Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN KERJA PROFESI MAHASISWA

PROSES PEMANDUAN WISATA


DI KAWASAN TAMAN NASIONAL KOMODO (Loh Liang)

Disusun Oleh :

Nama : Selviany Vivi Kristina


NIM : 15.21.1.11017
Program Studi : Manajemen
Konsentrasi : Manajemen Bisnis Pariwisata

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN INDONESIA


(STIMI) “HANDAYANI” DENPASAR
2018

i
ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

dan anugrah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan KPM dengan judul “Proses

Pemanduan Wisata Dikawasan Taman Nasional Komodo (Loh Liang)”. Laporan KPM

ini disusun untuk melengkapi dan memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program S1

pada STIMI “Handayani” Denpasar.

Di dalam penyusunan Laporan KPM ini penulis banyak dibantu dari berbagai pihak, baik

berupa pikiran, maupun tenaga. Untuk itu melalui kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ida Bagus Gede Udiyana, S.E, M.Si, Ak selaku Ketua STIMI “Handayani”

Denpasar;

2. Ibu Dra. Ni Ketut Karwini, M.M selaku Wakil Ketua Bidang Akademik pada STIMI

“Handayani” Denpasar;

3. Bapak Wayan Arya Paramarta, SE, MM selaku Ketua Program Studi Manajemen

pada STIMI “Handayani” Denpasar;

4. Ibu Dra. Ni Ketut Laswitarni, M.M, selaku dosen pembimbing KPM atas waktu,

bimbingan, masukan serta motivasinya selama KPM hingga terselesaikanya Laporan

KPM ini;

5. Bapak David Robert Hau selaku pembimbing dan Kepala Resor yang telah berbaik

hati menyediakan tempat tinggal bagi penulis selama masa KPM;

6. Bapak Abdul Aziz selaku koordinator lapangan yang telah meluangkan waktunya

kepada penulis dengan sabar serta tekun dalam membimbing, sehingga penulis

mendapat banyak pengalaman dalam dunia kerja.

iv
7. Bapak/Ibu Pimpinan beserta staf dilingkungan Balai Taman Nasional Komodo yang

telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melakukan KPM;

8. Keluarga tercinta atas dukungan dan doanya yang tulus dan tiada hentinya selama

penulis mengikuti KPM;

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan KPM ini.

Penulis menyadari bahwa Laporan KPM ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan

pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung jawab

terhadap semua isi Laporan KPM. Penulis berharap semoga Laporan KPM ini

bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Denpasar, 10 January 2019


Penulis

Selviany Vivi Kristina

v
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................................... viii

BAB 1. PENDAHULUAN ....................................................................................................


A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Pokok Masalah ........................................................................................... 5
C. Tujuan dan Kegunaan ................................................................................. 5
D. Metode Penelitian ....................................................................................... 7
BAB II. TINJAUAN TEORITIS ............................................................................................
A. Pengertian Pariwisata ...................................................................................9
B. Pengertian pemanduan wisata ....................................................................10
C. SOP Pemanduan Wisata di TNK (Loh Liang) ...........................................14
BAB III. PEMBAHASAN ...................................................................................................
A. Gambaran Umum Tempat KPM ................................................................ 17
B. Deskripsi Pekerjaan/Tugas selama KPM ................................................... 24
C. Analisis (sesuai tujuan penelitian) ............................................................. 26
BAB IV. PENUTUP ...............................................................................................................

A. Kesimpulan ................................................................................................ 27

B. Saran ..........................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................29

LAMPIRAN .......................................................................................................................... 30

vi
DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1.1 Data Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Mancanegara

ke Wilayah TNK Tahun 2013-2017 (Berdasarkan Karcis yang Terjual) ........ 3

II.1 Standart Operational Procedure Pemanduan Wisata Alam di TNK ................ 15

II.2 Daftar Atribut dan Perlengkapan Standar Minimal Pemandu

Wisata Alam di Taman Nasional Komodo ..................................................... 16

III.1 Struktur Organisasi Balai Taman Nasional Komodo ...................................... 22

vii
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

1.3 Gambar Peta Taman Nasional Komodo .................................................................. 47

viii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar hadir dan kegiatan harian mahasiswa KPM ................................................ 31

2. Laporan monitoring dosen pembimbing KPM ....................................................... 35

3. Penilaian KPM oleh instruktur instansi .................................................................. 43

4. Penilaian KPM oleh dosen pembimbing KPM ....................................................... 44

5. Rekapitulasi penilaian KPM ................................................................................... 45

ix
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pariwisata merupakan kegiatan komoditas yang dibutuhkan oleh hampir setiap

orang. Marpaung (2001:13) mengatakan bahwa : Dengan melaksanakan kegiatan

kepariwisataan seseorang dapat meningkatkan daya kreativitas, mengurangi

kejenuhan kerja, membuka wawasan mengenai suatu budaya, mengetahui

peninggalan yang berhubungan dari suatu Bangsa, berbelanja di Negara lain, serta

melakukan bisnis. Kegiatan rekreasi atau wisata digunakan sebagai sarana melepas

stres. Pola dan gaya hidup masyarakat yang semakin sibuk dalam rutinitasnya,

sempitnya waktu membuat banyak orang yang membutuhkan wisata untuk

melepaskan kepenatan dan memperoleh suasana baru yang menghibur dan

menyenangkan.

Pariwisata di Indonesia berkembang dengan pesatnya, ini merupakan suatu

bukti bahwa keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah, juga merupakan

suatu pertanda bahwa pendapatan masyarakat juga semakin meningkat sehingga

banyak dari mereka melakukan perjalanan wisata di dalam maupun di luar negeri.

Untuk itu pemerintah melakukan upaya-upaya dan usaha untuk memajukan sektor-

sektor pariwisata yang ada di tiap-tiap daerah di Indonesia, karena pariwisata salah

satu sektor yang berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan sumber

devisa Negara. Salah satu upaya untuk meningkatkan sektor pariwisata adalah

mempromosikan obyek-obyek wisata yang ada di daerah Indonesia kepada Negara


2

negara lain maupun dalam negeri sendiri, karena obyek wisata di masing-masing

daerah tak kalah menariknya dengan di luar negeri, seperti Kota Labuan Bajo.

