hanya diperuntukkan bagi satu Pengirim dan satu Penerima.
2. Setiap Pemberitahuan dapat berisi lebih dari satu Jenis Barang;

18
3. Dalam hal ruang untuk data barang tidak mencukupi, dapat dibuatkan Lembar Lanjutan
yang hanya berisi data angka 31 s.d. 36 dengan diberikan tanda tangan, nama jelas dan cap
perusahaan pada setiap lembar halaman lanjutan;

4. Tatacara pengisian kolom Importir dan Pemilik Barang :


a. Kolom Importir dan kolom Pemilik Barang wajib diisi (mandatory);
b. Dalam hal Importir melakukan impor barang untuk dan atas kepentingan sendiri (impor
atas biaya sendiri), maka kolom Importir dan kolom Pemilik Barang, diisi dengan data
yang sama (Identitas Importir sama dengan Identitas Pemilik Barang);
c. Dalam hal Importir melakukan impor barang untuk dan atas kepentingan Pemilik
Barang (impor atas dasar inden), maka kolom Importir diisi dengan identitas pihak yang
melakukan impor barang dan kolom Pemilik Barang diisi dengan identitas pihak yang
menyuruh importir melakukan impor barang “untuk dan atas kepentingannya”.
5. Tata cara pengisian data uang dengan angka untuk memisahkan angka ribuan diberi tanda
titik dan untuk memisahkan angka pecahan desimal diberi tanda koma dan dua digit
dibelakang koma.
6. Alamat Pemasok, Importir, dan PPJK harus diisi dengan lengkap dan tidak diperkenankan
hanya mencantumkan nomor Kotak Pos (PO. BOX)
7. Pada bagian kanan atas lembar pertama dan lembar lanjutan harus diisi halaman ke berapa
dari jumlah keseluruhan halaman.
8. Pengisian kolom-kolom Pemberitahuan Impor Barang adalah sebagai berikut : Kantor
Pabean: Diisi pada kolom yang disediakan dengan nama dan kode kantor pabean tempat
didaftarkannya Pemberitahuan Impor Barang. Kantor Pabean: KPPBC Madya Tanjung
Perak 070100 Nomor Pengajuan: Diisi oleh pemberitahu dengan nomor pengajuan yang
terdiri dari 26 digit. Dalam hal penyampaian Formulir Pemberitahuan Pabean dengan
menggunakan media disket atau secara PDE (Pertukaran Data Elektronik), maka Nomor
Pengajuan diisi dengan empat kelompok data yang berupa:
a. Kode Kantor Pabean yang memberikan Modul Aplikasi Formulir Pemberitahuan
Pabean;
b. Nomor Register dari Modul Aplikasi yang diberikan oleh Kantor Pabean;
c. Tanggal pembuatan Formulir Pemberitahuan Pabean dengan format ”YYYYMMDD”;
d. Nomor pembuatan Formulir Pemberitahuan Pabean. Dalam hal penyampaian
Pemberitahuan Impor Barang menggunakan tulisan di atas formulir, maka nomor
pengajuan diisi dengan tiga kelompok data yang berupa :
a) Kode pengguna yang diberikan oleh Bea dan Cukai;
b) Nomor pengajuan / pembuatan PIB dari yang bersangkutan;
c) Tanggal pengajuan/pembuatan PIB. Contoh : Kode pengguna 990111; Nomor
pengajuan = 1125; Tanggal Pengajuan 1 Juni 2008 Nomor Pengajuan : 990111 1125
01/06/2008

