PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Alat-alat berat yang dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil adalah alat yang
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang biasanya tidak digunakan
sebagai alat transportasi tetapi digunakan untuk memindahkan material dari satu alat
kealat yang lain. Loader adalah salah satu alat pemindahan material
Loader adalah alat yang umum dipakai dalam proyek konstruksi untuk
pekerjaan pemuatan material hasil penggalian ke dalam truk atau membuat timbunan
material. Jarak tempuh loader biasanya tidak terlalu jauh. Pada bagian depan loader
terdapat bucket sehingga alat ini umumnya disebut ront- end loader.
2.2.
Loader
Loader Alat penggerak dapat diklasifikasikan sebagai roda crawler atau ban.
untuk memindahkan suatu material dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya.
Bucket yang dipasangkan pada loader dapat berupa general purpose bucket, rock
bucket, side dump bucket, dan multi purpose bucket. Ukuran bucket berkisar antara 0,15
m3 sampai 15 m3. Ukuran yang paling sering digunakan adalah 6 m3.
Jenis-Jenis Loader
Dalam pemilihan loader sebagai alat pengangkut, hal yang perlu diperhitungkan
adalah beban harus diperhitungkan jangan sampai berat muatan melebihi berat dari
loader itu sendiri, sebab ada kemungkinan loader dapat terjungkal ke depan, lebih-lebih
jika menggunakan wheel loader. Fungsi utama alat berat loader pada pekerjaan
konstruksi adalah sebagai alat pemuat, terutama untuk memuat material ke dalam dump
truck. Alat ini juga sering digunakan di stock pile untuk memindahkan material hasil
pemecahan dari stone crusher. Loader menggunakan prime mover tractor, dan dikenal
ada dua macam loader, yaitu :
Loader dengan penggerak crawler tractor (traxcavator)
Loader dengan penggerak wheel tractor (wheel loader)
a.
Crawler Loader
Loader jenis ini menggunakan ban dari besi (track) yang cocok digunakan pada
daerah dengan kondisi medan berat dengan permukaan tanah yang tidak rata. Loader
jenis ini dapat beroperasi dengan baik di medan berat karena kontruksi penggeraknya di
desain untuk jalan yang tidak rata dan berbatu. Di bawah ini merupakan gambar 2.2 dari
crawler loader.
Wheel Loader
Wheel loader menggunakan ban karet sehingga memiliki mobilitas yang lebih
tinggi dibandingkan dengan crawler loader. Loader jenis ini menggunakan penggerak
karet, sehingga dapat bermanuver dengan mudah, tanpa mengurangi kekuatan yang
dihasilkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Loader jenis ini lebih banyak digunakan
pada kondisi tanah yang relatif rata dan keras, kering, tidak licin karena traksi daerah
basah akan rendah, tetapi tidak mampu mengambil tanah sendiri tanpa dibantu
dozing/stock pilling terlebih dahulu dengan bulldozer.
Wheel loader adalah alat yang digunakan untuk mengangkat material yang akan
dimuat kedalam dump truck atau memindahkan material ke tempat lain. Saat loader
menggali, bucket didorongkan pada material, jika bucket telah penuh maka traktor
mundur dan bucket diangkat ke atas untuk selanjutnya dipindahkan.
Pada dasarnya wheel loader memiliki kegunaan-kegunaan sebagai berikut :
Lift Arm
Lift Arm terpasang di depan loader. Inilah yang berguna untuk mengangkat
ditambahkan jika sedang dibutuhkan. Misalnya, beberapa wheel loader datang dengan
fungsi bucket yang berbeda, satu bucket untuk membawa batu, dan yang satu lagi untuk
membawa batubara.
4.
Backward Bucket
Backward bucket terpasang di bagian belakang wheel loader, dan digunakan
Fungsi utama bucket pada sebuah wheel loader sama dengan yang terdapat pada alatalat yang lain, seperti dozer shovel maupun excavator, yaitu untuk menggali (digging)
dan memuat (loading) material tanah, batu, kayu, dan lain-lain. Berikut ini ditunjukkan
berbagai macam tipe dari bucket yang digunakan pada wheel loader :
1. General Purpose bucket (Stockpile)
General purpose bucket digunakan untuk memuat material-material timbunan
(stockpile product), seperti crushed rock atau bahan-bahan konstruksi lainnya.
