Anda di halaman 1dari 26

PROJEK AKHIR ARSITEKTUR 76

Periode LXXVI, Semester Gasal, Tahun 2019/2020

PROPOSAL

TAMAN BURUNG DI SEMARANG


Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
Memperoleh gelar Sarjana Arsitektur

Disusun oleh:
Muhammad Kharis Khalimi
13.11.0165

Dosen Pembimbing:
Dr. Ir. A. Roedyanto Soesilo, MSA.

NIDN : 0020065402

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
Juli 2019
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ......................... Error! Bookmark not defined.


PRAKATA ................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ................................................................................................ i
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ iv
DAFTAR BAGAN ....................................................................................... v
BAB I.......................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1. Latar Bekakang ................................................................................. 1
1.2. Isu...................................................................................................... 3
1.3. Pernyataan Masalah Desain ............................................................. 3
1.4. Kajian Pustaka................................................................................... 3
a. Posisi .............................................................................................. 3
b. Originalitas ..................................................................................... 4
1.5. Tujuan dan Manfaat........................................................................... 5
a. Tujuan ............................................................................................. 5
b. Manfaat ........................................................................................... 5
1.6. Sistematika Pembahasan .................................................................. 6
BAB II ......................................................................................................... 7
KAJIAN EMPIRIK DAN KAJIAN TEORITIK ............................................... 7
2.1 Kajian Empirik.................................................................................... 7
a. Gambaran Proyek sejenis ............................................................. 7
b. Gambaran Proyek Taman Burung di Semarang ........................ 10
c. Kondisi Tapak............................................................................... 12
d. Kondisi Lingkungan Buatan........................................................ 12
e. Kondisi Lingkungan Alam ........................................................... 13
f. Kondisi Lingkungan Masyarakat ................................................ 14
2.2 Kajian Teoritik .................................................................................. 14
a. Tinjauan Fungsi Proyek secara Teoritik .................................... 14
b. Tinjauan Teoritik .......................................................................... 15

i
BAB III ...................................................................................................... 18
PENDEKATAN DAN STRATEGI DESAIN ............................................... 18
2.1. Pendekatan Desain ......................................................................... 18
2.2. Strategi Desain ................................................................................ 18
2.3. Kerangka Alur Pikir .......................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 20

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Taman Burung Bali ............................................................... 7

Gambar 2. 2 Taman Burung Bali ............................................................... 8

Gambar 2. 3 Pemandangan di Taman Burung Bali ................................... 8

Gambar 2. 4 Foto bersama burung-burung di Taman Burung Bali ............ 9

Gambar 2. 5 Peta Citra Lokasi Tapak ...................................................... 10

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Kajian Pustaka .......................................................................... 4

Tabel 2. 1 Tinjauan teori berdasarkan Permasalahan Desain .................13


Tabel 3. 1 Pendekatan Desain..................................................................16

Tabel 3. 2 Strategi Desain ..................................................................... .16

iv
DAFTAR BAGAN

Bagan 3. 1 Kerangka Pikir Perancangan zona – zona Taman Burung .... 11

Bagan 3. 2 Kerangka Alur Pikir Perancangan .......................................... 18

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Bekakang

Begitu cepatnya perkembangan zaman dan kemajuan tekhnologi saat

ini sangat mempengaruhi aktivitas masyarakat untuk terus bergerak maju

mengikuti perubahan-perubahan zaman. Padatnya aktifitas masyarakat di

kota – kota besar membutuhkan waktu dan momen-momen khusus untuk

beristirahat sejenak dari kesibukan dan aktifitas mereka. Momen-momen

khusus inilah yang biasanya digunakan untuk berlibur, berwisata, jalan-

jalan santai, berkuliner, dan berkumpul bersama keluarga, sahabat, dan

teman. Melihat hal ini masyarakat membutuhkan akan sebuah tempat

yang bisa memenuhi, memuaskan dan menyegarkan jiwa serta tubuhnya

dari padatnya aktifitas yang rutin dilakukan setiap hari. Banyak tempat –

tempat yang bisa dijadikan pilihan untuk refresing dan rekreasi, misalnya

saja taman rekreasi dan edukasi, kebun binatang, mall, bioskop, museum,

wisata alam, tempat-tempat bersejarah, ziarah, dan lainnya.

