Anda di halaman 1dari 56

RESORT

DI PULAU SANROBENGI TAKALAR

DISUSUN OLEH :

NADIYAH WIDIYANI

034 2019 0019

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2023
KATA PENGANTAR

AssalamuAlaikum Wr. Wb.


Puji syukur kita panjatkan Kehadirat Allah SWT yang karena rahmat dan
hidayahnyalah sehingga saya selaku penyusun menyelesaikan proposal skripsi
dengan judul RESORT DI PULAU SANROBENGI TAKALAR ini untuk
memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi serta dalam rangka memperoleh
gelar Sarjana Teknik Strata Satu pada Program Studi Arsitektur pada fakultas
Teknik Universitas Muslim Indonesia Makassar.
Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
penghargaan yang setinggi-tinggi dan ucapan terima kasih kepada kepada Bapak
Dr. Ir. H. Ansarullah, ST., MT. selaku Pembimbing I dan Ibu Pratiwi Juniar A.
Gani ST., M.Sc. selaku Pembimbing II yang telah membantu penulisan proposal
skripsi ini. Serta ucapan terima kasih kepada Bapak /Ibu Dosen dan staff di
lingkungan Program Studi Arsitektur pada Fakultas Teknik Universitas Muslim
Indonesia Makassar yang telah banyak memberikan bantuan, masukan dan
motivasi. Tak lupa pula terima kasih kepada semua rekan-rekan yang telah
memberikan bantuannya.

Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua khususnya kepada penulis dan segala jerih payah kita senantiasa bernilai
ibadah disisi-NYA.

WassalamuAlaikum Wr.Wb.

Makassar, 25 Desember 2022

Nadiyah Widiyani
NIM : 03420190019

ii
DAFTAR ISI

RESORT DI PULAU SANROBENGI


KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................5
1.3. Tujuan ........................................................................................................5
1.4. Manfaat Perancangan ................................................................................5
1.5. Sistematika Penulisan ................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................6
2.1. Pengertian Pariwisata ................................................................................6
2.2. Pengertian Wisata Bahari ..........................................................................9
2.3. Pengertian Resort.......................................................................................9
2.4. Pengertian Pulau ......................................................................................10
2.5. Pengertian Pulau Sanrobengi ...................................................................11
2.6. Sarana dan Prasarana ...............................................................................11
2.8. Standar Pokok Sarana dan Prasarana.......................................................14
2.9. Tinjauan Bangunan Sejenis .....................................................................28
BAB III METODE PERANCANGAN ..................................................................40
3.1. Lokasi ......................................................................................................40
3.2. Jenis dan Sumber Data ............................................................................40
3.3. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................40
3.4. Teknik Analisis Data ...............................................................................41
3.5. Sintetis/Konsep........................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................44
LAMPIRAN ...........................................................................................................46

iii
DAFTAR GAMBAR

RESORT DI PULAU SANROBENGI


Gambar 2. 1: Panduan Visual Perancangan TIC ....................................................14
Gambar 2. 2 : Panduan Visual Perancangan TIC ...................................................15
Gambar 2. 3 : Panduan Visual Perancangan Ruang Ganti / Toilet ........................16
Gambar 2. 4 : Panduan Visual Perancangan Ruang Ganti / Toilet ........................16
Gambar 2. 5 : Panduan Visual Perancangan Pergola/Gazebo................................17
Gambar 2. 6 : Panduan Visual Perancangan Pergola/Gazebo................................18
Gambar 2. 7 : Panduan Visual Perancangan Lampu Taman ..................................19
Gambar 2. 8 : Panduan Visual Perancangan Kios Cendramata ............................20
Gambar 2. 9 : Panduan Visual Perancangan Tempat Ibadah / Musholla ...............21
Gambar 2. 10 : Panduan Visual Perancangan Gapura Identitas.............................22
Gambar 2. 11 : Panduan Visual Perancangan Pejalan Kaki / Pedestrian ...............23
Gambar 2. 12 : Panduan Visual Perancangan Pejalan Kaki / Pedestrian ...............23
Gambar 2. 13 : lustrasi Boardwalk di National Park Plitvice Lakes, Croatia ........25
Gambar 2. 14 : Ilustrasi Boardwalk pejalan kaki ..................................................25
Gambar 2. 15 : Panduan Visual Perancangan Jajanan Kuliner / Foodcourt ..........26
Gambar 2. 16 : Panduan Visual Pagar Pembatas Besi ...........................................27
Gambar 2. 17 : Nago Resort, Pulau Banyak Barat, Aceh Singkil..........................28
Gambar 2. 18 : Sudamala Resorts, Seraya - Labuan Bajo ....................................29
Gambar 2. 19 : Nihiwatu Resort-Sumba ................................................................31

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Tabel Rangkuman Tinjauan Bangunan Sejenis ............................................ 33

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung
berbagai fasilitas dan layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
pemerintah dan pemerintah daerah. Secara lebih luas di dalam Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, juga dijelaskan mengenai wisata
adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi,
atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu
sementara.
Pariwisata adalah salah satu sektor pembangunan yang dapat memacu
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, maka pariwisata dianggap sebagai suatu aset
yang strategis untuk mendorong pembangunan pada wilayah – wilayah tertentu
yang mempunyai potensi objek wisata dengan perkembangan industri pariwisata di
suatu wilayah, arus urbanisasi ke kota–kota besar dapat lebih ditekan.
Pengembangan pariwisata Indonesia telah tercermin dalam rencana strategi yang
dirumuskan oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI, yakni: (1)
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan membuka kesempatan berusaha
dan lapangan kerja serta pemerataan pembangunan di bidang pariwisata; (2)
mewujudkan pembangunan pariwisata yang berkesinambungan sehingga
memberikan manfaat sosial-budaya, sosial ekonomi bagi masyarakat dan daerah,
serta terpeliharanya mutu lingkungan hidup; (3) meningkatkan kepuasan wisatawan
dan memperluas pangsapasar; dan (4) menciptakan iklim yang kondusif bagi
pembangunan pariwisata Indonesia sebagai berdayaguna, produktif, transparan,
dan bebas KKN untuk melaksanakan fungsi pelayanan kepada masyarakat, dalam
institusi yang merupakan amanah yang dipertanggungjawabkan (Rencana Strategi
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI)
Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di
Indonesia Timur, selain terkenal dengan wisata bahari, Sulawesi Selatan juga

1
memiliki daya tarik pemandangan alam, keanekaragaman budaya dan adat istiadat
(Purnamasari, 2011). Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi yang
memiliki keindahan alam dan tempat-tempat wisata yang dapat mendukung
perkembangan pariwisata (Badan Pusat Statistik Sulsel). Maka dari itu sangat
diperlukan usaha atau strategi pemerintah untuk mengembangkan dan
meningkatkan kunjungan destinasi wisata di Sulawesi Selatan yaitu salah satunya
dengan cara memperkuat promosi wisata karena pariwisata memberikan kontribusi
yang cukup besar terhadap peningkatan perekonomian. Dengan menggunakan
strategi promosi yang baik akan sangat mudah untuk menarik perhatian wisatawan
baik itu wisatawan mancanegara ataupun wisatawan domestik untuk mengunjungi
destinasi wisata yang ada di Sulawesi Selatan. (Fadillah ,Mone , 2021)
Kabupaten Takalar adalah sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan,
Indonesia. Ibu kotanya terletak di Pattallassang. Kab. Takalar terdiri dari sembilan
kecamatan, yaitu Pattallassang, Polombangkeng Selatan, Polombangkeng Utara,
Galesong, Galesong Selatan, Galesong Utara, Sanrobone, Mappakasunggu dan
Manggarabombang. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 566,51 km² dan
berpenduduk sebanyak 304.856 jiwa (Wikipedia, 2021). Kabupaten Takalar sebagai
salah satu daerah di Provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki potensi wisata cukup
banyak dengan prospek ke depan sangat menjanjikan. Objek wisata yang
dikembangkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Kabupaten Takalar
yang setahun terakhir sangat ramai dikunjungi para pengunjung/wisatawan
diantaranya adalah wisata Pantai Topejawa yang terletak di desa Topejawa. Ada
juga sebuah pulau kecil bernama Pulau sanrobengi, warga pantai ini sebagian besar
adalah petani dan nelayan (Jinayan,2019).
Pulau Sanrobengi merupakan sebuah pulau kecil dengan luasan ± 1 hektar
yang terletak di Desa Boddia, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar. Pulau
Sanrobengi sendiri ada sejak tahun 1968, Sejak tahun 1968 Pulau Sanrobengi belum
dikenal dengan nama Pulau Sanrobengi melainkan dengan nama Pengunjung 1968.
Untuk pengunjung di Pulau Sanrobengi Setiap Minggunya bisa mencapai 200
sampai 300 orang, Dari jumlah keseluruhan 30-40 orang pengunjung yang
menginap di Pulau Sanrobengi. Pulau Sanrobengi memiliki potensi sebagai pusat

