Anda di halaman 1dari 62

Pengenalan Alat Alat Berat Untuk Proyek

Konstruksi
http://teknikalsipil.blogspot.com/2017/10/pengenalan-alat-alat-
berat-untuk-proyek.html

(Rip’at Mahmud 16 oktober 2017)

https://rengkodriders.wordpress.com/2011/11/09/macam-macam-alat-berat-dan-
fungsinya/
RIP'AT MAHMUD OCTOBER 16, 2017NO COMMENTS

Dalam bidang teknik sipil, alat - alat berat digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan
pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan.

Saat ini alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek, terutama proyek proyek konstruksi
dengan skala yang besar.

Tujuan penggunaan alat-alat berat tersebut untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan
pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah pada waktu yang
relatif lebih singkat..

Alat berat yang umum dipakai di dalam proyek konstruksi antara lain dozer, alat gali (excavator)
seperti backhoe, front shovel, clamshell.

Alat pengangkut seperti loader, truck dan conveyor belt. Alat pemadat tanah seperti roller dan
compactor, dan lain-lain. Pada saat suatu proyek akan dimulai, kontraktor akan memilih alat berat
yang akan digunakan di proyek tersebut..

Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan
suatu proyek.

Alat berat yang dipilih haruslah tepat baik jenis, ukuran maupun jumlahnya.. Ketepatan dalam
pemilihan alat berat akan memperlancar jalannya proyek. Kesalahan dalam pemilihan alat
berat dapat mengakibatkan proyek menjadi tidak lancar. Dengan demikian keterlambatan
penyelesaian proyek dapat terjadi.

Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan biaya proyek membengkak.


Produktivitas yang kecil dan tenggang waktu yang dibutuhkan untuk pengadaan alat lain yang lebih
sesuai merupakan hal yang menyebabkan biaya yang lebih besar..

PENGKLASIFIKASIAN ALAT
Secara umum alat berat dapat dikategorikan ke dalam beberapa klasifikasi.

Salah satunya adalah pengklasifikasian alat berat berdasarkan klasifikasi fungsional dan klasifikasi
operasional alat berat.

1. Klasifikasi Fungsional Alat Berat

Yang dimaksud dengan klasifikasi fungsional alat adalah pembagian alat tersebut berdasarkan
fungsi-fungsi utama alat. Berdasarkan fungsinya alat berat dapat dibagi atas tujuh fungsi dasar.

 Alat Pengolahan Lahan

Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan asli yang harus dipersiapkan sebelum
lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan masih terdapat semak atau pepohonan maka
pembukaan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan dozer.

Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas dapat digunakan scraper. Sedangkan untuk
pembentukan permukaan supaya rata selain dozer dapat digunakan juga motor grader.

 Alat Penggali

Jenis alat ini dikenal juga dengan istilah excavator.

Fungsi dari alat ini adalah untuk menggali, seperti dalam pekerjaan pembuatan basement atau
saluran.

Beberapa alat berat digunakan untuk menggali tanah dan batuan.


Yang termasuk dalam kategori ini adalah front shovel, backhoe, dragline, dan clamshell.

 Alat Pengangkut Material

Pengangkutan material dapat dibagi menjadi pengangkutan horisontal maupun vertikal.

Truk dan wagon termasuk dalam alat pengangkutan horisontal karena material yang diangkutnya
hanya dipindahkan secara horisontal dari satu tempat ke tempat yang lain.

Umumnya alat ini dipakai untuk pengangkutan material lepas (loose material) dengan jarak tempuh
yang relatif jauh.

Truk maupun wagon memerlukan alat lain yang membantu memuat material ke dalamnya.

Sedangkan crane termasuk di dalam kategori alat pengangkutan vertikal.

Material yang diangkut crane dipindahkan secara vertikal dari satu elevasi ke elevasi yang lebih
tinggi.

Jarak jangkau pengangkutan crane relatif kecil.

 Alat Pemindahan Material


Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang biasanya tidak di gunakan sebagai alat
transportasi tetapi digunakan untuk menindahkan material dari satu alat ke alat yang lain.

Loader dan dozer adalah alat pemindahan material.

 Alat Pemadatan

Pada pekerjaan penimbunan lahan biasanya setelah dilakukan penimbunan maka pada lahan
tersebut perlu dilakukak pemadatan.

Hal ini dilakukan untuk memadatkan permukaan yang rata dan padat.

Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan baik itu jalan tanah dan jalan dengan pengerasan
lentur maupun pengerasan kaku.

Yang termasuk sebagai alat pemadatan adalah tamping roller, pneumatic-tired, compactor, dan lain-
lain.

 Alat Pemroses Material

Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk dan ukuran yang
diinginkan.
Hasil dari alat ini misalnya adalah batuan bergradasi, semen, beton, dan aspal.

Yang termasuk dalam alat ini adalah crusher.

Alat yang dapat mencampur material untuk pembuatan beton maupun aspal dikategorikan ke dalam
alat pemroses material seperti concrete batch plant dan asphalt mixing plant.

 Alat Penempatan Akhir Material

Alat digolongkan pada kategori ini karena fungsinya, yaitu untuk menempatkan material pada
tempat telah ditentukan.

Ditempat atau lokasi ini material disebarkan secara merata dan dipadatkan sesuai dengan
spesifikasi yang telah di tentukan.

Yang termasuk dalam kategori ini adalah concrete speader, asphalt paver, motor grader, dan alat
pemadat.

 Klasifikasi Operasional Alat Berat

Alat-alat berat dalam pengoperasiannya dapat dipindahkan dari satu tempat lain atau tidak dapat
digerakan atau statis.

Jadi, klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya dapat dibagi atas :

-Alat dengan penggerak

Alat penggerak merupakan bagian dari alat berat yang menerjemahkan hasil dari mesin menjadi
kerja.

Bentuk dari alat penggerak adalah crawler atau roda kelabang dan ban karet.

Sedangkan belt merupakan alat penggerak pada conveyor belt.

Untuk beberapa jenis alat berat seperti truck, scraper atau motor grader, alat penggeraknya adalah
ban karet.

Untuk alat-alat seperti backhoe, alat penggeraknya bisa salah satu dari kedua jenis di atas.

Umumnya penggunaan ban karet dijadikan pilihan karena alat berat dengan ban karet mempunyai
mobilitas lebih tinggi dari pada alat berat yang menggunakan crawler.
Alat penggerak ban karet juga menjadi pilihan untuk kondisi permukaan yang baik.

Sedangkan pada permukaan tanah yang lembek, basah atau berpori umumnya digunakan alat berat
beroda crawler.

Terdapat faktor-faktor yang menjadi dasar pemilihan alat dengan menggunakan roda ban dan
roda crawler.

-Alat Statis

Alat statis adalah alat berat yang berat yang dalam menjalankan fungsinya tidak berpindah tempat.

Yang termasuk dalam kategori ini adalah tower crane, dan batching plant baik untuk beton maupun
untuk aspal serta crusher plant.

Perbandingan Antara Alat Beroda Ban dan Benda Crawler

Roda Ban Karet..

*Digunakan pada permukaan yang baik (misalnya pada beton, tanah padat).
*Bekerja baik pada permukaan yang menurun dan datar.
*Cuaca yang basah dapat menyebabkan slip.
*Bekerja baik untuk jarak tempuh yang panjang.
*Dipakai untuk mengatasi tanah lepas.
*Kecepatan alat dalam keadaan kosong tinggi.

Roda Crawler

*Untuk digunakan pada bermacam - macam jenis permukaan.


*Dapat bekerja pada berbagai permukaan.
*Dapat bekerja pada tanah yang basah atau berlumpur.
*Mempunyai jarak tempuh yang pendek.
*Dapat dipakai untuk mengatasi tanah keras.
*Kecepatan alat dalam keadaan kosong rendah.

2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN ALAT BERAT

Pemilihan alat berat dilakukan pada tahap perencanaan, dimana jenis, jumlah dan kapasitas alat
merupakan faktor-faktor penentu. Tidak setiap alat berat dapat dipakai untuk setiap proyek
konstruksi.
Oleh karena itu pemilihan alat berat yang tepat sangatlah diperlukan.

Apabila terjadi kesalahan dalam pemilihan alat berat maka akan terjadi keterlambatan di dalam
pelaksanaan, biaya proyek yang membengkak, dan hasil yang tidak sesuai dengan rencana.

Dalam pemilihan alat berat, ada beberapa faktor yang harus di perhatikan sehingga kesalahan
dalam pemilihan alat berat dapat dihindari.

Faktor-faktor tersebut antara lain :

 Fungsi yang harus dilaksanakan. Alat berat dikelompokan berdasarkan fungsinya, seperti
untuk menggali, mengangkut, meratakan permukaan, dan lain-lain.

 Kapasitas perlatan. Pemilihan alat berat didasarkan pada volume total atau berat material
yang harus diangkut atau dikerjakan. Kapasitas alat yang dipilih harus sesuai sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.

 Cara operasi. Alat berat dipilih berdasarkan arah (horisontal maupun vertikal) dan jarak
gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan, dan lain-lain.

 Pembatasan dari metode yang dipakai. Pembatasan yang mempengaruhi pemilihan alat
berat antara lain peraturan lalu lintas, biaya, dan pembongkaran. Selain itu metode
konstruksi yang dipakai dapat membuat pemilihan alat dapat berubah.

 Ekonomi. Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi dan pemeliharaan
merupakan faktor penting di dalam pemilihan alat berat.

 Jenis proyek. Ada berapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat berat. Proyek-
proyek tersebut antara lain proyek gedung, pelabuhan, jalan, jembatan, irigasi, pembukaan
hutan, dam, dan lain-lain.

 Lokasi proyek. Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan alat berat. Sebagai contog lokasi proyek di dataran tinggi memerlukan alat berat
yang berbeda dengan lokasi proyek di dataran rendah.

 Jenis dan daya dukung tanah. Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis material yang akan
dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang akan dipakai. Tanah dapat dalam kondisi
padat, lepas, keras, atau lembek.
 Kondisi lapangan. Kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang baik merupakan faktor
lain yang memperngaruhi pemilihan alat berat.

3. ALAT BERAT PADA MACAM-MACAM PROYEK KONSTRUKSI

Setiap proyek konstruksi memerlukan beberapa jenis alat berat, namun tidak mencakup semua alat
berat yang ada. Jenis-jenis proyek yang pada umumnya menggunakan alat berat adalah proyek
gedung, pelabuhan, jalan, dam, irigasi, dan lain-lain.

-Proyek Gedung

Alat berat yang umum dipakai dalam proyek gedung adalah alat permancang tiang pondasi (pile
driving), alat penggali (backhoe) untuk penggalian basement, crane untuk pemindahan vertikal,
truck, concrete mixer, dan lain-lain. Concrete mixerdigunakan sebagai pengangkut campuran beton.
Alat pemadat juga seringam digunakan untuk pemadatan disekitar basement.