a. Jenis PIB
19
Diisi pada kolom yang disediakan dengan kode dan jenis PIB yang terdiri atas:
a. jenis PIB biasa (Kode 1);
b. jenis PIB berkala (Kode 2); dan
c. jenis PIB penyelesaian (Kode 3).
b. Jenis Impor
Diisi pada kolom yang disediakan dengan kode dan jenis impor yang terdiri atas :
a. Impor Untuk Dipakai (Kode 1);
b. Impor Sementara (Kode 2);
c. Reimpor (Kode 3);
d. Pelayanan Segera (Kode 5); dan
e. Vooruitslag (Kode 6).
c. Cara Pembayaran
Diisi pada kolom yang disediakan dengan cara pembayaran Bea Masuk dan pajak dalam
rangka impor yang terdiri atas:
a. pembayaran Biasa/ Tunai (Kode 1);
b. pembayaran Berkala (Kode 2);
c. pembayaran Dengan Jaminan (Kode 3); dan
d. lainnya (Kode 9). Dalam hal pembayaran dilakukan secara tunai dan juga dengan
menggunakan jaminan, maka cara pembayaran dipilih lainnya.
d. DATA PEMBERITAHUAN PEMASOK
1. Nama, Alamat, Negara: Diisi pada kolom yang disediakan dengan nama, alamat dan
negara perusahaan pemasok atau penjual barang di luar negeri.
2. Identitas: NPWP/ Paspor/ KTP/ Lainnya Diisi pada kolom yang disediakan dengan nomor
identitas importir. Jenis dokumen identitas dapat berupa NPWP, Passport, KTP, lain-lain.
3. Nama, Alamat: Diisi pada kolom yang disediakan dengan nama dan alamat perusahaan
yang melakukan impor.
4. Status: Diisi pada kolom yang disediakan dengan status importir yang terdiri atas: a.
Importir Umum; b. Importir Produsen; c. Importir Terdaftar; dan d. Agen Tunggal.
5. API/ APIT: Diisi pada kolom yang disediakan dengan Angka Pengenal Importir atau
Angka Pengenal Importir Terbatas.
6. NPWP: Diisi pada kolom yang disediakan dengan Nomor Pokok Wajib Pajak PPJK.
7. Nama, Alamat: Diisi pada kolom yang disediakan dengan nama dan alamat Perusahaan
Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK).
8. No. & Tgl. NP-PPJK: Diisi pada kolom yang disediakan dengan Nomor dan tanggal
Pokok PPJK (NPPPJK).
9. Cara Pengangkutan: Diisi pada kolom yang disediakan dengan kode dan cara
pengangkutan yang terdiri atas:
a. pengangkutan menggunakan angkutan laut (kode 1);
b. pengangkutan menggunakan kereta api (kode 2);
c. pengangkutan menggunakan angkutan jalan raya (kode 3);
d. pengangkutan menggunakan angkutan udara (kode 4);
e. pengangkutan menggunakan jasa pos (kode 5);
20
f. pengangkutan menggunakan angkutan multimoda (kode 6);
g. pengangkutan menggunakan instalasi / pipa (kode 7);
h. pengangkutan menggunakan angkutan sungai (kode 8); atau
i. pengangkutan menggunakan sarana pengangkut lainnya (lain dari 1 s/d 8) (kode 9).
10. Nama Sarana Pengangkut & No. Voy/ Flight dan Bendera: Diisi pada kolom yang
disediakan dengan nama sarana pengangkut, nomor voyage/ flight dan bendera yang
