Proposal Skripsi
Diajukan oleh :
Rico dwi gala gautama C1101191028
Kepada
Alhamdulillah puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa yang mana hingga saat
ini masih melimpahkan rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga penulis telah
mampu menyelesaikan proposal penelitian ini tepat pada waktu yang telah di tentukan,
dalam upaya memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian. Judul yang dipilih dalam
penelitian ini, ialah “Analisis Potensi Ekowisata di Air Terjun Bukit Lintang, Kecamatan
Pinoh, Kabupaten Melawi” Pengajuan proposal Penelitian adalah salah satu syarat untuk
menyelesaikan mata Kuliah Metode Penelititan di Program Studi Manajemen
Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura Pontianak.
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Dr.
FX Widadi Padmarsari, S.Si., M.Si. selaku dosen pengampu mata Kuliah Metode
Penelitian, yang telah memberikan gambaran dan masukan dalam penyusunan proposal.
Terkhusus kepada kedua orang tua dengan seluruh cinta kasihnya memberikan doa dan
dukungannya sehingga penulis bisa sampai pada tahap penyusunan proposal penelitian
dengan baik dan tepat pada waktu yang tekah di tentukan. Termasuk seluruh pihak yang
telah mendukung penulis dan membantu penyusunan proposal ini.
Susunan Proposal Penelitian ini sudah dibuat dengan sebaik-baiknya, namun tentu
masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang dapat membangun dan berguna bagi penulis dalam memperbaiki proposal ini.
Akhir kata penulis berharap, semoga propsosal ini dapat diterima oleh semua pihak dan
berguna bagi pembaca khususnya mahasiswa Program Manajemen Sumberdaya Perairan,
Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura.
1
Rico dwi gala gautama
2
DAFTAR ISI
i
DAFTAR TABEL
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Air terjun Bukit Lintang memiliki lanskap yang sangat indah dan masih sangat terjaga
kealamiannya, bebatuan di sekitar lokasi yang memperindah di tambah air terjun yang
berwarna eksotis. Selain itu akses ke lokasi obyek wisata ini cukup baik walau pengunjung
perlu berjalan kaki untuk melewati jalan setapak melewati sawah dan perkebunan
masyarakat. Obyek wisata air terjun Bukit Lintang ini masih sangat jarang diketahui
keberadaannya namun sangat berpotensi tempat wisata yang dapat memajukan
perekonomian masyarakat sekitar. Oleh karenanya perlu dilakukan analisis mengenai
potensi dan strategi pengembangan obyek wisata air terjun ini.
v
/
B. RUMUSAN MASALAH
Obyek wisata air terjun Bukit Lintang ini masih sangat jarang diketahui keberadaannya
namun sangat berpotensi tempat wisata yang dapat memajukan perekonomian masyarakat
sekitar. Oleh karenanya perlu dilakukan analisis mengenai potensi dan strategi
pengembangan obyek wisata air terjun ini.
1. Bagaimana Tingkat potensi ekowisata yang terdapat di Air Terjun Bukit Lintang
Kabupaten Melawi tersebut ?
2. Bagaimana menganalisis kesesuaian kawasan dan daya dukung kawasan untuk
wisata air terjun ?
3. Bagaimana strategi pengembangan ekowisata Air Terjun Bukit Lintang ?
4. Bagaimana menganalisis tentang kelayakan potensi Air Terjun Bukit Lintang ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis tentang kelayakan potensi Air Terjun Bukit Lintang dari segi daya
tarik, aksesibilitas, akomodasi, serta sarana dan prasarana penunjang.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini berguna untuk memberikan informasi pengembangan ekowisata Air Terjun
Bukit Lintang dalam upaya menganalisis potensi dan permasalahan ekowisata Air Terjun
vi
Bukit Lintang. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah untuk penerapan
kebijakan dan pengambilan keputusan. Sebagai bahan kajian bagi pengelola dalam
pengembangan obyek wisata Air Terjun Bukit Lintang. Manfaat peneitian selanjutnya
Sebagai pedoman bagi masyarakat setempat untuk berperan aktif dalam pengelolaan obyek
wisata Air Terjun Bukit Lintang. Penelitian diharapkan dapat sebagai sumber data/informasi
tentang kondisi fisik Air Terjun Bukit Lintang dan sebagai acuan dalam upaya pengelolaan.