-Proyek Jalan

Proyek jalan pada umumnya menggunakan alat gali, truck, dozer, grader, alat pemadat, loader, dan
lain-lain. Alat gali digunakan untuk menggali saluran disekitar badan jalan. Dozer berfungsi untuk
mengupas tanah dan grader untuk membentuk permukaan tanah. Loader digunakan sebagai
pemuat tanah kedalam truk. Untuk jalan dengan pengerasan lentur digunakan asphalt mixing
plant yang berfungsi untuk mencampurkan bahan campuran aspal yang kemudian disebarkan,
diratakan dan dipadatkan dengan menggunakan asphalt finisher. Sedangkan untuk pengerasan
kaku beton diolah dengan menggunakan concrete batching plant yang kemudian dipindahkan
dengan menggunakan truck mixer.

-Proyek Jembatan

Alat berat yang digunakan untuk proyek jembatan antara lain adalah alat pemancang tiang pondasi,
alat penggali, crane, truck, concrete mixer atau concrete mixer truck, alat pemadat, dan lain-lain.

-Proyek Bendungan

Proyek bendungan pada umumnya menggunakan alat penggali tanah, crane, truck, concrete mixer
truck, alat pemadat tanah,

, buldozer, grader. Alat penggali tanah yang umum dipakau untuk proyek dam
berupa backhoe. Concrete mixerdigunakan untuk mencampurkan bahan pembuatan beton yang
dipakai untuk pembuatan dinding penahan tanah
Jumat, 06 Januari 2012 http://yunus-ptb.blogspot.com/2012/01/biaya-kepemilikan-dan-
pengoperasian.html (Joenoes)

BIAYA KEPEMILIKAN DAN PENGOPERASIAN ALAT


BERAT

Di dalam suatu proyek konstruksi alat-alat berat yang digunakan dapat berasal dari bermacam-
macam sumber, antara alain alat berat yang dibeli oleh kontraktor, alat berat yang disewa-beli oleh
kontraktor, dan alat berat yang disewa oleh kontraktor.

a. Alat berat yang dibeli oleh kontraktor

Kontraktor dapat saja membeli alat berat. Keuntungan dari pebelian ini adalah biaya pemakaian per
jam yang sangat kecil jika alat tersebut digunakan secara optimal. Dilihat dari segi keuntungan
perusahaan, kepemilikan alat berat merupakan suatu faktor yang penting karena kadang-kadang pemilik
proyek melihat kemampuan suatu kontraktor berdasarkan alat yang dimilikinya.

b. Alat berat yang disewa-beli oleh kontraktor

Alat dapat disewa dari perusahaan penyewaan alat berat. Sewa-beli alat umumnya dilakukan jika
pemakaian alat berat tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Sewa-beli maksudnya adalah
karena jangka waktu penyewaan yang lama maka pada akhir jasa penyewaan alat tersebut dapat dibeli
oleh pihak penyewa. Biaya pemakaian umumnya lebih tinggi daripada memiliki alat tersebut, namun
terhindar dari resiko biaya kepemilikan alat berat.

c. Alat berat yang disewa oleh kontraktor

Perbedaan dari alat berat yang disewa dengan disewa-beli adalah dari lamanya penyewaan. Alat
berat yang disewa umumnya dalam jangka waktu yang tidak lama. Biaya pemakaian alat berat sewa
adalah yang tertinggi, akan tetapi tidak akan berlangsung lama karena penyewaan dilakukan pada waktu
yang singkat.
A. Biaya Kepemilikan Alat Berat

Biaya kepemilikan alat berat terdiri dari beberapa faktor.

1) Biaya dalam jumlah besar yang dikeluarkan karena membeli alat tersebut. Jika pemilik meminjam uang
dari bank untuk membeli alat tersebut maka akan ada biaya terhadap bunga pinjaman.

2) Depresiasi alat, sejalan dengan bertambanya umum alat maka ada penurunan nilai alat.

3) Pajak

4) Biaya yang dikeluarkan pemilik untuk membayar asuransi alat

5) Biaya yang harus dikeluarkan untuk menyediakan tempat penyimpanan alat berat

Depresiasi adalah penurunan nilai alat yang dikarenakan adanya kerusakan, pengurangan, dan
harga pasaran alat. Perhitungan depresiasi diperlukan untuk mengetahui nilai alat setelah pemakaian alat
tersebut selama suatu masa tertentu. Selain itu bagi pemilik alat, dengan mengitung depresiasi alat
tersebut maka pemilik dapat memperitungkan modal yang akan dikeluarkan di masa alat suda tidak dapat
digunakan dan alat baru arus dibeli.

Dalam pelaksanaannya depresiasi juga dipakai untuk mengitung biaya perawatan alat berat. Ada
beberapa cara yang dipakai untuk menghitung depresiasi alat berat. cara tersebut adala sebagai berikut:

1. Metode Garis Lurus (Straigt Line Method)

Metode ini merupakan metode termudah dalam perhitungan depresiasi. Hampir semua perhitungan
depresiasi menggunakan metode ini. Untuk menghitung depresiasi per taun digunakan rumus berikut:

Dk merupakan depresiasi per tahun yang tergantung pada arga alat pada saat pembelian (P, present
value), nilai sisa alat (F, future value). Nilai Dk pada metode ini selalu konstan. Nilai buku (B, book value)
dari alat dihitung dengan rumus:

Bk = Bk-1 - Dk
Contoh 1:

Suatu alat berat dibeli dengan harga 500 juta rupiah dengan perkiraan nilai sisa 75 juta rupiah. Alat
tersebut mempunyai umur ekonomis 5 tahun. Hitunglah nilai alat tersebut pada kisaran umur ekonomis
alat berat tersebut!

Pembahasan:

Depresiasi per tahun

Nilai buku pada akhir tahun ke-k adalah:

K Bk-1 (Rp) Dk (Rp) Bk(Rp)

0 0 0 500.000.000

1 500.000.000 85.000.000 415.000.000

2 415.000.000 85.000.000 330.000.000

3 330.000.000 85.000.000 245.000.000

4 245.000.000 85.000.000 160.000.000

5 160.000.000 85.000.000 75.000.000

2. Metode Penjumlaan Taun (Sum of the Years Method)

Metode ini merupakan metode percepatan sehingga nila depresiasinya akan lebih besar daripada
depresiasi yang dihitung dengan metode garis lurus. Pertama kali yang harus dihitung adalah nilai SOY
(Sum of Years) dengan menggunakan rumus:
Contoh 2:

Soal pada contoh 1, hitunglah depresiasi dengan metode penjumlahan tahun!

Pembahasan:
- Bk=2 = Bk=1 - Dk=2
= 358.333.333 -113.333.333 = Rp245.000.000

- Dst……..

Nilai buku pada akhir tahun ke-k adalah:


K Dk (Rp) Bk(Rp)

0 0 500.000.000

1 141.666.667 358.333.333

2 113.333.333 245.000.000

3 85.000.000 160.000.000

4 56.666.667 103.333.333

5 28.333.333 75.000.000

3. Metode Penurunan Seimbang (Declining Balance Method)


Metode ini menghitung depresiasi per tahun dengan mengalikan nilai buku pada akhir tahun dengan
suatu factor. Nilai depresiasi dengan cara ini lebih besar Daripada dengan dua metode sebelumnya.
Factor percepatan (R) tersebut berkisar abtara 1,25 per umur alat sampai 2,00 per umur alat. Metode ini
disebut sebagai metode penurunan seimbang ganda (double declining-balance method).

- Depresiasi tahunan dengan metode ini dihitung dengan rumus:

Dk = R(1-R)k-1 x P

- Pada awal umur alat, nilai buku dengan metode ini berkurang dengan cepat. Nilai buku akhit tahun ke-k
dihitung dengan rumus:

Bk = (1-R)k x P

Pada perhitungan depresiasi dengan metode ini tidak memperhitungkan nilai sisa alat.Akan tetapi
pada akhir perhitungan nilai buku tidak boleh kurang dari perkiraan nilai sisa alat.

Contoh 3:

Soal pada contoh 1, hitunglah depresiasi dengan metode penurunan seimbang ganda!

Pembahasan:

 Factor percepatan ditetapkan antara 1,25 sampai dengan 2,00, apabila ditetapkan 2,00 diperoleh

Dk = R(1-R)k-1 x P

Dk=1 = 0,4(1-0,4)k=1-1 x 500.000.000

= Rp200.000.000

Dk=2 = 0,4(1-0,4)k=2-1 x 500.000.000

= Rp120.000.000

Dst………


Bk = (1-R)k x P
Bk=1 = (1-0,4)1 x 500.000.000 = Rp300.000.000

Bk=2 = (1-0,4)2 x 500.000.000 = Rp180.000.000

Dst……..

Secara sederhana, untuk menentukan nilai buku ke-k tahun, dapat dilakukan dengan rumus:

Bk = Bk-1 - Dk >> Bk=0 = harga awal pembelian (P)

- Bk=1 = Bk=0 - Dk=1

= 500.000.000 -200.000.000 = Rp300.000.000

- Bk=2 = Bk=1 - Dk=2

= 300.000.000 -120.000.000 = Rp180.000.000

- Dst……..

Nilai buku pada akhir tahun ke-k adalah:


K Dk (Rp) Bk(Rp)

0 0 500.000.000

1 200.000.000 300.000.000

2 120.000.000 180.000.000

3 72.000.000 108.000.000

4 33.000.000 75.000.000

5 0 75.000.000

Keterangan:

- Pada tahun keempat dengan menggunakan metode penurunan seimbang didapat nilai buku yang kurang
dari perkiraan nilai sisa, pada tahun tersebut sebenarnya diperoleh D k = Rp43.200.000 sehingga nilai
buku menjadi kurang dari Rp75.000.000. Dengan demikian depresiasi yang diperbolehkan adalah
Rp33.000.000 agar diperoleh nilai buku = nilai sisa.

- Pada tahun kelima, untuk menjaga nilai buku tetao seperti perkiraan nilai sisa maka depresiasinya
adalah 0.
Dari penggunaan ketiga metode di atas untuk perhitungan depresiasi, diperoleh perbandingan
sebagai berikut:

Umur Nilai Buku (Rp)


alat (n)
Metode Garis lurus Penjumlahan Tahun Penurunan Seimbang

0 500.000.000 500.000.000 500.000.000

1 415.000.000 358.333.333 300.000.000

2 330.000.000 245.000.000 180.000.000

3 245.000.000 160.000.000 108.000.000

4 160.000.000 103.333.333 75.000.000

5 75.000.000 75.000.000 75.000.000

Metode Perhitungan Biaya Kepemilikan


Perhitungan biaya kepemilikan per tahun dilakukan dengan dua cara yaitu dengan memperhitungkan
bunga dan tanpa memperhitungkan bunga. Biaya kepemilikan per tahun ditentukan dengan rumus:

a. Dengan memperhitungkan bunga

Tidak memperhitungkan nilai sisa

- Nilai suku bunga ditentukan dari koefisien suku bunga yang telah ada (table suku bunga)

A = P (A/P,i,n) >> i = persen bunga, n = umur alat.

