DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
KENDARI
2022
Nama Reviewers :
Kelompok 7
Judul :
EVALUASI TINGKAT PEMANFAATAN FASILITAS
PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) KENDARI
Nama Penulis :
1. Resnawati,
2. Muslim Tadjuddah,
3. Abdullah
Nama Jurnal :
Jurnal Ilmiah Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap, e-ISSN : 2723-6714,
PekaBuana, 2022 2 (02): Hal. 13-27
BAB I
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif bersifat survei.
Survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala
yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual (Nazir, 2002).
Survei yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung dan wawancara terbuka. Hal
yang diamati adalah kondisi fasilitas, kriteria teknis, operasional pelabuhan, fasilitas dan
aktivitas-aktivitas yang ada di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari.
Penggunaan fasilitas yang ada di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari dapat
diketahui dengan menggunakan analisis pemanfaatan fasilitas. Menurut Direktorat Jenderal
Perikanan (1981), untuk mencari pemanfaatan fasilitas dan kapasitas yang dimiliki oleh tiap
fasilitas pelabuhan dapat menggunakan metode-metode sebagai berikut :
Panjang Dermaga
Menurut Direktorat Jenderal Perikanan (1981), Panjang dermaga dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
( l+ s ) x n x a x h
L=
u xd
Keterangan :
1
D=d+ H+S+C
2
Keterangan :
C = Clearence, jarak aman dari lunas kapal ke dasar perairan (25 – 100 cm )
NxP
S=
Rxα
Keterangan :
Rumus untuk menghitung tingkat kebutuhan air bersih, digunakan rumus sebagai berikut
(Kurniawan,2001) dalam (Hanan, 2006) :
Keb. Air Bersih = Keb. ABK + Keb. Cuci Ikan + Keb. Pencucian Lantai Lelang +
Keb.Penghuni dan lain-lain
Keterangan :
- Kebutuhan penghuni dan lain-lain :10 % dari jumlah total kebutuhan ABK, cuci ikan, dan
pencucian lantai TPI
Penggunaan Fasilitas
Tingkat Pemanfaatan = x 100 %
Kapasitas Fasilitas
Persentase pemanfaatan < 100%, tingkat pendayagunaan fasilitas belum mencapai optimal.
Dalam analisis ini fasilitas yang kapasitasnya tidak tentu, maka besarnya pemanfaatan
dipertimbangkan secara subjektif.
BAB III
A. Hasil
3.1 Kondisi Fasilitas Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari
Fasilitas Pokok
Fasilitas pokok yang terdapat di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari adalah :
a. Lahan
PPS Kendari memiliki lahan seluas 40,53 Ha, terdiri dari lahan yang digunakan untuk
fasilitas umum seluas 18,62 Ha dan lahan industri seluas 21,3 ha, dari luas lahan industri
tersebut 14,01 Ha telah terikat kontrak dan di manfaatkan oleh 36 investor yang bergerak di
bidang industri penangkapan, industri pengolahan ikan, dan industri penunjang. Lahan yang
tersedia untuk kegiatan industri perikanan seluas 7,3 Ha.
b. Dermaga
Dermaga berfungsi sebagai tempat membongkar hasil tangkapan, mengisi perbekalan
dan berlabuh serta menyandarkan kapal-kapal pengekspor ikan yang menyinggahi PPS
Kendari untuk memuat ikan hasil olahan yanga kan di bawa ke negara tujuan ekspor.
Dermaga yang dimiliki PPS Kendari ada 2 buah yang terdiri dari dermaga bongkar dan
dermaga untuk mengisi perbekalan, luas fasilitas dermaga dengan kedalaman minus 6,0 m
berukuran 130 m x 10 m yang dapat disandari kapal sampai dengan ukuran 3000 GT, dan
dermaga dengan kedalaman minus 2,5 m berukuran 130 m x 10 m yang dapat disandari kapal
berukuran ≤ 100 GT.
c. Kolam Pelabuhan
PPS Kendari terletak pada lokasi yang menguntungkan yaitu terdapat di dalam Teluk
Kendari, suatu teluk yang secara alami dapat di jadikan kolam pelabuhan. Luas PPS Kendari
41,92 Ha dengan kedalaman perairan minus 10 m sampai dengan 15 m.
d. Jalan Komplek
Luas jalan di PPS Kendari seluruhnya 29.945 m2 yang meliputi jalan utama dengan
lebar 9 m dan jalan areal industri dengan lebar 6 m, namun belum seluruhnya diaspal
terutama jalan pengembangan industri sisi barat, sedangkan jalan pada kompleks perumahan
terbuat dari paving blok. Akses masuk ke dalam kawasan PPS Kendari dapat dilakukan
melalui pintu masuk disisi timur dan pintu masuk disisi barat. Karena terbatasnya petugas
maka pintu masuk sebelah barat dibuka sewaktu-waktu dibutuhkan saja. Sedang untuk
drainase memiliki luas 7.059 m2 .