2
kunjungan wisata bahari karena selain berpasir putih juga dapat dilakukan kegiatan-
kegiatan wisata bahari laut seperti berenang, menyelam, berjemur, memancing, dan
berbagai kegiatan lainnya. Sajian pantai dengan airnya yang jernih sehingga para
pengunjung dapat menyaksikan langsung ikan-ikan yang ada di pulau yang sudah
ditetapkan sebagai pulau tempat pelaksanaan festival bahari pada setiap tahunnya.
Di sini dapat disaksikan keramba milik nelayan, dermaga, tempat berjemur serta
rumah-rumah tradisional yang terbuat dari kayu, bambu dan sebagainya. Tidak
hanya itu, di pulau ini juga terdapat beberapa fasilitas outbond seperti, jembatan
gantung, gazebo, panggung kesenian, fasilitas umum seperti WC dan sebagainya
(JUPS (Journal of Urban Planning Studies), November 2021).
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, potensi
Perencanaan Resort di Pulau Sanrobengi yang merupakan tempat wisata perlu
diolah dan dikembangkan sebagaimana yang tertera pada Perda Takalar 2020 Bab
I Ketentuan Umum Pasal 1 (16) tentang Daya Tarik Wisata adalah segala
sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman
kekayaan alam,budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan
kunjungan wisatawan. Adapun beberapa aspek yang dijadikan standar dalam pengo
lahan Kawasan Pariwisata Pantai dijelaskan pada Peraturan Menteri Pariwisata
Nomor 3 Tahun 2018 tentang Petunjuk Operasional Pengelolaan dan alokasi
khusus fisik bidang Pariwisata yang harus dilengkapi seperti tempat Pusat
Informasi Wisata, Ruang Ganti/Toilet, Pembuat Pergola, Lampu Taman,
Pemasangan Pagar Pembatas, Kios Cendramata, Tempat Ibadah, Gapura, Pusat
Kuliner, dan Pembangunan tempat parkir, sehingga Perencanaan Resort di Pulau
Sanrobengi perlu dikembangkan dalam RIPPDA yang dijelaskan pada Perda
Takalar 2020 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 (17) Daerah Tujuan Pariwisata
yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang
berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya
tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat
yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya Kepariwisataan dan dijabarkan
secara terperinci pada Perda Takalar Bagian Pembangunan Daya Tarik Daerah
(DTWD) tepatnya bagian b) Pengembangan Wisata Bahari.

3
Jumlah Pengunjung 11 Tahun terakhir berdasarkan wawancara dengan kepala
desa dan masyarakat setempat yakni pada tahun 2012 pengunjung Pulau
Sanrobengi untuk perminggunya mencapai 200-300 orang dan apabila dijumlah
dalam setahun mencapai 9.600-10.400 orang, untuk tahun 2013-2018 jumlah
pengunjung stabil seperti pada tahun 2012, Pada pertengahan tahun 2019
mengalami penurunan yang signifikan akibat dari tidak adanya pembaharuan untuk
fasilitas-fasilitas Wisata di Pulau Sanrobengi dan untuk jumlah pengunjung pada
saat itu 100-120 orang perminggunya sedangkan untuk pertahunnya dikisarkan
sekitar 4.800-5.760 orang, Jumlah tersebut perlahan menurun pertahun akibat tidak
adanya program pembaharuan lagi dari pemerintah setempat, Pada tahun 2020 saat
Pandemi Covid 19 tercatat dengan jumlah pengunjung yang sangat berkurang
sebanyak 60 orang perminggu dan apabila dijumlah atau di kalkulasikan pada tahun
tersebut mencapai 2.880 orang, Dan pada tahun 2021-2022 pengunjung Pulau
Sanrobengi meningkat sedikit yaitu 80-100 perminggu dan di kalkukasikan pada
tahun tersebut mencapai 4.160-5.200 orang. Dari angka peningkatan jumlah
wisatawan maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Dari data diatas maka kita
dapat simpulkan peningkatan wisatawan dari tahun 2013 ke 2017 stabil 2017 ke
2019 mengalami penurunan sebesar 50%, 2019 ke 2020 penurunan sebesar 27%,
2020 ke 2021 mengalami peningkatan sebesar 18%, dan 2021 ke 2022 stabil dengan
jumlah pengunjung 5.200 orang pertahunnya.
Berdasarkan perkembangan terakhir kondisi objek wisata di Pulau
Sanrobengi sudah tidak terawat namun masih banyak yang kunjungi, karena Pulau
Sanrobengi saat ini terkesan berkembang tanpa kendali dan bahkan dapat dikatakan
tidak terawat dan berantakan. Penataan dan pengembangan objek wisata di Pulau
Sanrobengi diharapkan mampu meningkatkan kualitas objek wisata dengan
memberikan nilai tambah yang memperhatikan kualitas lingkungan, sehingga
mampu menarik lebih banyak wisatawan Lokal maupun Mancanegara.

4
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas, maka rumusan masalah yang akan dipecahkan yaitu :
1. Merencanakan dan Mengembangkan kebutuhan sarana dan prasarana untuk
Resort di Pulau Sanrobengi Takalar ?
2. Tampilan bangunan pada Resort di Pulau Sanrobengi Takalar ?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari proses perencanaan dan perancangan Resort di Pulau
Sanrobengi Takalar adalah :
1. Merencanakan dan mengembangkan kebutuhan sarana dan prasarana pada
Resort di Pulau Sanrobenngi Takalar.
2. Untuk Mengetahui tampilan bangunan pada Resort di Pulau Sanrobengi Takalar.
1.4. Manfaat Perancangan
Adapun manfaat perancangan yaitu agar penulis dan pembaca dapat
memahami dan mengetahui cara merencanakan dan merancang sebuah Resort di
Pulau Sanrobengi Takalar
1.5. Sistematika Penulisan
BAB I (Pendahuluan)
Bab ini berisi Latar Belakang masalah, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat
Perancangan, serta Sistematika Penulisan.
BAB II (Tinjauan Pustaka)
Menguraikan tinjauan pustaka mengenai perancangan yang berkaitan dengan
Resort di Pulau Sanrobengi Takalar dan juga berkaitan dengan masalah dan tinjauan
bangunan sejenis.
BAB III (Metode Perancangan)
Dalam bab ini menjelaskan tentang data apa saja yang dikumpulkan serta
bagaimana cara mengumpulkan, mengolah dan menyajikannya, metode dan unit
analisis penelitian, variabel dan pengukurannya, prosedur pengumpulan data,
metode analisis data, waktu dan tempat penelitian.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pariwisata
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan
Pemerintah Daerah (Menurut UU No. 10 tahun 2009). Menurut Muljadi dalam
mengatakan, pariwisata merupakan konsep multi dimensi layaknya pengertian
wisatawan. Tak bisa dihindari bahwa beberapa pengertian pariwisata dipakai oleh
para praktisi dengan tujuan dan perspektif yang berbeda sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Pariwisata juga merupakan aktivitas, pelayanan dan produk hasil
industri pariwisata yang mampu menciptakan pengalaman perjalanan bagi
wisatawan. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,
termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang
berkaitan dengan bidang tersebut.
Pengertian Pariwisata Menurut para ahli adalah:
2.1.1. Menurut Damanik (2006),pariwisata adalah perpindahan orang untuk
sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan diluar tempat
dimana mereka biasa hidup dan bekerja dan juga kegiatan-kegiatan mereka
selama tinggal di suatu tempat tujuan.
2.1.2. Menurut mathieson & Wall dalam Pitana dan Gyatri (2005), bahwa
pariwisata adalah kegiatan perpindahan orang untuk sementara waktu ke
destinasi diluar tempat tinggal dan tempat bekerjanya dan melaksanakan
kegiatan selama di destinasi dan juga penyiapan-penyiapan fasilitas untuk
memenuhi kebutuhan mereka.
2.1.3. Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Koen Meyers (2009), pariwisata
adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dari
tempat tinggal semula ke daerah tujuan. Tujuannya bukan untuk menetap
atau mencari nafkah melainkan hanya untuk bersenang-senang, memenuhi
rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang atau waktu libur serta
tujuan-tujuan lainnya.

6
Menurut Fajri, jenis-jenis pariwisata terbagi menjadi:
A. Jenis dan Macam Pariwisata Berdasarkan Letak Geografis
1) Pariwisata Lokal (Local Tourism), Pariwisata setempat yang mempunyai ruang
lingkup relatif sempit dan terbatas dalam tempat-tempat tertentu saja. Misalnya
pariwisata kota Bandung, DKI Jakarta, dan lain-lain.
2) Pariwisata Regional (Regional Tourism), Pariwisata yang berkembang di suatu
tempat atau daerah yang ruang lingkupnya lebih luas bila dibandingkan dengan
local tourism, tetapi lebih sempit bila dibandingkan dengan national tourism.
Misalnya Pariwisata Sumatera Utara, Bali, dan lain-lain.
3) Pariwisata Nasional (National Tourism), Kegiatan pariwisata yang berkembang
dalam wilayah suatu negara, selain kegiatan domestic tourism juga
dikembangkan foreign tourism, di mana di dalamnya termasuk in bound tourism
dan out going tourism. Jadi, selain adanya lalu lintas wisatawan di dalam negeri
sendiri, juga ada lalu lintas wisatawan dari luar negeri, maupun dari dalam negeri
ke luar negeri
4) Regional-International Tourism, Kegiatan Pariwisata yang berkembang di suatu
wilayah international yang terbatas, tetapi melewati batas-batas lebih dari dua
atau tiga negara dalam wilayah tersebut. Misalnya pariwisata kawasan ASEAN,
Timur Tengah, Asia Selatan, Eropa Barat, dan lain-lain.
5) International Tourism, Kegiatan pariwisata yang berkembang di seluruh negara
di dunia termasuk regional-international tourism dan national tourism.
B. Jenis dan Macam Pariwisata Menurut Alasan/Tujuan Pariwisata

1) Business Tourism, Jenis Pariwisata di mana pengunjungnya datang untuk tujuan


dinas, usaha dagang atau yang berhubungan dengan pekerjaan, meeting, insentif,
convention, exhabition (MICE).
2) Vacational Tourism, Jenis Pariwisata di mana orang-orang yang melakukan
perjalanan wisata terdiri dari orang-orang yang sedang berlibur atau
memanfaatkan waktu luang.
3) Educational Tourism, Jenis Pariwisata di mana pengunjung melakukan
perjalanan untuk tujuan studi atau mempelajari sesuatu di bidang ilmu
pengetahuan. Educational Tourism meliputi study tour atau dharmawisata.