- Nilai suku bunga tidak ditentukan dari koefisien suku bunga yang telah ada (table suku bunga)

Dengan memperhitungkan nilai sisa


- Nilai suku bunga ditentukan dari koefisien suku bunga yang telah ada (table suku bunga)

A = P (A/P,i,n) – F (A/F,i,n) >> i = persen bunga, n = umur alat.

- Nilai suku bunga tidak ditentukan dari koefisien suku bunga yang telah ada (table suku bunga)

b.
Tanpa memperhitungkan bunga

Perhitungan biaya kepemilikan rata-rata tanpa memperhitungkan bunga ditentukan dengan rumus:
Biaya kepemilikan per tahun dihitung dengan membagi nilai Arata-rata dengan umur ekonomis alat.

B. Biaya Pengoperasian Alat Berat

Biaya pengoperasian alat akan timbul setiap saat alat berat dipakai. Biaya pengoperasian alat berat
meliputi biaya bahan bakar, gemuk, pelumas, perawatan dan perbaikan, serta alat penggerak atau roda.
Operator yang menggerakkan alat juga termasuk dalam biaya pengoperasian alat.

a. Bahan Bakar

Jumlah bahan bakar untuk alat berat yang menggunakan bensin atau solar berbeda-beda. Rata-rata
alat berat yang menggunakan bahan bakar bensin 0,06 gallon per hourse-power (hp) per jam, sedangkan
alat berat yang menggunakan bahan bakar solar mengkonsumsi bahan bakar 0,04 gallon per hourse-
power (hp) per jam.. nilai yang didapat kemudian dikalikan dengan factor pengoperasian.

b. Pelumas

Perhitungan penggunaan pelumas per jam biasanya berdasarkan waktu operasi dan lamanya
penggantian pelumas. Perkiraannya dihitung dengan rumus:

c. c. Roda

Perhitungan depresiasi alat berat beroda ban dengan alat berat beroda crawler berbeda. Umumnya
crawler mempunyai depresiasi sama dengan depresiasi alat sedangkan ban mempunyai depresiasi lebih
pendek daripada umur alat.
Contoh 4:

Hitunglah biaya per jam alat berat beroda ban dengan ketentuan seperti di bawah ini:

- Mesin diesel 160 hp

- Kapasitas crankcase 6 gal

- Pelumas diganti setiap 100 jam

- Factor pengoperasian 0,6

- Harga alat 400.000.000 rupiah tanpa nilai alat sisa

- Pemakaian gemuk per jam 0,25 kg

- Umur ekonomis alat 5 tahun (1 tahun dipakai 1400 jam)

- Bunga pinjaman, pajak, asuransi 20%

- BBM menggunakan solar @ Rp4500/ liter

- Harga pelumas @Rp120.000/ liter

- Harga gemuk Rp5.000/ kg

- Biaya operator = Rp12.500/ jam

- Harga ban Rp25.000.000 dengan masa pakai 5000 jam dan perbaikan ban 15% dari depresiasi ban.
Pembahasan:

1) Biaya kepemilikan per jam:

- Perhitungan dengan menggunakan table suku bunga

A = P (A/P,i,n)

Dengan menggunakan table suku bunga, diperoleh nilai (A/P,i =20, n=5)

diperoleh = 0,334380, sehingga:

A = 400.000.000 x 0,334380

= Rp133.752.000/ tahun

= 133.752.000/ 1400 = Rp95.538/ jam

-
- Biaya perawatan alat berat per jam
Perawatan dan pemeliharaan diasumsikan 100% dari depresiasi (metode garis lurus)

= 400.000.000 / 5 = Rp80.000.000/ tahun

= Rp80.000.000/ 1400

= Rp57.143

- Biaya perawatan ban per jam

Biaya perawatan dan pemeliharaan ban diasumsikan 15% dari depresiasi ban (metode garis lurus)
= 25.000.000 : 5000 x 0,15 = Rp750/ jam
Secara keseluruhan biaya alat berat per jam adalah sebagai berikut:
No Uraian Rp/ jam

1 Biaya kepemilikan alat berat 95.538

Biaya kepemilikan ban 3.202

2 Biaya pengoperasian

Pemeliharaan dan perawatan 57.143

BBM (3,9 gallon) = 3,9 x 3,78541 x Rp4500 66.434

Pelumas (0,138 gallon) = 0,138 x 3,78541 x Rp80.000 41.791

Gemuk 0,25 kg @ Rp5000 1.250

Pemeliharaan dan perawatan ban 750

Biaya Total Alat Berat 226.108


Jumat, 13 Januari 2012
DASAR-DASAR PEMINDAHAN TANAH MEKANIS

http://yunus-ptb.blogspot.com/2012/01/dasar-dasar-pemindahan-tanah-mekanis.html

A. SIFAT-SIFAT DAN JENIS TANAH


Material yang ada di alam umumnya tidak homogeny, tetapi merupakan material campuran.
Material juga bervariasi dari jenis material yang berpori sampai yang padat. Dengan keadaan yang
bervariasi seperti ini maka pada saat melakukan pemilihan alat berat yang akan dipakai di dalam proyek
konstruksi otomatis jenis material di lapangan dan material yang akan dipakai merupakan hal yang perlu
diperhatikan.

Material di suatu tempat atau ditempat asalnya disebut dengan material asli atau bank material.
Bila suatu bagian dari material akan dipindahkan maka volume material yang dipindahkan tersebut
berubah menjadi lebih besar daripada volume material di tempat asalnya. Material yang telah
dipindahkan tersebut disebut material lepas atau loose material. Demikian pula jika material yang telah
dipindahkan tersebut kemudian dipadatkan maka volume material akan menyusut. Material yang telah
dipadatkan disebut sebagai material padat atau compacted material. Hampir seluruh material yang
telah dipadatkan mempunyai volume yang lebih kecil daripada volume tanah asli. Hal ini disebabkan
karena pemadatan dapat menghilangkan atau memperkecil ruang atau pori di antara butiran material.
Akan tetapi batuan pecah mempunyai bank volume yang hampir sama dengan compacted volume. Pasir
dan lempung padat tertentu bahkan mempunyai compacted volume lebih besar daripada bank volume.

Volume tanah asli biasanya diberi satuan bank cubic meters (bcm) atau bank cubic yards (bcy).
Material yang dipindahkan (loose material) diberi satual loose cubic meters (lcm) atau loose cubic
yards (lcy). Sedangkan material yang telah dipadatkan volumenya diberi satuan compacted cubic
meters (ccm) atau compacted cubic yards (ccy)
Hubungan kondisi tanah asli dengan kondisi tanah lepas ditentukan oleh factor pemuatan
atau load factor (LF) dan persentase pengembangan atau swell percentage (Sw). LF sangat
bermanfaat dalam perhitungan volume material yang akan diangkut dari suatu tempat misalnya
quarry. Rumus yang dipakai adalah:

Sementara itu, hubungan antara kondisi tanah asli dengan tanah dipadatkan ditentukan oleh factor
penyusutan atau shrinkage factor (SF) dan persentase penyusutan atau shrinkage percentage (Sh),
rumus yang menghubungkan kedua kondisi ini adalah:
Nilai Sw dan LF untuk beberapa jenis tanah

Persentase Mengembang
Jenis Tanah Faktor Pemuatan (LF)
(%)

Lempung kering 35 0,74

Lempung basah 35 0,74

Tanah kering 25 0,80

Tanah basah 25 0,80

Tanah dan kerikil 20 0,83

Kerikil kering 12 0,89

Kerikil basah 14 0,88

Batu kapur 60 0,63

Batu hasil peledakan 60 0,63

Pasir kering 15 0,87

Pasir basah 15 0,87

Batuan sedimen 40 0,71

(Sumber: Construction Planning, Equipment and Methods, 1996)


B. WAKTU SIKLUS

Siklus kerja dalam pemindahan material merupakan suatu kegiatan yang dilakukan berulang.
Pekerjaan utama di dalam kegiatan tersebut adalah menggali, memuat, memindahkan, membongkar
muatan, dan kembali ke kegiatan awal. Semua kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh satu alat atau
oleh beberapa alat.

Waktu yang diperlukan di dalam siklus kegiatan di atas disebut waktu siklus atau cycle time(CT).
waktu siklus terdiri dari beberapa unsur. Pertama adalah waktu muat atau loading time (LT). waktu
muat merupakan waktu yang dibutuhkan oleh suatu alat untuk memuat material ke dalam alat
pengangkut sesuai dengan kapasitas alat angkut tersebut. Nilai LT dapat ditentukan walaupuun
tergantung dari jenis tanah, ukuran unit pengangkut (blade, bowl, bucket, dst), metode dalam
pemuatan, dan efisiensi alat.

Unsure kedua adalah waktu angkut atau hauling time (HT). waktu angkut merupakan waktu yang
diperlukan oleh suatu alat untuk bergerak dari tempat pemuatan ke tempat pembongkaran. Waktu
angkut tergantung dari jarak angkut, kondisi jalan, tenaga alat, dan lain-lain. Pada saat alat kembali ke
tempat pemuatan maka waktu yang diperlukan untuk kembali disebut waktu kembali atau return
time (RT). Waktu kembali lebih singkat daripada waktu berangkat karena kendaraan dalam keadaan
kosong.

Unsure ketiga adalah waktu pembongkaran atau dumping time (DT) juga merupakan unsure penting
dari siklus waktu. Waktu ini tergantung dari jenis tanah, jenis alat, dan metode yang dipakai. Waktu
pembongkaran merupakan bagian yang terkecil dari waktu siklus.

Unsure yang terakhir adalah waktu tunggu atau spotting time (ST). pada saat alat kembali ke tempat
pemuatan adakalanya alat tersebut perlu antri dan menunggu sampai alat diisi kembali. Saat mengantri
dan menunggu ini yang diisebut waktu tunggu. Dengan demikian:

CT = LT + HT + DT + RT + ST

C. EFISIENSI ALAT

Dalam pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan alat berat terdapat factor yang mempengaruhi
produktivitas alat yaitu efisiensi alat. Bagaimana efektivitas alat tersebut bekerja tergantung dari
beberapa hal yaitu:

1) Kemampuan operator pemakai alat

2) Pemilihan dan pemeliharaan alat

3) Perencanaan dan pengaturan letak alat


4) Topografi dan volume pekerjaan

5) Kondisi cuaca

6) Metode pelaksanaan alat

Cara yang paling umum dipakai untuk menentukan efisiensi alat adalah dengan mengitung berapa
menit alat tersebut bekerja secara efektif dalam satu jam. Contohnya jika dalam satu jam waktu efektif
alat bekerja adalah 45 menit, dapat dikatakan efisiensi alat adalah 45/60 atau 0,75.