General purpose bucket (excavating) Bucket ini digunakan untuk menggali dan
memuat batu-batu bekas ledakan (balsted rock) atau untuk menggali tanah biasa.
Bucket ini memiliki sebuah flat blade, straight cutting edge, dan dilengkapi dengan
konstruksi yang kokoh dan anti aus.
2. Light Material Bucket
Light material bucket digunakan untuk memuat material-material ringan (specific
grafity: dibawah 1.2 t/m3), seperti salju, pupuk atau makan ternak. Bucket ini
serupa dengan general purpose bucket dengan konstruksi yang lebih lebar, sehingga
dapat memuat lebih banyak material. Bucket ini juga dapat digunakan untuk
memuat batu bara ringan (specific gravity : dibawah 0.89 t/m3).
3. Spade-Nose Rock Bucket (V-edge type)
Spade-nose rock bucket ini digunakan untuk memuat batu-batu bekas ledakan,
bucket ini dirancang dengan cukup kokoh dan tahan terhadap keausan.
4. Heavy Duty Bucket
Heavy duty bucket sangat berguna untuk menggali dan memuat batu-batu bekas
ledakan. Konstruksinya sangat kokoh dan memiliki gigi-gigi besar kelas satu.
5. Chip Bucket
Chip bucket merupakan salah satu bucket yang besar dan digunakan untuk memuat
material-material ringan dengan specific gravity di bawah 0.55 t/m3, seperti
serpihan-serpihan kayu atau butiran butiran material ringan. Pada sisi belakang dan
atas bucket terbuat dari anyaman kawat yang bertujuan untuk mengurangi berat
bucket. Bucket ini sangat cocok dipakai di pabrik kertas atau penggergajian.
6. Skeleton Bucket
Skeleton bucket sangat cocok digunakan untuk menggali dan memuat batu-batu
bekas ledakan atau bekerja di crusher. Bucket ini dirancang memiliki kisi-kisi yang
berfungsi mengeluarkan tanah atau batu-batu kecil, sehingga hanya batu-batu
dengan ukuran tertentu saja yang termuat.
7. Side Dump Bucket
Bucket ini dapat membuang material dengan arah ke depan maupun ke samping,
sehingga sangat cocok digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan konstruksi.
8. Multi Purpose Bucket
Bucket ini adalah bucket serba guna yang dapat digunakan untuk beberpa variasi
pekerjaan, seperti scraping, dozing, scoping, dan loading. Grapple merupakan
salah satu peralatan yang dipasang pada bagian depan wheel loader, seperti halnya
bucket. Grapple ini digunakan untuk memuat kayu atau material yang sejenisnya.
Berikut akan diberikan beberapa contoh grapple yang digunakan pada wheel
loader.
9. Log Grapple
Log grapple digunakan untuk memuat batang kayu dengan berbagai variasi ukuran,
dari batang kayu pendek dengan diameter kecil sampai dengan batang kayu panjang
dengan diameter besar. Grapple ini dirancang sedemikian rupa, sehingga ketika
digunakan untuk memuat dan menumpahkan material, alat tetap dalam kondisi
stabil.
Bagian kanan dan kiri dari fork dapat dilakukan pengaturan (adjustment) guna
menyesuaikan dengan ukuran kayu yang akan dimuat.
12. Pipe Grapple
Pipe grapple adalah sebuah log grapple dengan tambahan bantalan untuk
digunakan memuat pipa atau material yang sejenis.
13. Log Lumber Fork
Log lumber fork memiliki bentuk yang sama dengan log lumber grapple tetapi
tidak memiliki penjepit di bagian atas.