mengangkut barang impor ke pelabuhan bongkar serta kode bendera Negara
11. Perkiraan Tgl. Tiba: Diisi pada kolom yang disediakan dengan tanggal, bulan dan tahun
kedatangan sarana pengangkut di pelabuhan bongkar. Format tanggal adalah “DD-MM-
YYYY” Dalam hal PIB yang diajukan adalah PIB Prenotification, diisi dengan tanggal,
bulan, tahun perkiraan kedatangan sarana pengangkut.
12. Pelabuhan Muat: Diisi pada kolom yang disediakan dengan nama pelabuhan tempat
dimuatnya barang ke sarana pengangkut dan kode lokasi pelabuhan muat.
13. Pelabuhan Transit: Diisi pada kolom yang disediakan dengan nama pelabuhan transit
terakhir sebelum tiba di daerah pabean Indonesia. Kolom ini tidak perlu diisi dan cukup
diberi tanda “---“ dalam hal tidak ada pelabuhan transit.
14. Pelabuhan Bongkar: Diisi pada kolom yang disediakan dengan nama pelabuhan tempat
barang impor dibongkar dari sarana pengangkut dan kode lokasi pelabuhan.
15. Invoice: No. Tgl.: Diisi pada kolom yang disediakan dengan nomor, tanggal, bulan dan
tahun invoice. Dalam hal invoice lebih dari 1 (satu), kolom diisi “..... (angka dan huruf)
invoice, lihat lembar lanjutan”. Rincian invoice diisi di lembar lanjutan Pemberitahuan
Impor Barang.
16. L/C: No. Tgl: Diisi pada kolom yang disediakan dengan nomor, tanggal, bulan dan tahun
Letter of Credit (L/C). Dalam hal L/C lebih dari 1 (satu), kolom diisi “..... (angka dan
huruf) L/C, lihat lembar lanjutan”. Rincian L/C diisi di lembar lanjutan Pemberitahuan
Impor Barang.
17. BL/ AWB : No. Tgl.: Diisi pada kolom yang disediakan dengan nomor, tanggal, bulan dan
tahun Bill of Lading (B/L) dalam hal pengangkutan dengan sarana pengangkut laut atau
Air Way Bill (AWB) dalam hal pengangkutan dengan sarana pengangkut udara. Dalam hal
ada master BL/ AWB, diisi nomor dan tanggal Master dan nomor dan tanggal House BL/
AWB. KRPU IDUPG
18. BC 1.1. : No. Tgl. Pos. Sub Pos.: Diisi pada kolom yang disediakan dengan nomor BC 1.1,
tanggal, bulan tahun BC 1.1, nomor Pos BC 1.1 dan nomor Sub Pos BC 1.1.
19. Pemenuhan Persyaratan/ Fasilitas Impor : No. Tgl.: Diisi pada kolom yang disediakan
dengan nomor, tanggal, bulan dan tahun surat pemenuhan persyaratan impor dan/ atau
surat keputusan fasilitas impor terkait pembebasan, keringanan atau penundaan
pembayaran bea masuk. Diisi juga pada kotak yang disediakan dengan kode pemenuhan
persyaratan/ fasilitas impor. Dalam hal SKEP Fasilitas Impor lebih dari 1 (satu), kolom
diisi “..... (angka dan huruf) SKEP Fasilitas Impor, lihat lembar lanjutan”. Rincian SKEP
Fasilitas Impor diisi di lembar lanjutan Pemberitahuan Impor Barang. Diisi juga pada
kotak yang disediakan dengan kode “99”

