PEMBAHASAN
kita harus memahami alur proses dari perencanaan tersebut. Pada tahap awal
bagian eksplorasi akan melakukan pengolahan data dari hasil data bor yang telah
(Measured), data inilah yang akan diteruskan ke unit satuan Perencanaan Operasi
Produksi (POP) yang berada di kantor pusat PT. Timah (Persero) Tbk,
1. Geologi Tambang
2. Perencanaan Tambang
akan diolah terlebih dahulu di bagian geologi tambang. Dimana akan dikaji
(BEG). Jika dinilai layak data tersebut akan dijadikan sebagai data cadangan,
sedangkan sumberdaya yang belum layak akan dievaluasi kembali. Data cadangan
yang didapat dibagi menjadi dua yaitu data cadangan menerus dan cadangan
ekonomis agar dapat diketahui skala tambang yang sesuai untuk diterapkan
dengan data cadangan yang ada. Output dari perencanaan tambang ini berupa peta
23
rencana kerja (RK). Diagram alir dalam perencanaan tambang dapat dilihat pada
Gambar 4.1.
Hasil Kegiatan
EKSPLORASI
Sumberdaya (Measured)
Indikator
Ekonomi Kajian
BEG
Layak
CADANGAN
MENERUS SPOTED
Skala
tambang Kajian Probable
Situasi
RK/Mineable
Penambangan
PT. Timah (Persero) Tbk, memakai istilah Break Even Grade sebagai batas
minimal kadar ekonomis untuk ditambang. Adapun perkiraan biaya pada investasi
dan operasi tambang darat pada Tambang Non Konvensional (TN), Tambang
Semprot (TS), dan Tambang Besar (TB) dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Perkiraan Biaya Modal dan Operasi TN, TS, dan TB
(Anonim, 2014)
Sebelum melakukan perhitungan nilai Break Even Grade maka pada tahap
awal harus ditentukan terlebih dahulu nilai Break Even Production yang
langkah langkah yang dilakukan untuk menentukan nilai Break Even Grade
Harga Efisien Tambang (HET) diturunkan dari Harga Logam, Laba Bersih,
dan Over Head. Data yang digunakan untuk mendapatkan nilai HET adalah
sebagai berikut:
Diketahui jika :
25
Kurs = Rp 11.000/USD
= Rp 253.000.000 /ton
Eksplorasi 4% 10.120.000
Royalti 3% 7.590.000
Peleburan 6% 15.180.000
Pemasaran 1% 2.530.000
Total 25 % 63.250.000
Profit 10 % 25.300.000
Jumlah 35 % 88.550.000
Harga over head didapat dari 35 % harga logam sehingga didapatkan nilai
kita dapat menentukan Harga Efisien Tambang (HET) dengan rumus sebagai
berikut :
26
= Rp 253.000.000/ton Rp 88.550.000/ton
= Rp 164.450.000/ton
Production (BEP).
tambang. Berikut perhitungan nilai Break Even Production untuk Tambang Besar
= Rp 3.800.000.000
Rp 164.450.000 /ton
= 23 ton
= Rp 1.800.000.000
Rp 164.450.000/ton
= 10,9 ton
= Rp 1.000.000.000
Rp 164.450.000 /ton
= 6 ton
Dari perhitungan di atas didapatkan nilai Break Even Production tiap tiap
kelas tambang, untuk TB = 23 ton, TS = 10,9 ton, dan TN = 6 ton. Nilai Break
Even Production ini dimaksudkan sebagai titik pulang pokok dalam melakukan
Realisasi (PSB) dengan Produksi dihitung (PDH), untuk PT. Timah nilai koefisien
= 1
Nilai Koefisen Hasil tersebut akan dijadikan nilai koreksi untuk menentukan
nilai Break After KH, yang mana nilai koefisien hasil yang digunakan PT. Timah
Menentukan nilai Break After KH (BAK) untuk tiap tiap kelas tambang
= 23 ton
1
= 23 ton
= 10,9 ton
1
= 10,9 ton
= 6 ton
1
= 6 ton
Nilai Break After KH didapat dari perbandingan nilai BEP dengan Koefisien
untuk TB = 23 ton, TS = 10,9 ton dan TN = 6 ton. Dari nilai BAK inilah dapat
ditentukan pula nilai Break Even Grade dari tiap kelas tambang sesuai dengan
Dari variabel variabel di atas maka perhitungan Break Even Grade dapat
(volume dihitung) yang merupakan kapasitas gali suatu peralatan tambang yang
dapat dilihat dari data cadangan kaksa yang didapat pada Tabel 4.2.
LDH (m2) DDH (m) IDH (m3) TDH (kg/m3) PDH (ton)
Data cadangan di atas merupakan nilai IDH rata rata dari 36 blok data
cadangan, sedangkan untuk menetukan nilai Break Even Grade akan digunakan
data volume dihitung atau IDH/blok sehingga untuk dapat menetukan nilai
dilakukan perhitungan nilai BEG pada tiap tiap kelas tambang yang dapat
= 23 ton x 1000
69.632,17 m3
= 0,330 kg/m3
= 0,156 kg/m3
= 6 ton x 1000
69.632,17 m3
= 0,09 kg/m3
tambang (BEG) pada tiap tiap kelas tambang, untuk TB = 0,330 kg/m3, TS =
ketahui nilai total rata rata grade TDH = 0,368 kg/m3 sehingga dengan data
maupun TN karena nilai grade berada di atas rata rata minimun pada
Untuk menentukan kelas tambang dapat digunakan data yang didapat dari
data cadangan kaksa dan data cadangan normal yang didapat dari data geologi
adalah dengan mengetahui data cadangan pada lapisan kaksa yang memiliki
grade rata-rata (TDH) = 0,368 kg/m3, kemudian nilai TDH yang didapat
31
disesuaikan dengan nilai TDH acuan pada Tabel 4.3, dengan nilai TDH = 0,368
kg/m3, akan sesuai jika dilakukan penambangan dengan mengunakan TB, TN, TS,
ataupun TSK karena grade yang didapat memenuhui syarat pada semua kelas
tambang.
kedalaman rata-rata (DDH), pada data cadangan lapisan normal (kaksa dan
overburden) pada data Tabel 4.4, diketahui nilai DDH = 11,15 m. Berdasarkan
LDH (m2) DDH (m) IDH (m3) TDH (kg/m3) PDH (ton)
Berikut ini merupakan data kedalaman ideal dilihat pada Tabel 4.5 yang
kelas tambang dan menjadi acuan agar tambang tersebut, sesuai dengan kajian
ekonomisnya.
dihitung (DDH) didapatkan klasifikasi kelas tambang yang sesuai yaitu kelas
Tambang Besar (TB) dan Tambang Semprot (TS). Penentuan selanjutnya dapat
berdasarkan data acuan pada Tabel 4.6, berikut penentuan kelas tambang
sebagai berikut :
Diketahui
= 30.000 m3/bulan
= 2.506.758 m3
30.000 m3/bulan
Tambang Besar (TB) 83 bulan atau kurang lebih 7 tahun, berdasarkan data pada
tahun, maka data cadangan tersebut akan sesuai (ekonomis) bila dilakukan
Diketahui
= 18.000 m3/bulan
= 2.506.758 m3
18.000 m3/bulan
didapatkan rentang waktu pengerjaan 139 bulan atau kurang lebih 11 tahun,
dengan kelas Tambang Semprot (TS) tidak ekonomis karena waktu pengerjaan