PENDAHULUAN
Pertambangan merupakan salah satu sektor industri yang fokus pada eksplorasi dan
eksploitasi mineral dan batubara. Pertambangan bertujuan untuk mengambil dan mengolah
mineral dan batubara dalam bumi agar memiliki nilai jual yang ekonomis dan dapat
dipergunakan dengan maksimal untuk menyokong kehidupan manusia.
Sumber daya mineral dan batubara merupakan sumber daya yang tidak dapat
diperbaharui kembali (wasting assets atau non renewable), dengan kata lain industri
pertambangan merupakan industri tanpa daur. Oleh karena itu industri pertambangan selalu
berhadapan dengan keterbatasan, baik lokasi, jenis, jumlah maupun mutu materialnya. Selain
hal tersebut, industri pertambangan berkewajiban memperhatikan keselamatan kerja dan
menjaga kelestarian lingkungan hidup serta mengembangkan masyarakat sekitar.
Dalam hal ini perlu adanya pemilihan peralatan dan penanganan material yang efisien.
Penggunaan alat-alat mekanis dalam kegiatan pertambangan harus sesuai dengan situasi dan
kondisi lokasi pertambangan, agar dalam penggunaannya dapat efektif.
Power Shovel merupakan salah satu peralatan pertambangan yang merupakan alat berat
gali dan muat tambang yang sering digunakan berupa skop mekanasi yang amat besar. Alat
ini digerakkan oleh mesin uap, mesin bensin, mesin diesel,atau dapat juga motor listrik.
Ukuran alat ini ditentukan oleh besarnya sekop yang dapat digerakkan, baik dalam arah
horizontal maupun vertikal. Ukuran skop Power Shovel kecil berkisar ½ sampai 2 yard3 (1
yard = 3 ft = 90 cm) atau sekitar 0,36 m3 sampai 1,56 m3; ukuran sedang berkisar 2 sampai 8
yard3 ( 1,56-18,2 m3), dan ukuran besar 8 – 35 yard3 (18,2 – 25,5 m3).
Dengan memberikan shovel attachment pada excavator, maka didapatkan alat yang
disebut dengan power shovel. Alat ini baik untuk pekerjaan menggali tanah tanpa bantuan
alat lain, dan sekaligus memuatkan ke dalam truk atau alat angkut lainnya. Alat ini juga dapat
untuk membuat timbunan bahan persediaan (stock pilling).
1
Pada umumnya power shovel ini dipasang di atas crawler mounted, karena diperoleh
keuntunganyang besar antara lain stabilitas dan kemampuan floatingnya. Power shovel di
lapangan digunakan terutama untuk menggali tebing yang letaknya lebih tinggi dari tempat
kedudukan alat. Macam shovel dibedakan dalam dua hal, ialah shovel dengan kendali kabel
(cable controlled), dan shovel dengan kendali hidrolis (hydraulic controlled).
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Boom
Sling boom
Penahan boom
Mesin penggerak
Counter welight (penyeimbang)
Kabin operator
Under carriage
4
tertumpah. Bila “power shovel” sebagai alat gali maka berat “counter weight”nya lebih besar
dibanding, apabila “power shovel” sebagai alat muat, pada ukuran “dipper” yang sama.
a. Jika tempat kerja telah tersedia, misalnya pada daerah kerja yang sudah merupakan
lereng bukit, maka tidak perlu lagi dibuatkan jalan masuk dan tempat kerja awal.
b. Bila tempat yang akan digali masih merupakan daerah yang datar, maka perlu dibuat
dulu sebuah jalan masuk dan tempat kerja awal yang berbentuk lereng landai.
Pembuatan tersebut dapat dilakukan nmenggunakan alat itu sendiri, atau
menggunakan Bulldozer; kemudian kalau udah di tempat kerjanya, harus diletakkan
sedemikian rupa sehingga gerakannya efisien dan cukup tempat untuk alat-alat angkut
yang mendekat ke situ.
Pada umumnya semakin keras jenis material yang digali semakin kecil ukuran skop
yang harud dipakai, tetapi gigi-gigi pada skop tersebut harus terbuat dari baja mangan
(manganese steel) Fe2MgO3, cara penggaliannya tergantung pada cara menggerakkan lengan
sekop tersebut. Produktivitas Power Shovel tergantung dari:
5
keuntungan yang tidak kecil artinya. Sebaliknya jika pekerjaan terpusat di satu tempat dengan
jumlah besar, mobilitas tidak begitu penting, dan crawler mounted shovel lebih
menguntungkan. Pemilihan shovel dengan ukuran yang lebih besar dipertimbangkan atas
dasar sebagai berikut :
Pengangkutan shovel merupakan usaha yang sulit, jadi harus dipertimbangkan jalan
angkut yang ada.
Pengausan bagian-bagian (spare parts) ukuran besar relative besar pula, karena
pekerjaan yang dilakukan juga besar.
Pada pekerjaan di quarry, shovel besar tidak perlu terlebih dahulu menghancurkan
batu-batu.
Biaya untuk operator shovel besar relatif kecil, karena produksinya besar.
Shovel besar lebih mampu mengerjakan bahan-bahan yang keras karenatenaganya
lebih besar.
Waktu penyelesaian pekerjaan lebih cepat.
6
membuang (dump), dan berputar (swing) ke posisi semula. Faktor-faktor selama operasi,
keadaan medan, dan hambatan-hambatan lain perlu dipertimbangkan, karena akan
mempengaruhi produksi shovel.
7
tanah tumpah dari bucket dan mengambil cycle berikutnya. Ketiga hal tersebut akan
mengurangi produksi shovel .
2. Pengaruh sudut putar (swing ) terhadap produksi shovel
Sudut putar shovel adalah sudut dalam bidang horizontal antara kedudukan dipper/
bucket pada waktu menggali dan pada waktu membuang muatan, yangdinyatakan dalam
derajat. Besarnya sudut putar ini mempengaruhi cycle time pekerjaan, sehingga
mempengaruhi produksi shovel. Pada tabel di bawah inidiberikan faktor koreksi produksi
shovel untuk sudut putar dan persen tinggigalian optimal.
8
pemberian minyak pelumas, pengecekan bagian- bagian shovel sebelum digunakan,
penggantian dipper/bucket atau suku cadanglain yang perlu, pemberian bonus pada
pekerja/operator dan lain-lain. Keadaan manajemen diklasifikasikan sebagai sangat baik,
baik, sedang, dan kurang menguntungkan. Tabel di bawah ini memberikan faktor-faktor
koreksi pengaruh keadaan medan dan manajemen.
Contoh Perhitungan:
Sebuah shovel bucket 1 cu-yd menggali tanah lempung keras berupatebing dengan ketinggian
2,30 meter. Sudut putar (swing ) 75⁰, kondisi medansedang, kondisi manajemen baik.
Berapakah produksi shovel per jamnya ?
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Power shovel adalah alat yang baik untuk pekerjaan menggali tanah tanpa bantuan alat
lain, dan sekaligus memuatkan ke dalam truk atau alat angkut lainnya. Alat ini juga dapat
untuk membuat timbunan bahan persediaan (stock pilling ). Pada umumnya power shovel
ini dipasang di atas crawler mounted, karena diperoleh keuntungan yang besar antara lain
stabilitas dan kemapuan floating nya. Power shovel di lapangan digunakan terutama untuk
menggali tebing yang letaknya lebih tinggi dari tempat kedudukan alat.
2. Bagian-bagian yang terpenting dari shovel adalah: Bucket, Tangkai bucket, Sling bucket,
Rol ujung, Boom, Sling boom, Penahan boom, Mesin penggerak, Counter welight
(penyeimbang), Kabin operator, dan Under carriage.
3. Pada dasarnya gerakan-gerakan selama bekerja dengan power shovel ialah : Maju untuk
menggerakan dipper menusuk tebing, Mengangkat dipper/bucket untuk mengisi, Mundur
untuk melepaskan dari tanah/tebing, Swing (memutar) untuk membuang (dump),
Berpindah jika sudah jauh dari tebing galian, dan Menaikkan/menurunkan sudut boom jika
diperlukan.
4. Untuk memilih ukuran shovel ada beberapa faktor, antara lain : banyaknya volume
pekerjaan, bila harus mengerjakan banyak pekerjaan kecil-kecil di tempat-tempat yang
berjauhan satu sama lain, maka pemilihan shovel dengan truck mounted merupakan
keuntungan yang tidak kecil artinya. Sebaliknya jika pekerjaan terpusat di satu tempat
dengan jumlah besar, mobilitas tidak begitu penting, dan crawler mounted shovel lebih
menguntungkan.
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan. Kami menyadari masih banyak
kekurangan, untuk itu kami berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini . Semoga makalah ini berguna
bagi penulis khususnya juga kepada para pembaca pada umumnya. Mohon maaf apabila ada
kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini.
10
DAFTAR PUSTAKA
Caterpillar tractor Co., 1981, Caterpillar Performance Handbook, Caterpillar Tractor Co,
Peoria, Illinois, USA.
Frick H., 1990, Peralatan Pembangunan Konstruksi, Penggunaan dan Pemeliharaan, Penerbit
Kanisius Yogyakarta.
Sockoto I., 1967, Mengenal Alat Peralatan untuk Konstruksi, Ditjen Bina Marga dan
Direktorat Zeni Angkatan Darat, Jakarta.
11