21
20. Tempat Penimbunan: Diisi pada kolom yang disediakan dengan nama tempat penimbunan
sementara dan kodenya sesuai dengan tabel kode yang dibuat oleh Kantor Pabean masing-
masing.
21. Valuta: Diisi pada kolom yang disediakan dengan jenis valuta asing yang digunakan dalam
transaksi dan kode valutanya. Dalam hal terdapat dua atau lebih jenis valuta, dipilih salah
satu valuta yang menggambarkan seluruh nilai transaksi dengan cara mengkonversikan
mata uang tersebut ke jenis mata uang yang dipilih berdasarkan kurs yang berlaku.
22. NDPBM: Diisi pada kolom yang disediakan dengan Nilai Dasar Perhitungan Bea Masuk
(NDPBM), yaitu nilai tukar yang dipergunakan sebagai dasar perhitungan bea masuk.
23. FOB Diisi pada kolom yang disediakan dengan nilai total barang impor dengan Incoterm
FOB dan dalam valuta asing sesuai valuta pada kolom 21.
24. Freight Diisi pada kolom yang disediakan dengan nilai freight barang impor dalam valuta
asing sesuai valuta pada kolom 21.
25. Asuransi LN/ DN Diisi pada kolom yang disediakan dengan “LN” bila asuransi dibayar di
luar negeri dan “DN” bila asuransi dibayar di dalam negeri, serta diisi besarnya nilai
asuransi barang impor sesuai valuta pada kolom 21.
26. Nilai CIF Diisi pada kolom yang disediakan dengan nilai barang impor dengan
INCOTERM CIF dalam valuta sesuai kolom 21 dan rupiah.
27. Nomor, Ukuran dan Tipe Peti Kemas : Diisi pada kolom yang disediakan dengan nomor,
ukuran dan tipe peti kemas. Dalam hal nomor, ukuran dan tipe peti kemas tidak
mencukupi, maka pada kolom yang bersangkutan diisi “..... (angka dan huruf) peti kemas,
lihat lembar lanjutan”. Rincian lengkap nomor, ukuran dan tipe peti kemas diisi pada
lembar lanjutan Pemberitahuan Impor Barang.
28. Jumlah, jenis dan Merek kemasan Diisi pada kolom yang disediakan dengan jumlah, jenis
dan merek kemasan yang digunakan untuk mengemas barang.
29. Berat Kotor (Kg) Diisi pada kolom yang disediakan dengan berat kotor (bruto)
keseluruhan barang impor dalam satuan kg (kilogram). Berat kotor adalah berat barang
impor termasuk dengan pengemasnya.
30. Berat Bersih (Kg) Diisi pada kolom yang disediakan dengan berat bersih (netto)
keseluruhan barang impor dalam satuan Kg (kilogram). Berat bersih adalah berat barang
impor tidak termasuk dengan pengemasnya.
31. No. Diisi pada kolom yang disediakan dengan nomor urut. Dalam hal jenis barang impor
lebih dari satu jenis dan lebih dari satu pos tarif, maka nomor urutnya dirinci pada angka
31 lembar lanjutan, sedangkan pada lembar pertama untuk angka 31 sampai dengan 36
cukup diberi catatan “.’.... (angka dan huruf) jenis barang, lihat lembar lanjutan”
32. Pos tarif/ HS, - Uraian barang secara lengkap meliputi jenis, jumlah, merek, tipe, ukuran,
dan spesifikasi lainnya. - Jenis fasilitas Diisi pada kolom yang disediakan dengan :
a. Nomor pos tarif/ HS;
b. Uraian barang secara lengkap meliputi jenis, jumlah, merek, tipe, ukuran dan spesifikasi
lainnya; dan
c. Jenis fasilitas. Pengisian uraian jumlah dan jenis barang harus diisi secara jelas dan
lengkap, sehingga dengan uraian barang tersebut dapat ditetapkan klasifikasi dari barang
22
impor. Dalam hal barang impor lebih dari satu pos tarif dan/atau lebih dari satu uraian jenis
barang, maka kolom diisi “Lihat Lembar Lanjutan”. Kemudian pada kolom lembar
Lanjutan diisi masing-masng pos tarif dan/atau masing-masing uraian jenis barang. Dalam
hal barang yang diiimpor tidak menggunakan fasilitas impor, maka pada kolom diisi
“Tanpa Fasilitas”
33. Negara Asal Diisi pada kolom yang disediakan dengan negara asal barang untuk setiap
jenis barang sesuai dengan sertifikat Negara Asal Barang yang dimiliki terkait pengisian
kolom 19.
34. Tarif & Fasilitas
- BM
- PPN
- PPnBM
- Cukai
- PPh
Diisi pada kolom yang disediakan dengan a. tarif Bea Masuk, Cukai, PPN, PPnBM, PPh;
dan b. fasilitas pembebasan, keringanan atau penundaan pembayaran bea masuk; pada
tanggal pendaftaran pemberitahuan impor barang. Kode fasilitas terdiri atas :
a. BBS untuk dibebaskan;
b. DTP untuk ditanggung pemerintah; dan
c. DTG untuk ditangguhkan. Pembebanan bea masuk yang dicantumkan disesuaikan
dengan pos tarif BTBMI yang digunakan.
BM: Diisi pembebanan Bea Masuk sesuai ketentuan yang berlaku; ada 2(dua) jenis tarif/
pembebanan untuk BM: advalorum, yang mempergunakan %, yang dalam perhitungan
nilai BM nya = Nilai % dikalikan Nilai Pabeannya dalam rupiah; spesifik, yang
mempergunakan nilai rupiah per unit satuan, sehingga jumlah satuan yang diisikan pada
jumlah barang adalah merupakan jumlah satuan unit, perhitungan BM nya = Nilai rupiah
per unit satuan dikalikan dengan jumlah satuan unit.
CUKAI: Diisi pembebanan Cukai dalam persentase (%) sesuai ketentuan yang berlaku. Dalam
hal barang impor bukan merupakan Barang Kena Cukai (BKC) kolom ini tidak perlu diisi;
PPN: Diisi pembebanan PPN dalam persentase (%) sesuai ketentuan yang berlaku serta
besarnya fasilitas dalam persentase (%) bila ada fasilitas dan kode jenis fasilitasnya;
PPnBM: Diisi pembebanan PPnBM sesuai ketentuan yang berlaku. Dalam hal tidak ada
pungutan PPnBM, ruang ini tidak perlu diisi;
PPh: Diisi pembebanan PPh Ps 22 dalam persentase (%) sesuai ketentuan yang berlaku serta
besarnya fasilitas dalam persentase (%) bila ada fasilitas dan kode jenis fasilitasnya.