7
Dalam bidang bahasa dikenal istilah polly glotisch, yaitu orang-orang yang
tinggal sementara waktu di suatu negara untuk mempelajari bahasa negara
tersebut.
C. Jenis dan macam pariwisata menurut objeknya
1) Cultural Tourism, Jenis Pariwisata di mana perjalanan dilakukan karena
adanya motivasi untuk melihat daya tarik dari seni-budaya suatu tempat atau
daerah. Objek kunjungannya adalah warisan nenek moyang dan benda-benda
kuno. Seringkali terbuka kesempatan bagi wisatawan untuk mengambil bagian
dalam suatu kegiatan kebudayaan di tempat yang dikunjunginya.
2) Recuperational Tourism, Biasanya disebut sebagai pariwisata kesehatan.
Tujuan wisatawan melakukan perjalanan adalah untuk menyembuhkan suatu
penyakit. Seperti halnya mandi di sumber air panas, mandi lumpur yang biasa
dijumpai di Eropa, serta mandi kopi di Jepang yang diyakini dapat membuat
wajah terlihat awet muda.
3) Commercial Tourism, Disebut sebagai pariwisata perdagangan, karena
perjalanan wisata ini dikaitkan dengan kegiatan perdagangan nasional atau
internasional, di mana sering diadakan expo, fair, exhabition, dan lain-lain.
4) Sport Tourism, Biasanya disebut dengan istilah pariwisata olah raga.
Orangorang yang melakukan perjalanan bertujuan untuk melihat atau
menyaksikan suatu event olah raga di suatu tempat atau negara (dapat juga ikut
berpartisipasi dalam kegiatan tersebut). Misalnya Olympiade, All England,
Pertandingan Tinju atau sepak bola.
5) Political Tourism, Biasanya disebut sebagai pariwisata politik, yaitu suatu
perjalanan yang tujuannya untuk melihat atau menyaksikan suatu peristiwa
yang berhubungan dengan kegiatan suatu negara. Misalnya kemerdekaan suatu
negara (Parade 1 Mei di Tiongkok, Parade 1 Oktober di Rusia, dan lainlain).
6) Social Tourism, Pariwisata sosial jangan diasosiasikan sebagai suatu pariwisata
yang berdiri sendiri. Pengertian ini hanya dilihat dari segi penyelenggaraannya
saja yang tidak menekankan pada usaha untuk mencari keuntungan. Misalnya
study tour, youth tourism yang dikenal dengan istilah pariwisata remaja.

8
7) Religion Tourism, Jenis pariwisata di mana tujuan perjalanan yang dilakukan
adalah untuk melihat atau menyaksikan upacara-upacara keagamaan. Seperti
halnya Ibadah Haji atau Umroh ke Mekaah bagi penganut agama Islam,
kunjungan ke Lourdes bagi penganut agama Katolik, dan lain-lain.
2.2. Pengertian Wisata Bahari
Wisata Bahari adalah seluruh kegiatan yang bersifat rekreasi yang
aktifitasnya dilakukan pada media kelautan atau bahari dan meliputi daerah pantai,
pulau-pulau sekitanya, serta kawasan lautan dalam pengertian pada permukaannya,
dalamnya, ataupun pada dasarnya termasuk didalamnya taman laut.
Aktifitas Wisata Bahari pada dasarnya mengundang tantangan, keberanian,
ketenangan, historis,dan yang lebih penting adalah cinta terhadap alam lingkungan
laut dan kehidupannya. Pada umumnya Taman Wisata Bahari berlokasi pada
tempat yang memiliki lingkungan yang alami, sejuk dan sehat sehingga dapat
mencapai suatu kegiatan rekreasi yang optimal.
Dengan melihat kegiatan yang bersifat rekreasi , maka suatu Taman Wisata
Bahari harus memiliki beberapa fasilitas, diantaranya: Marina (Dermaga), Club
House, Akuarium Laut, Ruang Rekreasi Aktif (Kolam Renang, Area Bermain
Anak, Area Bermain Dewasa, Area Tunggang), Ruang Rekreasi Pasif (Area
Berjemur, area Berkemah, Panggung Terbuka), Fasilitas Penginapan, Sarana
Restaurant, Cafe, Galeri Seni, Pasar Seni.
2.3. Pengertian Resort
Resort merupakan salah satu kawasan yang di dalamnya terdapat akomodasi
dan sarana hiburan sebagai penunjang kegiatan wisata. Beberapa definisi resort oleh
beberapa sumber yaitu di kutip dari (Wahyu 2022) :
Pertama, menurut Mill (2002:27) resort merupakan tempat dimana orang
pergi untuk brekreasi.
Kedua, menurut O’Shannessy et al (2001:5), resort adalah sebagai sebuah jasa
pariwisata yang setidaknya di dalamnya terdapat lima jenis pelayanan, yaitu
akomodasi, pelayanan makanan dan minuman, hiburan, outlet penjualan, serta
fasilitas rekreasi. Pasar dari usaha resort ini adalah pasangan (couple), keluarga

9
(families), pasangan yang berbulan madu (honeymoon couples), dan juga individu
(single).lapangan tenis disediakan.
Ketiga, menurut Murdhanti (2011) menyebut resort sebagai hotel yang
letaknya berada di daerah pegunungan, di tepi aliran sungai, di tepi pantai, dan tepi
danau.
2.4. Pengertian Pulau
Menurut (UU RI tahun 2014) UU Kelautan Bab I Pasal 1 (3) Pulau adalah
wilayah daratan yang terbentuk secara alamiah yang dikelilingi air 'dan berada di
atas permukaan air pada waktu air pasang. Menurut UN Convention on The Law of
The Sea (UNCLOS 1982) Article 121, pulau adalah massa daratan yang terbentuk
secara alami yang dikelilingi air dan tidak tenggelam pada saat pasang tertinggi
(dalam hal ini, mangrove, batu, gosong tidak termasuk sebagai kriteria pulau).
Pulau yang tidak terbentuk secara alami seperti pulau buatan atau pulau hasil
reklamasi tidak dapat dikategorikan sebagai pulau.
Menurut Undang-Undang 27 Tahun 2007 jo UU no. 1 tahun 2014, Pulau juga
terbagi menjadi dua macam , yaitu :
1. Pulau kecil adalah pulau dengan luas kurang dari 2.000 km2 (kilometer
persegi);
2. Pulau Besar adalah pulau yang luasnya lebih dari 2.000 km2 (kilometer
persegi).
Berdasarkan uraian diatas bisa disimpulkan bahwa Pulau Sanrobengi sendiri
termasuk dalam pulau kecil karena dengan luasan 1 hektar sama dengan 0.01km2
kurang dari 2.000 km2 yang dimana masuk dalam ciri-ciri pulau kecil. Dari jenis
kelompok pulau, apabila lebih didetilkan lagi, didapatkan ada tipe pulau yang hanya
dapat ditemui pada kriteria pulau kecil, atau tidak ditemukan pada pulau besar
(pulau dengan ukuran > 2000 km2). Seperti tipe pulau kecil atol dan tipe pulau kecil
karang terangkat. Sehingga didapatkan ada 9 tipe pulau kecil, dimana didalamnya
termasuk tipe pulau kecil buatan yang mana sudah diterangkan di depan bahwa
pulau kecil buatan tidak termasuk katagori ‘pulau’ menurut definisi dari UNCLOS
1982. Secara keseluruhan, pulau kecil dibagi menjadi 9 tipe, yaitu: Pulau Aluvium,

10
Pulau Karang/Koral, Pulau Atol, Pulau Vulkanik, Pulau Tektonik, Pulau Genesis
Campuran, Pulau Teras Terangkat, Pulau Petabah dan Pulau Kecil Buatan.
2.5. Pengertian Pulau Sanrobengi
Gusung Sanrobengi atau Pulau Sanrobengi adalah salah satu pulau yang
berada di gugusan Kepulauan Spermonde dan secara administratif masuk pada
wilayah Desa Boddia, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan,
Indonesia. Secara astronomis, pulau ini terletak di titik koordinat
5°19′29.190″LS,119°20′33.279″BT.
2.6. Sarana dan Prasarana
Salah satu komponen dari kesisteman pariwisata adalah sarana dan prasarana
kepariwisataan, yang merupakan komponen terbesar dan paling menentukan dalam
menyukseskan penyelenggaraan pariwisata. Di dalam komponen ini terdiri dari
berbagai subsistem yang memang benar-benar perlu mendapatkan perhatian dan
penyediaan, pengelolaan serta pemeliharaan yang seksama, yaitu kondisi fisik
objekwisata, yang mencakup tata ruang dan tata letak (layout) sarana prasarana
serta fasilitas pendukung objek wisata, kondisi tanah, topografi, sumber air,
drainase, kemudahan akses ke objek wisata dan sumber daya rekreasional atau
potensi objek wisata yang dimiliki serta peran dari masyarakat sekitarnya yang
mendukung potensi objek wisata, misalnya pemanfaatan fasilitas sarana
pendukung.
Tata letak (layout) sarana prasarana mempunyai peranan sangat penting
dalam mengembangkan kepariwisataan pada objek wisata disuatu daerah. Objek
wisata dikatakan menarik, tidak hanya dilihat dari segi panorama alam saja dan
mempunyai fasilitas yang lengkap tanpa ada pengaturan tata letak, akan tetapi harus
ada penataan sarana prasarana yang baik dan teratur, diantaranya fasititas kamar
kecil letaknya harus berdekatan dengan aktivitas wisata, jalan tangga menuju ke
puncak gunung harus diatur dengan baik, harus ada pembuangan sampah. Oleh
karena itu, tata letak (layout) sarana prasarana harus dirancang dengan baik
sehingga memudahkan terlaksananya proses aktivitas pada objek wisata.
Tujuan dari tata letak yang ekonomis yang dapat membantu pencapaian tata
letak yang efektif dan tetap memenuhi kebutuhan objek wisata untuk bersaing.

