Anda di halaman 1dari 17

BAB I

Pengenalan Alat Berat

A. Pengertian Alat Berat

Alat berat  adalah mesin berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan fungsi konstruksi
seperti pengerjaan tanah (earthworking) dan memindahkan bahan bangunan. Alat berat umumnya
terdiri atas lima komponen, yaitu implemen, alat traksi, struktur, sumber tenaga dan transmisinya
(power train), serta sistem kendali. Pemanfaatan alat berat telah dilakukan sejak zaman
Romawi. Vitruvius dalam bukunya De architectura tercatat menggunakan derek sederhana.

Definisi alat berat tidak hanya pada pekerjaan konstruksi. Dalam pertanian, truk pengangkut, traktor dan
sebagainya juga disebut sebagat alat berat.

Dalam bidang teknik sipil alat-alat berat digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan
pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan atau pengilahan tanah. Saat ini alat berat merupakan
faktor penting di dalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi dengan skala yang besar

B. Operasional Alat Berat

Pada nama alat berat, telah tersusun oleh beberapa komponen. Mulai dari implemen, struktur, sumber
tenaga, alat traksi dan sistem kendali serta transmisinya. Dengan komponen yang ada tentunya dapat
menunjang kinerja dan performa dari alat berat itu sendiri. 

Untuk klasifikasi pada operasional alat berat terbagi menjadi dua alat, yakni :

1. Alat Statis
Bagi jenis alat berat dengan operasional secara statis ini biasanya digunakan pada beberapa alat.
Mulai dari crusher plant, batching plant hingga tower crane. Pada tower crane sendiri banyak
yang menggunakan model operasional seperti ini.
Mulai dari cranekolom putar, crane gelegar, crane kabel, crane portal, crane putar, mobil crane
dan crane menara. Yang mana berguna untuk memindahkan sebuah tanah atau bahan material
lainnya dalam jumlah yang banyak dan berat. Sering digunakan pada proyek-proyek
pembangunan sipil.
2. Alat Penggerak
Untuk alat berat yang menggunakan sebuah penggerak ini, merupakan bagian dari sebuah
mesin yang berguna untuk melanjutkan hasil tenaga dari mesin agar alatnya dapat
dikerjakan. Umumnya alat dengan penggerak ini berbentuk roda kelabang atau crawler.
Biasanya alat yang termasuk dalam kategori atau karakteristik ini adalah crawler crane. 
C. Klasifikasi Fungsi Alat Berat 

Umumnya, setiap alat berat memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing. Yang mana harus
disesuaikan dengan kondisi di lapangan dan disesuaikan dengan kebutuhan proyek konstruksi. Berikut
penjelasan mengenai jenis alat berat berdasarkan fungsi dan kegunaannya.

Mulai dari alat pengolahan tanah, penggali, pengangkut material, pemadatan, pemindahan material,
pemrosesan bahkan hingga penempatan akhir material. Untuk alat pengolahan tanah, biasanya
menggunakan dozer ataupun motor grader untuk pembukaan lahan dan bila melakukan pengangkatan
lapisan tanah menggunakan scraper. 

Selanjutnya, alat penggali atau yang biasa dikenal dengan sebutan excavator. Difungsikan untuk
menggali tanah dan bebatuan. Tak hanya itu, front shovel, dragline, clamshell dan backhoe juga
tergolong dalam kategori ini. 

Alat pengangkut material, tentunya dipergunakan untuk mengangkut material lepas. Biasanya dalam
jangka waktu dan jarak tempuh yang lumayan lama dan jauh. Untuk memuat material ke dalam
biasanya membutuhkan bantuan doozer atau loader. Berbeda bila dipakai untuk memindahkan barang
maka perlu bantuan dari crane. 

