Anda di halaman 1dari 3

Laporan Modul 8, TA 3122 Pengeboran dan Peledakan

Pemantauan Peledakan
Ahmad Alvian Muarif / Senin, 09.00-11.00/ 18 November 2019
Asisten : 1. Faris Pamungkas (12116006)
2. Danny Hermawan (12116064)
Laboratorium Geomekanika dan Peralatan Tambang
Program Studi Teknik Pertambangan
Institut Teknologi Bandung

Abstrak

Pada praktikum modul 7 ini kami dijelaskan mengenai tata cara melakukan Pemantauan Peledakan. Praktikum ini bertujuan
agar praktikan mengetahui cara pengukuran vibrasi dan air blast dan mampu menganalisis hasil pengukuran vibrasi dan air
blast. Pada praktikum ini dijelaskan mengenai beberapa alat-alat yang digunakan pada pengukuran vibrasi dan air blast.
Dalam melakukan percobaan ini praktikan diajari penggunaan perangkat minimate, geophone, dan microphone. Lalu
menganalasis hasil pengukuran vibrasi dan air blast.Setelah praktikum ini diharapkan praktikan mampu mengukur vibrasi
dan dan air blast dan mampu menganalisis hasil pengukurannya.

A. Dasar Teori  Faktor yang mempengaruhi


Tak terkontrol
Getaran Tanah (ground vibration)  Geologi
 Topografi
 Pelepasan energi kimia seketika menyebabkan medan  Bidang lemah
tegangan dinamik pada batuan sekitarnya.  Respon struktur/ Resonansi
 Medan tegangan menghasilkan deformasi elastik yang
merambat menjauh dari sumber peledakan (dalam Terkontrol
bentuk gelombang seismik, Jaeger & Cook, 1979)  Muatan bahan peledak
 Untuk kasus sumber seismik ‘spherical’ dalam ruang  Jarak
elastik homogen, satu-satunya gerakan yang dihasilkan  Jenis bahan peledak
adalah compressive searah dengan perambatan.  Waktu tunda
 Namun, peledakan tidak selalu ‘spherical’ sempurna dan  Keakurtan system inisiasi
media perambatan tidak selalu kontinyu dan homogen.  Geometri/ arah ledakan
Pembentukan beberapa jenis gelombang seismik
disebabkan oleh kondisi-kondisi non-ideal ini (Grover,  Getaran tanah berhubungan langsung dengan jumlah
1973) muatan bahan peledak, serta jarak antara sumber
 Jenis gelombang seismic peledakan dan titik pemantauan, demikian juga kondisi
massa batuan.
 Perbedaannya, kondisi massa batuan serta jarak antara
sumber peledakan dan titik pemantauan tidak dapat
dikontrol, namun muatan bahan peledak dapat
ditentukan berdasarkan persamaan-persamaan empiris
dari beberapa peneliti (Ambraseys et.al., 1968, Duvall
et.al., 1962, Langefors et.al., 1958) yang semuanya
didasarkan pada metode regresi linier scaled distance.

 Gerakan Partikel

 Upaya mengurangi tingkat vibasi


 Pola penyalaan diatur agar detonasi per lubang
tembak lebih dari 17 ms.
 Kurangi jumlah lubang dan diameter lubang
tembak
 Bagi jenjang penambangan menjadi beberapa
jenjang
 Hindari burden yang terlalu besar >> Fragmentasi
buruk
 Slot/ Line drilling
Ledakan Udara (air blast) Data Percobaan