14. Dumping Fork
Dumping fork digunakan untuk memuat tumpukan serpihan kayu-kayu kecil ke
truck. Atau dapat juga digunakan untuk memuat batanganbatangan kayu dengan
diameter kecil dan pendek
2.6.
yang berkaitan dengan pengisian bucket loader dan pembongkaran muatan loader
penting untuk diketahui agar alat bekerja dengan lebih efisien dalam suatu kondisi
tertentu.
Cara kerja loader ini sama seperti halnya alat berat pada umumnya, dimana alat
penggerak utamanya mengguanakan sistem hidrolik. Karena tenaga hidrolik
mempunyai daya atau tenaga yang sangat besar, sehingga bisa memungkinkan untuk
mengeruk, mengangkut material atau benda yang berukuran besar.
Untuk pengoperasian bucket dipakai kendali hidrolis (hydraulic controlled),
sedangkan kendali kabel (cabel controlled) sudah jarang digunakan pada excavatorloader. Penggunaan loader biasanya adalah untuk memuat material dan membawa,
serta membongkar. Jika daerah sekitar material yang dikerjakan datar, maka loader
dapat bergerak dengan leluasa dalam posisi yang menyenangkan.
Pengisian bucket oleh loader pertama-tama dilakukan dengan cara ujung bucket
menyentuh permukaan tanah. Kemudian loader maju secara perlahan sampai material
masuk dan bucket bergerak turun. Saat material masuk angkat bucket agar material tidak
keluar. Pembongkaran Muatan Bucket Loader Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya
bahwa loader digunakan untuk memuat material kedalam truk. Teknik pemuatan
material dari bucket ke dalam bak truk perlu memperhatikan hal-hal berikut:
a) Sambil bergerak maju, arm serta bucket diangkat
b) Bila bucket telah berada di atas truk maka bucket diputar perlahan ke bawah.
c) Setelah kosong putar bucket ke atas dan mundur perlahan.
d) Sebaiknya pembongkaran dilakukan di sisi pengemudi truk. Pada area yang datar
truk dapat diletakkan di dekat loader sehingga gerakan loader akan lebih mudah.
2.7.
b) V shape loading.
c) Pass loading.
Pada metode I shape loading, truk bergerak maju pada saat loader mengambil
material dari timbunan dan kemudian mundur pada saat loader telah siap memindahkan
material ke dalam truk. Pada metode kedua, truk tidak bergerak sampai bak terisi penuh
dan loader melakukan gerakan V dari timbunan ke arah truk. Ada tiga posisi yang
mempengaruhi gerakan loader. Pada pass loading, truk bergerak menuju beberapa
loader yang bucket-nya telah terisi penuh.
Truk bergerak dari satu loader ke loader lainnya sampai bak truck terisi penuh.
Awalnya pemuatan material ke dalam alat pengangkut. Dilakukan oleh power shovel
atau front shovel, namun karena kapasitas loader makin besar maka penggunaan loader
menjadi lebih sering. Loader juga digunakan untuk memuat material hasil peledakan ke
dalam alat pengangkut. Sedangkan di quarry, loader digunakan untuk mengangkut
material ke dalam hopper yang selanjutnya diangkut ke crusher plant. Pada proses
pembersihan lahan loader juga digunakan untuk memindahkan semak, akar pohon, dan
lain-lain. Kapasitas angkat loader dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut antara lain :
a) Berat mesin
Berat mesin perlu diketahui agar berat material tidak melampaui berat alat yang
dapat menyebabkan terjadinya jungkir.
b) Lokasi titik berat alat
Titik berat yang tidak tinggi menghidari terjadinya jungkir.
c) Panjang radius antara pusat putaran alat dan attachment
Daya angkat alat akan semakin kecil dengan semakin besarnya panjang radius.
d) Tenaga alat
Semakin besar tenaga alat semakin besar kemampuan angkat alat.
