NIM : E1A120090
KELAS : GENAP
c) Cara operasi
Alat berat dipilih berdasarkan arah (horizontal maupun vertical) dan jarak
gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan, dan lain-lain.
d) Pembatasan dari metode yang digunakan
Pembatasan yang memperngaruhi pemilihan alat berat antara lain peraturan
lalulintas, biaya, dan pembongkaran. Selain itu metode konstruksi yang
dipakai data membuat pemilihan alat dapat berubah.
e) Ekonomi
Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi dan
pemeliharaan merupakan factor penting di dalam pemilihan alat berat.
f) Jenis proyek
Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat berat. Proyek-
proyek tersebut antara lain proyek gedung, pelabuhan, jalan, jembatan,
irigasi, pembukaan hutan, dam, dan sebagainya.
g) Lokasi proyek
Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang penting diperhatikan dalam
pemilihan alat berat. Sebagai contoh lokasi proyek di dataran tinggi
memerlukan alat berat berbeda dengan sebaliknya.
h) Jenis dan daya dukung tanah
Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis material yang akan dikerjakan dapat
mempengaruhi alat berat yang akan dipakai. Tanah dapat dalam kondisi
padat, lepas, keras, atau lembek.
i) Kondisi lapangan
Kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang relative baik merupakan
factor lain yang mempengaruhi pemilihan alat berat.
3) a. Buldoser digunakan sebagai alat pendorong tanah lurus ke dapan maupun
ke samping, tergantung pada sumbu kendaraannya. Untuk pekerjaan di
rawa digunakan jenis Buldoser khusus yang disebut Swamp Bulldozer.
b. Dump Truck biasa digunakan untuk mengangkut material alam seperti
tanah, pasir, batu split, danjugamaterial olahan seperti beton kering pada
proyek konstruksi.
c.motor grader digunakan untuk tahap akhir, seperti memperbaiki, atau
mengatur. Digunakan dalam konstruksi dan pemeliharaan jalan tanah dan
jalan berkerikil, atau juga dapat digunakan untuk mempersiapkan landasan
dasar ketika membuat jalan raya sebelum lapisan aspal disebarkan.
d. Scraper sendiri merupakan jenis kendaraan berat yang memiliki
empat fungsi sekaligus, yakni mengeruk, memuat material, mengangkut,
dan membongkar muatan. Bahkan kadang, scraper juga digunakan untuk
meratakan permukaan tanah atau menebar hasil pengerukan dalam
beberapa lapisan.
e. Backhoe digunakan pada pekerjaan penggalian di bawah permukaan serta
untuk penggalian material keras. Dengan menggunakan backhoe maka
akan didapatkan hasil galian yang rata. Pemilihan kapasitas
bucket backhoe harus sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan.
f. Fungsi tower crane adalah untuk mengangkut atau memindahkan material
dari atas ke bawah atau sebaliknya. Crane atau derek jangkung umumnya
digunakan pada proyek pembangunan gedung .
g. Batching plant, Alat untuk mencampur material semen, pasir, batuan split
dan air (atau ada additive lain, jika diperlukan) untuk menjadi beton siap
cor (ready mix) sesuai dengan komposisi campuran (mixdesign) yang
diharapkan.
h. Truck mixer,Kendaraan transportasi untuk pengangkut Beton Cor (basah)
atau campuran beton (kering) dari Batching Plant ke lokasi pengecoran. Di
dalam drum truck mixer ini biasanya dilengkapi dengan spiral pisau yang
terus berputar sampai dengan material beton tertuang semuanya di lokasi
pengecoran.
4) faktor yang mempengaruhi kecepatan pemilihan alat dan pemanfaatan
sumber daya
● pemilihan alat berat dilakukan pada tahap perencana, dimana jenis, jumlah,
dan kapasitas alat merupakan faktor-faktor penentu. Tidak setiap alat berat
dapat dipakai untuk setiap proyek konstruksi, oleh karena itu pemilihan alat
berat yang tepat sangatlah diperlukan. Didalam pemilihan alat berat, ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan sehingga kesalahan dalam pemilihan
alat dapat dihindari. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Fungsi yang harus dilaksanakan. Alat berat dikelompokan berdasarkan
fungsinya, seperti untuk menggali, mengangkut, meratakan permukaan, dan
lain-lain. Universitas Sumatera Utara 23 2. Kapasitas Peralatan Pemilihan alat
berat didasarkan pada volume total atau berat material yang harus diangkut
atau dikerjakan. Kapasitas alat yang dipilih harus sesuai sehingga pekerjaan
dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
2. Cara operasi Alat berat dipilih berdasarkan arah horizontal maupun
vertical dan jarak gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan, dan lain-lain.
3. Pembatasan dari metode yang dipakai Pembatasan yang mempengaruhi
pemilihan alat berat antara lain peraturan lalu lintas, biaya, dan pembongkaran.
Selain itu metode konstruksi yang dipakai dapat membuat pemilihan alat dapat
berubah.
4. Ekonomi Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi dan
pemeliharaan merupakan faktor penting didalam pemilihan alat berat.
5. Jenis proyek Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat
berat. Proyek-proyek tersebut antara lain proyek gedung, pelabuhan, jalan,
jembatan, irigasi, pembukaan hutan, dam, dan sebagainya.
6. Lokasi proyek Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan alat berat. Sebagai contoh lokasi proyek di
dataran tinggi memerlukan alat berat yang berbeda dengan lokasi proyek di
dataran rendah.