D. PRODUKTIVITAS DAN DURASI PEKERJAAN

Dalam menentukan durasi suatu pekerjaan maka hal-hal yang perlu diketahui adalah volume
pekerjaan dan produktivitas alat tersebut. Produktivitas alat tergantung pada kapasitas dan waktu siklus
alat. Untuk mencari produktivitas alat, digunakan rumus berikut:

Produktivitas = kapasitas / CT

Umumnya waktu siklus alat ditetapkan dalam menit sedangkan produktivitas alat dihitung dalam
produksi/ jam. Jika factor efisiensi alat dimasukkan maka rumus di atas menjadi:

Produktivitas = (kapasitas x 60 x efisiensi) / CT

Pada umumnya dalam suatu pekerjaan terdapat lebih dari satu jenis alat yang dipakai. Sebagai
contoh pekerjaan penggalian dan pemindahan tanah. Umumnya alat yang dipakai adalah excavator
untuk menggali, loader untuk memindahkan hasil galian ke dalam bak truck, dan truck dedigunakan
untuk pemindahahan tanah. Karena ketiga jenis contoh alat tersebut mempunyai produktivitas yang
berbeda-beda, maka perlu diperhitungkan jumlah masing-masing alat. Jumlah alat perlu diperhitungkan
untuk mempersingkat durasi pekerjaan. Salah satu cara menghitung jumlah alat adalah sebagai berikut:

1) Tentukan alat mana yang mempunyai produktivitas terrbesar

2) Asumsikan alat dengan produktivitas terbesar berjumlah satu

3) Hitung jumlah alat jenis lainnya dengan selalu berpatokan pada alat dengan produktivitas paling besar.

4) Untuk menghitung jumlah alat-alat lainnya maka gunakan rumus berilkut:

Jumlah alat1 = produktivitas terbesar/ produktivitas alat1


Setelah jumlah masing-masing alat diketahui maka selanjutnya perlu dihitung durasi pekerjaan alat-
alat tersebut. Salah satu caranya dengan menentukan berapa produktivitas total alat setelah dikalikan
jumlahnya. Kemudian dengan menggunakan produktivitas total terkecil maka lama pekerjaan dapat
dicari dengan rumus berikut:

Durasi =volume pekerjaan/ produktivitas alat terkecil

E. ALAT PENGGERAK

Alat penggerak pada alat berat dapat berupa crawler dan juga ban karet. Untuk beberapa jenis alat
berat seperti truck, scraper atau motor grader, alat penggeraknya adalah ban karet. Untuk alat-alat
seprti backhoe, alat penggeraknya biasa salah satu dari kedua jenis di atas. Umumnya penggunaan ban
kret dijadikan pilihan karena alat berat dengan ban karet mempuyai mobilitas lebih tinggi daripada alat
berat dengan crawler. Alat penggerak ban juga menjadi plihan untuk kondisi permukaan yang baik.
Sedangkan pada permukaan tanah yang lembek, berpori, atau basah, umumnya digunakan alat berat
beroda crawler. Pada table berikut terdapat factor-faktor yang menjadi dasar pemilihan alat dengan
menggunakan roda ban dan roda crawler.

Roda Ban Karet Roda Crawler

Digunakan pada permukaan yang baik Digunakan pada bermacam-macam jenis


(misalnya beton) permukaan

Bekerja baik pada permukaan yang menurun Dapat bekerja pada berbagai permukaan
dan datar

Cuaca yang basah dapat menyebabkan slip Dapat bekerja pada tanah yang basah dan
berlumpur

Bekerja baik pada jarak tempuh yang panjang Mempunyai jarak tempuh yang pendek

Dipakai untuk mengatasi tanah lepas Dapat dipakai untuk mengatasi tanah keras

Kecepatan alat dalam kedaan kosong tinggi Kecepatan alat dalam keadaan kosong
rendah.
Alat Gali (Excavator)
19 January 2009masopikLeave a commentGo to comments

Taufiq susanto https://masopik.wordpress.com/2009/01/19/alat-gali-excavator/

Macam-macam alat gali antara lain back hoe,


power shovel, atau juga dikenal sebagai front shovel, dragline, dan clamshell. Backhoe dan
front shovel juga disebut alat hidrolis karena bucket yang digerakan secara hidrolis. Pemilihan
alat tergantung dari kemampuan alat tersebut pada suatu kondisi lapangan tertentu.
Perbedaannya terletak pada benda yang dipasang dibagian depan, akan tetapi semua alat
tersebut mempunyai kesaaan pada alat penggerak yaitu roda ban atau crawler.

A. Alat Penggali Hidrolis

Power shovel dan backhoe yang termasuk dalam alat penggali hidrolis memiliki bucket yang
dipasangkan didepannya. Dimaksud alat penggali hidrolis adalah alat yang bekerja karena
adanya tekanan hidrolis pada mesin didalam pengoperasiannya. Alat penggeraknya adalah
traktor dengan roda ban atau crawler.

1. Front Shovel

Front shovel digunakan untuk menggali material yang letaknya diatas permukaan tempat alat
tersebut berada. Alat ini mempunyai kemampuan untuk menggali material yang keras. Jika
material yang digali bersifat lunak maka front shovel akan mengalami kesulitan.
Kapasitas bucket front shovel tergantung dari jenis material. Oleh karena itu ada factor koreksi
didalam menentukan kapasitas bucket. (factor koreksi tersebut dikalikan dengan kapasitas
bucket).
Table Factor koreksi (BFF) untuk alat gali

Material BFF (%)

Tanah dan tanah organik 80 – 110

Pasir dan kerikil 90 – 100

Lempung keras 65 – 95

Lempung basah 50 – 90

Batuan dengan peledakan buruk 40 – 70

Batuan dengan peledakan baik 70 – 90

a). waktu muat : 7 sampai 9 detik

b). waktu berputar dengan muatan : 4 sampai 6 detik

c). waktu bongkar : 2 sampai 4 detik

d). Waktu berputar kembali : 4 sampai 5 detik

Sedangkan produktivitas front shovel tergantung pada jenis material, ketinggian penggalian,
sudut putaran, besar alat angkut, dan lain-lain.

2. Backhoe

Pengoperasian backhoe umumnya untuk penggalian saluran, terowongan atau basement.


Backhoe terdiri dari alat penggerak yang dapat berupa crawler atau ban, boom, strick dan
bucket. Backhoe beroda biasanya tidak digunakan untuk penggalian tetapi lebih sering
digunakan untuk pekerjaan lainnya. Pemilihan kapasitas bucket harus sesuai dengan pekerjaan
yang akan dilakukan.

Backhoe sama seperti front shovel dimana jenis material mempengaruhi didalam perhitungan
produktivitas. Penentuan waktu siklus backhoe didasarkan pada pemilihan kapasitas bucket

B. Dragline

Dragline mrupakan alat gali yang dipakai untuk menggali material yang letaknya lebih tingi dari
permukaan tempat alat tersebut berada dengan jangkuan yang lebih jauh dari alat-alat gali
lainnya. Alat dasar dari dragline adalah bucket yang dipasangkan pada boom. Panjang boom
dragline sama seperti crane akan tetapi lebih panjang maka stabilitas dragline harus
diperhitungkan.

Dragline mengalami kesulitan dalam mengontrol pembongkaran muatan. Olehnkarena itu,


sebaiknya alat pengangkut material yang dipakai untuk mengangkut material hasil penggalian
dragline berukuran besar. Ukuran alat pengangkut sebaiknya 5 sampai 6 kali ukuran bucket
dragline.
Produktivitas dragline tergantung pada factor-faktor seperti material, kedalaman penggalain,
sudut swing, ukuran bucket, panjang boom, kapasitas alat pengangkut, kondisi lapangan dan
lain-lain. Produktivitas alat dihitung pada kondisi tanah asli atau bank condition.

C. Clamshell

Clamshell digunakan untuk penggalian tanah lepas seperti pasir, kerikil, batuan pecah, dan lain-
lain. Clamsheel mengangkat material secara vertical. Ukuran bucket pada clamshell bervariasi
antara ringan sampai berat. Bucket yang ringan umumnya digunakan untuk memindahkan
metarial, sedangkan bucket yang berukuran berat digunakan untuk menggali. Pada bucket yang
berukuran berat umumnya dipasangkan gigi yang membantu alat dalam menggali material.

Perhitungan produktivitas clamshell belum disatndarisasikan, oleh sebab itu maka persamaan
produktivitas untuk clamshell adalah ;

Produktivitas = V x 60/CI x BEF x efisiensi

Pada umumnya waktu siklus clamshell didapat dari hasil perkiraan berdasarkan pengalaman.
MAKALAH ALAT BERAT

By DUNIA SIPIL on Monday, February 10, 2014

https://tosimasipil.blogspot.com/2014/02/makalah-alat-berat_10.html (rizal firdaus)

I.PENDAHULUAN

Alat berat yang kita kenal didalam ilmu teknik sipil adalah alat yang digunakan untuk
membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur. Penggunaan alat
berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa
kerugian antara lain rendahnya produksi, tidak tercapainya jadwal atau target yang telah di tentukan,
atau kerugian perbaikan yang tidak semestinya. Oleh karena itu sebelum menentukan tipe dan
jumlah peralatan dan attachmentnya, haruslah dipahami fungsi dan aplikasinya. Terdapat beraneka
macam alat yang sering di gunakan dalam pekerjaan konstruksi, tetapi yang akan dibahas dalam
makalah ini hanya alat-alat yang umum digunakan untuk pekerjaan konstruksi saja. Adapun alat-alat
yang akan di bahas tersebut antaranya : bulldozer, alat pengangkut seperti loader, alat gali atau
excavator, motor grader, dan alat pengangkut jarak jauh seperti dump truck. Disini akan diberikan
juga contoh perhitungan prodktivitas untuk setiap jenis alat yang akan dibahas.

II.STUDI PUSTAKA

A. Bulldozer

Bulldozer adalah suatu alat berat yang mempunyai roda rantai (track shoe) untuk
pekerjaan serbaguna yang memiliki kemampuan traksi yang tinggi. Bisa digunakan untuk menggali
(digging), mendorong (pushing), menggusur meratakan (spreading), menarik beban, menimbun
(filling), dan banyak lagi. Mampu beroperasi di daerah yang lunak sampai daerah yang keras
sekalipun. Dengan swamp dozer untuk daerah yang sangat lunak, dan daerah yang sangat keras
perlu dibantu dengan ripper (alat garu), atau dengan blasting (peledakan dengan tujuan pemecahan
pada ukuran tertentu). Mampu beroperasi pada daerah yang miring dengan sudut kemiringan
tertentu, berbukit, apalagi didaerah yang rata. Jarak dorong efisien berkisar antara 25-40 meter dan
tidak lebih dari 100 meter. Jarak mundur tidak boleh terlalu jauh, bila perlu gerakan mendorong
dilakukan secara estafet. Mendorong pada daerah turunan lebih efektif dan produktif daripada di
daerah tanjakan. Attachment yang biasanya menyertainya antara lain: bermacam-macam blade,
towing, winch, ripper, tree pusher, harrow, disc plough, towed scraper, sheep foot roller, peralatan
pipe layer, dan lain-laiin.

