Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ALAT BERAT
POWER SHOVEL

DISUSUN OLEH :
AYU SAPUTRI

135060100111001

SHABRINA BELLA C.

135060100111003

BONDAN FARIZ R.

135060100111005

MUHAMMAD IQBAL

135060100111007

MEGA RAUDHATIN

135060107111039

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam beberapa proyek bangunan terdapat aktivitas yang memerlukan alat berat, baik itu
proyek transportasi (jalan, jembatan, bandara), bangunan air (waduk, bendung, bendungan,
pelabuhan), dan bangunan gedung bertingkat. Alat berat didalam suatu proyek bangunan
memiliki peran yang cukup penting dalam hal keberlangsungan dan kelancaran pengerjaan
proyek tersebut. Salah satu alat berat yang berperan dalam pembanunan proyek adalah Power
Shovel.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Power Shovel ?
2. Bagaimana cara kerja Power Shovel?
3. Bagaimana produktivitas Power Shovel?
1.3 Tujuan
1. Mengetahu cara kerja Power Shovel.
2. Mengetahui produktivitas Power Shovel.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Alat ini dinamakan power shovel, yaitu alat yang berupa shovel attachment yang
dipasangkan pada excavator. Alat berat ini sangat baik digunakan untuk pekerjaan

menggali tanah tanpa bantuan alat lain, serta sekaligus memuatkan galiannya ke dalam
truk atau alat angkut lainnya. Alat ini juga dapat dimanfaatkan untuk membuat timbunan
bahan persediaan (stock piling). Pada umunya power shovel dipasang di atas crawler
mounted, sehingga diperoleh keuntungan besar, yaitu stabilitas dan kemampuan floating.
Keutamaan power shovel digunakan untuk menggali tebing yang letaknya lebih tingi dari
kedudukan alat.
Macam shovel dibedakan dalam dua hal, yaitu shovel dengan kendali kabel
(cable controlled) dan shovel dengan kendali hidrolis (hydraulic controlled). Bagianbagian yang terpenting dari shovel adalah sebagai berikut :

2.2 Macam-Macam Power Shovel


Didasarkan atas roda penggeraknya, power shovel terdiri dari :
a. Crawler mounted power shovel

b. Wheel mounted power shovel

c. Truck mounted power shovel

2.3 Kegunaan alat


1. Power shovel sebagai alat gali
untuk membuat tanggul (embankment digging)
untuk menggali secara datar (digging on horizontal plane)
untuk membuat lereng (dressing slopes)

untuk menggali ke arah daerah yang lebih rendah (digging below grade)
untuk membuat parit (digging shallow trench)

2. Power shovel sebagai alat muat


memuat ke alat angkut (loading haul units)
membuang material ke samping (side casting)
menimbun ke atas tumpukan material (dumping onto spoil banks)
menimbun ke dalam hopper (dumping into hoppers)
2.4 Ukuran Power Shovel
Ukuran shovel didasarkan pada besarnya bucket yang dinyatakan dalam atau cuyd, dan dibedakan dalam keadaan isi peres (struck) atau munjung (heaped), juga dalam
kondisi tanah alam atau lepas. Dalam perdagangan terdapat shovel dengan kapasitas
bucket 0,50; 0,75; 1,00; 1,25; 1,50; 2,00; dan 2,50 cu-yd,sesuai ketentuan-ketentuan dari
Power Crane & Shovel Association (PCSA). Untuk ukuran-ukuran yang lebih besar dapat
dibuat sesuai dengan permintaan.
Untuk memilih ukuran shovel ada beberapa faktor, antara lain : banyaknya
volume pekerjaan, bila harus mengerjakan banyak pekerjaan kecil-kecil di tempat-tempat
yang berjauhan satu sama lain, maka pemilihan shovel dengan truck mounted merupakan
keuntungan yang tidak kecil artinya. Sebaliknya jika pekerjaan terpusat di satu tempat
dengan jumlah besar, mobilitas tidak begitu pentin, dan crawler mounted shovel lebih
menguntungkan.
Pemilihan shovel dengan ukuran yang lebih besar dipertimbangkan atas dasar
sebagai berikut :
a. Pengangkutan shovel merupakan usaha yang sulit, jadi harus dipertimbangkan
jalan angkut yang ada.
b. Pengausan bagian-bagian (spare parts) ukuran besar relatif besar pula, karena
pekerjaan yang dilakukan juga besar.
c. Pada pekerjaan di quarry, shovel besar tidak perlu terlebih dahulu menghancurkan
batu-batu.
d. Biaya untuk operator shovel besar relatif kecil, karena produksinya besar.
e. Shovel besar lebih mampu mengerjakan bahan-bahan yang keras karena
tenaganya lebih besar.
f. Waktu penyelesaian pekerjaan lebih cepat.
Ukuran besar/kecilnya suatu power shovel ditunjukkan oleh ukuran dipper
yang dinyatakan dalam cuyd (cubic yard). Besar atau kecilnya power shovel yang akan