5) 1. Pekerjaan Pendahuluan
Pekerjaan pendahuluan merupakan persiapan awal yang wajib dilakukan dalam
melaksanakan suatu proyek. Pada tahap ini, segala izin yang dibutuhkan untuk
proses pembangunan telah diurus serta segala sesuatu yang menyangkut
kelancaran pekerjaan pelaksanaan harus telah disiapkan di lokasi sebelum
melaksanakan pekerjaan. Penyusunan jadwal terinci, mobilisasi peralatan dan
tenaga kerja, hingga kelengkapan administrasi lapangan harus sudah disiapkan
sebelum memulai pekerjaan.
Pada tahap ini, kontraktor bertanggung jawab atas ketepatan ukuran dan mutu
bangunan yang sesuai dengan syarat dan rencana kerja. Akan tetapi, jika terjadi
ketidakcocokan, kontraktor tidak diperkenankan untuk melakukan tindakan
pembetulan sebelum mendapatkan persetujuan dari manajemen konstruksi.
Selanjutnya, pada tahap ini perlu diambil langkah pembersihan yang mana
kontraktor wajib membersihkan lokasi proyek dari hal-hal yang dapat
menghambat proses pembangunan. Contohnya, lokasi harus bersih dari
pepohonan sampai ke akarnya agar tidak merusak struktur tanah pada bangunan.
1. Memastikan posisi galian dan ukuran seperti tertera dalam gambar serta
mendapatkan persetujuan dewan pengawas lapangan.
2. Penggalian tanah fondasi dimulai setelah pemasangan bouwplank dan
patok-patok disetujui direksi / pengawas lapangan. Fondasi yang dibangun
menggunakan batu gunung yang bermutu tinggi serta mengandung lumpur
dan pada bagian entrance menggunakan dengan batu bata.
3. Dasar galian harus mencapai tanah keras dan bersih dari akar-akar kayu,
kotoran-kotoran serta bagian-bagian tanah yang longgar (tidak padat)
4. Dilakukan pengurugan yang meliputi urugan pasir, urugan tanah dan
urugan kembali bekas tanah galian sesuai dengan gambar proyek.
3. Pekerjaan Pemasangan
Tahap ini meliputi pemasangan beton mulai dari beton yang bertulang hingga
beton yang tidak bertulang. Kualitas beton sangat tergantung pada bahan-bahan
yang digunakan, yaitu:
1. Portland Cement
Bangunan yang baik menggunakan semen yang memenuhi standar berdasarkan
Asosiasi Semen Indonesia. Dan juga, semen yang digunakan harus benar-
benar fresh atau belum mengeras. Dalam menjaga mutu semen agar tidak cepat
mengeras, kontraktor wajib memenuhi syarat penyimpanan semen tersebut.
2. Air Tawar
Air yang dipilih sebagai bahan campuran kedua beton adalah air tawar yang
memenuhi syarat dari PBI 1971 yaitu tidak mengandung minyak, asam alkali, dan
bahan kimia lainnya yang merusak mutu beton.
3. Kerikil
Kerikil disebut juga dengan batu pecah. Dalam penggunaannya sebagai bahan
campuran beton, kerikil yang dipilih juga harus memenuhi syarat PBI 1971 yaitu
memiliki gradasi yang baik, syarat kekerasan yang tinggi, tidak terkandung
lumpur > 1%, dan tidak berpori.
4. Pasir
Tidak berbeda dengan bahan lainnya, pasir juga harus memenuhi syarat mutu dari
PBI 1971 diantaranya adalah dapat berupa pasir buatan dari pecahan batu atau
pasir alam, memiliki gradasi yang baik, terdiri dari butir-butir tajam, tidak berpori,
serta tidak mengandung lumpur > 5%.
5. Besi Beton
Besi beton lebih dikenal sebagai baja tulangan. Besi beton yang baik juga harus
memenuhi syarat PBI 1971 diantaranya adalah bersih dari lapisan minyak / karat /
bebas cacat.
6. Kayu
Dalam pembuatan beton, kayu yang memenuhi syarat untuk digunakan adalah
kayu yang bentuk dan sifatnya tidak mengurangi mutu bangunan dan memenuhi
syarat dan ketentuan PPKI NI-5.
4. Pekerjaan Lantai
Pemasangan lantai ditujukan berdasarkan petunjuk dari manajemen konstruksi
serta rancangan proyek. Jika lantai dilengkapi dengan keramik, maka kontraktor
harus mengikuti petunjuk dari manajemen konstruksi. Pada dasarnya, pemasangan
lantai keramik harus mengikuti aturan bahwa lantai keramik harus bersih, tidak
retak ataupun bergelombang. Apabila pemasangan keramik tidak rapi atau tidak
sesuai dengan rancangan proyek, maka wajib dibongkar dan dipasang ulang.
6. Pekerjaan Penutup
Pekerjaan penutup ini meliputi pekerjaan pembersihan dan pemeliharaan. Pada
masa pekerjaan pembersihan, kontraktor wajib membersihkan seluruh bagian dari
proyek yang meliputi lantai, dinding, atap, pintu, jendela, plafon dan lainnya
hingga bangunan siap untuk dihuni. Sedangkan pada masa pemeliharaan,
kontraktor berkewajiban mengganti material-material yang rusak ataupun tidak
berfungsi sebagai mana target proyek.