Untuk alat pemindahan material, tentunya dipakai untuk memindahkan suatu material ke tempat
lainnya. Biasanya menggunakan dozer dan loader. Berbeda dengan alat pemadat, yang mana digunakan
untuk pembuatan jalan. Alat-alat yang tergolong jenis ini adalah tamping roller, compactor dan
pneumatic tired roller. 

Kemudian ada alat pemroses material yang mana biasanya digunakan untuk mengubah suatu material
menjadi bentuk yang diinginkan guna berlangsungnya suatu proyek. Yang termasuk kedalam alat
kategori ini adalah crusher dan concrete mixer truck. 

Dan untuk yang terakhir yakni alat penempatan akhir material. Berguna untuk menempatkan material
ke tempat yang telah ditentukan. Alat yang termasuk kedalam jenis ini adalah motor grader, asphalt
paver, concrete spreader dan alat pemadat lainnya. 
D. Jenis – Jenis Alat Berat

Dalam kegiatan konstruksi tidak akan terlepas dari alat-alat konstruksi untuk mendukung
keberlangsungan suatu proyek. Dalam suatu proyek digunakan berbagai macam alat berat sesuai
fungsinya masing-masing.

Alat berat dikategorikan dalam beberapa klasifikasi diantaranya klasifikasi fungsional dan klasifikasi
operasional. Namun, pada kesempatan kali ini akan diurakain alat berat berdasarkan klasifikasi
fungsional.

Klasifikasi fungsional alat adalah pembagian alat-alat berdasarkan fungsi-fungsi utama dari alat berat.
berikut adalah jenis alat berat tersebut:

1. Excavator

Jenis alat berat ini berguna untuk menggali tanah dan dapat dipakai sebagai alat pemindah. Selain itu,
mesin satu ini dapat juga digunakan untuk mengangkut material-material yang ada di proyek.
Sayangnya, tak dapat digunakan untuk jarak yang jauh.

2. Bulldozer

Mesin satu ini biasa digunakan sebagai alat pendorong tanah hasil penggalian dan dapat digunakan
untuk membuat sebuah tumpukan material.Terdapat 2 jenis alat ini yakni bulldozer yang menggunakan
roda karet dan bulldozer yang menggunakan roda kelabang. Dapat dipakai untuk menahan beban yang
sangat berat, meskipun ia tak dapat digunakan untuk jarak tempuh yang jauh. 
3. Truck Loader

Memiliki fungsi yang hampir sama dengan dozer. Yang mana berfungsi untuk memindahkan material
satu alat ke alat lainnya. Mesin ini hanya dapat digunakan dalam jarak tempuh sangat pendek. 

4. Hoist Crane

Selanjutnya alat berat ini sering digunakan dan dimanfaatkan pada suatu proyek pembangunan atau
konstruksi. Berguna untuk memindahkan suatu material dalam jumlah yang banyak dan berat. Dapat
menjangkau berbagai tempat proyek konstruksi.

5. Motor Grader

Berfungsi untuk meratakan sebuah tanah dan dapat juga digunakan untuk penggusuran tanah. Jenis alat
berat ini tentunya dapat berfungsi untuk melakukan pencampuran tanah.
6. Concrete Batching Plant

Umumnya alat ini digunakan untuk mencampur berbagai bahan dan memproduksi suatu material, yakni
beton dalam jumlah yang banyak. Mesin ini sering digunakan karena dapat menghasilkan beton dengan
kualitas yang baik, stabil dan sesuai standar. 

7. Pneumatic Tire Roller

Jenis alat berat ini biasanya dipakai saat melakukan suatu penggilasan dan dapat juga menghasilkan
suatu lapisan hot mix. Mesin ini umumnya banyak dipakai karena mudah untuk berpindah-pindah. 
8. Asphalt Finisher

Asphalt Finisher berguna untuk mencampurkan campuran aspal yang telah dihasilkan oleh alat produksi
aspal. Sayangnya, alat berat ini memiliki kekurangan yakni perputaran roda yang laban. 

