PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
bahan galian dengan menggunakan alat-alat mekanis (alat-alat besar) atau yang
sering di sebut pemindahan tanah mekanis. Material yang akan dimuat dan
diangkut oleh alat-alat mekanis tersebut dalam setiap pekerjaan menggali berton-
ton material yang dimuat dan diangkut, sehingga dengan kondisi seperti itu
berkurang, ditambah lagi dengan penggunaan alat yang setiap hari beraktifitas
teknologi yang terus berkembang dan jenis-jenis alat yang dioperasikan dengan
pemeliharaan sehingga alat tersebut dapat terus produktif dan efektif untuk
nasional dalam bidang tambang nikel memiliki wilayah ijin Usaha Pertambangan
1
Produksi di Desa Elvanun, Kecamatan Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera
Tengah, Provinsi Maluku Utara seluas ±800 Ha. Untuk kegiatan penambangan
perusahaan ini menggunakan metode open pit dengan sistem selective mining
Mustika (PT.SKM) yang memiliki target produksi nikel sebesar 4.000 ton per hari
dengan menggunakan alat Excavator Komatsu PC 200 dengan kapasitas 2,4 BCM
untuk kegiatan loading dan Dump Truck Hino FM 260 dengan kapasitas 30 Ton
untuk kegiatan hauling. Dalam hal pencapaian target produksi terdapat beberapa
maka dilakukan kajian teknis, perbaikan efisiensi kerja untuk alat gali dan muat.
pengisian terhadap alat angkut dari 4 kali pengisian menjadi 5 kali pengisian.
produktifitas kerja alat mekanis untuk menunjang hasil produksi. Maka penulis
Maluku Utara”.
2
I.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat disampaikan dalam kerja praktek ini
adalah :
Utara.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi operasional Excavator di PT. Sinar
Sesuai dengan latar belakang diatas, maka Dalam penelitian ini dibatasi
pada biaya operasional excavator pc 200 dalam pengangkutan bijih nikel di PT.
3
Manfaat yang diperoleh dari penelitian kerja praktek ini adalah :
a. Dapat menambah ilmu dan wawasan bagi peneliti untuk mengetahui Studi
Nikel.
b. Hasil ini dapat juga dijadikan sebagai referensi bagi setiap pembaca dan
langsung.
2. Data sekunder, yaitu data pendunkung atau data perlengkapan
4
Data-data yang telah dikumpulkan akan dilakukan pengolahan dan disusun
5
STUDI TENTANG BIAYA OPERASIONAL EXCAVATOR PC 200 PADA
PENGANGKUTAN BIJI NIKEL DI PT. SINAR KARYA MUSTIKA KECAMATAN PULAU
GEBE KABUPATEN HALMAHERA TENGAH PROVINSI MALUKU UTARA
RUMUSAN MASALAH
a. Untuk mengetahui biaya operasional Excavator di PT. Sinar Karya Mustika Kecamatan
Pulau Gebe Kabupaten Halmahera Tengah Provinsi Maluku Utara.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi operasional excavator di PT. Sinar Karya
MustikaKecamatan Pulau Gebe Kabupaten Halmahera Tengah Provinsi Maluku Utara.
BATASAN MASALAH
Dalam penelitian ini dibatasi pada biaya operasional excavator pc 200 dalam pengangkutan Biji Nikel
di PT. Sinar Karya Mustika Kecamatan Pulau Gebe Kabupaten
Pengambilan Data Halmahera Tengah Provinsi Maluku
Utara.
Data Primer
Data Sekunder
1. Tinjau lapanagn
2. Pengambilan data lapangan 1. Data-data penelitian terdahulu
3. Wawancara 2. Peta geologi regional pulau gebe
4. Dokumentasi lapanagn 3. Peta Kesampaian Daerah
4. Data curah hujan
Pengolahan Data
Analisa Data
Penyusunan Laporan
Kesimpulan
BAB II
TINJAUAN UMUM
6
II.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah
II.1.1. Lokasi
Pertambangan (IUP) PT. Fajar Bhakti Lintas Nusantara terletak pada titik kordinat
000 02’ 40” – 000 03’ 26” Lintang Selatan dan 129 0 23’ 00” – 1290 24” 51” Bujur
Timur.
a. Jalur Udara
Untuk mencapai daerah penelitian Kerja Praktek, perjalanan dari Ternate ke
45 menit.
b. Jalur Laut
Perjalanan dari Ternate ke Sosfifi dengan menggunakan Speedboat dengan
menuju Weda dengan waktu tempuh ±4 jam, dan dari Weda menuju ke Pulau
Gebe menggunakan kapal laut (ferry) dengan waktu perjalanan ±12 jam.