Labuan bajo merupakan Ibu Kota Kabupaten Manggarai Barat yang memiliki letak

geografisnya sangat strategis, dimana posisi Labuan Bajo dikenal dengan Kota

Pariwisata yang merupakan entry point untuk memasuki kawasan wisata. Salah satu

yang menjadi kekuatan dari Kota Labuan Bajo adalah keberadaan Kawasan Taman

Nasional Komodo yang telah dijadikan sebagai obyek wisata kelas dunia. Kawasan

ini ditetapkan sebagai Taman Nasional Komodo pada tanggal 6 Maret 1980. Taman

Nasional Komodo merupakan kawasan pelestarian alam (Konservasi) yang terletak di

Kabupaten Manggarai Barat, NTT. Di lihat dari geografisnya, Taman Nasional

Komodo berada diantara Pulau Flores, Pulau Sumbawa dan termasuk kedalam

kawasan Wallaces dan Segitiga Kerumbu Karang. Taman Nasional Komodo telah

menjadi destinasi pariwisata alam dan global. Data selama 5 tahun terakhir

menunjukan peningkatan jumlah pengunjung Taman Nasional yang didominasi oleh

wisatawan Mancanegara.
3

Tabel 1.1
Data Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Mancanegara ke wilayah TNK
dari tahun 2015 – 2017
Tahun

2015 2016 2017

Wisnu Wisman Jmlh Wisnu Wisman Jmlh Wisnu Wisman Jmlh

656 6.876 7.532 1.164 4.294 5.458 1.656 4.101 5.757

504 4.065 4.569 1.143 3.616 4.759 1.296 4.033 5.329

779 5.066 5.845 1.935 4.798 6.733 3.825 6.543 10.368

1.365 6.529 7.894 1.794 4.281 6.075 4.349 4.377 8.726

2.349 6.433 8.782 3.759 5.939 9.698 5.020 4.059 9.079

2.712 5.249 7.961 1.917 6.453 8.370 5.528 5.029 10.557

2.114 7.556 9.670 4.755 10.002 14.757 5.093 7.917 13.010

2.024 10.703 12.727 1.025 13.939 14.964 5.040 13.514 18.554

1.474 7.335 8.809 1.868 8.874 10.742 4.717 7.270 11.987

2.040 6.072 8.112 2.000 6.935 8.935 2.601 5.735 8.306

1.115 6.039 7.154 3.014 5.314 8.328 3.123 4.793 7.916

2.083 4.272 6.355 4.720 4.172 8.892 4.961 2.552 7.513

19.215 76.195 95.410 29.094 78.617 107.711 47.209 69.923 117.102

Sumber : Balai Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat – NTT

Tabel 1.1 diatas menunjukan jumlah wisatawan Nusantara dan Mancanegara

mengalami peningkatan dari tahun 2015 – 2017. Di tahun 2015 jumlah kunjungan wisatawan

nusantara dan mancanegera yang berkunjung ke TNK adalah 95.410 dan melonjak pada

tahun 2016 dengan jumlah 107.711. pada tahun 2017 kunjungan wisatawan nusantara dan

mancanegara semakin meningkat dengan jumlah 117.102. Dengan kunjungan wisatawan ke

TNK yang tiap tahunnya terus meningkat, tentu membawa kontribusi besar terhadap

pengembangan pariwisata di wilayah Taman Nasional Komodo.


4

Obyek daya tarik utama Taman Nasional Komodo adalah satwa komodo

(Varanus Komodoensis Ouwens). Selain komodo sebagai daya tariknya utamanya, di

dalam kawasan Taman Nasional Komodo juga dapat dijumpai satwa lainya yakni

burung kakatua kecil jambul kuning dan keanekaragaman hayati serta ekosistem baik

di darat maupun di perairan. Luas Taman Nasional Komodo 173.300 Ha, dan

wilayahnya di dominasi oleh perairan. Kawasan pesisir Taman Nasional Komodo

disusun atas tiga ekosistem, yaitu mangrove, padang lamun dan terumbu karang.

Dipadu dengan ekosistem terestrial yang disusun oleh hutan, pantai, savana, hutan

musim, maka Taman Nasional Komodo selain menjadi kawasan perlindungan bagi

komodo juga menjadi destinasi wisata nasional dan internasional. Sesuai dengan UU

Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hutan dan

Ekosistemnya, maka dari itu pihak pengelola memberikan kesempatan bagi

wisatawan untuk berhubungan dengan kehidupan liar di kawasan Taman Nasional

Komodo. Khusus di Taman Nasional Komodo, pengalaman utama para wisatawan

adalah mengamati komodo serta mengamati perilaku alami komodo beserta

habitatnya.

Adapun predikat yang telah disandang oleh Taman Nasional Komodo antara

lain sebagai Cagar Biosfer (Man and Bhiosphere Reserve) pada Tahun 1997, Situs

Warisan Dunia (World Heritage Site) pada Tahun 1991 dan New Seven Wonder of

Nature pada Tahun 2012. Adanya obyek daya tarik utama dan berbagai predikat

internasional yang disandang menyebabkan dikenalnya Taman Nasional Komodo

yang didominasi tamu mancanegara. Seluruh tamu menggunakan armada laut untuk

mencapai Taman Nasional Komodo antara lain menggunakan kapal kayu bermesin

(boat), kapal cepat (speedboat), dan kapal pesiar (cruiseship).


