Oleh :
FAIQ DZAKI AZHAR
10161710757
KOMPETENSI KEAHLIAN
PENGAWASAN MUTU HASIL PERTANIAN
1
2
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui:
Kepala Bidang Penguji dan
Dukungan Teknis
3
Juansyah Rasidik, SP
NIP. 19610901 198202 1 001
Tanggal ……..2018
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui:
Kepala SMK Negeri 1 Cibadak
4
Dr. Juanda,M.Si
NIP. 196403081989031007
Tanggal ……..2018
KATA PENGANTAR
5
6. Bapak Juyana, A. MD, PP selaku pembimbing lapangan yang telah membantu,
memberi arahan dan bimbingan selama penulis melaksanakan kegiatan di
lapangan.
7. Ibu Restu rahayu, S.Pi, selaku pembimbing lapangan yang telah membantu serta
membeli ilmu baru selama kegiatan pkl.
8. Ibu Euis soliha, S.Pi, MM. selaku penanggung jawab PKL.
9. Rekan-rekan selama kegiatan pkl, atas dukungan serta bantuannya.
10. Bapak Juansyah Rasidik, SP selaku Kepala Seksi Kerjasama Teknik dan
Informasi.
11. Seluruh staf dan pegawai BBPBAT Sukabumi yang telah banyak memberikan
bantuan kepada penulis selama melaksankan kegiatan okl.
Dalam penulisan dan penyusunan laporan ini penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan kekeliruandalam penulisan laporan ini. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun, semoga laporan pkl ini
dapat membeeri manfaat bagi semua pihak, khusus bagi penulis dan pembaca pada
umumnya. Terimakasih Wassalamualaikum WR. WB
6
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR LAMPIRAN vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Waktu dan Tempat
BAB II PROFIL DU/DI
2.1 Identitas DU/DI
2.2 Riwayat Lembaga
2.3 Visi dan Misi
2.3.1 Visi
2.3.2 Misi
7
2.4 Tugas dan Fungsi
2.4.1 Tugas
2.4.2 Fungsi
2.5 Struktur Organisasi Uraian Tugas dan Fungsi
2.6 Sumber Daya Manusia
2.7 Sarana dan Prasarana
2.8 Komoditas yang di Kembangkan di BBPBAT
Sukabumi
2.9 Ruang Lingkup Usaha
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Kualitas Air
3.1.1 Klarifikasi Kualitas Air
A. Kriteria Kualitas Air
3.2 Spektrofotometri
3.3 Ammonia
3.4 Derajat Keasaman (pH)
3.5 Suhu
3.6 Lele Sangkuriang (Clarias sp)
3.7 Baku Mutu Air Untuk Perikanan
BAB IV METODE PENGUJIAN
4.1 Uji Laboratorium
4.1.1 Pengambilan Sampel
4.2 Alat dan Bahan
4.3 Prosedur Kerja
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
5.2 Pembahasan
A. Ciri-ciri Ikan yang Mengalami Keracunan Ammonia
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
8
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
9
b) Sebagai usaha mempersiapkan diri untuk menghadapi lingkungan kerja
c) Menambah pengetahuan dan pengalaman bekerja di dunia kerja yang
nyata
d) Mengenal dan mengetahui secara langsung tentang instansi sebagai salah
satu penerapan disiplin, sikap tanggungjawab, ketelitian dan
pengembangan wawasan
e) Membentuk mental yang kuat, mandiri, dan pekerja keras
f) Menumbuhkan rasa percaya diri pada tingkatan yang lebih tinggi
g) Pelatihan bekerja dengan baik sesuai prosedur, disiplin waktu, bekerja
teliti, dan serius sehingga memperoleh hasil yang berkualitas
1.3 Waktu dan Tempat
Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan selama 3(tiga) bulan, yaitu dari
mulai tanggal 1 Agustus 2018 s/d tanggal 31 Oktober 2018 di Laboratorium
Kualitas Air (BBPBAT) Sukabumi.
BAB II
PROFIL DU/DI
10
BBPBAT adalah Unit Pelaksanaan Teknis Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur
Jendral Perikanan Budidaya.