11
Sehingga setiap objek wisata dapat merasakan pentingnya penggunaan tata letak
yang sesuai dengan pelaksanaan, pengelolaan, keikutsertaan masyarakat sekitar
yang mempengaruhi potensi objek wisata, serta pemanfaatan proses aktivitas
karena dengan penyusunan yang teratur diharapkan dapat memperlancar proses
aktivitas pada objek wisata. Sarana juga merupakan kebutuhan dasar bagi
wisatawan yang nantinya akan berpengaruh terhadap pengembangan kawasan
wisata. Sarana wisata bertujuan untuk memberikan pelayanan atau memenuhi
kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Sarana wisata yang
harus disediakan di daerah tujuan wisata meliputi hotel, biro perjalanan, alat
transportasi, restauran dan rumah makan, serta sarana pendukung lainnya.
(A.S.Kalangi.2016).
Sarana dan prasarana diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 50 tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Nasional Tahun 2010-2025 pasal 25 yang menyebutkan tentang pembangunan
Prasarana Umum, Fasilitas Umum, dan Fasilitas Pariwisata dan juga Peraturan
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republika Indonesia Nomor 17 Tahun
2014 Tentang Standar Usaha Kawasan Pariwisata.
2.6.1 Teori Sarana
a. Kegiatan pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan objek wisata alam,
yang dilakukan meliputi, pengelolaan parkir, pengelolaan fasilitas wisata
dan pengelolaan tempat/sarana Mandi Cuci kakus (MCK) (Melzannur &
Wulandari 2015:56 dalam Kalangi,2016).
b. Dwiputra (2013:38 dalam Kalangi, 2016) menyatakan bahwa pembangunan
sarana wisata di daerah tujuan wisata maupun objek wisata tertentu harus
disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan. Berbagai sarana wisata yang
harus disediakan di daerah tujuan wisata yaitu hotel, biro perjalana, alat
transportasi, restoran, rumah makan, tempat parkir, dan sarana MCK, serta
sarana pendukung lainnya.
c. Fasilitas wisata adalah semua fasilitas yang fungsinya memenuhi kebutuhan
wisatawan yang tinggal untuk sementara waktu di daerah tujuan wisata yang
di kunjunginya, dimana mereka dapat santai menikmati dan berpartisipasi

12
dalam kegiatan yang tersedia di daerahh tujuan wisata tersebut. (Yoeti
2003:56 dalam Sulistiana, 2015) Sarana dan prasarana pariwisata yang
lancar merupakan salah satu indikator perkembangan pariwisata.
Sarana/prasarana di artikan sebagai suatu proses tampa hambatan dari
pengadaan dan peningkatan hotel, restoran, tempat hiburan dan sebagainya
serta prasarana jalan dan transportasi yang lancar dan terjangkau oleh
wisatawan.
2.6.2 Teori Prasarana
Prasarana Pariwisata adalah sumber daya alam manusia yang mutlak
dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti
jalan, listrik, air telekomunikasi, terminal, jembatan, dan lain sebagainya
(Suwantoro dalam Ghani, 2017), sedangkan menurut Warpani dalam Ghani (2017)
prasarana diantaranya:
a. Aksebilitas
Aksebilitas merupakan daya hubung antar zona yang wujudnya berupa jalan
raya dan jaringan angkutan. Aksebilitas merupakan faktor penting dalam
proses berwisata, tingkat kemudahan untuk menjangkau suatu kawasan wisata
dilihat dari aksebilitas yang berupa kondisi jalan raya, ketersediaan moda
angkutan untuk menuju kawasan wisata tersebut. Peningkatan aksebilitas
berarti mempersingkat waktu dan biaya perjalana.
b. Utilitas
Yang termasuk kelompok utilitas adalah; listrik, air bersih, persediaan air
minum, dan toilet.
c. Jaringan Pelayanan
Yang termasuk kelompok jaringan pelayanan adalah; pelayanan kesehatan
dalam bentuk pos kesehatan atau persediaan P3K, dan keamanan dalam bentuk
Pos keamanan beserta pihak keamanan atau oknum petugas, agar terhindar dari
tindakan-tindakan kriminal selama berada di kawasan wisata.

13
2.8. Standar Pokok Sarana dan Prasarana
Menurut Peraturan Menteri Pariwisata nomor 3 Tahun (2018) tentang
pengembangan Daya Tarik Wisata adalah sebagai upaya untuk peningkatan kualitas
fasilitas daya tarik wisata, mencakup :
1) Pengembangan Pusat Informasi Wisata / TIC ( Tourismr Center )

Gambar 2. 1: Panduan Visual Perancangan TIC


Sumber : Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 3 Tahun 2018

14
Gambar 2. 2 : Panduan Visual Perancangan TIC
Sumber : Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 3 Tahun 2018
Konsep dasar pembangunan Pusat Informasi Wisata/TIC adalah menyediakan
fasilitas layanan informasi pariwisata yang akurat dan
terbaru (update) kepada siapa saja yang membutuhkan. Seiring dengan
perkembangan kebutuhan dan kemajuan zaman, maka fungsi Pusat Informasi
Wisata/TIC dapat menjadi tempat melakukan promosi bagi sebuah destinasi dalam
meningkatkan jumlah kunjungan dan lama tinggal wisatawan yang berkunjung.
Fungsi dan Manfaat Pusat Informasi Wisata/TIC adalah antara lain:

1. Promosi, Pusat Informasi Wisata/TIC berperan aktif dalam mendatangkan


pengunjung ke sebuah destinasi dengan cara melakukan promosi, serta
meningkatkan lama tinggal dan jumlah pengeluaran wisatawan;
2. Travel Advice and Support, Pusat Informasi Wisata/TIC berperan aktif dalam
menyampaikan informasi yang terkait dengan pariwisata di sebuah destinasi,
seperti: Atraksi, Amenitas, Aksesibilitas, dan Aktivitas Wisata;
3. Edukasi, Pusat Informasi Wisata/TIC berperan aktif mengedukasi wisatawan
tentang nilai-nilai kearifan lokal dan adat istiadat yang berlaku di daerah
tersebut.

15
2) Ruang Ganti / Toilet

Gambar 2. 3 : Panduan Visual Perancangan Ruang Ganti / Toilet


Sumber : Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 3 Tahun 2018

Gambar 2. 4 : Panduan Visual Perancangan Ruang Ganti / Toilet


Sumber : Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 3 Tahun 2018
Ruang ganti dan/atau toilet sangat diperlukan oleh wisatawan untuk
mencuci tangan, membasuh wajah, membuang hajat atau untuk berganti pakaian
ketika sedang beraktivitas dalam suatu daya tarik wisata. Kebutuhan tersebut perlu

16
menjadi perhatian bagi pengelola pariwisata karena sangat terkait dengan
kenyamanan wisatawan pada saat berwisata. Oleh sebab itu, ketersediaan ruang
ganti dan/atau toilet pada sebuah kawasan pariwisata adalah hal yang mutlak
diperlukan. Selain fasilitas regular standar, wisatawan berkebutuhan khusus juga
harusmenjadi pertimbangan dalam proses pembuatan ruang ganti dan/atau toilet di
kawasan pariwisata. Berikut standar ukuran fasilitas ruang ganti dan/atau toilet bagi
wisatawan berkebutuhan khusus.

3) Pembuatan Gazebo

Gambar 2. 5 : Panduan Visual Perancangan Pergola/Gazebo


Sumber : Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 3 Tahun 2018

17
Gambar 2. 6 : Panduan Visual Perancangan Pergola/Gazebo
Sumber : Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 3 Tahun 2018
Pergola adalah pelengkap taman yang membentuk peneduh pada jalur
pedestrian, area duduk atau area berkumpul (gazebo). Pergola berupa deretan
tiang/kolom/pilar yang umumnya menopang balok-balok melintang di atasnya yang
dilengkapi dengan sejenis penutup atau penaung yang bersifat transparan, dan
sering diberi tanaman merambat. Sebagai jalur pedestrian, pergola berfungsi
menghubungkan antar fasilitas atau area aktivitas di dalam taman. Sebagai gazebo,
pergola berfungsi sebagai areaberkumpul untuk beraktivitas maupun beristirahat.
Pada kedua fungsi tersebut, pergola bersifat memberikan perlindungan pada
pengunjung dari sinar matahari langsung.

18
4) Pemasangan Lampu Taman

Gambar 2. 7 : Panduan Visual Perancangan Lampu Taman


Sumber : Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 3 Tahun 2018
Lampu atau penerangan merupakan elemen pelengkap taman yang terkait
dengan penciptaan suasana. Terkait dengan syarat penerangan, maka untuk tujuan
tersebut jenis pencahayaan yang dipilih untuk penerangan taman dan area
sekitarnyaadalah pencahayaan untuk memberikan kesan hangat dan nyaman, yaitu
dengan pemilihan lampu berwarna orange/jingga. Pengecualian pada beberapa titik
utama yang membutuhkan tingkat keamanan lebih tinggi sehingga dapat
menggunakan lampu dengan cahaya berwarna putih.
Terkait syarat teknis tiang lampu, beberapa hal yang menjadi standar umum
adalah, sebagai berikut:
1. Lampu/penerangan di dalam gazebo dapat dipasang terintegrasi dengan tiang-
tiang penyangga gazebo.
2. Tiang lampu/penerangan area luar sekitar gazebo (taman) sebaiknya diletakkan
pada jarak minimum 0,8 – 1 (nol koma delapan sampai satu) meter dari batas
tepi gazebo.
3. Lampu/penerangan dalam gazebo disesuaikan tingginya dengan ketinggian
tiang penyangga gazebo.
4. Lampu/penerangan area luar sekitar gazebo dipasang pada ketinggian 7 (tujuh)
meter.

19
5) Pembangunan Kios Cendramata

Gambar 2. 8 : Panduan Visual Perancangan Kios Cendramata


Sumber : http://www.stampsstorefixtures.com/blog/gondola-shelving-guide/ diakses 10 januari
2023
Cenderamata adalah sesuatu yang dibawa oleh wisatawan ke tempat tinggalnya
sebagai oleh-oleh, souvenir, tanda mata, atau kenangkenangan. Sebuah destinasi
wisata perlu memiliki ciri khas tersendiri sehingga berbeda dengan destinasi wisata
lainnya dan menunjukkan identitas dari destinasi wisata tersebut.
Dalam pembangunan kios cenderamata memiliki panduan pembangunan
seperti:
1. Tempat mudah diakses dan dekat dengan destinasi wisata;
2. Luas ruangan sesuai dengan kebutuhan jenis souvenir;
3. Memiliki fasilitas penunjang untuk kios cenderamata seperti fasilitas
parkiryang bersih
4. aman dan terawat dilengkapi dengan rambu-rambu petunjuk,
memiliki toiletyang bersih, memiliki tempat sampah tertutup
5. serta memiliki instalasi kamera pengawas (Closed Circuit Television /
CCTV) yang berfungsi dengan baik.

20
6) Pembangunan Tempat Ibadah (Mushalla)

Gambar 2. 9 : Panduan Visual Perancangan Tempat Ibadah / Musholla


Sumber : http://dimensimaket.blogspot.com/2012/08/contoh-desain-musholla-2-
lantai.html?m=1 diakses 10 januari 2023
Tempat ibadah adalah bangunan yang disediakan untuk wisatawan yang hendak
menunaikan kewajiban ibadahnya. Persyaratan pembangunan tempat ibadah yaitu:
1. Mudah diakses dan dekat dengan destinasi wisata;
2. Luas ruangan dapat menampung maksimal 30 (tiga puluh) orang;
3. Memiliki sistem sirkulasi udara atau air conditioner (AC) dan
pencahayaan,pintu masuk dan keluar sesuai standar;
4. Penanda arah dengan tulisan yang terbaca jelas dan mudah terlihat
5. Serta memiliki fasilitas penunjang seperti fasilitas membersihkan
diri yangterawat dan terpisah untuk pengunjung pria dan wanita,
termasuk untuk penyandang disabilitas, yang masing-masing
dilengkapi dengan: papan nama yang jelas; air bersih yang cukup;
tempat cuci tangan dan pengering; dan sirkulasi udara dan
pencahayaan yang baik; dan
6. Alas kaki dan pendukung ritual ibadah yang bersih dan terawat.
Menara pandang dapat diartikan sebagai suatu lokasi yang memiliki struktur

21
bangunan tinggi yang dapat melihat area dengan cakupan yang luas. Pada
umumnya, menara pandang memiliki beberapa sebutan sesuai dengan fungsinya.
Sesuai dengan International Code Building (ICB) 2007, menara pandang
merupakan bangunan dengan klasifikasi kepemilikan dan kegunaan bangunan
dengan fungsi tertentu atau bangunan lain, maka dalam hal ini menara pandang
dapat dibangun dengan kepemilikan pribadi terkait dengan pengelola destinasi
wisata dan atau pemerintah.
7) Pembangunan Gapura Identitas

Gambar 2. 10 : Panduan Visual Perancangan Gapura Identitas


Sumber : www.pengadaan.web.id/2021/07/gapura-minimalis diakses 10 januari 2023
Konsep dasar pembangunan Gapura adalah menyediakan fasilitas layanan
informasi lokasi atraksi wisata yang akurat kepada wisatawan yang datang
berkunjung. Seiring dengan perkembangan kebutuhan dan kemajuan jaman, maka
fungsi Gapura dapat ditambahkan menjadi tempat untuk memberikan layanan lain
bagi wisatawan. Fungsi dan Manfaat Gapura di Kawasan Pariwisata adalah antara
lain:

1. Sebagai penanda lokasi pintu masuk di kawasan Pariwisata, serta pemberi


ucapan selamat datang kepada wisatawan yang datang berkunjung.
2. Sebagai identitas/icon dari sebuah objek wisata/daerah
3. Sebagai tempat pemberian informasi kepada wisatawan yang datang berkunjung

22
di kawasan Pariwisata, mengenai sarana dan prasarana umum serta fasilitas
yang tersedia didalam dan aktivitas wisata yang dapat dilakukan. Termasuk
memberikan informasi mengenai hal yang harus dipatuhi oleh wisatawan selama
berada di kawasan Pariwisata tersebut.
4. Sebagai satu kesatuan fasilitas manajemen pengelolaan.

8) Perancangan Jalur Pejalan Kaki / Pedestrian

Gambar 2. 11 : Panduan Visual Perancangan Pejalan Kaki / Pedestrian


Sumber : www.itdp-indonesia.org diakses 10 januari 2023

Gambar 2. 12 : Panduan Visual Perancangan Pejalan Kaki / Pedestrian


Sumber : Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 3 Tahun 2018

23
Prinsip perencanaan jaringan jalur pejalan kaki/jalan setapak/pedestrian dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. memudahkan pejalan kaki mencapai tujuan dengan jarak sedekat mungkin;

2. menghubungkan satu tempat ke tempat lain dengan adanya konektivitas dan


kontinuitas;
3. menjamin keterpaduan, baik dari aspek penataan bangunan dan lingkungan,
aksesilibitas antar lingkungan dan kawasan, maupun sistem transportasi;
4. mempunyai sarana ruang pejalan kaki untuk seluruh pengguna termasuk
pejalan kaki dengan berbagai keterbatasan fisik;
5. mempunyai kemiringan yang cukup landai dan permukaan jalan rata tidak naik
turun;
6. memberikan kondisi aman, nyaman, ramah lingkungan, dan mudah untuk
digunakan secara mandiri;
7. mempunyai nilai tambah baik secara ekonomi, sosial, maupun lingkungan bagi
pejalan kaki;
8. mendorong terciptanya ruang publik yang mendukung aktivitas sosial, seperti
olahraga, interaksi sosial, dan rekreasi;
9. menyesuaikan karakter fisik dengan kondisi sosial dan budaya setempat,
seperti kebiasaan dan gaya hidup, kepadatan penduduk, serta warisan dan nilai
yang dianut terhadap lingkungan; dan
10. Prinsip perencanaan prasarana jalur pejalan kaki tersebut menekankan aspek
kontekstual dengan kawasan yang direncanakan yang dapat berbeda antara satu
kota dengan kota lainnya.

24
Gambar 2. 13 : lustrasi Boardwalk di National Park Plitvice Lakes, Croatia
Sumber : www.offset.com

Gambar 2. 14 : Ilustrasi Boardwalk pejalan kaki


Sumber : www.istockphoto.com
Boardwalk (trotoar jamak) merupakan jalur untuk pejalan kaki, biasanya terbuat
dari kayu. Boardwalk dapat dibangun di sepanjang sungai yang biasa disebut
riverwalk atau pantai yang disebut oceanway. Boardwalk dapat digunakan pula
untuk membantu pejalan kaki menempuh medan yang sulit seperti di kawasan hutan
lindung.
Prinsip dan Kaidah Pembangunan Boardwalk di Kawasan Wisata:
1. Memenuhi fungsi dan kebutuhan;
2. Kenyamanan;
3. Lokasi yang strategis;
4. Ukuran Boardwalk;

25
5. Penggunaan material yang tepat; dan
6. Estetika.
Panduan Penutup Atap (Penaung) Jalur Pejalan Kaki/Jalan Setapak/Pedestrian :

1. Sebagai jalur pedestrian, penaung berfungsi menghubungkan antar fasilitas


atau area aktivitas di dalam taman. Sebagai gazebo, berfungsi sebagai area
berkumpul untuk beraktivitas maupun beristirahat. Pada kedua fungsi tersebut,
penaung bersifat memberikan perlindungan pada pengunjung dari sinar
matahari langsung, tanpa menghalangi lewatnya angin sepoi atau cahaya
matahari yang tidak terlalu terik;
2. Selain bersifat fungsional, desain penaung juga harus memperhatikan faktor
estetika, yaitu sesuai dengan arsitektur budaya setempat atau transformasi dari
arsitektur lokal. Dalam kaitannya dengan taman dan fasilitas lain di dalamnya,
desain penaung harus selaras dengan konsep perencanaan taman secara
keseluruhan, dan secara khusus misalnya selaras dengan desain gazebo atau
elemen taman lainnya.
9) Perancangan Pusat Jajanan Kuliner / Foodcourt

Gambar 2. 15 : Panduan Visual Perancangan Jajanan Kuliner / Foodcourt


Sumber : https://www.canva.com/p/ony-template

26
Plaza pusat jajanan/kuliner merupakan fasilitas dimana terdapat kegiatan
layanan jual beli makanan dan minuman. Satuan dimensi ruang per pengunjung
untuk kegiatan makan minum adalah 2 m² (dua meter persegi) per orang termasuk
kursi meja dan sirkulasi pengunjung.

10) Perancangan Pagar Pembatas

Gambar 2. 16 : Panduan Visual Pagar Pembatas Besi


Sumber : https://modelospuerta2.modisch.ml/?p=4771
Tujuan pembuatan pagar pembatas dalam suatu kawasan wisata adalah sebagai
pemisahan zona aktivitas dengan zona tingkat intensitas yang berbeda. Pembuatan
pagar pembatas taman bertujuan untuk mengarahkan sirkulasi dan pergerakan
pengunjung mengikuti pola tertentu, seperti misalnya menghindari area berbahaya
atau mengarahkan pada beragam titik-titik atraksi wisata dalam satu putaran. Sesuai
dengan tujuan di atas, maka desain pembatas taman mengacu pada persyaratan
fungsional maupun kualitas estetika dari lingkungan di sekelilingnya. Secara
prinsip pagar pembatas taman merupakan pembatas bangunan sehingga desainnya
harus jelas dan memperhatikan faktor keamanan dari lingkungan sekitarnya. Selain
bersifat fungsional, desain pagar juga harus memperhatikan faktor estetika, yaitu
sesuai dengan arsitektur budaya setempat atau kearifan lokal.