5

Salah satu obyek wisata yang sering dikunjungi wisatawan yaitu Pulau

Komodo (Loh Liang). Untuk melakukan perjalanan menuju Pulau Komodo dengan

menggunakan transportasi laut, para tamu harus melalui prosedur, wisatawan harus

mendapatkan informasi jadwal keberangkatan kapal laut dan memesan tiket kapal

terlebih dahulu melalui agen perjalanan. Dari Labuan Bajo ke Pulau Komodo,

menempuh perjalanan selama 4 jam. Dalam perjalanan ini, sejauh mata memandang,

wisatawan akan melihat barisan bukit hijau dan hamparan laut biru nan indah yang

memanjakan mata. Di dalam kawasan Taman Nasional Komodo dapat dilakukan

beberapa jenis aktivitas pada zona yang telah ditentukan. Salah satu unsur utama

dalam kegiatan wisata alam adalah pemandu. Pemandu wisata alam di dalam kawasan

Taman Nasional Komodo telah diterapkan sejak dibukanya kawasan pelestarian alam

untuk kegiatan wisata alam. Dalam rangka mendukung pengelolaan Taman Nasional

diperlukan Standart Operational Procedure pemandu wisata alam agar dapat terwujud

pelayanan prima yang sesuai dengan prosedur.

B. Pokok Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, Permasalahan tersebut

dapat diuraikan sebagai berikut : Bagaimanakah proses atau teknik pemanduan wisata

di Pulau Komodo, Loh Liang ?

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN

1. Tujuan penelitian

Untuk mengetahui proses pemanduan wisata di Taman Nasional Komodo (Loh

Liang).
6

2. Kegunaan Penelitian

a. Bagi Mahasiswa

 sebagai salah satu syarat yang berguna untuk memperdalam

teori yang di peroleh di bangku kuliah demi mencapai

kelulusan Sarjana (S-1) di Lembaga Pendidikan STIMI

“HANDAYANI” Denpasar pada Konsentrasi Manajemen

Bisnis Pariwisata khususnya dalam bidang pemanduan wisata

 menambah pengetahuan dan pengalaman selama berada dalam

lingkungan dunia kerja

 melatih untuk bertanggung jawab atas tugas yang di berikan

kepada penulis selama masa KPM.

b. Bagi Lembaga Pendidikan

Tulisan ini di harapkan untuk dapat mengukur tingkat kemampuan

yang dimiliki oleh mahasiswa, dalam upaya mengembangkan wawasan

dan melatih mahasiswa agar mengetahui ilmu pendidikan secara

keseluruhan terutama di bindang pariwisata.

c. Bagi Instansi Balai Taman Nasional Komodo

Hasil penulisan ini menjadi sumber informasi yang bermanfaat bagi

Instansi Balai Taman Nasional Komodo sebagai bahan pertimbangan

untuk meningkatkan mutu layanan pemandu wisata di masa yang akan

datang.
7

D. METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan di lakukan dalam

pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan.

a. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Taman Nasional Komodo (Loh Liang), pada tanggal 11

Juli 2018 sampai dengan 11 September 2018 dalam penelitian ini, akan diteliti

pada bentuk Proses Pemanduan Wisata di Kawasan Taman Nasional Komodo.

b. Jenis Data

Ada dua jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan

data kualitatif. Masing-masing data tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut :

a. Data kuantitatif yaitu jenis data yang dinyatakan dalam bentuk angka seperti

data jumlah karyawan dan data yang diambil berdasarkan jumlah responden;

b. Data kualitatif yaitu jenis data yang berupa tulisan bukan dalam bentuk angka

seperti struktur organisasi dan sejarah perusahaan serta bagaimana proses atau

teknik pemanduan wisata di kawasan Taman Nasional Komodo.

c. Sumber Data

1. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari Balai Taman Nasional Komodo.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dengan cara mengambil data dari buku, jurnal, serta

aturan-aturan yang berkaitan dengan judul penelitian penulis.

d. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


8

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Dilakukan untuk memperoleh data sekunder dengan cara mempelajari

literatur, buku-buku, catatan-catatan sebagai landasan teoritis yang akan

diperbandingkan dengan masalah yang akan diteliti.

Pada teknik ini data yang diperoleh berupa definisi-definisi variabel yang

dipergunakan pada penelitian, baik dari para ahli maupun dari jurnal-jurnal.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Dilakukan untuk memperoleh data primer, yaitu data yang bersumber dari

objek penelitian atau perusahaan yang diteliti. Data tersebut dikumpulkan

dengan cara :

a. Observasi

Penulis melakukan pengamatan langsung ke tempat penelitian

yaitu di Kawsan Taman Nasional Komodo (Loh Liang).

b. Wawancara

Menurut Sugiyono (2012), wawancara yaitu cara pengumpulan

data dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada objek yang

diteliti atau kepada perantara yang mengetahui persoalan dari objek

yang diteliti atau kepada perantara yang mengetahui persoalan dari

objek yang diteliti.

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan

beberapa pemandu wisata untuk memperoleh data dan mengetahui

tentang proses pemanduan wisata di Kawasan Taman Nasional

Komodo (Loh Liang).


9

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Pariwisata

Menurut arti katanya, pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri

dari dua kata, yaitu kata “pari” berarti penuh, seluruh, atau semua dan kata “wisata”

yang bermakna perjalanan. Menurut Yoeti (2003), syarat suatu perjalanan disebut

sebagai perjalanan pariwisata apabila :

1. Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke temapat yang lain, di luar tempat

kediaman orang tersebut biasa tinggal;

2. Tujuan perjalanan semata-mata untuk bersenang-senang dan tidak mencari nafkah

di tempat atau negara yang di kunjunginya;

3. Semata-mata sebagai konsumen di tempat yang dikunjungi.

Menurut Wahab (1992) pariwisata mengandung tiga unsur antara lain:

1. Manusia, yakni unsur insani sebagai pelaku kegiatan pariwisata;

2. Tempat, yakni unsur fisik yang sebenarnya tercakup oleh kegiatan itu sendiri;

3. Waktu, yaknin unsur tempo yang di habiskan dalam perjalanan tersebut dan

selama berdiam di tempat tujuan.

Jadi, definisi pariwisata adalah salah satu dari industri baru yang mampu

meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan cepat dalam hal kesempatan kerja,

pendapatan, taraf hidup dan dalam hal mengaktifkan sektor produksi lain di dalam

negara penerima wisatawan.