2.2 Riwayat Lembaga
BBPBAT Sukabumi sudah ada sejak tahun 1920 denan nama sekolah
“Perkebunan” atau lebih di kenal dengan nama “Culture School” merupakan
sekolah perkebunan yang berakhir sampai tahun 1942, dan berganti nama menjadi
“Landbouw School” sampai dengan tahun1943.
Setelah adanya pergantian kekuasaan di bawah pemerintahan jepang pada tahun
1946 s/d 1945 BBPBAT di kenal dengan nama “Nogyo Gakoo” yang artinya
sekolah pertanian. setelah Indonesia merdeka,pemerintahan di ambil alih oleh
bangsa Indonesia pada tahun 1945, BBPBAT Sukabumi berubah nama menjadi
sekolah “Pertanian Menengah” sampai dengan tahun 1945.pada tahun 1954 s/d
1968 menjadi “Pusat Pelatihan Perikanan” , tahun 1968 s/d 1976 menjadi
“Training Centre Perikanan”, Pada tahun 1976 s/d 1978 menjadi “Pangkalan
Pengembangan Pola Keterampilan Budidaya Air Tawar” dan menjadi “Balai
Budidaya Air Tawar (BBAT) Sukabumi” pada tahun 1978 s/d 2006 , “Balai Besar
Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi”. Berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No Per.06/Men/2006 tanggal 12
januari bahwa BBPAT Sukabumi merupakan Unit Pelaksanaan Teknis (UPT)
Kementerian Kelautan dan Perikanan di bidang Budidaya Air tawar yang di bawa
dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya.
Tugas pokok bbpbat sukabumi melaksankan penerapan teknik budidaya air tawar,
pengelolaan kesehtan ikan serta pelestarian sumberdaya ikan dan lingkungan.
Pada pertengan juni 2014 Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar
Sukabumi berubah nama menjadi “Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar
(BBPBAT) sampai sekarang.
11
“Mewujudkan Perikanan Budidaya Ikan Air Tawar yang Mandiri,
Berdaya Saing dan Berkelanjutan
2.3.2 Misi
a. Mewujudkan kemandirian perikanan budidaya ikan air tawar melalui
pemanfaatan
sumberdaya berbasis pemberdayaan masyarakat.
b. Mewujudkan produk perikanan budidaya ikan air tawar yang berdaya
saing melalui
peningkatan teknologi inovatif
c. Memanfaatkan sumberdaya perikanan budidaya ikan air tawar secara
berkelanjutan.
2.4 Tugas dan Fungsi
2.4.1 Tugas
a. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat pembudidayaan ikan air tawar.
b. Mewujudkan kelestarian sumberdaya perikanan budidaya air tawar.
2.4.2 Fungsi
1. Identifikasi dan penyusunan rencana program teknis dan anggaran,
2. Pemantauan dan evaluasi serta laporan.
a. Pelaksanaan uji terap teknik perikanan budidaya air tawar.
3. Pelaksanaan penyiapan bahan standarisasi perikanan budidaya air tawar.
4. Pelaksanaan sertifikasi sistem perikanan budidaya air tawar.
5. Pelaksanaan kerjasama teknik perikanan air tawar.
6. Pengelolaan dan pelayanan sistem informasi, dan publikasi perikanan
7. Budidaya air tawar
8. Pekasanaan layanan pengujian laboratorium persyaratan kelayakan teknis
perikanan budidaya air tawar.
9. Pelaksanaan pengujian mutu pakan, residu , serta kesehatan ikan dan
10. lingkungan budidaya air tawar.
11. Pelaksanaan bimbingan teknik laboratorium pengjuian.
12. Pengelolaan produksi induk unggul, benih bermutu, dan sarana produksi
12
13. Perikanan budidaya air tawar.
14. Pelaksanaan bimbingan teknis perikanan budidaya air tawar.
15. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
2.5 Struktur Organisasi Uraian Tugas dan Fungsi
Berdasarkan peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
No.6/PERMENKP/2015, struktur organisasi BBBPBAT Sukabumi terdiri dari
Kepala balai, Bagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional. Kelompok
Jabatan Fungsional yang terdapat di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar
Sukabumi Perekayasa/Teknisi Litkayasa, Pengawas Perikanan, Pengendali Hama
Dan Penyakit ikan (PHPI), Pranata Humas, Pustakawan dan Pranata Komputer.
