i
ABSTRAK
ii
RINGKASAN
Kata kunci: perilaku kasuari gelambir ganda (Casuarius casuarius), Bali Bird
Park (BBP).
iii
PENGAMATAN PERILAKU KASUARI GELAMBIR GANDA (Casuarius
casarius) di BALI BIRD PARK
iv
Judul Laporan : Pengamatan Perilaku Kasuari Gelambir Ganda (Casuarius
casuarius) di Bali Bird Park
Nama : Ovi Sania Fahren
NIM : J3P115043
v
PRAKATA
Agustus 2017
vi
DAFTAR ISI
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
2. METODE KAJIAN 2
2.1 Tempat Dan Waktu Praktik Kerja Lapangan 1 2
2.2 Teknik Pengumpulan Data 2
2.3. Teknik Analisis Data 2
2.4 Tinjauan Pustaka 2
2.4.1 Deskripsi Hewan Pengamatan 2
2.4.2 Habitat 3
2.4.3 Perilaku 3
3. KEADAAN UMUM BALI BIRD PARK 4
3.1 Sejarah Tempat Praktik Kerja Lapangan 4
3.2 Visi, Misi, dan Nilai Taman Burung Bali (Bali Bird Park) 4
3.3 Struktur Organisasi 5
3.4 Kegiatan Instansi 5
4.1 Kebersihan Kandang 5
4.2 Pemberian Pakan dan Minum 5
4.3 Keadaan Umum Kasuari 6
4.5.1 Perilaku Ingestif 7
4.5.2 Perilaku Bergerak 8
4.5.3 Perilaku Diam 8
4.5.4 Perilaku Kawin 9
5 SIMPULAN DAN SARAN 10
5.1 Simpulan 10
5.2 Saran 10
6 DAFTAR PUSTAKA 11
vii
viii
1 PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1
2. METODE KAJIAN
Data yang diperoleh pada Praktik Kerja Lapangan 1 terdiri dari data
primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari
pengamatan (observasi) secara langsung di lapangan, wawancara atau diskusi
dengan dokter hewan, paramedis dan zoo keeper, serta data penunjang dari pihak
taman burung bali (Bali Bird Park). Data primer yang diperoleh adalah struktur
bangunan kandang, ukuran kandang, pengayaan dalam kandang dan proses
sanitasi kandang. Data sekunder merupakan data pendukung yang diperoleh dari
studi pustaka.
Data primer dan data sekunder yang diperoleh selama Praktik Kerja Lapangan
I akan di analisa secara deskriptif dengan merujuk pada pustaka yang mendukung.
Hewan Pengamatan yang diamati di Taman Burung Bali (Bali Bird Park)
adalah burung kasuari gelambir ganda (Casuarius casuarius). Klasfikasi ilmiah
dari burung kasuari menurut Linnaeus (1758) adalah sebagai berikut:
Kindom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Struthioniformes
Famili : Casuaridae
Genus : Casuarius
Spesies : Casuarius casuarius (Linnaeus, 1758)
Burung kasuari yang terdapat di Bali Bird Park berjenis kelamin jantan dan
telah dirawat selama 23 tahun 7 bulan. Kata kasuari berasal dari bahasa Papua,
‘kasu’ yang berarti tanduk dan ‘weri’ yang berarti kepala (Boles,1987). Menurut
IUCN (Internasional Union For Conservation Of Nature) kasuari gelambir ganda
tergolong pada Vulnerable 3.1 (Tingkat Risiko Rentan Ver 3.1). Populasi kasuari
2
gelambir ganda mengalami penurunan sejak tahun 1980-an, dan burung ini
mengalami penurunan populasi secara terus menerus.
Kasuari memiliki kepala dan leher berbulu tipis sedangkan badan berbulu
tebal : bulu kasuari dewasa berwarna hitam legam, kaku, pendek dan bersifat
nuptial. Artinya warna pada bulu burung akan berubah seiring bertambahnya usia.
Bulu anak kasuari berwarna coklat pucat dengan garis-garis memanjang dari
kepala ke ekor berwarna coklat gelap. Perubahan warna bulu dari coklat bergaris
menjadi polos terjadi pada umur sekitar 6 bulan kemudia dari coklat menjadi
warna hitam legam setelah mencapai umur dewasa kelamin sekitar umur 4 tahun
(Latch, 2007).
Burung Kasuari Gelambir Ganda memiliki distribusi terluas diantara jenis
kasuari lainnya yang terletak di Papua New Guinea, Kepulauan Aru, dan bagian
utara Australia, burung ini termasuk hewan yang tinggal di dataran rendah (crome
and moore, 1988)
2.4.2 Habitat
Mayoritas burung kasuari hidup di hutan hujan tropis, karena terdapat
banyak tumbuhan dan buah-buahan di wilayah ini. Kasuari membutuhkan
pasokan pakan yang cukup dan bergizi sepanjang tahun. Menurut C4 tahun 1995
dalam jurnal Cassowary Husbandry Manual , populasi kasuari paling tinggi tidak
selalu berada di hutan hujan tropis namun sebaliknya diselingi dengan mosaik
vegetasi yang didomiasi oleh genus tumbuhan rawa dan genangan sklerofil seperti
Eucalyptus, Acacia dan Melaleuca. Mereka juga terlihat hidup di daerah bakau,
hal ini tidak mungkin mempertahankan populasi kasuari dihabitat non-hutan
mengingat kebutuhan pakannya. Periode puncak buah pohon semak terbuka
adalah bulan Juli sampai Oktober yang bertepatan dengan musim kawin. Kasuari
tidak membutuhkan hutan primer untuk bertahan hidup dan dapat bertahan dengan
baik dihutan sekunder, namun memang membutuhkan area yang luas dan
keragaman tanaman yang tinggi. Karena hutan pantai hilang untuk dijadikan jalan
bagi ternak, kebun, dan manusia (Olsen et al, 1993).
2.4.3 Perilaku
Kasuari umumnya soliter dan biasanya menghindari interaksi dengan
burung lain. Kasuari pejantan menjaga wilayah teritorial dan mencari makan serta
akan menentang burung lain yang datang ke arah mereka. Burung betina dapat
bergerak melintasi wilayah pejantan dan menggunakan ukuran tubuh yang besar
untuk mendominasi burung jantan diluar musim kawin. Kasuari jantan jarang
melawan, lebih memilih untuk mengintimidasi musuh dengan mengangkat bulu,
membuat suara gemuruh, dan menghentakkan kaki ke tanah, jika gagal mereka
akan menyerang satu sama lain dengan cara menendang dengan kedua kaki
(Warsono, 2002).
Masa birahi kasuari terjadi pada bulan Juni-Oktober bertepatan dengan
ketersediaan maksimal makanan di hutan. Saat musim kawin betina menjadi lebih
toleran terhadap pejantan dan dapat membentuk pasangan setelah bersama selama
beberapa minggu sampai betina mau diajak kawin. Sambil mencari lokasi sarang
yang cocok untuk telur mereka, sarang terdiri dari goresan dangkal ditanah
ditambah beberapa daun diatasnya. Setelah bertelur, betina enggan untuk merawat
3
telur karena dalam satu musim kawin betina dapat mengawini tiga ekor pejantan.
Masa inkubasi telur kasuari sekitar 47-54 hari yang dierami oleh pejantan
(Crome,1993).
Taman Burung Bali atau Bali Bird Park didirikan pada bulan Oktober 1995
dan dikelola oleh tim ahli dari seluruh dunia. Terdedikasi untuk menjadi
konservasi dari burung langka, Bali Bird Park mengelola program pembiakan
yang komprehensif. Bali Bird Park ini memiliki luas sekitar 2 hektar dengan
koleksi burung berjumlah kurang lebih 1000 ekor yang berasal dari 250 spesies.
Sejumlah besar burung yang dimiliki Bali Bird Park berasal dari Indonesia dan
negara lain. Sebagian besar burung yang terdapat di Bali Bird Park merupakan
spesies langka dan dilindungi salah satunya jalak bali. Jalak Bali digunakan
sebagai simbol salah atau ikon Pulau Bali. Jenis burung langka lain yang terdapat
di Bali Bird Park yaitu burung khas Papua burung cendrawasih, burung elang,
burung rajawali. Koleksi burung dari Amerika Selatan seperti burung macau dan
burung tukan. koleksi burung dari Afrika yaitu burung beo, rangkok tanah, dan
bangau jenjang mahkota.Sebagai program konservasi tambahan, Bali Bird Park
mempunyai seekor Komodo, Penghuni asli dari Pulau Komodo Indonesia
Arsitektur Bali Bird Park ditata menyerupai provinsi yang terdapat di
Indonesia lengkap dengan burung khas dan tumbuhan khas, serta rumah adat,
seperti rumah Toraja. Bali Bird park memiliki lapangan hijau, dan kolam tempat
dimana burung-burung berenang dan berterbangan. Bali Bird Park memiliki 2000
jenis tanaman tropis dan 50 jenis tanaman palem.
Tujuan didirikannya Bali Bird Park adalah sebagai sarana rekreasi untuk
mengenalkan kepada masyarakat tentang keanekaragaman fauna khususnya
burung yang ada di Indonesia ataupun mancanegara. Tujuan lain yaitu, sebagai
sarana pendidikan, penelitian, dan konservasi burung-burung langka yang ada di
Indonesia dan mancanegara.Bali Bird Park berlokasi di Jalan Serma Cok Ngurah
Gambir, Desa Singapadu, Kecamatan Batubulan, Kabupaten Gianyar, Provinsi
Bali.Bali Bird Park dibagi menjadi beberapa wilayah sesuai dengan asal burung
mulai dari Afrika, Amerika Selatan, Sumatra, Borneo, Jawa, Bali, Papua, Maluku,
Wallacea, dan Pulau Timur (Lampiran 2).
3.2 Visi, Misi, dan Nilai Taman Burung Bali (Bali Bird Park)
Visi Bali Bird Park adalah menjadi taman satwa bertaraf Internasional yang
menginspirasi orang untuk menghargai dan melestarikan satwa burung.Bali Bird
Park memiliki misi sebagai berikut (1) Menghadirkan pengalaman luar biasa
melalui interaksi dengan satwa liar yang memberikan inspirasi kepada
pengunjung, serta mengubah partisipasi mereka menjadi tindakan nyata. (2)
Memandu dan menjadi contoh dalam usaha pelestarian dan penelitian satwa
burung.
4
Bali Bird Park memiliki nilai sebagai berikut (1) Menyediakan
pemeliharaan dan nutrisi berkualitas, serta lingkungan yang mendukung untuk
satwa burung dan koleksi mahluk hidup lainnya. (2) Melayani pengunjung dan
relasi dengan tulus dan berwibawa. (3) Menganut praktik yang berkesinambungan
dalam semua aspek organisasi. (4) Menghasilkan pekerjaan yang berkualitas dan
mengutamakan kerjasama. (5) Menargetkan standar internasional yang tinggi
dalam segala hal yang kita lakukan.
Pemberian pakan pada Kasuari diberikan sebanyak dua kali sehari. Pagi
hari, kasuari diberikan pakan pada pukul 07.30 dengan cara memberikan langsung
5
atau diletakkan pada wadah pakan yang telah tersedia di tengah kandang. Pakan
yang diberikan dipagi hari adalah buah dan sayur yaitu pepaya, pisang, tahu, dan
sawi.
Pemberian pakan pada kasuari di siang hari diberikan pada pukul 13.00,
menu pakan siang hari diberikan buah yaitu semangka, ubi rebus, pepaya, wortel
rebus, dan pisang. Pakan yang diberikan pada pagi dan siang hari selalu tidak
habis dikarenakan pada bulan Agustus bertepatan dengan musim birahi membuat
perilaku makan kasuari menjadi berkurang.
Jumlah kasuari yang terdapat di Bali Bird Park berjumlah 2 ekor dan salah
satu diantaranya adalah kasuari gelambir ganda. Kasuari gelambir ganda yang
terdapat di Bali Bird Park bernama Maria yang telah berumur 23 tahun. Kasuari
ini telah dipelihara oleh Bali Bird Park sejak umur 2 tahun. Awal nya kasuari
gelambir ganda yang terdapatdi Bali Bird Park berjumla sepasang, tetapi kasuari
betina mati dikarenakan sakit. Karena itulah kasuari gelambir ganda di Bali Bird
Park hanya berjumlah 1 ekor.
Kasuari yang terdapat di BBP diletakkan di kandang pameran (display).
Kandang kasuari di BBP berjumlah 2 buah yang saling membelakangi agar
mempermudah keeper untuk membersihkan dan memberikan pakan. Lantai
kandang terbuat dari tanah yang terdapat banyak pohon didalamnya. Ditengah
kandang terdapat perlindungan yang terbuat dari tumpukan batu, berfungsi juga
sebagai tempat meletakkan pakan. Kolam kecil terdapat di dalam kandang kasuari
yang berfungi sebagai tempat berendamnya kasuari dan sebagai tempat
melakukan perilaku alaminya yaitu bersembunyi karena didekat kolam terdapat
tanaman yang rimbun dan kasuari merasa aman saat berada dikolam. Pagar
pembatas kandang kasuari terbuat dari kayu yang mengelilingi seluruh kandang.
Sedangkan pembatas kandang kasuari dengan kasuari yang lainnya adalah tembok
pembatas. Fasilitas yang ada dikandang berupa gazebo, wadah pakan, kolam,
beberapa pohon, dan tanaman.
6
Tingkah laku khusus hewan adalah bawaan sejak lahir atau sebagai refleksi
karakteristik spesies tersebut, yang tidak berubah oleh proses belajar. Tingkah lau
ini tidak akan banyak berubah oleh domestikasi, sedangkan tingkah laku lainya
dapat berubah oleh proses belajar (Tomaszewska, 1991). Takandjandi, Kayat, dan
Njurumana (2010) mengatakan perilaku alami burung paruh bengkok adalah
perilaku bergerak (terbang, berjalan, dan berkelahi), perilaku diam (bertengger,
beristirat, dan berjemur), perilaku ingesif (makan, minum, membersihkan paruh),
dan perilaku kawin (mendekati lawan jenis, grooming, dan bercumbu).
Pengamatan kasuari gelambir ganda di Bali Bird Park dilakukan selama enam hari
berturut-turut, disajikan dalam tabel 1 dan gambar 1.
40
35
30
25
20
15
10
5
0
perilaku perilaku diam perilaku perilaku kawin
bergerak ingesif
Tingkah laku ingestif bukan hanya meliputi memakan pakan tetapi juga
meliputi merawat anak, dan minum. Mempertahankan konsumsi pakan yang
cukup untuk hidup dan suksesnya reproduksi merupakan hal yang sangat penting
bagi semua hewan. Karena itu, mengerti pola tingkah laku yang digunakan oleh
hewan untuk mencari, mendapatkan, menyeleksi dan memakan pakan penting
sekali untuk berhasilnya pengembangbiakan satwa (Tomaszweska 1991)
Kasuari mengambil makanan dengan paruh, menjepitnyadan langsung
menelannya tanpa dikunyah dalam mulut terlebih dahulu. Cara makan seperti ini
sama halnya dengan burung pemakan biji-bijian (Burton 1985). Makanan kasuari
dihabitat alaminya berupa buah-buahan, biji-bijian, serangga, tumbuhan serta
hewan kecil seperti udang, ikan yang diperoleh dari pnggian sungai atau kali yang
terdapat dihutan. Kasuari menghasilkan feses berupa tumpukan sisa buah atau biji
yang tidak tercena dikarenakan saluran digesti kasuari yang pendek (Coates,
1985).
7
Perilaku ingestif yang dilakukan kasuari di BBP adalah makan, minum,
membersihkan paruh setelah makan, dan grooming. Selama pengamatan
dilakukan, pakan yang diberikan selalu bersisa karena nafsu makan yang
berkurang bertepatan pada bulan Agustus saat puncaknya musim kawin kasuari.
Saat tidak musim kawin pakan yang diberikan akan langsung habis dalam waktu
10 menit saja, sedangkan saat musim kawin kasuari hanya makan selama 3-5
menit dalam kurung waktu satu kali pemberian pakan. Perilaku makan Kasuari
Gelambir Ganda dapat dilihat pada Gambar 2.
8
tropis dan menyukai tempat yang lembap untuk menurunkan suhu tubuh setelah
beraktivitas. Perilaku diam Kasuari Gelambir Ganda di BBP dapat dilihat pada
gambar 3.
A B
Gambar 3 A dan B perilaku diam Kasuari Gelambir Ganda di BBP :
gambar A perilaku duduk, gambar B perilaku berendam dikolam.
Musim kawin pada kasuari sering terjadi pada saat dimana sedang banyak
buah-buahan dihutan tempat mereka berada. Proses perkawinan di alam liar
biasanya terjadi setelah pejantan merayu betina, kemudian pejantan akan menaiki
betina dari arah belakang. Pada saat menaiki betina, posisi kaki jantan berada di
tanah. Sewaktu pejantan menekasn punggung betina dengan badannya, bagian
belakang betina terangkat, kemudian akan dilanjutkan dengan proses ejakulasi
(Setyajid, 1990).
Kasuari Gelambir Ganda yang terdapat di BBP berjenis kelamin jantan dan
hanya berjumlah satu ekor. Perilaku kawin kasuari adalah perilaku yang paling
sedikit dilakukan dibandingkan dengan perilaku yang lainnya dengan persentase
11,320 %. Perubahan tingkah laku kawin dilakukan oleh kasuari dengan cara
menduduki plastik sampah yang diletakkan di dalam kandang, serta menduduki
ember yang digunakan keeper untuk meletakkan pakan. Perilaku kawin ini
diawali dengan kasuari mulai menatap benda yang dianggap sebagai lawan jenis,
lalu kasuari mulai mendekati sambil mengais-ngaiskan kaki ke tanah disekitar
benda, dan kasuari mulai menduduki benda sambil mematuk benda sambil
mendorong pinggul ke arah depan seolah sedang melakukan kopulasi. Perilaku ini
dilakukan kawin ini berdurasi 3-5 menit, dan hanya dilakukan pada pagi hari
setelah selesai makan sekitar pukul 08:00-10:00 WITA. Setelah melakukan
perilaku kawin, kasuari akan langsung berdiam diri dikolam untuk mendinginkan
tubuh dan beristirahat. Perilaku kawin Kasuari Gelambir Ganda di BBP dapat
dilihat pada gambar 5.
9
A B
Gambar 4 A dan B perilaku kawin Kasuari Gelambir Ganda di BBP:
gambar A menduduki plastik sampah, gambar B menduduki tempat pakan.
5.1 Simpulan
5.2 Saran
10
6 DAFTAR PUSTAKA
Latch, P 2007. National recovery plan for the southern cassowary (Casuarius
casuarius johnsoni). Report to the Department of the Environment, Water,
Heritage and the Arts, Canberra
Olsen et al ed. 1993. Bird if Prey and Ground Birds. Angus and Robertson.
Tomaszewska, M.,I K. Sutama, I.G. Putu, and T.D. Chaniago. 1991. Reproduksi,
Tingkah Laku dan Produksi Ternak di Indonesia. PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Warsono. 2002. Pola Tingkah Laku Makan dan Kawin Burung Kasuari
(Casuarius sp) dalam Penangkaran di Taman Burung dan Taman Anggrek
Biak. Makalah Pengantar Falsafah Sains (PPS702). Program Pasca Sarjana/
S3. Institut Pertanian Bogor. November 2002
11
LAMPIRAN
12
Lampiran 5 Jurnal Periodik
13