dipergunakan pada suatu pekerjaan, pemindahan tanah mekanis atau pada suatu kegiatan
pertambangan disamping bergantung dan ditentukan oleh :
a. Ukuran kapasitas bak truck apabila kapasitas bak truck kecil, misalnya truck 3 cu
yd; maka lebih baik memakai power shovel cu yd; dibanding power shovel 1
cu yd. Sebaliknya bila dipergunakan truck 15 cu yd; maka power shovel yang
dipergunakan adalah yang berukuran dipper 2 cu yd (yang demikian ini, apabila
power shovel berfungsi utamanya sebagai alat muat).
b. Apabila power shovel utamanya berfungsi sebagai alat gali dan hasil galiannya
kemudian dimuatkan ke bak truck, maka untuk penggalian pada material keras,
sebaiknya dipilih power shovel berukuran besar, begitu pula sebaliknya.
2.5 Cara Kerja
Pekerjaan dimulai dengan menempatkan shovel pada posisi dekat tebing yang
akan digali, dengan menggerakkan dipper / bucket ke depan kemudian ke atas sambil
menggaruk tebing sedemikian rupa sehingga dengan garukan ini tanah dapat masuk
dalam bucket, jika bucket sudah penuh, maka bucket ditarik ke luar. Operator yang telah
berpengalaman dapat mengatur gerakan ini sedemikian rupa sehingga bucket sudah terisi
penuh pada saat bucket mencapai bagian atas tebing.
Setelah terisi penuh, maka shovel dapat diputar (swing) ke kanan atau kekiri
menuju tempat yang harus diisi. Segera sesudah shovel tidak lagi dapat mencapai tebing
dengan sempurna, maka shovel digerakan/berjalan menuju posisi baru hingga dapat
bekerja seperti semula. Pada dasarnya gerakan-gerakan selama bekerja dengan shovel
ialah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Maju untuk menggerakan dipper menusuk tebing,


Mengangkat dipper/bucket untuk mengisi,
Mundur untuk melepaskan dari tanah/tebing,
Swing (memutar) untuk membuang (dump),
Berpindah jika sudah jauh dari tebing galian, dan
Menaikkan/menurunkan sudut boom jika diperlukan.
Sudut yang dibuat antara boom dengan bidang datar menyudut sebesar 45o,

pekerjaan yang dilakukan dapat sebagai alat gali (utamanya) maupun utamanya alat muat,
yaitu dengan cara dipper (mangkuk) dikerukkan dari bawah menengadah keatas pada
kaki jenjang (power shovel-nya sebagai alat gali -- excavator); atau pada kaki timbunan
hasil bongkaran (hasil peledakan) utamanya sebagai alat muat.
Setelah dipper (mangkuk) penuh; kemudian superstructure (kabin beserta
boom) berputar menghadap posisi truck untuk menumpahkan isi dipper keatas/kedalam

bak truck, dengan membuka dasar dipper dengan cara menarik latch (grendel)
sehingga isi dipper tertumpah. Bila power shovel sebagai alat gali maka berat
counter weightnya lebih besar dibanding, apabila power shovel sebagai alat muat,
pada ukuran dipper yang sama.
2.6 Produktivitas
Dalam menghitung produksi shovel perlu diperhatikan cycle time selama operasi
berlangsung. Satu cycle time terdiri dari menggali/mengisi bucket, berputar (swing),
membuang (dump), dan berputar (swing) ke posisi semula. Faktor-faktor selama operasi,
keadaan medan, dan hambatan-hambatan lain perlu dipertimbangkan, karena akan
mempengaruhi produksi shovel.
a. Pengaruh tinggi tebing galian terhadap produksi shovel
Tinggi tebing galian yang paling baik ialah yang sedemikian besarnya,sehingga
pada waktu dipper/bucket mencapai titik tertinggi tebing sudah terisi penuh, dengan
tidak perlu memberikan beban yang berlebihan pada mesin. Tinggi tebing yang
demikian disebut dengan tinggi optimal, yang bagi shovel - shovel yang dibuat
menurut spesifikasi PCSA untuk masing masing ukuran shovel dan macam tanah
yang digali.

Angka-angka dalam tabel di atas tersebut adalah angka praktik, meskipun tidak
tepat benar dapat digunakan sebagai titik tolak perencanaan pekerjaan penggalian
tebing. Bila tinggi tebing kurang optimal, maka tidak mungkinmengisi bucket
sekaligus penuh dalam satu pass tanpa memberikan beban lebih pada mesin. Hal ini
akan menyebabkan lekas rusaknya mesin, maka operator dapat memilih dua
kemungkinan, ialah mengisi bucket penuh dalam beberapa kali pass atau

membiarkan bucket tidak terisi penuh langsung di dump, tentu sajakedua hal tersebut
akan mempengaruhi produksi shovel.
Sebaliknya bila tebing lebih tinggi dari optimal, operator harus hati-hati agar
tidak terjadi lubang-lubang dalam tebing, yang dapat mengakibatkan longsornya
tebing tersebut dan menimpa shovel. Operator dapat memilih menggali dengan
mengurangi tenaga tekan pada bucket ke dalam tebing, atau penggalian tidak dimulai
di dasar tebing, ataumenggali secara normal tetapi membiarkan tanah tumpah dari
bucket dan mengambil cycle berikutnya. Ketiga hal tersebut akan mengurangi
produksi shovel .
1) Pengaruh sudut putar (swing ) terhadap produksi shovel
Sudut putar shovel adalah sudut dalam bidang horizontal antara
kedudukandipper/ bucket pada waktu menggali dan pada waktu membuang
muatan,

yangdinyatakan

dalam

derajat.

Besarnya

sudut

putar

ini

mempengaruhi cycle time pekerjaan, sehingga mempengaruhi produksi


shovel. Pada tabel di bawah inidiberikan faktor koreksi produksi shovel untuk
sudut putar dan persen tinggigalian optimal.

2) Pengaruh keadaan medan (job condition) terhadap produksi shovel


Produksi shovel sangat ditentukan oleh keadaan medan tempat alat
tersebut bekerja. Tempat penggalian yang ideal antara lain memenuhi
syarat lantaikerja yang keras, drainase yang baik, tempat kerja yang luas,
truk pengangkut dapat ditempatkan pada kedua sisi shovel untuk
menghindari waktu tunggu, tanah permukaan rata sehingga tinggi optimal
terpelihara, jalan angkut tidak terpengaruh keadaan musim, perbandingan
yang sesuai antara produksi shovel dengan truk pengangkutnya. Keadaan
medan ini dinyatakan sebagai sangat baik, baik, sedang, dan kurang
menguntungkan, tetapi tidak ada ukuran yang eksak untuk menyatakan ini.

3) Pengaruh keadaan manajemen (management conditions) terhadap


produksi shovel
Pengaruh manajemen ini menyangkut tindakan pemilik/pemakai
alatdalam menggunakan dan memelihara kondisi alat. Beberapa hal yang
mempengaruhi kondisi antara pemberian minyak pelumas, pengecekan
bagian- bagian shovel sebelum digunakan, penggantian dipper/bucket atau
suku cadanglain yang perlu, pemberian bonus pada pekerja/operator dan
lain-lain. Keadaan manajemen diklasifikasikan sebagai sangat baik, baik,
sedang, dan kurang menguntungkan. Tabel di bawah ini memberikan
faktor-faktor koreksi pengaruh keadaan medan dan manajemen

2.7 Contoh Perhitungan


Sebuah shovel bucket 1 cu-yd menggali tanah lempung keras berupatebing dengan
ketinggian 2,30 meter. Sudut putar (swing ) 75, kondisi medansedang, kondisi
manajemen baik. Berapakah produksi shovel per jamnya ?

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
power shovel adalah alat yang berupa shovel attachment yang dipasangkan pada
excavator. Alat berat ini sangat baik digunakan untuk pekerjaan menggali tanah tanpa
bantuan alat lain, serta sekaligus memuatkan galiannya ke dalam truk atau alat angkut
lainnya.
Power Shovel pada umumnya digunakan untuk menggali tanah atau pun menutup
galian. Alat ini menggunakan dipper untuk menampung tanah yang digali ataupun
yang digunakan untuk menutup galian.
Beberapa factor dapat mempengaruhi jumlah produksi diantaranya Pengaruh
sudut putar, pengaruh manajemen dan ketinggian tebing galian.

DAFTAR PUSTAKA

http://dunia-atas.blogspot.co.id/2012/03/tentang-power-shovel.html (Diakses pada 17 Maret

2016)
http://www.realminers.com/2011/09/power-shovel.html (Diakses pada 17 Maret 2016)
http://learnmine.blogspot.co.id/2013/04/beberapa-jenis-alat-berat-dan-fungsinya.html

(Diakses pada 17 Maret 2016)


http://www.slideshare.net/ABDILLAH13/powershovelmetode-konstruksi-tugas-1 (Diakses

pada 17 Maret 2016)


http://junaidawally.blogspot.co.id/2013/06/power-shovel.html (Diakses pada 17 Maret

2016)
https://jhem90.wordpress.com/tag/power-shovel/ (Diakses pada 17 Maret 2016)
http://ide-rumah-minimalis.blogspot.co.id/2012/10/fungsi-dan-cara-kerja-power-shovel.html

(Diakses pada 17 Maret 2016)


http://bimasakti.demopm.com/power-shovel-cara-kerja-dan-komponennya-bagian-1/
(Diakses pada 17 Maret 2016)

Anda mungkin juga menyukai