Struktur Organisasi dapat dilihat pada gambar di bawah.
13
Gambar 1. Skema Struktur Organisasi BBPBAT Sukabumi.
14
kepegawaian jabatan fungsional serta pelaksanaan urusan persuratan dan
rumah tangga di lingkungan BBPBAT Sukabumi.
3. Bidang Uji Terap Teknik dan Kerja Sama
Fungsi bidang ini antara lain adalah melaksanakan uji terap teknik
perikanan budidaya air tawar, melaksanakn penyiapan bahan standarisasi
perikanan budidaya air tawar, melaksanakan sertifikasi teknis perikanan
budidaya air tawar, serta mengelola dan melakukan pengayaan system
informasi dan publikasi perikanan budidaya air tawar.
4. Bidang Pengujian dan Dukungan Teknis
Fungsi bidang ini antara lain melaksanakn pengujian laboratorium
persyaratan kelayakan teknis perikanan budidaya air tawar, melaksanakan
bimbingan teknis laboratorium, melaksanakan produksi induk unggul dan
benih bermutu perikanan budidaya air tawar dan melaksanakan bimbingan
teknis perikanan budidaya air tawar.
5. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsi menyelenggarakan kegiatan perekayasaan,
pengyujian, penerapandan bimbingan pelayanan standara teknik, alat dan
mesin serta sertifikasi pembenihan dan pembudidayaan, pengendalian hama
dan penyakit ikan ynag sesuai dengan tugas masing-masing jabatan
fungsional berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Adapun struktur organisasi laboratorium uji BBPBAT dapat dilihat pada
gambar di bawah,
15
Gambar 2. Struktur Organisasi Laboratorium Uji BBPBAT Sukabumi
16
2.6 Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia atau tenaga kerja di BBPBAT Sukabumi direkrut
oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jika BBPBAT Sukabumi memerlukan
tenaga kerja maka dari KKP akan menempatkan tenaga kerja yang telah diseleksi
sebelumnya. Data jumlah pegawai dapat dilihat pada Tabel 1, dan kondisi PNS
berdasarkan pendidikan dan profesi ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 1. Jumlah Pegawai BBPBAT Menurut Status dan Golongan April Tahun
2018.
Golongan / Ruang
No Status Jumlah
IV III II I
1 PNS 19 78 13 1 111
2 CPNS - 1 - 2 2
Jumlah 19 79 14 1 113
Tabel 2 Kondisi PNS BBPBAT Berdasarkan Pendidikan dan Profesi Tahun 2018
PENDIDIKAN Jumla
S-3 S-2 S-1/D4 D3 SLTA SLTP SD h
STRUKTURAL
Kepala Balai 1 1
Bagian Tata
1 3 4 15 1 24
Usaha
Bidang Uji
Terap Teknis 1 3 2 6
dan Kerjasama
Bidang
Pengujian dan
1 2 2 12 17
Dukungan
Teknis
FUNGSIONAL
Perekayasa 1 14 7 23
Litkayasa 5 5 11 21
Pengawas dan
1 11 3 4 19
PHPI
Pustakawan
Pranata Humas 1 1 2
Pranata
1 1
Komputer
JUMLAH
1 20 28 15 45 1 - 113
TOTAL
17
2.7 Sarana dan Prasara
Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar memiliki luas lahan 25,6 ha
yang terdiri dari 10 ha perkolaman, 12,6 ha lahan sawah dan kebun, 3 ha
perkantoran ,laboratorium, wisma
tamu dan sarana pendukung lainnya meliputi :
1. Hatchery
Tempat kegiatan pemijahan dan pemeliharaan larva yang dimiliki oleh
BBPBAT Sukabumi berupa :
a) Hatchery ikan Nila dan ikan Gurame.
b) Hatchery ikan Hias.
c) Hatchery ikan Lele.
d) Hatchery ikan Patin.
e) Hatchery ikan Nilem, Grass Carp dan Silver Carp.
f) Hatchery kodok.
g) Kolam Broodstock Center ikan Nila
h) Kolam Broodstock Center ikan Mas.