Itulah pembahasan lebih lanjut seputar alat berat, mulai dari pengertiannya hingga jenis-jenis sesuai
dengan kebutuhan di lapangan. Jenis alat berat yang tentunya dapat membantu memudahkan dan
meringankan pekerjaan manusia. Dalam penggunaannya, alat ini harus dipakai sesuai dengan kebutuhan
dan keadaan yang ada di lapangan proyek. Apabila dipergunakan tidak sesuai dengan aturan tentunya
akan berakibat fatal dan dapat menyebabkan kerugian yang tak terduga.

9. Scrapper 

Scrapper berfungsi untuk mengikis atau mengangkat bagian  atas lapisan tanah. Dalam  mengolah lahan,
alat ini digunakan apabila ada bagian permukaan tanah atau lapisan tanah  yang perlu dikikis
10. Power shovel

Power shovel baik digunakan untuk pekerjaan menggali tanah tanpa bantuan alat lain, dan sekaligus
memuatkan kedalam truck atau alat angkut lainnya.

11. Backhoe

Backhoe sejenis excavator yang berfungsi sebagai pengeduk. Alat ini biasa digunakan sebagai alat
pemindah tanah.
12. Dragline

Dragline merupakan jenis excavator yang menggunakan sistem pengeduk tarik, jadi dalam dragline
terdapat tali baja penarik bucketnya.

13. Dump truck

Dump truck berbentuk seperti truck pada umumnya. Fungsi dari dump truck yaitu untuk memindahkan
material dari suatu tempat ke tempat lainnya.
14. Crane

Crane berbentuk seperti menara tinggi yang memiliki lengan yang berfungsi untuk menggantungkan
material.  Crane berfungsi untuk mengangkut material berjarak dekat dengan arah vertikal dan
horizontal 
E. DASAR-DASAR PEMINDAHAN TANAH MEKANIS

1. SIFAT-SIFAT DAN JENIS TANAH

Material yang ada di alam umumnya tidak homogeny, tetapi merupakan material campuran. Material
juga bervariasi dari jenis material yang berpori sampai yang padat. Dengan keadaan yang bervariasi
seperti ini maka pada saat melakukan pemilihan alat berat yang akan dipakai di dalam proyek konstruksi
otomatis jenis material di lapangan dan material yang akan dipakai merupakan hal yang perlu
diperhatikan.

Material di suatu tempat atau ditempat asalnya disebut dengan material asli atau bank material. Bila
suatu  bagian dari material akan dipindahkan maka volume material yang dipindahkan tersebut berubah
menjadi lebih besar daripada volume material di tempat asalnya. Material yang telah dipindahkan
tersebut disebut material lepas atau loose material. Demikian pula jika material yang telah dipindahkan
tersebut kemudian dipadatkan maka volume material akan menyusut. Material yang telah dipadatkan
disebut sebagai material padat atau compacted material. Hampir seluruh material yang telah dipadatkan
mempunyai volume yang lebih kecil daripada volume tanah asli. Hal ini disebabkan karena pemadatan
dapat menghilangkan atau memperkecil ruang atau pori di antara butiran material. Akan tetapi batuan
pecah mempunyai bank volume  yang hampir sama dengan compacted volume.  Pasir dan lempung
padat tertentu bahkan mempunyai compacted volume lebih besar daripada bank volume.

Volume tanah asli biasanya diberi satuan bank cubic meters (bcm) atau bank cubic yards (bcy). Material
yang dipindahkan (loose material) diberi satual loose cubic meters (lcm) atau loose cubic yards (lcy).
Sedangkan material yang telah dipadatkan volumenya diberi satuan compacted cubic meters (ccm)
atau compacted cubic yards (ccy)
Hubungan kondisi tanah asli dengan kondisi tanah lepas ditentukan oleh factor pemuatan atau load
factor (LF) dan persentase pengembangan atau swell percentage (Sw). LF sangat bermanfaat dalam
perhitungan volume material yang akan diangkut dari suatu tempat misalnya quarry. Rumus yang
dipakai adalah:

 Sementara itu, hubungan antara kondisi tanah asli dengan tanah dipadatkan ditentukan oleh factor
penyusutan atau shrinkage factor (SF) dan persentase penyusutan atau shrinkage percentage (Sh),
rumus yang menghubungkan kedua kondisi ini adalah:

 
Nilai Sw dan LF untuk beberapa jenis tanah

Persentase Mengembang
Jenis Tanah Faktor Pemuatan (LF)
(%)

Lempung kering 35 0,74

Lempung basah 35 0,74

Tanah kering 25 0,80

Tanah basah 25 0,80

Tanah dan kerikil 20 0,83

Kerikil kering 12 0,89

Kerikil basah 14 0,88

Batu kapur 60 0,63

Batu hasil peledakan 60 0,63

Pasir kering 15 0,87

Pasir basah 15 0,87

Batuan sedimen 40 0,71

(Sumber: Construction Planning, Equipment and Methods, 1996)

2.  WAKTU SIKLUS

Siklus kerja dalam pemindahan material merupakan suatu kegiatan yang dilakukan berulang. Pekerjaan
utama di dalam kegiatan tersebut adalah menggali, memuat, memindahkan, membongkar muatan, dan
kembali ke kegiatan awal. Semua kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh satu alat atau oleh beberapa
alat.

Waktu yang diperlukan di dalam siklus kegiatan di atas disebut waktu siklus atau cycle time (CT). waktu
siklus terdiri dari beberapa unsur. Pertama adalah waktu muat atau loading time   (LT). waktu muat
merupakan waktu yang dibutuhkan oleh suatu alat untuk memuat material ke dalam alat pengangkut
sesuai dengan kapasitas alat angkut tersebut. Nilai LT dapat ditentukan walaupuun tergantung dari jenis
tanah, ukuran unit pengangkut (blade, bowl, bucket, dst), metode dalam pemuatan, dan efisiensi alat.

Unsure kedua adalah waktu angkut atau hauling time (HT). waktu angkut merupakan waktu yang
diperlukan oleh suatu alat untuk bergerak dari tempat pemuatan ke tempat pembongkaran. Waktu
angkut tergantung dari jarak angkut, kondisi jalan, tenaga alat, dan lain-lain. Pada saat alat kembali ke
tempat pemuatan maka waktu yang diperlukan untuk kembali disebut waktu kembali atau return
time (RT). Waktu kembali lebih singkat daripada waktu berangkat karena kendaraan dalam keadaan
kosong.

Unsure ketiga adalah waktu pembongkaran atau dumping time  (DT) juga merupakan unsure penting
dari siklus waktu. Waktu ini tergantung dari jenis tanah, jenis alat, dan metode yang dipakai. Waktu
pembongkaran merupakan bagian yang terkecil dari waktu siklus.

Unsure yang terakhir adalah waktu tunggu atau spotting time (ST). pada saat alat kembali ke tempat
pemuatan adakalanya alat tersebut perlu antri dan menunggu sampai alat diisi kembali. Saat mengantri
dan menunggu ini yang diisebut waktu tunggu. Dengan demikian:

CT = LT + HT + DT + RT + ST

3. EFISIENSI ALAT

Dalam pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan alat berat terdapat factor yang mempengaruhi
produktivitas alat yaitu efisiensi alat. Bagaimana efektivitas alat tersebut bekerja tergantung dari
beberapa hal yaitu:

1)      Kemampuan operator pemakai alat

2)      Pemilihan dan pemeliharaan alat

3)      Perencanaan dan pengaturan letak alat

4)      Topografi dan volume pekerjaan

5)      Kondisi cuaca

6)      Metode pelaksanaan alat

Cara yang paling umum dipakai untuk menentukan efisiensi alat adalah dengan mengitung berapa menit
alat tersebut bekerja secara efektif dalam satu jam. Contohnya jika dalam satu jam waktu efektif alat
bekerja adalah 45 menit, dapat dikatakan efisiensi alat adalah 45/60 atau 0,75.