Pada dasarnya bulldozer adalah alat yang menggunakan traktor sebagai penggerak
utamanya, artinya traktor yang dilengkapi dozer attachment dalam hal ini perlengkapannya
attachment adalah blade. Sebenarnya, bulldozer adalah nama jenis dari dozer, selain mendorong
lurus ke depan, juga memungkinkan untuk mendorong ke samping dengan sudut 250 terhadap
kedudukan lurus.

Jenis pekerjaan yang biasanya menggunakan bulldozer adalah:Mengupas top soil dan
pembersihan lahan dan pepohonan,Pembukaan jalan baru,Pemindahan material pada jarak pendek
sampai dengan 100 m,Membantu mengisi material pada scraper,Menyebarkan materialMengisi
kembali saluran,Membersihkan quarry.
1. Blade

Dalam pengoperasian, bulldozer dilengkapi dengan blade yang dapat distel sedemikian
rupa sesuai kebutuhan yang diinginkan, untuk itu dikenal berbagai macam blade yang dipakai pada
bulldozer atau angel dozer yaitu:

Ø Universal Blade (U-Blade)

Blade jenis ini dilengkapi dengan sayap (wing) yang terdapat disisi blade untuk efektifitas
produksi. Hal ini memungkinkan bulldozer membawa/mendorong muatan lebih banyak karena
kehilangan muatan yang relative kecil dalam jarak yang cukup jauh. Umumnya bulldozer jenis ini
sering digunakan untuk pekerjaan reklamasi tanah (land reclamation), stock pile work, dan
sebagainya.

Ø Straight Blade (S-Blade)

Straight blade cocok digunakan untuk semua jenis lapangan, blade ini juga merupakan
modifikasi dari U-Blade, maneuver lebih mudah dan balade ini juga dapat menghandel material
dengan mudah.

Ø Angling Blade (A-Blade)

Angling blade dibuat untuk posisi lurus dan menyudut. Blade ini juga dapat dibuat untuk:

a. Pembuangan ke samping (side casting)

b. Pembukaan jalan (pioneering roads)

c. Menggali saluran (cutting ditches)

d. Pekerjaan lain yang sesuai.

Ø Chusion Blade (C-Blade)


Chusion blade dilengkapi dengan bantalan karet (Rubber cushion) yang berfungsi untuk
meredam tumbukan. Selain digunakan untuk push-loading, juga digunakan untuk pemeliharaan
jalan dan pekerjaan dozing lainnya mengingat lebar C-Blade ini memungkinkan untuk meningkatkan
kmampuan maneuver.

2.Produktivitas Dozer

Produktifitas dozer sangat bergantung pada ukuran blade, ukuran traktor dan jarak tempuh.
Perhitungan produktivitas ditentukan dari volume yang dipindahkan dalam 1 siklus dan dalam 1 jam
pegoperasian.

a.Kapasitas Blade

Kapasitas blade dapat dicari dari data pada table atau melalui perhitungan. Rumus dari
kapasitas blade (dalam lcm) adalah:

Nilai W = 1,5 sampai 1,67 (satuan dalam meter) untuk sudut α antara 30-33º.

b.Waktu Siklus

Pengisian blade umumnya dilakukan pada 40-50 ft (13-17 m) pertama dari jarak tempuh.
Pada saat kembali, blade dalam keadaan kosong. Waktu angkut dan kembali bulldozer dapat
ditentukan dari jarak dibagi kecepatan untuk setiap variable. Perhitungan waktu siklus juga
ditentukan oleh suatu waktu yang konsisten (fixed time) yang merupakan waktu yang dibutuhkan
bulldozer untuk mempercepat dan memperlambat laju kendaraan. FT pada umumnya berkisar
antara 0,10-0,15 menit. Waktu yang diperlukan oleh dozer untuk melakukan 1 siklus adalah:

CT= FT + HT + RT

c.Produktivitas
Perhitungan maksimum produktivitas bulldozer dapat dicari dengan memakai rumus:

Contoh soal:

Hitung produktivitas bulldozer yang digunakan untuk memindahkan pasir kering sejauh 60 m dengan
menggunakan S-Blade yang berdimensi 3,36 m panjang dan tinggi 1,256 m. Diperkirakan kecepatan
dozer adalah 3 km/jam dan kecepatan kembali 4 km/jam dengan waktu tetap 0,3 menit.waktu
operasi 60 menit.

Jawab:

Waktu siklus: CT = 2,1 + 0,3 = 2,4 menit

Produktivitas :

B. Loader

Alat penggerak loader dapat diklasifikasikan sebagai roda crawler atau ban. Loader beroda
crawler atau crawler-tractor-mounted mempunyai roda yang mirip dengan dozer hanya dipasang
lebih maju ke depan untuk menstabilkan alat pada saat mengangkut material. Loader beroda ban
atau wheel-tractor-mounted terdiri atas 4-wheel-drive dan rear-wheel drive. Rear-wheel-drive
biasanya dipakai untuk menggali 4-wheel-drive cocok untuk membawa bucket bermuatan penuh.

Bucket digunakan untuk mmenggali, memuat tanah atau material yang granular,
mengangkatnya dan kemudian di angkut untuk dibuang (dumping) pada suatu ketinggian pada
dump truck dan sebagainya. Bucket yang dipasangkan pada loader dapat berupa general purpose
bucket, rock bucket, side dump bucket, dan multi purpose bucket. Ukuran bucket berkisar antara
0,15 m3 sampai 15 m3. Ukuran yang paling sering digunakan adalah 6 m3.

Penggunaan loader yang lain adalah untuk menggali pondasi basement, dengan syarat
ruangnya memungkinkan untuk bekerjanya loader. Disamping itu juga dapat digunakan untuk
memuat material yang telah diledakkan, misalnya pada pembuatan terowongan, pada daerah
pengambilan batu (quarrying). Loader juga dapat digunakan untuk menggali butiran-butiran lepas
bebatuan untuk dibongkar “grizly hopper” pada crusher plant.
1.Aplikasi Loader

Fungsi loader adalah yang paling umum adalah untuk memuat material kedalam alat
pengangkut. Pada area yang datar alat pengangkut dapat diletakkan didekat loader sehingga
gerakan loader akan lebih mudah. Terdapat 3 metode pemuatan material dari kedalam truck yaitu I
shape loading, V shape loading, dan pass loading.

Awalnya pemuatan material kedalam alat pengangkut dilakukan oleh power shovel atau
front shovel, namun karena kapasitas loader makin besar maka penggunaan loader menjadi lebih
seriing. Fungsi lain dari loader adalah untuk menggali basement dan fondasi dengan lebar yang
sama dengan lebar bucket.

2.Produktivitas Loader

Factor-faktor yang harus diperhatikan didalam penentuan produktivitas loader adalah


sebagai berikut:

a.Kondisi material,

b.Tipe bucket dan kapasitasnya,

c.Area untuk pergerakan loader,

d.Waktu siklus loader ,

e.Waktu efisien loader.

Tabel 2.1 Faktor pemuatan bucket (Bucket fill factor, BBF)

Material Factor

Material seragam atau campuran 0,95-1,00

Batu kerikil 0,85-0,90

Batu hasil peledakan (baik) 0,80-0,95

Batuan hasil bebatuan (rata-rata) 0,75-0,90


Batuan hasill peldakan (buruk) 0,60-0,75

Batuan berlumpur 1,00-1,20

Lanau basah 1,00-1,10

Material berbeton 0,85-0,95

Cara menghitung produktivitas adalah dengan menggunakan table-tabel waktu yang


tergantung pada beberapa factor. Waktu muat tergantung pada jenis material yang diangkut. Waktu
berputar ditentukan sebesar 0,2 menit. Waktu bongkar ditentukan berdasarkan tempat atau kemana
material ditempatkan. Selain itu diperlukan koreksi terhadap waktu siklus.

Tabel 2.2 Waktu muat (menit)

Material LT

Berbutir seragam 0,03-0,05

Berbutir campuran dan basah 0,03-0,06

Lanau basah 0,03-0,07

Tanah atau kerikil 0,04-0,20

Material berbeton 0,05-0,20

Untuk meghitung waktu angkut (LT) dan waktu kembali (RT) digunakan grafik yang
berbeda utnuk setiap jenis loader. Rumus yang digunakan untuk menghitung produktivitas adalah:
Uraian Factor

Kondisi tanah:

Ø Berbutir campuran +0,02

Ø Diameter < 3 mm +0,02

Ø Diameter 3-20 mm −0,02

Ø Diameter 20-150 mm 0

Ø Diameter 150 > +0,03

Ø Kondisi tanah asli/lepas +0,04

Timbunan

Ø Tinbunan dengan tinggi > 3 m 0

Ø Tinbunan dengan tinggi < 3 m +0,01

Ø Pembongkaran dari truck +0,02

Lain-lain

Ø Pengoperasian tetap −0,04

Ø Pengoperasian tidak tetap +0,04

Ø Target sedikit +0,04

Ø Target berresiko +0,05

Table 2.3 Faktor penambahan dan penguranga untuk CT (menit)

Tabel 2.4 waktu buang (menit)

Pemuatan DT

Ø Ditmpah di atas tanah ±0,10

Ø Dimuat ke dalam truck 0,04-0,07


Contoh soal:

Sebuah loader digunakan untuk memindahkan material dari timbunan setinggi ±3 m ke dalam truck.
Material merupakan material seragam dengan rata-rata berdiameter kurang dari 3,5 mm. loader
mempunyai kapasitas 1,20 lcm (loader 910F) dengan jarak tempuh rata-rata 50 m. waktu berputar
adalah 1 menit dan efisiensi kerja alat adalah 50/60 menit perjam engan pengoperasian tetap.

Dari table 2.1 BBF adalah 1

Dari table 2.2 LT = 0,05 menit

Dari table 2,3 faktor koreksi waktu siklus = 0,02 + 0 − 0,04 menit

Dari table 2.4 DT = 0,5 menit

Dari grafik di lampiran pada buku “Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi karangan Ir. Susy Fatena
Rostiyanti, M.Sc. hal 158.” HT dan RT = 2×0,25 menit

CT = 0,05 + 0,02 + 0 – 0,04 + 0,05 + 0,5 = 0,58 menit

C. Excavator (Alat Gali)

Yang termasuk didalam alat gali adalah antaranya backhoe, power shovel, atau juga
dikenal sebagai front shovel, dragline, dan clamshell. Backhoe dan power shovel juga disebut alat
penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis. Alat-alat penggali ini mempunyai as
diantara alat penggeraknya dan badan mesin sehingga alat berat tersebut dapat melakukan gerakan
memutar walaupun tidak ada gerakan pada alat penggerak.

