Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertambangan merupakan salah satu sektor industri yang fokus pada eksplorasi dan
eksploitasi mineral dan batubara. Pertambangan bertujuan untuk mengambil dan mengolah
mineral dan batubara dalam bumi agar memiliki nilai jual yang ekonomis dan dapat
dipergunakan dengan maksimal untuk menyokong kehidupan manusia.

Sumber daya mineral dan batubara merupakan sumber daya yang tidak dapat
diperbaharui kembali (wasting assets atau non renewable), dengan kata lain industri
pertambangan merupakan industri tanpa daur. Oleh karena itu industri pertambangan selalu
berhadapan dengan keterbatasan, baik lokasi, jenis, jumlah maupun mutu materialnya. Selain
hal tersebut, industri pertambangan berkewajiban memperhatikan keselamatan kerja dan
menjaga kelestarian lingkungan hidup serta mengembangkan masyarakat sekitar.

Dalam hal ini perlu adanya pemilihan peralatan dan penanganan material yang efisien.
Penggunaan alat-alat mekanis dalam kegiatan pertambangan harus sesuai dengan situasi dan
kondisi lokasi pertambangan, agar dalam penggunaannya dapat efektif.

Power Shovel merupakan salah satu peralatan pertambangan yang merupakan alat berat
gali dan muat tambang yang sering digunakan berupa skop mekanasi yang amat besar. Alat
ini digerakkan oleh mesin uap, mesin bensin, mesin diesel,atau dapat juga motor listrik.
Ukuran alat ini ditentukan oleh besarnya sekop yang dapat digerakkan, baik dalam arah
horizontal maupun vertikal. Ukuran skop Power Shovel kecil berkisar ½ sampai 2 yard3 (1
yard = 3 ft = 90 cm) atau sekitar 0,36 m3 sampai 1,56 m3; ukuran sedang berkisar 2 sampai 8
yard3 ( 1,56-18,2 m3), dan ukuran besar 8 – 35 yard3 (18,2 – 25,5 m3).

Dengan memberikan shovel attachment pada excavator, maka didapatkan alat yang
disebut dengan power shovel. Alat ini baik untuk pekerjaan menggali tanah tanpa bantuan
alat lain, dan sekaligus memuatkan ke dalam truk atau alat angkut lainnya. Alat ini juga dapat
untuk membuat timbunan bahan persediaan (stock pilling).

1
Pada umumnya power shovel ini dipasang di atas crawler mounted, karena diperoleh
keuntunganyang besar antara lain stabilitas dan kemampuan floatingnya. Power shovel di
lapangan digunakan terutama untuk menggali tebing yang letaknya lebih tinggi dari tempat
kedudukan alat. Macam shovel dibedakan dalam dua hal, ialah shovel dengan kendali kabel
(cable controlled), dan shovel dengan kendali hidrolis (hydraulic controlled).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Yang Dimaksud Dengan Power Shovel?


2. Apa Saja Bagian-Bagian Dari Power Shovel?
3. Bagaimana Cara Kerja Power Shovel?
4. Berdasarkan Factor Apa Saja Seorang Pekerja Memilih Ukuran Shovel?
5. Bagaimana Penggunaan Power Shovel?
6. Bagaimana Cara Menghitung Produksi Shovel Dalam Menambang Bahan Galian?
7. Apa Saja Kelebihan Dan Kekurangan Dari Power Shovel?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Power Shovel


Dengan memberikan shovel attachment pada excavator, maka didapatkan alat yang
disebut dengan power shovel. Alat ini baik untuk pekerjaan menggali tanah tanpa bantuan
alat lain, dan sekaligus memuatkan ke dalam truk atau alat angkut lainnya. Alat ini juga dapat
untuk membuat timbunan bahan persediaan (stock pilling ). Pada umumnya power shovel ini
dipasang di atas crawler mounted, karena diperoleh keuntungan yang besar antara lain
stabilitas dan kemapuan floating nya. Power shovel di lapangan digunakan terutama untuk
menggali tebing yang letaknya lebih tinggi dari tempat kedudukan alat. Gambar Power
shovel berikut :

B. Bagian-Bagian Power Shovel


Macam shovel dibedakan dalam dua hal, yaitu shovel dengan kendali kabel (cable
controlled) dan shovel dengan kendali hidrolis (hydraulic controlled). Bagian-bagian yang
terpenting dari shovel adalah sebagai berikut :
 Bucket
 Tangkai bucket
 Sling bucket
 Rol ujung

3
 Boom
 Sling boom
 Penahan boom
 Mesin penggerak
 Counter welight (penyeimbang)
 Kabin operator
 Under carriage

C. Cara Kerja Power Shovel


Pekerjaan dimulai dengan menempatkan shovel pada posisi dekat tebing yang akan
digali, dengan menggerakkan dipper / bucket ke depan kemudian ke atas sambil menggaruk
tebing sedemikian rupa sehingga dengan garukan ini tanah dapat masuk dalam bucket, jika
bucket sudah penuh, maka bucket ditarik ke luar. Operator yang telah berpengalaman dapat
mengatur gerakan ini sedemikian rupa sehingga bucket sudah terisi penuh pada saat bucket
mencapai bagian atas tebing.
Setelah terisi penuh, maka shovel dapat diputar (swing ) ke kanan atau kekiri menuju
tempat yang harus diisi. Segera sesudah shovel tidak lagi dapat mencapai tebing dengan
sempurna, maka shovel digerakan/berjalan menuju posisi baru hingga dapat bekerja seperti
semula. Pada dasarnya gerakan-gerakan selama bekerja dengan power shovel ialah :
1. Maju untuk menggerakan dipper menusuk tebing.
2. Mengangkat dipper/bucket untuk mengisi.
3. Mundur untuk melepaskan dari tanah/tebing.
4. Swing (memutar) untuk membuang (dump).
5. Berpindah jika sudah jauh dari tebing galian.
6. Menaikkan/menurunkan sudut boom jika diperlukan.
Sudut yang dibuat antara boom dengan bidang datar menyudut sebesar 45°, pekerjaan
yang dilakukan dapat sebagai alat gali (utamanya) maupun utamanya alat muat. Yaitu dengan
cara “dipper” (mangkuk) dikerukkan dari bawah menengadah keatas pada kaki jenjang
(power shovelnya sebagai alat gali -- excavator); atau pada kaki timbunan hasil bongkaran
(hasil peledakan) – utamanya sebagai alat muat.

Setelah “dipper” (mangkuk) penuh; kemudian superstructure (kabin beserta boom)


berputar menghadap posisi truck untuk menumpahkan isi dipper keatas/kedalam bak truck,
dengan membuka “dasar dipper” dengan cara menarik “latch” (grendel) sehingga isi “dipper”

4
tertumpah. Bila “power shovel” sebagai alat gali maka berat “counter weight”nya lebih besar
dibanding, apabila “power shovel” sebagai alat muat, pada ukuran “dipper” yang sama.

Cara penempatan Power Shovel di tempat kerja ada bermacam-macam, tergantung


dari kondisi topografi lapangan dan tujuan pekerjaan tersebut, antara lain:

a. Jika tempat kerja telah tersedia, misalnya pada daerah kerja yang sudah merupakan
lereng bukit, maka tidak perlu lagi dibuatkan jalan masuk dan tempat kerja awal.
b. Bila tempat yang akan digali masih merupakan daerah yang datar, maka perlu dibuat
dulu sebuah jalan masuk dan tempat kerja awal yang berbentuk lereng landai.
Pembuatan tersebut dapat dilakukan nmenggunakan alat itu sendiri, atau
menggunakan Bulldozer; kemudian kalau udah di tempat kerjanya, harus diletakkan
sedemikian rupa sehingga gerakannya efisien dan cukup tempat untuk alat-alat angkut
yang mendekat ke situ.

Pada umumnya semakin keras jenis material yang digali semakin kecil ukuran skop
yang harud dipakai, tetapi gigi-gigi pada skop tersebut harus terbuat dari baja mangan
(manganese steel) Fe2MgO3, cara penggaliannya tergantung pada cara menggerakkan lengan
sekop tersebut. Produktivitas Power Shovel tergantung dari:

a. Keadaan material (keras, lunak).


b. Kondisi lapangan, misalnya tinggi lereng yang digali.
c. Efisiensi alat muat dan alat angkut, serta keserasian ukuran ke dua alat
tersebut.
d. Pengalaman operator yang menanganinya.

D. Ukuran Power Shovel


Ukuran shovel didasarkan pada besarnya bucket yang dinyatakan dalam atau cu-yd,
dan dibedakan dalam keadaan isi peres (struck ) atau munjung (heaped ), juga dalam kondisi
tanah alam atau lepas. Dalam perdagangan terdapat shovel dengan kapasitas bucket 0,50;
0,75; 1,00; 1,25; 1,50; 2,00; dan 2,50 cu-yd,sesuai ketentuan-ketentuan dari Power Crane &
Shovel Association (PCSA).Untuk ukuran-ukuran yang lebih besar dapat dibuat sesuai
dengan permintaan.
Untuk memilih ukuran shovel ada beberapa faktor, antara lain : banyaknya volume
pekerjaan, bila harus mengerjakan banyak pekerjaan kecil-kecil di tempat-tempat yang
berjauhan satu sama lain, maka pemilihan shovel dengan truck mounted merupakan

5
keuntungan yang tidak kecil artinya. Sebaliknya jika pekerjaan terpusat di satu tempat dengan
jumlah besar, mobilitas tidak begitu penting, dan crawler mounted shovel lebih
menguntungkan. Pemilihan shovel dengan ukuran yang lebih besar dipertimbangkan atas
dasar sebagai berikut :
 Pengangkutan shovel merupakan usaha yang sulit, jadi harus dipertimbangkan jalan
angkut yang ada.
 Pengausan bagian-bagian (spare parts) ukuran besar relative besar pula, karena
pekerjaan yang dilakukan juga besar.
 Pada pekerjaan di quarry, shovel besar tidak perlu terlebih dahulu menghancurkan
batu-batu.
 Biaya untuk operator shovel besar relatif kecil, karena produksinya besar.
 Shovel besar lebih mampu mengerjakan bahan-bahan yang keras karenatenaganya
lebih besar.
 Waktu penyelesaian pekerjaan lebih cepat.

E. Penggunaan Power Shovel


1. Sebagai Alat Gali
Penggunaan “power shovel” sebagai alat gali adalah :
a. Membuat tanggul (embankment digging).
b. Menggali secara datar (digging on horizontal plane).
c. Membuat lereng (dressing slopes).
d. Menggali ke arah daerah yang lebih rendah (digging below grade).
e. Membuat parit (digging shallow trench).
2. Sebagai Alat Muat
Penggunaan “power shovel” sebagai alat muat adalah :
a. Memuat ke alat angkut (loading haul units).
b. Membuang material ke samping (side casting).
c. Menimbun ke atas tumpukan material (dumping onto spoil banks).
d. Menimbun ke dalam “hopper” (dumping into hoppers).

F. Produksi Power Shovel


Dalam menghitung produksi shovel perlu diperhatikan cycle time selama operasi
berlangsung. Satu cycle time terdiri dari menggali/mengisi bucket , berputar (swing),

6
membuang (dump), dan berputar (swing) ke posisi semula. Faktor-faktor selama operasi,
keadaan medan, dan hambatan-hambatan lain perlu dipertimbangkan, karena akan
mempengaruhi produksi shovel.

1. Pengaruh tinggi tebing galian terhadap produksi shovel .


Tinggi tebing galian yang paling baik ialah yang sedemikian besarnya,sehingga pada
waktu dipper/bucket mencapai titik tertinggi tebing sudah terisi penuh, dengan tidak perlu
memberikan beban yang berlebihan pada mesin. Tinggitebing yang demikian disebut dengan
tinggi optimal, yang bagi shovel - shovel yang dibuat menurut spesifikasi PCSA untuk
masing – masing ukuran shovel danmacam tanah yang digali diberikan seperti pada tabel di
atas. Angka-angka dalam tabel di atas tersebut adalah angka praktik, meskipuntidak tepat
benar dapat digunakan sebagai titik tolak perencanaan pekerjaan penggalian tebing. Bila
tinggi tebing kurang optimal, maka tidak mungkinmengisi bucket sekaligus penuh dalam satu
pass tanpa memberikan beban lebih pada mesin. Hal ini akan menyebabkan lekas rusaknya
mesin, maka operator dapat memilih dua kemungkinan, ialah mengisi bucket penuh dalam
beberapa kali pass atau membiarkan bucket tidak terisi penuh langsung di dump, tentu
sajakedua hal tersebut akan mempengaruhi produksi shovel . Sebaliknya bila tebinglebih
tinggi dari optimal, operator harus hati-hati agar tidak terjadi lubang-lubang dalam tebing,
yang dapat mengakibatkan longsornya tebing tersebut dan menimpa shovel . Operator dapat
memilih menggali dengan mengurangi tenaga tekan pada bucket ke dalam tebing, atau
penggalian tidak dimulai di dasar tebing, ataumenggali secara normal tetapi membiarkan

7
tanah tumpah dari bucket dan mengambil cycle berikutnya. Ketiga hal tersebut akan
mengurangi produksi shovel .
2. Pengaruh sudut putar (swing ) terhadap produksi shovel
Sudut putar shovel adalah sudut dalam bidang horizontal antara kedudukan dipper/
bucket pada waktu menggali dan pada waktu membuang muatan, yangdinyatakan dalam
derajat. Besarnya sudut putar ini mempengaruhi cycle time pekerjaan, sehingga
mempengaruhi produksi shovel. Pada tabel di bawah inidiberikan faktor koreksi produksi
shovel untuk sudut putar dan persen tinggigalian optimal.

3. Pengaruh keadaan medan (job condition) terhadap produksi shovel


Produksi shovel sangat ditentukan oleh keadaan medan tempat alat tersebut bekerja.
Tempat penggalian yang ideal antara lain memenuhi syarat lantai kerja yang keras, drainase
yang baik, tempat kerja yang luas, truk pengangkut dapat ditempatkan pada kedua sisi shovel
untuk menghindari waktu tunggu, tanah permukaan rata sehingga tinggi optimal terpelihara,
jalan angkut tidak terpengaruh keadaan musim, perbandingan yang sesuai antara produksi
shovel dengan truk pengangkutnya. Keadaan medan ini dinyatakan sebagai sangat baik, baik,
sedang, dan kurang menguntungkan, tetapi tidak ada ukuran yang eksak untuk menyatakan
ini.

4. Pengaruh keadaan manajemen (management conditions) terhadap produksi shovel


Pengaruh manajemen ini menyangkut tindakan pemilik/pemakai alat dalam
menggunakan dan memelihara kondisi alat. Beberapa hal yang mempengaruhi kondisi antara

8
pemberian minyak pelumas, pengecekan bagian- bagian shovel sebelum digunakan,
penggantian dipper/bucket atau suku cadanglain yang perlu, pemberian bonus pada
pekerja/operator dan lain-lain. Keadaan manajemen diklasifikasikan sebagai sangat baik,
baik, sedang, dan kurang menguntungkan. Tabel di bawah ini memberikan faktor-faktor
koreksi pengaruh keadaan medan dan manajemen.

Contoh Perhitungan:
Sebuah shovel bucket 1 cu-yd menggali tanah lempung keras berupatebing dengan ketinggian
2,30 meter. Sudut putar (swing ) 75⁰, kondisi medansedang, kondisi manajemen baik.
Berapakah produksi shovel per jamnya ?

G. Kelebihan dan kekurangan dari power shovel

Kelebihan power shovel :

 Dapat memberikan produksi lebih tinggi dibandingkan dengan Backhoe karena


bucketnya lebih besar dibandingkan dengan backhoe.
 Dapat menangani material sampai dengan ukuran bolder besar.
 Shovel mempunyai kapasitas lebih besar 10% - 20% daripada backhoe.

Kekurangan power shovel :

 Kondisi operasinya Terbatas (Kurang Flexible).


 Memerlukan alat tambahan, misalnya : Bulldozer.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Power shovel adalah alat yang baik untuk pekerjaan menggali tanah tanpa bantuan alat
lain, dan sekaligus memuatkan ke dalam truk atau alat angkut lainnya. Alat ini juga dapat
untuk membuat timbunan bahan persediaan (stock pilling ). Pada umumnya power shovel
ini dipasang di atas crawler mounted, karena diperoleh keuntungan yang besar antara lain
stabilitas dan kemapuan floating nya. Power shovel di lapangan digunakan terutama untuk
menggali tebing yang letaknya lebih tinggi dari tempat kedudukan alat.
2. Bagian-bagian yang terpenting dari shovel adalah: Bucket, Tangkai bucket, Sling bucket,
Rol ujung, Boom, Sling boom, Penahan boom, Mesin penggerak, Counter welight
(penyeimbang), Kabin operator, dan Under carriage.
3. Pada dasarnya gerakan-gerakan selama bekerja dengan power shovel ialah : Maju untuk
menggerakan dipper menusuk tebing, Mengangkat dipper/bucket untuk mengisi, Mundur
untuk melepaskan dari tanah/tebing, Swing (memutar) untuk membuang (dump),
Berpindah jika sudah jauh dari tebing galian, dan Menaikkan/menurunkan sudut boom jika
diperlukan.
4. Untuk memilih ukuran shovel ada beberapa faktor, antara lain : banyaknya volume
pekerjaan, bila harus mengerjakan banyak pekerjaan kecil-kecil di tempat-tempat yang
berjauhan satu sama lain, maka pemilihan shovel dengan truck mounted merupakan
keuntungan yang tidak kecil artinya. Sebaliknya jika pekerjaan terpusat di satu tempat
dengan jumlah besar, mobilitas tidak begitu penting, dan crawler mounted shovel lebih
menguntungkan.

B. Kritik dan Saran

Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan. Kami menyadari masih banyak
kekurangan, untuk itu kami berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini . Semoga makalah ini berguna
bagi penulis khususnya juga kepada para pembaca pada umumnya. Mohon maaf apabila ada
kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Caterpillar tractor Co., 1981, Caterpillar Performance Handbook, Caterpillar Tractor Co,
Peoria, Illinois, USA.

Departemen Pekerjaan Umum, 1984, Pedoman Tata Cara Penggunaan Peralatan di


Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum, Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.
342/KPTS/1984.

Frick H., 1990, Peralatan Pembangunan Konstruksi, Penggunaan dan Pemeliharaan, Penerbit
Kanisius Yogyakarta.

Sockoto I., 1967, Mengenal Alat Peralatan untuk Konstruksi, Ditjen Bina Marga dan
Direktorat Zeni Angkatan Darat, Jakarta.

Munandar, M., 1979, Pokok-pokok Intermediate Accounting, Charisma Surakarta, edisi 3.

Rochmanhadi, 1986, Alat-Alat Berat dan Penggunaannya, Departemen Pekerjaan Umum,


Badan Penerbit Pekerjaan Umum.

11

Anda mungkin juga menyukai