(Proposal)
Disusun Oleh :
Nindita Naflah Rizka Santoso
(1853034001)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL.................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 11
1.3 Batasan Masalah ...................................................................................... 11
1.4 Rumusan Masalah .................................................................................... 11
1.5 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 11
1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................... 12
1.7 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 12
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Jumlah Jenis Kelamin dan KK ....... 7
Tabel 2. Objek Wisata di Kecamatan Teluk Pandan ................................................9
Tabel 3. Penelitian Relevan................................................................................... 29
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara terluas ke dua di asia dan ke tujuh di dunia, dan juga
merupakan negara kepulauan terluas di dunia yang memiliki luas daratan 1/3
bagian dan lautan 2/3 bagian dari luas keseluruhan.Sebagai negara kepulauan,
Indonesia memiliki beribu pulau dengan laut yang luas sehingga sangat
memungkinkan untuk memiliki potensi wisata alam yang banyak dan beraneka
ragam. Salah satu jenis wisata yang dimilik Indonesia adalah wisata Bahari.
Sektor pariwisata mempunyai nilai penting dan kontribusi dengan dimensi yang
luas, baik secara ekonomi, sosial politik, budaya, kewilayahan dan lingkungan.
Secara ekonomi, memberikan kontribusi nyata dalam perolehan devisa negara,
pendapatan asli daerah dan juga penyerapan tenaga kerja pada usaha-usaha
kepariwisataan. Pengembangan sektor pariwisata secara langsung dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat terutama masyarakat lokal pada masing-
masing destinasi wisata. Secara sosial politik, pengembangan pariwisata bahari
bagi perjalanan wisata nusantara, dapat menumbuhkan dan memperkuat rasa cinta
tanah air, serta persatuan dan kesatuan bangsa.
Untuk mencapai target yang diinginkan tersebut perlu dukungan dari berbagai
pihak baik pemerintah (pusat dan daerah) maupun swasta. Setiap provinsi
diharapkan dapat meningkatkan performa potensi pariwisatanya sehingga
meningkatkan keinginan wisatawan untuk berkunjung dan berkunjung dan
berkunjung kembali. Pengembangan Kepariwisataan Nasional harus tetap
menjunjung ciri khas bangsa Indonesia khususnya potensi alam, budaya dan
kearifan lokal masyarakat setempat. Norma-norma agama dan nilai-nilai budaya
dalam setiap segi kehidupan akan mewarnai pengembangan kepariwisataan
nasional dalam rangka mewujudkan kehidupan yang kondusif terhadap ideologi,
politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Pengembangan
wilayah juga harus mengacu pada potensi wilayah baik potensi wisata (wisata
alam dan budaya) maupun produk kreatif hasil kreativitas masyarakat.
Sampai sekarang wilayah ini masih menjadi tujuan utama bagi wisatawan lokal
dan domestik yang ingin menikmati suasana pantai. Selain itu keletakan lokasi ini
merupakan wilayah yang menjadi jalur perlintasan dan tempat istirahat bagi orang
yang ingin mengunjungi berbagai wilayah di Sumatera melalui jalur darat dari
arah selatan (Pelabuhan Kapal Bakauheni, Lampung Selatan). Keletakan Provinsi
Lampung yang sangat dekat dengan pulau Jawa terutama Jakarta dan kota-kota di
sekitarnya menyebabkan daya tarik wisata yang ada di Provinsi Lampung
dimasukkan dalam target tujuan wisata mereka.
3
Salah satu upaya yang dilakukan sektor pariwisata adalah terus meningkatkan
kinerjanya dengan meperkuat jejaring yang telah ada dan meningkatkan daya
saing usaha pariwisata Indonesia (Astuti, 2008: 89). Meskipun memberikan
manfaat yang besar bagi perkembangan kesejahteraan masyarakat di dunia,
pembangunan pariwisata juga sering disebut sebagai salah satu sumber kerusakan
lingkungan utama, ketika pembangunan pariwisata tersebut membutuhkan
penyediaan infrastruktur yang harus merusak alam sebagaimana yang disebutkan
dalam laporan World Tourism Organization tahun 1996. Banyak kasus di
beberapa daerah, pembangunan resort dan hotel harus menghancurkan pantai, laut,
hutan dan berbagai ekosistem lainnya yang sudah ada dan tumbuh sebelumnya.
Menurut Muh Aris Marfai (2011), modelling atau pemodelan dapat diartikan
dengan sebuah proses representasi atau penggambaran yang dijabarkan sebagai
suatu model dengan proses berpikir melalui urutan kejadian suatu cerita yang
masuk akal atau logis. Pemodelan juga dapat disimpulkan bahwa suatu proses
yang mampu menjelaskan, menyusun, dan juga menunjukkan kembali pandangan
terhadap dunia nyata. Pemodelan dalam penelitian ini menggambarkan kondisi
sosial ekonomi masyarakat yang cukup rumit menjadi suatu bentuk
penyederhanaan berupa skema, diagram, visualisasi, dan lain sebagainya agar
mudah dipahami. Seperti yang dijelaskan oleh Muh Aris Marfai (2011), bahwa
suatu proses dalam mendefinisikan dan mengorganisir suatu data atau informasi
tentang dunia nyata menjadi suatu dataset digital yang konsisten dan yang berguna
serta mengandung informasi disebut dengan pemodelan data. Hal ini tentunya
menjadi penting dan berguna untuk Kabupaten Pesawaran yang
memiliki banyak tempat wisata.
5
Jumlah
Jumlah
No. Kelurahan Jumlah Pria Kartu
Wanita
Keluarga
1. Batu Menyan 1.221 2.334 634
2. Olimus 1.157 2.226 592
3. Gebang 3.147 7.320 1.830
4. Hanura 4.415 8.668 2.282
5. Hurun 1.757 3.279 829
6. Munca 628 1.265 312
7. Sidodadi 1.057 2.117 608
8. Sukajaya Lempasing 3.525 6.973 1.901
9. Talang Mulya 739 1.389 354
10. Tanjung Agung 2.124 4.040 1.007
Jumlah 19.770 19.841 10.349
Sumber: Data Profil Kecamatan Teluk Pandan Tahun 2020
Obyek wisata merupakan suatu kebutuhan aktifitas dan fasilitas yang dapat
menarik wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah. Seperti yang
dikatakan oleh Marpaung (2002) obyek dan daya tarik wisata merupakan dasar
dari kepariwisataan, pariwisata akan dapat lebih berkembang apabila di suatu
daerah terdapat lebih dari satu jenis obyek dan daya tarik wisata. Pariwisata di
Indonesia terus mengalami peningkatan dan ditandai dengan jumlah perjalanan
wisatawan internasional dan domestik yang terus menunjukkan pertumbuhan yang
positif, Kementerian Pariwisata (2014). Sehingga sektor wisata dapat menjadi
bagian dari kegiatan perekonomian telah menjadi andalan potensial dan prioritas
pengembangan bagi sejumlah negara, terlebih bagi negara berkembang seperti
Indonesia.
Pengelolaan dan pengembangan dari sektor objek wisata merupakan salah satu
upaya untuk meningkatkan perekonomian, sosial dan lingkungan dalam suatu
negara. Terdapat berbagai potensi objek wisata yang dapat dikembangkan berupa
potensi wisata alam yang sebagian besar dimiliki oleh negara-negara berkembang
seperti Indonesia. Hal tersebut dapat dikembangkan untuk meningkatkan
8
menuju objek wisata sari ringgung berjarak 15 km dari pusat Kota Bandar
Lampung. Visi dari pengelola objek wisata pantai sari ringgung adalah menjadi
daerah tujuan wisata yang layak dikunjungi wisatawan mancanegara bukan hanya
wisatawan lokal saja. Sedangkan lokasi yang cukup terkenal dengan pengunjung
yang tidak banyak yaitu Ekowisata Mangrove Petengoran.
Alasan peneliti mengambil lokasi karena merupakan salah satu objek wisata yang
cukup dikenal masyarakat dan berada dalam lokasi yang berdekatan. Selain itu
terdapat perbedaan yang signifikan diantara kedua tempat wisata tersebut yaitu
jumlah wisatawan yang berkunjung. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang
telah peneliti lakukan, pada Pantai Sari Ringgung terpantau cukup ramai dengan
akses jalan yang bagus. Berbanding terbalik dengan Hutan Mangrove yang jumlah
pengunjungnya sedikit dengan akses jalan yang cukup sulit dijangkau. Melihat hal
itu, peneliti tertarik untuk melihat kondisi sosial ekonomi dengan perbandingan
dua tempat yang memiliki perbedaan latar belakang
Melihat pada potensi tersebut, pengembangan pariwisata mulai menjadi salah satu
program unggulan dalam pembangunan daerah. Pembangunan pariwisata yang
direncanakan dan dikelola secara berkelanjutan dengan berbasis pada masyarakat
akan mampu memberikan kontribusi terhadap penerimaan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) dan menciptakan lapangan kerja. Di samping itu, pembangunan
pariwisata juga dapat menciptakan pendapatan yang dapat digunakan untuk
melindungi dan melestarikan budaya dan lingkungan dan secara langsung
menyentuh masyarakat setempat. Namun sayangnya hal ini belum dapat
dimaksimalkan masyarakat setempat
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetaui pemodelan sosial ekonomi yang tepat
untuk pengelolaan objek wisata di Kecamatan Teluk Pandan sehingga dapat
mendukung pengembangan pada objek wisata tersebut dan dapat menjadi pedoman
pemeintah dalam mengembangkan kebijakan nasional di bidang pariwisata
berkelanjutan pada khususnya serta mendukung kemandirian ekonomi di daerah
12
Menurut Muh Aris Marfai (2011), model dapat diartikan sebagai suatu
representasi terhadap realitas yang dilakukan oleh seorang pemodel . Dengan kata
lain, model merupakan suatu penghubung antara dunia nyata (real world) dengan
dunia berpikir (thinking) yang dilakukan dengan tujuan untuk menyelesaikan
suatu permasalahan. Model dihasilkan dari suatu proses berpikir (melalui indra
fisik) dan dunia nyata yang kemudian ditampilkan kembali melalui proses
berpikir, sehingga menghasilkan pemahaman dan pengertian terkait dunia nyata.
Proses penjabaran atau representasi suatu model disebut sebagai modelling atau
pemodelan. Pemodelan merupakan suatu proses berpikir melalui sekuen yang
logis. Pemodelan juga dapat dijelaskan sebagai suatu proses menerima,
memformulasikan, memproses, dan menampilkan kembali persepsi dunia nyata.
Klasifikasi status sosial ekonomi menurut Sunarto (2004) membagi kelas sosial
dalam tiga golongan, yaitu:
1. Kelas atas (upper class)
Upper class berasal dari golongan kaya raya seperti golongan
konglomerat, kelompok eksekutif, dan sebagainya.
2. Kelas menengah (middle class)
Kelas menengah biasanya diidentikkan oleh kaum profesional dan para
pemilik toko dan bisnis yang lebih kecil.
3. Kelas bawah (lower class)
Kelas bawah adalah golongan yang memperoleh pendapatan atau
penerimaan sebagai imbalan terhadap kerja mereka yang jumlahnya
jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kebutuhan pokoknya.
1) Tingkat Pendidikan
Arti dari pada pendidikan menurut UU RI Nomor 20 Tahun 2003 adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan merupakan suatu
aktivitas yang dilakukan oleh seseorang untuk meningkatkan kualitas yang
ada pada dirinya melalui pendidikan formal ataupun non formal agar
tercipta suatu cita-cita yang diinginkannya.
16
2) Pendapatan
Anwar (2011), pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh
penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian,
mingguan, bulanan ataupun tahunan. Pendapatan adalah total penerimaan
(uang dan bukan uang) seseorang atau suatu rumah tangga selama periode
tertentu.
3) Kepemilikan aset keluarga
Setiap keluarga tentunya memiliki aset baik iu berupa harta tetap ataupun
harta lancar baik berupa emas, tanah, bangunan, perusahaan, tabungan,
investasi daln lain-lainnya. Kepemilikan aset keluarga di masyarakat
tentunya berbeda-beda tergantung kekayaan yang dimilikinya. Seberapa
banyak kepemilikan aset keluarga akan mempengaruhi terhadap status
sosial ekonomi keluarga di masyarakat. Keluarga yang memiliki rumah
sendiri dengan kualitas yang bagus dan luas dapat dikatakan status sosial
ekonominya termasuk kategori tinggi, akan tetapi keluarga yang memiliki
rumah tapi menyewa kepada orang lain dengan kualitas rumah yang
sederhana maka tingkat status sosial ekonominya termasuk kategori
rendah.
4) Tingkat pemenuhan atau pengeluaran kebutuhan hidup.
Pada hakikatya setiap manusia yang hidup didunia memilikii
kebutuhankebutuhan yang hendak ingin dicapai agar hidupnya sejahtera
dan tentram di masyarakat. Pada dasarnya semua kebutuhan dan keinginan
manusia di dalam hidup tidak akan lepas dari ekonomi. Semakin banyak
kebutuhan manusia yang ingin dicapai tentunya semakin tinggi
pengeluaran yang akan di keluarkan dan tentunya sebaliknya jika
kebutuhan manusia itu sedikit maka pengeluaran yang dikeluarkannya
juga akan sedikit.
17
7) Pengembangan Teknologi
8) Dampak Lingkungan
2.1.5 Masyarakat
Masyarakat secara terminologi disebut society yang berasal dari kata socius yang
berarti kawan. Istiah masyarakat sendiri berasal dari bahasa arab syaraka yang
berarti ikut serta. Masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang
berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan
yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Kontinuitas merupakan kesatuan
masyarakat yang memiliki keempat ciri, A Sudarsono dan AT Wijayanti (2016)
yaitu:
1. Interaksi antar warga-warganya,
2. Adat istiadat,
3. Kontinuitas waktu,
4. Rasa identitas kuat yang mengikat semua warga.
Objek dan daya tarik wisata menurut Direktorat Jenderal Pemerintah di bagi
menjadi 3 macam, yaitu:
1. Objek Wisata Alam Objek wisata alam adalah sumber daya alam yang
berpotensi serta memiliki daya tarik bagi pengunjung baik dalam
keadaan alami maupun setelah ada usaha budi daya . Potensi objek
wisata alam dapat dibagi menjadi empat kawasan , yaitu :
a) Flora dan fauna .
b) Keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya ekosistem pantai, dan
ekosistem hutan bakau.
c) Gejala alam , misalnya kawah, sumber air panas, air terjun dan
danau.
d) Budidaya sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan,
peternakan, usaha perikanan.
2. Objek Wisata Sosial Budaya Objek wisata social budaya dapat di
manfaatkan dan dikembangkan sebagai objek dan daya tarik wisata
meliputi muscum, peninggalan sejarah, upacara adat, seni pertunjukkan,
dan kerajinan .
3. Objek Wisata Minat Khusus Objek wissata minat khusus merupakan
jenis wisata yang baru di kembangkan di Indonesia . Wisata ini lebih
diutamakan pada wisatawan yang mempunyai motivasi khusus. Dengan
22
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ), Pengelolaan adalah proses, cara,
perbuatan mengelola; proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan
tenaga orang lain; proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan
organisasi; proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat
dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan. Menurut Peraturan
Mentri Kehutanan No. 4 Tahun 2012, kegiatan pengelolaan dan pengembangan
pariwisata sumber daya alam terdiri dari beberapa unsur, yaitu:
Potensi wisata adalah berbagai sumber daya yang dimiliki oleh suatu tempat dan
dapat dikembangkan menjadi suatu atraksi wisata (tourist attraction) yang
dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi dengan tetap memperhatikan aspek-aspek
lainnya. Spillane (1994) mengelompokkan faktor utama pelaku pariwisata dalam
tiga kelompok berikut:
23
4. Human Resources. Pariwisata adalah industri padat karya dan interaksi dengan
masyarakat lokal merupakan aspek penting dari pengalaman pariwisata.
Tenaga kerja pariwisata terlatih beserta masyarakat yang menyadari manfaat
dan tanggung jawab terkait dengan pertumbuhan pariwisata merupakan
elemen yang sangat diperlukan dan perlu dikelola sesuai dengan strategi
tujuan wisata.
5. Image. Adalah suatu yang unik atau gambaran penting dalam menarik
pengunjung untuk berkunjung. Fasilitas dan atraksi yang baik tidaklah cukup
jika pengunjung tidak dapat membayangkan atau memahaminya ataupun tidak
menyadarinya. Berbagai cara dapat digunakan untuk mempromosikan citra
daya tarik wisata (misalnya dengan pemasaran dan branding, travel media, e-
marketing). Yang termasuk dalam citra tujuan wisata adalah keunikan,
pemandangan, adegan, kualitas lingkungan, keselamatan, tingkat layanan, dan
keramahan.
6. Price. Harga merupakan aspek penting dari persaingan antar tujuan wisata.
Faktor harga berhubungan dengan biaya transportasi ke dan dari tujuan serta
biaya jasa akomodasi, atraksi, makanan dan tour. Keputusan turis juga dapat
didasarkan pada fitur ekonomi lainnya seperti nilai tukar mata uang.
Pengembangan wisata alam bahari memiliki peranan yang sangat penting secara
ekonomis maupun ekologis. Secara ekonomis, pengembangan wisata bahari
berperan dalam peningkatan pendapatan devisa negara dan peningkatan ekonomi
masyarakat di sekitar kawasan. Secara ekologis, pemanfaatan kawasan untuk wisata
bahari ini dapat mengakibatkan rusaknya ekosistem laut jika tidak dikelola dengan
benar. Pengembangan wisata bahari perlu dikelola dengan konsep ekowisata, yaitu
pendekatan berkelanjutan yang karakteristiknya adalah pengelolaan bentang alam
diarahkan pada pelestarian sumberdaya, pengelolaan budaya masyarakat diarahkan
pada kesejahteraan masyarakat, dan kegiatan konservasi diarahkan pada upaya
menjaga kelangsungan pemanfaatan sumberdaya untuk masa kini dan masa
mendatang.
Wisata bahari merupakan salah satu wisata unggulan yang dimiliki Indonesia.
Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan, Indonesia memiliki 20,87Juta
Ha kawasan konservasi perairan, pesisir, dan pulau-pulau kecil. Garis pantai
Indonesia membentang 99.093 km dengan luas laut 3,257Juta km². Kekayaan
maritim ini membuat wisata bahari di Indonesia tak diragukan lagi keindahan dan
keunikannya. Wisata bahari Indonesia tersebar dari Sabang sampai Merauke. Di
wisata bahari ini terdapat 590 jenis karang, 2.057 ikan karang, 12 jenis lamun, 34
jenis mangrove, 1.512 jenis crustacean, 6 jenis penyu, 850 jenis sponge, 24 jenis
mamalia Laut, dan 463 titik Kapal Tenggelam.
27
Data statistik menunjukkan bahwa sektor pariwisata pada tahun 2016 telah menjadi
sumber pendapatan devisa terbesar dari sektor non-migas dan menduduki peringkat
kedua setelah komoditas crude palm oil (CPO). Sumbangan devisa dari sektor
pariwisata meningkat sejak tahun 2015 dari US$12,2 miliar, 2016 menjadi US$13,6
miliar, dan 2017 naik lagi menjadi US$15 miliar. Tahun 2018 ditargetkan meraup
devisa US$17 miliar dan US$20 miliar pada tahun 2020.
Akan tetapi, kondisi tersebut dirasa masih belum optimal bila melihat dari besarnya
potensi yang dimiliki. Indonesia memiliki ribuan pulau dengan sumber daya alam
bahari yang indah, namun hanya mampu menyumbang devisa negara sebesar 10
persen dari total devisa sektor pariwisata atau setara dengan US$1 miliar. Jumlah
tersebut kalah jauh dibandingkan negara tetangga, yaitu Malaysia yang
menyumbangkan 40 persen devisa dengan nilai US$8 miliar (Hustin, 2017).
28
Berdasarkan beberapa definsi yang telah ada dan beberapa hal yang menjadi
perhatian maka dapat disimpulkan bahwa wisata bahari adalah kegiatan perjalanan
yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang menuju lingkungan pesisir
dan laut, melakukan aktivitas di bentang laut dan atau bentang darat dengan tujuan
untuk rekreasi, bersenang-senang, mengembangkan diri, dan berinteraksi dengan
budaya lokal dalam jangka waktu sementara. Definisi tersebut menegaskan bahwa
segala aktivitas di bentang laut dan bentang darat selama melibatkan unsur
perjalanan, sementara waktu, dan beraktivitas wisata di lingkungan/ekosistem pesisir
laut maka termasuk dalam wisata bahari
29
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini dan dapat dijadikan sebagai bahan
perbandingan dan acuan referensi, yaitu:
Obyek Wisata di
Keadaan Sosial Kecamatan Teluk Pengelola Obyek
Ekonomi Pandan Kabupaten Wisata
Pesawaran
PEMODELAN SOSIAL
EKONOMI
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif dengan pendekatan spasial. Menurut Sandu dan Ali Sodik (2015),
penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Dalam
geografi, pendekatan spasial adalah suatu metode untuk memahami gejala tertentu
agar mempunyai pengetahuan yang lebih mendalam melalui media ruang yang
dalam hal ini variabel ruang mendapati posisi utama dalam setiap analisis, Putu
Indra .S (2017). Jadi, metode survey ini dapat mengungkapkan tentang fakta yang
akurat mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat serta dengan menggunakan
pendekatan spasial dapat dilakukan Pemodelan Sosial Ekonomi Masyarakat
Untuk Pengelola Obyek Wisata Di Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten
Pesawaran.
Lokasi penelitian ini dilakukan di dua tempat yang berbeda yaitu, di Pantai Sari
Ringgung dan Hutan Mangrove Petengoran, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten
Pesawaran pada tahun 2022.
32
3.4.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013: 215).
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh penduduk pedagang yang ada di lokasi wisata Pantai Sari Ringgung dan
Ekowisata Mangrove Patengoran yang berjumlah 28 pedagang. Pedagang tersebut
terdiri dari 25 pedagang dari Pantai Sari Ringgung dan 3 pedagang dari Ekowisata
Mangrove Patengoran. Pedagang tersebut terdiri atas pedagang perahu untuk
berenang, pedangang sewa ban, pedagang baju, pedagang makanan, pedagang
sewa jetsky, dan penjaga toilet umum.
35
2. Objek Wisata
objek wisata merupakan suatu tempat yang dikunjungi oleh sekelompok orang
karena berbagai keindahan yang ditawarkan ataupun tempat yang cocok untuk
menghabiskan waktu yang cukup lama (rekreasi) sehingga memberikan kepuasan
tersendiri ketika mengunjunginya.
3. Ekowisata Bahari
3.7.2 Wawancara
Menurut W. Gulo (2002), wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara
peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam
hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan bola
media yang melengkapi katakata secara verbal. Karena itu, wawancara tidak
hanya menangkap pemahaman atau ide, tetapi juga dapat menangkap perasaan,
pengalaman, emosi, motif yang dimiliki oleh responden yang bersangkutan. Di
sinilah terletak keunggulan dari metode wawancara. Apa pun bentuk wawancara
yang dipergunakan, perlu dipersiapkan daftar pertanyaan (instrumen) dalam
bentuk Pedoman Wawancara.
3.7.3 Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehiclupan (life
histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan, Sugiyono (2013). Teknik
dokumentasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data sekunder
38
berupa peta administrasi lokasi penelitian, peta penggunaan lahan, jenis tanah,
serta berbagai data lain yang diperlukan dalam penelitian ini nantinya.
Sugiyono (2011) menuturkan bahwa analisa data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, pencatatan
lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya
dapat diinformasikan kepada orang lain. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi,
Sandu dan Ali Sodik (2015). Analisis statistik deskriptif digunakan apabila
peneliti hanya menghitung data yang yang berlaku pada sampel yang diteliti saja.
39
DAFTAR PUSTAKA
Hardani, dkk. (2020). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. CV. Pustaka
Ilmu.
Pitana, I.G. & Gayatri, P.G. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset
Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar metodologi penelitian. Sleman: Literasi
Media Publishing.
Syuri, A. R., Haryono, E., & Zulkarnain, Z. 2017. Deskripsi Kondisi Sosial
Ekonomi Tenaga Kerja Obyek Wisata Pantai Sari Ringgung Tahun
2016. JPG (Jurnal Penelitian Geografi), 5(2).
Yuniarsih, A., Marsono, D., Pudyatmoko, S., & Sadono, R. 2014. Pemodelan
Sistem Pengusahaan Wisata Alam Di Taman Nasional Gunung Ciremai,
Jawa Barat (Modelling of Nature Tourism Management System in Gunung
Ciremai National Park, West Java). Jurnal Manusia dan
Lingkungan, 21(2), 220-231.