2. Perkolaman
Kegiatan produksi benih, pendederan, pembesaran, dan pemeliharaan induk
serta penerapan teknik budidaya air tawar dan kerekayasaan dilakukan di 362
kolam (meliputi kolam tanah, kolam air tawar dan kolam bak/bak beton, plastic
HDFE yang ada di blok kawasan (blok A-E).
3. Stasiun Lapangan
BBPAT sukabumi memiliki 3 stasiun lapangan yaitu :
a) Kolam air deras dicisaat, Kabupaten Sukabumi.Terdiri dari 35 kolam dan
bak dengan luas areal 1.690 m2.
b) Keramba jaring apung di Waduk Cirata Kabupaten Cianjur. Terdiri dari
48 petak.
18
c) Sub unit pembenihan udang galah di Cisolok, Pelabuhan Ratu, Kabupaten
Sukabumi dengan 2 unit Hatchery. Terdiri dari 11 buah kolam pemijahan dan
produksi calon induk, 15 buah bak pemijahan dan penetasan telur, 42 buah bak
pemeliharaan larva dan 3 buah bak reservoir dengan luas total 11.540 m2.
4. Laboratorium
a) Laboratorium Kesehatan Ikan.
b) Laboratorium Kualitas Air.
c) Laboratorium Pakan dan Nutrisi.
d) Laboratorium Karantina Ikan.
e) Laboratorium Chlorella sp./kultur masal Daphnia sp.
f) Laboratorium Genetika Ikan.
5. Gedung Utama dan Sarana lainnya
Fasilitas gedung yang dimiliki BBPBAT Sukabumi diantaranya gedung utama
sebagai ruang perkantoran seluas ( 2.467m2), Perpustakaan seluas (200 m2.),
Aula/Ruang pertemuan (1.718 m2), Selain itu BPPBAT juga di lengkapi sarana
lainnya berupa rumah sebanyak 45 rumah , wisma tamu sebanyak 25 kamar,
masjid , kantin dan Toko Koperasi Mina Karya.
6. Gudang Pakan
Gudang pakan di gunakan untuk menyimpan beberapa jenis pakan seperti pellet ,
pakan crumble yang di simpan di gudang tersebut.
7. Energi Listrik
Energi listrik yang ada di BBPAT Sukabumi bersumber dari PLN
Distribusi
Jawa Barat Cabang Sukabumi dengan daya sebesar 53 KVA untuk lokasi
BBPBAT di Jl. Selabintana dan 80 KVA digunakan sebagai sumber tenaga
cadangan pada 1 unit generator.
19
2.8 Komoditas yang Dikembangkan Di BBPBAT Sukabumi
Komoditas yang dikembangkan di BBPBAT meliputi :
20
Usaha bidang budidaya ikan itu sendiri, BBPBAT Sukabumi memiliki
berbagai macam komoditas dalam pembudidayaan ikan seperti ikan nila, ikan
mas, ikan gurame, ikan patin, ikan lele, ikan koi, ikan hias, udang galah dan
kodok. Selain itu, BBPBAT Sukabumi memiliki komoditas unggulan yaitu Ikan
Nila Gesit, Ikan Nila Sultana, Ikan Mas Majalaya, Ikan Mas Mantap, Ikan Lele
Sangkuriang serta Udang Galah Siratu.
Semua komoditas yang terdapat di balai bekerja dalam konteksnya
masing-masing, artinya hanya sebatas pemeliharaan ikan, baik induk, telur, larva
sampai pembesaran ikan. Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar juga
memiliki sarana laboratorium yang siap untuk membantu menganalisa keadaan
yang terjadi di lapangan, diantaranya yaitu Laboratorium Kesehatan Ikan,
Laboratorium Kualitas Air, Laboratorium Nutrisi dan Residu. Kegiatan yang
dilakukan di Laboratorium Kualitas Air yaitu analisa kualitas air mulai dari
fbiologi-fisik dan kimia. Analisa kualitas air diantaranya yaitu pengukuran suhu,
pH, Dissolved Oxygen (DO), karbon dioksida (CO2), alkalinitas, ammonia (NH4+),
nitrit (NO2), salinitas, Total Dissolved Solids ( TDS), Total Suspendid Solids ( TSS)
dan volume flok.