Pada Umumnya Loader ini juga memiliki kelebihan dan kekurangannya,
diantara lain sebagai berikut :
a. Kelebihan Loader
1. Mobilitas yang tinggi,
2. Manuver daerah pemuatan loading point lebih sempit dibanding dengan track
shovel dan,
3. Kerusakan permukaan loading point lebih kecil karena menggunakan ban karet.
b. Kekurangan Loader
1. Dalam menempatkan muatan ke dalam dump truck kurang merata bahkan
kadang-kadang bisa miring, walaupun faktor ini sangat dipengaruhi oleh skill
operator.
2.8.
Power Train pada Loader
2.8.1. Definisi
Power train merupakan suatu sistem yang meneruskan tenaga atau power dari
engine sampai ke penggerak akhir atau final drive.
2.8.2. Komponen Utama Power Train
Pada dasarnya komponen utama dalam rangkaian power train terdiri dari:
1. Flywheel clutch/torque converter
2. Direct drive/powershift transmission
3. Differential/bevel gear
4. Final drive
Pada beberapa tipe power train yang menggunakan sistem penggerak ganda (4
wheel drives), setelah transmission dipasang transfer gear.
2.8.2.1. Penghubung antara Engine dengan Transmission
Ada dua macam penghubung antara transmission pada loader yaitu:
1.
Flywheel clutch
2.
Torque converter
1.
Flywheel clutch
Flywheel clutch merupakan komponen yang menghubungkan engine dengan
transmission secara mekanikal. Hubungan tersebut dapat disambung atau diputus sesuai
kebutuhan operator.
2.
Torque converter
Torque converter merupakan komponen yang menghubungkan engine dengan
transmission secara hydraulic. Jadi tidak ada hubungan mekanikal langsung antara
engine dengan transmission.
Terdapat beberapa macam torque converter, antara lain:
1.
Torque converter, digunakan pada sebagian besar power shift machine, contohnya
wheel loader tipe kecil, track tipe tractor (D3-D5) dan yang lainnya.
2.
3.
Variable capacity torque converter (VCTC), digunakan pada machine wheel loader
tipe besar.
4.
Torque converter dengan lock up, digunakan pada machine off high way truck,
articulated dump truck dan yang lainnya.
5.
Gabungan antara impeller clutch dengan lock up, digunakan pada machine wheel
loader tipe besar.
2.8.2.2. Transmission
Transmission berfungsi untuk:
-
Mengubah arah
Mengubah kecepatan
Hydrostatic Transmission
1.
clutch sebagai media penghubung dan pemutus antara engine dengan transmission.
Clutch ini dioperasikan secara manual. Flywheel clutch berguna pada saat awal machine
akan bergerak dan pada saat perpindahan gigi (gear shifting).
Transmission ini dipergunakan pada mesin loader yang aplikasinya di medan
kerja yang relatif rata, tidak terlalu sering mengubah kecepatan ataupun arah dan beban
kerja yang relatif ringan. Contohnya pada traktor pertanian, motor grader dan
sebagainya.
Planetary gear set: pengaturan kecepatan dan arah kerja dengan cara mengengaged-kan disc dan plate sehingga salah satu dari komponen planetary gear set
meneruskan tenaga ke output shaft dari transmission. Bagian-bagian dari planetary
gear set adalah sun gear, planet gear beserta carrier dan ring gear.
Counter shaft: menggunakan constant mesh seperti pada direct drive tetapi pada
jenis ini menggunakan clutch pack. Transmission jenis ini biasanya digunakan pada
machine backhoe loader.
Untuk meng-engaged-kan clutch dipakai transmission control valve, jenisnya
antara lain:
-
3.
Hydrostatic Transmission
Hydrostatic transmission menggunakan sistem hydrolic pada transmisinya
yang berfungsi untuk mengatur kecepatan dan arahnya. System ini menggunakan
pompa hydraulic dan motor sebagai aktuatornya. Cara kerjanya yaitu tenaga dari engine
langsung menggerakkan pompa hydraulic dan selanjutnya melalui rangkaian hydraulic
lainnya menggerakkan motor untuk mengkonversi menjadi energi mekanikal.
Transmission ini digunakan pada track tipe traktor kecil, track tipe loader dan hydraulic
excavator yang pergerakkan/perpindahan operasi machine relatif kecil.
Nospin differential
Differential lock
Produktivitas Loader
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi produktivitas alat berat dalam
suatu pekerjaan konstruksi Teknik Sipil adalah faktor efisiensi kerja operator. Faktor
efisiensi untuk operator alat berat yang tersedia selama ini masih bersifat umum yang
dapat digunakan untuk seluruh alat berat. Terdapat perbedaan angka faktor efisiensi
operator alat berat secara umum dengan tingkat efisiensi operator khusus pada alat
wheel loader, yaitu untuk operator sangat baik, rata-rata baik dan kurang secara
berurutan didapatkan angka koreksi sebesar 1, 0.94 dan 0.85.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penentuan produktivitas loader
adalah sebagai berikut :
a) Kondisi material.
b) Tipe bucket dan kapasitasnya.
c) Area untuk pergerakan loader.
d) Waktu siklus loader.
e) Waktu efisien loader.
Karena beberapa material menyebabkan alat tidak dapat mengangkut material
secara maksimal maka dibuat tabel untuk menentukan faktor pemuatan bucket.
Cara menghitung produktivitas adalah dengan menggunakan tabel-tabel waktu
yang tergantung pada beberapa faktor. Waktu muat tergantung pada jenis material yang
diangkut. Waktu berputar ditentukan sebesar 0,2 menit. Waktu bongkar ditentukan
berdasarkan tempat atau kemana material ditempatkan. Selain itu diperlukan koreksi
terhadap waktu siklus.
Tabel 2.1 Faktor Pemuatan Bucket
Berbutir campuran
Diameter < 3 mm
Diameter 3-20 mm
Diameter 20-150 mm
Diameter 150 >
Kondisi tanah asli/lepas
Timbunan
Tinbunan dengan tinggi > 3 m
Tinbunan dengan tinggi < 3 m
Pembongkaran dari truck
Lain-lain
Pengoperasian tetap
Uraian
+0,02
+0,02
0,02
0
+0,03
+0,04
0,04
Factor
Lain-lain
Pengoperasian tetap
Pengoperasian tidak tetap
Target sedikit
Target berresiko
0,04
+0,04
+0,04
+0,05
0
+0,01
+0,02
DT
0,10
0,04-0,07
= effisiensi kerja
Cm = waktu siklus (menit). Waktu siklus akan tergantung kepada metode pemuatan
yang dilakukan oleh loader, untuk
1. Pemuatan melintang : Cm = D/F + D/R + Z
2. Pemuatan bentuk V : Cm = [(D/F) x 2] + [(D/R) x 2] + Z
3. Muat Angkut : Cm = [(D/F) x 2] + Z
dimana :
Cm = waktu siklus (menit)
D
3.1.
Kesimpulan
Loader alat penggerak dapat diklasifikasikan sebagai roda crawler atau ban.
Saran
Dalam pemilihan loader sebagai alat pengangkut, hal yang perlu diperhitungkan
adalah beban harus diperhitungkan jangan sampai berat muatan melebihi berat dari
loader itu sendiri, sebab ada kemungkinan loader dapat terjungkal ke depan, lebih-lebih
jika digunakan wheel loader.
DAFTAR PUSTAKA
http://indrachieez.wordpress.com/2011/04/06/altikel-alat-berat-loader/ diakses pada hari
Jumat, 5 Desember 2014 pukul 14.00 WIB
http://dunia-atas.blogspot.com/2012/03/wheel-loader.html diakses pada hari Jumat, 5
Desember 2014 pukul 14.00 WIB
http://saifoemk.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/AB5.pdf diakses pada hari Jumat, 5
Desember 2014 pukul 14.05 WIB
https://adjisutama.files.wordpress.com/2014/02/ptm.pdf diakses pada hari Jumat, 5
Desember 2014 pukul 14.08 WIB
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_MESIN/196908301998021SRIYONO/PENGAJARAN/ALAT_BERAT/BAHAN_AJAR_UNIT_
%28LOADER%29/Basic_Wheel_Loader.pdf diakses