Sementara menurut Spillane, (1993) pariwisata adalah suatu jasa dan

pelayanan. Berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990, usaha pariwisata di


10

bagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu usaha jasa pariwisata, pengusahaan obyek

dan daya tarik wisata dan usaha sarana pariwisata. Sedangkan yang dimaksud dengan

usaha adalah kegiatan menghasilkan barang atau jasa untuk dijual dalam suatu lokasi

tertentu serta mempunyai catatan administrasi tersendiri dan ada salah satu orang

yang bertanggung jawab.

Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata,

menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wiata, usaha sarana pariwisata

dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut.

B. Pengertian Pemanduan Wisata

Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat lebih mengenal istilah guide dari

pada pemandu wisata maupun pramuwisata. Guide selalu dikaitkan dengan “orang

bule dan lokal (wisatawan). Setiap orang yang menemani wisatawan makan di

restoran, mengantar wisatawan mengunjungi objek wisata, menonton pertunjukan,

belanja di souvenir shop, dan lain-lain selalu dikonotasikan sebagai guide.

Pramuwisata (guide) pada hakekatnya adalah seseorang yang menemani, memberikan

informasi dan bimbingan serta saran kepada wisatawan dalam melakukan aktivitas

wisatanya. Aktivitas tersebut, antara lain mengunjungi objek dan atraksi wisata,

berbelanja, makan di restoran, dan aktivitas wisata lainnya dan untuk itu ia

mendapatkan imbalan tertentu.

Penting pula untuk diketahui bahwa tidak semua orang yang menemani

wisatawan itu disebut sebagai pramuwisata, karena masih ada profesi lain yang

kegiatannya berhubungan dengan wisatawan, antara lain sebagai berikut :


11

1. Penterjemah (Interpreter)

Penerjemah adalah seseorang yang bertugas menerjemahkan bahasa

tertentu ke dalam bahasa yang dikehendaki oleh wisatawan. Ia hanya

menyampaikan apa yang disampaikan oleh orang lain atau menjelaskan

percakapan dalam suatu bahasa tertentu

2. Penerima Tamu (Hostess)

Penerima tamu adalah seseorang yang bertugas menjemput tamu di

bandara, pelabuhan laut, stasiun atau terminal serta hotel atau memberikan

ucapan selamat jalan kepada tamu yang akan kembali ke tempat asal atau

melanjutkan perjalanan ke tempat lain. Kegiatannya, antara lain memberi

ucapan selamat datang dengan mengalungkan rangkaian bunga, membantu

tamu pada saat pemeriksaan keimigrasian dan bea cukai, menghubungkan atau

memperkenalkan tamu dengan orang-orang tertentu.

3. Pengawal atau Pendamping (Escortist)

Pengawal adalah seseorang yang bertugas mendampingi wisatawan

dalam berbagai aktivitas, seperti tur, belanja, pertemuan, termasuk kegiatan-

kegiatan yang sifatnya pribadi. Ruang lingkup kegiatan Escortist lebih luas

dibandingkan dengan pramuwisata atau profesi sejenis lainnya.

Pemanduan wisata selalu dikaitkan dengan pelayanan, karena dengan

kualitas pelayanan yang dikelola secara baik akan memberikan hasil yang baik

untuk memenuhi kepuasaan para wisatawan. Para wisatawan memiliki

kebebasan untuk menilai apakah bauran jasa yang ditawarkan memberikan

kepuasan sesuai yang mereka harapkan atau tidak. Apa bila pelayanan dalam

pemanduan wisata tidak memuaskan, maka wisatawan akan menceritakan


12

kepada orang lain sehingga hal itu akan berdampak buruk bagi perkembangan

obyek wisata. Begitu pula sebaliknya, bila pelayanan yang dirasakan oleh para

wisatawan memuaskan sesuai dengan yang mereka harapkan, maka akan

menguntungkan bagi perkembangan obyek wisata.

Jadi, pelayanan adalah satu tindakan yang dilakukan guna untuk

memenuhi kebutuhan customer atau tamu baik dari suatu produk maupun jasa

yang mereka butuhkan, tindakan ini dilakukan untuk memberikan kepuasan

kespada customer atau tamu untuk memenuhi apa yang mereka butuhkan.

Dalam buku lain Zeithami juga mengemukan sifat-sifat dari pelayanan yaitu :

1. Mutu pelayanan lebih suka dinilai dari pada mutu suatu benda (barang).

2. Tamu tidak akan menilai mutu pelayanan semata-mata sebagai hasil layanan,

tapi mereka juga memperhatikan cara penyampaian layanan itu.

Adapun Proses atau teknik pemanduan wisata yaitu sebagai berikut :

1. Opening

 Mengucapkan salam dengan bahasa yang familiar dengan wisatawan.

 Perkenalkan nama, tugas rekan kerja dan diri sendiri serta tunjukan tanda

pengenal khusus.

 Cek nama wisatawan satu persatu dengan menyebutkan nama dan Negara

atau tempat asal sehingga mereka saling kenal.

 Jelaskan secara singkat dan jelas itinerary, sebaiknya dibagikan brosur

atau sekilas informasi dengan gambar yang jelas.

 Berikan kesempatan kepada wisatawan untuk bertanya.

2. Main Guiding
13

Sebaiknya berhati-hatilah pada saat memandu wisatawan, lakukanlah hal-hal

seperti berikut :

 Kenali budaya mereka dan sesusaikan situasi dengan culture rata-rata.

 Saat memberikan informasi dilakukan dengan berdiri, sikap kaki yang

tepat. Boleh bersandar akan tetapi tidak boleh berkesan malas.

 Jangan menjelaskan suatu objek yang sudah tertinggal atau masih

sangat jauh (kecuali disinggung sedikit yang berhubungan dengan

tempat perjalanan berlangsung).

 Tanggap akan kondisi wisatawan : jenuh, lelah atau mengantuk. Cepat

mawas diri peyebabnya dan segera alihkan strategi anda untuk

mengantisipasinya.