21
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
22
A. Kriteria kulaitas air
untuk tiap-tiap kelas didasarkan pada kuantifikasi kondisi fisik, kandungan bahan
kimia , biologi dan radio aktifnya. Secara sederhana, kualitas air dapat
dilihat dari ke jernihan dan mencium bau nya. Naman ada bahan-bahan
pencemar yang tidak dapat diketahui dari warna dan baunya saja ,
melaikan harus di lakukan dengan serangkaian pengujian. Hingga saat ini,
ada 2jenis pemantauan kualitas air yaitu pemantauan sifat fisik kimia dan
pemantauan biologi.
3.2 Spektrofotometri
spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada pengukuran
serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang
gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi
disfraksi dan detector vacum phototube atau tabung foton hampa. Dalam analisis
secara spektrofotometri terdapat tiga daerah panjang gelombang elektromagnetik
yang digunakan, yaitu daerah UV (200-380 nm), daerah Visible (380-700 nm),
Daerah Inframerah (700-3000 nm).
Instrumen yang digunakan adalah spektrofotometer, yaitu suatu alat yang
digunakan untuk menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun
kualitatif dengan mengukur transmitan ataupun absorban dari suatu cuplikan
sebagai fungsi dari konsentrasi. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum
dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas
cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbansi. Komponen terpenting dalam
spektrofotometer ditunjukkan pada gambar 3.
23
Gambar 3. Komponen Spektrofotometer
Berikut merupakan penjelasan mengenai fungsi dari komponen yang ada
dalam setiap spektrofotometer:
1. Sumber sinarr polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis
dengan berbagai macam rentang panjang gelombang untuk
spektrofotometer, yaitu:
a) UV menggunakan lampu deuterium atau disebut juga heavi hidrogen
b) VIS menggunakan lampu tungsten yang sering disebut lampu wolfram
c) UV-VIS menggunakan photodiode yang telah dilengkapi monokromator
d) Infra merah, lampu pada panjang gelombang IR
2. Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaiu
mengubah cahaya yang berasala dari sumber sinar polikromatis menjadi
cahaya monokromatis. Jenis monokromator yang saat ini banyak digunakan
adalah gratting atau lensa prisma dan filter optik.
3. Sel sampel berfungsi sebagai tempat meletakan sampel
a) UV, VIS dan UV-VIS menggunakan kuvet sebagai tempat sampel. Kuvet
biasanya terbuat dari kuarsa atau gelas, namun kuvet dari kuarsa yang
terbuat dari silika memiliki kualitas yang lebih baik. Hal ini disebabkan
karena yang terbuat dari kaca dan plastik dapat menyerap UV sehingga
penggunaannya hanya pada spektrofotometer sinar tampak (VIS). Kuvet
biasanya berbentuk persegi panjang dengan lebar 1 cm.
b) IR, untuk sampel cairdan padat (dalam bentuk pasta) biasanya dioleskan
pada dua lempeng natrium klorida. Untuk sampel dalam bentuk larutan
dimasukan ke dalam sel narium klorida. Sel ini akan dipecahkan untuk
mengambil kembali larutan yang dianalisis, jika sampel yang dimiliki
sangan sedikit dan harganya mahal.
4. Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan
mengubahnya menjadi arus listrik.
24
5. Read Out atau Recorder berfungsi untuk mencatat hasil yang diperoleh dari
Detektor.
25
3.3 Ammonia
Ammonia merupakan perombakan senyawa nitrogen oleh organisme renik yang
di lakukan pada perairan anaerob atau kandungan oksigen terlarut dalam air.
Didalam air amonia memiliki 2 bentuk senyawa yaitu senyawa amonia bukan
ion (NH3) dan berupa ion ammonium (NH4+).