Sehingga dapat dijadikan masukan bagi pihak pengelola untuk meningkatkan daya Tarik
wisatawan.
vii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
Pengertian Ekowisata
Kata wisata (tourism) pertama kali muncul dalam Oxford English Dictionary pada
tahun 1881, yang menjelaskan mengenai perjalanan yang ditujukan untuk mengisi waktu
luang. Menurut undang-undang pemerintah nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan,
dijelaskan bahwa wisata merupakan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang yang memiliki tujuan untuk mengunjungi tempat tertentu untuk
rekreasi, pengembangan pribadi dirinya atau bisa juga untuk mempelajari daya tarik pada
wisata yang dikunjunginya dalam jangka waktu sementara. Sehingga Ekowisata
merupakan kegiatan pariwisata yang dilakukan pada tempattempat alami, serta memberi
kontribusi terhadap kelestarian alam dan meningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.
Ekowisata merupakan konsep pengembangan pariwisata yang berkelanjutan yang
bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya )dan
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan, sehingga memberikan manfaat
ekonomi kepada masyarakat dan pemerintah setempat. Dalam ekowisata, prinsip tanggung
jawab dan menghormati alam dan budaya setempat menjadi sangat penting. Wisatawan
harus menyesuaikan diri dengan budaya dan situasi setempat, bukan sebaliknya.
Wisatawan juga harus menyadari pentingnya pelestarian lingkungan dan menghormati
budaya dari kawasan yang dikunjunginya (Sukawati, 2009).
Karakteristik wisatawan merupakan variabel penting dalam melakukan suatu
kegiatan perencanaan ekowisata. Karakteristik tersebut antara lain asal pengunjung, lama
kunjungan, umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, pendapatan, jumlah anggota keluarga,
jumlah anggota yang berkunjung bersama, waktu luang, jarak yang ditempuh, maksud
kunjungan, jenis transportasi yangdigunakan, jumlah pengeluaran yang dihabiskan, dan
jenis akomodasi yang dimanfaatkan (Fandeli, 2000).
Aktivitas ekowisata saat ini tengah menjadi tren yang menarik yang dilakukan oleh
para wisatawan untuk menikmati bentuk-bentuk wisata yang berbeda dari biasanya. Dalam
konteks ini wisata yang dilakukan memiliki bagian yang tidak terpisahkan dengan upaya-
upaya konservasi, pemberdayaan ekonomi lokal dan mendorong respek yang lebih tinggi
terhadap perbedaan kultur atau budaya. Hal inilah yang mendasari perbedaan antara
konsep ekowisata dengan model wisata konvensional yang telah ada sebelumnya. Konsep
ekowisata menurut wikipedia memiliki karakteristik-karakteristik umum, antara lain:
Tujuan perjalanan menyangkut wisata alam, meminimalkan dampak yang ditimbulkan
terhadap lingkungan, membangun kesadaran terhadap lingkungan sekitar, menghasilkan
keuntungan finansial secara langsung yang dapat digunakan untuk melakukan konservasi
alam, memberikan keuntungan finansial dan memberikan kesempatan pada penduduk
viii
lokal, mempertahankan kebudayaan lokal dan Tidak melanggar hak asasi mannusia dan
pergerakan demografi (Satria, 2009).
Ekowisata memiliki tiga hal utama yaitu keberlangsungan alam atau ekologi,
memberikan manfaat dalam bidang ekonomi, dan secara psikologi dapat diterima dalam
kehidupan sosial masyarakat. Jadi, kegiatan ekowisata secara langsung bisa memberikan
akses kepada semua orang untuk melihat, mengetahui, dan menikmati pengalaman alam,
intelektual dan budaya pada masyarakat lokal (Satria, 2009).
Secara garis besar ekowisata dapat dikatakan sebagai kegiatan wisata yang
dilakukan oleh wisatawan baik wisatawan lokal maupun wisatawan dari mancanegara,
serta sebuah perjalanan bertanggung jawab ke kawasan alami yang ditujukan agar
wisatawan bisa memiliki pengalaman dengan alam dan dapat menghargai alam.
Konsep Ekowisata
Wisata alam atau lebih sering disebut juga sebagai ekowisata atau ecotourism juga
adalah suatu perjalanan menuju suatu tempat tertentu dipermukaan bumi untuk menikmati
keindahan dan keajaiban alam tanpa sentuhan pembangunan. baik berupa fenomena alam,
gemericik air disungai, deburan ombak, heningnya suasana gua, hijaunya hutan dan bahkan
kehidupan sosial budaya suatu masyarakat pedalaman yang belum tersentuh oleh teknologi
modern (Nandi, 2005).
Pada hakekatnya ekowisata adalah suatu bentuk wisata yang bertanggung jawab
terhadap kelestarian area yang masih alami (natural area) memberi manfaat secara
ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya bagi masyarakat setempat. Ekowisata
berakar pada kegiatan wisata alam, di daerah-daerah yang masih alami atau dilindungi
yang didasarkan pada fungsi ekologis sebagai komponen penting dalam hubungan saling
terkait dengan aspek ekonomi dan sosial dalam menunjang kelangsungan wisata tersebut
(Fandeli, 2000).
Ekowisata alam di dalam kawasan konservasi bertujuan untuk melestarikan
keanekaragaman hayati ekosistemnya dan memperoleh penghasilan untuk kepentingan
kawasan, masyarakat lokal, pemerintah daerah dan pengelola. Undang-undang tentang
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah khususnya dalam
melakukan perencanaan kegiatan pembangunan secara mandiri, diharapkan mampu
mengoptimalkan setiap sumber daya yang dimiliki bagi pembangunan yang berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan. Berdasarkan hal tersebut dalam pengelolaan sumberdaya
khususnya sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan berupa pengembangan wisata
alam maupun ekowisata yang berbasis pada penguatan peran daerah dan masyarakat
(Latupapua, 2008).
Pada saat ini, ekowisata telah berkembang. Wisata ini tidak hanya sekedar untuk
melakukan pengamatan burung, menunggang kuda, penelusuran jejak di hutan belantara,
tetapi telah terkait dengan konsep pelestarian hutan dan penduduk lokal. Ekowisata
merupakan suatu perpaduan dari berbagai minat yang tumbuh dari keprihatinan terhadap
lingkungan, ekonomi, dan sosial. Ekowisata tidak dapat dipisahkan dengan konservasi.
ix
Oleh karenanya, ekowisata disebut sebagai bentuk perjalanan wisata yang bertanggung
jawab (Marpaung, 2002).
B. KERANGKA KONSEP
Berikut ini adalah kerangka pemikiran yang penulis gambarkan, untuk mempermudah
dalam memahami arahan tujuan penelitian ini, Adapun Kerangka pemikiran pada gambar
1. adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka konsep
1. LOKASI
2. DAYA TARIK
WISATA
POTENSI 3. FASILITAS
EKOWISATA 4. AKSESIBILITAS
x
Berdasarkan gambar 1. Tersebut maka penelitian akan dilakukan untuk mengetahui tingkat
potensi ekowisata Air Terjun Bukit Lintang. Hal tersebut dapat dilihat dari Lokasi, Daya
Tarik Wisata, Fasilitas, Aksesbilitas. Dari keempat indikator-indikator tersebut dapat
diketahui dengan analisis data tingkat potensi ekowisata yang terdapat di Air Terjun Bukit
Lintang Kabupaten Melawi tersebut.
xi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Kegiatan Penelitian akan dilaksanakan kurang lebih dari 3-4 bulan, berlokasi di Air
Terjun Bukit Lintang, Kecamatan Pinoh, Kabupaten Melawi.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner yang dibagikan kepada
pengelola, pengunjung, masyarakat sekitar, pelaku usaha wisata kawasan objek wisata
serta pemerintah setempat melalui kuesioner yang telah disusun dan dipersiapkan oleh
peneliti.
xii
Kabupaten Melawi adalah salah satu kabupaten di Kalimantan Barat yang memiliki
potensi pariwisata cukup besar salah satunya ekowisata bahari yang menyajikan ekosistem
alam air terjun dan bukit, Adanya air terjun di Bukit Lintang,air terjun ini terletak di
kecamatan pinoh, kabupaten melawi. Tempat ini memang bisa menjadi spot untuk
bersantai para pendaki setelah melakukan pendakian atau sebelum mendaki.
Pengembangan pariwisata sebagai andalan perekonomian nasional dalam operasionalnya
bertumpu pada potensi alam, potensi budaya, dan kehidupan masyarakat di lokasi
pengembangan wisata.
' ;
Gambar 2. Air Terjun Bukit lintang dari depan
xiii
Pengambilan data dilakukan secara langsung di lapangan yaitu
Data penelitian yang diambil adalah data sekunder dan data primer. Data
penelitian atau data umum yang ada dari instansi pemerintahan desa dan
data sosial ekonomi masyarakat, dan hasil penelitian yang berkaitan dengan
tujuan penelitian.
E. PARAMETER VARIABEL
xiv
3. Parameter Air Terjun Bukit Lintang sebagai berikut :
a. Kecerahan
Selanjutnya mengukur kecerahan air diukur dengan seccidisk dengan menurunkan
piringan kedalam air dengan perlahan hingga piringan tidak terlihat lalu dicatat panjang
talinya berapa. selanjutnya diangkat naik secara perlahan-lahan hingga piringan terlihat
kembali dan dicatat panjang talinya
c. Kedalaman
Mengukur kedalaman air kedalaman air diukur dengan menggunakan tali rafia yang diberi
bobot atau pemberat supaya mudah menurunkan tali kedalam air hingga bobot atau pemberat
menyentuh dasar air terjun kemudian langsung mencatat kedalamannya dengan melihat tali
yang telah di kasih tanda tersebut berapa kedalamannya.
d. Bentuk lahan
Bentuk lahan adalah suatu unit geomorfologis yang dikategorikan berdasarkan
karateristik seperti elevasi, kelandaian, orientasi, stratifikasi, paparan batuan, dan jenis
tanah.
f. Kecepatan arus
Kecepatan arus diukur dengan bola pingpong. Kemudian bola pingpong di lepaskan ke arus
atau aliran air terjun tersebut yang secara bersamaan, lalu menghidupkan stopwatch dimana
xv
jarak pada saat pelepasan bola dan pengambillan bola atau menghentikan stopwatch pada
saat bola telah mencapai jarak yang telah ditentukan lalu mencatat waktu dengan stopwatch.
Dibawah ini rumus parameter kecepatan arus sebagai berikut:
g. V = X : t
Keterangan:
V = Kecepatan arus (m/s)
X = Jarak tempuh bola pingpong dalam satuan meter
t = Waktu yang ditempuh bola pingpong dalam satuan detik.
F. ANALISIS DATA
𝐿𝑝 𝑊𝑡
𝐷𝐷𝐾 = 𝐾 × ×
𝐿𝑡 𝑊𝑝
Keterangan :
DDK = Daya Dukung Kawasan
K = Potensi ekologis wisatawan perisatuan unit area (orang)
Lp = Luas atau panjang area yang dapat dimanfaatkan (m² atau m)
Lt = Unit area untuk kategori tertentu nn(m² atau m)
xvi
Wt =Waktu yang disediakan kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari (jam)
Wp = Waktu yang dihabiskan wisatawan untuk kegiatan tertentu (jam)
Potensi ekologis pengunjung (K) ditentukan oleh kondisi sumber daya dan jenis kegiatan yang
akan dikembangkan. Panjang dan luas suatu wilayah yang dapat digunakan oleh pengunjung
dipertimbangkan dengan kemampuan alam mentolerir pengunjung mengganggu kelestarian.
Jumlah ekologis pengunjung, unit area, waktu pengunjung di tempat wisata, dan waktu wisata
Pengukuran Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) mengacu kepada (Yulianda, 2007) yang
telah dimodifikasi yang selanjutnya diolah menggunakan bantuan software Arcgis. (Yulisa.,N.,E
& dkk, 2016).
Analisis data menggunakan Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) dengan matriks kesesuaian
yang disusun berdasarkan kepentingan setiap parameter untuk mendukung kegiatan pada daerah
tersebut. Rumus yang dipakai untuk kesesuaian wisata air terjun.
𝑁𝑖
𝐼𝐾𝑊 = ∑ ( ) × 100%
𝑁𝑚𝑎𝑥
Keterangan:
IKW = Indeks Kesesuaian Wisata
Ni = Nilai parameter ke-I
Nmax =INilai maksimum dari suatu kategori wisata
Objek dan daya tarik (flora, fauna dan objek lainnya) yang telah
Pedoman Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam
Dirjen PHKA tahun 2003 sesuai dengan nilai yang telah ditentukan untuk
xvii
masing-masing kriteria. Jumlah nilai untuk satu kriteria penilaian ODTWA
S=NxB
B = bobot nilai
Kriteria daya tarik diberi bobot 6 karena daya tarik merupakan faktor utama alasan seseorang
melakukan perjalanan wisata.
xviii
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, O. dan Patana, P. 2002. Perhitungan Nilai Ekonomi Pemanfaatan Hasil Hutan Non-
marketable oleh Masyarakat Desa Sekitar Hutan Studi Kasus Cagar Alam Dolok Sibual-
buali, Kecamatan Sipirok, Tapanuli Selatan). Laporan Penelitian. Program Ilmu Kehutanan
Universitas Sumatera Utara. Tidak diterbitkan.
Rahlem, D. Yoza, D, Arlita, T. 2017. Persepsi Pengunjung dan Partisipasi Masyarakat
Dalam Pengelolaan Ekowisata Air Terjun Aek Martua di Kabupaten Rokan Hulu. JOM
Faperta Vol.4 No.1,4-5.
Fandeli, C dan Mukhlison. 2000. Pengusahaan Ekowisata. Fakultas Kehutanan Univ. Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Fandeli, C. 2000. Pengusahaan Ekowisata. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.
Fandeli, C. 2000. Perencanaan Kepariwisataan Alam. Fakultas Kehutanan UGM.
Yogyakarta.
Fandeli, C. 2001. Dasar-Dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Liberty. Yogyakarta.
Griffin, R. 2004. Manajemen. Jilid 1, Edisi Ketujuh. Jakarta : Erlangga.
Hanny, A. 2011. Dampak Ekonomi Pengembangan Kawasan Ekowisata Kepulauan Seribu
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 22 No. 1,
April 2011, hlm.1 – 16
xix
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran peta lokasi penelitian sebagai berikut :
xx
xxi
xxii