 Ingatkan sebelum meneruskan perjalanan tentang toilet, barang

bawaan, dan ucapan terima kasih atas ketertibanya serta sampaikan

permintaan maaf apabila ada kekurangan.

 Bila ada pemandu lokal pada salah satu objek wisata perkenalkan

guiding lokal tersebut pada wisatawan dan hargailah rekan pemandu

anda.

3. Closing

Akhir pemanduan merupakan kesan akhir suatu pertemuan dan tidak

kala pentingnya dengan kesan pertama.kiat untuk mengakhiri pemanduan

dengan kesan positif antara lain;

 Cari kesempatan untuk membagikan kuesioner dan mintalah koreksi

dengan jujur.

 Jangan lupa salam perpisahan serta harapan untuk bisah berjumpa lagi.
14

 Ingatkan barang bawaan jangan ada yang ketinggalan

 Bantulah jika ada di antara wisatawan yang ingin additional night atau

tour ke tempat lain agar di berikan jalan keluarnya atau jika

memerlukan pemandu guna mempermudah pekerjaan.

C. Standart Operational Procedure (SOP) Pemanduan Wisata di Taman Nasional

Komodo (Loh Liang)

SOP ini merupakan standar minimal yang dibutuhkan bagi seorang

pramuwisata saat bertugas dilapangan, yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan

keahlian, pengetahuan dan sikap. SOP ini dapat berlanjut dan meningkat terus sesuai

dengan kompentensi yang dibutuhkan dilapangan dan disempurnakan tiap tahunnya.

Dalam beberapa SOP mungkin tidak dapat diterapkan dilapangan karena kondisi

lapangan yang berbeda antara satu daerah dan lainnya, karena jenis tugasnya yang

memang berada seperti wisatawan pendakian, serta wisata menyelam, dan wisata

pengamatan burung. Dan hal ini tentunya memerlukan standar kompetensi dan

keahlian khusus dalam menjalankannya. Masukan yang berharga dari kita semua akan

sangat membantu agar kedepannya dapat memperkarya isi dari SOP ini. Dan

akhirnya, kerja sama antara organisasi dan anggota, pemerintah, stage holder adalah

asset yang berharga untuk kemajuan pramuwisata.


15

Tabel II.I
Standart Operational Procedure bagi Pemandu Wisata Alam di Taman Nasional Komodo

Unit Peyelesaian
No Uraian Koordinator Kepala Pemandu Waktu Kelengkapan
Pemandu Resort wisata

1 Pemandu wisata diwajibkan datang 30 menit Daftar hadir


sebelum jam operasional dan sebelum loket pemandu wisata
mengisi daftar hadir sebelum tiket buka. berada di front
beraktifitas. office.
2 Pemandu menunggu pengunjung di 15 menit Seragam, atribut,
pintu kedatangan. sebelum loket dan
tiket buka. perlengkapan
standar minimal.
3 Pemandu menyambut pengunjung Seragam, atribut,
dan mendampingi dari pintu dan
kedatangan menuju loket tiket perlengkapan
standar minimal.
4 Pemandu menyampaikan briefing Waktu Seragam,
(pemaparan singkat) mengenai TN. briefing atribut, dan
Komodo dan informasi lain sesuai maksimum perlengkapan
jalur trekking yang telah dipilih. 10 menit. standar minimal.
5 Pemandu mendampingi dan Seragam, atribut,
menyampaikan informasi selama dan
trekking perlengkapan
standar minimal.
6 Pemandu mengantarkan pengunjung Seragam,
sampai titik akhir serta atribut, dan
menyampaikan ucapan terima perlengkapan
kasih, salam perpisahan, dan ajakan standar minimal.
untuk datang kembali.
7 Pemandu kembali ke pintu Atribut dan
kedatangan. sarana prasarana
pemandu.

Keterangan :

: Manual

: Proses
16

Tabel II.2
Daftar Atribut dan Perlengkapan Standar Minimal Pemandu Wisata Alam Di Taman
Nasional Komodo

No Nama Barang Keterangan


1 Tongkat pemandu
2 Alat komunikasi Radio komunikasi atau telepon selular
3 Seragam Bercelana panjang
4 Tanda pengenal
5 Sepatu
6 Kaos kaki
7 Topi
8 Air minum
9 Alkohol medis
10 Revanol
11 Kapas
12 Perban
13 Bidai
14 Mitela
15 Silet steril
16 Gunting kecil
17 Jas hujan Dibawa terutama saat musim hujan
18 Katalog peta trekking
19 Buku saku
20 Alat tulis
21 Pengisap bisa ular
22 Tandu

Gambar : Tongkat Pemandu

Tongkat bercabang terbuat dari kayu keras dengan


panjang ±200 cm.
17

BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat KPM

1. Sejarah Singkat Balai Taman Nasional Komodo (BTNK)

Taman Nasional Komodo (TNK) ditunjuk tahun 1980 berdasarkan

pengumuman Menteri Pertanian tanggal 06 maret 1980 bersamaan dengan

dideklarasikannya lima taman nasional pertama di Indonesia yaitu Taman

Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Taman

Nasional Gunung Leuser dan Taman Nasional Baluran. Dalam perkembangannya,

TNK mendapatkan pengakuan secara global (predikat) antara lain dengan

ditetapkannya TNK oleh UNESCO sebagai a man and Biosphere reserve (Cagar

Biosfer) oleh UNESCO pada tahun 1997 serta sebagai A World Heritage Site

(Warisan Dunia) tahun 1991. The real wonder of the world foundation

(bekerjasama dengan pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pariwisata dan

Ekonomi Kreatif) juga mengakui TNK sebagai the real wonder of the world

(WOW) pada tahun 2011 yang terakhir pengakuan dunia melalau lembaga new 7

wonder foundation tehadap Taman Nasional Komodo sebagai New 7 Wonders of

Nature pada tahun 2012. Semula kawasan tersebut ditetapkan untuk melestarikan

satwa Komodo (Varanus Komodoensis) (anonym 2000).

Satwa komodo menjadi terkenal didunia semenjak tahun 1911 ketika JKH.

Van Steyn van hensbroeg, seorang perwira Pemerintah Hindia Belanda

melaporkan hal ini kepada PA. Ouwens, yang menjadi curator Museum zoology

Bogor. Karena keunikan dan kelangkaannya, tahun 1938 dibentuk Suaka Marga
18

Satwa oleh Pemerintah Hindia Belanda yang meliputi Pulau Padar, dan Bagian-

bagian selatan dan barat Pulau Rinca. Pada tahun 1965 Pulau Komodo ditetapkan

sebagai Suaka Marga Satwa dibawah wewenang Departemen Kehutanan (SKNo.

66tanggal 21 oktober 1965) sehingga terdapat dua Suaka Marga Satwa yaitu Padar

dan sebagian Rinca dan sebagian Pulau Komodo (anonym,2000).

Walaupun kawasan terrestrial TNK tersohor sebagai habitat satwa komodo,

kawasan perairan TNK juga merupakan salah satu kawasan laut dengan

keanekaragaman hayati paling kaya didunia karena berada di Garis Wallacea dan

dijantung Coral Triangle. Taman Nasional ini meliputi 1214 km2 habitat laut

dengan keanekaragaman tinggi, termasuk karang, mangrove, rumput laut, gunung

laut, dan teluk-teluk sempit habitat-habitat tersebut mempunyai lebih dari 1000

spesies ikan, sekitar 260 spesies karang, dan 70 spesies bunga karang. Dugong

(dugong dugon), lumba-lumba (10 spesies), paus (6 spesies), dan penyu sisik

(Eretmochelys imbricate) dan penyu hijau (chelonian mydas) dapat juga

ditemukan Taman Nasional ini.

Pengelolaan kawasan ini mulai dipikirkan secara intensif ketika pada tanggal

08 agustus 1979, Direktur perlindungan dan pengawetan Alam melalui

No.2098/DJ/VI/79 kepada direktur Jenderal Kehutanan mengusulkan agar Suaka

Marga Satwa Komodo dan suaka Marga Satwa Rinca tersebut diatas serta pulau-

pulau kecil yang berada disekitarnya dan perairan laut disekelilingnya ditetapkan

sebagai kawasan pelestarian alam dengan system manajemen Taman Nasinal.

Didalam pengelolaan Taman Nasional Komodo tentu ada permasalahan-

permasalahan sesuai dengan dinamika sosial ekonomi masyarakat. Permasalahan

tersebut tidak bisa dibiarkan begitu saja karena akan membentuk kesan adanya
19

“paper park” apabila setiap permasalahan dibaiarkan. Untuk mengurangi konflik

antar stake holder didalam pengelolaan Taman nasional Komodo yang dapat

berakibat pada kekurangan Harmonis didalam pengselolaan kawasan, pihak

pengelola secara intensif telah menginisiasi sistem pengelolaan yaitu sebagai

berikut :

1. Pengelolaan berbasis konservasi keanekaragan hayati.

2. Meningkatkan peran serta masyarakat sebagai pelaku konservasi

3. Memberikan akses terhadap masyarakat sepanjang dalam koridor konservasi

4. Manajemen berbasis resor.

5. Manajemen berbasis kinerja.

6. Meningkatkan kerjasama dengan pihak III

Kawasan TNK ditetapkan melalui pengumuman materi Pertanial Republic

Indonesia pada tanggal 07 maret 1980 dan kemudian dilakukan dengan surat

keputusan Menteri Kehutanan No.306/Kpts-II/1992 tanggal 29 Februari 1992.

Pengelolaan TNK merupakan upaya untuk mempertahankan keaslian suatu

ekosistem kawasan dengan menjaga kelestarian keanekaragaman hayati dan

unsur-unsur no hayati secara insitu. Konsep terbut sangat ideal untuk kepantingan

mendukung pembangunan nasional berkelanjutan berbasis konservasi

keanekaragaman hayati. Dengan telah dibentuknya otoritas pengelola TNK yaitu

BTNK (Balai Taman Nasional Komodo) maka diharapkan pengelolaan TNK lebih

bertanggung gugat dan bertanggung jawab terhadap kelestarian kawasan TNK.

Dengan disusunnya rencana kerja tahun 2017 ini diharapkan pengelolaan TNK

selama 1 tahun (tahun 2017) menjadi lebih terarah dan mampu mencapai sasaran.
20

Adapun kronologis pembentukan Taman Nasional Komodo adalah sebagai berikut:

 Zelfbestuur van Manggarai, Verordening No. 32/24 september 1938

tentang pembentukan Suaka Marga Satwa Pulau Padar, bagian barat dan

selatan Pulau Rinca

 Residen van Timor en onder horigheden No. 19/27 Januari 1939

(Pengesahan Peraturan Daerah pada butir 1)

 Surat Keputusan menteri kehutanan No. 66/dep.Keh/1965 tanggal 21

oktober 1965 Tentang penunjukkan Pulau Komodo sebagai Suaka Marga

Satwa seluas 31000Ha.

 Surat Keputusan Gubernur KDH Tk. I Nusa Tenggara Timur No.32 tahun

1969 tanggal 24 juni 1969 tentang penunjukkan Pulau Padar, Pulau Rinca

dan Daratan Wae Wuul/mburak sebagai Hutan WIsata /suaka alam seluas

20.500Ha.

 Surat Keputusan Dirjen Kehutanan No. 97/tap/Dit Bina/1970, tentang

pembentukan PPA Labuan Bajo.

 Pengumuman Menteri Petanian tanggal 06 maret 1980 tentang

pembentukan Taman Nasional Komodo.

 Keputusan Dirjen PHPA No. 46/Kpts/VI-Sek/84 tanggal 11 Desember

1984 tentang penunjukkan wilayah kerja Taman Nasional.