1. Alat Penggali Hidrolis


Karakteristik penting dari hydraulic excavator adalah pada umumnya menggunakan tenaga
diesel engine dan full hydraulic system. Excavating operation paling efisien adalah menggunakan
metode heel and toe (ujung dan pangkal), mulai dari atas permukaan sampai ke bagian bawah.
Power shovel dan backhoe adalah alat berat yang termasuk dalam alat penggali hidrolis yang
dipasangkan bucket di depannya, dimana backhoe menggali material yang berada dibawah
permukaan tempat alat tersebut berada, sedangkan front shovel menggali material dipermukaan
tempat alat tersebut berada.

a. Front Shovel

Front shovel adalah alat yang digunakan untuk menggali material dipermukaan tempat alat
tersebut berada. Kapasitas bucket tergantung dari jenis material. Oleh sebab itu ada factor koreksi
didalam menentukan kapasitas bucket. Factor koreksi tersebut dikalikan dengan kapasitas
bucket (heaped capacity).

Tabel 2.5 Faktor koreksi (BFF) untuk alat gali

Material BFF (%)

Tanah dan tanah organic 80-110

Pasir dan kerikil 90-100

Lempung keras 65-95

Lempung basah 50-90

Batuan dengan peledakan buruk 40-70

Batuan dengan peledakan baik 70-90

Prouktivitas fromt shovel tergantung pada jenis material, ketinggian penggalian, sudut
putaran, besar alat angkut, dan lain-lain. Pengaruh ketinggian dan sudut putaran juga merupakan
factor yang mempengaruhi produktivitas front shovel. Dari itu factor tersebut diberikan dalam table
berikut:
Tabel 2.6 Faktor penggali untuk ketinggian penggalian dan sudut putaran

Persentase Sudut putaran


kedalaman
optimumu 45º 60º 75º 90º 120º 150º 180º

40 0,93 0,89 0,85 0,80 0,72 0,65 0,59

60 1,10 1,03 0,96 0,91 0,81 0,73 0,66

80 1,22 1,12 1,04 0,98 0,86 0,77 0,69

100 1,26 1,16 1,07 1,00 0,88 0,79 0,71

120 1,20 1,11 1,03 0,97 0,86 0,77 0,70

140 1,12 1,04 0,97 0,91 0,81 0,73 0,66

160 1,03 0,96 0,90 0,85 0,75 0,67 0,62

b. Backhoe

Backho biasanya digunakan untuk pekerjaan galian pada saluran,terowongan, atau


basement. Backhoe sama dengan front shovel dimana material mempengaruhi produktivitas.
Penentuan waktu siklus backhoe didasarkan pada pemilihan kapasitas bucket. Rumusnya:

Tabel 2.7 waktu siklus backhoe beroda crawler (menit)

Jenis Material Ukuran Alat


< 0,76 m3 0,94 – 1,72 m3 > 1,72 m3

Kerikil, pasir, tanah organic 0,24 0,30 0,40

Tanah, lempung lunak 0,30 0,375 0,50

Batuan,lempung keras 0,375 0,462 0,60

Tabel 2.8 Faktor koreksi untuk kedalaman dan sudut putar

Kedalaman Sudut Putar (º)


penggalian

(% dari maks) 45 60 75 90 120 180

30 1,33 1,26 1,21 1,15 1,08 0,95

50 1,28 1,21 1,16 1,10 1,03 0,91

70 1,16 1,10 1,05 1,00 0,94 0,83

90 1,04 1,00 0,95 0,90 0,85 0,75

Contoh soal:

Backhoe digunakan untuk melakukan penggalian lempung kerikil, alat mempunyai kapasitas 1,6 m 3.
Rata-rata kedalaman penggalian adalah 6 m dengan maksimum kedalaman penggalian adalah 7 m.
sudut putar alat adalah 75º. Berapa produktivitas alat jika efisiensi adalah 50 menit/jam?

Penyelsaian:

BFF (table 2.5) untuk kerikil adalah 90-100%, gunakan 95%

Waktu siklus (table 2.7) adalah 0,30 menit

Persentase kedalaman = 6 m/7 m = 0,86 = 86% S = 1,05

Produktivitas backhoe :
P = 266 m3 / jam

2. Dragline

Dragline adalah alat gali yan dipakai untuk meggali material yang letaknya lebih tinggi dari
pemukaan tempat alat tersebut berada dengan jangkauan yang lebih jauh dari alat-alat gali
lainnya.alat dasar dari dragline adalah bucket yang dipasangkan pada boom. Panjang boom dari
dragline sama seperti crane akan tetapi lebiih panjang dari boom alat gali lainnya.

3. Clamshell

Pada umumnya clamshell digunakan untuk penggalian tanah lepas se[erti pasir, kerikil,
batuan pecah, dan lain-lain. Clamshell mengangkat material secara vertical. Ukuran bucket pada
clamshell bervariasi antara ringan sampai berat. Bucket yang ringan umumnya digunakan untuk
memindahkan material, sedangkan bucket berukuran berat digunakan untuk menggali. Pada bucket
berukuran berat umumnya dipasangkan gigi yang membantu alat dalam menggali material.

Perhitungan produktivitas clamshell belum distandarisasikan, oleh sebab itu maka


persamaan untuk clamshell adalah:

Pada umumnya waktu siklus clamshell didapat dari hasil perkiraan berdasarkan
pengalaman.

D. Motor Grader
Motor grader merupakan alat perata yang mempunyai bermacam-macam kegunaan. Untuk
keprluan perataan tanah, digunakan grader, disamping untuk membentuk permukaan yang
dikehendaki. Grader juga dapat digunakan untuk mencampurkan dan menebarkan tanah dan
campuran aspal. Pada umumnya grader digunakan dalam proyek dan perawatan jalan dan dengan
kemampuannya bergerak, juga sering digunakan dalam proyeklapangan terbang.

Dalam pengoperasiannya, motor grader menggunakan blade yang disebutmoldboard yang


dapat digerakkan sesuai kebutuhan bentu permukaan. Sebagaimana diketahui motor grader adalah
tipe peralatan yang dapat dipakai dalam berbagai variasi pekerjaan konstruksi (grading).
Kemampuan ini akibat gerakan-gerakan flexibel yang dipunyainya terhadap blade dan roda-roda
ban. Keserbagunaan ini diperbesar dengan perlengkapan-perlengkapan lainnya, seperti:

Ø Scarifier teeth (ripper dalam bentuk penggaruk kecil) dipasang di bagian depan blade dan
dapat dikendalikan secara tersendiri.

Ø Pavement widener (untuk mengatur penghamparan)

Ø Elevating grader unit (alat pengatur grading)

Produktivitas grader dihitung berdasarkan jarak tempuh alat perjam pada proyek jalan,
sedangkan pada proyek-proyek lainnya, perhitungan produktivitas motor grader adalah luas area
per jam. Waktu (jam) yang dibutuhkan utnuk menyelesaikan pekerjaan jalan dihitung melalui rumus:

N (passes) adalah berapa kali motor grader harus melakukan gerakan bolak-balik pada
suatu tempat sebelum hasil yang diinginkan tercapai. Jumlah N tergantung pada kondisi permukaan,
kemampuan operator alat, dan bentuk permukaan seperti apa yang diinginkan. Lruas (km) adalah
panjang ruas yang ditempuh oleh motor grader untuk melakukan 1 pass dan Vrata-rata (km/jam)
adalah kecepatan rata-rata motor grader sepanjang 1 ruas. Rumus yang digunakan untuk
menghitung produktivitas adalah:

Prod = 1000vWE

(m2/jam)=1000×(km/jam)(m)(efisiensi kerja)

Contoh soal:

Jalan tanah sepanjang 12 km memerlukan perataan dan pembentukan permukaannya kembali.


Diperkirakan motor grader yang digunakan untuk pekerjaan tersebut harus melakukan pass
sebanyak 6 kali. Karena kondisi jalan maka dua pass pertama dikerjakan dengan kecepatan 7
km/jam dan semakin cepat 1 km/jam untuk dua pass kedua dan ketiga. Berapa lama pekerjaan
tersebut dapat diselesaikan jika efesiensi adalah 45 menit/jam?

Penyelesaian:

E. Dump Truck

Dump truck adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan material pada jarak
menegah sampai jarak jauh (500 m atau lebih). Muatannya diisi oleh alat pemuat, sedangkan untuk
membongkar alat ini bekerja sendiri. Ditinjau dari besar muatannya, dump truck dapat di
kelompokkan dalam 2 golongan yaitu:

Ø On high way dump truck muatannya < 20 m3

Ø Off high way dump truck muatanya > 20 m3

1. Pemilihan Truck

Kapasitas truck yang dipilih harus seimbang dengan alat pemuatnya (loader), jika
perbandingan ini kurang proporsioanal, maka kemungkinan loader ini akan banyak menunggu atau
sebaliknya. Beberapa pertimbangan (keuntungan dan kerugian) yang harus diperhatikan dalam
beberapa pemilihan ukuran truck adalah sebagai berikut:

a.Truck Kecil

Keuntungan dalam menggunakan truck berukuran kecil antara lain:

Ø Lebih lincah dalam beroperasi dan lebih mudah mengoperasikannya

Ø Lebih fleksibel dalam pengangkutan jarak dekat

Ø Pertimbangan terhadap jalan kerja lebih sederhana

Ø Penyesuaian terhadap kemampuan loader lebih mudah


Ø Jika salah satu truck dalam satu unit angkutan tidak bekerja, tidak akan bermaslah terhadap total
produksi.

Sedangkan kerugiannya adalah:

Ø Waktu hilang lebih banyak, akibat banyaknya truck yang beroperasi, terutama waktu
pemuatan (loading)

Ø Excavator lebih sukar memuatnya karena kecilnya bak

Ø Biaya pemeliharaan lebih besar karena banyaknya truck, begitu pula tenaga pemeliharaan.

b. Truck Besar

Keuntungan dengan menggunakan truck berukuran besar adlah:

Ø Untuk kapasitas yang sama dengan truck kecil, jumlah unit truck besar lebih sedikit

Ø Sopir dan crew yang digunakan lebih sedikit

Ø Cocok untuk angkutan jarak jauh

Ø Pemuatan dari loader lebiih mudah, sehingga waktu hilang lebih sedikit.