Berbicara mengenai tempat refresing dan rekreasi, Indonesia sangat

memiliki potensi besar dalam hal keindahan alamnya yang dapat

dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata, rekreasi edukasi, dan

liburan. Indonesia akhir-akhir ini sedang bekerja keras mengembangkan

sektor pariwisata sebagai salah satu sumber pemasukan devisa negara

dan penyediaan lapangan pekerjaan baru. Kerja keras pemerintah dalam

hal mengembangkan sektor pariwisata dapat dilihat dengan penggunaan

potensi sumber daya alam dan mengembangkan kebudayaan setempat di

daerah destinasi wisata, serta meningkatkan sarana, prasarana, dan fasilitas-

fasilitas yang ada di daerah setempat.

1
Dengan dikembangkannya sektor pariwisata beberapa tahun

belakangan ini, maka tahun 2015 Indonesia menempati urutan ke-50

dari 141 negara di dunia dalam bidang pariwisata. Prestasi ini diraih

Indonesia karena kerja keras pemerintah dalam meningkatkan sarana,

prasarana, dan fasilitas-fasilitas pada objek wisata yang ada di daerah-

daerah. Pencapaian prestasi ini terus ditingkatkan pemerintah Indonesia,

agar Indonesia tidak hanya menduduki peringkat 50 saja tetapi bisa

masuk peringkat 30 besar di tahun 2019 nantinya, pernyataan ini

dikemukakan oleh Arief yahya, Menteri Pariwisata saat menyerahkan

Anugerah Indeks Daya Saing 10 Destinasi Kepariwisataan,di Jakarta,

Kamis malam 8 Desember 2016.

Salah satu daerah di Indonesia, khususnya Pulau Jawa yang

sumberdaya alamnya sangat potensial untuk dikembangkan adalah

Provinsi Jawa Tengah. Provinsi Jawa Tengah termasuk salah satu

provinsi yang memiliki cukup banyak destinasi wisata, baik wisata alami

maupun wisata buatan. Kota-kota di provinsi Jawa Tengah menjadi

destinasi terbesar wisatawan untuk tempat wisatanya. Kota Semarang

sebagai ibukota propinsi Jawa Tengah merupakan salah satu daerah

yang memiliki potensi pariwisata yang besar. Hal ini didukung dengan

keadaan alam kota Semarang yang terdiri dari dataran tinggi, perbukitan

dan dataran rendah (pantai), serta masing-masing memiliki karakteristik

sendiri-sendiri. Pasalnya sektor pariwisata di Semarang sangat potensial

namun belum cukup digarap secara optimal oleh pemerintah, khususnya

dibidang tempat rekreasi dan hiburan. Melihat hal ini pemerintah kota

Semarang akhir-akhir ini mengerjakan benar kota Semarang hingga akan

menjadikannya sebagai kota Pariwisata, pernyataan ini disampaikan oleh

Wakil Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu.

2
Melihat potensi yang ada di Semarang masih sangat besar untuk

digarap, maka dari itu melihat aset Ruang Terbuka Hijau yang ada di

Semarang, tepatnya di Hutan Tinjomoyo seluas 57 hektar sangat bagus

jika digarap dan dijadikan salah satu destinasi wisata alam yang ada di

kota Semarang. Melihat potensi yang ada maka di Hutan Tinjomoyo akan

dirancang Taman Burung di Semarang. Taman Burung tersebut nantinya

akan dijadikan tempat rekreasi, edukasi, dan sekaligus tempat

konservasi.

1.2. Isu

Isu yang akan di kembangkan pada Taman Burung di Semarang ini

adalah penataan, pemeliharaan, dan perawatan burung – burung pada

taman, serta kenyamanan dan keamanan pengunjung.

1.3. Pernyataan Masalah Desain

- Bagaimana merancang tata ruang dan bentuk Taman Burung yang dapat

menarik pengunjung ?

- Bagaimana penataan sirkulasi pengunjung pada taman ?

- Fasilitas apa yang dibutuhkan agar semua kegiatan terpenuhi pada

taman burung tersebut ?

1.4. Kajian Pustaka

a. Posisi

Pada landasan teori dan program dengan judul Taman Burung di

Semarang memiliki permasalahan pada penataan, penempatan fasilitas,

jenis – jenis burung dan sirkulasi pengunjung pada taman.

3
Pada landasan teori dan program dengan judul Taman Burung

dengan Pendekatan Arsitektur Postmodern Metafora dan Taman Burung

Surakarta memiliki permasalahan pada fasilitas yang dibutuhkan, prinsip

perancangan Arsitektur Postmodern Metafora, dan konsep perancangan

Taman Burung.

No Nama Penyusun Judul Karya Jenis Sumber Keterangan

Publikasi

1. - Muhammad Taman Burung Landasan Repository Pendekatan

Hafiz I. S. dengan Teori dan Universitas Riau  Arsitektur

- Ratna Amanati Pendekatan Program (2017) Postmodern

- Mira Dharma S. Arsitektur Metafora

Postmodern

Metafora

2. Yanto W. Taman Burung Landasan Repository

Surakarta Teori dan Universitas

sebagai pusat Program Muhammadiyah

penelitian, Surakarta

pengembangan (2011)

pendidikan,

dan Pariwisata

Tabel 1. 1 Kajian Pustaka

Sumber : Analisis Pribadi 2019

b. Originalitas

Dari beberapa proyek yang berada diatas terdapat sebuah kesamaan

yaitu Taman Burung sebagai fasilitas rekreasi bagi masyarakat. Pada

proyek pertama yaitu Taman Burung di Semarang, mempunyai isu

4
permasalahan pada penataan, penempatan fasilitas, jenis – jenis burung

dan sirkulasi pengunjung pada taman.

Sedangkan pada proyek yang kedua yaitu Taman Burung

mempunyai isu pada fasilitas yang dibutuhkan, prinsip perancangan

Arsitektur Postmodern Metafora, dan konsep perancangan Taman

Burung.

Proyek Taman Burung di Semarang ini memiliki ke khasan dengan

fokus kenyamanan, keamanan, dan keselamatan wisatawan. Serta dapat

menciptakan sebuah konsep bangunan yang sesuai dengan ciri dan

karakteristik agar dapat meningkatkan daya tarik wisatawan.

1.5. Tujuan dan Manfaat

a. Tujuan

Taman Burung sebagai tempat konservasi sekaligus

mengembangbiakkan berbagai jenis burung sebagai sarana rekreasi

dan edukasi / tempat belajar yang dapat menarik para pengunjung.

b. Manfaat

1. Manfaat Akademisi ( Bidang Arsitektur )

- Mengiplementasikan desain arsitektur dengan fungsi bangunan

yang dapat menarik para pengunjung.

- Pengaplikasian penataan ruang dalam dan ruang luar yang dapat

berintegrasi dengan mengekspresikan karakter imajinatif,

komunikatif dan rekreatif.

2. Manfaat Praktisi

- Memberikan sarana edukasi dan rekreasi bagi masyarakat.

5
- Memberikan wadah sebagai tempat meningkatkan

perkembangbiakan burung-burung yang langka

- Meningkatkan devisa kota Semarang dan Indonesia

1.6. Sistematika Pembahasan

BAB I. PENDAHULUAN

Pendahuluan membahasa hal-hal mendasar seperti latar belakang, isu,

pernyataan masalah desain, kajian pustaka serta tujuan dan manfaat. Hal

terpenting yang menjadi pokok pembahasan yaitu pernyataan masalah

desain serta alasan-alasan yang menjadi latar belakang.