Fasilitas Fungsional
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari memiliki TPI Higienis yang dibangun
pada tahun 2017 dengan luas gedung 1.030 m2 dengan panjang 103 m dan lebar 10 m.
Tujuan dari penyediaan TPI Higienis ini adalah untuk menyediakan fasilitas TPI yang bersih
dan memenuhi standar higienitas untuk memfasilitasi kegiatan pemasaran ikan di pelabuhan
perikanan.
Air bersih di PPS Kendari bersumber dari air bawah tanah dengan kedalaman ratarata
110 m2 . Terdapat 5 (lima) titik dengan kapasitas debit rata-rata 12 m 3 /jam/titik.
Selanjutnya ditampung dalam penampungan (reservoar) berkapasitas sebesar 700 m3 untuk
siap di distribusikan secara gravitasi kepada pelanggan. Kondisi bangunan baik dan terawat.
1. Instalasi SPBN untuk kapal perikanan yang dimiliki dan dikelola oleh Perusahaan
Daerah PD. Utama Sultra yang menyalurkan BBM Solar bersubsidi khusus untuk kapal
perikanan berukuran ≤ 30 GT. SPBN ini mendapat alokasi sebesar 400 Kl perbulan
atau 16000 liter perhari.
2. Penyaluran BBM Non Subsidi dilayani oleh PT. Mitra Utama Energi yang disuplay
melalui tongkang untuk melayani kebutuhan kapal perikanan yang berukuran >30 GT
BBM Solar dan untuk industri.
3. Penyaluran BBM Solar non subsidi melalui tangki PPS Kendari berkapasitas 2 x 500
Klt yang operasionalnya dilakukan oleh PT. Global Arta Borneo, BBM Solar yang
dilakukan adalah BBM Non Subsidi untuk melayani kapal dan industri.
d. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Limbah (IPAL) Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang berkapasitas 400 Kl.
Limbah sebelum dibuang akan diproses terlebih dahulu sehingga didapatkan limbah cair
buangan menjadi aman bagi lingkungan ketika dibuang keluar. Melalui proses aerasi yaitu
meningkatkan konsentrasi oksigen dalam air limbah untuk membantu bakteri aerob dalam
metabolismenya sehingga bakteri tersebut dapat bekerja secara optimal dalam menurunkan
konsentrasi zat organik di dalam air limbah. Selain itu dengan oksigen bebas ini bermanfaat
untuk proses oksidasi senyawa-senyawa kimia di dalam air limbah serta menghilangkan bau.
Selanjutnya air limbah yang telah dilakukan aerasi diendapkan pada bak sedimentasi.
Kemudian air limbah yang telah aman bagi lingkungan siap untuk dibuang.
Sumber air tawar yang dipergunakan oleh UPI dan kapal berasal dari sumur dalam
(Deep weel), selain itu PPS Kendari juga terdapat instalasi Sea Water Reverse Osmosis
(SWRO) yang merupakan alat untuk memproses air laut menjadi air laut bersih atau higienis
yang juga dapat mengubah air laut menjadi air tawar higienis yang dapat digunakan untuk
kebutuhan perbekalan kapal dan untuk proses pengolahan ikan. SWRO di PPS Kendari
mempunyai kapasitas produksi sebesar 500 m3 /hari yang dapat dioperasikan secara otomatis
maupun manual.
Fasilitas Penunjang
Gedung pelayanan terpadu ini memiliki luas 720 m2 digunakan khusus untuk memberikan
pelayanan terhadap nelayan yang di fokuskan pada proses penerbitan SPB (Surat Persetujuan
Berlayar), Logbook penangkapan ikan, SLO (Surat Laik Operasi), Kesehatan kapal dan awak
kapal dan Badan Karantina Ikan dan Pengujian Mutu (BKIPM).
b. Poliklinik
c. Masjid
Pelaku usaha serta masyarakat yang beraktifitas di PPS Kendari mayoritas umat Islam
oleh karena itu PPS Kendari menyediakan tempat ibadah berupa masjid. Masjid yang
dibangun seluas 330 m2 digunakan untuk ibadah sehari-hari dan kegiatan besar umat Muslim
dalam lingkup di PPS Kendari dan masyarakat sekitar pelabuhan. Kondisi dari bangunan
dalam keadaan baik dan terawat.