Kerugiannya adalah:

Ø Jalan kerja harus diperhatikan karena kerusakan jalan relatif lebih cepat akibat berat truck yang
besar

Ø Pengoperasiannya lebih sulit karena ukurannya yang besar

Ø Produksi akan sangat berkurang apabila satu truck tidak bekerja (untuk jumlah yang relative
kecil)

Ø Maintenance lebih sulit dilaksanakan.


2. Produktivitas

Produktivitas suatu alat selalu bergantung pada waktu siklus. Waktu siklus truck terdiri dari
waktu pemuatan, waktu pengangkutan, waktu pembongkaran muatan, waktu perjalanan kembali
dan waktu antri. Rumus yang dipakai untuk menghitung produktivitas truck adalah:

Factor-faktor yang mempengaruhi waktu siklus truck adalah sebagai berikut:

a. Waktu muat, tergantung pada:

Ø Ukuran dan jenis alat pemuat

Ø Jenis dan kondisi material yang dimuat

Ø Kapasitas alat angkut

Ø Kemampuan operator alat muat dan alat angkut

b. Waktu berangkat atau pengangkutan tergantung pada:

Ø Jarak tempuh alat angkut

Ø Kondisi jalan yang dilalui

c. Waktu pembongkaan muatan tergantung pada:

Ø Jenis dan kondisi material

Ø Cara pembongkaran material

Ø Jenis alat pengangkutan


Produktivitas Backhoe
Ditulis Oleh Sahala D. SihotangJumat, 12 April 20130 Comment

http://dams-civilengineering.blogspot.com/2013/04/produktivitas-backhoe.html

Backhoe merupakan alat berat yang memiliki fungsi untuk menggali material yang berada dibawah
permukaan dimana alat tersebut berada. Backhoe merupakan alat gali dengan sistem hidrolis
dimana bucket digerakkan secara hidrolis. Untuk menentukan jenis backhoe yang akan digunakan
maka harus lebih dahulu mengetahui produktivitas backhoe agar penyelesaian penggalian sesuai
dengan waktu yang direncanakan.

Dimana:

V : Kapasitas Bucket

CT : Waktu Siklus

S : Faktor Koreksi untuk Kedalaman dan Sudut Putar

BFF : Faktor Koreksi untuk Alat Gali

Lampiran Tabel

Tabel 1. Waktu Siklus Backhoe Beroda Crawler (menit)


(Sumber: Construction Methods and Management, 1998 dalam Susy Fatena Rostiyanti, 2008)

Tabel 2. Faktor Koreksi (S) untuk Kedalaman dan Sudut Putar

(Sumber: Construction Methods and Management, 1998 dalam Susy Fatena Rostiyanti, 2008)

Tabel 3. Faktor Koreksi (S) untuk Kedalaman dan Sudut Putar

(Sumber: Construction Methods and Management, 1998 dalam Susy Fatena Rostiyanti, 2008)
November 6, 2017

Definisi Dan Jenis - Jenis Compactor


http://seputarulasantekniksipil.blogspot.com/2017/11/
definisi-dan-jenis-jenis-compactor.html (

Dalam pelaksanaan konstruksi jalan dan lapangan terbang, atau konstruksi-konstruksi


lain yang memerlukan stabilitas dan kepadatan tertentu diperlukan peralatan untuk
pemadatan. Pemadatan adalah usaha penyusunan kembali letak butir sehingga pada
tanah tersebut dicapai letak butiran yang rapat.

Berbagai riset dan kajian terus dilakukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan
zaman yang kian cepat dan efisien. Salah satu perkembangan teknologi yang berperan
besar dalam menggeser peradaban manusia menuju zaman modern sekarang ini adalah
teknologi alat berat.

Tulisan ini dibuat untuk mengetahui dan memahami perbedaan alat – alat berat, dan
semoga menjadi ilmu tambahan baik itu untuk di lapangan pekerjaan ataupun pada
mata kuliah alat – alat berat dan pemindahan tanah mekanis.

Pengertian Compactor

Compactor adalah Alat berat yang di gunakan untuk memadatkan jalan atau area
konstruksi sehingga memiliki tingkat kepadatan yang di inginkan. Jenis roda compactor
terbuat dari besi seluruhnya atau ditambah berat berupa pasir atau air, bisa terbuat
dari karet (berupa roda ban) dengan bentuk kaki kambing (sheep foot), yang berukuran
kecil bisa menggunakan tangan dengan mengarahkan ke bagian yang akan dipadatkan.

Untuk pemadatan pengaspalan biasanya menggunakan road roller, tire roller atau drum
roller, tetapi untuk pemadatan tanah biasanya digunakan sheep foot roller atau drum
roller.

Fungsi dari alat ini adalah:

1) Memadatkan tanah

2) Memadatkan lapis perkerasan (lentur)

3) Memadatkan Lapis Atas (Surface)

Bagian – bagian Tandem Roller

1) Mesin (Engine).

2) Pompa kemudi (Steering Pump).

3) Pembagi daya (Power driver).

4) Pompa propeller (Propelling pump).

5) Pompa penggetar (Vibrating pump).

6) Katup kemudi (Teering Valve)

7) Silinder kemudi (Steering silinder).

8) Motor penggerak/pemutar (Ropelling motor).

9) Transmisi(Transmission).

10)Rem parkir (Parking brake).

11)Sambungan universal (Universal joint)

12)Roda gigi differensial (Differential gear).

13)Roda gigi planet (Planatory gear).


14)Motor getar (Vibration motor).

15)Penggetar (Vibrator).

Klasifikasi Roller

Terdapat berbagai macam roller yang biasa dipakai pekerjaan konstruksi, masing-
masing mempunyai bentuk yang berbeda sesuai kegunaannya, Klasifikasi roller yang
banyak dikenal antara lain:

1) Berdasar cara bergeraknya, ada yang bergerak sendiri (self propelled) dan ada yang
ditarik traktor (towed).

2) Berdasar bahan roda-roda penggilasnya, ada yang terbuat dari baja (steel wheel) dan
ada yang terbuat dari karet (pneumatic).

3) Dilihat dari bentuk permukaan roda, ada yang bentuk permukaannya halus (plain),
segment, grid, sheepfoot (kaki domba) dan lain-lain.

4) Dilihat dari susunan roda-roda gilas, ada yang beroda tiga (three wheel), tandem roller
(roda dua) dan three axle tandem roller.

5) Alat penggilas khusus, misalnya vibrating roller bekerja menggunakan getaran sebagai
unsur utama dalam usaha pemampatan tanah.

Tipe Dan Jenis Compactor

Jenis jenis compactor mempunyai spesiikasi tersendiri untuk dipakai pemadatan


berbagai jenis tanah, atau dengan memperhatikan berbagai faktor, misalnya Untuk
tanah pastis dan cohesive maka alat pemadat sheep foot roller adalah paling cocok,
pasir atau kerikil berpasir vibrating roller dan pneumatic tired roller sering dipergunakan
untuk tanah jenis ini, sementara untuk pasir bercampur lempung atau tanah liat,
compactor yang sesuai untuk jenis tnah ini adalah segmented rollers.

Baca: Definisi Dump Truck Dan jenis-jenis dump truck

1) Smooth steel roller (penggilas besi dengan permukaan halus) DanThree wheel rollers
(penggilas roda tiga)
Penggilas Roda Tiga (Three wheel roller) merupakan alat penggilas yang tertua dan
sampe sekarng masih digunakan sebagai pekerjaan alat pemampatan tanah. Three
wheel roller ini digunakan untuk memampatkan lapisan yang terdiri dari bahanbahan
yang berbutir kasar, misalnya untuk pembuatan jalan. Alat ini mempunyai berat antara
6-12 ton.

Three wheel roller apabila diinginkan untuk pemampatanyang besar, roda silindernya
dapat diisi dengan zat cair (minyak atau air) atau dapat juga diisi pasir. Usaha
penambahan berat dengan zat cair atau pasir dapat meningkatkan berat alat
15%sampai 35%.

2) Tandem rollers (pemggilas tandem)

Alat ini biasanya digunakan untuk penggilasan akhir. Misalnya untuk penggilasan aspal
beton agar diperoleh hasil akhir permukaan yang rata. Tandem roller dibagi menjadi
dua macam:

a) two axle tandem roller (dengan dua as).

Tandem ini memberikan lintasan yang sama pada masing-masing rodanya. Dan
beratnya antara 8-14 ton.

b) there axle tandem roller (dengan tiga as).

Thre axle tandem roller digunakan untuk pekerjaan - pekerjaan yang berat seperti
mengerjakan landasan pesawat teerbang atau membuat pondasi jalan.

Konstruksi dari threeaxle tandem roller apabila ditambah satu roda depan yang
dipasang pada perpanjangan overhead frame disebut walking beam, yang dapat
bergerak bebas naik turun mengikutiketidakrataan permukaan jalan, sehingga satuan
tekanan per satuan lebar rol dapat dipertahankan besarnya. Walking beam dapat juga
dikunci, sehingga dapat bergerak ke atassaja apabila permukaan jalan tidak rata.
Penguncian walking beam dapat dilakukan penuh, sehingga walking beam tidak dapat
bergerak sama sekali ke atas maupun ke bawah.

3) Pneumatic tired rollers (penggilas roda ban angin)


Roller ini mempunyai roda - roda dari ban karet (pneumatic) dengan permukaan yang
dibuat rata. Susunan rodanya dibuat sedemikian rupa sehingga jalur yang dilewati jatuh
diantara jalur-jalur roda belakang. Dengan demikia gilasan dapat merata pada satu
lintasan roller.

Jumlah roda-roda gilas selalu gasal, Misalnya 9 (4 roda depan, 5 roda belakang), 11
(5 roda depan, 6 roda belakang) Berat roller jenis ini juga dapat ditambah dengan
mengisi air atau pasir dalam bak bak yang disediakan dalam dinding mesin, sehingga
berat satu roller dinyatakan dalam dua angka, misalnya antara 9 samapai 16 ton.

Tekanan roda pada permukaan tanah dapat diatur dengan tekanan udara dalam ban
(inflation pressure), makin keras ban dipompa, makin besar tekanan per satuan luas
permukaan tanah. atau 13 (6 roda depan, 7 roda belakang). Penggilasan dengan ban
ini mempunyai ciri khusus dengan adanya kneading effect, ialah air dan udara dapat
ditekan ke luar (pada tepi-tepi ban) yang segera akan menguap pada keadaan udara
yang kering. Kneading effect ini sangat membantu dalam usaha pemampatan bahan-
bahan yang banyak mengandung lempung atau tanah liat.

Kneading effect ini juga diperbesar pengaruhnya dengan membuat sumbu roda yang
dapat bergoyang mengikuti ketidakrataan permukaan tanah. Roda yang dapat
bergoyang demikian ini disebutwhole wheel, yang sangat berguna dalam
mempertahankan tekanan yang sama dari semuaroda roller, karena tidak ada roda
roda yang menggantung bebas.