7
Sumber : ArcMap 10
Gambar II.1.1 Peta Administrasi Pulau Gebe
8
II.2. Keadaan Lokasi Penelitian
II.2.1. Geologi Regional Pulau Gebe
Pulau-pulau yang berada diwilayah provinsi maluku utara terutama
merupakan bagian dari “The Circum Pasific Orogenic Belt” (Katili, 2000)
batuan-batuan dasar dari orogenesis yang ada dikawasan ini terdiri dari
lapisan mesoik atas sampai lapisan tersier bawah. Proses pelapukan dan
intrusi nikel seperti dibukit elfanon, Tulio kalio, dan pulau Fau. Sebagian
safa sampai tanjung Magnonapo, dan daerah massive yang terdiri dari batuan ultra
basa, basa dan laterit, terdapat dibukit elfanun dan teoli kalio.
II.2.2. Statigrafi
Formasi Batuan penyusun didaerah Pulau Gebe secara garis besar terdiri
Olivine > 90% dan juga mengandung piroksen. Dan yang kedua adalah
sedang, piroksen.
b. Formasi Batuan Sedimen Kapur
Terdiri dari batuan gamping yang bercirikan batuan berwarna putih kelabu
9
foraminifera, bentos dan planto, menunjukkan umur kapur akhir dan
10
Sumber : PT. Sinar Karya Mustika
11
II.2.3. Morfologi
merupakan daerah perbukitan dengan variasi lereng berkisar 50-500 dan evaluasi
menjadi dua satuan morfologi yaitu datar – landai (<200), perbukitan sedang (200-
400) dan curam (>400). Daerah ini mempunyai ketinggian antara 85 m – 245 m
diatas permukaan laut, memiliki sudut lereng 5 0 – 450 dan membentuk morfologi
Secara umum morfologi daerah penelitian Operasi Produksi PT. Sinar Karya
75 meter. Kemiringan lereng daerah ini kurang dari 200 (<200). Tingkat erosi
rendah.
meliputi sebagian besar dari area operasi produksi PT. Sinar Karya Mustika.
terjal >400 . sayap lereng dari perbukitan ini mengarah ke barat. Tingkat erosi
didaerah ini berlangsung sedang sampai intensif (PT. Fajar Bakti Lintas
Nusantara, 2011).
12
II.2.4. Iklim Dan Curah Hujan
Pulau Gebe memiliki iklim tropis yang dipengaruhi oleh iklim laut tropis.
Berdasarkan hal tersebut, iklim Pulau Gebe sangat dipengaruhi oleh kondisi
lautan yang bervariasi dengan bagian wilayah lain seperti Halmahera Utara,
Halmahera Tengah atau Barat, Bacan dan Kepulauan Sula. Suhu udara berkisar
54,42% dengan kecepatan angin 4,25 km/jam. Pulau Gebe juga dilalui oleh garis
bertipe iklim B, yaitu termasuk ke dalam daerah basah. Curah hujan rata-rata
daerah ini adalah 1.869,4 mm/tahun. Pulau Gebe memiliki dua musim, yaitu
musim hujan dan kemarau yang diselingi oleh musim pancaroba. Musim hujan
kemarau pada bulan Agustus sampai dengan Desember, yang diselingi oleh
II.2.5. Vegetasi
adalah lahan bekas tambang milik PT. Antam Tbk yang telah melakukan mining
closure pada tahun 2005 dan telah menyelesaikan proses reklamasi lahan bekas
tambang. Sehingga vegetasi sekarang pada wilayah pertambangan milik PT. Fajar
13
Bakti Lintas Nusantara adalah tanaman-tanaman hasil reboisasi berupa pohon
14
BAB III
LANDASAN TEORI
Alat-alat berat yang sering dikenal didalam ilmu Teknik sipil merupakan
kegiatan lainnya dengan skala yang besar. Tujuan dari penggunaan alat-alat berat
sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai target dengan lebih mudah dengan
III.2. Excavator
Excavator atau sering disebut dengan Backhoe termasuk dalam alat penggali
dengan roda ban atau crawler. Backhoe bekerja dengan cara menggerakan bucket
peralatan yang juga dapat berpengaruh pada efektifitas produksi dari peralatan
15
III.3.1. Metode Pemuatan
ditentukan oleh kedudukan alat muat terhadap material dan lat angkut, apakah
kedudukan alat muat tersebut berada lebih tinggi atau kedudukan keduanya sama
tinggi.
a. Top Loading
Kedudukan alat muat lebih tinggi dari bak truk jungkit (alat muat berada di
atas tumpukan material atau berada di atas jenjang). Cara ini dipakai pada
semua jenis alat muat. Selain itu operator lebih leluasa untuk melihat bak
b. bottom Loading
ketinggian atau letak alat angkut dan truk jungkit adalah sama. Cara ini
pada saat musim hujan, kondisi tempat kerja dan jalan angkut yang tidak
diperkeras akan menjadi licin, sehingga peralatan mekanis yang digunakan tidak
16
III.3.3. Efektifitas dan Efesiensi Kerja
atau merupakan suatu perbandingan antara waktu yang dipakai untuk bekerja
dalam penggunaan jam kerja yang tersedia, sehingga jam kerja efektif berkurang.
diperhatikan, yaitu :
1. Waktu kerja (W), yaitu waktu yang digunakan alat untuk produksi sampai
berikut. :
w
Eff = x 100%
T
17
W = T – Wh
Dimana :
menurunkan, karena waktu pemuatan yang dibutuhkan juga cycle time yang besar.
(volume insitu) dengan material yang suda digali (volume losse). Material di alam
keadaanya padat dan terkonsolidasi dengan baik dan hanya sedikit ruangan-
ruangan yang terisi udara diantara butir-butirnya. Bila material digali dari tempat
yang asli maka akan terjadi pengembangan atau pemuaian volume (swell).
waktu penggalian tersebut “pay yard” atau “Bang Yard” atau volume aslinya
didalam. Sedangkan yang harus anjurkan adalah yang telah mengembang karena
volume Insitu
SF= x 100
Volume Loose
18
Faktor pengisian adalah faktor yang menunjukan perbadingan antara
kapasitas nyata alat dengan kapasitas teoritis alat. Kapasitas teoritis sendiri
merupakan heaped capacity yaitu sudut maksimum yang dapat dicapai oleh
operator, ukuran butir, metode pemuatan, ketersediaan material yang akan dimuat.
Hal inilah yang mempengaruhi faktor pengisian sehingga volume bucket tiap
pengisian berbeda.
V Teoritis
FP = x100%
V Nyata
memperkirakan kapasitas pada bucket alat muat dengan rincian seperti pada
Cycle time adalah waktu yang diperlukan oleh suatu alat untuk
melakukan kegiatan tersebut dari awal sampai akhir dan siap untuk memulai lagi.
19
Pada setiap kegiatan pemindahan tanah mekanis, alat-alat mekanis bekerja
menurut pola tertentu yang pada prinsipnya terdiri dari beberapa kompunen
waktu, diantaranya:
Terdiri dari menggali, mengisi mangkok, berputar dengan mangkok isi, menumpa
Tempat kerja yang luas dan sempit tentunya akan mempengaruhi waktu
edar dari alat muat dan alt angkut itu sendiri yang tentunya juga dapat
b. Keadaan alat
Keadaan alat yang baik akan membuat kinerja alat itu baik sehingga waktu
adar dapat sesuai dengan yang diharapkan. Jika kondisi alat tersebut rusak, tentu
kinerja alat tersebut akan menurun hingga waktu edar dari alat tersebut akan
menurun. Sehingga waktu edar dari alat yang diharapkan tidak dapat dicapai.
c. Kondisi cuaca
berbeda dan akan mempengaruhi kinerja dari alat muat dan alat angkut sehingga
CT = T1 + T2 + T3 + T4
Dimana :
20
T2 = Loaded Swing Time (waktu putar dalam keadaan terisi)
mekanis tersebut yang dioperasikan dalam suatu periode tertentu. Semakin besar
produksi yang dihasilkan suatu alat maka semakin baik tingkat penggunaan alat
tersebut.
sejumlah material sesuai dengan terget produksi yang telah diterapkan serta
KB x EFF x SF x FF
P= x 60 menit
CT
Dimana :
Secara umum, biaya pemilikan dan operasi suatu alat besar dapat di gambar
sebagai berikut :
21
Nilai penyusutan
Asuransi
Bahan Bakar
Biaya Pemeliharaan
Tinggi rendahnya biaya pemilikan suatu alat tidak hanya tergantung dari harga
Yang dimaksud dengan biaya pemilikan adalah biaya yang menunjukan jumlah
22
a. Nilai penyusutan (depresiasi)
Penyusutan (depresiasi) adalah harga modal yang hilang pada suatu
biaya penyusutan perlu diketahui terlebih dahulu umur kegunaan dari alat yang
bersangkutan dan nilai sisa alat pada batas akhir umur kegunaannya. Terdapat
banyak cara yang digunakan untuk menentukan biaya penyusutan. Salah satu
metoda yang banyak digunakan adalah “straight line method” yaitu turunya nilai
kredit, tetapi dapat juga dari uang sendiri yang dianggap sebagai pinjaman. Jangka
waktu pinjaman jarang yang lebih dari 2 (dua) tahun pada saat ini. Besar kecilnya
nilai asuransi tergantung pada baru tidaknya peralatan, kondisi medan kerja, dan
23
Biaya pemilikan alat mempunyai nilai yang tetap walau alat tidak
dioperasikan.
2. Biaya opersai
Biaya operasi peralatan adalah biaya yang dikeluarkan hanya apabila alat
1. Bahan bakar
Kebutuhan bahan bakar dan pelumnas per jam berbeda untuk setiap alat
atau merk dari mesin. Data-data ini biasanya dapat diperoleh dari pebrik produser
alat atau daeler alat yang bersangkutan atau dari data lapangan. Pemakaian bahan
bakar dan pelumnas per jam akan bertambah bila mesin bekerja berat dan
berkurang bila bekerja ringan. Biaya bahan bakar dapat dihitung dengan rumus :
Biaya bahan bakar (fuel) = Keb. Bhn. Bakar per jam x Harga Bahan. Bakar
Per Liter
masing alat besar dalam kebutuhan per jam berbeda sesuai dengan kondisi
Biaya bahan pelumas = kebutuhan bahan pelumas x Harga pelumas per liter
Sedangkan biaya filter biasanya diambil 50% dari jumlah biaya pelumnas
24
Jumlah Filter x Harga Filter
Biaya Filter Per Jam =
Lama Penggantian Filter ( jam)
3. Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan ini merupakan biaya perbaikan dan perawatan alat
sesuai dengan kondisi operasinya. Makin keras alat bekerja per jam makin besar
pula biaya operasinya. Biaya perbaikan (reperasi) alat dapt ditentukan dengan
Dimana :
4. Upah Operator
Salah satu cara untuk menghitung upah operator per jam adalah :
25
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1. Lokasi
Lokasi yang akan dijadikan daerah penelitian Kerja Praktek yaitu di Front
a. Pengaruh Cuaca
pada saat musim panas jalan sangatlah berdebu yang dapat mempengaruhi
26
Kondisi front juga dapat berpengaruh terhadap gerak kendaraan sehingga
butuh alat support untuk bagaimana memperbaiki jalan pada saat Loading
Pola muat yang sering digunakan oleh alat Exsavator JCB PC 200 adalah
pola muat Bottom Loading (pola muat antara alat gali-muat dan alat angkut
sejajar), dari pola muat ini dapat mempengaruhi sudut swing dari exsavator
tersebut.
27
Sumber : Dokumentasi Lapangan 2017
Waktu kerja yang tersedia adalah waktu dari keseluruha yang disediakan
dilapangan waktu kerja yang tersedia tidak dapat digunakan sepenuhnya karena
jam kerja yang berlaku diperusahaan dibagi menjadi dua Shift dalam sehari
dengan over shift pada hari jumat. Jadwal kerja yang ditetapkan di Perusahaan.
(Lampiran A)
a. Shift Siang
28
Jumlah 9 jam
b. Shift Malam
Besarnya nilai pengisian pada bucket (Fill Factor) tergantung dari jeis
kemampuan pemuatan oleh bucket alat muat yang berada di lokasi kegiatan
Dimana data tersebut diperoleh dari hasil perhitungan Lap Preparasi. lihat
(Lampiran C)
Waktu edar adalah waktu yang diperlukan oleh suatu alat mekanis untuk
melakukan kegiatan tertentu dari awal hingga sampai akhir dan siap memulai lagi.
29
Jenis alat Waktu Edar
Exsavator JCB PC 200 (CT) 0,28 menit
penggunaan jam kerja yang tersedia sehingga jam kerja efektif berkurang.
W = T – Wh
- Efisiensi Kerja
w
Eff = x 100%
T
871.07
Eff = x 100%
1080
= 0.8065 x 100%
30
= 80.65%
Produksi alat muat merupakan hasil yang secara perhitungan dicapai oleh
suatu hubungan alat selama waktu operasi yang tersedia berkaitan dengan data
Bucket, Faktor Pengisian, waktu edar (cycle time), dan efisiensi kerja.Dari data
tersebut, maka didapatkan produksi dari alat tesebut. Lihat pada (Lampiran F)
Jumlah
Alat Berat Besar Produksi (M³)
Alat
210.96 ton/jam
Excavator JCB PC 200 1
3061.02 ton/hari
85,139.23 ton/bulan
31
(950,000,000−95,000,000)
Biaya penyusutan=
10,000
= Rp 85,500.00 /jam
b. Perhitungan biaya modal
Pu+1 Hp
ix ( 2 Pu ) x h
Diketahui :
Penyelesaian :
2.08+1 950,000.000
Bunga Modal = 18.00% x x
2 x 2.08 4,800
18 3.08
¿ x x 197.91
100 4.16
= 0.18 x 0.74 x 197.91
= Rp 26,362.50 /jam
c. Biaya Asuransi
Pu+1 Hp
px (
2 Pu )x h
Diketahui :
p : Premi asuransi = 2.00%
Pu: Perkiraan usia pakai alat = 2.08 tahun
Hp: Harga pokok alat =Rp 950,000.000
h : Pemakaian dalam 1 tahun = 4,800 jam
Penyelesaian :
32
Bunga Modal = 2.00% x
2.08+1 950,000.000
x
2 x 2.08 4,800
2 3.08
x ¿ x 197.91
100 4.16
= 0.02 x 0.74 x 197.91
= Rp 2,929.17 /jam
Biaya kepimilikan = nilai penyusutan + bunga modal + biaya
asuransi
Diketahui :
Nilai Penyusutan = Rp 85,500.00 /jam
Bunga Modal =Rp 26,362.50 /jam
Biaya Asuransi =Rp 2,929.17 /jam
Penyelesaian :
=Rp 85,500.00 /jam + Rp 26,362.50 /jam + Rp
2,929.17 /jam
33
IV.12. Biaya Pemiliharaan Alat
(Hp−Hban)
xf
UE
Dimana :
Pemeliharaan
Dimana :
Biaya Kepemilikan =Rp 114,791.67 /jam
Biaya Operasional =Rp 252,858.43 /jam
Biaya Pemeliharaan =Rp 85,500.00 /jam
Penyelesaian :
34
IV.14. Biaya Operator
Dimana :
a. Premi operator = Rp 20,000.00 /jam
b. Waktu kerja efektif = 403.58 jam/bulan
Penyelesaian :
Upah Operator = Rp 20,000.00/jam x 206.18 jam/bulan
35
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
ore.
5. Perlu diperhatikan Pemasok BBM agar mengisi BBM terlebih dahulu
V.2. Saran
pekerja dengan masker agar untuk melindungi pernapasan dari polusi debu dan
asap.
36
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, 2011; Rencana Kerja Dan Anggaran Biaya Mineral Logam Biji Nikel,
PT.Fajar Bakti Lintas Nusantara.
37