35. - Jumlah & Jenis Satuan barang,


- Berat Bersih (Kg)
- Jumlah & Jenis Kemasan
Diisi pada kolom yang disediakan dengan :
a. jumlah dan jenis satuan barang yang dipergunakan dalam nilai satuan barang
sebagaimana tercantum pada kolom 32;
23
b. berat bersih (netto) dalam satuan kilogram untuk setiap jenis barang; dan
c. jumlah dan jenis kemasan untuk setiap jenis barang.
36. Jumlah Nilai CIF: Diisi pada kolom yang disediakan dengan nilai CIF dalam valuta sesuai
kolom 21 untuk setiap jenis barang impor.
37. BM: Diisi pada kolom yang disediakan dengan jumlah bea masuk (dibayar, ditanggung
pemerintah, ditangguhkan, dan/ atau dibebaskan) dalam ribuan rupiah penuh.
38. Cukai Diisi pada kolom yang disediakan dengan jumlah keseluruhan hasil perhitungan
Cukai (dibayar dan/ atau dibebaskan) dalam ribuan rupiah penuh. Dalam hal barang kena
cukai, pelunasan cukainya dilakukan dengan pelekatan pita cukai, maka kolom ini tidak
diisi.
39. PPN: Diisi pada kolom yang disediakan dengan jumlah keseluruhan hasil perhitungan PPN
(dibayar, ditanggung pemerintah, ditangguhkan, dan/ atau dibebaskan) dalam ribuan rupiah
penuh. PPN dihitung dengan rumusan: % PPN x (nilai CIF dalam rupiah + BM + Cukai)
40. PPnBM: Diisi pada kolom yang disediakan dengan jumlah keseluruhan hasil perhitungan
PPnBM (dibayar, ditanggung pemerintah, ditangguhkan, dan/ atau dibebaskan) dalam
ribuan rupiah penuh. PPnBM dihitung dengan rumusan : %PPnBM x (nilai CIF dalam
rupiah + BM + Cukai)
41. PPh: Diisi pada kolom yang disediakan dengan jumlah keseluruhan hasil perhitungan PPh
(dibayar, ditanggung pemerintah, ditangguhkan, dan/ atau dibebaskan) dalam ribuan rupiah
penuh. PPh dihitung dengan rumusan : %PPh x (nilai CIF dalam rupiah + BM + Cukai)
42. Total: Diisi pada kolom yang disediakan dengan nilai total pungutan negara yang dibayar,
ditanggung pemerintah, ditangguhkan dan/ atau dibebaskan (BM + cukai + PPN + PPnBM
+ PPh).

24
25
26

Anda mungkin juga menyukai