Untuk memenuhi kebutuhan nelayan atau pekerja di pelabuhan maka PPS Kendari telah
tersedia rumah makan, kantin yang berjumlah 5 (lima) unit dan waserda/kedai pesisir yang
menyiapkan kebutuhan logistik/perbekalan bagi awak kapal. Kondisi bangunan dalam
keadaaan baik dan terawat.
PPS Kendari memiliki rumah tamu (guest house) sebanyak 2 unit dengan luas
masingmasing 70 m2 , dan masingmasing unit dilengkapi dengan 2 kamar lengkap dengan
tempat tidur, lemari, AC. Dapur dan kamar mandi. Konstruksi dari bangunan ini terawat dan
baik. Pelabuhan juga memiliki rumah dinas bagi pegawai dengan tipe 120 sebanyak 3 (tiga)
unit, tipe 70 sebanyak unit serta mess bagi operator/pegawai.
g. Shelter Nelayan
150 m2 yang digunakan sebagai tempat perinstirahat nelayan, buruh pelabuhan dan
karyawan pabrik. Shelter ini dilengkapi dengan fasilitas berupa tv, lemari, lampu penerangan,
kipas angin, serta tempat duduk dan konstruksi dari bangunan ini terawat dengan baik.
Balai pertemuan nelayan di PPS Kendari memiliki luas 720 m2 . Dengan luas sebesar
ini, balai ini dapat memuat kurang lebih 60 orang. Konstruksi bangunan balai ini merupakan
bangunan permanen dengan kondisi yang masih bagus dan terawat dengan baik.
B. Pembahasan
3.1. Kondisi Pemanfaatan Fasilitas Perikanan Samudera (PPS) Kendari
Berdasarkan hasil analisis pemanfaatan untuk fasilitas dermaga di PPS Kendari sebesar
75 % yang artinya tingkat pendayagunaan fasilitas belum mencapai optimal. Hal ini tidak
jauh berbeda dari hasil penelitian Dhimas Seta Anggoro dkk, (2015), menyatakan bahwa
tingkat pemanfaatan fasilitas PPS Kendari yaitu 64 %. Kurangnya pemanfaatan fasilitas ini
disebabkan karena penggunaan dermaga yang masih multifungsi dan belum ada perbedaan
antara dermaga bongkar muat, khusus mengisi perbekalan dan khusus tambat.
Didalam pelaksanaan fungsi dan peranannya PPS Kendari dilengkapi dengan berbagai
fasilitas. Fasilitas-fasilitas yang terdapat di PPS Kendari umumnya fasilitas pokok, fasilitas
fungsional, dan fasilitas penunjang (Lubis, 2006). Kapasitas fasilitas di PPS Kendari terbilang
sudah memadai untuk menampung berbagai kegiatan operasional di pelabuhan serta kondisi
bangunan fasilitas yang ada di PPS Kendari dalam keadaan baik dan terawat. Namun dilihat
dari pendayagunaannya fasilitas masih kurang optimal. Hal ini perlu adanya usaha dari pihak
pelabuhan, nelayan, serta semua pengguna fasilitas di PPS Kendari untuk mengoptimalkan
fasilitas di PPS Kendari misalnya dengan mengelola fasilitas yang sudah ada. Menurut
Yusrizal dalam Thahir (2011) menyatakan bahwa tingkat pendayagunaan fasilitas-fasilitas
yang ada di pelabuhan sangat ditentukan oleh indikator teknis dan tingkat pemanfaatan
fasilitas yang ada. Sehingga kemampuan pemanfaatan yang baik dapat membantu kelancaran
segala kegiatan operasional di dalam pelabuhan dan pada akhirnya dapat diketahui
kecenderungannya.
Dermaga merupakan suatu bangunan kelautan yang berfungsi sebagai tempat labuh dan
bertambatnya kapal, bongkar muat hasil tangkapan dan mengisi tempat perbekalan untuk
keperluan penangkapan ikan di laut (Lubis, 2006). Dermaga di PPS Kendari dibangun pada
tahun 1990-2006 dengan konstruksinya terbuat dari beton. Panjang dermaga yang dimiliki
PPS Kendari adalah 260 m2 dengan lebar 10 m2 serta kegiatan operasional dermaga masih
dilakukan oleh pihak pelabuhan mulai dari perijinan tambat labuh, bongkar hasil tangkapan,
pengisian perbekalan, dan lain-lain. Merujuk pada peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
No.PER.08/MEN/2012 bahwa panjang dermaga pelabuhan perikanan samudera sekurang-
kurangnya 300 m. Berdasarkan hal tersebut, panjang dermaga di PPS Kendari saat ini belum
memenuhi standar kriteria. Berdasarkan hasil perhitungan panjang dermaga yang didapatkan
di PPS Kendari kebutuhan kapal akan dermaga masih kurang dimanfaatkan, dari 260 m
panjang dermaga hanya termanfaatkan 195 m dengan tingkat pemanfaatan sebesar 75 %.