27
2.9. Tinjauan Bangunan Sejenis
2.9.1 Nago Resort, Pulau Banyak Barat, Aceh Singkil

Gambar 2. 17 : Nago Resort, Pulau Banyak Barat, Aceh Singkil.


Sumber : aceh.tribunnews.com
Objek wisata Nago Resort yang dikelola Badan Usaha Milik Kampung
(BUMK) Haloban, Kecamatan Pulau Banyak Barat didapuk menjadi wakil Aceh
Singkil dalam lomba promosi desa wisata. Lomba promosi desa wisata seluruh
Indonesia itu diselenggarakan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) melalui Badan Pengembangan dan Informasi
Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Nago Resor mengikuti lomba dalam
kategori pantai. Nago Resort merupakan pulau eksotik berukuran mini di sebelah
Utara Pulau Haloban nama lain dari Tuangku yang merupakan pulau terbesar di
gugusan Kepulauan Banyak. Dinami Nago Resort sebab pulau kecil itu mirip
kepala naga (nago). Di lokasi telah dibangun dermaga kayu, kantin, gazebo serta
ayunan.
Nago Resort, menawarkan keindahan pulau tropis berukuran mini. Pulau
seukuran lapangan tenis itu ditumbuhi tanaman kelapa. Ketika air laut surut
wisatawan bisa berjalan kaki melewati hamparan pasir putih selembut bedak
menuju pulau berukuran besar yang ada di sampingnya. Di atas hamparan pulau
telah dibangun gazebo dan ayunan tempat duduk santai dan bermain ria. Selain
tempat selfi, pengunjung Nago Resort dimanjakan pemandangan air laut biru tosca.
Melepas pandangan lebih jauh deretan pulau mini terlihat menyembul dari

28
permukaan laut. Bila sedang beruntung pengunjung dapat melihat atraksi kawanan
duyung melintas. Nago Resort bukan hanya menawarkan pesona di permukaan.
Pemandangan bawah laut juga memanjakan mata. Ke Nago Resort, dari Singkil
wisatawan dapat naik kapal feri tujuan Pulau Banyak. Selanjutnya naik speedboat
sekitar 35 menit.
2.9.2 Sudamala Resort, Seraya – Labuan Bajo

Gambar 2. 18 : Sudamala Resorts, Seraya - Labuan Bajo


Sumber : https://berita.99.co/resort-terbaik-di-indonesia/
Definisi otentik dari kemewahan tropis bertelanjang kaki di yang terbaik,
Sudamala Resort, Seraya menawarkan sekilas surga di bumi di resor pulaunya yang
terletak di pulau Seraya Kecil yang indah – atau Pulau Seraya Kecil dalam bahasa
Indonesia – di Flores, Indonesia. Sebuah suaka tenang yang indah, Resor Sudamala,
Seraya ini menawarkan liburan terpencil di lokasi yang menakjubkan dari pulau
terpencil dengan kelimpahan keajaiban alam yang masih asli, dikelilingi oleh pantai
berpasir putih bening, perairan sebening kristal dan kehidupan bawah laut yang
semarak untuk pengalaman Robinson Crusoe yang luar biasa . Dengan alam yang
masih alami berlimpah tersedia untuk memanjakan setiap indera Anda; di Sudamala
Resort, Seraya, kemewahan hadir dalam detail paling sederhana.
Sudamala Resort merupakan salah satu luxury hotel di Labuan Bajo,
Kabupaten Manggarai Barat yang menyediakan pelayanan penginapan, dengan
panorama natural dan struktur bangunan bercorak budaya Manggarai. Hotel yang

29
terletak di Jalan Pantai Pede, Gorontalo, Labuan Bajo, ini terus memperkenalan diri
kepada masyarakat di Kabupaten Manggarai termasuk di SMK Sadar Wisata,
Ruteng. Terdapat beberapa keunggulan Sudamala Resort yang memiliki fasilitas
hotel bintang 5 dengan corak khas bangunan rumah adat Manggarai. Beberapa
bangunan yang dimiliki pun diberi nama khas seperti nama kampung di Manggarai.
Salah satunya restoran yang dimiliki oleh Sudamala Resort, diberi nama Restoran
Wae Rebo, Selain restoran, meeting room dengan kapasitas 120 orang di Sudamala
Resort pun diberi nama Lodok Cancar dan juga Ball room yang juga diberi nama
Lingko.
Di Sudamala Resort juga terdapat beberapa fasilitas yang ramah lingkungan
agar membuat para pengunjung betah. disediakan fasilitas olahraga, spa , lokasi
pantai pasir putih yang luas dan bisa dijadikan tempat untuk pesta nikah atau acara
dari ulang tahun perkantoran. Tak hanya itu, Sudamala Resort juga menyediakan
sarana diving yang disertai instruktur yang handal serta Speed Boat untuk
melakukan trip ke pulau. Sudamala Resort juga ada ada di beberapa daerah
pariwisata, diantaranya Sudamala Resort, Sanur, di Bali, Amed Lodge by Sudamala
Resort, juga di Bali, Sudamala Resort, Senggigi, di Lombok, Sudamala Resort,
Seraya, Flores, di Labuan Bajo, dan Sudamala Resort, Komodo, di Labuan Bajo.
Untuk menuju ke Sudamala Resort, dapat ditempuh 10-15 menit saja, dari
bandara udara Komodo, Labuan Bajo. Di sisi lain, Sudamala Resort dan seluruh
bangunannya dirancang dengan corak budaya Manggarai, agar nilai budaya tetap
terjaga. Sudamala Resort sangat cocok untuk semua tamu baik dari dalam negeri
maupun luar negeri, dengan corak khas budaya Manggarai di tiap gedung yang ada,
yang siap diberikan yang terbaik kepada semua pengunjungnya.

30
2.9.3 Nihiwatu Resort – Sumba

Gambar 2. 19 : Nihiwatu Resort-Sumba


Sumber : https://berita.99.co/resort-terbaik-di-indonesia/
The Nihiwatu Resort Sumba terletak di pulau Sumba dan 400 km ke arah timur
Bali. Nihiwatu adalah tempat yang didedikasikan untuk selancar kelas dunia,
mendaki melalui air terjun yang menakjubkan, desa kuno dan jalur kupu-kupu, serta
Stand-up Paddling menyusuri Sungai Wanukaka. Platform yoga yang menakjubkan
dan Spa yang unik memungkinkan liburan yang sehat. Resort ini berfokus terutama
pada kebebasan, kemewahan, dan memberikan kenangan tak terlupakan yang
memungkinkan para tamu terhubung kembali dengan kehidupan yang dijalani
secara sederhana, sehat, dan penuh perhatian.
Luas properti dan resort utama di Sumba Barat mencapai 567 hektar. Semua vila
dibangun di atas teras dengan beranda pribadi. Terdapat hidangan lokal di restoran
Niihiwatu sendiri. Suite dan vila memadukan kemewahan, kenyamanan, dan
ketenangan yang tak tertandingi. Disposisi mereka terinspirasi oleh budaya lokal
dan tradisional, jadi Anda akan menemukan bahwa furniturnya sangat sederhana
dan istimewa. Bangunan resort ini terdari dari villa-villa yang menghadap ke laut.
Beberapa bungalow yang ada terdiri dari 3 kamar tidur berukuran besar yang
dibangun di atas bukit dan dilengkapi dengan kolam renang pribadi yang langsung
menghadap ke Samudera Hindia. Begitu pula dengan restorannya yang sengaja
dibangun menghadap ke arah pantai dengan model bangunan terbuka. Arsitektur

31
dan ornamen bangunan yang ada di resort ini merupakan gabungan dari desain
tradisional dan modern. Selain menawarkan keindahan lautnya, di resort ini anda
akan dikenalkan budaya Pulau Sumba.
Karena Pantai ini merupakan salah satu tempat favorit untuk berselancar, maka
demi menjaga keamanan dan keselamatan peselancar terdapat sebuah aturan yang
harus ditepati, yaitu peselancar tidak dapat berselancar bersamaan dalam satu
waktu. Batas peselancar yang berselancar disini hanya 10 orang saja, apabila sudah
ada 10 peselancar di pantai maka peselancar lainnya harus menunggu giliran. Saat
menunggu giliran berselancar, ada beberapa aktivitas yang dapat anda lakukan
seperti memancing, snorkeling, scuba diving, menaiki perahu ke daerah teluk Pantai
Konda Maloba, mengamati burung – burung, bersepeda gunung hingga trekking ke
air terjun. Ombak di tempat ini merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia
bahkan merupakan ombak tercepat di dunia. Pantai Nihiwatu ini bahkan berhasil
mengalahkan keindahan panorama terkenal di Hawaii, yaitu Hanalei Bay.
Hal tersebut membuat Resort Nihiwatu berhasil memenangkan penghargaan
sebagai hotel terbaik ke-2 di Indonesia pada tahun 2012. Walaupun pemilik resort
ini adalah seorang warga negara asing, namun karyawannya adalah penduduk asli
Warga Negara Indonesia dan mereka menjaga dengan baik kebersihan pantai dan
fasilitas yang ditawarkan. Untuk berkunjung ke Pantai Nihiwatu, apabila anda
berangkat dari Pulau Bali tepatnya dari Bandara Ngurah Rai yang berada di
Denpasar gunakan pesawat dengan tujuan ke Bandara Tambolaka. Dari Bandara
Tambolaka anda bisa menyewa mobil untuk mengantarkan anda ke Pantai
Nihiwatu.
Konsep eco tourism yang digunakan di resort ini. Dimana dalam mengelola hotel
mereka mengedepankan agar alam yang ada disekitar tidak rusak justru menjadi
semaki lebih baik. Pada Tahun 2016 Nihiwatu dinobatkan sebagai best resort in the
world versi majalah travel + leisure. Pencaian yang sangat membanggakan dengan
dinobatkannya Nihiwatu sebagai best resort secara tidak langsung juga membantu
promosi daerah sumba ke forum dunia, dan juga memperkenalkan desain rumah
adat NTT. Dengan adanya Nihiwatu pariwisata Sumba juga meningkat.