 Keputusan Menteri Kehutanan 0.306/Kpts-II/92 tanggal 29 Februari 1992

tentang perubahan fungsi suaka marga satwa pulau komodo, Pulau Rinca,

Pulau Padar seluas 40.728Ha serta menunjukkan perairan laut disekitarnya

seluas 132.572Ha yang terletak dikabupaten Dati II manggarai provinsi


21

Dati I Nusa Tenggara Timur menjadi Taman Nasional dengan nama

Nasional Komodo.

 Tahun 1992, Komodo ditetapkan oleh presiden RI sebagai simbol satwa

nasional memalui kappres 0.4 tahun 1992 tanggal 09 januari 1992.

 Tahun 1992,perubahan fungsi suaka marga satwa Pulau Komodo, Pulau

Rinca dan Pulau Padar seluas 40.728 Ha dan penunjukkan pearairan laut

seluas 132.572Ha menjadi Taman Nasional Komodo.

 Tahun 2000, ditetapkan pelestarian alam perairan oleh menteri kehutanan

dengan luas 132.572Ha

 Tahun 2006 Taman Nasional Komodo termasuk 21 Taman Nasional

model di Indonesia sesuai dengan SK Direktur Jenderal PHKA No.

SK.69/IV-set/HO/2006 tentang penunjukkan 20 (dua puluh) Taman

Nasional sebagai Taman Nasional Model.

2. Struktur Organisasi Taman Nasional Komodo

Dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya, BTNK didukung dengan

perangkat organisasi yang terdiri dari : (1) Sub bagian Tata usaha, (2) Seksi

Pengelolaan Taman Wilayah 1 Pulau Rinca, dan (3) Seksi Pengelolaan Taman

Nasional Wilayah II Pulau Komodo, dan (3) Seksi Pengelolaan Taman Nasional

Wilayah III Pulau Padar.

Adapun struktur organisasi BTNK adalah sebagai berikut pada Tabel 1.5

dibawah ini :
22

Tabel III.1

Struktur Organisasi Balai Taman Nasional Komodo

Balai Taman Nasional


Komodo

Sub Bagian Tata


Usaha

Seksi Pengelolaan Seksi Pengelolaan


Seksi Pengelolaan
Taman Nasional Taman Nasional
Taman Nasional
Wilayah II Pulau Wilayah III Pulau
Wilayah 1 Pulau Rinca
Komodo Padar

Sumber : Struktur Organisasi BTNK

3. Tugas Pokok dan Tanggung Jawab Keseluruhan

BTNK adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) pengelola TNK yang berada

dibawah Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem

(KSDAE), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. BTNK bertanggung

jawab secara langsung kepada Direktur Jenderal KSDAE. Mengacu pada

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.03/Menhut-II/2007 tanggal 01 Februari

2007 tentang organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis Taman Nasional,

BTNK mempunyai tugas untuk melakukan penyelenggaraan konservasi sumber

daya alam hayati dan ekosistemnya dan pengelolaan kawasan Taman Nasional

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


23

Dalam melaksanakan tugas tersebut, BTNK selaku UPT dari Direktorat Jenderal

KSDAE menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. Penataan zonasi, penyususnan rencana kegiatan, pemantauan dan evaluasi

pengelolaan kawasan Taman Nasional ;

b. Pengelolaan Taman Nasional ;

c. Penyedikan, perlindungan, dan pengamanan kawasan Taman Nasional;

d. Pengedalian kebakaran hutan ;

e. Promosi, informasi konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya;

f. Pengembangan bina cinta alam serta penyuluhan konservasi sumber daya

alam hayati dan ekosistemnya ;

g. Kerja sama pengembangan konservasi sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya serta pengembangan kemitraan ;

h. Pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan Taman Nasional ;

i. Pegembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan dan pariwisata alam ;

j. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

4. Visi dan Misi Taman Nasional Komodo

Mengacu pada rancangan rencana strategis BTNK tahun 2015-2019.

a. Visi BTNK adalah “sebagai destinasi ekowisata kelas dunia

kebanggaan nasional yang terdepan dalam tata kelola kawasan

konservasi”.

b. Adapun misi yang diwujudkan dalam mewujudkan pernyataan visi

tersebut, sebagai mana tugas dan fungsi Direktorat Jenderal KSDAE, yaitu
24

1. meningkatkan upaya perlindungan sumber daya alam dan ekosistem

Taman Nasional Komodo dengan menerapkan prinsip-prinsip

pengelolaan kawasan dan keanekaragaman hayati;

2. meningkatkan upaya pengawetan sumber daya dan ekosistem Taman

Nasional Komodo dengan merapkan prinsip-prinsip pengelolaan

kawasan dan keanekaragaman hayati;

3. mewujudkan upaya pemanfaatan sumber daya alam dan ekosistem

Taman Nasional Komodo dengan menerapkan prinsip-prinsip

pengelolaan ekowisata bertaraf internasional secara mandiri dan

berkelanjutan serta;

4. mewujudkan tata kelola kawasan yang mantap yang didukung dengan

kelembagaan yang efektif, efesien, akuntan tabel, harmonis dan

professional sesuai dengan mandat sebagai Taman Nasional, Situs

Warisan Dunia, dan Cagar Biosfer.

B. Deskripsi Pekerjaan/Tugas selama KPM

Dengan adanya kegiatan Kerja Profesi Mahasiswa (KPM) sebagi program dari

Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) “Handayani” Denpasar yang

bertujuan untuk memenuhi kewajiban mahasiswa dalam menyusun tugas akhir. Selain

itu, bagi mahasiswa sangat merasakan manfaatnya dapat mengenal kegiatan-kegiatan

usaha pada instansi pemerintah maupun swasta. Di samping itu mahasiswa dapat

menerapkan maupun membandingkan ilmu pengetahuan yang diterima selama

perkuliahan. Pelaksanaan KPM yang berlangsung selama 2 bulan pada salah satu

instansi atau perusahaan yang di jadikan sebagai obyek pengamatan KPM yakni
25

Taman Nasional Komodo lebih tepatnya di Puau Komodo (Loh Liang) bertujuan

untuk meningkatkan, memperluas, dan memantapkan keterampilan Mahasiswa

selama KPM. Berikut ini uraian tugas yang penulis kerjakan selama hingga akhir

KPM yaitu :

1. Guiding (pemandu wisata)

Tugas yang dilakukan penulis di bagian Guiding yaitu :

a. Menyampaikan briefing (pemaparan singkat) mengenai Taman Nasional

Komodo (Loh Liang) dan memberikan informasi mengenai jalur trekking

kepada pengunjung;

b. Menyampaikan aturan dan tata tertib yang berlaku di TNK;

c. Mendampingi dan menyampaikan informasi secara singkat tentang obyek

daya tarik wisata alam yang dijumpai selama trekking;

d. Mengantar pengunjung sampai titik akhir serta menyampaikan ucapan

terima kasih dan ajakan untuk datang kembali.

2. Ticketing

Tugas yang dilakukan penulis di bagian Ticketing yaitu :

a. Mengenal jenis-jenis tiket;

b. Memberikan salam dengan sopan kepada pengunjung yang ingin membeli

tiket;

c. Mempersilakan pengunjung duduk dan mempersilakan untuk menuliskan

identitas pada buku tamu;

d. Memberikan informasi dan menjelaskan jenis-jenis tiket mengenai harga

tiket kepada pengunjung;


26

e. Kemudian ucapkan terim kasih kepada pengunjung dan ucapkan agar

trekking selama di Pulau Komodo, Loh Liang menyenangkan.

C. Analisis

Sebagaimana yang telah di uraikan dalam Bab 1, untuk menganalisa data yang

di peroleh adalah dengan menggunakan analisa Deskriptif yaitu untuk mengetahui

atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti atau penelitian yang

dilakukan terhadap variabel mandiri atau tunggal, yaitu tanpa membuat perbandingan

atau menghubungkan dengan variabel lain (Sugiyono 2009:11). Sehingga

memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam rangka

mengetahui dan memahami proses pemanduan wisata di kawasan Taman Nasional

Komodo (Loh Liang).

Pemandu wisata adalah orang yang pekerjaannya mendampingi wisatawan

dengan mengatur perjalanan dan memberi penjelasan tentang tempat yang dikunjungi.

Pemandu wisata yang berada di Taman Nasional Komodo (Loh Liang) di tunjuk oleh

Balai Taman Nasional Komodo atau pemegang usaha jasa kepemanduan pariwisata

alam Taman Nasional Komodo untuk bekerja sebagai Naturalist Guide di Pulau

Komodo, Loh Liang.

Yang menjadi pemandu wisata di Taman Nasional Komodo (Loh Liang)

adalah warga setempat (pulau komodo) dan bisa berbahasa inggris. Karena masayarat

Pulau Komodo dan sekitarnya lebih diutamakan dari pada orang luar karena banyak

orang luar yang tidak bertahan bekerja sebagai pemandu wisata di Pulau Komodo,

Loh Liang. Kebijakan Taman Nasional Komodo adalah memperioritaskan masyarakat

yang ada dalam kawasan Taman Nasional Komodo.


27

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Taman Nasional Komodo terletak di antara pulau Sumbawa dan Flores.

Berada di perbatasan antara provinsi Nusa Tenggara Timur dengan Nusa Tenggara

Barat. Tak hanya pulau Komodo, pulau Rinca dan Pulau Padar juga masuk ke dalam

area konservasi alam ini. Pulau Komodo adalah pulau utama dan terbesar yang ada

dikawasan Taman Nasional Komodo.

Taman Nasional Komodo berperan penting dalam perkembangan

kepariwisataan di Manggarai Barat dan menjadi salah satu icon pariwisata NTT yang

mendunia dan itu merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi kita yang mewarisinya.

Di Kawasan Taman Nasional Komodo, wisatawan tidak hanya sekedar melihat

komodo saja melainkan ada beberapa jenis hewan yang dapat ditemukan seperti Babi

Hutan, Kerbau, Ular, Rusa, dan Burung Kakatua. Dan disamping itu juga terdapat

wisata bahari yang wisatawan bisa kunjungi seperti Pulau Padar, Pulau Kelor, Pulau

Kalong, Pulau Manta dan Pantai Merah.

B. Saran

1. Penulis menyarankan khususnya kepada pemandu wisata di Pulau Komodo, Loh

Liang yang terjun langsung menangani wisatawan supaya tidak membeda-

bedakan wisatawan dari mana wisatawan berasal dan harus memberikan

pelayanan yang maksimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku.


28

2. sebaiknya dalam bekerja harus lebih meningkatkan mutu pelayanan yang lebih

baik lagi agar tidak ada keluhan-keluhan dari wisatawan yang mengunjungi

kawasan Taman Nasional Komodo, sehingga dapat meningkatkan citra Taman

Nasional Komodo untuk kedepannya lagi dan bisa mengungguli wisata-wisata di

derah-daerah lain khususnya dari segi pelayanan.

3. Dengan dikembangkannya pariwisata Taman Nasional Komodo diharapkan

mampu membantu perekonomian masyarakat lokal khususnya masayarakat yang

tinggal dikampung komodo.


29

DAFTAR PUSTAKA

Oka A. Yoeti.2003. Tours and Travel Marketing. Pradnya Paramita Jakarta.

Paludi, Salman, 2016. Analisis Pengaruh Electronic Word Of Mouth

(E-Wom) Terhadap Citra Destinasi, Kepuasan Wisatawan, Dan Loyalitas

Destinasi Perkampungan Budaya Betawi (PBB) Setu Babakan Jakarta Selatan.

Tesis, MM IBN Jakarta.

Pitana, I Gde dan Diarta, I Ketut Surya, 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata,

Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Rai Utama, I Gusti Bagus.2017. Pemasaran Pariwisata. Ed-1-Yogyakarta:Penerbit

Andi:

Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&d. Bandung:Alfabeta.

Wahab, Salah.1992. Pemasaran Pariwisata. Jakarta PT.Pradnya Paramita.

www.komodo-park.com
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47

Anda mungkin juga menyukai