Lokasi perairan tergolong aman karena berada didalam teluk menjadikan kolam
pelabuhan termasuk kedalam fasilitas vital yang harus diperhatikan dan dipelihara dengan
baik demi kelancaran aktivitas nelayan dalam menyandarkan kapal-kapalnya di Pelabuhan
PPS Kendari. Gedung tempat pemasaran ikan (TPI) memiliki luas gedung 1030 m2 dan
terletak tepat di depan dermaga bongkar. Gedung ini di sediakan untuk memfasilitasi
kegiatan pemasaran ikan di PPS Kendari. Tempat ini difungsikan untuk melakukan
penyortiran, penimbangan, dan pencucian hasil perikanan yang akan dipasarkan. Menurut
Widodo dan Suadi (2006), tempat pelelangan ikan merupakan sentral untuk kegiatan
pemasaran ikan hasil tangkapan di laut, dengan melakukan pemasaran dalam provinsi, antar
provinsi dan tujuan ekspor. Tujuan utama diadakan tempat pemasaran ikan adalah untuk
memasarkan hasil tangkapan nelayan dengan harga telah disepakati oleh penjual dan pembeli
serta dapat menjangkau pasar domestik maupun pasar ekspor.
Tempat pemasaran ikan di PPS Kendari memiliki panjang 103 m dan lebar 10 m. Di
dalam gedung TPI dibagi menjadi dua (2) ruangan. Ruang I memiliki luas (5 x 10) m2 yang
digunakan sebagai kantor TPI. Dan ruangan II memiliki luas (5x10) + (5x5) m2 yang di
gunakan sebagai gudang penyimpanan dan lain-lain. Ruangan I yang digunakan sebagai
Kantor TPI berfungsi sebagai tempat para petugas TPI untuk melakukan tugas-tugasnya
dalam memberikan pelayanan kepada nelayan yang ingin melakukan pendaratan ikan dan
membongkar hasil tangkapannya di TPI dan ruang lelang digunakan sebagai tempat kegiatan
pengepakan. Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa di TPI PPS Kendari hanya dijadikan
sebagai tempat pendaratan ikan dan tidak melakukan aktivitas pelelangan ikan sebagai mana
mestinya. Ikan yang di daratkan oleh nelayan akan disalurkan langsung ke perusahaan-
perusahaan pengolah ikan yang ada disekitar pelabuhan. Kebanyakan pemilik kapal sudah
memiliki perjanjian maupun kontrak sendiri dengan pengusaha industri pengolah ikan di
pelabuhan. Dan sebagian nelayan juga sudah memiliki bakul masing-masing untuk menjual
hasil tangkapannya. Sehingga TPI di PPS Kendari hanya digunakan untuk menimbang hasil
tangkapan dan memasarkannya. Dari fakta tersebut maka dapat ketahui bahwa tingkat
pemanfaatan fasilitas TPI di PPS Kendari 114 %.
Instalasi air bersih merupakan fasilitas sangat vital peranannya. Penggunaan air bersih
dikawasan PPS Kendari selain untuk kegiatan industri (pengolah ikan, pabrik es, dan kapal
perikanan) juga untuk kepentingan umum antara lain perkantoran, rumah tinggal, mess, dan
masyarakat di lokasi pelabuhan perikanan (Pane, 2001).
Air bersih yang disediakan oleh pihak pengelola PPS Kendari kepada pengguna jasa
pelabuhan berasal dari air baku dalam tanah (sumur bor) dengan kedalaman 90- 120 m di
bawah permukaan tanah. Dan jumlah sumur bor yang terdapat di PPS Kendari ada 4 (empat)
pompa yang difungsikan. Dengan kapasitas pengelolaan 700 kltr/hari (DKP, 2001). Dari hasil
perhitungan di dapatkan bahwa di PPS Kendari memanfaatkan sekitar 329,578 kltr/hari dan
persentase pemanfaatannya sebesar 47,08 %.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan