Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

KEGIATAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Kegiatan Lapangan


Kegiatan Kerja Praktik di PT Nusa Halmahera Mineral di Desa Gosowong,
Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, dimulai dari tanggal 12 Februari
– 14 maret 2018 hingga selesai. Adapun kegiatan aktivitas penambagan bawah tanah
ini yaitu :
1. Drilling (Pemboran)
2. Blasting (Peledakan)
3. Loading (Pemuatan)
4. Haulling (Pengangkutan)

4.1.1 Pengeboran dan Peledakan


Pada tahapan ini merupakan awal dari penambangan, pengeboran dan
peledakan berdasarkan rencana kemajuan tambang baik itu development maupun
production, biasanya dilakukan 3 m untuk waste dan 2,5 m untuk ore setiap 1
cut/heading.
Pengeboran dilakukan untuk membuat lubang ledak yang akan diisi bahan
peledak. Alat bor yang digunakan adalah Jumbo Drill dengan tipe Axera, tipe DO7-
260, D7- 260, D7-260, dan Quasar Face-drill (1F).

Sumber : Dept. Production PT NHM, 2018.


Gambar 4.1
Jumbo Drill Axera 7-260

30
31

Peledakan pada tunnel dilakukan dengan desain yang telah ditentukan oleh
departemen (drill and blast) PT NHM. Biasanya didesain desain yang sesuai dengan
spesifikasi alatyang beroperasi di dalam tambang. Geometri peledakan yang
digunakan baik tinggi maupun lebar berukuran 5 x 5,5 m. Sedangkan bahan
peledakan yang digunakan adalah ANFA (modifikasi dari ANFO) yang diproduksi PT
Orica Mining Service.
Selain pada tunnel, pengeboran dan peledakan dilakukan juga pada Open
Stope. Dimana badan bijih di ledakan dari level bawah (undercut) ke level atas
(overcut). Pengeboran dan peledakan didesain sesuai ketentuan panjang (span) yang
ditentukan untuk mengambil badan bijih dengan volume yang besar. (Gambar2.8)

Sumber : Dept. Production PT NHM, 2018.


Gambar 4.2
Pengeboran dan Peledakan Long Hole Stope

4.3 Pemuatan dan Pengangkutan


Material hasil peledakan (ore dan waste) dimuat oleh Load Haul Dumptruck
(LHD) type Toro 1400 Loader yang kemudian diangkut menggunakan Articulated
Dump Truck (ADT) type HITACHI AH400 CAT B40D dengan kapasitas 25 ton.
Pengangkutan material dilakukan dari stockpile, dimana ore diangkut ke tempat
penyimpanan sementara (rompad), dan waste ke timbunan/disposal terdekat.
32

Sumber : Dept. Production PT NHM, 2018.


Gambar 4.3
Alat Angkut dan Muat di PT NHM

4.4 Waktu Kerja


PT Nusa Halmahera Mineral mempunyai waktu operasional yang dimulai
pada jam 07.00 – 17.00 (shift 1) dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.1
Jam Kerja PT Nusa Halmahera Mineral
Hari dan Waktu Kerja
No Kegiatan Senin – Minggu Jum’at
Jam Kerja Menit Jam Kerja Menit
1 Masuk Kerja 07.00 - 07.00 -
07.00- 07.00-
2 Kerja Produktif 1 300 270
12.00 11.30
12.00- 11.30-
3 Istirahat 60 90
13.00 13.00
13.00- 13.00-
4 Kerja Produktif 2 240 240
17.00 17.00
5 Pulang 17.00 - 17.00 -
(Sumber : Kegiatan Lapangan PT NHM 2018)

Berdasarkan Tabel 4.1 jam kerja pada hari Jumat didapat waktu lebih singkat
dibandingkan hari kerja lainnya.
4.3.1 Efisiensi Kerja
Efisiensi kerja merupakan waktu kerja yang tersedia secara aktual yang
digunakan sebagai waktu kerja produktif. Untuk mengetahui besarnya efisiensi kerja
33

dapat diukur dengan menghitung selisih waktu produktif kerja terhadap waktu
hambatan.
Tabel 4.2
Waktu Kerja Produktif PT Nusa Halmahera Mineral
No Keterangan n Hari Jam
Hari Kerja
 Jumlah Hari 29
1
 Jumlah Hari Libur 0

Total Hari Kerja 29


Jam Kerja Tersedia
2 a. Jumlah Shift / Hari 1 9
Total Jam Kerja Tersedia (A) 261
Jam Istirahat dan Sholat
Jum'at
Sholat Jumat (0.5
c. 4 2
Jam)
3
d. Istirahat (1 Jam/Hari) 29

Total Jam Istirahat dan Sholat


31
Jumat (B)
Total Waktu Produktif C = (A –
4 230
B)
Sumber : Kegiatan Lapangan PT Panghegar Mitra Abadi

Dari tabel Tabel 4.2 diketahui hasil pengamatan total waktu kerja produktif di
PT Nusa Halmahera Minerals yaitu 230 jam per-29 hari

4.3.2 Efisiensi Kerja Alat Angkut


Tabel 4.5 merupakan data pengamatan total waktu hambatan alat angkut
yang terlihat, sebagai berikut :
Tabel 4.3
Waktu Hambatan Alat Angkut
Periode pertama Waktu Hambatan Yang Tidak Bisa Menit detik Jam
hari 1-10 Dihindari
a. Peralatan Rusak 0 0 0.00
b. Pengisian Bahan Bakar, Oli 0 0 0.00
34

c.
Hujan dan Slippery 0 0 0.00
d.
Pemeriksaan Harian/ Pemanasan 203 4 3.38
e.
Blasting Time 0 0 0.00
II
Waktu Hambatan Yang Bisa Menit
Dihindari
a. Terlambat Awal Kerja 204 43 3.40
b. Waktu Istirahat Lebih Awal 136 21 2.27
c. Waktu Pulang Lebih Awal 343 34 5.72
d. Tidak Ada Operator 0 0 0.00
Total Waktu Hambatan 886 102 14.80
Periode pertama Waktu Hambatan Yang Tidak Bisa Menit detik Jam
hari 11-20 Dihindari
a. Peralatan Rusak 0 0 0.00
b. Pengisian Bahan Bakar, Oli 0 0 0.00
c. Hujan dan Slippery 0 0 0.00
d. Pemeriksaan Harian/ Pemanasan 173 11 2.88
e. Blasting Time 0 0 0.00
II Waktu Hambatan Yang Bisa Menit
Dihindari
a. Terlambat Awal Kerja 173 23 2.88
b. Waktu Istirahat Lebih Awal 136 42 2.27
c. Waktu Pulang Lebih Awal 232 41 3.87
d. Tidak Ada Operator 0 0 0.00
Total Waktu Hambatan 714 117 11.93
Periode pertama Waktu Hambatan Yang Tidak Bisa Menit detik Jam
hari 21-29 Dihindari
a. Peralatan Rusak 0 0 0.00
b. Pengisian Bahan Bakar, Oli 0 0 0.00
c. Hujan dan Slippery 0 0 0.00
d. Pemeriksaan Harian/ Pemanasan 201 14 3.35
e. Blasting Time 0 0.00
II Waktu Hambatan Yang Bisa Menit
Dihindari
a. Terlambat Awal Kerja 184 58 3.07
b. Waktu Istirahat Lebih Awal 126 21 2.10
c. Waktu Pulang Lebih Awal 249 44 4.15
d. Tidak Ada Operator 0 0 0.00
Total Waktu Hambatan 760 137 12.70
Waktu Hamatan Total 2360 356 39.43
Sumber : Kegiatan Lapangan PT Nusa Halmahera Minerals
35

Dari tabel 4.5 diatas dapat diketahui hasil pengamatan total waktu hambatan
alat angkut yang terlihat, maka dapat dihitung efisiensi kerja alat angkut di PT Nusa
Halmahera Mineralssebagai berikut :
We
E = x 100%
Wp
Wp - Wh
= x 100%
Wp
230-39,43
= x 100%
230
= 82,85 %
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa PT Nusa
Halmahera Mineralstermasuk dalam efisiensi sedang untuk alat yang
menggunakan Ban Karet. Hal ini dapat dilihat pada Table 4.4:
Tabel 4.6
Factor Efisiensi Kerja dan Management
Tingkat Efisiensi Operator
Macam Alat
Eff. Baik sekali Eff. Sedang Eff. Kurang baik
92 % = 55 83 % = 50 75% = 45
Crawler Tractor
min/jam min/jam min/jam
83 % = 50 75 % = 45 67% = 30
Ber-ban Karet
min/jam min/jam min/jam
( Sumber : Ir. Partanto, Prodjosumarto. Pemindahan Tanah Mekanis, 2005.)

4.4 Data Lapangan


Waktu edar alat gali – muat dan alat angkut merupakan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan satu siklus pekerjaan. Hubungan kerja antara dua
alat atau lebih dikatakan serasi apabila produksi alat yang melayani sama dengan
produksi alat yang dilayani. Berikut adalah beberapa tahapan dalam satu siklus waktu
edar (cycle time) :
1. Waktu edar alat gali dan muat (CTm)
Waktu edar (cycle time) alat ini meliputi waktu digging (A), swing isi (B), dumping
(C) dan swing kosong (D).
2. Waktu edar alat angkut (CTa)
Waktu edar (cycle time) alat ini meliputi waktu tunggu pengisian (A), maneuver
36

loading (B), loading (C), angkut material (D), waktu tunggu dumping (E), maneuver
dumping (F), dumping (G) dan angkut kosong (H).

4.4.3 Produktivitas Angkut


Didalam menghitung kemampuan produktivitas alat angkut dapat digunakan
persamaan sebagai berikut :
(60 x Ea)x (Hm x FFm x np)x Sfx pi
Pa =
Ca

Keterangan :
Pa = Kemampuan produksi alat angkut (LCM/jam/unit)
Hm = Kapasitas Bucket alat muat (LCM)
FFm = Fill Factor = Faktor pengisian alat muat (%)
np = Jumlah pengisian alat muat untuk penuhi bak alat angkut
Ea = Effisiensi kerja alat angkut (%)
Sf = Swell factor
60 = Konversi satuan waktu (menit ke jam)
Ca = Waktu edar alat angkut (menit)

Tabel 4.9
Kemampuan Produksi Alat Angkut
KEMAMPUAN PRODUKSI ALAT ANGKUT
Jenis Alat Gali
Type Dum Truck
Hino Super Ranger FF 172
Spesifikasi
MA
No Parameter Simbol Nilai Satuan
Bucket
1 Hm 4,6 LCM
Capacity
Bucket Fill
2 FFm 0,75 %
Factor
Working
3 Em 0,88285 %
Efficiency
Swell
4 SF 0,74 %
Factor
Jumlah
5 np 3
Pengisian
(Sumber : Kegiatan Lapangan PT NHM 21018)
37
38

Tabel 4.10
Cycle Time Alat Gali – Muat
Data Rata-rata Cycle Time Menurut Material
Hari Pengambilan OD To Rompad OD to Waste Dump
Data
No. Menit Jam Menit Jam
1 211.97 3.53 58.90 0.98
2 244.92 4.08 66.85 1.11
3 0.00 0.00 274.53 4.58
4 120.22 2.00 138.48 2.31
5 386.77 6.45 0.00 0.00
6 0.00 0.00 281.83 4.70
7 443.30 7.39 31.13 0.52
8 377.72 6.30 0.00 0.00
9 239.87 4.00 74.97 1.25
10 0.00 0.00 275.12 4.59
11 191.18 3.19 141.27 2.35
12 364.68 6.08 0.00 0.00
13 367.60 6.13 0.00 0.00
14 363.00 6.05 34.27 0.57
15 0.00 0.00 281.65 4.69
16 245.12 4.09 72.50 1.21
17 372.23 6.20 0.00 0.00
18 361.63 6.03 0.00 0.00
19 177.90 2.97 136.43 2.27
20 160.32 2.67 124.28 2.07
21 302.58 5.04 30.62 0.51
22 0.00 0.00 270.45 4.51
23 212.70 3.55 136.68 2.28
24 208.32 3.47 65.30 1.09
25 328.30 5.47 0.00 0.00
26 332.07 5.53 35.23 0.59
27 226.32 3.77 102.58 1.71
28 166.85 2.78 126.07 2.10
29 0.00 0.00 267.68 4.46
Cycle Time Total 6405.55 106.76 3026.83 50.45
Cycle Time 220.9 3.7 104.4 1.7
Rata-rata
(Sumber : Kegiatan Lapangan PT NHM 2018)
39

Produksi untuk material dari OD ke Roampad per Hari

Data Produksi perhari


Hari Pengambilan OD to OD to Waste
Data Rompad Dump
1 71.07 35.53
2 71.07 35.53
3 0.00 142.14
4 53.30 71.07
5 106.60 106.60
6 0.00 142.14
7 106.60 17.77
8 106.60 0.00
9 71.07 35.53
10 0.00 142.14
11 53.30 71.07
12 106.60 0.00
13 106.60 0.00
14 106.60 17.77
15 0.00 142.14
16 71.07 35.53
17 106.60 0.00
18 106.60 0.00
19 53.30 71.07
20 53.30 71.07
21 106.60 17.77
22 0.00 142.14
23 71.07 71.07
24 71.07 35.53
25 106.60 0.00
26 106.60 17.77
40

27 71.07 53.30
28 53.30 71.07
29 0.00 142.14
Produksi Total 1936.64 1687.90

Produktivitas untuk material dari OD ke Rampad

(Ea)x (Hm x FFm x Total np/hari)x Sf x 𝜌𝑖


Produksi =

( 0,8285)x (4,6 x 0,75 x 12)x 0,74 x 2,8


=

= 71,07/ hari pertama


Produksi total = (Ph1+Ph2+Ph3+……..Phn)
= 1936,64 ton/ 29 hari

Produktivitas untuk material dari OD ke Waste Dump


(Ea)x (Hm x FFm x Total np/hari)x Sf x 𝜌𝑖
Produksi =

( 0,8285)x (4,6 x 0,75 x 6)x 0,74 x 2,8


=

= 53,53 / hari pertama


Produksi total = (Ph1+Ph2+Ph3+……..Phn)
= 1687,90 ton/ 29 hari

Jumlah total produksi = Produksi OD ke Roampad + Produksi OD ke Waste


Dump
= 1936,64 ton + 1687,90 ton
= 3624.54 ton

4.6 Upaya Peningkatan Produktifitas


41

Adapun upaya untuk perbaikan dan meningkatkan efektifitas produksi


batubara di PT Panghegar Mita Abadi dapat didasarkan atas dua faktor yaitu teknis
dan non teknis.
4.6.1 Faktor Teknis
Faktor teknis merupakan asas penilaian kesiapan suatu usaha dalam
menjalankan kegiatannya yang meliputi ketepatan lokasi, luas produksi, serta
kesiapan mesin dan teknologi. Berdasarkan faktor teknis upaya yang dapat dilakukan
guna memperbaiki serta meningkatkan efektifitas dan efisiensi produksi batuan split
di PT Nusa Halmahera Mineralsantara lain :
1. Perbaikan jalan hauling
Perbaikan jalan hauling khususnya jalan kerjasama dilakukan dengan lebih
memperhatikan besar kemiringan (grade) jalan yang disesuaikan dengan
kemampuan alat, lebar jalan saat lurus maupun belokan disesuaikan dengan
jumlah jalur yang digunakan (dimensi jalan), dan penambahan lapisan diatas
tanah dasar (sepeti tanah laterit dan batu krikil). Dengan melakukan perbaikan
tersebut maka
akan mengurangi biaya perawatan (maintenance) alat angkut, nilai waktu edar
alat angkut, dan resiko kecelakaan kerja. Sehingga secara tidak langsung
dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi produksinya.
2. Optimalisasi Kapasitas
Optimalisasi dilakukan jika kapasitas alat muat belum dimanfaatkan
sepenuhnya. Faktor yang mempengaruhinya yaitu dari kemampuan operator
dalam pengoperasian alat khususnya melakukan digging dengan sempurna
hingga bucket terisi dengan kapasitas maksimal.Sehingga waktu edar menjadi
lebih singkat.
3. Pemanfaatan Alat Dengan Optimal
Hubungan kerja antara dua alat atau lebih dikatakan serasi apabila produksi
alat yang melayani sama dengan produksi alat yang dilayani. Jika cara
sebelumnya belum efektif maka perlu dilakukan pemanfaatan alat dengan
optimal guna memenuhi MF = 1. PT Nusa Halmahera Minerals saat ini hanya
mengoperasikan 3 unit alat angkut dan 1 unit alat muat. Maka perlu
42

dioptimalkan semua unit alat angkut yang tersedia agar keserasian alat dan
produktifitas optimum dapat tercapai sesuai dengan target perusahaan.

4.6.2 Faktor Non Teknis


Upaya perbaikan faktor non teknis dapat dilakukan dengan pemangkasan
hingga penghilangan waktu hambatan yang dapat dihindari seperti pengisian BBM
dan persiapan pulang. Dengan mengurangi atau bahkan menghilangkan faktor
hambatan tersebut maka akan meningkatkan waktu efektif yang berpengaruh pada
meningkatnya tingkat produksi.

Anda mungkin juga menyukai