 Bunyi adalah apa yang manusia dengar Jarak (R) = 200m


 Bising adalah suara yang tidak diinginkan
 Bunyi dihasilkan oleh objek yang bergetar dan sampai PPV bangunan kuno = 2 mm/s
ke telinga pendengar sebagai gelombang di udara
R Ja ra k (m) Q (kg/del a y) PPV(mm/s ) SD l og SD l og PPV
 Air Blast/ ledakan udara adalah sejumlah tertentu energi
200 135.17 14.91 17.202432 1.2355898 1.1734776
bahan peledak yang keluar ke atmosfer
300 273.32 5.26 18.146194 1.2587855 0.7209857
 Penyebabnya :
400 75.41 0.84 46.06229 1.6633455 -0.0757207
 Tekanan Udara
450 309.46 0.46 25.580572 1.4079103 -0.3372422
 Pelepasan Gas
500 162.8 1.12 39.187071 1.5931428 0.049218
 Pelepasan Stemming
750 227.92 0.93 49.67868 1.69617 -0.0315171
 Air Blast menjadi penyebab keluhan utama masyarakat
dibandingkan vibrasi. Perhitungan
 Air Blast merambat melalui udara pada jarak yang jauh.
 Dekat ke sumber peledakan, cepat rambat shock adalah
supersonic, kemudian berkurang (cepat) ke kecepatan
suara.
Grafik Log SD vs Log
 Bila udara homogen (tanpa adanya gradien temperatur PPV
dan arah angin, cepat rambat konstan dan ‘shock front’
menyebar ‘spherical’). 1,4
 Kecepatan suara 340 m/s (STP). Kecapatan bertambah 1,2
(kira-kira) 2% untuk setiap kenaikan temperatur 10oC 1
 Temperatur turun untuk kenaikan elevasi (gradien rata-
rata 0.6oC per 100 m. 0,8 y = -2,0823x + 3,323
R² = 0,5454
 Gradien temperatur adalah penyebab utama 0,6

LOG PPV
ketidakteraturan tekanan air blast (jarak jauh dari 0,4
sumber peledakan)
0,2
0
-0,2 0 0,5 1 1,5 2

-0,4
-0,6
LOG SD

Grafik 1. Log SD vs Log PPV

Log PPV = Log K – nLog SD

y = A + Bx
Gambar 1. Ilustrasi hasil peledakan.
y = -2,0823x + 3,323

A = Log K = 3,323
B. Data dan Pengolahan Data
B = -n = -2,0823
Langkah Percobaan
K = 103,323 = 2103,78

𝑅
𝑃𝑃𝑉 = 𝐾( )−𝑛
Mulai √𝑄𝑚𝑎𝑥
2
−2,0823 𝑃𝑃𝑉
𝑄𝑚𝑎𝑥 = [𝑅/ ( √ )]
Minimate 𝐾
Dinyalakan disambungkan ke
minimate geophone atau
microphone 2
−2,0823 2
𝑄𝑚𝑎𝑥 = [200/ ( √ )]
2103,78
Diatur sesuai
kebutuhan Selesai 𝑄𝑚𝑎𝑥 = 50,064 𝑘𝑔/𝑑𝑒𝑙𝑎𝑦
C. Analisis dan Pembahasan F. Lampiran

Berdasarkan rumus yang tertera pada perhitungan diketahui


bahwa yang mempengaruhi nilai PPV adalah jarak ledakan
dan muatan bahan peledak. Jika muatan bahan peledak
besar maka energy yang dihasilkan juga besar begitu pula
dengan getaran yang dihasilkannya. Bila jarak ledakan 1
dekat maka efek getaran yang dihasilkan akan terasa besar
pula. Sehingga bila semakin besar muatan bahan peledak
dan semakin dekat jarak ledakan maka nilai PPV semakin
besar. PPV (peak particle velocity) merupakan puncak
pergerakan partikel akibat gelombang atau getaran hasil
suatu proses peledakan.

Dari hasil perhitugan diketahui bahwa nilai PPV maksimum 2


yang mampu diterima oleh bangunan kuno adalah 2 mm/s.
Setelah melakukan perhitungan didapat nilai maksimum 3
muatan bahan peledak agar tidak menghasilkan nilai PPV
melebihi nilai PPV maksimum pada jarak 200m adalah
50,064 kg/delay. Apabila muatan yang diberikan melebihi
ketentuan yang disarankan maka akan menghasilkan nilai
PPV yang melebihi PPV maksimum yang menyebakan
bangunan kuno pada jarak 200m akan mengalami Gambar 2. (1).minimate; (2)geophone; (3)microphone.
kerusakan.

D. Kesimpulan dan Saran

Nilai maksimum muatan bahan peledak agar banguan kuno


pada jarak 200m tidak mengalami kerusakan adalah 50,064
kg/delay.

Saran : seabaiknya juga melakukan pengukuran dengan


microphone agar lebih mengerti.

E. Daftar Pustaka

Marihot, Ganda Simangunsong. 2019. Modul


Praktikum Pengeboran dan Peledakan. Bandung:
Departemen Teknik Pertambangan Insitut Teknologi
Bandung
Anggayana, Komang dan Agus Haris W. 2005. Buku
Ajar: Pengeboran Eksplorasi dan Penampangan
Lubang Bor. Bandung: Departemen Teknik
Pertambangan Fakultas Kebumian dan Teknologi
Mineral Institut Teknologi Bandung.

Anda mungkin juga menyukai