Bergoyangnya roda ini menyebabkan roller baik sekali untuk digunakan pada
penggilasan pasir atau bahan bahan dengan butir kasar, karena gerakan ban akan
membantu dalam mengatur kedudukan butir untuk mencapai kemampatan yangn
optimal. Perlu diperhatikan pada penggilasan bahan berbutir kasar yang tajam ban-ban
penggilas akan cepat rusak, sehingga pneumatic tired roller banyak digunakan dalam
pekerjaan pengasapalan jalan. misalnya pada hot mix asphalt concrete, di samping juga
baik untuk penggilasan lapisan-lapisan tanah yang tipis.

4) Sheep foot type rollers (penggilas kaki kambing)


Sheepfoot roller termasuk alat pampat yang melindas dari bawah. Bagian utama roller
berupa drum yang sekelilingnya diberi kaki-kaki, sehingga tekanan roller dapat terpusat
pada kepala kaki kaki yang merupakan bidang bidang kecil dan memberikan tekanan
per satuan luasyang besar.

Sheepfoot roller merupakan alat pampat yang ditarik, dan pada waktu ditarik kaki-kaki
domba akan masuk kedalam lapisan tanah, dan dinding drum yang ada pada
permukaan lapisan akan memberikan kemampatan sementara. Sehingga tebal lapisan
yang efektif untuk pemampatan dengan sheepfoot roller ini antara 20-25 cm, dan
bahan tanah yang cocok untuk sheepfoot roller ini adalah tanah yang banyak
mengandung lempung.

5) Vibration Rollers (Penggilas getar)

Vibration Roller adalah termasuk tandem roller, yang cara pemampatan-nya


menggunakan efek getaran, dan sangat cocok digunakan pada jenis tanah Efisiensi
pemampatan yang dihasilkan sangat baik, karena adanya gaya dinamis terhadap tanah.
Butir butir tanah cenderung akan mengisi bagian bagian yang kosong yang terdapat di
antara butir- butirnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Proses pemampatan dengan vibration roller ialah:

a) Frekuensi getaran,

b) Amplitude dan

c) Gaya sentrifugal.

6) Vibratory plate compactor (alat pemadat getaran)

Portable roller adalah roller jenis kecil dengan berat hanya 4 sampai 6 ton saja, salah
satu jenisnya ada dilengkapi dengan roda karet yang dapat dinaik-turunkan. Waktu
bekerja roda karet digantung, sehingga yang menyentuh permukaan tanah adalah roda-
roda bajanya. Apabila ingin dipindahkan (dibawa), roda karet diturunkan kemudian roller
ditarik dengantraktor atau truk, jenis lain dari tipe adalah hanya dengan
dioperasionalkan dengan tangan saja.
Trench roller adalah penggilas khusus parit atau lubang galian, sehingga konstruksinya
dibuat khusus sedemikian rupa agar sesuai untuk pekerjaan tersebut. Roda yang
sebelah dibuat dari baja halus dengan diameter roda lebih besar, yang digunakan
sebagai pemampat, sedang rodayang sebelahnya lagi dan juga roda kemudi (guide roll)
dibuat dari ban karet dengan diameter roda lebih kecil. Kemampuan roller ini untuk
memampatkan parit sedalam antara 16 sampai 23 inci.

7) Mesh grid rollers (penggilas dengan roda anyaman)

Meshgrid Roller adalah Mesin gilas yang rodanya berbentuk anyamanyaman. Baik untuk
usaha pemampatan tanah dengan butiran yang banyak mengandung butiran kasar lebih
baik digunakan meshgrid roller.

Pengaruh plain wheel roller terhadap kemampuatan yang dihasilkan adalah


pemampatan dariatas ke bawah, yang artinya bagian atas akan mencapai kemampatan
terlebih dahulu pada bagian bawah. Hal ini karena penampang melintang pengaruh
tekanan roda gilas ke dalamlapisan tanah bebentuk trapezium, sehingga tekanan per
satuan luas di bagian atas lebih besar dari pada bagian bawah. Jika tebal lapisan yang
harus dimampatkan besar, maka tekanan per satuan luas ini untuk bagian bawah
sudah tidak cukup besar untuk mencapai kemampatan yang diharapkan.

Untuk usaha pemampatan tanah dengan butiran yang banyak mengandung butiran
kasar lebih baik digunakan meshgrid roller. Alat ini memperbesar tekana per satuan
luas permukaan, juga bidang bidang rodanya dapat masuk ke dalam lapisan tanah,
sehingga terjadi pemampatan dari bawah.

8) Segment rollers (penggilas dengan roda tersendiri dari lempengan

Untuk tanah yang mengandung lempung (Tanah Liat), terutama tanah yang basah,
Meshgrid Roller kurang memberi hasil yang baik, karena Tanah akan tertinggal diantara
batang-batang besi anyaman roda. Untuk menghindari hal tersebut dapat digunakan
segment roller yang rodanya tersusun dari lempempengan-lempengan baja kecil-kecil.
yang akan memberikan tekanan persatuan luas cukup besar dan dapat masuk kedalam
tanah sehingga terjadi pemampatanlangsung dari bawah.

Cara Kerja Compactor


Pada kebanyakan roller, susunan roda adalah dengan guide roll berada di depan dan
drive roll di belakang, sehingga operator menghadap ke guide roll di depan, tetapi
mudahnya kita anggap bahwa roller bergerak maju bila berjalan ke arah guide roll.

Untuk menjaga kemiringan pada potongan melintang badan jalan, maka pekerjaan
dimulai dengan jalur jalur tepi yang terendah. Hal ini karena bahan yang digilas
mempunyai kecenderungan untuk menggeser (melorot) ke tepi bawah. Dengan
memampatkan lebih dulu bagian bawah, penggeseran tanah akan tertahan oleh jalur
jalur yang sudah dipampatkan. Untuk berpindah jalur, sangat dianjurkan pada waktu
roller berjalan maju, hal ini untuk menghindari agar guide roll tidak tertarik menggeser
kea rah jalannya drive roll dan merusak permukaan lapisan lapisan yang seluruh lebar
jalan dapat dijalani dalam 8 lintasan (pass), pass ke 9 roller kembali menuju ke alur
yang pertama.

Pengulangan ini dilakukan terus menerussampai jumlah pass yang diperlukan untuk
mecapai pemampatan yang dikehendaki pada tiap jalur sudah terpenuhi. Overlap pada
arah memanjang (A) juga perlu diberikan, karena dalamarah belok, roller ini jumlah
pass yang diberikan lebih sedikit dan pada yang di bagian lurus.

pada penggilasan pada tikungan jalan, pass pertama dimulai dan bagian bawah (bagian
lintasan yang dalam) menuju ke bagian atas (bagian lintasan luar).Untuk lintasan
lintasan berikutnya diulang mulai dari lintasan pertama lagi.

Produksi Compactor

Produksi compactor biasanya dinyatakan dalam luasan (m 2) yang dapat dipampatkan


oleh penggilas sampai kepampatan yang dikehendaki per satuan waktu. Dibawah
merupakan keterangan dari persamaan produktivitas compactor

F = luas permukaan lapisan yang dipadatkan (m2)

L = lebar efektif pada gilas (m)

V = kecepatan compactor (m/jam)

JM = kondisi manajemen dan medan kerja


N = jumlah lintasan (pass) yang diperlukan untuk mencapai kemampatan yang
dikehendaki.

Yang dimaksud satu pass adalah satu lintasan dengan roda gilas melewati satu jalur
tertentu. Agar dicapai hasil penggilasan dengan permukaan yang rata, maka tiap pass
dengan passyang berikutnya harus saling menindih (overlap) antara 15-30cm.

Q = Q’ . E (m2 / jam)

Q’ = 60.v (w – 0)/ N (m2/jam)

Keterangan:

V = Kecepatan (km/jam)

W = lebar roda (drum) roller (meter)

O = Overlap (meter)

N = Jumlah Lintasan

E = job Efisiensi

Q untuk setiap lapis

Q1 = Q x T (m3/jam)

T = Tebal lapis tanah yang dipadatkan (meter)

Jika kecepatan nyata tidak dapat diukur, kecepatan rata – rata dapat mengacu pada
pedoman berikut ini:

1) Sheep foot roller dengan penggerak sendiri 5 mile per jam (mph) atau 7.5 km/jam.

2) Pneumatic tired roller dengan penggerak sendiri 7 mile per jam (mph).

3) Sheep foot roller ditarik oleh wheel tractor 5 – 10 mph atau kurang lebih dari 7.5 – 15
km/jam.

4) Sheep foot roller ditarik oleh crawler tractor 3 -4 mph atau 4.5 - 6 km/jam.
5) Pneumatic roller ditarik 3 – 5 mph atau 4.5 – 7.5 km/jam.

Contoh Analisa Produksi Tandem Roller

Sebuah compactor three wheel roller dengan berat 8 ton digunakan untuk
memampatkansuatu lapisan macadam setebal 10cm (sesudah jadi). Jumlah pass yang
diperlukan 10 kali, lebar efektif compactor 60cm, kecepatan operasi 2km/jam. Kondisi
manajemen baik dankondisi medan baik. Berapakah produksi compactor per jamnya?

Hitungan:

F = L x V x JM/N

0,6 x 2000 x 0,75/10

90 m2/lapis/jam

Ketebalan per lapis 10 cm, Maka Produksi compactor = 0,1 x 90 = 9 m 3 jam (CM).

Contoh 2:

Tentukan produksi pneumatic tired roller yang memiliki berat 10 ton, penggerak sendiri,
lebar efektif 1800 mm. Kepadatan yang diinginkan ialah 10 cm dengan 4 lintasan.

Kecepatan yang digunakan 7 mph (kurang lebih 11 km/jam).

Jadi :

W = 1800 mm

L = 10 cm = 100 mm.

S = 11 km/jam

P = 4

Perkiraan produksi:

W x L x S/P Cm3/jam

1,8 x 11 x 100/4
485 m3 (compacted) per jam.

Faktor koreksi belum diperhitungkan dalam perkiraan tersebut.

Lebar jalan = 10 meter

Lebar roda = 2 meter

Berapa jumlah Lajur yang harus dilalui?

Jawab:

Lajur

10 meter/2 – 0.3

5,88 (6 lajur karena harus ada overlap)

Lebar total (pemadatan) tanpa overlap = 2 x 6 = 12 meter

Overlap Baru:

12 – 10/6

0,33 meter

Jika overlap kurang dari 0.3 meter maka harus ditambah lajurnya atau diganti alatnya
dengan yang mempunyai lebar rodanya lebih lebar daripada lebar roda alat awal.

Selesai sudah semua yang saya tuliskan dari mulai latar belakang, pengertian dari
compactor, jenis – jenis compactor dampai dengan produktivitas compactor yang
dilengkapi dengan soal dan jawaban. Semoga tulisan ini dapat membantu saudara yang
membutuhkan, sekian dan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai