Diajukan untuk memenuhi persyaratan mengikuti Ujian Akhir Semester mata kuliah Peralatan Konstruksi.
Disusun Oleh: REZKY GILANG MAULANA 22-2010-052 DEWI SETIANI PUTRI 22-2010-060
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL BANDUNG 2014 1. Power Shovel Power Shovel merupakan alat berat gali dan muat tambang yang sering digunakan berupa skop yang amat besar. Alat ini digerakkan oleh mesin uap, mesin bensin, mesin diesel, atau dapat juga motor listrik.
Gambar. 1. Power Shovel. a. Cara Kerja Power Shovel Pekerjaan dimulai dengan menempatkan shovel pada posisi dekat tebing yang akan digali, dengan menggerakan dipper/bucket ke depan kemudian ke atas sambil menggaruk tebing sedemikian rupa sehingga dengan garukan ini tanah dapat masuk dalam bucket, jika bucket sudah penuh, maka bucket ditarik keluar. Operator yang telah berpengalaman dapat mengatur gerakan ini sedemikian rupa sehingga bucket sudah terisi penuh pada saat bucket mencapai bagian atas tebing. Setelah terisi penuh, maka shovel dapat diputar (swing) ke kanan atau ke kiri menuju tempat yang harus diisi. Segera sesudah shovel tidak lagi dapat mencapai tebing dengan sempurna, maka shovel digerakan menuju posisi baru sehingga dapat bekerja seperti semula. Pada dasarnya gerakan-gerakan selama bekerja dengan shovel ialah :
- Maju untuk menggerakan dipper masuk tebing - Maju untuk menggerakkan dipper menusuk tebing. - Mengangkat dipper/bucket untuk mengisi. - Mundur untuk melepaskan dari tanah/tebing. - Swing (memutar) untuk membuang (dump). - Berpindah jika sudah jauh dan tebing galian, dan - Menaikkan/menurunkan sudut boom jika diperlukan b. Ukuran Power Shovel Ukuran alat ini ditentukan oleh besarnya sekop yang dapat digerakkan, baik dalam arah horizontal maupun vertikal. Ukuran skop Power Shovel kecil berkisar sampai 2,5 cu-yard (1 yard = 3 ft = 90 cm) atau sekitar 0,36 m3 sampai 1,56 m3; ukuran sedang berkisar 2,5 sampai 8 cu-yard ( 1,56-18,2 m3), dan ukuran besar 8 35 cu-yard (18,2 25,5 m3). Untuk memilih ukuran shovel ada beberapa faktor, antara lain banyaknya volume pekerjaan, bila harus mengerjakan banyak pekerjaan kecil-kecil di tempat- tempat berjauhan satu sama lain, maka pemilihan shovel dengan truck mounted merupakan keuntungan yang tidak kecil artinya. Sebaliknya jika pekerjaan terpusat di satu tempat dengan jumlah besar, mobilitas tidak begitu penting, dan crawler mounted shovel lebih menguntungkan. c. Jenis-jenis Power Shovel Pada umumnya power shovel ini dipasang di atas crawler mounted, karena diperoleh keuntungan yang besar antara lain stabilitas dan kemampuan floatingnya. Power Shovel di lapangan digunakan terutama untuk menggali tebing yang letaknya lebih tinggi dari tempat kedudukan alat. Jenis Power Shovel dibedakan menjadi 2 yaitu Shovel dengan alat kendali kabel (cable Controlled) dan Shovel dengan kendali hidrolis (hydraulic controlled), seperti terlihat dalam gambar 2 dan gambar 3.
Gambar 2. Hydraulic Controlled Power Shovel.
Gambar 3. Cable Controlled Power Shovel. d. Kegunaan Power Shovel Sebagai Alat Gali - Membuat tanggul (embankment digging) - Menggali secara datar (digging on horizontal plane) - Membuat lereng (dressing slopes) - Menggali ke arah daerah yang lebih rendah (digging below grade) - Membuat parit (digging shallow trench) Sebagai Alat Muat - Memuat ke alat angkut (loading haul units) - Membuang material ke samping (side casting) - Menimbun ke atas tumpukan material (dumping onto spoil banks) - Menimbun ke dalam hopper (dumping into hoppers) e. Produktivitas Power Shovel Satu cycle time untuk power shovel terdiri dari menggali/mengisi bucket (digging), berputar (swinging), membuang (dumping) dan berputar ke posisi semula (returning). Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas shovel antara lain : - Pengaruh tinggi tebing galian - Pengaruh sudut putar (swing) - Pengaruh keadaan medan (job condition) - Pengaruh keadaan manajemen (management condition)
2. Dragline Dragline adalah alat untuk menggali tanah dan memuatkan pada alat-alat angkut. misalnya truk, traktor penarik gerobag, atau ke tempat penimbunan yang dekat dengan tempat galian. Pada umumnya power shovel sampai dengan kapasitas 2.5 cu-yd dapat diubah menjadi dragline, dengan melepas boom shovel diganti boom dan bucket dragline.
Gambar 4. Dragline. Dragline adalah alat berat yang cocok untuk : - Menggali loose material - Menggali di bawah working level dimana dragline berada - Menggali material-material di bawah air Perlu diingat bahwa dragline ini bekerja overcasting yaitu menumpahkan material, dengan demikian: - Ukuran bucket-nya harus lebih besar daripada dipper pada kapasitas yang sama - Waktu mengeruk, bucket tidak boleh terlalu munjung sebab material akan tumpah pada saat di ayun ke atas. - Ukuran boom dan bucket dari dragline tergantung dari jenis material yang akan digali. a. Ukuran Dragline Ukuran dragline ditunjukkan dari ukuran bucketnya yang dinyatakan dalam cu- yard, pada umumnya sama dengan ukuran bucket power shovel. Meskipun sebenarnya bucket dari dragline dapat diganti-ganti, penggantian macam dan ukuran bucket tergantung pada : Panjang boom Macam material yang digali - Ukuran dragline adalah sbb: Kecil, memiliki bucket - 2 cu-yard Sedang, memiliki bucket 2 8 cu-yard Besar, memiliki bucket 8 >35 cu-yard b. Keuntungan Dragline Dragline biasanya tidak perlu masuk ke dalam tempat galian untuk melaksanakan pekerjaannya, dragline dapat bekerja dengan ditempatkan pada lantai kerja yang baik, kemudian menggali pada tempat yang penuh air atau berlumpur Jika hasil galian terus dimuat ke dalam truk, maka truk tidak perlu masuk ke dalam lubang galian yang kotor dan berlumpur yang menyebabkan terjebaknya truk tersebut. Dragline sangat baik untuk penggalian pada parit-parit, sungai yang tebingnya curam, sehingga kendaraan angkut tidak periu masuk ke lokasi penggalian. Satu kerugian dalam menggunakan dragline untuk menggali ialah produksinya yang rendah, antara 70% 80% dibandingkan dengan power shovel untuk ukuran yang sama. c. Macam-macam Dragline - crawler mounted, - wheel mounted, - truck mounted. Crawler mounted digunakan pada tanah-tanah yang mempunyai daya dukung kecil sehingga floating-nya besar, tetapi kecepatan geraknya rendah dan biasanya diperlukan bantuan alat angkut untuk membawa alat sampai ke lokasi pekerjaan.
Gambar 5. crawler mounted.
Gambar 6. wheel mounted.
Gambar 7. Truck mounted. d. Produksi Dragline Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dragline antara lain macam tanah yang digali, dalamnya galian, sudut swing, panjang boom, keadaan medan, dan tempat kerja, keadaan manajemen, keterampilan operator, keadaan dragline serta truk-truk pengangkutnya. Seperti halnya pada power Shovel, produksi dragline dinyatakan dalam cu-yd dalam keadaan bank, sedang ukuran bucket dinyatakan dalam keadaan kosong. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dragline: - Macam tanah yang digali - Dalamnya galian - Sudut swing - Ukuran dan tipe bucket - Panjang boom - Keadaan medan dan tempat kerja - Keadaan manajemen - Keterampilan operator - Keadaan dragline serta truk pengangkutnya e. Bagian-bagian Dragline