4. PRODUKTIVITAS DAN DURASI PEKERJAAN


Dalam menentukan durasi  suatu pekerjaan maka hal-hal yang perlu diketahui adalah volume pekerjaan
dan produktivitas alat tersebut. Produktivitas alat tergantung pada kapasitas dan waktu siklus alat.
Untuk mencari produktivitas alat, digunakan rumus berikut:

Produktivitas = kapasitas / CT

Umumnya waktu siklus alat ditetapkan dalam menit sedangkan produktivitas alat dihitung dalam
produksi/ jam. Jika factor efisiensi alat dimasukkan maka rumus di atas menjadi:

Produktivitas = (kapasitas x 60 x efisiensi) / CT

Pada umumnya dalam suatu pekerjaan terdapat lebih dari satu jenis alat yang dipakai. Sebagai contoh
pekerjaan penggalian dan pemindahan tanah. Umumnya alat yang dipakai adalah excavator untuk
menggali, loader untuk memindahkan hasil galian ke dalam bak truck, dan truck dedigunakan untuk
pemindahahan tanah. Karena ketiga jenis contoh alat tersebut mempunyai produktivitas yang berbeda-
beda, maka perlu diperhitungkan jumlah masing-masing alat. Jumlah alat perlu diperhitungkan untuk
mempersingkat durasi pekerjaan. Salah satu cara menghitung jumlah alat adalah sebagai berikut:

1)      Tentukan alat mana yang mempunyai produktivitas terrbesar

2)      Asumsikan alat dengan produktivitas terbesar berjumlah satu

3)      Hitung jumlah alat jenis lainnya dengan selalu berpatokan pada alat dengan produktivitas paling
besar.

4)      Untuk menghitung jumlah alat-alat lainnya maka gunakan rumus berilkut:

Jumlah alat1 = produktivitas terbesar/ produktivitas alat1

Setelah jumlah masing-masing alat diketahui maka selanjutnya perlu dihitung durasi pekerjaan alat-alat
tersebut. Salah satu caranya dengan menentukan berapa produktivitas total alat setelah dikalikan
jumlahnya. Kemudian dengan menggunakan produktivitas total terkecil maka lama pekerjaan dapat
dicari dengan rumus berikut:

Durasi =volume pekerjaan/ produktivitas alat terkecil

5. ALAT PENGGERAK

Alat penggerak pada alat berat dapat berupa crawler dan juga ban karet. Untuk beberapa jenis alat
berat seperti truck, scraper atau motor grader, alat penggeraknya adalah ban karet. Untuk alat-alat
seprti backhoe, alat penggeraknya biasa salah satu dari kedua jenis di atas. Umumnya penggunaan ban
kret dijadikan pilihan karena alat berat dengan ban karet mempuyai mobilitas lebih tinggi daripada alat
berat dengan crawler. Alat penggerak ban juga menjadi plihan untuk kondisi permukaan yang baik.
Sedangkan pada permukaan tanah yang lembek, berpori, atau basah, umumnya digunakan alat berat
beroda crawler. Pada table berikut terdapat factor-faktor yang menjadi dasar pemilihan alat dengan
menggunakan roda ban dan roda crawler.

Roda Ban Karet Roda Crawler

Digunakan pada permukaan yang baik Digunakan pada bermacam-macam jenis


(misalnya beton) permukaan

Bekerja baik pada permukaan yang menurun Dapat bekerja pada berbagai permukaan
dan datar

Cuaca yang basah dapat menyebabkan slip Dapat bekerja pada tanah yang basah dan
berlumpur

Bekerja baik pada jarak tempuh yang Mempunyai jarak tempuh yang pendek
panjang

Dipakai untuk mengatasi tanah lepas Dapat dipakai untuk mengatasi tanah keras

Kecepatan alat dalam kedaan kosong tinggi Kecepatan alat dalam keadaan kosong
rendah.