32
Tabel 2. 1 Tabel Rangkuman Tinjauan Bangunan Sejenis

Bangunan Studi Banding


No. Kriteria Nago Resort Sudamala Resort Nihiwatu Resort
Penelitian
1. Lokasi Daereah Pesisir Daerah Bibir Daerah Pesisir
Pulau (Haloban, Pantai (Seraya, Pantai Nihiwatu
Pulau Banyak Labuan Bajo (Desa Hobawawi,
Barat, Kabupaten Flores, Manggarai Wanukaka, Sumba
Aceh Singkil, Barat, Nusa Barat, Nusa
Aceh). Tenggara Timur). Tenggara Timur).
2. Tata Nago Resort Sudamala Resort Nihiwatu Resort
Massa menggunakan menggunnakan menggunnakan
Pola Linear yang Pola Grid yang Pola Cluster
dimana dimana penataanya karena dibentuk
penataannya menggunakan berdasarkan
menggunakan suatu pola persyaratan
garis lurus dan geometrik dan titik fungsional seperti
juga garis lurus yang berjarak ukuran, wujud,
yang dibelokkan. teratur pada ataupun jarak
perpotongan garis- letak. Walaupun
garis dan bidang- tidak memiliki
bidang beraturan aturan geometrik
yang dibentuk oleh dan tidak bersifat
garis-garis grid itu introvert.
sendiri.
3. Fasad Tampak fasad Tampak Fasadnya Fasad Nihiwatu
Bangunan pertama ketika mengambil Resort mengambil
sampai di Nago Kearifan Lokal Kearifan Lokal
Resort suasana Khas dari Nusa Khas dari Pulau
pantai dan Tenggara Timur Sumba yang

33
pepohonan sangat yang dipadukan dipadukan dengan
menyambut. dengan suasana suasana hijau asri
hijau asri dari alam dari alam dan juga
langsung. meng-combine
antara arsitektur
tradisional dan
modern.
4. Konsep Konsep bangunan Mengadopsi Arsitektur dan
Bangunan yang ada di Nago perpaduan ornamen
Resort mengikuti Kearifan Lokal bangunan yang
Konsep Pantai dari Nusa ada di Nihiwatu
atau alam, Tenggara Timur resort ini
adapun bentuk atau yang lebih merupakan
resortnya telah kental ialah banyak gabungan dari
tergambar pada menggunakan desain tradisional
namany yaitu corak manggarai dan modern.
Nago atau Naga untuk bangunan Selain
karena bentuk dan Nuansa Outdor menawarkan
Resort ini yang alamiah. keindahan lautnya,
menyerupai di resort ini
bentuk kepala mengenalkan
Naga. budaya Pulau
Sumba untuk para
pengunjungnya.
5. Sarana Sarana yang Sarana yang Sarana yang
dan tersedia untuk ke disediakan oleh tersedia jasa rental
Prasarana Nago resort pihak Sudamala Mobil dari
antaranya Kapal resort yaitu Mobil Bandara ke
Kayu, Speedboat, siap Antar jemput Nihiwatu Resot
Kapal Feri. 24 jam, Restoran dengan waktu

34
Sedangkan yang diberi nama tempuh selama 3,5
Prasarana yang Restoran Wae jam, Sedangkan
tersedia di Nago Rebo, Meeting Prasarana terdari
Resort antaranya room dengan dari villa-villa
dermaga kayu, kapasitas 120 yang menghadap
kantin, gazebo orang diberi nama ke laut. Beberapa
Lodok Cancar dan bungalow yang
juga Ball room ada terdiri dari 3
yang juga diberi kamar tidur
nama Lingko. berukuran besar
Di Sudamala yang dibangun di
Resort juga atas bukit dan
terdapat beberapa dilengkapi dengan
fasilitas yang kolam renang
ramah lingkungan pribadi yang
agar membuat para langsung
pengunjung betah. menghadap ke
disediakan fasilitas Samudera Hindia.
olahraga, spa , Begitu pula
lokasi pantai pasir dengan
putih yang luas dan restorannya yang
bisa dijadikan sengaja dibangun
tempat untuk pesta menghadap ke
nikah atau acara arah pantai dengan
dari ulang tahun model bangunan
perkantoran. Tak terbuka
hanya itu,
Sudamala Resort
juga menyediakan
sarana diving yang
disertai instruktur

35
yang handal serta
Speed Boat untuk
melakukan trip ke
pulau.
6. Ruang Tatanan dari Di Sudamala resort Nihiwatu resort
Dalam setiap fasilitas menggunakan menggunakan
yang tersedia di konsep konsep perpaduan
Nago resort Skandinavian yang natara arsitektur
menggunakan dipadukan dengan modern tradisional
konsep yang corak manggarai. dan beberapa
menyatu dengan menggunakan
alam dan material konsep villa bali
yang mendukung dengan corak
dengan nuansa budaya pulau
outdoor. sumba.
7. Ruang Tatanan luar Sudamala Resort Sama seperti tatan
Luar yang ditawarkan menawarkan ruang dalam atau
oleh Nago Resort tatanan untuk konsep ruang
untuk pengunjung ialah dalam, Nihiwatu
pengunjung alam yang menggunakannnya
sangat digunakan juga pada ruang
memanjakan sedemikian luar tetapi dengan
mata pasalnya menawan untk memanfaatkan
penataannya menyambut para keindahan alam
didukung dengan pengunjung yang terbuka Pulau
kondisi alam dikolaborasikan Sumba yang
terbuka di dengan corak sangat menawan.
sekitaran pulau. budaya Manggarai
sendiri juga.

36
8. Sirkulasi Sirkulasi Sirkulasi Manusia Sirkulasi
Manusia menggunakan Manusia
menggunakan sirkulasi horizontal menggunakan
sirkulasi Jalur khusus sirkulasi
horizontal dari pejalan kaki diarea horizontal Jalur
dermaga menuju dalam hotel dan khusus pejalan
ke resort berupa trotoar dibagian kaki di beberapa
jalur pedestrian tepi jalan akses area dan trotoar
yang terbuat dari kendaraan, dibagian tepi jalan
bahan dasar kayu, Sedangkan akses kendaraan,
Sedangkan Sirkulasi Sirkulasi Vertikal
Sirkulasi Kendaraan untuk diarea penurunan
Kendaraan sampai ke untuk pejalan kaki
untuk sampai ke Sudamala resort menuju ke tepi
Nago resort yakni yakni menempuh pantai untuk
melewati jarak 10-15 menit menikmati ombak
penyebrangan dari bandara dan suasananya,
menggunakan menggunakan Sedangkan
Kapal kayu, Mobil. Sirkulasi
Speeboat, atau Kendaraan untuk
Kapal Feri. sampai ke
Nihiwatu resort
yakni menempuh
jarak 3,5 jam dari
bandara
menggunakan
Mobil.
9. Utilitas Penghawaan Penghawaan Alami Penghawaan
Alami karena dan buatan (angin Alami dan buatan
tempatnya yang yang berhembus (angin yang
outdoor sehingga bisa digunakaan berhembus bisa

37
angin yang sebagai digunakaan
berhembus bisa penghawaan alami sebagai
digunakaan dan AC di ruangan penghawaan alami
sebagain tertutup sebagai dan AC di
penghawaan penghawaan ruangan tertutup
alami, buatan), sebagai
Pencahayaan Pencahayaan penghawaan
Alami dan Alami dan Buatan, buatan),
Buatan, Jaringan Jaringan Listrik Pencahayaan
Listrik masih PLN, Jaringan air Alami dan Buatan,
menggunakan bersih Jaringan Listrik
Genset, menggunakan PLN, Jaringan air
sedanglan untuk PDAM setempat, bersih
Jaringan air sistem keamanan menggunakan
bersih dan Air menggunakan cctv PDAM setempat,
kotor maish dan pos keamanan. sistem keamanan
belum tersedia. menggunakan cctv
dan pos
keamanan.

Kesimpulan : Untuk Lokasi yang sama dengan perancangan saya yaitu Nago
Resort yang berada disebuah pulau, untuk Tata Massa yang cocok saya gunakan
di perancangan saya yaitu pula yang diadops oleh Nihiwatu Resort Pola Cluster,
Untuk Fasad Bangunan sendiri saya merangkum dan meng-combine dari ketiga
resort tersebut tak lain ialah menerapkan corak daerah sekitar perancangan saya
dengan nuansa alam sebagai nilai Plus, Untuk Konsep Bangunan saya mengambil
kiblat dari Nihiwatu Resort yang dimana Konsep Tradisional dikolaborasikan
dengan rata dengan Konsep Modern, Untuk Sarana yang mendukung lokasi
perancnagan saya ialah mengambil dari ketiga resort tersbut untuk penyebrangan
menggunakan Kapal Kayu atau speedboat, selepas itu dari dermaga ke resort
disediakan Mobil untuk mengantar pengunjung ke Resort sedangkan Prasarana

38
yang lengkap dan memanjakan pengunjung yaitu Sudamala Resort dan Nihiwatu
Resort dan saya mengambil dari kedua resort itu, Tidak beda jauh dengan Konsep
Bangunan Ruang Dalam dan Ruang Luar saya juga menggabungkan 2 Konsep
dasar Yaitu Konsep Tradisional dan Modern serta menggunakan dengan baik
kelebihan alamiah yang ada di lokasi perancangan saya, sedangkan untuk Sirkulasi
saya meng-combine dari ketiga resort tersebut yaitu menggunakan pedestrial pada
dermaga sebagai sirkulasi utama pengunjung kemudian dilanjutkan dengan
sirkulasi kendaraan, dan yang terakhir Utilitas yang sangat Safety untuk
pengunjung dari ketiga resort tersebut adalah utilitas yang diterapkan oleh Sdamala
dan Nihiwatu Resort.

39
BAB III
METODE PERANCANGAN

3.1. Lokasi

Wilayah Resort tepatnya di Desa Boddia, Kecamatan Galesong Selatan,


Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.

3.2. Jenis dan Sumber Data


Dalam penelitian ini sumber data yang dimaksud adalah :
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari tempat
penelitian (lokasi penelitian) dan merupakan data yang diperoleh dari sumber
pertama yaitu seperti hasil wawancara dengan kepala desa dan warga setempat
untuk hasil observasi yang berupa keterangan-keterangan dari pihak-pihak yang
terkait. Dalam hal ini peneliti mengambil data secara langsung di Pulau
Sanrobengi, Desa Boddia berupa data geografis, demografi dan hal lainnya yang
diperlukan dalam penelitian ini.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain yang bersifat
saling melengkapi dan data sekunder ini dapat berupa dokumen-dokumen dan
literature yang terkait dengan permasalahan yang akan diteliti. Dalam data
sekunder ini peneliti menggunakan literature berupa buku-buku dan jurnal-jurnal
yang membahas mengenai permukiman kumuh.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi
Penelitian ini dilakukan dengan cara meneliti langsung ke lokasi. Dalam hal
ini peneliti
2. Wawancara
Merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara
narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk
mendapatkan informasi yang tepat dari narasumber yang terpercaya. Wawancara

40
dilakukan dengan cara penyampaian sejumlah pertanyaan dari pewawancara
kepada narasumber. Peneliti akan melakukan tanya jawab dengan masyarakat
dan pemerintah setempat. Tujuan penulis menggunakan metode ini, untuk
memperoleh data secara jelas dan kongkret tentang Peranan Pemerintah
Pariwisata di Kabupaten Takalar.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan
penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan. Dokumentasi juga dapat
berupa pemberian atau pengumpulan bukti dan keterangan (seperti gambar,
kutipan, guntingan koran, dan bahan referensi lain). Dalam hal ini dokumentasi
diperoleh melalui pengambilan gambar secara langsung serta dokumen-
dokumen atau arsip-arsip dari Kecamatan Balanipa
4. Studi Literatur
Penelitian dengan studi literatur adalah penelitian yang persiapannya sama
dengan penelitian lainnya akan tetapi sumber dan metode pengumpulan data
dengan mengambil data di pustaka, membaca, mencatat, dan mengolah bahan
penelitian.

3.4. Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dan diolah peneliti kemudian dianalisis


menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu analisis yang berupa
keterangan dan uraian yang menggambarkan objek penelitian pada saat ini
berdasarkan fakta-fakta sebagai mana adanya yang digambarkan dengan kata-
kata atau kalimat untuk memperoleh kesimpulan. Adapun maksud dengan
metode ini adalah bahwa analisis data yang dilakukan secara kualitatif
berdasarkan data yang ada dari data sampel dengan menghubungkan informasi
yang diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan beberapa informan.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Berdasarkan pada hasil penelitian kemudian ditafsirkan dengan
kalimat kualitatif. Hasil analisis data tersebut dijadikan kesimpulan akhir dalam
penelitian. Teknik analisis data memiliki beberapa proses, yaitu:

41
1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal ini diberi kode
agar sumber dapat ditelusuri
2. Mengumpulkan, memilih-milih, mengklarifikasi dan membuat indeksnya.
3. Berfikir, dengan jalan agar kategori data mempunyai makna, mencaridan
memerlukan pola dan hubungan-hubungan dan membuat temuan-temuan
lain.

3.5. Sintetis/Konsep

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 588), pengertian konsep


adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa,
yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Sedangkan
menurut Singarimbun dan Effendi (2009) pengertian konsep adalah generalisasi
dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk
menggambarkan barbagai fenomena yang sama.” Konsep merupakan suatu
kesatuan pengertian tentang suatu hal atau persoalan yang dirumuskan. Dalam
merumuskan kita harus dapat menjelaskannya sesuai dengan maksud kita
memakainya. Jadi, konsep arsitektur adalah suatu gagasan yang
digeneralisasikan yang pada awalnya didorong oleh analisis yang telah
dilakukan.
Perancangan pusat pengolahan ini terdapat beberapa sub konsep, yaitu
konsep dasar, konsep tapak, konsep ruang, konsep bentuk, konsep struktur,
konsep utilitas. Sebagai berikut ini:
1. Konsep tapak sendiri meliputi konsep penataan massa, konsep batas tapak,
konsep aksessibilitas, konsep ruang terbuka, konsep sirkulasi pada tapak
(sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi kendaraan), konsep penghawaan serta
konsep pencahayaan.
2. Konsep bentuk dalam perancangan ini meliputi bentuk tampilan atau fasad
serta konsep bentuk bangunan.
3. Konsep ruang terbagi menjadi 4 yaitu konsep hubungan antar ruang, konsep
sirkulasi dalam bangunan, konsep suasana ruang, konsep material ruang.

42
4. Konsep struktur dalam perancangan ini meliputi struktur pondasi, struktur
kolom, struktur dinding serta struktur atap.
5. Konsep utilitas meliputi konsep sistem penyediaan air bersih, sistem
pembuangan air kotor, sistem elektrikal, Sistem Penanggulangan dan
Pencegahan Kebakaran.

43
DAFTAR PUSTAKA
Aji Bayu. 2020. Skripsi Persepsi Masyarakat terhadap Ketersediaan Sarana dan
Prasarana di Pulau Komodo Kabupaten Manggarat Barat. Mataram.
Andi M Syahdani. 2022. Skripsi Perancangan Resort Bulan Madu di Pulau Bakki.
Makassar.
Fadhillah. 2021. Pariwisata Dalam Meningkatkan Kunjungan Destinasi Wisata di
Provinsi Sulawesi. Makassar.
Jinayan. 2019. Skripsi Survei Tingkat Tingkat Kepuasan Pengunjung Terhadap
Objek Wisata Pantai Topejawa di Kabupaten Takalar. Makassar.
Peraturan Menteri Pariwisata. 2018. Tentang Petunjuk Operasional Pengelolaan
Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Pariwisata Nomor 3.
Peraturan Daerah Kabupaten Takalar. 2020. Tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan daerah Tahun 2020-2035 Nomor 3.
Purnamasari. 2011. Pengembangan Masyarakat untuk Pariwisata di Kampung
Wisata Toddabojo Provinsi Sulawesi Selatan Jurnal Perencanaan Wilayah dan
Kota, Vol. 22 No. 1, hlm.49 – 64.
Rencana Strategi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.
Riska, Ramadani Fitria, Purwasih Ratih. 2020. Analisis Pengembangan Wisata
Bahari Pantai Appalarang di Bulukumba : Sensistek. Makassar.
Sumarandak M.M , Octavianus H. A. Rogi, Vicky H. Maharau. 2018. Resort di
Danau Tondano, (Floating Architecture) : Vol. 7 No.1. Minahasa.
Syarif Ahmad , A. Luhur Prianto, Muh. Adzan Umrah. 2019. Model Komunikasi
Pemerintah Daerah dalam Promosi Objek Wisata Pulau Sanrobengi di
Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar : Jurnal Komunikasi dan
Organisasi (J-KO) Vol.1 No.1 . Makassar.
Taking Idris, Mokoginta Ayensi, Latief Rudi. 2021. Strategi Pengembangan
Potensi Obyek Wisata Pulau Sanrobengi Kabupaten Takalar : Journal of Urban
Planning Studies. Makassar.

44
Website :
Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan (bps.go.id) Diakses pada hari
Jumat, 28 Oktober 2022 jam 19.03
https://wisatasia.com/ Diakses pada hari Jumat, 28 Oktober 2022 jam 19.45
https://nihi.com/ Diakses pada hari hari senin 13 Februari 2023 jam 13.19
https://ksmtour.com/informasi/tempat-wisata/nusa-tenggara-timur/surga-privasi-
pantai-nihiwatu.html Diakses pada hari hari senin 13 Februari 2023 jam 14.35
https://katalogwisata.com/mengenal-pantai-nihiwatu-sebagai-pantai-terbaik-di-
asia Diakses pada hari hari senin 13 Februari 2023 jam 18.47
https://www.floreseditorial.com/news/pr-3975332081/sudamala-resort-hadir-di-
labuan-bajo-dengan-konsep-bercorak-budaya-manggarai?page=2 Diakses pada
hari rabu 15 Februari 2023 jam 15.05
http://www.ppk-kp3k.kkp.go.id/direktori-
pulau/index.php/public_c/pulau_info/8035 Diakses pada har senin 20 Februari
2023 jam 20.23
https://www.amesbostonhotel.com/pengertian-resort/ Diakses pada har senin 20
Februari 2023 jam 21.04
https://aceh.tribunnews.com/2020/11/26/intip-keindahan-nago-resort-destinasi-
wisata-baru-di-gugusan-kepulauan-banyak-asyik-untuk-liburan Diakses pada har
senin 20 Februari 2023 jam 23.49
http://gardakaka1987.blogspot.com/ Diakses pada hari Sabtu 20 Mei 2023 jam
22.34 , Diakses pada hari Minggu 21 Mei 2023 jam 03.17

45
LAMPIRAN

EKSISTING PULAU SANROBENGI

46
FASILITAS DI PULAU SANROBENGI

47
48
48
49
DATA DI PULAU SANROBENGI

50

Anda mungkin juga menyukai