BAB II. KAJIAN EMPIRIK DAN KAJIAN TEORITIK

Pada bab ini berisi tentang Kajian Empirik yang mengemukakan fungsi

dan jenis proyek bangunan yang akan dirancang serta kondisi lokasi yang

menjadi wadah pada projek yang akan dirancang. Sedangkan Kajian

Teori adalah kajian terhadap teori yang mendukung terhadap pernyataan

masalah desain

BAB III. PENDEKATAN DESAIN DAN STRATEGI DESAIN

Pada bab ini berisikan Pendekatan desain yang membahas tema desain

yang di gunakan untuk merancang Taman Burung. Strategi desain adalah

langkah atau tahapan dalam proses desain, dan Kerangka alur pikir

merupakan ringkasan/inti dari latar belakang hingga pendekatan desain

dalam merencanakan dan merancang Taman Burung.

6
BAB II

KAJIAN EMPIRIK DAN KAJIAN TEORITIK

2.1 Kajian Empirik

a. Gambaran Proyek sejenis

Gambaran proyek sejenis yang telah ada di Indonesia yaitu

Taman Burung Bali ( Bali Bird Park ) dan Taman Burung TMII

Jakarta.

Gambar 2. 1 Taman Burung Bali

Sumber : www.watersportbali.com

Bali Bird Park atau Taman Burung Bali adalah atraksi wisata

sekaligus tempat penangkaran berbagai jenis spesies burung di

Indonesia maupun mancanegara. Taman Burung Bali berlokasi di

Jalan Serma Cok Ngurah Gambir, Singapadu, Batubulan, Gianyar,

Bali. Selain menampilkan kehidupan alami berbagai jenis burung,

bermacam-macam fasilitas dan program spesial diselenggarakan

dengan fungsi mendidik dan penangkaran.

7
Gambar 2. 2 Taman Burung Bali

Sumber : www.balibirdpark.com

Taman Burung Bali ini berdiri sejak Oktober 1995, Taman

burung ini memiliki luas sekitar 2 hektare dengan koleksi sekitar 1000

satwa jenis unggas yang berasal dari 250 spesies dan sejumlah

besar adalah langka dan dilindungi, salah satunya adalah Jalak Bali.

Burung khas Papua yaitu Burung Cendrawasih, Burung Elang and

Burung Rajawali, burung koleksi dari Amerika Selatan seperti Makaw

dan Toucan, dan juga Burung Beo dan lainnya yang berasal dari

Afrika. Pemandangan di dalamnya ditata menyerupai provinsi di

Indonesia lengkap dengan hewan khas, tumbuhan, dan rumah adat

seperi rumah Toraja, ada juga ruang untuk daerah lain seperti

Sumatra, Borneo, Jawa, dan Amerika selatan. Terlihat pula dari

dalamnya lapangan hijau di mana burung-burung berlarian dan

beterbangan dan terdapat 2000 jenis tanaman tropis termasuk 50

jenis tanaman palem dengan keramaian kupu-kupu juga melengkapi

taman burung ini.

Gambar 2. 3 Pemandangan di Taman Burung Bali

Sumber : www.jejakpiknik.com

8
Taman burung ini juga memiliki program tersendiri di setiap

harinya antara lain Bali Rainforest yang berisi petualangan

menyaksikan aneka burung dari Indonesia beterbangan, Basic

instinct yang menampilkan aksi burung pemangsa berburu mulai dari

elang, falkon, dan burung hantu. Ditambah lagi wahana Guyu-guyu

Corner di mana para pengunjung dengan bebas bersentuhan dengan

para burung kakak tua untuk berfoto-foto, Feed the Lory, Papua Rain

Forest Feeding, Meet the Birdstar di mana akan ditampilkan burung

langka sejenis beo hitam bernama Kakatua Raja dan burung Julang

Emas, Feed the Pelican, The Komodo Experience yaitu kumpulan

reptil dari Asia Tenggara seperti Komodo, ular piton, dan berbagai

macam spesies kadal, dan bioskop empat dimensi. Tidak hanya

menikmati keindahan dan bercengkrama dengan burung-burung,

para pengunjung juga dapat melihat pengembangbiakkan burung-

burung, saat para burung itu diberi makan, dan berfoto bersama

dengan burung-burung yang dilepas bebas.

Gambar 2. 4 Foto bersama burung-burung di Taman Burung Bali

Sumber : www.jejakpiknik.com

Fasilitas lainnya yang terdapat di Taman Burung Bali adalah

restoran, kafe, dan toko cenderamata yang berkaitan dengan burung.

Ada juga area inkubator di mana para seniman Bali menggambar

9
telur-telur burung di taman tersebut dengan corak tradisional. Di

samping itu, lokasi taman burung tersebut juga berdekatan dengan

objek wisata bali lainnya seperti pertunjukan tari barong di Batubulan,

Pasar Seni Sukawati dan Guwang, Kintamani, Ubud, dan Pantai

Sanur.

b. Gambaran Proyek Taman Burung di Semarang

Perancangan Taman Burung Di Semarang ini bertujuan sebagai

sarana rekrasi, edukasi, serta konservasi burung – burung langka

yang ada di Semarang. Nantinya Taman Burung ini akan dibagi

menjadi beberapa zona secara umum yaitu zona utama (sangkar),

zona ampliteater, zona tiketing, zona pengelola, zona penelitian dan

konservasi, zona servis, zona openspace, dan zona parkir.

Zona Utama (sangkar) taman burung nantinya akan dijadikan

sebagai taman yang berisikan berbagai macam jenis burung yang

dibebas liarkan seperti di alamnya. Terbagi atas taman burung

herbivora atau pemakan biji-bijian dan taman burung karnivora atau

pemakan serangga.

Zona Ampliteater nantinya akan dijadikan sebagai pusat dari

penghubung zona – zona yang ada. Dan di zona ampliteater nantinya

akan digunakan sebagai tempat pertunjukan / show burung.

Zona pengelola di dalamnya terdapat gedung pengelola yang

berisi ruang direktur dan jajarannya. Pada gedung pengelola juga

terdapat ruang karyawan dan ruang penyimpanan untuk persediaan

pakan burung.

10
Zona Penelitian dan Konservasi di dalamnya terdapat gedung

peneliti dan konservasi terdapat ruang – ruang untuk pemeliharaan

bayi burung dan ruang perawatan burung.

Zona Open Space nantinya akan ada ruang terbuka hijau yang

digunakan sebagai taman bermain outdoor untuk anak – anak,

sebagai taman terbuka bagi pengunjung, sebagai tempat berlatih

burung, sebagai tempat perlombaan / kontes burung.

Dan ada juga Zona Servis dan Parkir, Zona Servis nantinya akan

ada beberapa bangunan penunjang di dalamnya seperti foodcourt,

jual souvenir, musholla, toilet dan fasilitas penunjang lainnya.

Sedangkan untuk zona parkir nantinya akan digunakan sebagi

tempat parkir mulai dari pengendara sepeda, sepeda motor, mobil,

dan bus pariwisata.

Selain itu gedung tiketing yang berada di bagian depan kawasan

Taman Burung ini difungsikan sebagai enterance dan nantinya akan

berisi ruang informasi, tempat menjual tiket, dan tempat menjual

souvenir.

Bagan 3. 1 Kerangka Pikir Perancangan Zona – zona Taman Burung

Sumber : Analisis Pribadi, 2019

11
c. Kondisi Tapak

Lokasi yang dipilih sebagai lahan perencanaan dan perancangan

pembangunan Taman Burung di Semarang ini berada di Jl. Tinjomoyo,

Kec. Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Gambar 2. 5 Peta Citra Lokasi Tapak

Sumber : maps.google.co.id

Tapak yang dipilih ini memiliki luasan sekitar 52.000 m². Batas

tapak pada sisi utara, selatan, barat, dan timur yaitu lahan kosong.

d. Kondisi Lingkungan Buatan

Lokasi tapak di Kecamatan Banyumanik ini adalah sebagian besar

Pemukiman, perdagangan, jasa, pendidikan seperti Universitas Katolik

Soegijapranata. Selain itu juga memiliki akses jalan yang cukup lebar

dan jaringan listrik.

12
e. Kondisi Lingkungan Alam

- Geografis

Kota Semarang adalah salah satu kota penting yang terletak di

pesisir utara Jawa. Kota Semarang memiliki ketinggian dari 2 meter

bawah permukaan laut hingga 340 meter diatas permukaan laut dengan

kemiringan lereng 0% - 45%. Kota Semarang merupakan kota yang

memiliki kondisi topografi yang unik berupa wilayah dataran rendah

yang sempit dan wilayah perbukitan yang memanjang dari sisi barat

hingga sisi timur Kota Semarang. Wilayah dataran rendah di Kota

Semarang sangat sempit.

Wilayah dataran rendah pada wilayah barat Kota Semarang hanya

memiliki lebar 4 kilometer dari garis pantai, sedangkan pada wilayah

timur Kota Semarang wilayah dataran rendah semakin melebar hingga

11 kilometer dari garis pantai. Wilayah dataran rendah ini merupakan

dataran banjir dari sungai - sungai besar yang mengalir di Kota

Semarang, seperti Kali Garang (Banjir Kanal Barat), Kali Pengkol, dan

Kali Bringin. Wilayah dataran rendah ini membentang di sisi utara Kota

Semarang dan hampir mencakup 40% total wilayah Kota Semarang.

Wilayah dataran rendah ini dikenal sebagai kota bawah (Semarang

Ngisor), sekaligus sebagai pusat aktivitas perekonomian kota. Dengan

kondisi demikian, wilayah kota bawah seringkali dilanda banjir tahunan

dan puncaknya ketika musim penghujan. Sejumlah wilayah khususnya

Semarang Utara, banjir ini kadang juga disebabkan luapan air pasang

laut ( banjir rob). Wilayah perbukitan di Kota Semarang ini membentang

di sisi selatan. Perbukitan ini merupakan bagian dari rangkaian formasi

pegunungan utara Jawa yang membentang dari Banten hingga Jawa

Timur. Wilayah perbukitan di Kota Semarang dikenal sebagai kota atas

13
(Semarang Dhuwur). Wilayah perbukitan ini juga merupakan kawasan

hulu dari sungai - sungai besar yang mengalir di Kota Semarang.

Wilayah kota atas juga bagian dari bentang kaki gunung api Ungaran,

yang terletak pada sisi selatan Kota Semarang.

Kelurahan Tinjomoyo merupakan salah satu kelurahan yang ada

di Kecamatan Banyumanik. Kecamatan Banyumanik terletak di daerah

yang sering disebut sebagai kota atas Semarang. Wilayah Kecamatan

Banyumanik berada di ketinggian rata-rata 300 meter di atas permukaan

laut dengan suhu udara rata-rata 20-22 derajat Celcius. Banyumanik

merupakan daerah ekonomi baru yang berkembang di kota Semarang.

Hal ini dikarenakan kawasan kota bawah yang sering terkena banjir

akibat luapan air laut (rob) dan udara kawasan ini yang relatif lebih

sejuk.

f. Kondisi Lingkungan Masyarakat

Kondisi lingkungan tapak masyarakat dari aspek ekonomi cenderung

menengah kebawah. Sedangkan pada aspek sosial memiliki intensitas

yang cukup besar, karena bangunan di sekitar tapak merupakan

bangunan pendidikan, perdagangan dan jasa.

2.2 Kajian Teoritik

a. Tinjauan Fungsi Proyek secara Teoritik

Pengertian Taman

Sebidang tanah terbuka yang mempunyai luasan tertentu

didalamnya di tanam pepohonan perdu semak dan rerumputan yang

dapat dikombinasikan dengan kreasi dan bahan lainnya. (Laurence,

1986)

14
Pengertian Burung

Kelompok hewan bertulang belakang yang memiliki bulu dan

sayap.

Pengertian Taman Burung

Sebidang tanah terbuka yang mempunyai luasan tertentu yang

bertujuan melindungi kelompok Burung (Kelompok hewan bertulang

belakang yang memiliki bulu dan sayap).

b. Tinjauan Teoritik

- Bagaimana merancang tata ruang dan bentuk Taman Burung

yang dapat menarik pengunjung ?

- Bagaimana penataan sirkulasi pengunjung pada taman ?

Tabel 2. 1 Tinjauan teori berdasarkan Permasalahan Desain


Sumber : Anallisis Pribadi, 2019

1. Bentuk Bangunan

Wujud merupakan hasil konfigurasi tertentu dari permukaan-

permukaan dan sisi bentuk (Ching, 1979 : 50). Ciri-ciri pokok yang

menunjukan bentuk/ wujud dimana ciri-ciri tersebut pada kenyataanya

dipengaruhi oleh keadaan bagaimana cara kita memandangnya.

- Ekspresi Bentuk

Ekspresi bentuk adalah apa yang kita lihat menurut pengaruh

atau pengalaman sebelumnya. (Smithies, 1984) Oleh karena itu

setiap orang memiliki latar belakang dan pengalaman yang

berbeda-beda, maka tanggapan terhadap ekspresi yang

dimunculkan oleh subyek juga akan berbeda-beda.Setiap

kerangka arsitektural senantiasa mengandung ekspresi sebagai

sebuah prinsip.

15
Ekspresi dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek yakni

Fungsi, Struktur dan Budaya. Fungsi dapat melahirkan bentuk

yang ekspresif. Penonjolan struktur sebagai elemen estetis pada

sebuah bangunan dapat melahirkan bentuk yang eksptesif

pula.Budaya misalnya pada bangunan tradisional. Ekspresi yang

di munculkan merupakan hasil tampilan budaya.

Elemen yang dapat mengkomunikasikan ekspresi suatu

bangunan yang di inginkan yaitu :

a. Tekstrur

b. Pola

c. Bentuk/ Massa

d. Warna

Ekspresi pada bangunan memiliki warna untuk

memperindah tampilan/ visual suatu bangunan, untuk

menciptakan suasana dan memberi kesan psikologi untuk

penampilan sifat dan karakteristik sebuah bangunan.

2. Sirkulasi

Sirkulasi adalah elemen yang sangat kuat dalam membentuk struktur

lingkungan. Tiga prinsip utama dalam pengaturan teknik sirkulasi :

a. Jalan harus menjadi elemen ruang terbuka yang memiliki dampak

visual yang positif.

b. Jalan harus dapat memberikan orientasi kepada pengemudi dan

membuat lingkungan menjadi jelas terbaca.

c. Sektor publik harus terpadu dan saling bekerjasama untuk

mencapai tujuan bersama.

Ada 3 pola sirkulasi :

16
1. Linier

Pola linier adalah jalan yg lurus yg dapat menjadi unsur

pembentuk utama deretan ruang. Tipe ruang ini biasanya

menempatkan fungsi-fungsi yang ada dalam satu tata atur yang

menyerupai sebuah garis lurus yang meneruskan fungsi dari

ruang satu ke ruang yang lain sehingga terjadi interaksi tatap

muka langsung antar keduanya.

2. Radial

Tipe Ruang radial merupakan perkembangan dari tipe ruang

pertama hanya saja pada tipe ini punggung saling berhadapan

sehingga muka mengarah keluar dan tidak ada akses masuk

untuk kedalam. Pada jenis tipe radial harus menentukan satu

fungsi ruang yang akan dijadikan pusat perhatian penghuni, dan

ruang-ruang yang memiliki fungsi lain akan selalu mengarah atau

memusatkan pada ruang yang dijadikan pusat. Bisa disebut juga

pusat/center dari ruangam tersebut dimana langkah sesorang

akan otomatis mengarah pada ruangan itu.

3. Spiral

Pola spiral adalah suatu jalan menerus yang bersasal dari titik

pusat, berputar mengelilinginya dan bertambah jauh darinya.

4. Network

Pola ini terdiri dari beberapa jalan yang menghubungkan titik-titik

terpadu dalam ruang.

5. Campuran

Pola ini dalah kombinasi dari sirkulasi pada suatu bangunan,

misalnya karenya terbentuk orientasi yang membingungkan.

17
BAB III

PENDEKATAN DAN STRATEGI DESAIN

2.1. Pendekatan Desain

Aspek Keterangan

Tata Ruang dan Perancangan tata ruang yang disesuaikan dengan fungsi proyek yaitu
Bentuk Massa Taman Burung yang dapat menarik wisatawan dengan penyelesaian
Bangunan masalah desain yang ada.
Perancangan proyek bangunan dengan memaksimalkan penataan
Ekspresi Bentuk massa pada Taman Burung dengan memeperhatikan kenyamanan,
keselamatan dan keamanan wisatawan.
Perancangan sirkulasi ruang pada Taman Burung yang dapat
Sirkulasi Ruang
memudahkan wisatawan beraktifitas di Taman Burung.

Tabel 3. 1 Pendekatan Desain

Sumber : Analisis Pribadi, 2019

2.2. Strategi Desain

Masalah Desain Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3

Tata Ruang dan Analisa golongan Analisa karakteristik Menerapkan tema dan
pengguna yang masing-masing sesuai penekanan desain
Bentuk Masa akan menggunakan dengan fungsi serta sesuai fungsi dan
Bangunan bangunan fasilitas pelaku pada bangunan

Menerapkan bentuk
Analisa fungsi Analisa bentuk yang tata ruang luar dan
Ekspresi Bentuk dominan dan sesuai berdasarkan dalam sesuai fungsi
pengguna dominan fungsi dan pengguna dan pelaku pada
bangunan

Menerapkan sirkulasi
Analisa fungsi Analisa fungsi
Sirkulasi Ruang tata ruang luar dan
dominan dan kegiatan dominan dan
dalam sesuai fungsi
pengguna dominan pengguna dominan
dan pelaku

Tabel 3. 2 Strategi Desain

Sumber : Analisis Pribadi, 2019

18
Permasalahan Desain Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3

Bagaimana merancang tata ruang


dan bentuk Taman Burung yang
dapat menarik pengunjung ?

Bagaimana penataan sirkulasi


pengunjung pada taman ?

2.3. Kerangka Alur Pikir

Bagan 3. 2 Kerangka Alur Pikir Perancangan

Sumber : Analisis Pribadi, 2019

19
DAFTAR PUSTAKA

Nuefert, Ernst. 1936. Data Arsitek Jilid 1. Terjemahan oleh Sunarto

Tjahjadi.1996. Jakarta : Erlangga

Nuefert, Ernst. 1936. Data Arsitek Jilid 2. Terjemahan oleh Sunarto

Tjahjadi.2002. Jakarta : Erlangga

D. K. Ching, Francis. Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan. 2008. Jakarta.

Penerbit Erlangga

Peraturan Menteri LHK No. P. 20/ MENLHK/ SETJEN/ KUM. 1/6/2018,

tentangJenisTumbuhandanSatwa yang Dilindungi

Diakses dari : http://helena-hapsari.blogspot.com/2010/02/sirkulasi-adalah-

elemen-yang-sangat diakses pada juni 2019

Diakses dari : https://burungnya.com/jenis-burung-yang-sering-diikutkan-lomba-

dan-populer-di-indonesia/ diakses pada juni 2019

Diakses dari : http://www.burung.org diakses pada juni 2019

Diakses dari : http://ksdae.menlhk.go.id diakses pada juni 2019

Diakses dari : https://www.suaramerdeka.com/travel/baca/157515/kota-

semarang-jadi-destinasi-wisata-yang-paling-banyak-dicari diakses pada juni 2019

Diakses dari : https://www.jawapos.com/jpg-today/02/01/2019/liburan-obyek-


wisata-semarang-kebanjiran-pengunjung/ diakses pada juni 2019

20

Anda mungkin juga menyukai