F. Jenis-Jenis Crane dan Fungsinya
Selain tower crane yang bersifat statis, ada jenis-jenis crane lain dengan penggerak yang digunakan
untuk kebutuhan konstruksi. Cara kerja semua crane pada umumnya nyaris sama, yang berbeda hanya
pada penggeraknya. Jenis crane dengan penggerak umumnya diberikan kelebihan berupa mobilisasi dari
satu tempat ke tempat lain. roda ban maupun crawler yang dipasang pun menentukan jarak
perpindahan. Setidaknya ada tiga jenis  crane  penggerak yang sering dipakai, di antaranya:
 

1. Crawler Mounted Crane

Disebut juga sebagai crane dengan roda crawler, jenis alat berat ini memiliki bagian atas yang mampu
bergerak 360 derajat berkat fitur turntable. Roda crawler pada crane ini pun memungkinkannya pindah
dengan mudah di area atau lokasi proyek meski pergerakannya relatif terbatas. Untuk
memindahkan crawler mounted crane, maka lowbed trailer akan digunakan sebagai pengangkut.
Langkah tersebut akan dilaksanakan dengan pembongkaran boom menjadi beberapa bagian untuk
memudahkanprosesnya.

Di lapangan, roda pada jenis crane ini terbilang stabil saat bergerak di permukaan tanah apa pun karena
ukurannya yang besar. Akan tetapi, tetap harus berhati-hati saat bertemu medan dengan material jelek
atau riskan. Sementara saat mengangkat material, posisi alat harus berada pada water level agar tetap
stabil. Lantas, memastikan ukuran roda di tempat sewa crane Jakarta untuk jenis ini harus diperhatikan,
sebab akan sangat mempengaruhi keseimbangannya. Crawler panjang lebih direkomendasikan.
 

2. Truck Mounted Crane

Selanjutnya, ada truck cane yang dapat dipindahkan dari satu tempat proyek ke proyek lainnya tanpa
membutuhkan bantuan alat angkut. Hal tersebut dikarenakan mobilitasnya yang sangat tinggi dengan
kecepatan maksimal hingga 55 kilometer per jam. Namun, beberapa bagian crane tersebut tetap perlu
dibongkar untuk memudahkan proses pemindahan. Selain itu, pihak yang membawanya harus sudah
mengetahui rute yang akan dilewati untuk menghindari berbagai hambatan seperti overpass atau kabel
listrik rendah, jembatan kecil, dan rintangan lainnya.

Seperti crane dengan roda crawler, truck mounted crane juga memiliki bagian atas yang bisa berputar
360 derajat. Sementara sebagai penjaga keseimbangan, truck crane dibekali dengan kaki atau outrigger
yang dalam pengoperasiannya perlu dipasang terlebih dahulu. Roda pun perlu diangkat dari tanah agar
pengoperasian dengan boom panjang tidak mengancam keselamatan. Semakin keluar posisi kaki atau
outrigger, maka semakin stabil pula crane yang dijalankan.

3. Wheel Mounted Crane


Jenis crane penggerak ini menggunakan roda ban untuk penunjang mobilitas dengan lengan boom
hidrolis. Dikenal juga sebagai hydraulic crane/telescopic crane, tipe alat berat ini memiliki struktur yang
dilengkapi dengan telescopic boom serta silinder hidrolis tunggal yang berfungsi sebagai pengangkat dan
kait. Boom yang terdapat pada wheel mounted crane pun dapat diperpanjang maupun diperpendek
sesuai kebutuhan tanpa harus membongkarnya terlebih dulu. Kelebihan ini pula yang membuat jenis
crane ini fleksibel di jalanan.

Anda mungkin juga menyukai