Dalam kaitannya dengan usaha pembenihan ikan , NH3 dapat meracuni ikan
sedangkan
NH4+ tidak berbahaya kecuali dalam konsentrasi sangat tinggi. Konsentrasi NH3
yang di tinggi biasanya terjadi setelah fitoplankton mati kemudian diikuti
dengan penurunan pH air di sebabkan konsentrasi CO2 meningkat. Batas
pengaruh yang mematikan pada ikan apabila konsentrasi NH3 pada perairan
tidak lebih dari 1 ppm karna dapat menghambat
Daya serap hemoglobin terhadap oksigen, perombakan senyawa nitrogen pada
perairan aerob akan menghasilkan senyawa nitrat yang dapat diserap oleh
organisme nabati sampai menjadi senya organic berupa protein. Amonia
umumnya bersifat basa (pKb=4.75), namun dapat juga bertindak sebagai asam
Yang sangat lemah (pKa=9.25). amonia dapat terbentuk secara alami maupun
sintetis ,Amonia yang berada di alam merupakan hasil dekomposisi bahan
organic.
3.4 Derajat keasaman (pH)
Derajat keasaman (pH) adalah suatu derajat keasaman yang di gunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu cairan.
3.5 Suhu
suhu adalah suatu parameter yang menunjukan panas suatu benda. Semakin tinggi
suhu suatu benda semakin panas benda tersebut.
3.6 Lele Sangkuriang (clarias sp)
Klasifikasi ikan lele Sangkuriang (Clarias sp.) menurut Kordi, (2010) adalah sebagai
berikut :
Phylum : Chordata
Kelas : Pisces
26
Subkelas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Siluroidae
Famili : Claridae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias sp.
Lele Sangkuriang (Clarias sp) merupakan hasil perbaikan genetik antara induk
betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan generasi keenam (F6). Induk
betina F2 merupakan koleksi yang ada di BBPBAT Sukabumi (Zairin et al,
2005) yang berasal dari keturunan kedua lele dumbo yang diintroduksi ke
Indonesia pada tahun 1985, sedangkan induk jantan F6 merupakan sediaan
induk yang ada di BBPAT Sukabumi. Pada tahun 2004, lele Sangkuriang
(Clarias sp.) resmi dilepas sebagai varietas lele unggul berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. Kp.26/MEN/2004 tertanggal
21 Juli 2004 (Sunarma, 2004).
27
Gambar 4. ikan lele sangkuriang (Clarias sp)
3.7 Baku Mutu Air untuk Perikanan
Air mempunyai persyaratan kualitas air tertentu untuk berbagai kebutuhan
manusia,
Sebagai media internal air berfungsi sebagai bahan baku untuk reaksi dalam
tubuh, pengangkut bahan makanan ke seluruh tubuh, pengangkut sisa
metabolisme untuk dikeluarkan dari dalam tubuh dan pengatur atau penyangga
suhu tubuh.
Selain itu juga berfungsi sebagai media eksternal sebagai habitatnya. Oleh karena
itu air yang memenuhi baku mutu kualitas air akan menunjang kehidupan dan
pertumbuhan ikan.
Usaha perikanan Budidaya yang baik dan memenuhi kriteria sangat diharapkan
dan menjamin suatu keberhasilan usahanya. Parameter kualitas air untuk budidaya
ikan air tawar meliputi 3 karakteristik, yaitu karateristik fisik (suhu, debit air,
kecerahan, salinitas), karateristik kimia (pH, alkalinitas, kadar oksigen,
28
karbondioksida, amoniak, nitrit, fospat) dan karakteristik biologi (kerapatan
plankton dan benthos).
Berikut Baku Mutu Air Untuk Perikanan
29
BAB IV
KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
● Larutan ZnSO4
● Larutan NaOH 6N
▪ Garam Rochelle
▪ Nessler A
▪ Nessler B
30
4.3 Prosedur Kerja
● Ambil/tuangkan 100ml air sampel kedalam beaker glass.
● Tambahkan 1ml larutan ZnSO4 , lalu tambahkan dengan larutan NaOH
sebanyak 1ml, aduk dan tunggu sampe beberapa menit samapai larutan
mengendap
● Ambil 50ml air larutan sampel yang sudah terlihat bening , tambahkan
2 tetes garam Rochelle, aduk , lalu tambahkan 0,5ml larutan nesller A
dan 0,5 ml larutan nesller , aduk dan tunggu beberapa menit.
● Ukur absorbance pada panjang gelombang 425 nm.
31
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 HASIL
Kualitas hidup ikan akan sangat bergantung dari keadaan lingkungannya.
Kualitas air yang baik dapat menunjang pertumbuhan, perkembangan, dan
kelangsungan hidup ikan (Effendie 1997). Berikut ini data hasil uji dari praktik
dalam analisis kadar amonia
Dalam kolam ikan lele sebagai berikut :
Tgl/bulan
pengambilan Kode sampel Suhu pH NH3
sampel
17/September/2018 NWS LAB 2000 23,4˚c 7,89 0,57 mg/l
K 4000G (bk 12) 22,2˚c 7,33 17.1 mg/l
24/September/2018 K 4000G (bk 12) 23,6˚c 6,90 2.07 mg/l
1/Oktober/2018 NWS LAB 2000 25,5˚C 7,30 3.76 mg/l
32
Table 3. Hasil analisa sampel
5.2 PEMBAHASAN
Ammonia yang terlarut dalam air kolam ikan ada dua bentuk, yaitu :
– Tidak terionisasi (NH3) mempunyai sifat yang sangat beracun dan kadarnya
menjadi meningkat bersama dengan meningkatnya kadar pH sehingga akan
bersifat toksik pada ikan. Hal yang dapat mempengaruhi tingkat racun pada
ammonia terhadap ikan biasanya dari pH dan suhu air kolam. Apabila pH atau
suhu air semakin tinggi, dapat mengakibatkan daya racun ammonia semakin
tinggi juga.
– Terionisasi atau ion amonium ( Kurang beracun, NH4+ ), bentuk ini
mendominasi ketika pH rendah.
Dari hasil pada table di atas di ketahui bahwa kadar amonia pada bak ikan lele
meningkat, dan menyebabkan kematian pada beberapa ikan lele pada bak.
Hal ini dikarnakan meningkatnya kadar pH, Suhu, dan rendahnya kadar O2 dalam
air, hal ini dapat menyebabkan air kolam menjadi keruh coklat atau hijau ke
kuning-kuningan, sehingga air pada bak tersebut bersifat toksik yang
menyebabkan keracunan pada ikan.
33
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
34
Setalah melalukan pengujian amonia pada kolam ikan lele di BBPBAT
Sukabumi, penulis mendapatkan hasil kadar amonia yang melebihi 1ppm ,
dan itu menunjukan bahwa hasil tersebut melebihi baku mutu pada
perikanan.
6.2 Saran
Untuk Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi, penulis
berharap
Agar tidak bosan-bosannya memberikan pengarahan serta bimbingan kepada
penulis,
maupun kepada peserta PKL di tahun yang akan datang.
35
DAFTAR PUSTAKA
Riki, S., 2015, Mengontrol Kadar Ammonia dalam Budidaya Perikanan, [online],
(http://www.isw.co.id/single-post, diakses pada tanggal 12 Oktober 2018)
Kementrian, k., profil Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar, [online],
(http://kkp.go.id/djpb/bbpbatsukabumi/360-profil, diakses pada tanggal 20
september 2018)
Wordpress, BBPAT SUKABUMI tentang balai, [online]
(http://bbpatsukabumi.wordpress.com/1-tentang-balai, diakses pada 20 september
2018)
Paiwakan, 2015, Baku Mutu Air Untuk Budidaya Perikanan, [online]
(paiwakan.blogspot.com,/2015/08/baku-mutu-air-untuk-budidaya-perikanan.html,
diakses pada 12 oktober 2018)
36
Lampiran 1
Gambar alat
37
Gambar 2. Spektrofotometri
38
Gambar 6. Beaker glass Gambar 7. Glass ukur
39
Gambar 9. Pipet ukur
Lampiran 2
Gambar bahan
40
Gambar 10. NaOH 6N
Gambar 11.
Larutan
nesller A
41
Gambar 12. ZnSO4
42
Gambar 13. Nesller B
43
Gambar 14. Garam Rochelle
Lampiran 3
44
Gambar kegiatan analisa
45
Gambar 17. Kegiatan anlisa
46